I.
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pihak manajemen perusahaan sangat menyadari peranan informasi laba dalam
income statement. Oleh karena itu, pihak manajemen cenderung memberikan
kebijakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk mencapai tujuan tertentu yang
biasanya bersifat jangka pendek (Kusuma & Sari, 2003). Pilihan kebijakan akuntansi
yang dilakukan manajemen untuk tujuan spesifik itulah yang disebut dengan
manajemen laba (Scott, 2000). Hal ini dilakukan untuk mengatasi masalah yang
timbul antara pihak manajemen dengan pihak lain yang berkepentingan dengan
perusahaan (stakeholder) (Sugiarto, 2003). Berbagai penelitian lainnya untuk
membuktikan bahwa manajemen laba dilakukan untuk mencapai tujuan spesifik dan
bersifat jangka pendek, juga telah dilakukan oleh Rahman dan Bakar (2002);
Burgsahler dan Dichev (1997); Dechow, et. al (1995); serta Perry dan William
(1994). Tetapi, penelitian yang dilakukan oleh Gumanti (2000) mengatakan bahwa
fenomena manajemen laba tidak selamanya terbukti, walaupun secara teoritis
memungkinkan atau ada peluang bagi manajemen untuk me-manage laba yang
dilaporkan.
Para manajer melakukan tindakan ini karena biasanya laba yang stabil dan tidak
banyak fluktuasi dari satu periode ke periode yang lain, dinilai sebagai prestasi yang
baik. Akuntansi konvensional membatasi manajer untuk membuat discretionary
accounting untuk meratakan laba yang dilaporkan (reported earnings). Tetapi tidak
semua negara melarang dilakukannya perataan laba. Misalnya Swedia, yang
membenarkan tindakan ini, sepanjang dilakukan dengan transparan. (Harahap, 2005).
Di Indonesia, beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan
memperlihatkan hasil yang tidak konsisten. Ilmainir (1993) menemukan bukti bahwa
perataan laba didorong oleh harga saham, perbedaan antara laba aktual dan laba
normal dan pengaruh perubahan kebijakan akuntansi yang dipilih oleh manajemen.
Zuhroh (1996) menemukan bukti bahwa faktor yang berpengaruh terhadap perataan
laba adalah leverage operasi. Naim dan Hartono (1996) menemukan manajer yang
b.
c.
d.
e.
3. Tujuan Kualitatif
Tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statements No. 4 adalah sebagai
berikut:
a.
Relevan.
b.
Dapat dimengerti
c.
d.
Netral
e.
f.
Lengkap
Praktik
Manajemen Laba
domestik
cenderung
menurunkan
laba
dengan
teknik
10
Expected earnings ialah perkiraan dan ekspektasi laba yang ingin dicapai
perusahaan di masa mendatang (Sugiarto, 2003). Expected earning diambil dari
lembaran prospektus yang biasanya dikeluarkan perusahaan ketika ingin terdaftar di
Bursa Efek Jakarta, selain itu juga terdapat di laporan keuangan tahunan perusahaan.
Tujuan laporan keuangan menurut SFAC No 1. Sesuai dengan UU no. 8 tahun 1995
BAB IX pasal 78 dan 79 dan dijabarkan lebih lanjut dalam peraturan BAPEPAM
NO. IX C.2, mengumumkan earnings projection dipandang perlu agar menjadi
sinyal positif bagi investor tentang keterbukaan informasi perusahaan (Sugiarto,
2003).
Expected earnings yang tercantum di prospektus merupakan tantangan bagi
manajer untuk mencapainya, karena jika manajer tidak bisa mencapainya atau
kinerjanya atau kinerjanya di bawah rata-rata industri maka kemungkinan tindakan
pemecatan akan semakin besar (Blackwell, 1994).
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang menganalisa perataan laba dan hubungannya dengan
laba masa depan perusahaan, dilakukan oleh Sopa Sugiarto (2003). Penelitian ini
mengambil indikator perataan laba (variabel bebas) berupa net earnings (sebelum
pos luar biasa), leverage, total asset, total accrual, dan discretionary accrual.
Variabel terikatnya adalah expected earning. Sampel yang digunakan adalah 41
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, yang dipilih dengan
metode purposive sampling.
Hasil penelitian tersebut mengindikasikan (1) Tidak terdapat hubungan antara
peningkatan discretionary accrual dengan kinerja masa kini yang buruk dan
ekspektasi kinerja masa depan yang bagus; (2) Terdapat hubungan antara penurunan
discretionary accrual dengan kinerja masa kini yang bagus dan ekspektasi kinerja
masa depan yang buruk.
11
C.
Kerangka Pemikiran
Gambar 2
Hubungan dan Pengaruh antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat
Variabel Bebas
X
Variabel Terikat
Y
X1
Net Earnings
X2
Leverage
Y
Expected Earning
X3
Total Asset
X4
Discretionary Accrual
X5
Perataan Laba
Sumber : Data diolah penulis, 2006
D. Pengembangan Hipotesis
Sugiarto (2003) mengutip penelitian Fudenberg dan Tirole (1995) yang
mengembangkan model teori yang mendorong manajer memperkirakan laba masa
depan dengan berdasarkan pada pemakaian discretionary accounting.
2. Hipotesis
Maka hipotesis penelitian yang dapat disimpulkan dari ketiga asumsi di atas
adalah:
12
H1 :
H2 :
H3 :
H4 :
H5 :
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian yang bersifat korelatif, yaitu
mencari hubungan antara perataan laba (discretionary accruals) dengan kinerja masa
kini dan ekspektasi kinerja masa depan.
B. Variabel dan Pengukurannya
1. Variabel
Variabel yang digunakan dibagi menjadi 2, yaitu variabel bebas (tidak terikat)
dan variabel terikat.
1.1 Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah variabel yang nilainya mempengaruhi perilaku dari
variabel terikat (dependent variable). Dalam penelitian ini, variabel bebasnya
ialah perataan laba (income smoothing) yang faktornya terdiri dari:
1. Net Earnings
2. Leverage (LEV)
13
14
= total accrual
Ait 1
= total asset
REVit
= total revenue
ARit
= piutang
e it
= tingkat kesalahan
Keterangan:
E1
= expected earning
E0
= current earning
= growth
D. Teknik Pengumpulan Data
15
2. Uji Normalitas
16
2. Ha
: terjadi multikolinearitas
Pengambilan keputusan :
1. Jika VIF > 0,10 (Ho ditolak: terjadi multikolinearitas)
2. Jika VIF < 0,10 (Ho diterima: tidak ada multikolinearitas)
3.2. Uji Autokorelasi
17
18
menunjukkan hubungan searah. Jika 1 variabel naik, variabel yang lain naik.
Tanda negatif menunjukkan hubungan berlawanan. Jika 1 variabel naik,
variabel yang lain akan turun.
Dalam penelitian ini, analisis korelasional yang digunakan adalah
analisis korelasi Pearson. Metode tersebut digunakan karena data yang
diteliti adalah data dengan skala rasio.
nXY XY
nX
X Y 2
2
n Y 2 Y
Keterangan :
= variabel bebas
= variabel terikat
= banyaknya sampel
Keterangan:
19
Exp.Earn
= konstanta
b1 , b2 , b3 , b4
= koefisien regresi
= net earnings perusahaan
NetEarn
LEV
= leverage perusahaan
ASS
DA
MSSdariESS
MSSdariRSS
Keterangan:
MSS
ESS
RSS
20
1
Se
Keterangan:
1
Se
= koefisien regresi
= derajat kesalahan (standard error)
21
108
108
108
108
108
108
Minimum
38926037291
-792946330000
-22703196165120.0
-7104389596998.69
-18.54
Maximum
15669007629752
1468445000000
26925814065823.3
1241805000000.05
53.28
Mean
2130275595505
83440463042.97
950436190427.0
-162999655213
2.4446
Std. Deviation
3291406897483.8
328560969219.054
5937224225678.1
889335989040.23
8.08879
22
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah data yang digunakan
sebagai sampel berjumlah 36 perusahaan, dengan 6 variabel penelitian (total asset,
net earnings, expected earning, discretionary accrual, dan leverage). Variabel total
asset memiliki nilai minimum (terendah) sebesar Rp 38.926.037.291,- dan nilai
maksimum (tertinggi) sebesar Rp 15.669.007.629.752,-. Nilai rata-ratanya (mean)
sebesar
Rp
2.130.275.595.505,-
dengan
standar
deviasi
sebesar
Rp 3.291.406.897.483,8,-.
Variabel net earnings (sebelum pos luar biasa) memiliki nilai terendah sebesar
Rp (792.946.330.000),- serta nilai terendah sebesar Rp 1.468.445.000.000,-. Nilai
rata-rata
dan
standar
deviasinya
sebesar
Rp
83.440.463.042,97,-
dan
Rp 328.560.969.219,054,-.
Ekspektasi kinerja masa depan, yang dipresentasikan dengan variabel expected
earning, memiliki nilai terendah Rp (22.703.196.165.120,0),- dan nilai tertinggi
Rp 26.925.814.065.823,3,-. Nilai rata-ratanya adalah Rp 950.436.190.427,0,- dengan
nilai standar deviasi Rp 5.937.224.225.678,1,-.
Variabel discretionary accrual memiliki nilai terendah
Rp
(7.104.389.596.998,69),- serta nilai tertinggi Rp 1.241.805.000.000,05,-. Nilai ratarata dan standar deviasinya adalah sebesar Rp (162.999.655.213) dan
Rp
889.335.989.040,23
Rasio pengukuran perusahaan, yang dipresentasikan dengan variabel leverage,
memiliki nilai terendah sebesar -18,54 dan nilai tertinggi sebesar 53,28. Nilai rataratanya adalah sebesar 2,4446; sedangkan standar deviasinya adalah sebesar 8,08879.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian yang
digunakan, memiliki distribusi yang normal atau tidak. Analisis Kolmogorov
Smirnov merupakan suatu pengujian untuk menguji keselarasan data, dimana suatu
sampel dikatakan berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.
Perumusan hipotesa untuk uji normalitas ialah :
1. Ho : data normal
23
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Total Asset
108
2.13E+12
3.29E+12
.276
.276
-.263
2.865
.000
Net Earnings
108
8.344E+10
3.286E+11
.275
.275
-.262
2.861
.000
Expected
Earning
108
9.50E+11
5.94E+12
.281
.268
-.281
2.916
.000
DA
108
-1.6E+11
*******
.314
.252
-.314
3.266
.000
LEVERAGE
108
2.4446
8.08879
.320
.320
-.292
3.322
.000
Total Asset
Net Earnings
Expected Earnings
Total Accrual
DA
Leverage
Sig
Kesimpulan
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
Ho ditolak
Ho ditolak
Ho ditolak
Ho ditolak
Ho ditolak
Ho ditolak
24
tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Maka seluruh variabel, baik bebas
maupun terikat, memiliki kesimpulan bahwa Ho ditolak, yang berarti data
berdistribusi tidak normal.
Gambar 3
Grafik Distribusi Data
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Expected Earning
1.00
.75
.50
.25
0.00
0.00
.25
.50
.75
1.00
25
Total Asset
Net Earnings
DA
LEVERAGE
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.870
1.149
.937
1.067
.918
1.089
.993
1.008
Total Asset
Net Earnings
VIF
Keputusan
1.149
Tidak ada
multikolinearitas
Tidak ada
multikolinearitas
Tidak ada
multikolinearitas
Tidak ada
multikolinearitas
1.067
1.089
DA
Leverage
1.008
26
Keputusan
Kriteria
Ho ditolak
0 < DW < dL
dL DW dU
Ho diterima
4-dU DW 4-dL
Ho ditolak
Durbin-W
atson
2.154a
27
28
Scatterplot
Dependent Variable: Expected Earning
-2
-4
-2
-1
R
.496a
R Square
.246
Adjusted
R Square
.217
Std. Error of
the Estimate
5.255E+12
29
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa model yang digunakan layak untuk
dilanjutkan. Hal tersebut dapat diketahui dari nilai koefisien determinasi Rnya adalah sebesar 0,246. Artinya, bahwa variasi dari variabel perataan laba
(variabel bebas) mampu menjelaskan variasi dari variabel expected earning
(variabel terikat) sebesar 24,6%. Sisanya (75,4%) adalah variasi dari variabel
bebas lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model. Maka, model yang
digunakan layak dilanjutkan penelitiannya.
4. Uji Hipotesis
4.1. Uji Korelasional
Analisis korelasi berfungsi untuk menyatakan derajat keeratan hubungan
dan arah hubungan antara 2 variabel. Semakin tinggi nilai korelasi, semakin
tinggi keeratan hubungan kedua variabel. Nilai korelasi memiliki rentang
antara 0 sampai +1 atau 0 sampai -1. Tanda positif (+) dan negatif (-)
menunjukkan arah hubungan kedua variabel tersebut.
Gambar 6
Hubungan Korelasi
(-) kuat
-1
(-) lemah
-0,5
(+) lemah
0
(+) kuat
0,5
30
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Expected Earning
Total Asset
Net Earnings
DA
LEVERAGE
Expected Earning
Total Asset
Net Earnings
DA
LEVERAGE
Expected Earning
Total Asset
Net Earnings
DA
LEVERAGE
Expected
Earning
1.000
.283
.354
-.119
.298
.
.002
.000
.110
.001
108
108
108
108
108
Total Asset
.283
1.000
.247
-.278
.030
.002
.
.005
.002
.379
108
108
108
108
108
Net Earnings
.354
.247
1.000
-.075
.051
.000
.005
.
.221
.299
108
108
108
108
108
DA
-.119
-.278
-.075
1.000
.056
.110
.002
.221
.
.282
108
108
108
108
108
LEVERAGE
.298
.030
.051
.056
1.000
.001
.379
.299
.282
.
108
108
108
108
108
31
Hasil uji korelasi antara net earnings dengan ekspektasi kinerja masa
depan (expected earning), dapat dilihat pada tabel 8. Dari tabel tersebut
diketahui net earnings dengan expected earning mempunyai hubungan yang
signifikan (0,000 < 0,05), dengan angka korelasi sebesar 0,354.
Dari hasil di atas, maka dapat disimpulkan bahwa H o1 ditolak, yang
berarti terdapat hubungan positif antara net earnings dengan expected
earning (kinerja masa depan). Hubungannya dinamakan korelasi positif
lemah karena angka korelasinya (0,354) menunjukkan nilai positif (+) yang
mendekati 0,5.
4.1.2. Analisis Leverage
Hipotesis kedua menguji adanya hubungan positif antara leverage
(variabel X2) dengan expected earning (variabel Y).
Penyusunan hipotesisnya, yaitu :
Ho2 : Tidak adanya hubungan positif antara leverage dengan ekspektasi
kinerja masa depan (expected earning).
Ha2 : Adanya hubungan positif antara leverage dengan ekspektasi kinerja
masa depan (expected earning).
Dasar pengambilan keputusannya, ialah :
1. Sig.(1-tailed) > 0,05 (Ho diterima : tidak signifikan)
2. Sig.(1-tailed) < 0,05 dan koefisien korelatif negatif (H o diterima : ada
hubungan negatif)
3. Sig.(1-tailed) < 0,05 dan koefisien korelatif positif (Ho ditolak : ada
hubungan positif)
Hasil uji korelasi antara leverage dengan ekspektasi kinerja masa depan
(expected earning), dapat dilihat pada tabel 8. Leverage dengan expected
earning mempunyai hubungan yang signifikan (0,001 < 0,05), dan angka
korelasi positif 0,298.
Dari hasil tersebut diketahui bahwa H o2 ditolak, sehingga dapat
disimpulkan antara leverage dengan ekspektasi kinerja masa depan (expected
32
33
5%.
4.2.1. Uji F
Uji F merupakan pengujian yang dipakai untuk menganalisa pengaruh
seluruh variabel bebas, secara bersama-sama, terhadap variabel terikatnya.
Uji F ini membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel pada tingkat
keyakinan tertentu, untuk melihat tingkat signifikansi pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat.
34
Perumusan hipotesa :
Ho5 : Seluruh variabel bebas (net earnings, leverage, total asset, dan
discretionary accrual), secara bersama-sama, tidak mempunyai
pengaruh signifikan dengan variabel terikat (expected earning).
Ha5 : Seluruh variabel bebas (net earnings, leverage, total asset, dan
discretionary accrual), secara bersama-sama, mempunyai pengaruh
signifikan dengan variabel terikat (expected earning).
Dasar pengambilan keputusan :
1. Jika F hitung > F tabel (Ho ditolak)
2. Jika F hitung < F tabel (Ho diterima) atau
1. Jika sig. F statistik < 0,05 (Ho ditolak : signifikan secara statistik)
2. Jika sig. F statistik > 0,05 (Ho ditolak : tidak signifikan secara statistik)
Tabel 10
Tabel Hasil Uji F
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
9.27E+26
2.84E+27
3.77E+27
df
4
103
107
Mean Square
2.318E+26
2.762E+25
F
8.394
Sig.
.000a
35
variabel
bebas
terhadap
variabel
terikat.
Uji-t
ini
Model
1
(Constant)
Total Asset
Net Earnings
DA
LEVERAGE
Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
-770637495969.1
621666495685
.335
.165
5.225
1.597
-.408
.596
206152374309.2
63044008241
Standardized
Coefficients
Beta
.186
.289
-.061
.281
t
-1.240
2.027
3.272
-.685
3.270
Sig.
.218
.045
.001
.495
.001
36
Dari hasil uji-t, diketahui bahwa nilai Sig. sebesar 0,001 lebih kecil dari
0,05. Kesimpulannya ialah Ho ditolak, yang berarti ada pengaruh yang
signifikan antara net earnings terhadap expected earnings.
2. Variabel Leverage
Dari hasil uji-t pada tabel 11, diketahui bahwa nilai Sig. sebesar 0,001
lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, yang artinya
ada pengaruh yang signifikan antara leverage terhadap expected earning.
3. Variabel Total Asset
Dari hasil uji-t, dapat diketahui bahwa nilai Sig. sebesar 0,045 lebih kecil
dari 0,05. Maka Ho ditolak, yaitu ada pengaruh yang signifikan antara
total asset terhadap expected earning.
4. Variabel Discretionary Accrual
Dari hasil uji-t, dapat diketahui bahwa nilai Sig. sebesar 0,495 lebih besar
dari 0,05. Maka Ho diterima, yang artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan antara discretionary accrual terhadap expected earning.
4.3. Interpretasi Hasil Penelitian
1. Hubungan antara net earnings dengan ekspektasi kinerja masa depan
perusahaan adalah korelasi positif (+) lemah yang nilainya mendekati 0,5.
Hal ini terjadi karena ekspetasi kinerja masa depan (expected earning)
didapatkan dengan memperhitungkan net earnings tahun ini dengan
growth (tingkat pertumbuhan pendapatan). Jadi, ada faktor lain selain net
earnings yang berhubungan dengan expected earning. Faktor lain tersebut
adalah faktor ekonomi, faktor politik, dan faktor-faktor lainnya yang
mempengaruhi dan berhubungan dengan penerimaan pendapatan suatu
perusahaan.
2. Hubungan antara leverage dengan ekspektasi kinerja masa depan
perusahaan adalah korelasi positif
37
38
Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat net
earnings dengan ekspektasi kinerja masa depan (expected earnings)
perusahaan. Hubungannya disebut dengan korelasi positif lemah, karena angka
korelasinya sebesar 0,354.
2.
3.
4.
5.
Hasil analisis regresi berganda, dengan uji F, menyatakan bahwa variabel bebas
perataan laba, secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikatnya. Hal tersebut disebabkan karena nilai F hitungnya
(8,394) > nilai F tabel (2,45) dan nilai sig. F statistiknya (0,000) < 0,05.
B. Keterbatasan Penelitian
39
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yang apabila mampu diatasi
akan dapat memperbaiki hasil penelitian selanjutnya. Keterbatasan tersebut adalah
sebagai berikut:
1.
2.
3.
Variabel penelitian yang digunakan hanya variabel: (a) net earnings; (b)
leverage; (c) total asset; dan (d) discretionary accrual..
C.
Saran
Perlunya
menambah
jumlah
sampel
penelitian,
yang
mungkin
akan
3.
4.
61
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley (2005). Auditing and Assurance
Services: An Integrated Approach, Tenth Edition, Prentice Hall International.
Gitman, Lawrence J. (2003). Principles of Managerial Finance, Tenth Edition, Addison
Wesley.
Harahap, Sofyan Syafri (2005). Teori Akuntansi, Jakarta: Rajawali Pers.
Harahap, Sofyan Syafri (2004). Akuntansi Islam, Jakarta: Bumi Aksara.
Harahap, Sofyan Syafri (2001). Menuju Perumusan Teori Akuntansi Islam, Jakarta:
Pustaka Quantum.
IAI (2005). Pedoman Etika Akuntan. (www document) http://www.iaiglobal.or.id
(diakses 8 Agustus 2006).
Jakaria; Berlianti, Dita Oki dan Soeryaputri, Rossje V.M. (2005). Modul Laboratorium
Alat Analisis, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.
Jones, Charles P. (2004). Investments Analysis & Management, Ninth Edition, Prentice
Hall International.
Kusuma, Hadri dan Wigiya A. U. Sari (2003). Manajemen Laba Oleh Perusahaan
Pengakuisisi Sebelum Merger dan Akuisisi di Indonesia, Jurnal Akuntansi dan
Auditing Indonesia Volume 7, No.1, Juni 2003, p. 21-36.
Riahi, Ahmed dan Belkaoui (2004). Accounting Theory, Fifth Edition, Thomson
Learning.
Sucipto (2003). Analisis PSAK No.23 Tentang Pendapatan. (www document)
http://www.google.com (diakses 8 Agustus 2006).
62
Tim Studi Analisis Laporan Keuangan Secara Elektronik (2005). Studi tentang Analisis
Laporan
Keuangan
Secara
Elektronik.
(www
document)
http://www.bapepam.go.id (diakses 8 Agustus 2006).
Scott, William R (2000). Financial Accounting Theory, New Jersey: Prentice Hall Inc.
Suhendah,
Rousilita
(2005).
Earning
Akuntansi/Th.IX/02/Mei/2005, p. 195-205.
Management,
Jurnal
Sugiarto, Sopa (2003). Perataan Laba Dalam Mengantisipasi Laba Masa Depan
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Makalah
dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi VI.
Suryaputri, Rossje V. dan Christina Dwi A. (2003). Pengaruh Faktor Leverage, Devidend
Payout, Size, Earning Growth and Country Risk Terhadap Price Earnings Ratio,
Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi,Vol.3, No.1 April 2003, p. 1-23.
Trihendradi, Cornelius (2005). Step by Step SPSS 13 : Analisis Data Statistik,
Yogyakarta: Penerbit Andi.