Anda di halaman 1dari 5

Pengertian beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam

menerima pekerjaan. Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja


yang diterima seseorang harus sesuai dan seimbang terhadap
kemampuan fisik maupun psikologis pekerja yang menerima beban kerja
tersebut. Beban kerja dapat berupa beban kerja fisik dan beban kerja
psikologis. Beban kerja fisik dapat berupa beratnya pekerjaan seperti
mengangkat, merawat, mendorong. Sedangkan beban kerja psikologis
dapat berupa seja
Beban kerja oleh karena faktor eksternal
Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar
tubuh pekerja. Yang termasuk beban kerja eksternal adalah tugas (task)
itu sendiri, organisasi dan lingkungan kerja, ketiga aspek ini sering
disebut sebagai stressor.
Tugas-tugas yang dilakukan baik yang bersifat fisik, seperti stasiun
kerja, sikap kerja, beban yang diangkat-angkut, peralatan , sarana
informasi dll. Sedangkan tugas-tugas yang bersifat mental , seperti
tingkat kesulitan pekerjaan, tanggung jawab terhadap pekerjaan , dll.
Organisasi kerja yang dapat mempengaruhi beban kerja, seperti
lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, kerja malam, model
struktur organisasi, sistem pelimpahan tugas dan wewenang , dll.
Lingkungan kerja yang dapat memberikan beban tambahan kepada
pekerja adalah ; * lingkungan kerja fisik, seperti intensitas penerangan,
kebisingan, temperatur ruangan, getaran , dll. * lingkungan kerja kimiawi,
seperti debu, gas-gas pencemar udara, uap logam, dll. * lingkungan kerja
biologis, seperti bakteri, virus, jamur, parasit dll. * lingkungan kerja
psikologis, seperti pemilihan dan penempatan tenaga kerja, hubungan
antara pekerja dengan pekerja, atasan dan bawahan, dll.

v Beban kerja oleh karena faktor internal


Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh
itu sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja
eksternal. Reaksi tubuh tersebut dikenal sebagai strain . Berat
ringannya strain dapat dinilai baik secara objektif maupun subjektif.
Penilaian secara objektif , yaitu melalui perubahan reaksi fisiologis.
Sedangkan penilaian subjektif dapat dilakukan secara subjektif berkaitan
erat dengan harapan, keinginan, kepuasan dll. Secara lebih ringkas faktor
internal meliputi ; faktor somatis ( jenis kelamin, umur, ukuran tubuh,
kondisi kesehatan, status gizi ) , faktor psikis ( motivasi, persepsi,
kepercayaan, keinginan, kepuasan dll. ).

Secara garis besar, kegiatan manusia dapat digolongkan dalam dua


komponen utama yaitu kerja fisik (menggunakan otot sebagai kegiatan
sentral) dan kerja mental (menggunakan otak sebagai pencetus utama).
Beban kerja yaitu sejumlah kegiatan, waktu, dan energi yang harus
dikeluarkan seseorang baik fisik ataupun mental dengan memberikan
kapasitas mereka untuk memenuhi tuntutan tugas yang diberikan.
Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara sempurna, karena terdapat
hubungan yang erat antara satu dengan lainnya. Apabila dilihat dari
energi yang dikeluarkan, kerja mental murni relatif lebih sedikit
mengeluarkan energi dibandingkan kerja fisik. Kerja fisik akan
mengakibatkan perubahan pada fungsi alat-alat tubuh, yang dapat
dideteksi melalui perubahan :
1.

Konsumsi oksigen

2.

Denyut jantung

3.

Pengeluaran Energi

4.

udara dalam paru-paru

5.

Temperatur tubuh

6.

Konsentrasi asam laktat dalam darah

7.

Komposisi kimia dalam darah dan air seni

8.

Tingkat penguapan, dan faktor lainnya

Kerja fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan erat


dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu bekerja biasanya
ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan pengukuran :
Kecepatan denyut jantung
Konsumsi oksigen
Bilangan nadi atau denyut jantung merupakan peubah yang penting dan
pokok, baik dalam penelitian lapangan maupun dalam penelitian
laboratorium. Dalam hal penentuan konsumsi energi, biasa digunakan
parameter indeks kenaikan bilangan kecepatan denyut jantung. Indeks ini
merupakan perbedaan antara kecepatan denyut jantung pada waktu
kerja tertentu dengan kecepatan denyut jantung pada saat istirahat.
Untuk merumuskan hubungan antara energi ekspenditure dengan
kecepatan denyut jantung, dilakukan pendekatan kuantitatif hubungan
energi ekspenditure kecepatan denyut jantung dengan menggunakan
analisis regresi. Denyut jantung dapat digunakan untuk mengestimasi
pengeluaran energi atau kapasitas aerobik. Penelitian yang dilakukan

oleh Widyasmara [2007] menunjukkan bahwa dengan menggunakan


regresi dapat diketahui hubungan antara denyut jantung, tinggi badan,
berat badan, dan usia dengan energi.

Beban kerja mental yang merupakan perbedaan antara tuntutan kerja


mental dengan kemampuan mental yang dimiliki oleh pekerja yang
bersangkutan.
Beban kerja yang timbul dari aktivitas mental di lingkungan kerja antara
lain disebabkan oleh :
1.
keharusan untuk tetap dalam kondisi kewaspadaan tinggi dalam
waktu lama
2.
kebutuhan untuk mengambil keputusan yang melibatkan
tanggung jawab besar
3.

menurunnya konsentrasi akibat aktivitas yang monoton

4.
kurangnya kontak dengan orang lain, terutama untuk tempat kerja
yang terisolasi dengan orang lain.
Pekerjaan yang bersifat mental sulit diukur melalui perubahan fungsi
faal tubuh. Secara fisiologis, aktivitas mental terlihat sebagai suatu jenis
pekerjaan yang ringan sehingga kebutuhan kalori untuk aktivitas mental
juga lebih rendah. Pada hal secara moral dan tanggung jawab, aktivitas
mental jelas lebih berat dibandingkan dengan aktivitas fisik, karena lebih
melibatkan kerja otak ( white-collar) dari pada kerja otot( Blue-collar).
Dewasa ini aktivitas mental lebih banyak didominasi oleh pekerjapekerja kantor, supervisor dan pimpinan sebagai pengambil keputusan
dengan tanggung jawab yang lebih besar. Menurut Grandjean (1993)
setiap aktivitas mental akan selalu melibatkan unsur persepsi,
interpretasi dan proses mental dari suatu informasi yang diterima oleh
organ sensor untuk diambil suatu keputusan atau proses mengingat
informasi yang lampau. Yang menjadi masalah pada manusia adalah
kemampuan untuk memanggil kembali atau mengingat informasi yang
disimpan. Proses mengingat kembali ini sebagian besar menjadi masalah
bagi orang tua. Seperti kita tahu bahwa orang tua kebanyakan
mengalami penurunan daya ingat. Dengan demikian penilaian beban
kerja mental lebih tepat menggunakan penilaian terhadap tingkat
ketelitian, kecepatan maupun konstansi kerja
Beban fisik

Menurut Astrand & Rodahl (1977) bahwa penilaian beban kerja fisik dapat
dilakukan dengan dua metode secara objektif, yaitu metode penilaian
langsung dan metode tidak langsung. Metode pengukuran langsung yaitu
dengan mengukur energi yang dikeluarkan melalui asupan oksigen
selama bekerja. Meskipun metode dengan menggunakan asupan oksigen
lebih akurat, namun hanya dapat mengukur untuk waktu kerja yang
singkat dan diperlukan peralatan yang cukup mahal. Sedangkan metode
pengukuran tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi
selama kerja. Kemudian Konz (1996) mengemukakan bahwa denyut
jantung adalah suatu alat estimasi laju metabolisme yang baik, kecuali
dalam keadaan emosi. Katagori berat, ringan nya beban kerja didasarkan
pada metabolisme, respirasi, suhu tubuh dan denyut jantung.
Berat ringannya beban kerja yang diterima oleh seorang tenaga kerja
dapat digunakan untuk penentuan berapa lama seorang tenaga kerja
dapat melakukan aktivitas pekerjaannya sesuai dengan kemampuan atau
kapasitas kerja yang bersangkutan. Semakin berat beban kerja maka
semakin pendek waktu kerja seseorang untuk bekerja tampa kelelahan
dan gangguan fisiologis yang berarti atau sebaliknya.
Salah satu kebutuhan utama dalam pergerakan otot adalah
kebutuhan akan oksigen yang dibawa oleh darah ke otot untuk
pembekaran zat dalam menghasilkan energi. Sehingga jumlah oksigen
yang dipergunakan oleh tubuh untuk bekerja merupakan salah satu
indikator pembebanan selama bekerja. Dengan demikian setiap aktivitas
pekerjaan memerlukan energi yang dihasilkan dari proses pembakaran.
Semakin berat pekerjaan yang dilakukan maka akan semakin besar pula
energi yang dikeluarkan. Berdasarkan hal tersebut maka besarnya jumlah
kebutuhan kalori dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan
berat ringannya beban kerja.
Berkaitan hal tersebut , menurut Kepmennaker (1999),
menetapkan kategori beban kerja menurut kebutuhan kalori sebagai
berikut :
v Beban kerja ringan

: 100 200 kilo kalori / jam

v Beban kerja sedang

: > 200 350 kilo kalori / jam

v Beban kerja berat

: > 350 500 kilo kalori / jam

Dampak Beban Kerja


Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik
fisik maupun mental dan reaksi-reaksi emosional seperti sakit kepala,
gangguan pencernaan, dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja
yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang terjadi karena pengurangan
gerak akan menimbulkan kebosanan dan rasa monoton. Kebosanan

dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu
sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga
secara potensial membahayakan pekerja
Perbedaan antara beban kerja fisik dan beban kerja mental
beban kerja fisik
1. mengandalkan kegiatan fisik

2.dipengaruhi faktor eksternal


dan Faktor internal
3. dapat dilakukan pengukuran
dengandata-data kuantitatif

beban kerja mental


1. kelebihan kapasitas
maksimum beban mental
2. dipengaruhi faktor psikologis

3. dapat dilakukan pengukuran


dengan data-data kuantitatif

Recommended Weight Limit (RWL) merupakan rekomendasi batas beban


yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun
pekerjaan tersebut dilakukan secara repetitive dan dalam jangka waktu
yang cukup lama.
Recommended Weight Limit (RWL) ini ditetapkan oleh NIOSH pada tahun
1991 di Amerika Serikat.
Persamaan NIOSH berlaku pada keadaan :
1.
Beban yang diberikan adalah beban statis, tidak ada penambahan
ataupun pengurangan beban di tengah-tengah pekerjaan.
2.

Beban diangkat dengan kedua tangan

3.
Pengangkatan atau penurunan benda dilakukan dalam waktu
maksimal 8 jam.
4.
Pengangkatan atau penurunan beban tidak boleh dilakukan saat
duduk atau berlutut
5.

Tempat kerja tidak sempit.

RWL=LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

Anda mungkin juga menyukai