Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penelitian


Kegiatan penambangan timah yang sudah dimulai sejak tahun 1710 telah

membuat perkembangan yang sangat berarti bagi daerah penghasil timah yakni
Pulau Belitung. Aktivitas yang berlangsung hingga saat ini berperan dalam
memberikan penghasilan bagi masyarakat sekitar. Bahkan kegiatan ini telah
menjadi sumber mata pencaharian utama masyarakat Belitung.
Aktivitas tambang ini mulai meningkat sejak masyarakat beralih dari
bercocok tanam lada menjadi penambang timah rakyat. Berawal mula dari
disahkannya

UU

Otonomi

Daerah

dan

Keputusan

Menperindag

No.

146/MPP/Kep/4/1999 tanggal 22 April 1999, yang menyatakan bahwa timah


dikategorikan sebagai barang bebas. Sejak legalisasi tersebut, kegiatan tambang
timah rakyat makin marak di Kepulauan Bangka Belitung.
Pada awalnya masyarakat melakukan penambangan timah dengan teknik
sederhana dan peralatan sederhana. Kegiatan penambangan timah yang dilakukan
oleh rakyat mayoritas dilakukan tanpa izin resmi. Gejala penambangan timah
rakyat ini timbul ketika masyarakat belum memerlukan atau belum mampu
menerapkan peraturan perundang-undangan, apalagi jika aturan dan ketentuan
apapun belum ada. Kegiatan penambangan timah rakyat itu berlangsung dalam
ukuran kecil, sehingga belum memiliki dampak ekonomi, sosial serta dampak
lingkungan. Penambangan timah rakyat skala kecil ini menemui permasalahan
ketika dalam usaha ini melibatkan pihak-pihak luar, yaitu pemodal besar (yang
biasanya disebut cukong), terorganisasi cukup baik, dan menggunakan teknologi
yang cukup modern.
Penambangan timah besar-besaran di Kabupaten Bellitung memang
berdampak pada sektor ekonomi, terlebih untuk pembangunan ekonomi lokal
Kecamatan Damar dan Kabupaten Belitung. Keberadaan kegiatan penambangan
sangat berpotensi untuk meningkatkan pendapatan daerah yang dapat memajukan
pembangunan di wilayah studi. Peningkatan pendapatan daerah tersebut dapat

berupa pemasukan daerah dari royalti timah (Bank Indonesia Palembang, 2006).
Dari segi ketenagakerjaan, penambangan timah berdampak pada meningkatnya
penyerapan tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran. Di
lain pihak, dampak ekonomi dari penambangan timah yaitu penurunan
produktivitas lada dari 2 ton per hektar pada tahun 2000 menjadi 1 ton per hektar
tahun 2004. Hal ini disebabkan oleh pergeseran mata pencaharian penduduk, yang
semula petani lada menjadi penambang timah.
Penambangan timah di wilayah studi dapat memberikan dampak social
seperti masalah kemiskinan dan kecemburuan sosial. Hal krusial yang memantik
masalah itu muncul karena potensi timah yang berlimpah itu belum diatur secara
optimal. Sehingga pendapatan berlimpah dari aktivitas penambangan pada
akhirnya belum mampu mendukung bagi terwujudnya kemakmuran rakyatnya.
Salah satu penyebabnya adalah terjadinya penyelundupan timah yang dilakukan
melalui aktivitas penambangan illegal.
Berkembangnya penambangan timah rakyat yang didukung oleh pihakpihak luar menimbulkan dampak buruk, apalagi jika pekerjaan itu dilakukan di
wilayah KP (Kuasa Pertambangan) yang sah. Hal ini mengakibatkan gangguan
terhadap kegiatan pemilik izin yang resmi. Dampak buruk yang muncul dari
kegiatan penambangan timah rakyat secara besar-besaran

ini antara lain

pengurasan sumber daya secara besar-besaran tanpa mengindahkan aspek


lingkungan, dan tidak diterapkannya cara menambang yang baik (Good mining
practice). Selain memberikan dampak buruk bagi fisik lingkungan, penambangan
timah rakyat tanpa teknik yang tepat dan benar dapat menimbulkan kecelakaan
yang mematikan.
Sejak munculnya kebijakan pemerintah daerah yang mendorong terjadinya
ekspansi sistem penambangan timah di luar wilayah KP Timah, kegiatan
penambangan timah rakyat makin marak. Perubahan juga terjadi pada teknik dan
peralatan menambang yang digunakan. Pada awal mula penambangan timah
dilakukan rakyat, peralatan yang digunakan merupakan peralatan sederhana.
Namun semenjak sistem penambangan dengan menggunakan peralatan berat dapat
diterapkan oleh masyarakat, penambangan timah rakyat dewasa ini tidak lagi

menggunakan peralatan sederhana. Beralihnya sistem penambang timah rakyat


dengan menggunakan alat-alat berat ini tentu menimbulkan dampak yang lebih
besar lagi. Pertambangan timah rakyat menjadi mata pencaharian primadona bagi
masyarakat di Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung.
Penambangan timah rakyat selain membuka lapangan pekerjaan baru serta
mampu menambah pendapatan bagi daerah, juga menimbulkan konflik sosial dan
masalah lingkungan yang menjadi perhatian banyak kalangan. Secara ekologis,
adanya penambangan timah oleh rakyat dengan menggunakan metode
penambangan

terbuka

dengan

teknik

tambang

semprot

(hydraulicking)

berpengaruh terhadap kondisi fisik lingkungan yang mengalami perubahan,


dengan terbentuknya lubang-lubang (camuy) bekas penambangan hingga
kedalaman puluhan meter. Kondisi ini dapat ditemukan di berbagai kawasan bekas
tambang yang terdapat di Kabupaten Belitung Timur.
Penambangan timah ini sudah berlangsung sejak zaman penjajahan ,namun
kepemilikan wewenang pengaturannya sepenuhnya dipegang oleh PN Timah.
Hanya sedikit masyarakat yang melakukan penambangan timah secara tradisional
atau dikenal dengan istilah lokal, ngelimbang (mendulang). Penambangan timah
tradisional ini dilakukan dengan teknik yang relatif tidak menimbulkan kerusakan
lingkungan. Hal ini berbeda dengan kondisi saat ini, aktivitas eksplorasi timah
dilakukan dengan menggunakan alat pengeruk tanah. Pengaruh terhadap
lingkungan karena adanya aktivitas tambang rakyat di Pulau Belitung antara lain
adalah hancurnya tanah penutup yang hanyut ke dalam air, timbulnya genangangenangan air, munculnya gundukan-gundukan tanah yang berupa pasir/kerikil dan
berubahnya ekosistem di sekitar penambangan.
Berdasarkan kebijakan PT TIMAH Tbk selaku perusahan yang secara
legal menguasai kegiatan penambangan timah di Kepulauan Bangka Belitung,
lubang-lubang bekas kawasan tambang akan direhabilitasi melalui program
reklamasi yang bertujuan untuk merehabilitasi lahan-lahan kritis akibat tindakan
eksplorasi tambang timah. Namun, bagi penambang timah rakyat (TI) dimana
pekerja dan kepemilikannya secara pribadi, penanggulangan dan upaya
merehabilitasi kawasan bekas tambang tidak diterapkan secara maksimal. Hal ini

dikarenakan oleh lemahnya kesadaran, pengetahuan dan minat masyarakat untuk


menjaga kesinambungan ekologis. Padahal, pemulihan dampak ekologis berupa
kerusakan lingkungan itu membutuhkan biaya lebih tinggi dibanding keuntungan
produkti timah yang telah diperoleh.
Oleh karena itu, untuk meminimalisir dan mengatasi permasalahan yang
ditimbulkan dari kegiatan penambangan timah rakyat di lingkup Kabupaten
Belitung, pemerintah daerah setempat mengeluarkan beberapa kebijakan.
Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara sebagai acuan bagi
penetapan Peraturan Daerah Kabupaten Timur Nomor 11 Tahun 2011 Tentang
Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Peraturan Bupati Belitung Timur Nomor
23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Pertambangan Timah Rakyat. Kebijakan
hukum tersebut kemudian lahir dalam bentuk kebijakan reklamasi lahan
pascatambang dan kegiatan pelatihan Good Mining Practise kepada
masyarakat, khususnya masyarakat penambang yang ada di Kecamatan Damar,
Kabupaten Belitung Timur.

1.2

Rumusan Masalah Penelitian


Sektor

penambangan

timah

mempunyai

peranan

penting

dalam

pembangunan Kabupaten Belitung, khususnya kecamatan Damar karena


ketersediaan mineral yang banyak. Dengan meilhat sejarah masa lalu dapat
diketahui betapa besar peranan pertambangan timah bagi masyarakat Kepulauan
Bangka Belitung. Akan tetapi, seiring meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan
pemanfaatan sumberdaya mineral, dalam hal ini biji timah, semakin meningkat
pula. Hal ini akan menyebabkan habisnya sumberdaya mineral tersebut. Dampak
lain dari penambangan timah akan menimbulkan kerusakan lingkungan jangka
panjang dengan adanya lubang-lubang bekas penambangan yang sebagian besar
dibiarkan tanpa adanya pemanfaatan apapun.
Perusahaan PT Timah sendiri telah mencanangkan dan melaksanakan
program reklamasi kawasan bekas tambang yang berada di area kepemilikan lahan
melalui penanaman pohon jenis akasia. Kegiatan ini bertujuan agar dampak dari

aktivas penambangan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan yang semakin


parah. Namun, pada konkretnya, masih terdapat kawasan bekas tambang timah
rakyat yang tidak melalukan program reklamasi. Bekas tambang dibiarkan dan
ditinggalkan tanpa tindak lanjut apapun. Upaya reklamasi ini sering terkendala
oleh minimnya kesadaran para penambang timah terhadap dampak lingkungan,
dukungan masyarakat sekitar terhadap kegiatan reklamasi kawasan, serta
koordinasi jenis tanaman yang cocok di tanam untuk reklamasi.
Timah menjadi sumber pendapatan ekonomi masyarakat. Karena sifatnya
yang sewaktu waktu bisa habis, diperlukan adanya sebuah alternatif perekonomian
yang mampu menggantikan sektor penambangan timah rakyat ini, perekonomian
yang berkesinambungan dan ramah lingkungan. Melalui pemaparan di atas, maka
penelitian ini akan memfokuskan pada :
1. Bagimana dampak yang ditimbulkan dari adanya aktivitas penambangan timah
rakyat dan bagaimana hubungan keterkaitan antar dampak-dampak tersebut ?
2. Bagaimana upaya penanganan terhadap dampak penambangan timah serta
siapa saja pihak yang terlibat dalam penanganan dampak penambangan?
3. Bagaimana hubungan antara dampak-dampak dengan penanganan yang sudah
ada serta sejauh mana keberhasilan upaya penanganan dampak tersebut ?
Berdasarkan latar belakang penelitian dan permasalahan-permasalahan
yang ada seperti uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul
Evaluasi Kebijakan Penanganan Dampak Pertambangan Timah Rakyat di
Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur.

1.3

Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah,

maka secara rinci dan operasional penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan dampak yang ditimbulkan dari adanya aktivitas
penambangan timah rakyat dan bagaimana hubungan keterkaitan antar
dampak-dampak tersebut.
2. Mendeskripsikan upaya penanganan terhadap dampak penambangan timah
serta pihak-pihak yang terlibat dalam penanganan dampak penambangan.

10

3. Mengukur sejauh mana keberhasilan upaya penanganan dampak yang


sudah ada

1.4

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini mampu digunakan oleh berbagai pihak yaitu:
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Memberikan sumbangsih kepada ilmu pengetahuan terkait penanganan
dampak kawasan pasca tambang.
2. Bagi Pemerintah
Memberikan gambaran tentang kondisi fisik areal bekas tambang rakyat
timah di Kabupaten Belitung Timur khususnya Kecamatan Damar.
Penelitian ini juga akan memberikan rekomendasi kepada pemerintah
daerah bagaimana menjadikan areal bekas tambang rakyat timah yang
dibiarkan bergitu saja namun dapat dijadikan potensi daerah, khusunya di
bidang pariwisata lokal. Penelitian ini juga bisa menjadi bahan masukan
untuk penataan ruang, strategi perencanaan dan pengembangan wilayah.
3. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian yang ada sebagai referensi dalam mengawali dan
mengkritisi kebijakan pengembangan sektor pertambangan.
4. Bagi Masyarakat Umum
Memberikan gambaran jelas persebaran areal bekas tambang timah rakyat.
Penelitian ini juga dapat memberikan gambaran bagi masyarakat umum
tentang dampak yang ditimbulkan dari adanya aktivitas pertambangan.

1.5

Batasan Penelitian
Penelitian yang berjudul Evaluasi Kebijakan Penanganan Dampak Akibat

Pertambangan Timah Rakyat di Kecamatan Damar Kabupaten Belitung Timur


ini memiliki batasan penelitian :

11

A. Topik : Pertambangan rakyat bahan galian timah menghasilkan dampak


terhadap perubahan fisik lingkungan, sosial ekonomi masyarakat di
lokasi penelitian. Beragam kebijakan telah dilakukan oleh
pemerintah daerah setempat untuk mengatasi dampak yang ada
tersebut.
B. Fokus : 1. Mendeskripsikan dampak yang ditimbulkan dari adanya aktivitas
penambangan timah rakyat dan bagaimana hubungan keterkaitan
antar dampak-dampak tersebut.
2. Mendeskripsikan

upaya

penanganan

terhadap

dampak

penambangan timah serta pihak-pihak yang terlibat dalam


penanganan dampak penambangan.
3. Mengidentifikaisi bagaimana hubungan antara dampak-dampak
dengan penanganannya serta sejauh mana keberhasilan upaya
penanganan dampak tersebut
C. Lokus : Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur

1.6

Keaslian Penelitian
Penelitian tentang kegiatan pertambangan timah rakyat dengan fokus dan

lokus yang sama belum pernah dilakukan. Namun penelitian tentang kegiatan
pertambangan timah telah beberapa kali dilakukan meskipun lokus dan fokus
permasalahannya berbeda, berikut perbandingan antara penelitian ini dengan
beberapa penelitian yang pernah dilakukan diantaranya sebagai berikut :
Komponen
Pembanding

Zuni Fauziah
(2006/Tesis)

Harliyana (2009/Tesis)

Rosita (2014/Skripsi)

a.

Judul

Pertambangan Timah
Rakyat di Kabupaten
Belitung

Pengaruh Pertambangan
Timah Rakyat Terhadap
Perubahan Fisik
Lingkungan dan Sosial
Ekonomi Masyarakat du
Kecamatan Pemali,
Kabupaten Bangka

Evaluasi Kebijakan
Penanganan Dampak
Pertambangan Timah
Rakyat di Kecamatan
Damar, Kabupaten
Belitung Timur

b.

Topik

Penambangan timah
yang dilakukan rakyat di
Kabupaten Belitung
mempunyau peranan

Penambangan timah
yang dilakukan oleh
rakyat di Kecamatan
Pemali menimbulkan

Penambangan timah
rakyat di Kecamatan
Damar menimbulkan
berbagai dampak di

12

penting dalam
pembangunan daerah
karena memberikan
kesempatan kerja dan
berusaha, tetapi kegiatan
ini juga menimbulkan
berbagai akibat seperti
kerusakan lingkungan
c.

Fokus

a.

b.

Bagaimana
pengelolaan
pertambangan
timah rakyat
yang
dilakukan oleh
masyarakat ?
Bagaimana
pengendalian
yang
dilakukan
deerah
terhadap
pertambanagn
rakyat ?

berbagai dampak
terhadap kondisi fisik
lingkungan, social
ekonomi masyarakat

a.

b.

c.

Bagaimana
perkembangan
timah rakyat
di Kecamatan
Pemali dan
factor-faktor
apa yang
mempengaruhi
perkembangan
timah rakyat
tersebut ?
Bagaimana
pengaruh
pertambangan
timah rakyat
terhadap
perubahan
fisik
lingkungan di
Kecamatan
Pemali ?
Bagaimana
pengaruh
pertambangan
timah rakyat
tersebut
terhadap
perubahan
social
ekonomi
masyarakat di
Kecamatan
Pemali ?

d.

Lokus

Kabupaten Belitung

Kecamatan Pemali.
Kabupaten Bangka

e.

Pendekatan

Kualitatif Fenomenologi

Deskriptif Kualitatif

bidang fisik, social,


ekonomi. Hal ini menjadi
dasar bagi pemerintah
daerah untuk membuat
kebijakan di bidang
penanganan dampak

a.

Bagaimana
dampak yang
ditimbulkan
dari adanya
aktivitas
pertambangan
timah rakyat
dan bagaimana
hubungan
keterkaitan
antara dampakdampak
tersebut ?
b. Bagimana
upaya
penanganan
dampak
penambangan
timag rakyat
serta siapa saja
pihak yang
terlibat dalam
penanganan
dampak
penambangan ?
c. Bagimanana
hubungan
antara dampakdampak dengan
penanganan
yang sudah ada
serta sejauh
mana
keberhasilanny
a?
Kecamatan Damar,
Kabupaten Belitung
Timur
Deskriptif Kualitatif

Peneliti terdahulu menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi (Zuni


Fauziah, 2006) yang membetikan deskripsi mengenai pertambangan timah rakyat
di Kabupaten Belitung. Deskripsi tersebut dapat digunakan oleh peneliti sebagai
referensi pengelolaan dan pengendalian pertambangan timah rakyat yang

13

dilakukan oleh masyarakat. Hal yang membedakannya dengan penelitian penulis


adalah metode pendekatan yang digunakan. Peneliti akan menggunakan metode
deskriptif

evaluatif

yang

didukung

oleh

temuan-temuan

spasial,

yang

mengomparasikan penggunaan lahan berdasarkan kebijakan dengan penggunaan


lahan eksisting. Hasil yang diekspektasikan oleh peneliti adalah adanya deviasi
antara kebijakan dengan eksisting, sehingga dapat merumuskan evaluasi kebijakan
yang menjadi standar penilaian keberhasilan kebijakan sebagai upaya penanganan
dampak yang terjadi pada kegiatan penambangan timah.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Harliyana (2009) bertujuan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penambangan
timah. Perbedaan antara peneliti dengan penelitian yang sudah ada terletak pada
lokus, dimana Harliyana (2009) mengambil Kecamatan pamali di Kabupaten
Bangka sebagai wilayah studi. Selain itu, penelitian sebelumnya bertujuan untuk
mengeksplorasi faktor-faktor yang berpengaruh serta dampaknya terhadap
perubahan fisik lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat, sedangkan peneliti
berupaya memberikan rekomendasi dan evaluasi kebijakan dari hasil eksplorasi
tersebut.

1.7

Kerangka Pemikiran
Berdasarkan penjabaran di atas, berikut ini akan disajikan alur kerangka

pemikiran penelitian ini.

14

Kegiatan penambangan timah di


Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung
Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan
tambang timah

Pemanfaatan Ruang
Pengendalian Ruang
Penggunaan lahan

Dampak aktivitas
penambangan timah

Sebaran lokasi
penambangan

Sosial Ekonomi
Masyarakat

Fisik Ekologis
(Lingkungan)

Analisis

KETERKAITAN
Dampak penambangan timah
- Ekonomi
- Sosial
- Lingkungan (Fisik Ekologis)

Upaya penanganan dampak


penambangan timah serta pihakpihak yang terlibat di dalamnya
berdasarkan kebijakan

Penilaian kebijakan
Evaluasi Kebijakan Penanganan Dampak Pertambangan Timah Rakyat di Kecamatan Damar,
Kabupaten Belitung Timur
Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran

Gambaa Pemikiran
Kerangka pemikiran pada gambar 1.1 merupakan penuntun pelaksanaan
penelitian yang dilakukan. Kegiatan pertambangan timah rakyat di Kecamatan
Damar dimulai sejak dikeluarkannya Undang-undang Otonomi Daerah dan
Keputusan Memperindag No.146/MPP/Kep/4/1999 tanggal 22 April 1999.
Kegiatan pertambangan timah yang dilakukan ini seiring waktu menimbulkan
dampak fisik dan lingkungan, sosial serta ekonomi. Adanya dampak dari aktivitas

15

pertambangan ini menjadi latar belakang pemerintah daerah Kabupaten Belitung


Timur untuk membuat kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan tambang timah.
Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan tambang timah tersebuat meliputi
pemanfaatan ruang, pengendalian ruang dan penggunaan lahan. Analisis dilakukan
dengan menggabungkan antara kajian dampak pertambangan dengan kebijakan
yang ada.

Pada tahap analisis, penulis mencari keterkaitan antara dampak

pertambangan timah di bidang lingkungan, ekonomi dan sosial dengan upaya


penanganan dampak penambangan timah serta pihak-pihak yang terlibat di
dalamnya berdasarkan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerah. Analisis ini
kemudian menghasilkan penilaian kebijakan yang tertuang dalam penelitian yang
diberi judul Evaluasi Kebijakan Penanganan Dampak Pertambangan Timah
Rakyat di Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur.
Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh hasil berupa
sumbangan pemikiran dari masyarakat dalam mengatasi dampak-dampak yang
ditimbulkan dari kegiatan penambangan timah rakyat yang mungkin nanti dapat
digunakan sebagai masukan dalam penyusunan rekomendasi pengembangan
wilayah di daerah penelitian.

16

Anda mungkin juga menyukai