Anda di halaman 1dari 5

Manifestasi klinis

Bicara spontan tidak lancar


agramatisme : gangguan yang memperlihatkan pengurangan dan penyederhanaan
betuk-bentuk gramatika
gangguan morfosintaksis
disprosodi
keadaan paling parah, proses bicara terbatas pada kalimat satu kata, yang terdiri atas
kata benda.
Kesulitan memilih kata yang tepat mengutarakan hubungan keluarga suami saudara
saya (jadi kata ipar) dalam bahasa.
Fonemis sehingga sering menggunakan parafasia literal (kata yg mirip)
Sering disertai dengan apraksia verbal (lamban dengan artikulasi buruk)
Perseverasi
Kesulitan menentukan kata
Memiliki sejumlah kalimat lengkapyang dipakai secra otomatis dan stereotipis,
misalnya ya, saya juga tahu atau memaang sulit sekali
Cenderung depresi
Frustasi
Rasa marah
Tidak sengaja memaki sehingga keluarganya tidak enak.
Pemahaman auditif percakapan seperti normal, tetapi terganggu seperti:
o Arti kalimat tergantung dari struktur gramatika
o Kalimat redudan (terulang) secara minimal
o Kalimat mengandung lebih dari satu pesan.
Meniru ucapan terganggu
Membaca sambil bersuara menjadi sulit
Membaca dengan pemahaman dari segi kualitatif sama dengan pemahaman audit.
Kalimat tertulis mengandung gramatikal kecil tidak terlalu paham. Keuntungan: bisa
mengatur sendiri kecepatan membacanya dan dapat diulang kembali. Kerugian: tidak
memperoleh keterangan yang diungkapan dengan prosodi.
Menulis memperlihatkan persamaan dengan bicara, ejaan yang salah, huruf biasanya
besar, bentuknya buruk, dan tidak bersambung.
Meniru tulisan biasanya dapat dilakukan
Penamaan kata lebih baik daripada penemuan kata pada waktu berbicara spontan
Mengucapkan sajak dan menyanyi masih teringat cukup baik

Pemeriksaan Penunjang

1. TT / Token Test
Tujuan: menentukan diagnosis differensial afasia ya/tidak
Tes yang hanya memeriksa pemahaman bahasa auditif tanpa mengandalkan daya
ingat atau intelligenssi pasien terdiri 4 bagian yang masing-masing terdiri dari 10
tugas dan 1 bagian yang terdiri atas 21 tugas. Setiap bagian berikutnya menambah
tuntutan pemahaman auditif sehingga pada bagian terakhir.
Bahan: 4x5 token (bundar dan persegi 4 yang besar dan kecil, dalam 5 warna yang
berbeda), buku instruksi dan beberapa formulir skor cut-off score menurut umur
dan tingkat inteligensi.
Waktu: 20-30 menit
Peka melacak afasia ringan
2. MTDA / Minnesota Test For Differensial Diagnosis of Aphasia
Tujuan:
o pemeriksaan luas terhadap kekuatan dan kelemahan dalam segala modalitas
bahasa untuk digunakan sebagai petunjuk dala perencanaan penanganan
o diagnosis differensia afasia ya/tidak
o diagnosis differensia afasia dengan/tanpa apraksia, disatria, gangguan persepsi
o peramalan pemulihan.
Test ini memberi berbagai titik kaitan untuk penanganan yang terdiri dari 46 substest
terbagi atas 5 bagian, yakni gangguan auditif, gangguan visual motoris dan membaca,
gangguan bicara dan bahasa, gangguan visual motoris dan menulis serta ganggguan
menghitung.
Waktu: 2-6 jam
Kelemahan. Bila test diulang, kemajuan sering tidak nampak.
3. FCP / Functional Communication profile
Tujuan: memeriksa komunikasi fungsional
Test ini terdiri 1 buku pedoman dan 1 formulir skor yang terdiri atas 45 fungsi
komunikatif sehari-hari. Fungsi dibagi ke 5 kategori:
o Gerakan (gerak-isyarat)
o Bicara
o Pemahaman auditif
o Membaca
o Lain-lainnya (menulis dan berhitung)
Maksimal skor 100. Titik tolak pemberian skor adalah taraf premorbid (sebelum
sakit) pasien.
Keuntungan: pemberian skor cermat dan dapat mengukur efek terapi komunikasi
fungsional.
4. BDAE / Bonston Diagnostic Aphasia Examination
Tujuan:
o Mendiagnosis afasia dan sindrome afasia serta memberi kesimpulan tentang
lokasi serebral.

o Mengukur tingkat prestasi seseorang


o Melakukan penelitian yang luas mengenai kemungkinan dan gangguan segala
modalitas bahasa, sebagai pemandu terapi.
Test terdiri 27 substes yang dikelompokan dalam lima bagian:
o Bicara spontan
o Pemahaman auditif
o Ekspresi lisan
o Membaca dengan pemahaman
o menulis
Waktu : 1-3 jam
Keuntungan. Dapat membedakan jenis afasia Broca, Wernicle, Konduksi, Anatomis
dan ketiga sindrom afasia transkorikal.
5. AAT / Akense Afasie Test
Tujuan:
o melakukan diagnosis differensial afasia ya/tidak pada orang yang mengalami
cedera otak
o melakukan diagnosis banding yakni Afasia Global, Broca, Wernicle dan
Amnestis
o mencatat gangguan afatis kedalam modalitas bahasa
o menetapkan keparahan gangguan afasia berdasarkan profil prestasi
o membuat deskripsi gangguan dan berbagai ciri bahasa.
Terdiri dari 6 bagian:
o
o
o
o
o
o

bicara spontan
ringkasan TT
meniru ucapan
bahasa tertulis
menamai
pemahaman bahasa (audit dan visual)

Bicara spontan ditelaah 6 taraf:


o
o
o
o
o
o

komunikasi
artikulasi dan prosodi
bahasa otomatis
struktur semantis
struktur fonolgi
struktur sintaksis

Waktu : 60-90 menit


6. CADL/ Communicative Abilities in Daily Living
Tujuan: memeriksa kemampuan komunikatif dalam berbagai situasi
10 kategori perilaku bahasa dibedakan:

o Membaca mneulis dan pengguanaan angka (berhitung, jam)


o Speech-act
o Pengggunaan korteks verbal dan nonverbal
o Permainan peranan
o Perilaku komunikatif yang berkaitan dengan hubungan dan urutan
o Peraturan sosial
o Kelainan
o Komunikasi simbolis non verba
o Deiksis
o humor
Waktu 35-40 menit
7. SAN Test
Test ini hanya untuk mengukur pemahaman bahasa auditif dan pemakaian bahasa
lisan lisan saja. Pemakaian bahasa spontan dinilai dari kecepatan berbicara dan
kemampuan komunikatif. Bahannya terdiri atas pertanggungjawaban konstruksi dan
pemberian norma, sebuah pedoman, beebrapa formulir skor dan 4 buah buku test.
Waktu maksimal 1 jam, mudah singkat.
Kekurangan. Bila diulang testnya kurang dapat menyatakan perubahan.
8. UCO / Utrechts Communication Onderzoek
Tujuan: memperoleh keterangan jelas mengenai kemungkinan dan keterbatasan
komunikasi pasien sehingga penanganan dapat menyusun nasehat terarah mengenai
komunikasi dengan lingkungannya.
Terdiri dari 18 substes kecilterbagi atas 5 bagian:
o Pemahaman nonverbal
o Pemahaman verbal
o Ungkapan nonverbal
o Ungkapan verbal
o Komunikasi spontan
Waktu 30-45 menit
Menilai aspek bahasa, ekspresi wajah, menunjuk, gerak isyarat dan menggambar.
Cocok untuk pasien terbaring di tempat tidur.
Pemeriksaan
Tujuan
I A. Afasia ya/tidak
B. Afasia/ gangguan lain
C. Sindrom afasia
II

III

TT
+

MTDA
+

A. Gangguan bahasa
B. Kemungkinan komunikasi
C. Kom. fungsional

Efek Terapi

+3)

1) Dengan bantuan test nonverbal


2) Hanya bahasa lisan
3) Hanya aspek-aspek yang telah diperiksa

FCP

BDAE
+
+1)
+

AAT
+
+
+

CADL

SAN
+

UCO

+2)
+

+
+3)

+
+3)

+3)

+3)

+3)

Tabel : iktisar pemeriksaan afasia dan tujuan penggunaannya.

Anda mungkin juga menyukai