Anda di halaman 1dari 3

KEMASAN CERDAS PENYERAP KELEMBABAN AIR

(MOISTURE SCAVANGER 1 )
Review Jurnal

Oleh:
NURUL IMAMAH
F152130181

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PASCAPANEN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PENDAHULUAN
Teknologi pengemasan makanan terus berkembang dalam menanggapi tantangan yang
semakin berkembang dari masyarakat modern. Utamanya saat ini dan masa yang akan datang,
untuk menghadapi tantangan teknologi pengemasan yang baik perlu memperhatikan beberapa
hal seperti, peraturan undang-undang, pasar global, umur simpan yang panjang, kenyamanan,
makanan sehat dan aman, masalah lingkungan, keaslian, dan sisa makanan (Kerry, 2014).
Keamanan pangan merupakan prioritas global dan salah satu tujuan dari adanya undangundang tentang keamanan pangan. Namun resiko mikrobiologis yang terbawa oleh makanan
adalah salah satu sumber penyebab penyakit paling utama. Listeriosis merupakan penyakit yang
dibawa makanan di Uni Eropa yang menyebabkan angka kematian yang cukup tinggi sekitar
13%. Faktanya Listeria monocytogenes dapat tetap hidup pada suhu 2-4oC, patogen ini
menempel pada makanan siap saji seperti produk daging, keju, produk terolah minimal, &
produk segar (Han, 2014).
Produk hotikultura buah dan sayur sebagai salah satu sumber makanan yang mengandung
vitamin, mineral dan serat kasar yang dibutuhkan oleh masyarakat dunia, memiliki permasalahan
yang cukup rumit dalam penanganan pascapanen. Permasalahan utama dalam penanganan
pascapanen produk hortikutura adalah singkatnya umur simpan produk terutama karena kondisi
iklim tropis serta masih minimnya teknologi penanganan pascapanen terutama dalam hal
penyimpanan (Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2005). Oleh karena itu,
dibutuhkan metode penyimpanan khususnya pada pengemasan yang tepat untuk memperpanjang
umur simpan produk.
Kemasan adalah alat yang paling penting untuk mempertahankan kualitas produk secara
umum dan penggunaan modified atmosphere packaging (MAP) dalam penanganan pascapanen
komoditas hortikultura telah diakui sebagai salah satu teknologi yang dapat mengurangi kerugian
susut bobot, menjaga kualitas dan memperpanjang umur simpan. Kemasan atmosfir
termodifikasi adalah pengemasan produk dengan menggunakan bahan kemasan yang dapat
menahan keluar masuknya gas sehingga konsentrasi gas di dalam kemasan berubah dan ini
menyebabkan laju respirasi produk menurun, mengurangi kerusakan oleh enzim serta
memperpanjang umur simpan (Kader dan Watkins, 2000; Naibaho, 2013)
Kelembaban air adalah faktor utama yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada
produk pangan seperti oksidasi lipid, pertumbuhan mikroba, kerusakan tekstur, reaksi

pencoklatan non-enzimatik, dan kerusakan pigmen (Maltini et al, 2003; Raco et al, 2006). Akibat
adanya kelembaban air, kondensasi air dapat ditemukan pada kemasan yang menyebabkan
terjadinya kebusukan produk.
Penggunaan penyerap kelembaban untuk mengontrol kelembaban air pada kemasan
adalah salah satu cara yang efektif dalam mengurangi kejenuhan atau kondensasi air pada produk
segar. Namun, penyerap kelembaban umumnya memiliki kekurangan seperti kapasitas
penyerapan yang rendah maupun sebaliknya, adanya kontaminasi pada bahan penyerap,
tambahan biaya produksi, dan efek yang merugikannya adalah pada keputusan konsumen untuk
tidak membeli produk tersebut (Yam et al, 2005).
Pada tulisan ini akan dikemukakan beberapa aplikasi penyerap kelembaban air serta
beberapa perkembangan dalam pemakaian bahan penyerap kelembaban air.

Anda mungkin juga menyukai