Anatomi Kulit (Sumber 2)
Anatomi Kulit (Sumber 2)
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi kulit
Kulit merupakan pembungkus yang elastisk yang melindungi tubuh dari
pengaruh lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas
ukurannya, yaitu 15% dari berat tubuh dan luasnya 1,50 1,75 m2. Rata- rata
tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak tangan dan kaki dan
paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis.7
Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis, dermis atau korium,
dan jaringan subkutan atau subkutis.
2.1.1. Epidermis
Epidermis terbagi atas empat lapisan yaitu :
1. Lapisan Basal atau Stratum Germinativum
2. Lapisan Malpighi atau Stratum Spinosum
3. Lapisan Granular atau Sratum Granulosum
4. Lapisan Tanduk atau Stratum Korneum
Pada telapak tangan dan kaki terdapat lapisan tambahan di atas lapisan
granular yaitu Stratum Lusidium atau lapisan-lapisan jernih.
Stratum Lusidium, selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum ialah
sel-selnya sudah banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi
jernih sekali dan tembus sinar. Dalam lapisan terlihat seperti suatu pita yang
bening, batas- batas sel sudah tidak begitu terlihat, disebut stratum lusidium.7
Lapisan basal atau germinativum, disebut stratum basal karena sel-selnya
terletak di bagian basal. Stratum germinativum menggantikan sel-sel yang di
atasnya dan merupakan sel-sel induk. Bentuknya silindris (tabung) dengan inti
yang lonjong. Di dalamnya terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin
warna. Sel tersebut disusun seperti pagar (palisade) di bagian bawah sel tersebut
terdapat suatu membran yang disebut membran basalis. Sel-sel basalis dengan
membran basalis merupakan batas terbawah dari epidermis dengan dermis.
Ternyata batas ini tidak datar tetapi bergelombang. Pada waktu kerium menonjol
pada epidermis tonjolan ini disebut papila kori (papila kulit), dan epidermis
menonjol ke arah korium. Tonjolan ini disebut Rete Ridges atau Rete Pegg
(prosessus interpapilaris).
Lapisan
Malpighi
atau
lapisan
spinosum/akantosum,
lapisan
ini
merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri dari 5-8
lapisan. Selselnya disebut spinosum karena jika kita lihat di bawah mikroskop
selselnya terdiri dari sel yang bentuknya poligonal (banyak sudut) dan
mempunyai tanduk (spina). Disebut akantosum karena selselnya berduri.
Ternyata spina atau tanduk tersebut adalah hubungan antara sel yang lain disebut
Interceluler Bridges atau jembatan interseluler.
Lapisan granular atau stratum granulosum, stratum ini terdiri dari selsel
pipih seperti kumparan. Selsel tersebut terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar
dengan permukaan kulit. Dalam sitoplasma terdapat butirbutir yang disebut
keratohiolin yang merupakan fase dalam pembentukan keratin oleh karena
banyaknya butirbutir stratum granulosum. Stratum korneum, selnya sudah mati,
tidak mempunyai inti sel (inti selnya sudah mati) dan mengandung zat keratin.
Epidermis juga mengandung kelenjar ekrin, kelenjar apokrin, kelenjar
sebaseus, rambut dan kuku. Kelenjar keringat ada dua jenis, ekrin dan apokrin.
Fungsinya mengatur suhu tubuh, menyebabkan panas dilepaskan dengan cara
penguapan. Kelenjar ekrin terdapat di semua daerah di kulit, tetapi tidak terdapat
pada selaput lendir. Seluruhnya berjumlah antara 2 sampai 5 juta, yang terbanyak
di telapak tangan. Sekretnya cairan jernih, kirakira 99% mengandung klorida,
asam laktat, nitrogen, dan zat lain. Kelenjar apokrin adalah kelenjar keringat besar
yang bermuara ke folikel rambut. Tardapat di ketiak, daerah anogenital, puting
susu, dan areola. Kelenjar sebaseus terdapat di seluruh tubuh, kecuali di tapak
tangan, tapak kaki, dan punggung kaki. Terdapat banyak kulit kepala, muka,
kening, dan dagu. Sekretnya berupa sebum dan mengandung asam lemak,
kolesterol, dan zat lain.
Rambut terdapat diseluruh tubuh, rambut tumbuh dari folikel rambut di
dalamnya epidermis. Folikel rambut dibatasi oleh epidermis sebelah atas, dasrnya
terdapat papil tempat rambut tumbuh. Akar berada di dalam folikel pada ujung
paling dalam dan bagian sebelah luar disebut batang rambut. Pada folikel rambut
terdapat otot polos kecil sebagai penegak rambut. Rambut terdiri dari rambut
panjang di kepala, pubis dan jenggot, rambut pendek dilubang hidung, liang
telinga dan alis, rambut bulu lanugo diseluruh tubuh, dan rambut seksual di pubis
dan aksila (ketiak).
Kuku merupakan lempeng yang terbuat dari sel tanduk yang menutuoi
permukan dorsal ujung jari tangan dan kaki. Lempeng kuku terdiri dari 3 bagian
yaitu pinggir bebas, badan, dan akar yang melekat pada kulit dan dikelilingi oleh
lipatan kulit lateral dan proksimal. Fungsi kuku menjadi penting waktu mengutip
bendabenda kecil.7
2.1.2. Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas dengan epidermis
dilapisi oleh membran basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis
tetapi batas ini tidak jelas hanya kita ambil sebagai patokan ialah mulainya
terdapat sel lemak. Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu bagian atas, pars papilaris
(stratum papilar) dan bagian bawah, retikularis (stratum retikularis). Batas antara
pars papilaris dan pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai ke subkutis .
baik pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari jaringan ikat longgar yang
tersusun dari serabutserabut yaitu serabut kolagen, serabut elastis dan serabut
mikroorganisme
serta
menjaga
keseimbangan
tubuh
terhadap
kemerahmerahan
atau
suhu
kulit
meningkat,
memperlihatkan adanya kelainan yang terjadi pada tubuh gangguan kulit karena
penyakit tertentu.
terhadap dingin diperankan oleh dermis, peradaban diperankan oleh papila dermis
dan markel renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis. Serabut saraf
sensorik lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
7. Pembentukan Pigmen
Sel pembentukan pigmen (melanosit) terletak pada lapisan basal dan sel
ini berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanosum
dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan tirosinase, ion Cu, dan O2 terhadap sinar
matahari memengaruhi melanosum. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan
tangan dendrit sedangkan lapisan di bawahnya dibawa oleh melanofag. Warna
kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebaltipisnya kulit, reduksi Hb dan karoten.
8. Keratinisasi
Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan. Sel basal
yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi sel spinosum.
Makin ke atas sel ini semakin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum.
Semakin lama intinya menghilang dan keratinosit ini menjadi sel tanduk yang
amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur hidup. Keratinosit melalui
proses sintasis dan degenerasi menjadi lapisan tanduk yang berlangsung kirakira
14-21 hari dan memberikan perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis
fisiologik.
9. Pembentukan vitamin D
Dengan mengubah dehidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar
matahari. Tetapi kebutuhan vitamin D tidak cukup dengan hanya dari proses
tersebut. Pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan. 12
laminikus medial dan thalamus ke korteks. Impuls berasal dari komparan otot,
organ sensorik di dalam, dan sekitar sendi. Neuron dalam korteks sensoris
berespons terhadap gerakangerakan tertentu.
Rasa nyeri timbul oleh rangsangan yang merusak. Rasa nyeri ini terutama
berfungsi untuk pelindungi, mencegah kerusakan lebih lanjut dari jaringan yang
terkena. Modalitas rasa nyeri dibagi atas submodalitas nyeri somatik dan nyeri
visera. Nyeri somatik dibagi menjadi submodalitas nyeri permukaan dan nyeri
dalam. Zat kimia pada kadar tertentu dapat menimbulkan nyeri (misalnya :
asetilkoin, serotonin, histamine yang juga menimbulkan rasa gatal). Rasa nyeri
terdiri dari nyeri proyeksi. nyeri alih, hiperalgesia, hipalgesia dan nyeri kronis.
Rasa gatal merupakan bentuk khusus rasa nyeri yang timbul pada kondisi
perangsangan tertentu. Perangsangan yang berurutan dengan rangsangan makin
kuat. Suatu saat rasa gatal yang timbul diganti dengan rasa nyeri. Bila
rangsangannya mencapai intensitas yang tinggi, rasa gatal yang dialami dapat
hilang. Bila jaras spinotalamatik yang sedang dilewati rasa gatal. Rasa nyeri
dengan cara tertentu jika titik gatal sama dengan titik nyeri. Reseptor gatal terletak
pada bagian kulit permukaan sedangkan reseptor nyeri terdapat lebih dalam dari
kulit.12
2.5. Gejala dan Jenis Gangguan Kulit
Gangguan pada kulit sering terjadi karena berbagai faktor penyebab, antara
lain yaitu iklim, lingkungan tempat tinggal, kebiasaan hidup yang kurang sehat,
alergi, dan lain-lain. Adapun gejala gangguan kulit antara lain :
1. Gatal-gatal (saat pagi, siang, malam, ataupun sepanjang hari)
Oleh karena itu harus diperhatikan untuk menghindari hal-hal atau bahanbahan yang dapat menimbulkan alergi (alergen).
3. Kudis
Merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit/tungau yang gatal
yaitu Sarcoptes scabiei var hominis. Kudis lebih sering terjadi di daerah
yang higienisnya buruk dan menyerang orang yang kurang menjaga
kebersihan tubuhnya. Gejala yang timbul antara lain : timbul gatal yang
hebat pada malam hari, gatal yang terjadi terutama di bagian sela-sela jari
tangan, di bawah ketiak, pinggang, alat kelamin, sekeliling siku, aerola
(area sekeliling puting susu), dan permukaan depan pergelangan. Penyakit
ini mudah sekali menular ke orang lain secara langsung misalnya
bersentuhan dengan penderita, atau tidak langsung misalnya melalui
handuk atau pakaian.
4. Kurap
Merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Gejalanya antara
lain yaitu : kulit menjadi tebal dan timbul lingkaran-lingkaran, bersisik,
lembab, berair, dan terasa gatal, kemudian timbul bercak keputih-putihan.
Kurap biasanya timbul karena kurang menjaga kebersihan kulit. Bagian
tubuh yang biasanya terserang kurap yaitu tengkuk, leher, dan kulit kepala
5. Bisul
Bisul merupakan infeksi kulit berupa benjolan, tampak memerah, yang
akan membesar, berisi nanah dan terasa panas, dapat tumbuh di semua
bagian tubuh, namun biasanya tumbuh pada bagian tubuh yang lembab,
seperti : leher, lipatan lengan, atau lipatan paha, kulit kepala. Bisul
10. Vitiligo
Kelainan pada kulit yang ditandai dengan hilangnya pigmen melanin
sehingga bagian kulit itu menjadi putih. Kelainan ini yang bersifat bawaan
dan sebagai akibat penyakit auto-imunne, tetapi pada sebagian besar
penderita penyebabnya tidak jelas. Vitiligo ini harus dibedakan dengan
perubhan kulit yang menjadi lebih putih sebagai akibat infeksi jamur.18
2.6. Etiologi
Lingkungan kerja sering mengandung bermacam-macam bahaya kesehatan
yang bisa bersifat fisik, biologis, kimia dan psikologis. Terdapat 3 faktor penting
sebagai penyebab dermatitis akibat kerja yaitu : lingkungan fisik, lingkungan
kimia, dan lingkungan biologi.
2.6.1. Lingkungan Fisik
Lingkungan kerja fisik memiliki pengaruh yang besar dalam menciptakan
kenyamanan dan keamanan tempat kerja selain tentunya lingkungan kerja yang
lain. Lingkungan fisik mempengaruhi penampilan seseorang. Hampir semua
manusia dapat bekerja secara efisien pada setiap variabel lingkungan dengan
kisaran yang relatif terbatas. Pada umumnya disetujui orang bekerja sangat baik di
suatu lingkungan fisik yang baik.
Lingkungan fisik memiliki pengaruh yang besar bagi pekerja antara lain
sinar ultraviolet, kondisi cuaca, kelembapan dan panas.
Agenagen fisik
atau merendahkan daya tahan kulit. Sedangkan yang menimbulkan alergi kulit
umumnya adalah hipersensitivitas tipe lambat.8
2.6.2. Lingkungan Kimia
Lingkungan kimia juga berpengaruh terhadap timbulnya penyakit kulit.
Misalnya air, asam, basa, garam logam berat, aldehid, alkohol dan sebagainya.
Ada 2 cara bahanbahan kimia ini menimbulkan dermatosis, yaitu dengan jalan
perangsangan atau iritasi disebut perangsangan primer, sedangkan penyebab
sesitisasi disebut pemeka (sensitizer). Perangsangan primer mengadakan
rangsangan kepada kulit dengan jalan melarutkan lemak kulit, dengan mengambil
air dari lapisan kulit, dengan oksidasi atau reduksi, sehingga keseimbangan kulit
terganggu dan timbullah dermatosis. Sensitisasi biasanya disebabkan oleh bahan
bahan organik dengan struktur molekul lebih sederhana, untuk membentuk
antigen.
Perangsangan primer adalah bahan yang akan menimbulkan dermatosis oleh
kerjanya yang langsung kepada kulit yang normal pada tempat terjadinya kontak
dengan kulit itu dalam jumlah dan kekuatan yang cukup untuk waktu cukup pula.
Pemeka kulit adalah bahan yang tidak usah menimbulkan perubahan-perubahan
pada kulit ketika kontak yang pertama dengan kulit, tetapi akan menyebabkan
perubahan khas di kulit, setelah 5 atau 7 hari sejak kontak yang pertama, maupun
di tempat lain di kulit.12
Indonesia adalah negara tropis yang beriklim panas dan lembab. Dalam
keadaan demikian ditambah hygiene yang kurang sempurna, infestasi jamur kulit
cukup banyak. Terminology dan pembagian penyakit jamur kulit disebut mikosis
superfisialis atau dermatomikosis. Dermatomikosis adalah penyakit pada kulit dan
adneksa yang disebabkan jamur. Pada umumnya golongan penyakit ini dibagi atas
infeksi superfisialis dan infeksi kutan. Sedangkan infeksi subkutis juga termasuk
dermatomikosis. Otomikosis dan keratitis mikotika juga sebetulnya termasuk
dermatomikosis.7
Penyakit Jamur Kulit terbagi atas :
1. Pitriasis versikolor
Pitiriasis versikolor atau panu, kadang-kadang disebut kromofitosis, tinea
flava, liver spots dan terakhir disebut pitirosporosis/pitiriasis. Penyakit ini adalah
dermatomikosis superfisialis yang disebabkan oleh Malassezia furfur atau
Pityrossporum orbiculare yang bersifat ringan, menahun, biasanya tanpa keluhan
gatal.
2. Dermatofitosis (Ring-worm infection)
Dermatofitosis adalah golongan penyakit jamur superfisialis yang
disebabkan oleh jamur dermatofita yaitu Trichopyton spp (T), Microsporum spp
(M), Epidermophyton spp (E). Penyakit ini menyerang jaringan yang mengandung
zat tanduk, yakni pada epidermis, rambut dan kuku.
Klasifikasi Dermatofitosis (Ring-worm infection):
1. Tinea kapitis
Tinea kapitis adalah kelainan kulit pada daerah kepala berambut yang
disebabkan oleh jamur golongan dermatofita, dan sering terjadi pada anak-anak.
kelainan
ini
adalah
Trychopyton
rubrum
dan
Trychopyton
5. Tinea unguium
Tinea unguium adalah kelainan kuku yang disebabkan oleh infeksi jamur
dermatofita. Keluhan penderita berupa kuku menjadi rusak, warnanya menjadi
suram. Bergantung jamur penyebabnya, destruksi kuku mulai dari distal, lateral
proksimal ataupun keseluruhan. Bila disertai paronikia maka sekitar kuku akan
terasa nyeri dan gatal.
6. Tinea imbrikata
Kelainan kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur T.concentcum dimana
terjadi gambaran klinis yang khas. Penyakit ini banyak didapatkan di bagian timur
kepulauan kita, sering disebut pula penyakit cascade, tokelau, ringworm dan
sebagainya. Keluhan berupa rasa gatal pada daerah yang terkena kulit jadi bersisik
dengan sisik yang melingkar-lingkar. 7
C. Artropoda
Penyakit kulit disebabkan artropoda yaitu penyakit kulit yang disebabkan
oleh kutu. Contoh penyakit kulit yang disebabkan oleh kutu seperti scabies
mengenai pada sela jari tangan, pergelangan tangan, sisi tangan dan kaki, lipat
paha, areola, permukaan ekstensor siku dan lutut. 1
2.7. Penyakit Kulit Akibat Kerja
Definisi penyakit kulit akibat kerja adalah semua keadaan patologis kulit
dengan pajanan pada pekerjaan sebagai faktor penyebab utama atau hanya sebagai
faktor penunjang. 13
Menurut Evita Halim dan Retno Widowati dalam buku Pedoman Diagnosis
Penilaian Cacat karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja, penyakit kulit
akibat kerja adalah setiap penyakit kulit yang disebabkan oleh pekerja atau
lingkungan kerja. Meliputi penyakit kulit baru yang timbul karena pekerjaan atau
lingkungan kerja dan penyakit kulit lama yang kambuh karena pekerjaan atau
lingkungan kerja.4
Sejak dahulu diseluruh dunia telah dikenal adanya reaksi tubuh terhadap
bahan atau material yang ada di lingkungan kerja. Dalam Ilmu Kesehatan Kulit
dikenal, pada individu atau pekerja tertentu baik yang berada di negara
berkembang maupun di negara maju, dapat mengalami kelainan kulit akibat
pekerjaannya. Penyakit Kulit Akibat Kerja (PKAK) dikenal secara populer karena
berdampak langsung terhadap pekerja yang secara ekonomis masih produktif.
Istilah PKAK dapat diartikan sebagai kelainan kulit yang terbukti diperberat oleh
jenis pekerjaannya, atau penyakit kulit yang lebih mudah terjadi karena pekerjaan
yang dilakukan.
Apabila ditinjau lebih lanjut, penyakit kulit akibat kerja (PKAK) sebagai
salah satu bentuk penyakit akibat kerja, merupakan jenis penyakit akibat kerja
terbanyak yang kedua setelah penyakit muskoloskeletal, berjumlah sekitar 22%
dari seluruh penyakit akibat kerja. Data di Inggris menunjukkan 1,29 kasus per
1000 pekerja merupakan dermatitis akibat kerja. Apabila ditinjau dari jenis
penyakit kulit akibat kerja, maka lebih dari 95% merupakan dermatitis kontak,
sedangkan yang lain merupakan penyakit kulit lain seperti akne, urtikaria kontak,
dan tumor kulit.5
2.8. Pencegahan Penyakit Kulit Akibat Kerja
Untuk mencegah terjangkitnya penyakit kulit akibat kerja (dermatitis kontak
akibat kerja) maka perawatan dan perlindungan kulit sangat penting. Program
perlindungan ini tidak hanya melibatkan pekerja tapi juga pemberi kerja sebagai
penyedia sarana. Yang juga penting adalah keterlibatan peraturan atau perundangundangan.5
Program perawatan kulit
pendidikan, memuat informasi tentang kulit sehat dan penyakit kulit yang terkait
dengan pekerjaan. Juga pengenalan diri penyakit kulit dan kegunan prosedur
perlindungan, sebagai contoh program perlindungan kulit pada pekerja di
pekerjaan basah, yaitu mencuci tangan dengan air biasa, lalu bilas dan
keringkan tangan dengan sempurna setelah mencuci, karena kulit yang tidak
dilindungi lebih mudah terkena iritasi, maka disarankan memakai sarung tangan
untuk melindungi kulit terhadap air, kotoran, deterjen, sampo, dan bahan
makanan.
Yang juga penting diperhatikan, hindari pemakaian cincin selagi bekerja,
karena dermatitis umumnya dimulai pada jari yang memakai cincin sebagai reaksi
terhadap iritan yang terjebak dibawah cincin. Pemakaian disinfektan sebaiknya
disesuaikan dengan kebutuhan tempat kerja. Sebab, umumnya disinfektan bersifat
iritan dan turut berperan terhadap perkembangan menjadi dermatitis kontak di
tangan.
Cara lainnya gunakan pelembab sewaktu bekerja atau setelah bekerja. Pilih
pelembab yang banyak mengandung lemak dan bebas parfum, serta bahan
pengawet berpotensi alergenik terendah. Pelembab terbukti dapat mempermudah
regenerasi fungsi sawar kulit dan kandungan lemak berhubungan dengan
kecepatan proses regenerasi tersebut. Pelembab sebaiknya
dipakai diseluruh
tangan, termasuk sela jari, ujung jari, dan punggung tangan. Pekerja yang
mempunyai riwayat alergi pada kulit cenderung terkena dermatosis daripada yang
masih
banyak
yang
belum
memperoleh
kesehatan
dan