6.00
Beban
1.6
kg (27
V.Aliran
Udara
= C)
3.5 m/s
4.00
2.00
0.00
10 20 30 40 50 60 70 80
t (menit)
3.00
2.00
1.00
0.00
10
20
30
40
50
60
70
t (menit)
54
18.00
16.00
14.00
12.00
10.00
Q (kJ/s)
V.Aliran Udara =
3.5 m/s
beban 3.7 kg (27 C)
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
t (menit)
t (menit)
55
20.00
18.00
16.00
14.00
12.00
10.00
Q (kJ/s)
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
V.Aliran Udara =
3.5 m/s
beban 5.3 kg (27 C)
t (menit)
8.00
6.00
beban
5.3
kg (34
V.Aliran
Udara
= C)
3.5 m/s
4.00
2.00
0.00
t (menit)
56
1.2
1
0.8
Laju Pengeringan (kg/jam) 0.6
0.4
0.2
Variasi
Beban pada T Lingkungan
0
(kg, 0C) 0.6 0.690.770.980.781.04
200
150
Periode Pengeringan (menit)
100
50
80 70 140110200150
Variasi Beban pada T Lingkungan
0
Gambar 4.11 Grafik
Pengeringan
(kg, Periode
C)
57
12.93
10.00
8.00
Q (kJ/s)
11.07
11.70
9.69
6.00
4.00
8.21
7.59
6.33
6.26
2.00
0.00
7.82
8.25
10
20
30
40
50
t (menit)
4.86
3.12
60
70
0
80
0
Gambar 4.12 Grafik Pengaruh Suhu Lingkungan terhadap Q pada Beban 1.6 kg
Dari grafik diatas dapat kita lihat pengaruh suhu lingkungan terhadap
perpindahan kalor (Q). Pada pengeringan pakaian dengan beban yang sama (1.6 kg)
terlihat perbedaan besarnya perpindahan kalor yang terjadi. Pada pengeringan
dengan beban 1.6 kg (T lingkungan 27 0C) perpindahan kalor terbesar adalah 12.93
kJ/s lebih tinggi dibandingkan dengan pengeringan pada beban 1.6 kg (T lingkungan
34 0C) yang mana perpindahan kalor terbesarnya adalah 8.25 kJ/s. Hal ini disebabkan
karena semakin tinggi suhu lingkungan maka massa jenis () udara akan semakin
berkurang (table properties of air at 1 atm pressure), begitupun dengan selisih h in
hout (h) nya. Berkurangnya massa jenis () udara membuat laju aliran massanya
semakin kecil. Laju aliran massa yang kecil mengakibatkan perpindahan kalor (Q)
semakin rendah.
Pada Beban 3.7 kg
58
18.00
15.33
16.00
14.00
12.80
12.8512.86
12.24
12.22
12.22
11.57 11.59
12.86
12.00
10.00
9.45
Q (kJ/s)
11.63
10.90
8.00
V.Aliran Udara =
3.5 m/s
beban 3.7 kg (27 C)
6.00 7.54
7.50
4.00
5.25
6.24
2.00
0.00
3.03
5.01
4.36
2.36
0.99
0.46
t (menit)
Gambar 4.13 Grafik Pengaruh Suhu Lingkungan terhadap Q pada Beban 3.7 kg
Dari grafik diatas dapat kita lihat pengaruh suhu lingkungan terhadap
perpindahan kalor (Q). Pada pengeringan pakaian dengan beban yang sama (3.7 kg)
terlihat perbedaan besarnya perpindahan kalor yang terjadi. Pada pengeringan
dengan beban 3.7 kg (T lingkungan 27 0C) perpindahan kalor terbesar adalah 15.33
kJ/s lebih tinggi dibandingkan dengan pengeringan pada beban 3.7 kg (T lingkungan
34 0C) yang mana perpindahan kalor terbesarnya adalah 9.45 kJ/s. Hal ini disebabkan
karena semakin tinggi suhu lingkungan maka massa jenis () udara akan semakin
berkurang (table properties of air at 1 atm pressure), begitupun dengan selisih h in
hout (h) nya. Berkurangnya massa jenis () udara membuat laju aliran massanya
semakin kecil. Laju aliran massa yang kecil mengakibatkan perpindahan kalor (Q)
semakin rendah.
Pada Beban 5.3 kg
59
20.00
18.89
18.00
15.8815.8715.87 15.88
16.00
15.27
15.33
15.25
14.69 14.65
16.11
14.00
15.27
14.69
14.03
12.00
13.40
13.37 13.40
11.35
12.79
12.79
12.46
10.00
10.11
9.39
9.70
Q (kJ/s)
8.90
10.65 10.67
8.00
9.43
6.00
8.18
8.09
7.52
5.74
4.00 6.85
2.00
0.00
0
V.Aliran Udara =
3.5 m/s
beban 5.3 kg (27 C)
beban 5.3 kg (34 C)
t (menit)
Gambar 4.14 Grafik Pengaruh Suhu Lingkungan terhadap Q pada Beban 5.3 kg
Dari grafik diatas dapat kita lihat pengaruh suhu lingkungan terhadap
perpindahan kalor (Q). Pada pengeringan pakaian dengan beban yang sama (5.3 kg)
terlihat perbedaan besarnya perpindahan kalor yang terjadi. Pada pengeringan
dengan beban 5.3 kg (T lingkungan 27 0C) perpindahan kalor terbesar adalah 18.89
kJ/s lebih tinggi dibandingkan dengan pengeringan pada beban 5.3 kg (T lingkungan
34 0C) yang mana perpindahan kalor terbesarnya adalah 16.11 kJ/s. Hal ini
disebabkan karena semakin tinggi suhu lingkungan maka massa jenis () udara akan
semakin berkurang (table properties of air at 1 atm pressure), begitupun dengan
selisih hin hout (h) nya. Berkurangnya massa jenis () udara membuat laju aliran
massanya semakin kecil. Laju aliran massa yang kecil mengakibatkan perpindahan
kalor (Q) semakin rendah.
60
1.2
1.0
0.9
0.6
0.8
0.77
0.7
0.60
0.4
0.2
0 Variasi Beban pada T Lingkungan
0
(kg,0.6
C) 0.69 0.77 0.98 0.78 1.04
61
kemudian dilanjutkan ke drum pengering. Jika suhu lingkungan tinggi maka udara
yang masuk tingkat kelembabannya akan rendah, kelembaban menandakan jumlah
kadar uap air yang terikat pada udara. Semakin rendah kelembaban maka kadar uap
airnya semakin sedikit sehingga udara yang dipanaskan pada ruang pembakaran,
suhunya akan lebih tinggi dibanding bila udara tersebut tingkat kelembabannya
tinggi. Kelembaban udara juga berpengaruh terhadap proses pemindahan uap air
didalam drum pengering. Apabila kelembaban udara rendah, maka perbedaan
tekanan uap air di dalam dan di luar bahan menjadi besar sehingga mempercepat
pemindahan uap air dari dalam bahan keluar. Suhu ruang pembakaran yang tinggi
disertai tingkat kelembaban yang rendah mempersingkat periode pengeringan
sehingga meningkatkan laju pengeringan untuk bahan tersebut.