Konsumsi oksigen
2.
Denyut jantung
3.
Pengeluaran Energi
4.
5.
Temperatur tubuh
6.
7.
8.
4.
kurangnya kontak dengan orang lain, terutama untuk tempat kerja
yang terisolasi dengan orang lain.
Pekerjaan yang bersifat mental sulit diukur melalui perubahan fungsi
faal tubuh. Secara fisiologis, aktivitas mental terlihat sebagai suatu jenis
pekerjaan yang ringan sehingga kebutuhan kalori untuk aktivitas mental
juga lebih rendah. Pada hal secara moral dan tanggung jawab, aktivitas
mental jelas lebih berat dibandingkan dengan aktivitas fisik, karena lebih
melibatkan kerja otak ( white-collar) dari pada kerja otot( Blue-collar).
Dewasa ini aktivitas mental lebih banyak didominasi oleh pekerjapekerja kantor, supervisor dan pimpinan sebagai pengambil keputusan
dengan tanggung jawab yang lebih besar. Menurut Grandjean (1993)
setiap aktivitas mental akan selalu melibatkan unsur persepsi,
interpretasi dan proses mental dari suatu informasi yang diterima oleh
organ sensor untuk diambil suatu keputusan atau proses mengingat
informasi yang lampau. Yang menjadi masalah pada manusia adalah
kemampuan untuk memanggil kembali atau mengingat informasi yang
disimpan. Proses mengingat kembali ini sebagian besar menjadi masalah
bagi orang tua. Seperti kita tahu bahwa orang tua kebanyakan
mengalami penurunan daya ingat. Dengan demikian penilaian beban
kerja mental lebih tepat menggunakan penilaian terhadap tingkat
ketelitian, kecepatan maupun konstansi kerja
Beban fisik
Menurut Astrand & Rodahl (1977) bahwa penilaian beban kerja fisik dapat
dilakukan dengan dua metode secara objektif, yaitu metode penilaian
langsung dan metode tidak langsung. Metode pengukuran langsung yaitu
dengan mengukur energi yang dikeluarkan melalui asupan oksigen
selama bekerja. Meskipun metode dengan menggunakan asupan oksigen
lebih akurat, namun hanya dapat mengukur untuk waktu kerja yang
singkat dan diperlukan peralatan yang cukup mahal. Sedangkan metode
pengukuran tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi
selama kerja. Kemudian Konz (1996) mengemukakan bahwa denyut
jantung adalah suatu alat estimasi laju metabolisme yang baik, kecuali
dalam keadaan emosi. Katagori berat, ringan nya beban kerja didasarkan
pada metabolisme, respirasi, suhu tubuh dan denyut jantung.
Berat ringannya beban kerja yang diterima oleh seorang tenaga kerja
dapat digunakan untuk penentuan berapa lama seorang tenaga kerja
dapat melakukan aktivitas pekerjaannya sesuai dengan kemampuan atau
kapasitas kerja yang bersangkutan. Semakin berat beban kerja maka
semakin pendek waktu kerja seseorang untuk bekerja tampa kelelahan
dan gangguan fisiologis yang berarti atau sebaliknya.
Salah satu kebutuhan utama dalam pergerakan otot adalah
kebutuhan akan oksigen yang dibawa oleh darah ke otot untuk
pembekaran zat dalam menghasilkan energi. Sehingga jumlah oksigen
yang dipergunakan oleh tubuh untuk bekerja merupakan salah satu
indikator pembebanan selama bekerja. Dengan demikian setiap aktivitas
pekerjaan memerlukan energi yang dihasilkan dari proses pembakaran.
Semakin berat pekerjaan yang dilakukan maka akan semakin besar pula
energi yang dikeluarkan. Berdasarkan hal tersebut maka besarnya jumlah
kebutuhan kalori dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan
berat ringannya beban kerja.
Berkaitan hal tersebut , menurut Kepmennaker (1999),
menetapkan kategori beban kerja menurut kebutuhan kalori sebagai
berikut :
v Beban kerja ringan
dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu
sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga
secara potensial membahayakan pekerja
Perbedaan antara beban kerja fisik dan beban kerja mental
beban kerja fisik
1. mengandalkan kegiatan fisik
3.
Pengangkatan atau penurunan benda dilakukan dalam waktu
maksimal 8 jam.
4.
Pengangkatan atau penurunan beban tidak boleh dilakukan saat
duduk atau berlutut
5.
RWL=LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM