Jhak
Jhak
ABSTRAKSI
Gangguan identitas gender, biasanya dikenal juga dengan istilah transeksualisme adalah
kesadaran mental yang dimiliki seseorang tentang jenis kelaminnya, tentang apakah dirinya
laki-laki atau perempuan dimana identitas gender yang dimiliki oleh seorang transeksual ini
berlawanan dengan jenis kelamin yang dikenakan kepadanya berdasarkan genital fisiknya.
Male to female transeksual atau yang dikenal dengan istilah waria yaitu transeksual laki-laki ke
perempuan, memiliki tubuh laki-laki dan jiwa perempuan. Sampai saat ini kehadiran kaum
waria disekeliling kita masih belum sepenuhnya diterima. Tak jarang mereka diperlakukan
seperti manusia ajaib yang patut ditertawakan, diolok olok, atau bentuk bentuk penolakan
lainnya. Pada kenyataannya penolakan dan sikap anti pati dari masyarakat tersebutlah yang
selama ini dapat memicu perilaku agresivitas kaum waria.
Dari pemaparan diatas, maka timbul pertanyaan mengenai faktor-faktor apa saja yang
dapat menyebabkan seseorang menjadi waria, bagaimana gambaran agresivitas subjek, faktor
faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya agresivitas dan bagaimana proses
perkembangan agresivitas pada subjek .
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat
menyebabkan seseorang menjadi waria, bagaimana gambaran agresivitas subjek, faktor faktor
apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya agresivitas dan bagaimana proses perkembangan
agresivitas pada subjek .
Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena metode kualitatif
sesuai untuk digunakan pada masalah-masalah yang bertujuan untuk mengeksplorasi kehidupan
seseorang atau tingkah laku seseorang dalam kehidupannya sehari-hari, dengan menggunakan
metode kualitatif juga diperoleh pemahaman yang mendalam tentang berbagai gejala-gejala
sosial yang terjadi di dalam masyarakat.
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah waria berusia 21 - 40 tahun,
memiliki pekerjaan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua orang subjek
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode wawancara
dan observasi dengan subjek dan significant others. Dalam proses wawancara ini, untuk
membantu proses pengumpulan data maka peneliti dilengkapi dengan pedoman wawancara,
pedoman observasi dan alat perekam.
Setelah dilakukannya penelitian pada subjek 1 dan significant other dan subjek 2 beserta
significant othernya maka didapat hasil bahwa kedua subjek tersebut memilki faktor-faktor
penyebab seseorang menjadi waria yang meliputi faktor biologis dan psikososial. Selain itu
kedua subjek juga memiliki faktor-faktor yang dapat menyebabkan agresi seperti faktor biologis,
faktor situasional, faktor lingkungan, faktor sosial, dan faktor psikologis namun pada proses
perkembangan agresi yang terdiri dari pemodelan dan pembelajaran, hanya proses pemodelan
yang dimiliki oleh kedua subjek tidak dengan proses pembelajaran. Kedua subjek juga memiliki
perilaku agresivitas. Walaupun setiap subjek memiliki bentuk-bentuk perilaku agresivitasnya
tersendiri. Agresivitas tersebut terdiri dari agresi fisik aktif langsung, agresi fisik aktif tidak
langsung, agresi fisik pasif langsung, agresi fisik pasif tidak langsung, agresi verbal aktif
langsung, verbal aktif tidak langsung, agresi verbal pasif langsung, dan agresi verbal pasif tidak
langsung
masyarakat.
Suatu
masyarakat
memiliki
Menurut
diagnosis
medis
2003)
adalah
atau
gender
dysphoria
sebuah
konvensional
(dalam
Yash,
ketidaknyamanan
kelahiran
mereka.
disebabkan
tentang
Gender
oleh
adanya
keadaan
pola
ditentukan
memahami
berhubungan
terlebih
perkembangan
dahulu
untuk
ini
penting
memahami
arti
perilaku,
psikologis
dan
secara
atribut
kultural
dengan
yang
lain
yang
yang
biasa
maskulinitas
dan
dipersepsikan
atau
digambarkan.
diri
seseorang
tentang
sosial:
anak
laki-laki/pria
atau
anak
(Yash, 2003).
kelamin
berkebalikkan
dengan
mind
persisten
perempuan
dan
dan
dan
mind
laki-laki,
sewaktu
memainkan
Bukti-bukti
mereka
masih
permainan
tentang
kecil.
perempuan
keberadaan
Neale, 2001)
merasakan
adalah
Prancis
2001)
pria
atau
bahwa
yang
biasa
mereka
disebut
oleh
juga
mencatat
adanya
figure
mensukseskan
Celebes
(Sulawesi
Selatan)
dan
di
PON
XVI
dengan
seorang
masyarakat,
waria
Universitas
yang
kalau
diperlakukan
tidak
kaum
sebagai
wabah
Sarjana
Teknik
Tekhnologi
Sipil
Negeri
lulusan
Malang,
IWAMI
untuk
kepentingan
dalam
suasana
merepresentasikan
kepentingannya
demokrasi
belakangan
di
yang
berkembang
Indonesia
Waria
Malang)
dan
beberapa
2005).
jelaslah
ini
kepentingan
(Ikatan
hendak
memperjuangkan
(Anonim,
adalah
YWS
atau
2006),
(Yayasan
salah
Waria
satunya
Sriwijaya)
di
bentukbentuk
penolakan
lainnya.
disingkirkan.
selanjutnya,
agresi
verbal.
Jika
Jeritan
Pada
batin
tahap
mereka,
sebagai
kita
reaksi
berpikir
kemarahan
tentang
agresi
yang
dan
penghinaan,
1998).
2003)
berpendapat
bahwa
agresi
pada
mengadakan
dan sebagainya.
mencoba
sejumlah
memahami
penelitian
untuk
kekerasan
yang
Menurut
Averill
(dalam
Sears,
Peplau, 1994).
sering
kali
orang
marah
tapi
kemungkinan
marah,
persen.
bila
mereka
Contribution
to
Sociology
of
peneliti
juga
ingin
melihat
gambaran
B. Pertanyaan Penelitian
tertentu
(seperti
pada
perampokan),
ingin mengetahui :
1. Faktor-faktor
apa
saja
yang
dapat
subjek ?
4. Bagaimana
proses
perkembangan
diungkapkan
mengenai
operasi
D. Tujuan Penelitian
langsung,
langsung,
masyarakat
subjek .
E. Manfaat Penelitian
agresi
verbal
verbal
tidak
manusia
aktif
pasif
mengucilkan
biasa
yang
1. Manfaat Praktis
memberikan
agresi
mengenai
female
Hasil
langsung,
faktor
faktor
lingkungan,
berasal
transeksual
penyebab
psikologis,
Sehingga
(waria).
seperti
sosial,
dari
proses
pemodelan.
memunculkan
agresi
fisik
pasif
tidak
bantuk-
ini
diharapkan
masukan
dapat
yang
memberikan
bermanfaat
agresi
merupakan
perilaku.
Dengan
bagi
sasarannya
besar,
adalah
tetapi
mahkluk
hidup
disalurkan
dengan
A. Agresivitas
1. Pengertian Agresivitas
Menurut
pada
sesamanya.
perasaan
maksud
Anantasari
Dalam
untuk
(2006)
agresi
terkandung
membahayakan
atau
dan
proses-proses
simbolik.
2003)
mengatakan
agresi
melukainya
dan
pihak
yang
dilukai
untuk
melukai
atau
mencelakakan,
pelaku.
diarahkan
bukan
kedalam
diri
sendiri,
lain.
fisikal
Dari
keseluruhan
defenisi
tersebut
ke
orangorang
untuk
lain.
orang-orang
lain
sengaja
berakar
yang
dilakukan
oleh
suatu
dalam
respons-respons
lewat
pembelajaran
agresif,
a. Faktor-faktor psikologis
bahwa
perilaku
mengatakan
pengalaman-pengalamannya
diri
1) Frustasi.
Tidak
diragukan
lagi
anak
mengalami
atau
orang
yang
frustasi
serta
merta
c. Faktor-faktor lingkungan
langsung.
Bukti-bukti
mengindikasikan
betapa
kesesakan
manusia
yang
karena
kondisi
terlalu
berjejal.
agresi
dan
paparan
tontonan
bisa
makin
Ternyata
meningkat
pengaruh
pula.
tontonan
kumulatif,
artinya
semakin
panjangnya
paparan
tontonan
f.Faktor-faktor genetik
CONTOH
melihat
4. Proses Agresi
Menurut Faturochman (2006) terdapat dua
proses agresi, yaitu:
menstimulasi
kejadian
agresi,
orang
yang
bisa
a. Pemodelan
Remaja dan anak-anak di daerah
pertempuran
berbagai
seperti
Lebanon,
pada
dasarnya
hal
ini
adalah
tertanam
proses
tidak
televisi
peniruan
bisa
memang
menjadi
adanya
peniruan
itu,
peniru
proses
pemodelan,
B. Transseksual
1. Pengertian Transeksual
b. Pembelajaran
Dalam
antara
ikut-ikutan
hubungan
imbalan
apabila
orang
pertama
diketengahkan
kali
Cauldwell
pada
tahun
1949
oleh
untuk
yang
transseksual
Benjamin.
mempopulerkan
ini
adalah
Menurutnya,
didefinisikan
sebagai
Dr.
istilah
Harry
transseksual
suatu
gangguan
mereka
untuk
hidup
abnormalitas
seksual
berupa
yang
dimiliki
seseorang
tentang
jenis
atau perempuan
Sedangkan
(dalam
kesalahan
seksual,
menurut
dalam
dalam
Carlie
proses
diferensiasi
perkembangan
untuk
identitas
gender
yang
dapat
Menurut
Iswandi,
dkk
(2005)
(waria)
disimpulkan
adalah
bahwa
seorang
transeksual
lakilaki
yang
dengan
medis,
mereka miliki.
struktur
operatif
fisiknya,
dan
menginginkan
sah
sehingga
dan
Karla
bahwa
(1983),
penyebab
dari
sosial.
Seorang
anak
mungkin
dan
pengidentifikasian
ini
mungkin
a.Faktor biologis.
Penjelasan
gangguan
Transeksual (Waria)
biologis
identitas
munculnya
gender
sangat
berkontribusi
terhadap
seperti
hipotalamus,
dan
fenomena
ini
benar-benar
ada
disekitar kita.
Menurut Sunaryo (2004) transeksual
adalah abnormalitas seksual berupa adanya
gejala merasa memiliki seksualitas yang
berlawanan dengan struktur fisiknya.
Demikian juga Carlie (dalam Iswandi,
dkk, 2005) yang mendefinisikan transeksual
adalah
suatu
kesalahan
dalam
proses
Kurangnya
pemahaman
masyarakat
mendapat
mengenai
2003).
masyarakat
kaum waria.
fenomena
Penolakan
yang
ini
(Yash,
diberikan
perilaku
tempat
didalam
agresivitas
masyarakat
didalam
kehidupan
yang
dilakukan
oleh
suatu
organisme
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
agresi
sangat
kompleks
karena
adanya
yaitu
lain
menurut
agresivitas
agresif
pada
Anantasari
pada
manusia
dasarnya
Penelitian
ini
menggunakan
dengan
menciptakan
gambaran
adalah
informasi,
serta
dilakukan
dalam
latar
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah
waria
berusia
21-40
tahun,
memiliki
tahap
persiapan
dan
membuat
pedoman
nantinya
akan
mendasar
berkembang
yang
dalam
ahli
dalam
hal
ini
adalah
mengenai
isi
pedoman
dari
orang
lain.
Setelah
kemudian
peneliti
pertanyaan-pertanyaan
diwawancara,
Peneliti
C. Tahap-tahap Penelitian
Adapun
latar
belakang
subjek,
rekaman
berdasarkan
hasil
itu
kesimpulan
membuat
dari
diskusi
hasil
dan
penelitian.
telah
dilakukan,
peneliti
selanjutnya.
data
itu.
1.Observasi
Denzin
membedakan
sebagai
(dalam
empat
moleong,
macam
teknik
2004)
triangulasi
pemeriksaan
yang
2.Wawancara
jawab
langsung
berhadap
Pada
triangulasi
dengan
metode,
Dalam
penelitian,
peneliti
wawancara
itu
serta
terhadap
apa
pembanding
mengharuskan
pewawancara
derajat
kepercayaan
penemuan
hasil
lainnya
untuk
keperluan
kemencengan
data.
suatu
tim
Pada
dalam
dasarnya
penelitian
dapat
menurut
Triangulasi
dengan
teori,
analisis
telah
menguraikan
pola
SIMPULAN
1. Faktor-faktor yang Menyebabkan
Seseorang Menjadi Waria
mencari
pembanding.
tema
Secara
atau
penjelasan
induktif
hal
itu
a. Faktor biologis.
Pada kasus subjek 1 dan subjek 2
pada
umumnya
dapat
hormon
ketertarikannya
terhadap
Pada
1,
lainnya
terangsang jika
untuk
mengorganisasikan
data
merasakan
wanita
subjek
mengenai
laki-laki.
subjek
melihat
dapat
laki-laki,
analisis
data
adalah
proses
namun
subjek
juga
pernah
pernah
mengikuti
dan
subjek
dapat
orang
disimpulkan
bahwa
bahwa
yang
lain
untuk
kata-kata
kasarnya
sedang
mengamen
yang
sedang
bertengkar
gossip
yang
menyebarkan
gosip
jahat
disimpulkan
bahwa
a. Faktor-faktor psikologis
1) Perilaku
yang
dipelajari.
Pada
karena
lalu
mengaku
pengalaman
tersebut
subjek
sekarang
memiliki
kedua
orang lain.
orang
lain
yang
telah
yang
telah
mengkritiknya,
untuk
berperilaku
agresif.
b. Faktor-faktor sosial
1) Frustasi. Pada kasus subjek 1 dan
subjek 2 dapat disimpulkan
bahwa frustasi
munculnya
dapat memicu
perilaku
agresi
subjek 2
orang
sekitar
tidak
mempedulikan.
acara
percintaan.
c. Faktor-faktor lingkungan
sinetron
mengenai
pernah
ditampar
oleh
orang.
subjek
mengaku
akan
tontonan
perilaku
tinju
namun
bukan
d. Faktor-faktor situasional
Pada kasus subjek 1 dan subjek 2
dapat
disimpulkan
bahwa
ketika
tidak
pernah
mengalami
cedera
cidera
a. Pemodelan
Pada kasus subjek 1 dan subjek 2
tidak
pernah
subjek
mengalami
juga
teman-
bahwa
dan
subjek
1,
sering
tersebut
subjek
diejek
yang
oleh
f. Faktor-faktor genetik
Pada kasus subjek 1 dan subjek 2
dapat disimpulkan bahwa terdapat
kesamaan antara subjek 1 dan subjek
2 mengenai perilaku agresi yang
dimiliki oleh kedua subjek yang
menurut subjek melebihi perilaku
agresi yang dimiliki oleh laki-laki.
pada
menyaksikan
namun
bukan
subjek
acara-acara
1,
senang
kekerasan
kekerasannya
yang
b. Untuk
Keluarga
yang
memiliki
setiap
keluarga
diharapkan
dengan subjek 2.
anak-anak
dini
karena
jika
B. Saran
a. Untuk Subjek
sedari
berhati-hati
dalam
berperilaku
pakar
psikologi
kemungkinan
untuk
penyebab
mencegah
yang
dapat
membuat
memiliki
kaum
mengembangkan
menerima
keadaan
kaum
waria,
disarankan
untuk
lebih
dapat
memberikan
menerimanya.
karena
dapat
buruk,
waria
dapat
hal
meminimalisasikan
tersebut
pandangan
anak
menjadi
anggota
keluarga
dukungan
Karena
kaum
seorang
dan
kepedulian
masyarakat
dapat
DAFTAR PUSTAKA
disarankan
agar
tidak
mengucilkan
kaum
biasa
pengakuannya
waria
yang
adalah
menginginkan
sebagai
bagian
dari
masyarakat.
d. Untuk Penelitian Selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya yang ingin
mengembangkan
penelitian,
atau
diharapkan
melanjutkan
hendaknya
kaum
penelitian
disarankan
open
untuk
interview
agar
didapatkannya
lebih
akurat
atau
dengan
Anonim.
(2006).
Konstruksi
Waria.
http://www.sogundafiera.com.
03/01/2006
Anonim. (2005). Menjenguk Identitas Kaum
Homoseksual. http://www.jatim.go.Id.
24/12/2005.
Anantasari. (2006). Menyikapi Perilaku
Agresif Anak. Yogyakarta: Kanisius.
Atmojo, K. (1986). Kami bukan laki laki ;
sebuah sketsa kehidupan kaum waria.
Jakarta: PT Temprin
Bandura, A. (1973). Aggression a Social
Learning Analysis. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc.
Bios. (2005). Kekeliruanku Tentang Waria.
http://www.boedy.blogspot.com.
27/05/2005.
Crooks, R & Baur, K. (1983). Our Sexuality
(2th
ed).
New
York:
The
Benjamin/Publishing Company, Inc.
Davison, G. C. & Neale, J. M (1974).
Abnormal Psychology (6th ed). New
York: John Willey & Sons,Inc.
Dayakisni, T & Hudaniha. (2003). Psikologi
Sosial. Malang: UMM Press.
Elkins, R & King, D. (2001). Transgendering,
Migrating and Love of One Self as a
Woman: A Contribution to a
Sociology of Autogynephilia. Journal
of
Urology.
http://www.symposion.com.
04/07/2001.
Sukandarrumidi.
(2004).
Metodologi
Penelitian; Petunjuk Praktis untuk
peneliti
pemula.
Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada.
Sunaryo.
(2004).
Psikologi
Keperawatan. Jakarta: EGC.
untuk