Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Hakekat ketenagaan
1. Perekrutan dan seleksi tenaga kerja
Langkah pertama dalam perekrutan adalah menstimulasi calon untuk mengisi
posisi yang dibutuhkan. Hal ini tidak sederhana karena tidak hanya segi tehnis
kualifikasi, melainkan juga kualitas individu harus sesuai dengan pekerjaan,
susunan, dan tujuan organisasi. Usaha perekrutan tenaga kerja jangan tergesa-gesa
karena dapat mengakibatkan hasil seleksi yang tidak memuaskan. Selain itu,
penempatan tenaga kerja harus tepat agar tercipta kondisi kerja yang efisien.
Dalam perekrutan, ada lima kriteria yang perlu diperhatikan. Kriteria
perekrutan yang dimaksud yaitu:
a. Profil keperawatan saat ini
b. Program perekrutan
c. Metode perekrutan
d. Program pengembangan tenaga baru
e. Prosedur penerimaan, yang melalui tahap seleksi, penentuan kualifikasi dasar
seleksi, proses seleksi, dan prosedur lamaran.
Selain kriteria perekrutan di atas, hal-hal lain yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut.
a. Syarat yang harus dipenuhi dalam perekrutan, yaitu:
1) Data biografi, berisikan riwayat personal calon, latar belakang pendidikan,
riwayat dan pengalaman bekerja, serta data lain yang dapat menunjang.
2) Surat rekomendasi/referensi dari perusahaan/instansi dimana calon bekerja
sebelumnya.
3) Wawancara, untuk mencari informasi, memberi informasi, dan menentukan
apakah calon memenuhi persyaratan untuk posisi tertentu.
4) Psikotes, untuk mengetahui tingkat pengetahuan, keterampilan, bakat, dan sikap
umum calon.
b. Orientasi dan pengembangan dalam kaitan dengan perekrutan, yaitu:
1) Orientasi institusi, yang melibatkan penjelasan tentang:
Misi rumah sakit, riwayat, dan tujuan spesifik RS/organisasi,
Struktur dan kepemimpinan
Kebijakan personalia, evaluasi kerja, promosi, cuti, dan lain sebagainya.
Perilaku yang diharapkan, pengembangan staf, dan program pembinaan yang ada.
Hubungan antar karyawan dan hubungan dengan pemimpin.
2) Orientasi pekerjaan, yang melibatkan tindakan untuk:
Memahami tujuan bagian keperawatan dan bagaimana tujuan diterjemahkan
kedalam deskripsi pekerjaan.
Memahami tujuan keperawatan dalam hubungannya dengan tujuan individu.
Menciptakan hubungan interpersonal.
Memperkenalkan pekerjaan, prosedur, dan kebijakan yang ada.
Melakukan orientasi tempat, fasilitas, dan perlengkapanyang ada.
Menjelaskan deskripsi pekerjaan, sesuai dengan tugas dan posisi yang diberikan.
3) Pengembangan staf, yang berlaku sesudah orientasi. Hal ini dilakukan untuk
melanjutkan edukasi secara bebas dan mengembangkan potensi secara penuh dari
seseorang dengan estetika, teknis, dan pendidikan profesional.
c. Penghargaan yang bisa diberikan pada pegawai/karyawan, berupa:
1) Promosi kenaikan pangkat
Merupakan reward untuk individu yang berprestasi atau kesempatan
pengembangan.
Mempertimbangkan senioritas.
Manfaat dari promosi yaitu;
Mempertinggi semangat kerja bagi yang berprestasi.
Menciptakan keseimbangan, dan
Memotivasi.
2) Mutasi, yaitu pemindahan dari suatu pekerjaan/jabatan ke pekerjaan/jabatan lain.
Tujuan dari mutasi, yaitu:
Pengembangan
Mengurangi kejenuhan
Reorganisasi
Memperbaiki penempatan tenaga kerja yang kurang cocok, memberi kepuasan
kerja, dan
Memperbaiki kondisi kesehatan
d. Hambatan dalam ketenagaan yang biasanya muncul berupa:
Berupa:
1) Absensi ( karyawan tidak masuk kerja )
Hal ini kehilangan waktu yang mengakibatkan kerugian secara kualitas dan
ekonomi bagi instansi.
a. Persentase absensi
Jumlah hari kerja yang hilang x 100 %
Jumlah hari kerja efektif
b. Rata-rata absensi pertahun
Total hari absen
x 100 %
Rata-rata jumlah karyawan
c. Faktor absensi ( tidak masuk kerja ), biasanya karena tempat tinggal jauh,
kelompok karyawan yang banyak, dan sakit.
d. Pola absensi :
Sering-pendek-pendek
Jarang-panjang
Hari-hari tertentu
e. Cara mengurangi absensi :
Menerapkan sistem pencatatan
Melakukan kunjungan rumah
Memperhatikan kesejahteraan karyawan
b.
c.
d.
2. Rumusan perhitungan
a. Peraturan Menkes. Kes. RI. No.262/Men.Kes./Per/VII/1979 menetapkan bahwa
perbandingan jumlah tempat tidur rumah sakit dibanding dengan jumlah perawat
adalah sebagai berikut. Rumah sakit tipe A & B perbandingan minimal jumlah
TT : jumlah perawat = 3-4 TT : 2 perawat.
b. Hasil work shop perawatan oleh Dep.Kes RI di Ciloto tahun 1971 menyebutkan
bahwa : jumlah tenaga keperawatan : pasien = 5 : 9 tiap shift.
Catatan : dinas dalam 24 jam dibagi 3 shift ada 1 tim pengganti ( aflos )
Hari kerja efektif / tahun 225-260 hari.
Libur mingguan
52 hari
Cuti tahunan
12 hari
Hari besar
10 hari
Sakit / ijin
12 hari
Cuti hamil rata-rata
29 hari
c. Menurut pemerintah filiphina tahun 1984.
1) Jam rata-rata kebutuhan perawatr setiap pasien dalam 24 jam.
Interne
3, 4 jam
Bedah
3,5 jam
Campuran bedah dan interne
3,4 jam
Post partum
3 jam
Bayi
2, 5 jam
2)
3)
4)
d.
1)
Anak-anak
4 jam
Proporsi rata-rata kebutuhan perawatan yang diberikan :
40 % keperawatan non-profesional
60 % keperawatan profesional
Kebutuhan keperawatan setiap pasien dalam 24 jam menurut Althaus et
al.
( 1982 )dan Krik ( 1981 ) :
Level I ( kebutuhan keperawatan minimal ) yaitu 3,2 jam
Level II ( kebutuhan keperawtan intermediet ) yaitu 4,4 jam
Level III ( kebutuhan keperawatan maksimal ) yaitu 5, 6 jam
Level IV ( kebutuhan keperawatan intensive care ) yaitu 7, 2 jam
Klasifikasi pasien :
Klasifikasi pasien guna menghitung kebutuhan akan perawatan pasien selama 24
jam sehingga dapat menentukan jumlah tenaga perawat yang bertugas. Hanson
menyusun kategori pasien dan jam perawatan sebagai berikut :
Kategori I disebut juga kategori self care membutuhkan waktu perawatan setiap
pasien dalam 24 jam sebanyak 1-2 jam dengan rata-rata waktu perawatan efektif
1, 5 jam.
Kategori II disebut juga kategori minimal care, membutuhkan waktu perawatan
setiap pasien dalam 24 jam sebanyak 3-4 dengan rata-rata waktu perawatan efektif
3,5 jam
Kategori III disebut juga kategori intermediate care, membutuhkan waktu
perawatan setiap pasien dalam 24 jam sebanyak 5-6 jam dengan rata-rata waktu
perawatan efektif 7,5 jam
Kategori IV disebut juga kategori modified intensive care, membutuhkan waktu
perawatan setiap pasien dalam 24 jam sebanyak 7-8 jam dengan rata-rata waktu
perawatan efektif 7,5 jam
Kategori V disebut juga kategori intensive care, membutuhkan waktu perawatan
setiap pasien dalam 24 jam sebanyak 10-14 jam dengan rata-rata waktu perawatan
efektif 12 jam.
Menggunakan sistem klasifikasi pasien berdasarkan perhitungan kebutuhan
tenaga ( Gilles, 1989 ). Berikut ini adalah beberapa tehnik menghitung jumlah
perawat yang dibutuhkan.
Menghitung jumlah perawat pertahun
Jika diasumsikan :
Jumlah jam kerja perawat per hari = 8 jam ( 3 shift dalam 24 jam )
Jumlah hari kerja dalam setahun 301 hari ( 365- ( 52 hari libur + 12 cuti tahunan )
).
Jumlah jam keperawatan setiap pasien dalam sehari = 3,5 jam ( jam rata-rata
kebutuhan perawatan setiap pasien dalam 24 jam bagi pasien bedah menurut Dep.
Kes. Fhilipina 1984 ).
Rata-rata pasien dalam 1 hari = BOR x TT = 82 % x 30 TT = 25 pasien.
Cara mencari BOR ( Bed Occupancy Rate, cakupan pemanfaatan temapt tidur )
dengan menggunakan sebagi berikut :
Jumlah hari perawatan
x 100 %
Jumlah tempat tidur x 365 hari
Cara menghitung jumlah hari perawatan
Jumlah hari perawatan adalah jumalh ahri perawatan seluruh pasien yang
pernah dirawat diruang perawatn tersebut selama 1 tahun.
Sebagai contoh :
Pada tahun 2007 ruang perawatan bedah wanita yang berkapasitas 30 TT merawat
1500 pasien. Masing-masing pasien telah dijumlahkan hari perawatannya
sebanyak 9000 hari. Maka BOR ruang bedah wanita adalah :
9000 x 100 % = 9000 x 100 % = 82
%
30 x 365
10950
Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah
Jml jam kep yg
x rata-rata jml
x jml hari/tahun
Dibu
tuhkan / hari
pasien / hari
( jml hari/tahun hari libur masing tiap )
x jml jam kerja tiap perawat
Perawat / tahun
= jml jam kep yg dibutuhkan / tahun
Jml jam kep yg diberikan perawat / tahun.
Jadi :
3,5 x 25 x
365
= 31937
= 13, 26 dibulatkan = 14 pasien.
( 365 64 ) x 8
2408
Selanjutnya kita hitung jumlah riil perawat yang bertugas setiap hari dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Jumlah perawat yang bekerja perhari
Rata-rata jumlah
x rata-rata jumlah jam
Klien perhari
( BOR )
keperawatan/pasien perhari
Jumlah jam kerja perawat perhari
Jadi :
25 x 3,5 = 87,5 = 10,9 dibulatkan = 11 perawat
8
8
Juga dapat kita hitung jumlah perawat yang libur tidak bertugas setiap harinya
dengan rumus sebagai berikut :
x jumlah tenaga
Tidak efektif
yang
bekerja perhari
Jumlah hari kerja efektif
Jadi, 64 x 11 = 2,33 dibulatkan = 3 perawat
301
Kita juga dapat menghitung jumlah perawat tambahan / cadangan yang diperlukan
dengan memperhatikan jumlah perawat yang akan cuti melahirkan. Berdasarkan
contoh diatas, bila 14 orang perawat yang bertugas terdiri dari PUS ( Pasangan
Usia Subur )/ sedang hamil sebanyak 7 perawat dan sisanya masih belum menikah
maka jumlah perawat yang diperlukan sebagai tambahan atau cadangan dapat
dihitung sebagai rumus berikut :
Jika diasumsikan tenaga yang ( akan ) cuti melahirkan ( CM ) adalah 50 %, maka
tambahan tenaga sbb:
Jml
CM
jam kerja perhari
% CM x perawat x 12
Mg x 6 hari x yang diperlukan
Hari kerja efektif pertahun x jam kerja perhari
Jadi :
50 % x 14 x 12 x 6 x 8 = 4032 = 1,67 = 2
perawat
301 x 8
2408
Dengan demikian kita peroleh rencana jumlah tenaga perawat yang diperlukan
dalam 1 tahun untuk ruang bedah wanita yang berkapasitas 30 tempat tidur
sebanyak :
Total perawat yang diperlukan : 14 + 2 = 16 perawat
Kemudian kita hitung jumlah perawat yang bertugas sehari-hari menurut shift
tugas dengan rumus berikut :
Shift
Prosentase shift x total perawat tugas Jumlah perawat setiap
setiap hari
shift
Pagi
47 % x 11
5, 17 ( 5 )
Sore
36 % x 11
3,96 ( 4 )
Malam
17 % x 11
1,87 ( 2 )
2)
Klasifikasi pasien
Minimal
Pagi Sore Mlm
0, 17 0, 14 0, 10
0, 34 0, 28 0, 20
0, 51 0, 42 0, 30
0, 68 0, 56 0, 40
0, 85 0, 70 0, 50
1, 02 0, 84 0, 60
1, 19 0, 98 0, 70
1, 36 1, 12 0, 80
1, 53 1, 26 0, 90
1, 70 1, 40 1, 00
Partial
Pagi
0, 27
0, 54
0, 81
1, 08
1, 35
1, 62
1, 89
2, 16
2, 43
2, 70
Sore
0, 15
0, 30
0, 45
0, 60
0, 75
0, 90
1, 05
1, 20
1, 35
1, 50
Mlm
0, 07
0, 14
0, 21
0, 28
0, 35
0, 42
0, 49
0, 56
0, 63
0, 70
Total
Pagi
0, 36
0, 72
1, 08
1, 44
1, 80
2, 16
2, 52
2, 88
3, 24
3, 60
Sore
0, 30
0, 60
0, 90
1, 20
1, 50
1, 80
2, 10
2, 40
2, 70
3, 00
Mlm
0, 20
0, 40
0, 60
0, 80
1, 00
1, 20
1, 40
1, 60
1, 80
2, 00
Sebagai contoh :
Ruang penyakit dalam wanita saat ini merawat 20 orang pasien. Setelah dilakukan
sensus harian klasifikasi klien diperoleh klasifikasi 10 orang minimal care, 7
orang partial care, dan 3 orang total care, maka jumlah perawat yang dibutuhkan
setiap shift sebgai berikut :
Jumlah kebutuhan perawat berdasarkan klasifikasi pasien setiap shift
Jumlah dan
Shift
klasifikasi pasien
Pagi
Sore
Minimal care = 10
10 x 0, 17 = 1, 70 10 x 0, 14 = 1, 40
Partial care = 7
7 x 0, 27 = 1, 89
7 x 0, 15 = 1, 05
Total care = 3
3 x 0, 36 = 1, 08
3 x 0, 30 = 0, 90
Jumah perawat
4, 67 = 5 orang
3, 35 = 4 orang
Malam
10 x 1, 10 = 1,00
7 x 0, 07 = 0, 49
3 x 0, 20 = 0, 60
2, 09 = 2 orang
Dengan demikian maka ruang penyakit dalam wanita pada hari tersebut
membutuhkan perawat sebanyak 11 orang terdiri dari :
5 orang bertugas pada shift pagi, 4 orang bertugas pada shift sore dan 2 orang
bertugas pada shift malam. Total perawat yang bertugas pada hari itu = 14 orang
perawat.
Perlu diingat bahwa perhitungan diatas dilakukan setiap hari dengan melakukan
sensus harian klasifikasi pasien setiap pagi terlebih dahulu.
Daftar Pustaka
Suarli, 2009. Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis. Jakarta :
Erlangga.
Suyanto, 2009. Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Di Rumah
Sakit. Jakarta : Mitra Cendikia Press.