Anda di halaman 1dari 7

AUDIT ATAS TRANSAKSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS

A.

sifat transaksi

B.

kegiatan pengendalian

C.

mendapatkan pemahaman dan menilai risiko pengendalian

D.

pengujian pengendalian

E.

prosedur analitis

F.

pengujian substantive

A. SIFAT TRANSAKSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS


Laporan penerimaan dan pengeluaran kas akan dapat digunakan sebagai dasar dalam
menaksir kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau
dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas. Penyusunan laporan
sumber dan pengeluaran kas dapat dilakukan dengan meringkas jurnal penerimaan kas, dan
jurnal pengeluaran kas. Cara ini memakan waktu yang lama karena harus menggolongkan setiap
transaksi kas menurut sumber masing-masing dan tujuannya.
Transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi kas antara lain :
a. Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi terhadap
aktiva tetap.
b. Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dan
penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena aktiva yang bersangkutan telah
habis disusut atau tidak dipakai lagi.
Arus kas yang timbul dari aktivitas operasi dapat dilaporkan atas dasar arus kas bersih dalam
hal:
1. Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan penerima manfaat arus kas tersebut lebih
mencerminkan aktivitas pihak lain daripada aktivitas pemerintah. Salah satu contohnya adalah
hasil kerjasama operasional (KSO).
2. Penerimaan dan pengeluaran kas untuk transaksi-transaksi yang perputarannya cepat, volume
transaksi banyak, dan jangka waktunya singkat.

KAS DI BENDAHARA PENERIMAAN KAS


Tujuan prosedur Audit berikut ini adalah untuk memastikan bahwa pengakuan, pengukuran, dan
pelaporan akun telah sesuai dengan SAP serta akurasi, kehandalan dan keabsahan LK telah
terpenuhi, yaitu :
1.

Kas di Bendahara Penerimaan mencakup seluruh kas, baik itu saldo rekening di bank

maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah tanggung jawab Bendahara Penerimaan yang
sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan.
2. Kas di Bendahara Penerimaan yang disajikan dalam neraca adalah kas yang benar-benar
menjadi hak negara pada tanggal Neraca.
3. Kas di Bendahara Penerimaan disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam
valuta asing, maka dikonversi menjadi rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia
pada tanggal Neraca.
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan diperoleh dari Laporan Keadaan Kas (LKK) Bendahara
Penerimaan yang dilampiri bukti penerimaan kas dari wajib pungut. Pada akhir tahun, saldo Kas
di Bendahara Penerimaan harus nihil, namun apabila tidak nihil maka harus disajikan dalam
Neraca.
Dokumen yang Diperlukan :
1.

Rekening Koran;

2.

Buku Kas Umum;

3.

Buku Kas Pembantu;

4.

Berita Acara Pemeriksaan Kas;

5.

Register Penutupan Kas;

6.

Memo Penyesuaian Kas di Bendahara Penerimaan;

7.

SSBP dan SSP.

B. KEGIATAN PENGENDALIAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS


Pengendalian terhadap kas dilakukan oleh menteri/ pimpinan lembaga/ gubernur/ bupati/
walikota/ kapala kantor/ satuan kerja.

(1) Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.
(2) Pembukuan dan penutupan rekening kas harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang
berwenang.
(3) Pencatatan dalam jurnal pengeluaran harus didasarkan pada bukti kas keluar yang telah
mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang dan yang dilampiri dengan dokumen
pendukung yang lengkap.
(4) Saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan
yang tidak semestinya.

C. MENDAPATKAN

PEMAHAMAN

DAN

MENILAI

RISIKO

PENGENDALIAN

PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS


Membuat penelaahan teknis terhadap statemen keuangan, membuat penaksiran akhir
terhadap transaksi penerimaan dan pengeluaran yang dirasa tidak sesuai dengan bukti ,
memformulasikan pendapat dan menuliskan konsep laporan audit, membuat penelaahan akhir
terhadap kertas kerja audit.
D. PENGUJIAN PENGENDALIAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS
1.

Pahami sistem dan prosedur yang berkaitan dengan pengelolaan, pencatatan dan pelaporan

kas di bendaharawan. Deskripsikan dalam bentuk flowchart atau narasi


2.

Pastikan apakah entitas:


a.

Melaksanakan cek fisik kas (kas di bendaharawan) yang dilakukan secara rutin dan

disaksikan pejabat yang berwenang, yang dibuktikan dengan adanya Berita Acara Pemeriksaan
Kas;
b.

Menerima rekening koran secara periodik;

c.

Melakukan prosedur rekonsiliasi dengan Bank atas perbedaan saldo rekening koran

dengan buku kas di bendahara pengeluaran


Langkah-langkah Audit Kas di Bendahara Penerimaan
1.

Pastikan bahwa saldo Kas di Bendahara Penerimaan yang disajikan di Neraca hanya

mencakup hak negara yang belum disetorkan dan tidak mencakup uang milik pihak ketiga

(seperti uang hasil lelang pihak ketiga dan uang jaminan), melalui perbandingan dengan
perhitungan yang dibuat oleh unit teknis.
2.

Pastikan bahwa saldo kas di Bendahara Penerimaan pada akhir tahun anggaran adalah nihil,

melalui penelusuran ke Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Register Penutupan Kas. Apabila
saldo kas tidak nihil, maka pastikan bahwa saldo tersebut telah disetorkan ke Kas Negara,
melalui penelusuran ke dokumen SSBP-nya.
3.

Pastikan bahwa saldo Kas di Bendahara Penerimaan telah disajikan sebesar nilai rupiahnya

dengan menelusuri Register Penutupan Kas. Apabila terdapat saldo kas dalam valuta asing,
pastikan bahwa saldo tersebut telah dikonversi ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs
tengah Bank Indonesia pada tanggal Neraca, melalui permintaan keterangan dan perbandingan
ke kurs tengah Bank Indonesia per tanggal Neraca.
KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN KAS
Tujuan prosedur Audit berikut ini adalah untuk memastikan bahwa pengakuan, pengukuran, dan
pelaporan akun telah sesuai dengan SAP serta akurasi, kehandalan dan keabsahan LK telah
terpenuhi, yaitu :
1.

Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan kas yang dikuasai, dikelola, dan di bawah

tanggung jawab Bendahara Pengeluaran, yang berasal dari sisa Uang Persediaan (UP) dan
Tambahan Uang Persediaan (TUP) yang belum dipertanggungjawabkan atau disetorkan kembali
ke Kas Negara per tanggal Neraca.
2.

Kas di Bendahara Pengeluaran mencakup seluruh saldo rekening Bendahara Pengeluaran,

uang logam, uang kertas dan lain-lain kas termasuk bukti pengeluaran yang belum
dipertanggungjawabkan yang sumbernya berasal dari dana UP yang belum disetor kembali ke
Kas Negara per tanggal Neraca.
Kas di Bendahara Pengeluaran disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam
valuta asing, maka dikonversi ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia pada tanggal Neraca.
Dokumen yang Diperlukan :
1.

Rekening Koran;

2.

Buku Kas Umum;

3.

Buku Kas Pembantu;

4.

Berita Acara Pemeriksaan Kas;

5.

Register Penutupan Kas;

6.

Surat Setoran Bukan Pajak(SSBP)/Surat Setoran Pajak(SSP);

7.

SPM, SP2D-UP dan SP2D-TUP;

8.

Memo Penyesuaian Kas di Bendahara Pengeluaran;

9.

Bukti-bukti pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan.

PENGELUARAN KAS
1.

Dapatkan saldo kas bendaharawan pengeluaran di Neraca dan bandingkan dengan

rinciannya dari tingkat Eselon I sampai tingkat satker (satker Kantor Pusat/KP, Kantor
Daerah/KD, Tugas Pembantuan/TP dan Dekonsentrasi/DK). Jika ada perbedaan, telusuri
penyebabnya;
2.

Untuk tingkat satker, Lakukan pengujian secara uji petik atas keberadaan kas di

bendaharawan pengeluaran dengan :


a.

Dapatkan berita acara penutupan kas akhir tahun dan BKU

b.

Lakukan perhitungan ulang saldo kas menurut berita acara penutupan kas dan BKU.

Yakinkan saldo kas BKU hasil perhitungan ulang sesuai dengan saldo menurut BA penutupan
kas hasil perhitungan ulang. Jika terdapat perbedaan, lakukan penelusuran penyebabnya.
c.

Teliti apakah terhadap jumlah saldo di Bendahara Pengeluaran per tanggal 31

Desember 2009 tersebut telah dibuat SPM GU Nihilnya dan apabila masih ada saldo yang belum
di-SPM GU Nihilkan, apakah saldo tersebut disetor ke KPPN atau diluncurkan ke tahun
anggaran 2009;
d.

Jika tim meragukan validitas rekening koran, lakukan konfirmasi ke Bank atas

keabsahan rekening koran tersebut.


3.

Secara uji petik, yakinkan bahwa saldo kas bendaharawan pengeluaran di satker TP, DK,

KD dan KP secara berjenjang telah dilaporkan di laporan keuangan eselon I untuk selanjutnya
dilaporkan di neraca;
a.

Lakukan pengujian tambah, kurang atas perhitungan saldo dan cek ke buku

pendukungnya untuk menyakini keakurasian angkanya;

b.

Secara uji petik dapatkan dokumen sumber penambahan dan pengurangan kas yang

terdiri dari SP2D LS UP, SP2D LS TUP, SP2D GU nihil, SSBP pengembalian UP. Telusuri
bahwa saldo kas satker telah dicatat dalam neraca sesuai dengan dokumen sumbernya.
Yakinkan bahwa penyajian dan pengeluaran di kas bendaharawan pengeluaran telah sesuai
dengan nature of account-nya;
Jika setelah tanggal 31 Desember 2009 saldo kas di bendahara pengeluaran telah disetorkan,
yakinkan Eselon I yang telah melakukan penyetoran diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan;
E. PROSEDUR ANALITIS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS
Bandingkan saldo tahun lalu dengan tahun sekarang lalu analisis fluktuasinya. Hasil analisa
dapat digunakan untuk menentukan fokus pemeriksaan substantif atas transaksi
Langkah-langkah Audit Kas di Bendahara Pengeluaran
1.

Pastikan bahwa saldo Kas di Bendahara Pengeluaran yang disajikan di Neraca hanya

mencakup UP dan TUP dengan membandingkan saldo kas (Uang Tunai di Brankas, Saldo
rekening Koran di Bank, bukti-bukti pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan, dan tidak
termasuk Jasa Giro) dengan SP2D-UP dan SP2D-TUP.
2.

Pastikan bahwa saldo Kas di Bendahara Pengeluaran telah disajikan sebesar nilai rupiahnya,

dengan melakukan penelusuran ke Register Penutupan Kas. Apabila terdapat saldo kas dalam
valuta asing, pastikan bahwa saldo tersebut telah dikonversi ke dalam Rupiah dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal Neraca, melalui permintaan keterangan
dan perbandingan ke kurs tengah Bank Indonesia per tanggal Neraca.
3.

Pastikan bahwa saldo kas di Bendahara Pengeluaran pada akhir tahun anggaran adalah nihil,

melalui penelusuran ke Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Register Penutupan Kas. Apabila
saldo kas tidak nihil, maka pastikan bahwa saldo tersebut telah disetorkan ke Kas Negara,
melalui penelusuran ke dokumen SSBP-nya.
4.

Pastikan bahwa jumlah pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan adalah sesuai

dengan Berita

Acara

Pemeriksaan

Kas,

Register

Penutupan

pengeluarannya, melalui penelusuran ke dokumen-dokumen dimaksud.

Kas,

dan

bukti-bukti

F. PENGUJIAN SUBSTANTIVE PENERIMAAN KAS


a.

Tanyakan daftar no rekening bank a.n Bendahara Penerimaan

b.

Dapatkan rekening koran a.n Bendahara Penerimaan tahun 2009, telusuri mutasi tambah

kurang dalam rekening koran ke dokumen pendukungnya antara lain bukti transfer PNBP dari
para wajib bayar dan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP)
c.

Teliti apakah terdapat saldo kas di rekening koran bendahara yang belum disetorkan ke kas

negara dan telusuri apakah saldo kas tersebut telah dicatat secara berjenjang dalam neraca satker

Anda mungkin juga menyukai