OLEH:
dr. Nurul Safitri
Pada umumnya pada kasus diare akut dengan pengelolaan yang tepat akan sembuh
namun sebagian kecil akan melanjut menjadi diare kronik atau komplikasi lain. Komplikasi
yang dapat terjadi adalah kehilangan air dan elektrolit, gangguan gizi, perubahan ekologi
dalam lumen usus dan perubahan mekanisme ketahanan isi usus. Kehilangan cairan dan
elektrolit dapat menyebabkan dehidrasi, hipokalemia, hipoglikemi, intoleransi laktosa
sekunder, kejang maupun malnutrisi energi protein. Dehidrasi terjadi bila pengeluaran air dan
elektrolit lebih banyak dibandingkan pemasukannya.Keadaan dehidrasi sering disertai
penurunan jumlah cairan ekstraseluler (hipovolemik) yang kemudian diikuti pula dengan
gangguan perfusi jaringan akibat hipoksia. Keadaan ini akan menambah berat asidosis
metabolik dan dapat memberikan gangguan kesadaran. Penyebab utama kematian karena diare
adalah dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya. Penyebab kematian
lain yang penting adalah kekurangan gizi dan infeksi yang serius.6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian diare
Diare adalah frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali perhari atau lebih dari
biasanya, disertai perubahan konsistensi feses menjadi lembek atau cair dengan atau tanpa
lendir dan darah. Pada bayi yang masih minum ASI secara eksklusif untuk definisi diare
adalah meningkatnya frekuensi buang air besar atau konsistensinya menjadi cair yang
menurut ibunya abnormal atau tidak seperti biasanya dan dapat menyebabkan penurunan
berat badan pada bayi. 1
Berdasarkan lamanya, diare dapat dibedakan menjadi diare akut dan diare persisten.
Diare cair akut adalah buang air besar lembek atau cair dan tanpa darah dengan frekuensi
lebih dari 3 kali atau lebih sering dari biasanya dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 14
hari. Diare persisten merupakan diare yang mula-mula bersifat akut tapi berlangsung lebih
dari 14 hari dengan sebab infeksi, dapat berupa diare cair ataupun disentri. Diare persisten
tidak boleh disamakan dengan diare kronik, yakni diare intermiten yang berlangsung lama
dengan penyebab non infeksi (misal sensitif gluten atau gangguan metabolisme yang
menurun).2
B.
Etiologi diare
1. Faktor makanan
Penyebab diare non infeksi yang paling sering, dikarenakan makanan terkontaminasi
toksin bakteri/tercampur bahan kimia toksik, perubahan susunan makanan yang
mendadak, susunan makanan yang tidak sesuai dengan umur bayi, atau alergi terhadap
susu maupun protein tertentu.5,6
2. Faktor infeksi
Penyebab diare yang paling sering. Infeksi dapat berupa infeksi parenteral maupun
enteral. Infeksi parenteral merupakan infeksi diluar usus seperti infeksi saluran nafas,
infeksi saluran kencing, campak dll. Infeksi ini dapat mempengaruhi jalur susunan saraf
vegetatif sehingga bermanifestasi sebagai diare pada saluran cerna. Infeksi enteral
merupakan infeksi yang berasal dari dalam usus.1
Tabel 1. Agen etiologi diare anak2
Etiologi
Contoh
Virus
Bakteri
Parasit
Jamur
terdorong keluar usus melalui anus, menimbulkan diare osmotic dari penyerapan air dan
nutrient yang tidak sempurna.9
Masa inkubasi infeksi rotavirus kurang dari 48 jam, rata-rata berlangsung 1-7 hari,
dan disertai demam subfebris, muntah, dan diikuti dengan diare cair yang sering. Gejala
ini muncul pada 50-60 % kasus.1
Sedangkan untuk infeksi bakteri menyebabkan diare melalui beberapa mekanisme,
yaitu penempelan mukosa usus, pengeluaran toksin, dan invasi mukosa usus.3,4Diare
pada amoeba (amebiasis) didahului dengan kontak antara stadium trofozoit E.
histolyticadengan sel epitel kolon. Selanjutnya invasi amoeba ke dalam jaringan ektra
sel terjadi melalui sistein proteinase yang melisiskan matriks protein ekstra sel sehingga
mempermudah invasi trofozoit ke jaringan submukosa. Stadium trofozoit bersarang di
submukosa dan membuat kerusakan yang lebih luas, akibatnya terjadi luka yang disebut
ulkus ameba.Dengan peristaltik usus, stadium trofozoit dikeluarkan bersama isi ulkus ke
rongga usus kemudian menyerang lagi mukosa usus yang sehat atau dikeluarkan
bersama tinja.Tinja itu disebut tinja disentri yaitu tinja yang bercampur lendir dan darah.
Pada disentri basiler, atau Shigellosis, adalah infeksi usus yang disebabkan oleh
Shigella. Shigellosis dapat menyebabkan 3 bentuk diare yaitu : (1) diare klasik dengan
tinja konsistensi lembek disertai darah, mukus, dan pus, (2) watery diarrhea dan (3)
kombinasi keduanya. Masa inkubasi adalah 2-4 hari atau bisa lebih lama sampai dengan
1 minggu.Oleh seorang yang sehat diperlukan 200 kuman untuk menyebabkan sakit.
Kuman masuk dan berada di usus halus menuju terminal ileum dan kolon, melekat pada
permukaan mukosa dan menembus lapisan epitel kemudian berkembang biak di dalam
lapisan mukosa. Berikutnya adalah terjadi reaksi peradangan yang hebat yang
menyebabkan terlepasnya sel-sel dan timbulnya tukak pada permukaan mukosa usus.
Jarang terjadi organisme menembus dinding usus dan menyebar ke bagian tubuh yang
lain.
3. Faktor konstitusi
Kondisi saluran cerna dimana dijumpai intoleransi laktosa, malabsorbsi lemak dan
intoleransi protein. Malabsorbsi merupakan abnormalitas transportasi mukosa akibat
substansi spesifik sehingga terjadi ekskresi feses dari nutrisi yang dicerna. Hal ini dapat
terjadi pada gangguan pancreas, empedu dan usus (kerusakan mukosa usus, gangguan
motilitas usus, perubahan ekologi bakteri usus, tindakan post operatif usus). Di samping
itu malabsorbsi dapat terjadi akibat gangguan metabolisme kongenital, malnutrisi
(kwashiokor, marasmus), defisiensi imunitas dan faktor emosi.4,5
4. Faktor psikis
Depresi dan stres emosional melalui susunan saraf vegetatif dapat mengganggu saluran
cerna. Diare karena faktor psikis jarang pada bayi dan anak kecil, sehingga
kemungkinan diare karena faktor psikis pada penderita ini dapat disingkirkan.6
C.
Manifestasi klinis
Infeksi usus menimbulkan tanda dan gejala gastrointestinal serta gejala lainnya bila
terjadi komplikasi ekstraintestinal. Gejala gastrointestinal bisa berupa diare, kram perut dan
muntah.Sedangkan manifestasi sistemik bervariasi tergantung pada penyebabnya.1
Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah ion
natrium, klorida, dan bikarbonat. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik,
dan hipokalemia. Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya karena dapat
menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskuler, dan kematian bila tidak diobati dengan
tepat.4
Infeksi ekstraintestinal yang berkaitan dengan bakteri enterik patogen antara lain:
vulvovaginitis, infeksi saluran kemih, endokarditis, osteomielitis, meningitis, pneumonia,
hepatitis, peritonitis, dan septik trombophlebitis. 2
Bila terdapat panas dapat dimungkinkan karena proses peradangan atau akibat
dehidrasi. Panas badan umum terjadi pada penderita dengan inflammatory diare. Nyeri
perut yang lebih hebat dan tenesmus yang terjadi pada perut bagian bawah serta rectum
menunjukkan terkenanya usus besar.1
Gejala khas disentri basiler adalah defekasi sedikit-sedikit, terus-menerus, sakit perut
kolik, tenesmus, muntah-muntah.Suhu badan tinggi, sakit perut dirasakan disebelah
kiri.Tinja biasanya encer, berlendir, warna kemerah-merahan, atau lendir bening, dan
berdarah.Pada pemeriksaan mikroskopis tinja dijumpai leukosit, eritrosit, dan sel
makrofag.Penyembuhan spontan dapat terjadi dalam 2-7 hari terutama pada penderita
dewasa yang sehat sebelumnya, sedangkan pada penderita yang sangat muda atau tua dan
juga pada penderita dengan gizi buruk penyakit ini akan berlangsung lama.
Penilaian klinis diare akut pada anak dikategorikan sesuai dengan UKK
Gastrohepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sebagai berikut:
Tabel 3. Kriteria penetuan derajat dehidrasi1
Kategor
i
Tanda
dan
Gejala
Rencana
Terapi
D.
Tanpa Dehidrasi
Dehidrasi Tidak
Berat
Rencana Terapi A
Rencana Terapi B
Dehidrasi Berat
Dua atau lebih dari
tanda berikut ini:
Letargi atau
penurunan
kesadaran
Mata cowong
Tidak bisa minum
atau malas minum
Cubitan kulit perut
kembali dengan
sangat lambat ( 2
detik)
Rencana Terapi C
Penatalaksanaan diare
Protokol penanganan diare yang ditetapkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
dilakukan berdasarkan kategori/tipe diare yang menyerang pasien.1
Pada pasien diare akut tanpa tanda dehidrasi, penanganan yang dilakukan adalah penanganan
dengan rencana terapi A:
RENCANA TERAPI A
Menggunakan cara ini untuk mengajari ibu:
a. Meneruskan mengobati anak diare di rumah
b. Memberikan terapi awal bila terkena diare
Menerangkan empat cara terapi diare di rumah:
1) Memberi cairan lebih banyak dari biasanya untuk mencegah dehidrasi
a. Menggunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan, seperti oralit, makanan
yang cair (seperti sup, air tajin) dan kalau tidak ada air matang gunakan
larutan oralit untuk anak, seperti dijelaskan di bawah (catatan: jika anak
berusia kurang dari 6 bulan dan belum makan makanan padat lebih baik
diberi oralit dan air matang daripada makanan cair)
b. Memberikan larutan ini sebanyak anak mau, memberikan jumlah larutan
oralit seperti di bawah
c. Meneruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti
2) Memberi suplementasi zinc
Memberi suplementasi zinc selama 10-14 hari berturut-turut walaupun anak telah
sembuh dari diare. Dapat diberikan dengan cara dikunyah untuk anak yang lebih
besar atau dilarutkan dalam air matang, oralit, atau ASI untuk bayi:
a. Umur < 6 bulan diberi 10 mg (1/2 tablet) perhari
b. Umur > 6 bulan diberi 20 mg (1 tablet) perhari
3) Memberi anak makanan untuk mencegah kurang gizi
a. Meneruskan ASI
b. Bila anak tidak mendapatkan ASI berikan susu yang biasa diberikan. Untuk
anak kurang dari 6 bulan dan tidak mendapatkan ASI dapat diberikan susu
c. Bila anak 6 bulan atau lebih atau telah mendapatkan makanan padat:
1) Memberikan bubur, bila mungkin campur dengan kacang-kacangan,
sayur, daging, atau ikan. Menambahkan 1 atau 2 sendok teh minyak
sayur tiap porsi
2) Memberikan sari buah atau pisang halus untuk menambahkan kalium
3) Memberikan makanan yang segar. Masak dan haluskan atau tumbuk
makanan dengan baik
4) Membujuk anak untuk makan, memberikan makanan sedikitnya 6 kali
sehari
5) Memberikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan berikan
porsi makanan tambahan setiap hari selama 2 minggu
d. Membawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3
hari atau menderita sebagai berikut:
1) BAB cair lebih sering
2) Muntah terus menerus
3) Rasa haus yang nyata
4) Makan atau minum sangat sedikit
5) Timbul demam
6) BAB disertai darah
e. Anak harus diberi oralit di rumah apabila:
Konposisi
(dalam gram /liter)
Glukosa anhidrat
Natrium klorida
13.5
2.6
Kalium klorida
1.5
2.9
Berat total
20.5
RENCANA TERAPI B
Pada dehidrasi tidak berat, cairan rehidrasi oral diberikan dengan pemantauan yang
dilakukan di Pojok Upaya Rehidrasi Oral selama 4-6 jam. Mengukur jumlah rehidrasi oral
yang akan diberikan selama 4 jam pertama:
Tabel 5. Jumlah cairan rehidrasi oral 4-6 jam pertama
Umur
> 4 bulan
4-12 bulan
12 bulan 2 tahun
2-5 tahun
Berat
Badan
< 6 kg
6 - < 10 kg
10 - < 12 kg
12-19 kg
Dalam
ml
200-400
400-700
700-900
900-1400
Bayi <1tahun
1 jam*
5 jam
30 menit*
2.5 jam
YA
Adakah terapi IV
terdekat (dalam
30menit)?
TIDA
K
TDK
Apakah saudara
dapat
menggunakan pipa
nasogastrik/
orogastrik untuk
E.
YA
lintas diare yang berkesinambungan dan tersedianya panduan tatalaksana diare untuk petugas
kesehatan.3
Studi WHO membuktikan bahwa pemberian zinc dapat mengurangi durasi diare akut
sebesar 25% dan mengurangi durasi diare persisten sebanyak 29%. Masyarakat telah
mengenal oralit sebagai obat diare sejak tahun 1970, sedangkan penggunaan zinc sebagai
obat baru dalam tatalaksana diare belum banyak dikenal sehingga perlu disosialisasikan. 1
Pada pasien ini, dilakukan upaya promotif dan preventif baik kepada anak dan keluarga
yang tinggal bersama anak meliputi edukasi mengenai penyakit diare serta cara-cara yang
dapat dilakukan dalam rangka pencegahan dan penatalaksanaan penyakit tersebut serta
pemberian leaflet mengenai diare dan cara cuci tangan yang baik.
1. Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa
air saja dengan frekuensi yang lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih) dalam satu
hari
2. Cara penularan diare melalui cara fecal-oral yaitu melalui makanan atau minuman yang
tercemar kuman atau kontak langsung tangan penderita atau tidak langsung melalui lalat
(5F = faeces, flies, food, fluid, finger)
3. Faktor risiko terjadinya diare adalah:
e.
Faktor perilaku:
- Tidak memberikan ASI ekslusif, memberikan MPASI terlalu dini akan mempercepat
-
Etiologi terjadinya diare umumnya infeksi dari golongan virus, bakteri, parasit, dan
selain itu bisa disebabkan dari keracunan makanan, malabsorbsi, serta diare yang terkait
dengan pemberian antibiotik yang tidak tepat.
Prinsip tatalaksana diare pada balita adalah LINTAS DIARE, yang meliputi:
Antibiotik selektif
Antibiotik jangan diberikan kecuali ada diare berdarah dan kolera. Pemberian antibiotik
yang tidak tepat akan memperpanjang lamanya diare dan mempercepat resistensi kuman
terhadap antibiotik.
BAB III
PERMASALAHAN
2.1. IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. AP
Umur
: 1 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat
: Nglarangan, RT 01 RW 04, Jampirejo
Agama
: Islam
2.2. ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama : mencret
Sejak 1 hari sebelum datang ke puskesmas, anak mencret (+) 10x/ hari, @ 1/8
gelas belimbing, cair (+), warna kuning, ampas sedikit (+), bau asam (-), nyemprot (+),
lendir (-), darah (-), anus kemerahan (-). Anak muntah (-), demam tinggi (-). Buang air
kecil tidak ada keluhan, frekuensi lebih dari 4 kali sehari, lancar warna kuning
jernih, tidak menangis waktu kencing. Kemudian, anak dibawa ke bidan,
mendapatkan 2 macam obat sirup, akan tetapi tidak didapatkan perbaikan. Anak
tidak tampak lemah, tampak kehausan, mata tidak cowong, anak minum dengan banyak.
BAK terakhir 1 jam sebelum datang ke puskesmas, warna kuning jernih.
Menurut ibu, anak tidak menggunakan empeng, riwayat berganti susu disangkal,
memakan makanan pedas/terlalu asam serta makanan basi/rusak disangkal. Anak belum
memiliki kebiasaan jajan. Anak minum air susu ibu.
Riwayat Penyakit Dahulu
Morbili
Pertusis
Varisela
Difteri
Malaria
Tetanus
Angina
Pneumoni
Bronkhitis
Demam berdarah dengue
Campak
Umur
-
Diare
Disentri Basiler
Disentri Amuba
Tifus Abdominalis
Cacingan
Operasi
Gegar otak
Patah tulang
Reaksi obat
Umur
-
: 36,5C axilla
Status Internus :
Kepala
Rambut
: kembali cepat
Mata
: cekung (-/-), air mata (+/+), konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-)
Telinga
: nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan retroaurikuler (-/-), nyeri tarik (-/-)
discharge (-/-), serumen (-/-)
Hidung
Bibir
Mukosa
Mulut
Lidah
Gigi-geligi
: karies (-)
Tenggorok
: sulit dinilai
Leher
Toraks
Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: suara dasar
Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: suara jantung I dan II normal, irama reguler, gallop (-), bising (-).
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Ekstremitas :
superior
inferior
Edema
-/-
-/-
Sianosis
-/-
-/-
Petechiae
-/-
-/-
Akral dingin
-/-
-/-
<2/<2
<2/<2
Refleks fisiologis
+N/+N
+N/+N
Refleks patologis
-/-
-/-
normotonus
normotonus
Tonus
Genital
Perianal
BAB IV
RENCANA PEMECAHAN MASALAH
Assessment: Diare cair akut tanpa tanda dehidrasi
DD/ Diare osmotik
DD/ diare rotavirus
DD/ Intoleransi laktosa
Diare Sekretorik
DD/ Infeksi
- Bakterial
DD/ - ETEC
- Jamur
- Cholera
Rencana diagnosis : Subjektif: Objektif
Rencana terapi
:-
BAB V
MONITORING DAN EDUKASI
Rencana monitoring
- Tanda dehidrasi: rewel, kehausan, tanda-tanda mata cekung, turgor kulit lambat, mulut
kering
- Tanda syok : akral dingin, pucat, nadi tak teraba
Rencana Edukasi
- Menjelaskan pada orang tua mengenai perlunya menjaga kebersihan diri dan alat-alat
makan atau minum dengan cara cuci tangan sebelum memberi makan anak, menggunakan
alat-alat makan yang sudah dicuci bersih dengan air bersih yang mengalir.
- Mengedukasi orang tua pasien mengenai cara pemberian oralit pada anak dan diberikan 50
100 cc tiap kali muntah/ mencret, diberikan satu sendok teh tiap 1-2 menit sampai habis,
jika anak muntah maka dihentikan, tunggu + 10 menit lalu dilanjutkan lagi tetapi lebih
lambat misalnya sesendok tiap 2-3 menit.
- Menjelaskan kepada keluarga mengenai tanda-tanda dehidrasi seperti rewel, kehausan,
mata cekung, menangis tidak keluar air mata, bibir kering. sehingga bila tampak tandatanda tersebut pada anaknya agar segera dibawa ke Rumah Sakit atau poliklinik terdekat.
- Selalu menggunakan air bersih dan air yang sudah dimasak matang untuk minum.
- Bila anak buang air besar harus segera dibersihkan dengan air dan ganti dengan celana
yang bersih, bila tinja mengotori perlak segera bersihkan dan ganti dengan perlak yang
bersih.
- Menjelaskan kepada orang tua bahwa tablet zinc harus dikonsumsi hingga 10-14 hari
sekalipun nantinya diare sudah sembuh agar pemulihan saluran cerna lebih cepat dan
mengurangi kekambuhan diare lagi di kemudian hari.
-Memberitahukan kepada Ibu pasien agar tetap ke posyandu setiap bulan untuk memantau
perkembangan dan pertumbuhan anak.
DAFTAR PUSTAKA
3. Subagyo B, Santoso NB. Diare Akut. In: Juffrie M, Soenarto Sri SY, Oswari Y, Arief S,
Rosalina I, Mulyani N, editors. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI, 2010; p. 87-115
4. Bambang S, Nurtjahjo BS. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1: Diare Akut. Jakarta:
Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2010; h.87-118.
5. Sinthamurniwaty. Faktor-faktor Risiko Kejadian Diare Akut pada Balita (Studi Kasus di
Kabupaten Semarang) [Tesis]. Semarang (Indonesia): Pascasarjana Universitas Diponegoro;
2006 [cited 2013, juli 28]
6. Febrika N. Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) pada Anak
Usia 0-24 Bulan dengan Kejadian Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Purwodadi
Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Tahun 2010 [Laporan Ilmiah]. Surakarta
(Indonesia): Universitas Muhammadiyah; 2010 [cited 2013 Jul 28].
7. Zulfiqar AB. Acute Gastroenteritis in Children. Dalam: Nelson Textbook of Pediatrics
Eighteenth Edition. Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, editor; 2008.
8. Guntur. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut [Tesis}.
Medan: Universitas Sumatera Utara; 2008.
9. Aisyah F. Hubungan Antara Pengetahuan dan Tindakan Ibu dalam Pencegahan Diare
dengan Kejadian Diare pada Anak Taman Kanak-kana di Wilayah Kerja Puskesmas
Medokan Ayu Surabaya [Skripsi]. Surabaya: Universitas Airlangga; 2009 [cited 2013 Jul
28]
Komentar/Feedback
Mengetahui,
Pendamping Dokter Internship
Peserta