Anda di halaman 1dari 3

Kluster B

Gangguan kepribadian antisosial


Epidemiologi
Angka prevalensi kepribadian antisosial pada pasien psikiatri ada 3 hingga 30
%. Untuk Amerika pada tahun 2005, prevalensi pasien dengan gangguan kepribadian
ini ada 2-3 % populasi, dan ditemukan lebih banyak pada kota miskin, dan pada
pasien yang drop out dari sekolah. Prevalensi gangguan ini lebih tinggi pada populasi
tertentu, seperti penjara(1). Pada studi yang dilakukan pada tahun 2002 oleh Seena
Fazel di Amerika, terdapat 47 % laki laki dan 21 % perempuan yang memiliki
gangguan kepribadian antisosial ini(2). Angka prevalensi tinggi juga terdapat pada
kelompok masyarakat yang mengkomsumsi alkohol atau obat-obatan lainnya.
Manifestasi klinis
Orang dengan gangguan kepribadian antisosial memiliki sifat tidak nyaman
dalam lingkungan sosial, penuh tipu daya, kriminalitas, impulsif dan kurang
penyesalan. Orang dengan gangguan ini tidak bertanggung jawab atas tindakannya
sendiri dan seringkali melemparkan kesalahan pada orang lain.
Ciri-ciri dari kepribadian antisosial dapat disingkat menjadi CORRUPT(3,4), yaitu
C
O
R
R
U
P
T

Cannot conform to law

Tidak dapat menyesuaikan diri dengan

Obligation ignored
Reckless disregard for safety
Remorseless
Underhanded
Planning insufficient
Temper

hukum
Mengabaikan kewajibannya
Mengabaikan keamanaan
Kejam
Curang
Sulit merencanakan sesuatu
Mudah marah

Singkatan diatas dapat memudahkan kita untuk memahami kepribadian


antisosial ini. mereka dapat melakukan tindakan diluar hukum seperti memukul orang
yang menurut mereka memperlakukan mereka tidak baik. Sehingga orang dengan
gangguan ini sering membuat masalah dengan pihak keamanan / polisi dan dapat
dipenjara. Hal ini dapat muncul pada masa kanak-kanak yakni dibawah usia 15 tahun,
dan setidaknya saat ini usianya sudah diatas 18 tahun. Mereka memiliki
kecenderungan berbohong untuk menguntungkan mereka, seperti pada saat
ditanyakan di sekolah apakah tugasnya sudah slesai, dia dapat berkata sudah dan

mengambil pekerjaan orang lain yang dijadikan miliknya. Selain sering berbohong
mereka juga tidak memiliki empati, seperti pada contoh pekerjaan rumah diatas,
mereka juga tidak peduli dengan teman mereka yang hasil kerjanya mereka rebut.
Serta dari contoh tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa mereka lebih
mementingkan diri sendiri dan tidak mengerjakan kewajiban mereka. Mereka juga
tidak dapat merencanakan sesuatu dengan baik. Masalah keuangan dapat menjadi
dasar mereka melakukan tindakan antisosial itu. Mereka juga dapat melakukan
penyerangan kepada orang lain untuk mendapatkan uang atau hal yang mereka
inginkan.
Diagnosa banding
Perlaku antisosial, kondisi ini tergolong dalam kode V, sedangkan pada
gangguan kepribadian antisosial perilakunya bermanifestasi dalam hampir semua
aspek kehidupannya.
Tatalaksana
Pada orang dengan gangguan kepribadian ini dapat dilakukan farmakoterapi
dan psikoterapi. Psikoterapi yang dapat dilakukan pada pasien ini berupa terapi
kognitif, terapi emosi, dan terapi kelompok. Namun ternyata untuk terapi nonfarmakologis masih terbatas untuk gangguan kepribadian ini, sebab pasien tidak
merasa membutuhkan pengobatan. Hal ini lebih efektif apabila dirawat, karena
dengan hidup di antara sebayanya, sesring akan bertambah motivasinya, jadi biasanya
kelompok self help lebih berguna dibandingkan bila mereka masuk penjara untuk
berubah. Penting diadakannya pembatasan dengan aturan yang mantap.
Dapat pula dengan farmakoterapi , dapat menggunakan obat anti cemas dan
atau antidepresan. Bila latar belakang pasien ada juga gangguan pemusatan perhatian
dengan hiperaktivitas, dapat diberi metilfenidat. Dapat pula diberi karbamazepin, atau
valproate, khususnya bila ditemukan gelombang abnormal pada EEG.

DaftarPustaka
1. Fatemi SH, Clayton PJ, editors. The Medical Basis of Psychiatry. 4th ed.
2016 edition. Springer; 2016. 1064 p.
2. Fazel, Seena et al. Serious mental disorder in 23000 prisoners: a
systematic review of 62 surveys. The Lancet. 359(9306):54550.
3. Harold B.Pinkofsky, M.D., Ph.D. Mnemonics for DSM-IV Personality
Disorders. Psychiatr Serv. 1997 Sep;48(9):1197.
4. Jason P. Caplan, MD, Theodore A. Stern, MD. Mnemonics in a mnutshell:
32 aids to psychiatric diagnosis. Curr Psychiatry [Internet]. 2008
Oct;7(10). Available from: http://www.currentpsychiatry.com/thepublication/past-issue-single-view/mnemonics-in-a-mnutshell-32-aidsto-psychiatric-diagnosis/ce8db1c473fddf2af266797d259897a8.html?
tx_ttnews[sViewPointer]=1

Anda mungkin juga menyukai