Pengertian Diare
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak
normal atau cair. Bisa juga didefinisikan sebagai
buang air besar yang tidak normal dan
berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak
dari biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah
lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan
neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4
kali buang air besar (Vivian,2010).
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit
secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi
satu kali atau lebih,buang air besar dengan
bentuk tinja yang encer dan cair (Suriadi,2010).
Diare adalah sebuah penyakit dimana penderita
mengalami rangsangan buang air besar yang
terus-menerus dan tinja atau feses yang masih
memiliki kandungan air berlebihan. Di dunia
diare adalah penyebab kematian paling umum
Diare Akut
Etiologi Diare
Patofisiologi Diare
Derajat Dehidrasi
Yang
diperiksa
Gelisah,
Sehat cengeng Mengigau
Keadaan
, koma,
Apatis, atau syok
umum
Norma ngantuk Sangat
l
Sedikit kurang
Kekenyala
kurang
Norma
n kulit
Sangat
l
Sedikit cekung
Mata
Norma cekung Sangat
Ubun-ubun
l
Sedikit cekung
besar
Norma cekung Kering &
Mulut
l
Kering sianosis
Denyut
Kuat Sedang Lemas
nadi/mata
<120 (120>40
140)
Sumber : dikutip dari asuhan keperawatan anak
dengan diare oleh Muhammad Lattiifur Roofii
Keterangan :
Jika mendapat nilai 0-2 dehidrasi ringan
Jika mendapat nilai 3-6 dehidrasi sedang
Jika mendapat nilai 7-12 dehidrasi berat
Gejala klinis
Gejala
klinis
Gejala klinis
Ringan
Keadaan
umum Baik
Kesadara (CM)
n
+
Rasa
haus
Sirkulasi
Nadi
Respirasi
Sedang Berat
Gelisah Apatis-koma
++
+++
Cekung
Cekun sekali
Agak
g
Cekung
cekung
Pernapas
Cekun sekali
an
Agak
g
Kurang
cekung
Kulit
Agak sekali
Biasa
kurang
Uub
Anuri
Normal Oliguri
Kering/asido
Normal Agak sis
kering
2.7
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan tinja.
Makroskopis dan mikroskopis
PH dan kadar gula dalam tinja
Penatalaksanaan Diare
: Adalah planning.
: 20 September 2014
Jam
: 04.00 wib
No. MR
: 077314
: By P
Umur
: 3 bulan
: Sumanik
: Tn. R
Umur
: 22 Tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Petani
: Sumanik
:
Anamnesa
Keluhan utama :
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kesehatan
bayinya dengan keluhan berak encer dan
berampas sejak 4 hari yang lalu dengan
frekuensi 3x
Lengkap(1
kali)
Hep B Lengkap(2
kali)
Polio
Lengkap(3
kali)
Belum
Campak
ada
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan Sebelum Masuk Rumah
Sakit(SMRS) bayi mencret sejak 4 hari yang
lalu dengan konsistensi encer dan
berampas,sekali BAB gelas aqua,warna
tinja kekuningan,tidak terdapat lendir maupun
darah.
Badan bayi panas,bayi tampak
lemah,rewel,nafsu makan berkurang.Tetapi
setiap kali bayi di beri susu bayi
muntah.Sebelum diare bayi diberi minum susu
formula dikarenakan ASI sedikit.
PBM datang ke IGD dengan keluhan :
BAK
BAB
Frekuensi
: 5- 6 x sehari
:7x sehari
Frekuensi
Warna
Warna
: Kuning jernih
:Kuning
Keluhan
Konsistensi
: Tidak ada
:Encer
Keluhan
:Bayirewel
Istirahat
Istirahat siang
: 2-3 jam
Istirahat malam
: 8 jam
Personal hygiene
Perwatan tali pusat
: Tidak dilakukan karena
tali pusat sudah lepas
Mandi
: 2x sehari
Ganti popok
BAK
Data Objektif
Pemeriksaan Umum
KU
: Sedang
Kesadaran
: CMC
Nadi
: 158 x/menit
Pernafasan
: 40 x/menit
Suhu
: 38 C
Pemeriksaan Antropometri
PB
: 53 cm
BB
: 4.2 kg
BB Sebelumnya
: 4.8 kg
LILA
: 11 cm
LK
: 37 cm
LD
: 35 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala
Rambut
: Bersih, hitam
Mata
: Cekung
Muka
: Pucat,tidak oedema
Mulut
Leher
: Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
Dada
dada
Abdomen
:Kembung
Turgor kulit
:menurun (saat kulit bagian
perut dicubit, pengembaliankulit seperti semula
agak lambat)
Genetalia
: Bersih
Eksremitas
: Pergerakan aktif
Anus
: Kemerahan
Refeleks
Graps
: Morro
:+
Rooting
Sucking
:+
:+
:+
Walking
Tonicneck
:+
:+
Pemeriksaan Penunjang
a.Laboratorium Darah
Pemeriksaan
Leukosit
103/mm3
Trombosit
103/mm3
20/9/2014
:
15,9
(3,5 10,0)
:
487
(100 350)
Hemoglobin
g/dl
:
11.9
(11,0 15,0)
Hematokrit
%
:
(31- 43)
37
Eosinofil
%
:
(1-2)
1,90
Golongan darah: A
Pemeriksaan tinja :
Warna
: kuning
Konsistensi
: encer
Bau
: Negatif
Darah
: Negatif
Cacing
: Negatif
Lendir
: Negatif
Protozoa
: Negatif
Telur cacing
: Negatif
A.
DEFINISI FEBRIS
ETIOLOGI FEBRIS
Suhu lingkungan.
2.
Adanya infeksi.
3.
Pneumonia.
4.
Malaria.
5.
Otitis media.
6.
Imunisasi
C. KLASIFIKASI FEBRIS
Klasifikasi febris/demam menurut Jefferson
(2010), adalah :
Fever
Keabnormalan elevasi
dari suhu tubuh, biasanya
karena proses patologis
MANIFESTASI KLINIS
Peningkatan nadi
Dehidrasi
Kelemahan
Fase 3 (pemulihan)
Tanda dan gejala
-
Berkeringat
Mengigil ringan
E.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
F. PENATALAKSANAAN FEBRIS
1.
Secara Fisik
BAB III
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
A.
PENGUMPULAN DATA
1.
Identitas pasien
Nama
: An. A
Umur
: 3,5 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
pekerjaan
:-
:-
Alamat
: Cunda
Agama
: Islam
Suku/bangsa
:Aceh/ indonesia
: Febris
Nama
: Ibu B
Umur
: 25 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Cunda
B.
1.
KeluhanuUtama
2. Riwayatakesehatanasekarang
Ibu An. A mengatakan anaknya panas 4 hari
terus menerus, mual dan muntah bila makan dan
nafsu makan dan minum menurun. Sebelumnya
keluarga hanya mengompres anaknya tapi
panasnya belum turun juga.
3.
b.
Kesadaran : composmentis
c. Tanda vital :
TD
Pols
Temp
: 38
RR
BB
TB
Head to Toe
a.
Kepala
Rambut
kering
Mata
Hidung
secret
Telinga
baik
Mulut
: mukosa bibir kering tidak
ada stomatitis
Leher
Wajah
b.
Dada
: IC kuat angkat
Paru I
: Fremitus seimbang
: Sonor
: Bunyi vesikuler
c.
Abdomen I
abdomen
: Tidak kembung
d.
Genetalia
: genetalia bersih
e. Ektremitas
: lemah dalam
menggerakkan tangan
f.
Turgorkulit
:jelek
g.
PemeriksaanPenunjang
ASUHAN KEPERAWATAN
Resiko tinggi infeksi b/d :
-
Prosedur infasif
Nosokomial.
Tujuan/kriteria hasil :
Menunjukkan penyembuhan seiring
perjalanan waktu
Bebas dari sekresi purulen, bebas dari
febris.
4.
RENCANA KEPERAWATAN
N Diagnosa Tujuan dan Intervensi
o. Keperawat Kriteria
(NIC)
an
1. Hipertemia
berhubunga
n dengan
proses
penyakit.
Hasil
(NOC)
Setelah
dilakukan
tindakan
perawatan
selama .X
24
Batasan
karakeristik jam, pasien
:
mengalami
keseimbang
kenaikan
an
suhu
termoregula
tubuh diatas si dengan
rentang
kriteria hasil
normal
:
serangan
atau
konvulsi
Mengontrol
panas
Monitor
suhu
minimal tiap
2 jam
Monitor
suhu basal
secara
kontinyu
sesui
dengan
kebutuhan.
Monitor TD,
Nadi, dan
Suhu
tubuh dalam RR
rentang
Monitor
(kejang)
kulit
kemerahan Nadi dan
pertambaha RR dalam
rentang
n RR
normal
takikardi
saat
disentuh
tangan
terasa
hangat
Tidak
ada
perubahan
warna kulit
Tidak
ada pusing
Monitor
penurunan
tingkat
kesadaran
Monitor
WBC,Hb,
Hct
Monitor
intake dan
output
Berikan anti
piretik
Berikan
pengobatan
untuk
mengatasi
penyebab
demam
Selimuti
pasien
Lakukan
Tapid
sponge
Berikan
cairan intra
vena
Kompres
pasien pada
lipat paha,
aksila dan
leher
Tingkatkan
sirkulasi
udara
Berikan
pengobatan
untuk
mencegah
terjadinya
menggigil
Temperature
Regulation
Monitor
tanda- tanda
hipertermi
Tingkatkan
intake cairan
dan nutrisi
Ajarkan
pada pasien
cara
mencegah
keletihan
akibat panas
Diskusikan
tetang
pentingnya
pengaturan
suhu dan
kemungkina
n efek
negative
dari
kedinginan
Berikan
obat
antipiretik
sesuai
dengan
kebutuhan
Gunakan
matras
dingin dan
mandi air
hangat
untuk
mengatasi
gangguan
suhu tubuh
sesuai
dengan
kebutuhan
Lepasakan
pakaian
yang
berlebihan
dan tutupi
pasien
dengan
hanya
selembar
pakaian.
Vital Sign
Monitoring
Monitor TD,
Nadi, Suhu,
dan RR
Catat
adanya
fluktuasi
tekanan
darah
Monitor
vital sign
saat pasien
berdiri,
duduk dan
berbaring
Auskultasi
TD pada
kedua
lengan dan
bandingkan
Monitor TD,
Nadi, dan
RR
sebelum,
selama, dan
sesudah
aktivitas
Monitor
kualitas dari
nadi
Monitor
frekuensi
dan irama
pernapasan
Monitor
suara paru
Monitor
pola
pernapasan
Abnormal
Monitor
suhu, warna
dan
kelembaban
kulit
Monitor
sianosis
perifer
Monitor
adanya
tekanan nadi
yang
melebar ,
bradikardi,
peningkatan
sistolik
(Chusing
Triad)
Identifikasi
penyebab
dari
perubahan
vital Sign
2. Resiko
injury
Setelah
dilakukan
berhubunga tindakan
keperawatan
n dengan
selama x
infeksi
mikroorgan 24 jam,
pasien tidak
isme
mengalami
Sediakan
lingkungan
yang aman
untuk pasien
Identifika
si kebutuhan
Keamanan
pasien
injury.
Risk Injury
Kriteria
Hasil :
Klien
terbebas
dari cidera
sesuai
dengan
kondisi fisik
dan fungsi
kognitif
pasien dan
riwayat
penyakit
terdahulu
pasien
Klien
mampu
menjelaskan Menghindar
cara/metode i lingkungan
yang
untuk
berbahaya
mencegah
misalnya
injury atau
memindahk
cedera
an
Klien
perabotan
mampu
Memasan
menjelaskan
factor resiko
dari
lingkunga
atau
perilaku
personal
Mampu
memodifika
si gaya
hidup untuk
mencegah
injury
g side rail
tempat tidur
Menyedi
akan tempat
tidur yang
nyaman dan
bersih
Meletaka
n saklar
lampu
tempat yang
mudah
Menggun dijangkau
akan
pasien
fasilitas
Membatasi
kesehatan
pengunjung
yang ada
Mampu Memberi
kan
mengenali
perubahan
status
kesehatan
penerangan
yang cukup
Menganj
urkan
keluarga
untuk
menemani
pasien
Mengont
rol
lingkungan
dari
kebisingan
Meminda
hkan
barangbarang yang
dapat
membahaya
kan
Berikan
penjelasan
pada pasien
dan keluarga
atau
pengunjung
adanya
perubahan
status
kesehatan
dan
penyebab
penyakit.
3 Resiko
kekurangan
volume
cairan
dengan
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama x
Fluid
management
:
Pertahan
kan catatan
faktor
resiko
faktor yang
mempengar
uhi
kebutuhan
cairan
(hipermetab
olik)
24 jam,
fluid
balance
dengan
kriteria hasil
:
Mempertaha
nkan urine
output
sesuai
dengan usia
dan BB, BJ
urine
normal, HT
normal
intake dan
output yang
akurat
Monitor
status
dehidrasi( k
elembaban
membrane
mukosa,
nadi
adekuat,
tekanan
darah
ortostatik)
Monitor
vital sign
Tekanan
darah, nadi,
Monitor
suhu tubuh
dalam batas asupan
makanan/
normal
cairan dan
hitung
Tidak ada
tanda- tanda intake kalori
harian
dehidrasi,
elastisitas
Lakukan
turgor kulit terapi IV
baik,
Monitor
membrane
status nutrisi
mukosa
Berikan
lembab,
cairan
tidak ada
rasa haus
Berikan
yang
cairan IV
berlebihan. pada suhu
ruangan
Dorong
masukan
oral
Berikan
penggantian
nasogastrik
sesuai
output
Dorong
keluarga
untuk
membantu
pasien
makan
Anjurkan
minum
kurang lebih
7-8 gelas
belimbing
perhari
Kolabora
si dokter
jika tanda
cairan
berlebih
muncul
memburuk
Atur
kemungkina
n transfusi
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Suhu lingkungan.
b.
Adanya infeksi.
c.
Pneumonia.
d.
Malaria.
e.
Otitis media.
f.
Imunisasi
B.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Ngastiah,Editor Setiawan S, Kep.(2005). Buku
keperawatan anak sakit.
Jakarta:EGC.
Corwin.(2000). Hand Book Of
Pathofisiologi.Jakarta:EGC.
Doenges,M.E. Geisler, A.C. Moorhouse, M.F.
(2000). Rencana Keperawatan
Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Keperawatan. Jakarta:EGC.
Hidayat,A. A.(2005). Pengantar Ilmu
Keperawatan Anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Nanda. (2005). Panduan Diagnosa
Keperawatan NANDA : Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta:Prima Medika.
Suriadi dan Yuliani, R.(2001). Asuhan
Keperawatan Pada Anak. Jakarta:
CV. Sagung Seto.
Balas
Muat yang lain...
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Cari Blog Ini
Top of Form
Bottom of Form
Arsip Blog
2013 (17)
Juni (17)
PENDEKATAN EPIDEMIOLOGI
konsep sehat sakit
Sistem Pernafasan
Tingkat Kesadaran
Askep Gastritis
Askep Febris
Askep Dyspepsia
PENGANTAR MANAJEMEN KESEHATAN
Dropshipping IT7Store
PKMD
Penyakit Jantung Bawaan (PJB)
Askep Miningitis
Hepatitis
Tumbuh Kembang Anak
Askep Asma
Askep Pneumonia
Askep Bronkhitis
Translate
Powered by
Translate