Anda di halaman 1dari 1

BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Tidak diragukan lagi bahwa fenomena internasional kontemporer ditandai dengan
semakin terintegrasinya segala aspek kehidupan manusia baik secara politik, ekonomi, sosial
dan bahkan budaya dalam kerangka globalisasi. Integrasi yang mengarah pada kondisi state
borderless tersebut sedikit banyak telah mengurangi otoritas negara sehingga negara bukan
lagi aktor dominan dalam global village. Globalisasi memunculkan bentuk hubungan
interdependence dan interconnection antar negara dan aktor-aktor lain non-negara. Akibatnya,
isu-isu global kontemporer tidak lagi berputar pada permasalahan perang dan keamanan
internasional semata, melainkan juga isu-isu non-konvensional lain seperti terorisme, global
warming, transational crime, global poverty dan sebagainya yang tentunya menuntut peran
serta semua aktor untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut.
Ironinya, globalisasi juga membawa pengaruh buruk dalam dunia internasional. Masalah
domestik di suatu negara bisa menjadi masalah global. Kebakaran hutan di Indonesia tidak
hanya merugikan Indonesia semata tetapi juga regional Asia Tenggara. Di sisi lain,
globalisasi telah menciptakan strata dan ketimpangan sosial ekonomi di dunia. Di negara
dunia ketiga, globalisasi hanya menimbulkan bentuk eksploitasi baru dalam kerangka
imperialisme negara-negara maju. Selanjutnya, hanya segelintir orang saja yang dapat
menikmati globalisasi sementara mayoritas warga dunia masih hidup di bawah garis
kemiskinan. Tulisan ini sedikit banyak akan mengarah pada usaha menjawab kegusaran
diatas dengan mengidentifikasi reaksi dan langkah apa saja yang dapat ditempuh untuk
menjadikan globalisasi sebagai solusi yang menguntungkan semua pihak.

Anda mungkin juga menyukai