Anda di halaman 1dari 9

PR STASE THT

TGL 25 MEI 2016


DWI YUNIA NINGSIH (I11109057)

1.

DERAJAT ANEMIA

2.

LEVEL KGB LEHER

Klasifikasi daerah kelenjar limfe menurut Sloan-Kettering adalah sebagai berikut:


a. Daerah I
Daerah I ini dibagi menjadi 2 bagian: yaitu IA dan IB
Daerah IA (Submental) dibatasi oleh otot digastrikus bagian anterior dan tulang hyoid
biasanya merupakan metastase dari kanker dasar mulut, lidah bagian anterior, anterior
mandibular, tepi alveolar dan bibir bawah
Daerah IB (Submandibula), dibatasi oleh otot digastrikus bagian anterior, otot
stilohioid dan tepi inferior tulang mandibular biasanya merupakan metastase dari
kanker yang berasal dari rongga mulut, rongga hidung anterior, jaringan lunak wajah
dan kelenjar submandibula
b. Daerah II
Daerah II terletak pada sepertiga atas vena jugularis interna, meluas dari dasar
tengkorak hingga ke tepi inferior tulang hyoid.Bagian anterioe dibatasi oleh otot
stiloideus dan bagian posterior dibatasi oleh tepi posterior otot sternocleidomastoid.
Daerah ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu IIA yang terletak di anterior saraf assesorius
dan IIB yang berada di posterior saraf asesorius biasanya merupakan metastase dari

kanker yang berasal dari rongga mulut, rongga hidung, nasofaring, orofaring,
hipofaring, laring dan kelenjar parotis
c. Daerah III
Daerah III terletak pada sepertiga tengah vena jugularis interna.Meluas dari tepi
inferior tulang hyoid hingga ke tepi inferior kartilago kroikoid. Bagian anterior
dibatasi oleh tepi lateral otot sternohioid dan bagian posterior dibatasi oleh tepi
posterior otot sternocleidomastoid. biasanya merupakan metastase dari kanker yang
berasal dari rongga mulut, nasofaring, orofaring, hipofaring dan laring.
d. Daerah IV
Daerah IV terletak pada sepertiga bawah vena jugularis interna, meluas dari tepi
bawah kartilago krikoid hingga ke klavikula. Batas anterior dan posterior daerah ini
sama seperti batas daerah III. Biasanya merupakan metastase dari kanker yang berasal
dari hipofaring, laring, kelenjar tiroid dan esophagus bagian servikal
e. Daerah V
Daerah V terletak pada segitiga posterior leher, meluas dari bagian puncak otot
sternocleidomastoid dan otot trapezius hingga ke klavikula.Bagian anterior dibatasi
oleh tepi anterior dari trapezius.
Daerah V dibagi menjadi 2 bagian berdasarkan bidang horizontal tepi inferior kartilago
krikoid.Daerah VA berada di superior bidang ini yang meliputi kelenjar limfe saraf
asesorius. Daerah VB berada di inferiornya yang meliputi kelenjar limfe arteri servikal
transversal dan suoraklavikula
Biasanya merupakan metastase dari kanker yang berasal dari nasofaring, orofaring,
kulit kepala dan leher bagian posterior
f. Daerah VI
Daerah VI terletak pada anterior leher. Bagian lateral oleh arteri karotis komunis,
bagian superior oleh tulang hyoid dan bagian inferior oleh fossa suprasternal
Kelenjar limfe pada daerah ini meliputi: kelenjar limfe paratrakes (trakeoesofagus),
kelenjar limfe pretrakea (trakea bagian depan), kelenjar limfe paratiroid (disekitar
kelenjar tiroid) dan kelenjar limfe prekrikoid (gambaran krikotiroid)
Biasanya merupakan metastase dari kanker yang berasal dari kelenjar tiroid, laring
bagian glottis dan subglotis, sinus piriformis dan esophagus bagian servikal.

3.

NERVUS FACIALIS

Nervus fasialis sebenarnya terdiri dari serabut motorik, tetapi dalam perjalananya ke tepi,
nervuls intermedius bergabung pada nervus fasialis. Nervus intermedius tersusun oleh serabut
sekretomotorik untuk glandula salivatorius yang menghantarkan impuls pengecap dari 2/3 bagian
depan lidah.
Nervus fasialis merupakan saraf kranial yang mempersarafi otot ekspresi wajah dan

menerima impuls sensorik dari lidah, dalam perjalanannya bekerja sama dengan nervus kranialis
yang lain, karena itu dimasukkan ke dalam mix cranial nerve(Gambar 1).
Gambar 1. Fungsi Saraf Kranial Fasialis
Anatomi
Nervus fasialis mempunyai empat buah inti yaitu (Gambar 2):
Nukleus fasialis untuk saraf somatomotoris
Nukleus salivatorius superior untuk saraf viseromotoris
Nukleus solitarius untuk saraf viserosensoris
Nukleus sensoris trigeminus untuk saraf somatosensoris
Inti motorik nervus fasialis terletak pada bagian ventrolateral segmentum pons bagian
bawah. Dari sini berjalan kebelakang dan mengelilingi inti N. VI dan membentuk genu internal

nervus fasialis, kemudian berjalan ke bagian-lateral batas kaudal pons pada sudut ponto
serebelar.
Saraf intermedius terletak pada bagian diantara N VII dan N VIII. Serabut motorik saraf
fasialis bersama-sama dengan saraf intermedius dan saraf vestibulokoklearis memasuki meatus
akustikus internus untuk meneruskan perjalanannya didalam os petrosus (kanalis fasialis).
Nervus fasialis keluar dari os petrosus kembali dan tiba dikavum timpani. Kemudian
turun dan sedikit membelok kebelakang dan keluar dari tulang tengkorak melalui foramen
stilomatoideus. Pada waktu ia turun ke bawah dan membelok ke belakang kavum timpani di situ
ia tergabung dengan ganglion genikulatum. Ganglion tersebut merupakan sel induk dari serabut
penghantar impuls pengecap yang dinamakan korda timpani. Juluran sel-sel tersebut yang
menuju ke batang otak adalah nervus intermedius, disamping itu ganglion tersebut memberikan
cabang-cabang kepada ganglion lain yang menghantarkan impuls sekretomotorik. Os petrosus
yang mengandung nervus fasialis dinamakan akuaduktus fallopii atau kanalis fasialis. Disitu
nervus fasialis mempersarafi muskulus stapedius dan lebih jauh sedikit ia menerima serabutserabut korda timpani. Melalui kanaliskulus anterior ia keluar dari tulang tengkorak dan tiba di
bawah muskulus pterigoideus eksternus, korda timpani menggabungkan diri pada nervus
lingualis yang merupakan cabang dari nevus mandibularis.
Sebagai saraf motorik nervus fasialis keluar dari foramen stilomastoideus dan bercabang
menjadi nervus auricularis posterior dan kemudian memberikan cabang ke otot stilomastoideus
sebelum masuk ke glandula parotis. Di dalam glandula parotis, nervus facialis dibagi atas lima
jalur percabangannya (Gambar 3), yakni temporal, servical, bukal, zygomatic dan marginal
mandibularis.
Jaras parasimpatis (General Viceral Efferant) dari intinya di nucleus salivatorius superior
setelah mengikuti jaras N VII berjalan melalui greater petrosal nerve dan korda timpani.

Greater petrosal nerve berjalan ke ganglion pterygopalatina berganti neuron lalu

mempersarafi glandula lakrimal, nasal dan palatal.


Korda timpani berjalan melalui nervus lingualis berganti neuron mempersarafi glandula
sublingual dan glandula submandibular.
Jaras special afferent (Taste): dari inti nukeus solitarius berjalan melalui nervus

intermedius ke :

Greater petrosal nerve melalui nervus palatina mempersarafi taste dari palatum.
Korda timpani melalui nervus lingualis mempersarafi taste 2/3 bagian depan lidah.

Gambar 2. Jaras Saraf Kranial Fasialis


Jaras general somatic different: Nukleus spinalis traktus trigeminal menerima impuls
melalui

nervus

intermedius

dari

MAE

dan

kulit

sekitar

telinga.

Korteks serebri akan memberikan persaratan bilateral pada nucleus N VII yang mengontrol otot
dahi, tetapi hanya mernberi persarafan kontra lateral pada otot wajah bagian bawah. Sehingga
pada lesi LMN akan menimbulkan paralysis otot wajah ipsilateral bagian atas bawah, sedangkan
pada lesi LMN akan menimbulkan kelemahan otot wajah sisi kontta lateral.
Pada kerusakan karena apapun di jaras kortikobulbar atau bagian bawah korteks motorik
primer, otot wajah muka sisi kontralateral akan memperlihatkan kelumpuhan jenis UMN. Ini
berarti otot wajah bagian bawah lebih jelas lumpuh dari pada bagian atasnya, sudut mulut sisi
yang lumpuh tampak lebih rendah. Jika kedua sudut mulut disuruh diangkat maka sudut mulut
yang sehat saja yang dapat terangkat.
Lesi LMN: bisa terletak di pons, disudut serebelo-pontin, di os petrosus, cavum timpani
di foramen stilomastoideus dan pada cabang-cabang tepi nervus facialis. Lesi di pon yang

terletak disekitar nervus abducens bisa merusak akar nervus fasialis, inti nervus abducens dan
fasikulus longitudinalis medialis. Karena itu paralisis fasialis LMN tersebut akan disertai
kelumpuhan rektus lateris atau gerakan melirik ke arah lesi, Proses patologi di sekitar meatus
akuatikus intemus akan melibatkan nervus faaialis dan akustikus sehingga paralisis fasialis LMN
akan timbul berbarengan dengan tuli perseptif ipsilateral dan ageusia (tidak bisa rnengecap
dengan 2/3 bagian depan lidah).

Gambar 3. Jaras Saraf Kranial Fasialis (Cabang Motorik)

Pemeriksaan
Fungsi

Somatomotorik,

N.
viseromotorik,

VII
viserosensorik,

Fasialis
pengecapan,

somatosensorik

Cara Pemeriksaan fungsi motorik :


a. Perhatikan muka pasien, apakah simetris atau tidak, perhatikan kerutan dahi, pejaman mata,
plika nasolabialis dan sudut mulut.
b. Bila asimetris muka jelas disebabkan kelumpuhan jenis perifer.
c. Pada kelumpuhan jenis sentral, kelumpuhan nyata bila pasien disuruh melakukan gerakan
seperti menyeringai dan pada waktu istirahat, muka simetris.
d. Suruh pasien mengangkat alis dan mengkerutkan dahi
e. Suruh pasien memejamkan mata

f. Suruh pasien menyeringai (menunjukkan gigi geligi)


g. Gejala chvostek, dengan mengetuk N. VII di bagian depan telinga. (+) bila ketokan
menyebabkan kontraksi otot mata yang di persyarafi.
a.
b.
c.
d.

Fungsi pengecapan :
Pasien disuruh menjulurkan lidah
Taruh bubuk gula, kina, asam sitrat atau garam secara bergiliran
Pasien tidak boleh menarik lidahnya ke dalam mulut.
Pasien disuruh menyatakan pengecapan yang dirasakan dengan isyarat.

Gambar 3. Letak Lesi dan Cara Pemeriksaan Kelainannya


Referensi:
De Jong's, The Neurologic Examinition -The facial Nerve, 5 th ed, page: 181 200 .
Netter F.H : The Ciba Collection of Medical Collection, vol 1, Nervous Systems, Part II,
Neurologic and Neuromusculer Disorders, Ciba Geigy, USA,1986, page: 102 104.
Tortora G.J, Derrickson B. Principles of Anatomy And Physiology: Facial Nerve, 12 nd ed. USA:
John Wiley & Sons, Inc; page 527.

Anda mungkin juga menyukai