Anda di halaman 1dari 9

53

7. Grafik Hasil Perhitungan


Grafik Q terhadap t pada beban 1.6 kg dan suhu lingkungan 27 0C
14.00
12.00
10.00
8.00
Q (kJ/s)

6.00

Beban
1.6
kg (27
V.Aliran
Udara
= C)
3.5 m/s

4.00
2.00
0.00

10 20 30 40 50 60 70 80
t (menit)

Gambar 4.4 Grafik Q vs t pada Beban 1.6 kg (T Lingkungan 27 0C)


Grafik Q terhadap t pada beban 1.6 kg dan suhu lingkungan 34 0C
9.00
8.00
7.00
6.00
5.00
Q (kJ/s) 4.00
beban 1.6 kg (34 C)
V.Aliran Udara =
3.5 m/s

3.00
2.00
1.00
0.00

10

20

30

40

50

60

70

t (menit)

Gambar 4.5 Grafik Q vs t pada Beban 1.6 kg (T Lingkungan 34 0C)


Grafik Q terhadap t pada beban 3.7 kg dan suhu lingkungan 27 0C

54

18.00
16.00
14.00
12.00
10.00
Q (kJ/s)

V.Aliran Udara =
3.5 m/s
beban 3.7 kg (27 C)

8.00
6.00
4.00
2.00
0.00

t (menit)

Gambar 4.6 Grafik Q vs t pada Beban 3.7 kg (T Lingkungan 27 0C)


Grafik Q terhadap t pada beban 3.7 kg dan suhu lingkungan 34 0C
10.00
9.00
8.00
7.00
6.00
5.00
Q (kJ/s)
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00

beban 3.7 kg (34 C)


V.Aliran Udara =
3.5 m/s

t (menit)

Gambar 4.7 Grafik Q vs t pada Beban 3.7 kg (T Lingkungan 34 0C)

Grafik Q terhadap t pada beban 5.3 kg dan suhu lingkungan 27 0C

55

20.00
18.00
16.00
14.00
12.00
10.00
Q (kJ/s)
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00

V.Aliran Udara =
3.5 m/s
beban 5.3 kg (27 C)

t (menit)

Gambar 4.8 Grafik Q vs t pada Beban 5.3 kg (T Lingkungan 27 0C)


Grafik Q terhadap t pada beban 5.3 kg dan suhu lingkungan 34 0C
18.00
16.00
14.00
12.00
10.00
Q (kJ/s)

8.00
6.00

beban
5.3
kg (34
V.Aliran
Udara
= C)
3.5 m/s

4.00
2.00
0.00

t (menit)

Gambar 4.9 Grafik Q vs t pada Beban 5.3 kg (T Lingkungan 34 0C)

Grafik Laju Pengeringan

56

1.2
1
0.8
Laju Pengeringan (kg/jam) 0.6
0.4
0.2

Variasi
Beban pada T Lingkungan
0
(kg, 0C) 0.6 0.690.770.980.781.04

Gambar 4.10 Grafik Laju Pengeringan


Grafik Periode Pengeringan
250

200

150
Periode Pengeringan (menit)
100

50

80 70 140110200150
Variasi Beban pada T Lingkungan
0
Gambar 4.11 Grafik
Pengeringan
(kg, Periode
C)

B. Analisa dan Pembahasan


1. Pengaruh Suhu Lingkungan terhadap Perpindahan Kalor

57

Pada Beban 1.6 kg


14.00
12.00
12.86

12.93

10.00
8.00
Q (kJ/s)

11.07

11.70

9.69

6.00
4.00

8.21

7.59

6.33

6.26

2.00
0.00

beban 1.6 kg (27 C)


V.Aliran Udara =
beban
1.6 kg (34 C)
3.5 m/s

7.82
8.25

10

20

30

40

50

t (menit)

4.86
3.12

60

70
0

80
0

Gambar 4.12 Grafik Pengaruh Suhu Lingkungan terhadap Q pada Beban 1.6 kg
Dari grafik diatas dapat kita lihat pengaruh suhu lingkungan terhadap
perpindahan kalor (Q). Pada pengeringan pakaian dengan beban yang sama (1.6 kg)
terlihat perbedaan besarnya perpindahan kalor yang terjadi. Pada pengeringan
dengan beban 1.6 kg (T lingkungan 27 0C) perpindahan kalor terbesar adalah 12.93
kJ/s lebih tinggi dibandingkan dengan pengeringan pada beban 1.6 kg (T lingkungan
34 0C) yang mana perpindahan kalor terbesarnya adalah 8.25 kJ/s. Hal ini disebabkan
karena semakin tinggi suhu lingkungan maka massa jenis () udara akan semakin
berkurang (table properties of air at 1 atm pressure), begitupun dengan selisih h in
hout (h) nya. Berkurangnya massa jenis () udara membuat laju aliran massanya
semakin kecil. Laju aliran massa yang kecil mengakibatkan perpindahan kalor (Q)
semakin rendah.
Pada Beban 3.7 kg

58

18.00
15.33
16.00

14.00

12.80
12.8512.86
12.24
12.22
12.22
11.57 11.59

12.86

12.00

10.00
9.45
Q (kJ/s)

11.63

10.90

8.00

V.Aliran Udara =
3.5 m/s
beban 3.7 kg (27 C)

6.00 7.54

7.50

4.00

5.25

6.24

2.00
0.00

beban 3.7 kg (34 C)

3.03

5.01
4.36
2.36

0.99
0.46

t (menit)

Gambar 4.13 Grafik Pengaruh Suhu Lingkungan terhadap Q pada Beban 3.7 kg
Dari grafik diatas dapat kita lihat pengaruh suhu lingkungan terhadap
perpindahan kalor (Q). Pada pengeringan pakaian dengan beban yang sama (3.7 kg)
terlihat perbedaan besarnya perpindahan kalor yang terjadi. Pada pengeringan
dengan beban 3.7 kg (T lingkungan 27 0C) perpindahan kalor terbesar adalah 15.33
kJ/s lebih tinggi dibandingkan dengan pengeringan pada beban 3.7 kg (T lingkungan
34 0C) yang mana perpindahan kalor terbesarnya adalah 9.45 kJ/s. Hal ini disebabkan
karena semakin tinggi suhu lingkungan maka massa jenis () udara akan semakin
berkurang (table properties of air at 1 atm pressure), begitupun dengan selisih h in
hout (h) nya. Berkurangnya massa jenis () udara membuat laju aliran massanya
semakin kecil. Laju aliran massa yang kecil mengakibatkan perpindahan kalor (Q)
semakin rendah.
Pada Beban 5.3 kg

59

20.00
18.89
18.00
15.8815.8715.87 15.88
16.00
15.27
15.33
15.25
14.69 14.65
16.11
14.00
15.27
14.69
14.03
12.00
13.40
13.37 13.40
11.35
12.79
12.79
12.46
10.00
10.11
9.39
9.70
Q (kJ/s)
8.90
10.65 10.67
8.00
9.43
6.00
8.18
8.09
7.52
5.74
4.00 6.85
2.00
0.00
0

V.Aliran Udara =
3.5 m/s
beban 5.3 kg (27 C)
beban 5.3 kg (34 C)

t (menit)

Gambar 4.14 Grafik Pengaruh Suhu Lingkungan terhadap Q pada Beban 5.3 kg
Dari grafik diatas dapat kita lihat pengaruh suhu lingkungan terhadap
perpindahan kalor (Q). Pada pengeringan pakaian dengan beban yang sama (5.3 kg)
terlihat perbedaan besarnya perpindahan kalor yang terjadi. Pada pengeringan
dengan beban 5.3 kg (T lingkungan 27 0C) perpindahan kalor terbesar adalah 18.89
kJ/s lebih tinggi dibandingkan dengan pengeringan pada beban 5.3 kg (T lingkungan
34 0C) yang mana perpindahan kalor terbesarnya adalah 16.11 kJ/s. Hal ini
disebabkan karena semakin tinggi suhu lingkungan maka massa jenis () udara akan
semakin berkurang (table properties of air at 1 atm pressure), begitupun dengan
selisih hin hout (h) nya. Berkurangnya massa jenis () udara membuat laju aliran
massanya semakin kecil. Laju aliran massa yang kecil mengakibatkan perpindahan
kalor (Q) semakin rendah.

2. Pengaruh Suhu Lingkungan terhadap Laju Pengeringan

60

1.2
1.0
0.9

0.6

0.8

0.77

0.7

0.60

Laju Pengeringan (kg/jam) 0.6

0.4

0.2
0 Variasi Beban pada T Lingkungan
0
(kg,0.6
C) 0.69 0.77 0.98 0.78 1.04

Gambar 4.15 Grafik Pengaruh Suhu Lingkungan terhadap Laju Pengeringan


Dari grafik diatas dapat kita lihat pengaruh suhu lingkungan terhadap laju
pengeringan. Pada beban yang sama laju pengeringan akan semakin besar bila
pakaian dikeringkan (mesin pengering) pada suhu lingkungan yang lebih tinggi.
Terlihat pada grafik diatas laju pengeringan pada beban 1.6 kg, 3.7 kg dan 5.3 kg (T
lingkungan 34 0C) sebesar 0.69 kg/jam, 0.98 kg/jam dan 1.04 kg/jam lebih tinggi
dibanding dengan laju pengeringan pada beban 1.6 kg, 3.7 kg dan 5.3 kg (T
lingkungan 27 0C) yang hanya sebesar 0.60 kg/jam, 0.77 kg/jam dan 0.78 kg/jam.
Hal ini disebabkan karena pada suhu lingkungan yang tinggi, suhu pada ruang
pembakaran akan meningkat. Tercatat pada T lingkungan 27 0C (T ruang pembakaran
55-80 0C) sedangkan pada T lingkungan 34 0C (T ruang pembakaran 60-85 0C).
Terjadinya perubahan suhu pada ruang pembakaran dikarenakan dampak dari
modifikasi penambahan kipas pada mesin pengering.
Kipas membawa udara dari lingkungan kedalam ruang pembakaran dan drum
pengering. Udara tersebut mengalami pemanasan di ruang pembakaran yang

61

kemudian dilanjutkan ke drum pengering. Jika suhu lingkungan tinggi maka udara
yang masuk tingkat kelembabannya akan rendah, kelembaban menandakan jumlah
kadar uap air yang terikat pada udara. Semakin rendah kelembaban maka kadar uap
airnya semakin sedikit sehingga udara yang dipanaskan pada ruang pembakaran,
suhunya akan lebih tinggi dibanding bila udara tersebut tingkat kelembabannya
tinggi. Kelembaban udara juga berpengaruh terhadap proses pemindahan uap air
didalam drum pengering. Apabila kelembaban udara rendah, maka perbedaan
tekanan uap air di dalam dan di luar bahan menjadi besar sehingga mempercepat
pemindahan uap air dari dalam bahan keluar. Suhu ruang pembakaran yang tinggi
disertai tingkat kelembaban yang rendah mempersingkat periode pengeringan
sehingga meningkatkan laju pengeringan untuk bahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai