Buku
Buku
dan
kegiatan
untuk
mengidentifikasi,
menentukan,
ke
dala
sebuah
Project
Management
Plan
yang
proses
melacak,
meninjau
dan
melaporkan
BAB 2
PROJECT SCOPE MANAGEMENT PLAN
Project
scope
management adalah
suatu
kegiatan
untuk
dasarnya
dapat
mengacu
pada
dua
dan
pengontrolan
Proyek.
Tujuannya
adalah
untuk
requirement
berdasarkan
requirement
yang
telah
WBS (Work Breakdown Structure) adalah fitur yang krusial bagi manajemen
proyek yang baik. Semakin baik WBS, akan semakin baik pelaksanaan
manajemen proyeknya. Mari simak bagaimana membuat WBS yang benar dalam
mendukung manajemen proyek yang baik.
Sepanjang yang saya tahu, hampir tidak ada engineer proyek yang membuat
WBS dengan benar. Boro-boro benar, membuat saja sangat jarang. Padahal fungsi
WBS sangat krusial bagi manajemen proyek karena WBS ini nantinya menjadi
dasar dalam membuat berbagai proses proyek, seperti:
Pembuatan schedule
Analisis Risiko
Cost budgeting
Proses procurement
dan lain-lain
Jika WBS tidak dibuat, bagaimana mereka dapat melakukan proses-proses di
atas dengan baik? Jadi wajar saja jika proyek sering dikerjakan dengan begitu
sulitnya dan sering terlambat. Hal ini lantaran ketiadaan WBS membuat
pelaksanaan proyek berjalan seperti tanpa peta yang jelas. Petunjuk membuat
WBS berikut semoga memberikan pengetahuan dan membantu dalam membuat
WBS proyek:
1.
2.
Bentuk WBS dapat berupa format hierarki struktur organisasi dan format
outline teks.
3.
4.
5.
Dibuat oleh orang yang kompeten dan yang akan mengerjakan proyek itu
sendiri.
6.
7.
Gunakan kode untuk menunjukkan identitas dan level hierarki pada semua
elemen.
8.
9.
10.
11.
Minimal terdiri atas dua level dimana terdiri atas satu level hasil
dekomposisi
12.
Pendetailan level harus optimal. Tidak terlalu detil dan tidak terlalu
general.
13.
BAB 3
PROJECT TIME MANAGEMENT PLAN
Project time management adalah urutan proses yang perlu dilakukan selama proyek
berlangsung agar proyek dapat berjalan tepat waktu dengan tetap memperhatikan
keterbatasan biaya serta penjagaan kualitas produk atau servis atau hasil unik dari proyek.
Berikut adalah tabel Project time management overview.
Plan Schedule Management
Pada beberapa proyek, terutama yang kecil, urutan aktivitas, durasi kegiatan
memperkirakan, dan pengembangan jadwal yang begitu erat terkait bahwa mereka
dipandang sebagai suatu proses tunggal (misalnya, mereka mungkin dilakukan oleh satu
individu selama periode yang relatif singkat). Mereka disajikan di sini sebagai proses
yang berbeda karena alat dan teknik untuk masing-masing berbeda.
CPM (network planning)
Karakteristik sebuah diagram CPM adalah sebagai berikut:
Adanya sebuah critical path dalam sebuah jaringan kerja yang menggambarkan
aktivitas berangkai
keseluruhan proyek. Atau dengan kata lain jumlah aktivitas dengan waktu
(deterministis).
Fokus pada perhatian pada kemungkinan munculnya masalah dan indikasi utk
mereduksi biaya dan delay atau disebut juga lag dalam CPM.
Elemen dalam CPM: aktivitas, durasi, dan kaitan logis (relationship).
Contoh AOA:
ID
dapat dimulai
SL = seberapa lama aktifitas
Descriptio
dapat ditunda
LS = seberapa terlambat
aktivitas dapat dimulai
n
Durasi
BAB 4
PROJECT COST MANAGEMENT PLAN
Project cost management adalah proses yang diperlukan untuk memastikan
suatu proyek dapat berjalan dan selesai dengan anggaran yang telah disetujui di
awal.
Informasi historis yang bisa menjadi refrensi dalam pengerjaan proyek dan
kajian pengetahuan dasar;
database Keuangan prusahaan,
Estimasi biaya dan kebijakan-anggaran terkait, prosedur, dan pedoman.
4.1.2 Plan Cost Management : Tools and Techniques
4.1.2.1 Expert Judgement
and techniques yang terkait dengan hal ini akan didokumentasikan didalam
cost management plan tersebut.
Jenis dan kuantitas sumber daya dan jumlah waktu yang diterapkan untuk
menyelesaikan pekerjaan dari proyek ini adalahvfaktor utama dalam
menentukan biaya proyek.
c. Risk Register
3. Informasi historis,
Informasi histris berisi document document project-poject sebelumnya yang
memilki jenis project yan sama.
4.2.2 Estimate Cost : Tools and Techniques
4.2.2.1 Expert Judgement
dari
proyek
serupa
sebelumnya
sebagai
dasar
untuk
memperkirakan parameter yang sama atau pengukuran untuk proyek saat ini.
Metode estimasi biaya dapat mencakup analisis apa proyek harus dikenakan
biaya, berdasarkan tawaran responsif dari vendor berkualitas.
4.2.2.10 Group Decision-Making Techniques
Activity
cost
estimates
adalah
berapa
Memperbarui dokumen proyek apapun yang dipengaruhi oleh biaya biaya atau
informasi yang diperoleh.
Jadwal proyek meliputi start dan finish tanggal yang direncanakan untuk
kegiatan proyek, tonggak, paket kerja, dan rekening kontrol.
4.3.1.4 Resource Calendars
Menentukan budget harus merujuk pada agreements info maupun cost yang
berhubungan dengan produk, servis, atau hasil yang telah atau akan dibeli
termasuk ketika menentukan anggaran.
4.3.1.7 Organizational Process Assets
Mengagregasi biaya dari tingkat aktivitas ke tingkat paket pekerjaan. Hal ini
karena biaya diukur, dikelola dan dikendalikan pada tingkat paket pekerjaan
selama daur hidup proyek.
4.3.2.2 Reserve Analysis
Teknik yang digunakan untuk menentukan cadangan realisti. Ini terdiri dari
cadangan kontingensi dan cadangan manajemen kontingensi.
4.3.2.3 Expert Judgment
Cost baseline meruakan anggaran proyek waktu yang bertahap, cost baseline
ini tidak termasuk cadangan manajemen apapun, cost baseline jugga menjadi
dasar untuk dibandingkan dengan hasil aktual.
Total kebutuhan dana dan kebutuhan dana periodik seperti kuartalan dan
tahunan berasal dari cost baseline . Cost baseline dapat mencakup pengeluaran
yang diproyeksikan ditambah dengan anticipated liabilities.
4.3.3.3 Project Documents Updates
diperlukan.
Cost Manajement Plan. Rencana biaya manajemen menggambarkan
bagaimana biaya proyek akan dikelola dan dikendalikan.
Kebutuhan
dana suatu
oleh
Kebijakan formal dan informal biaya kontrol terkait, prosedur, dan pedoman;
Earned value (EV) adalah ukuran dari pekerjaan yang dilakukan yang
dinyatakan dalam anggaran dasar untuk pekerjaan itu.
Actual cost (AC) biaya yang dikeluarkan untuk realisasi pekerjaan yang
dilakukan pada kegiatan selama periode waktu tertentu.
Variansi dari baseline yang akan dipantau:
Cost variance (CV) adalah jumlah defisit atau surplus anggaran pada suatu
titik waktu tertentu, dinyatakan sebagai perbedaan antara earned value dan
actual cost.
Cost Performance Index (CPI) adalah ukuran dari efisiensi biaya atas
sumber daya yang dianggarkan, dinyatakan sebagai rasio earned value
dengan actual cost.
Nilai CPI <1,0 menunjukkan biaya melampaui untuk pekerjaan selesai.
Nilai CPI > 1,0 menunjukkan underrun biaya kinerja sampai saat ini.
Persamaan: CPI = EV / AC
4.4.2.2 Forecasting
EAC forecast for ETC work performed at the budgeted rate. Persamaan:
EAC = AC + (BAC - EV)
EAC forecast for ETC work performed at the present CPI Persamaan: EAC
= BAC / CPI
EAC forecast for ETC work considering both SPI and CPI factors
Persamaan: EAC = AC + [(BAC - EV) / (CPI SPI)]
Variance analysis
Trend analysis
Earned value performance
Perangkat
lunak yang
perencanaan, pemantauan,
dirancang
khusus untuk
membantu dalam
proyek,
termasuk
kinerja biaya.
4.4.2.6 Reserve Analysis
Menunjukkan
bagaimana kegiatan
proyek yang
benar-benar
Change requests dapat mencakup tindakan preventif atau korektif, dan diproses
untuk review dan disposisi melalui proses Integrated Change Control
4.4.3.4 Project Management Plan Updates
Terdiri dari :
Cost baseline
Perubahan
baseline
biaya
pada:
1. Penyebab varians.
2. Tindakan korektif yang dipilih dan alasan
3. Database keuangan, dan
4. Jenis-jenis pelajaran dari pengendalian biaya proyek.
BAB 5
PROJECT QUALITY MANAGEMENT PLAN
dan
atau
standar
untuk
proyek
dan
penyerahan,
dan
WBS Dictionary
WBS Dictionary memberikan informasi rinci untuk elemen WBS .
Jadwal awal. Jadwal dasar dokumen ukuran kinerja jadwal diterima, termasuk start dan
finish tanggal
Biaya awal. Biaya dasar dokumen interval waktu yang diterima digunakan untuk
mengukur biaya kinerja
Rencana manajemen lainnya. Rencana ini berkontribusi terhadap kualitas proyek secara
keseluruhan dan dapat menyoroti daerah ditindaklanjuti perhatian berkaitan dengan
kualitas proyek.
5.1.1.2 Daftar Stakeholder
Daftar stakeholder adalah alat bantu pemangku kepentingan mendaftar
dalam mengidentifikasi para stakeholder yang memiliki minat khusus
dalam , atau memiliki dampak pada kualitas. Dalam daftar stakeholder,
terdapat suatu penilaian atas stakeholder yang terkait dengan proyek.
Penilaian tersebut berupa tingkat kekuasaan, tingkat kepentingan, tingkat
pengaruh, tingkat dampak, dan lainnya sesuai kebutuhan. Umumnya
dilakukan dalam bentuk matriks untuk memudahkan dalam melakukan
penilaiannya.
Analisis stakeholder merupakan salah satu alat atau teknik dalam
menghasilkan suatu daftar stakeholder yang akan berguna dalam
mengembangkan rencana pengelolaan stakeholder proyek. Langkah-langkah
dalam melakukan analisis stakeholder adalah sebagai berikut:
Identifikasi semua stakeholder dan informasi yang terkait seperti peran, departemen,
kepentingan, pengetahuan, harapan, dan tingkat pengaruh.
Analisis dampak atau dukungan potensial pada masing-masing stakeholder yang dapat
dikembangkan dan diklasifikasikan untuk pengembangan strategi. Pada komunitas
stakeholder yang besar, perlu untuk memprioritaskan stakeholder untuk meyakinkan
effort yang efisien untuk mengkomunikasikan dan mengelola ekspektasi mereka.
Menilai bagaimana stakeholder utama bereaksi atau merespon pada berbagai situasi untuk
merencanakan bagaimana mempengaruhi mereka dalam meningkatkan dukungan mereka
dan mengantisipasi dampak negatif yang mungkin muncul.
Dalam melakukan analisis ini, terdapat berbagai model klasifikasi, yaitu:
1.
2.
Power / influence grid, berdasarkan tingkat kekuasaan dan pengaruh / keterlibatan mereka
dalam proyek.
3.
4.
Bekerja atau kondisi operasi dari proyek atau kiriman nya yang dapat mempengaruhi
kualitas proyek.
o Kebijakan
kualitas
organisasi
arah
organisasi
dimaksudkan
pada
pelaksanaan
atau
proyek-proyek
sebelumnya.
5.1.2 Alat dan Teknik untuk Perencanaan Kualitas
5.1.2.1 Analisis manfaat / biaya
Analisis
manfaat/biaya.
Proses
perencanaan
kualitas
harus
mempertimbangkan pengorbanan biaya manfaat. Manfaat utama dari
memenuhi persyaratan kualitas pengerjaan ulang kurang, yang berarti
produktivitas yang lebih tinggi, biaya lebih rendah, kepuasan stakeholder
meningkat dan peningkatan profitabilitas. Biaya utama memenuhi
persyaratan kualitas adalah biaya yang terkait dengan kegiatan manajemen
kualitas proyek. Sebuah analisis manfaat biaya untuk setiap kegiatan kualitas
membandingkan biaya langkah berkualitas untuk kepentingan diharapkan.
1.
Diagram sebab dan efek , yang juga dikenal sebagai diagram fishbone atau diagram
Ishikawa sebagai . Pernyataan masalah ditempatkan pada kepala tulang ikan yang
digunakan sebagai titik awal untuk melacak sumber masalah kembali ke akar
ditindaklanjuti nya. Pernyataan masalah biasanya menggambarkan masalah sebagai celah
harus ditutup atau sebagai tujuan yang ingin dicapai.
2.
Flowchart , yang juga disebut sebagai peta proses karena mereka menampilkan urutan
langkah-langkah dan kemungkinan percabangan yang ada untuk proses yang mengubah
satu atau lebih input ke dalam satu atau lebih output . Flowchart menunjukkan kegiatan ,
poin-poin keputusan , bercabang loop , jalur paralel , dan urutan keseluruhan proses
dengan pemetaan rincian operasional prosedur yang ada dalam nilai horisontal rantai
model SIPOC. Flowchart berguna dalam memahami dan memperkirakan biaya kualitas
dalam proses .
3.
Histogram adalah bentuk khusus dari bar chart dan digunakan untuk menggambarkan
tendensi sentral , dispersi , dan bentuk distribusi statistik . Berbeda dengan peta kendali ,
histogram tidak mempertimbangkan pengaruh waktu pada variasi yang ada dalam
distribusi .
4.
Diagram kontrol , digunakan untuk menentukan apakah atau tidak proses stabil atau
menyebabkan kinerja diprediksi . Atas dan bawah batas spesifikasi didasarkan pada
persyaratan nilai maksimum dan minimum diperbolehkan. Kontrol batas yang ditentukan
dengan menggunakan perhitungan statistik standar dan prinsip-prinsip untuk akhirnya
membangun kemampuan alami untuk proses yang stabil. Diagram kontrol dapat
digunakan untuk memantau berbagai jenis variabel output.
5.
memperkirakan
bagaimana
perubahan
pada
variabel
independen
akan
6.
Diagram pareto disebut juga gambaran pemisah unsur penyebab yang paling dominan
dari unsur-unsur penyebab lainnya dari suatu masalah. Diagram Pareto ini merupakan
suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan
ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan permasalahan
yang terpenting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan yang tidak
harus segera diselesaikan (ranking terendah).
7.
Check Sheet, lembar isian (check sheet) merupakan alat bantu untuk memudahkan dan
menyederhanakan pencatatan data. Tujuan pembuatan lembar pengecekan adalah
menjamin bahwa data dikumpulkan secara teliti dan akurat oleh karyawan operasional
untuk diadakan pengendalian proses dan penyelesaian masalah. Data dalam lembar
pengecekan tersebut nantinya akan digunakan dan dianalisis secara cepat dan mudah.
5.1.2.4 Benchmarking
Benchmarking melibatkan membandingkan praktek proyek yang sebenarnya
atau direncanakan untuk orang-orang dari proyek-proyek yang sebanding
untuk mengidentifikasi praktek-praktek terbaik, menghasilkan ide-ide untuk
perbaikan, dan memberikan dasar untuk mengukur kinerja. Proyek mengacu
mungkin ada dalam organisasi melakukan atau di luar itu, atau bisa berada
dalam area aplikasi yang sama.
5.1.2.5 Desain eksperimen.
Desain eksperimen adalah metode statistik untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang dapat mempengaruhi variabel tertentu dari suatu produk atau
proses dalam pengembangan atau produksi. Desain Eksperimen digunakan
selama proses rencana pengelolaan kualitas untuk menentukan jumlah dan
jenis tes dan dampaknya terhadap biaya kualitas. Desain Eksperimen juga
berperan dalam proses mengoptimalkan produk.
5.1.2.6 Sampling statistik
Sampling statistik melibatkan memilih bagian dari populasi yang menarik
untuk pemeriksaan (misalnya, memilih 10 gambar teknik secara acak dari daftar 75).
Frekuensi sampel dan ukuran harus ditentukan selama proses Rencana Pengelolaan
Kualitas sehingga biaya kualitas akan mencakup jumlah tes, memo yang diharapkan
dan lain lain.
Analisis lapangan Force. Ini adalah diagram dari kekuatan yang mendukung dan
menentang perubahan.
Teknik kelompok Nominal. Teknik ini digunakan untuk memungkinkan ide-ide untuk
brainstorming dalam kelompok kecil dan ditinjau kelompok yang lebih besar.
Manajemen mutu dan kontrol alat. Alat ini digunakan untuk menghubungkan dan urutan
kegiatan
5.1.2.8 Rapat
Tim proyek dapat mengadakan pertemuan perencanaan untuk
mengembangkan rencana manajemen mutu. Peserta pada pertemuan ini
mungkin termasuk manajer proyek, sponsor proyek, anggota tim proyek
yang dipilih, para pemangku kepentingan yang dipilih, siapa yang
bertanggung jawab untuk kegiatan proyek manajemen mutu yaitu rencana
manajemen Mutu, melakukan Quality Assurance, atau Quality Control, dan
lain-lain sesuai kebutuhan.
o Process Boundaries. Menjelaskan tujuan dari proses , awal dan akhir proses, input dan
output , pemilik proses , dan para stakeholder dari proses.
o Target for Improved. Meningkatkan kinerja dengan panduan kegiatan perbaikan proses.
8.1.3.3 Quality Metrics
Sebuah metrik kualitas khusus menggambarkan suatu proyek atau produk
atribut dan bagaimana proses kualitas kontrol akan mengukurnya. Metrik
kualitas yang digunakan dalam melakukan jaminan kualitas dan kontrol
kualitas proses. Beberapa contoh metrik kualitas termasuk on- time
performance, pengendalian biaya, frekuensi cacat, tingkat kegagalan dan
ketersediaan.
8.1.3.4 Quality Checklists
Checklist adalah alat terstruktur biasanya komponen spesifik digunakan
untuk memverifikasi bahwa serangkaian langkah-langkah yang diperlukan
telah dilakukan. Banyak organisasi memiliki standar checklist yang tersedia
untuk memastikan konsistensi dalam tugas-tugas yang sering dilakukan.
8.1.3.5 Project Documents Updates
Dokumen proyek yang dapat diperbarui termasuk, pada stakeholder register,
responsibility assignment matrix dan WBS serta WBS Dictionary .
5.2
Penjaminan Kualitas
Jaminan Kualitas adalah semua kegiatan yang terencana dan sistematis
diterapkan dalam sistem mutu untuk menyediakan keyakinan bahwa proyek itu
akan memenuhi standar mutu yang relevan. Hal ini harus dilakukan di seluruh
proyek. Sebelum pembangunan Seri ISO 9000, kegiatan yang diuraikan di bawah
kualitas perencanaan secara luas sebagai bagian dari jaminan kualitas. Jaminan
Kualitas sering disediakan oleh Departemen Jaminan Kualitas atau suatu unit
organisasi, tetapi tidak harus. Jaminan dapat diberikan kepada tim manajemen
proyek dan pengelolaan organisasi bermasalah (jaminan mutu internal), atau
mungkin diberikan kepada pelanggan dan orang lain tidak secara aktif terlibat
dalam pekerjaan proyek (jaminan mutu eksternal).
mutu
yang
Perform Kualitas Proses Jaminan menggunakan alat dan teknik dari proses
Rencana Manajemen Mutu dan Pengendalian Mutu . Selain itu, alat-alat lain
yang tersedia meliputi
Diagram Affinity .
Diagram afinitas mirip dengan teknik pemetaan-pikiran dalam bahwa
mereka digunakan untuk menghasilkan ide-ide yang bisa dihubungkan untuk
membentuk pola terorganisir pemikiran tentang suatu masalah . Dalam
manajemen proyek , penciptaan WBS dapat ditingkatkan dengan
menggunakan diagram afinitas untuk memberi struktur dekomposisi
lingkup .
Digraf Interrelationship .
Sebuah adaptasi dari diagram hubungan . The digraf keterkaitan
menyediakan suatu proses untuk memecahkan dalam skenario cukup
kompleks yang memiliki hubungan logis terjalin hingga 50 item yang
relevan masalah secara kreatif . Hubungan timbal balik digraph dapat
dikembangkan dari data yang dihasilkan dalam alat-alat lain seperti diagram
afinitas , diagram pohon , atau diagram tulang ikan .
Fiagram pohon .
Dikenal sebagai diagram sistematis dan dapat digunakan untuk mewakili
hirarki dekomposisi seperti WBS , RBS ( kerusakan struktur risiko ) , dan
OBS ( kerusakan struktur organisasi ) . Dalam manajemen proyek , diagram
pohon berguna dalam memvisualisasikan orang tua ke anak hubungan dalam
dekomposisi hirarki yang menggunakan seperangkat sistematis aturan yang
mendefinisikan hubungan bersarang . Diagram pohon dapat digambarkan
secara horisontal ( seperti kerusakan struktur risiko ) atau vertikal (seperti
hirarki tim atau OBS ) . Karena diagram pohon memungkinkan penciptaan
cabang bersarang yang mengakhiri menjadi titik keputusan tunggal , mereka
berguna sebagai pohon keputusan untuk menetapkan nilai yang diharapkan
untuk sejumlah hubungan tergantung yang telah ditabelkan sistematis
Prioritas matriks.
Mengidentifikasi isu-isu kunci dan alternatif yang cocok untuk diprioritaskan
sebagai satu set keputusan untuk implementasi. Kriteria diprioritaskan dan
berbobot sebelum diterapkan untuk semua alternatif yang tersedia untuk
mendapatkan nilai matematika yang menempati urutan pilihan.
Dagram Matrix. Sebuah manajemen dan kontrol kualitas alat yang digunakan untuk
melakukan analisis data dalam struktur organisasi dibuat dalam matriks. Diagram matriks
berusaha untuk menunjukkan kekuatan hubungan antara faktor, penyebab, dan tujuan
yang ada antara baris dan kolom yang membentuk matriks.
Secara proaktif menawarkan bantuan dengan cara yang positif untuk meningkatkan
pelaksanaan proses untuk membantu produktivitas tim kenaikan
Kontribusi Sorot setiap audit dalam pelajaran repositori organisasi . Upaya selanjutnya
untuk memperbaiki setiap kekurangan harus menghasilkan biaya berkurang kualitas dan
peningkatan sponsor atau penerimaan pelanggan dari produk proyek .
5.2.2.3 Analisis Proses
telah ditetapkan. Jaminan kulaitas harus digunakan selama perencanaan proyek dan
melaksanakan tahapan untuk memberikan kepercayaan dalam persyaratan yang diberikan
oleh stakeholder dan pengendalian kualitas harus digunakan selama melaksanakan proyek
dan diakhiri dengan menunjukkan hasil dalam bentuk data yang dapat dipercaya, yang
kriterianya sudah sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen.
5.3.1 Control Quality : Inputs
Project Management Plan
Berisi tentang rencana manajemen mutu, yang digunakan untuk mengontrol
kualitas. Project management plan menjelaskan bagaimana control kualitas akan
dilakukan dalam proyek.
1. Quality Metrics
Quality metric menggambarkan tentang suatu proyek atau atribut produk dan
bagaimana akan diukur. Contoh dari quality metrics yaitu function points, mean
time between failure (MTBF), dan mean time to repair (MTTR).
2. Quality Checklists
Quality Checklists adalah daftar terstruktur yang membantu untuk memastikan
bahwa pekerjaan proyek telah memenuhi dari persyaratan yang ada.
3. Work Performance Data
Work performance data dapat termasuk
Laporan audit kualitas dan perubahan log yang didukung dengan rencana tindakan
korektif
Proses dokumentasi seperti yang diperoleh melalui seven basic tools of quality, atau
manajemen mutu dan alat control.
7. Organizational Process Assets
Organizational process assets yang mempengaruhi proses quality control
meliputi, namun tidak terbatas pada:
b. Flowchart
Flowchart disebut sebagai peta proses karena menunjukkan aktivitas,
keputusan yang diambil, dan seluruh prosedur dari proses yang akan
dilewati.
c. Checksheets
Checksheet adalah sebuah formulir yang disiapkan untuk mengumpulkan,
mengkonfirmasi, dan menganalisis data. Data yang dikumpulkan berupa
frekuensi atau pola kejadian, masalah, defect, dan lain-lain.
d. Pareto Diagrams
Pareto diagram adalah diagram batang dimana panjang batang menunjukkan
frekuensi suatu kejadian, atau memvisualisasikan signifikansi suatu kejadian.
Disini memilih factor yang seminim mungkin tetapi mempunyai prioritas
yang terbesar.
e. Histograms
Histogram adalah grafik batang yang menunjukkan banyaknya suatu data
dan dapat digunakan untuk mengevaluasi distribusi data.
f. Control Chart
Control chart adalah chart yang digunakan untuk menganalisa variasi dari
sebuah proses melalui pemetaan data historis proses (variabel atau atribut)
untuk mengetahui apakah proses yang berjalan sudah dalam keadaan stabil
atau tidak.
g. Scatter Diagram
Digunakan untuk membantu mengidentifikasi hubungan antara 2 variabel,
mengidentifikasi akar-akar sebab yang potensial, dan biasanya dilakukan
setelah mengetahui hubungan sebab-akibat dari cause and effect diagram.
Diagram ini menjelaskan dua pengaruh yang terjadi oleh sebab yang sama.
Pemeriksaan produk kerja untuk menentukan apakah produk tersebut telah sesuai dengan
standard yang telah ditentukan.
Inspeksi ini bisa termasuk dalam pengukuran dan dapat dilakukan ditingkat manapun.
Misal pemeriksaan dapat dilakukan pada saat aktivitas proses produksi atau pada saat
produk akhir selesai dalam proyek.
Semua perubahan atau perbaikan item yang direncanakan dapat disetujui ataupun ditolak
sebelum decision di buat.
o Completed checklists.
Dengan kata lain, hasil dari checklists tersebut menjadi data untuk
nantinya perlu adanya perbaikan
BAB 6
PROJECT HUMAN RESOURCE MANAGEMENT PLAN
Project Human Resource Management adalah sebuah proses yang mengatur,
mengelola dan memimpin suatu tim dalam proyek. Sebuah tim dalam proyek
tentunya memiliki kemampuan yang beragam, waktu kerja yang beragam, namun
memiliki tanggung jawab yang sama yaitu menyelesaikan proyek hingga selesai.
Jumlah nggota tim bisa ditambah atau dikurangi selama proyek berlangsung
sesuai kebutuhan. Setiap anggota tim haruslah memiliki komitmen yang kuat
untuk selalu berkontribusi dalam proyek baik saat proses inisialisasi, selama
proyek berlangsung hingga proyek selesai.
2.1.1.
Proses ini digunakan untuk menentukan sumber daya manusia yang sesuai
dengan kebutuhan proyek. Berdasarkan kebutuhan tersebut maka akan
didapatkan sebuah tim proyek dengan masing-masing kemampuan yang
merupakan bagian dari rencana manajemen SDM.
2.1.2.
2. Tipe Matriks
3. Berbasis Teks
Jabatan dan deskripsi kerja serta tanggung jawan dijelaskan dalam format teks
paragraf tertentu.
2.1.2.2.Networking
2.1.2.3.Organizational Theory
Berisi informasi mengenai tingkah sifat dari perorangan, tim dan organisasi. Ini
diperlukan karena struktur organisasi yang berbeda memiliki respon dan performa serta
karakteristik hubungan personal yang berbeda pula. Maka Organizatioan Theory
dibutuhkan untuk mengetahui kepemimpinan yang dapat beradaptasi dengan perubahan
yang ada dalam tim.
2.1.2.4.Expert Judgment
2. Menilai kebutuhan jabatan untuk proyek dengan standar deskripsi jabatan organisasi
3. Menentukan tingkat usaha dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan
4. Menentukan relasi yang dibutuhkan berdasarkan budaya organisasi
4
5. Menyediakan timeline masa jabatan yang dibutuhkan untuk susunan staff,
berdasarkan pembelajaran dari kondisi pasar.
6. Identifikasi resiko
7. Identifikasi dan rekomendasi program untuk pemerintahan
2.1.2.5.Meetings
f.
Penyesuaian
g. Keamanan
2.2.1.
2.2.2.
Ketika anggota tim proyek yang dipilih di awal, mereka dianggap praditugaskan atau pra-assignment. Situasi ini dapat terjadi jika hasil dari
orang-orang tertentu yang dijanjikan sebagai bagian dari proposal yang
2.2.2.2. Negotiation
2.2.2.3. Acquisition
1. Pembentukan tim orang dari perusahaan yang sama yang tinggal di daerah
geografis yang luas
Multi-criteria decision analysis adalah pilihan dari kriteria yang sering digunakan
sebagai bagian dari memperoleh tim proyek. Dengan menggunakan multi-criteria
decision analysis tool, suatu kriteria dapat dikembangkan dan digunakan untuk
melakukan penilaian terhadap tim member yang potensial. Kriteria ini dibebankan
berdasarkan pentingnya terhadap kebutuhan tim. Contoh kriteria yang dapat
dimasukkan :
1. Availability. Melakukan identifikasi mana saja tim member yang tersedia
untuk bekerja pada suatu proyek dalam kurun waktu yang dibutuhkan.
2. Cost. Verifikasi jika tambahan cost pada anggota tim masuk dalam budget.
3. Experience. Verifikasi apakah tim proyek mempunyai pengalaman yang
berhubungan dengan proyek untuk berkontribusi dalam proyek tersebut.
4. Ability. Verifikasi apakah tim proyek mempunyai kompetensi yang
dibutuhkan oleh proyek.
Proyek ini dikelola ketika orang yang tepat telah ditetapkan melalui
metode yang dijelaskan sebelumnya.
Elemen dari project management plan tetapi tidak terbatas pada human
resource management plan. Contohnya, orang yang direkrut untuk peran
Sebuah proses peningkatan kompetensi, interaksi tim, dan lingkungan tim secara
keseluruhan untuk meningkatkan kinerja proyek. Pengelola proyek harus
memperoleh keterampilan untuk mengidentifikasi membangun, mempertahankan,
meotivasi, meminpin dan menginspirasi tim proyek untuk mencapai kinerja tim
yang tinggi dan untuk memnuhi tujuan proyek.
Develop project ini adalah tanggung jawab dari project manager yang harus dapat
melakukan identifikasi, membangun, control, memotivasi, memimpin dan
menginspirasi tim proyek dengan tujuan mendapatkan performansi yang tinggi.
Manager proyek harus membangun lingkungan yang dapat memfasilitasi
teamwork, karena teamwork adalah factor yang sangat berpengaruh dalam
proyek..
2.3.1.
Proyek ini dikelola ketika orang yang tepat telah ditetapkan melalui
metode yang dijelaskan sebelumnya.
2.3.2.
10
Tujuan dari tim kegiatan pembangunan adalah untuk membantu anggota tim
bekerja sama secara efektif. Komunikasi informal dan aktivitas luar dapat
membatu dalam membangun kepercayaan dan membangun hubungan kerja yang
baik. Terdapat beberapa fase dalam team building activities, diantaranya :
forming, Storming, norming, performing, adjourning.
1. Forming : Fase ini dimana tim melakukan meeting dan mempelajari suatu
proyek dengan peran masing-masing. Tim harus independent dan tidak
terbuka pada fase ini.
2. Storming : dalam fase ini, tim mulai membagi bagi kerja, teknikal decision
dan pendekatan project management. Jika tim member tidak kolaborativ
dan terbuka untuk membuka pikiran/ide, lingkungan dapat menjadi tidak
productive.
3. Norming : dalam fase ini, tim member mulai bekerja bersama dan
mengatur kebiasaan mereka untuk mendukung tim. Tim mulai percaya
satu sama lain.
Disebut sebagai aturan dasar, guna membangun harapan yang jelas tentang
perilaku yang dapt diterima oleh anggota tim proyek. Komitmen awal untuk
menyatukan batasan dan mengurangi kesalahpahaman dalam meningkatkan
produktivitas. Membahas aturan dasar memungkinkan anggota tim untuk
menemukan nilai-nilai yang penting bagi satu sama lain. Semua anggota tim
proyek berbagi tanggung jawab untuk menegakkan aturan setelah mereka menjadi
tim proyek.
2.3.2.5. Colocation
Disebut juga tight matrix yaitu penempatan banyak atau semua project tim yang
aktif dalam situasi dan lokasi yang sama untuk meningkatkan performa sebagi
tim. Colocation strategies dapat menyertakan team meeting room (war room),
untuk mengingkatkan komunikasi skill dan sense oof community.
Bagian dari proses tim development yang termasuk dalam memahami dan
memberikan rewarding dari suatu perilaku. Ini penting untuk dimengerti bahwa
rewarding dari suatu
11
2.3.3.
12
2.4.1.
13
Masalah pasti akan timbul dalam mengelola tim proyek, tetapi kumpulan
masalah itu dapat digunakan untuk dijadikan data dan untuk memantau
siapa yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah tersebut
dengan target waktu tertentu.
1. Sertifikat penghargaan
2. Surat kabar
3. Website
4. Bonus Structure
5. Corporate apparel
6. Organisasi lain
2.4.2.
14
Sumber yang dapat memicu conflik adalah sumber daya yang langka,
penjadwalan prioritas dan gaya kerja pribadi. Keberhasilan manajemen
konflik menghasilkan produktifitas yang baik dan kerjasama tim yang
solid. Ada 5 teknik dalam menyelesaikan konflik yaitu:
1. Leadership
2. Influencing (jelas, peduli dan berpengaruh)
3. Effective decision making (analisis, focus)
2.4.3.
Elemen dari rencana proyek yang dapat diperbaharui, tidak terbatas pada
manusia dan pengelolaan sumber daya.
15
Proyek dokumen yang mungkin tidak langsung diperbaharui, tidak terbatas pada
log issues, peran deskripsi dan tugas staff proyek.
Asset proses organisasi yang mungkin memerlukan pembaruan sebagai akibat dari
mengelola proyek tim proses, namun tidak terbatas pada informasi historis,
template dan proses standar organisasi.
BAB 7
PROJECT COMMUNICATION MANAGEMENT PLAN
Project Human Resource Management adalah sebuah proses yang mengatur,
mengelola dan memimpin suatu tim dalam proyek. Sebuah tim dalam proyek
tentunya memiliki kemampuan yang beragam, waktu kerja yang beragam, namun
memiliki tanggung jawab yang sama yaitu menyelesaikan proyek hingga selesai.
Jumlah nggota tim bisa ditambah atau dikurangi selama proyek berlangsung
sesuai kebutuhan. Setiap anggota tim haruslah memiliki komitmen yang kuat
untuk selalu berkontribusi dalam proyek baik saat proses inisialisasi, selama
proyek berlangsung hingga proyek selesai.
2.1.2.
Proses ini digunakan untuk menentukan sumber daya manusia yang sesuai
dengan kebutuhan proyek. Berdasarkan kebutuhan tersebut maka akan
didapatkan sebuah tim proyek dengan masing-masing kemampuan yang
merupakan bagian dari rencana manajemen SDM.
2.1.3.
2. Tipe Matriks
4. Berbasis Teks
Jabatan dan deskripsi kerja serta tanggung jawan dijelaskan dalam format teks
paragraf tertentu.
2.1.2.2.Networking
2.1.2.3.Organizational Theory
Berisi informasi mengenai tingkah sifat dari perorangan, tim dan organisasi. Ini
diperlukan karena struktur organisasi yang berbeda memiliki respon dan performa serta
karakteristik hubungan personal yang berbeda pula. Maka Organizatioan Theory
dibutuhkan untuk mengetahui kepemimpinan yang dapat beradaptasi dengan perubahan
yang ada dalam tim.
2.1.2.4.Expert Judgment
6. Menilai kebutuhan jabatan untuk proyek dengan standar deskripsi jabatan organisasi
7. Menentukan tingkat usaha dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan
8. Menentukan relasi yang dibutuhkan berdasarkan budaya organisasi
4
8. Menyediakan timeline masa jabatan yang dibutuhkan untuk susunan staff,
berdasarkan pembelajaran dari kondisi pasar.
9. Identifikasi resiko
10.Identifikasi dan rekomendasi program untuk pemerintahan
2.1.2.5.Meetings
Kebutuhan training
j.
k. Penyesuaian
l.
Keamanan
2.2.2.
2.2.3.
Ketika anggota tim proyek yang dipilih di awal, mereka dianggap praditugaskan atau pra-assignment. Situasi ini dapat terjadi jika hasil dari
orang-orang tertentu yang dijanjikan sebagai bagian dari proposal yang
2.2.2.2. Negotiation
2.2.2.3. Acquisition
7. Pembentukan tim orang dari perusahaan yang sama yang tinggal di daerah
geografis yang luas
11.
Dapat memasukkan orang dengan kemampuan mobilitas yang
terbatas
12.
Multi-criteria decision analysis adalah pilihan dari kriteria yang sering digunakan
sebagai bagian dari memperoleh tim proyek. Dengan menggunakan multi-criteria
decision analysis tool, suatu kriteria dapat dikembangkan dan digunakan untuk
melakukan penilaian terhadap tim member yang potensial. Kriteria ini dibebankan
berdasarkan pentingnya terhadap kebutuhan tim. Contoh kriteria yang dapat
dimasukkan :
6. Availability. Melakukan identifikasi mana saja tim member yang tersedia
untuk bekerja pada suatu proyek dalam kurun waktu yang dibutuhkan.
7. Cost. Verifikasi jika tambahan cost pada anggota tim masuk dalam budget.
8. Experience. Verifikasi apakah tim proyek mempunyai pengalaman yang
berhubungan dengan proyek untuk berkontribusi dalam proyek tersebut.
9. Ability. Verifikasi apakah tim proyek mempunyai kompetensi yang
dibutuhkan oleh proyek.
Proyek ini dikelola ketika orang yang tepat telah ditetapkan melalui
metode yang dijelaskan sebelumnya.
Elemen dari project management plan tetapi tidak terbatas pada human
resource management plan. Contohnya, orang yang direkrut untuk peran
tertentu bisa jadi tidak memenuhi semua requirement yang dibutuhkan
pada human resource management plan. Ketika terjadi perbedaan, project
management plan butuh update dari struktur tim, peran dan tanggung
jawab dari tim proyek.
Sebuah proses peningkatan kompetensi, interaksi tim, dan lingkungan tim secara
keseluruhan untuk meningkatkan kinerja proyek. Pengelola proyek harus
memperoleh keterampilan untuk mengidentifikasi membangun, mempertahankan,
meotivasi, meminpin dan menginspirasi tim proyek untuk mencapai kinerja tim
yang tinggi dan untuk memnuhi tujuan proyek.
Develop project ini adalah tanggung jawab dari project manager yang harus dapat
melakukan identifikasi, membangun, control, memotivasi, memimpin dan
menginspirasi tim proyek dengan tujuan mendapatkan performansi yang tinggi.
Manager proyek harus membangun lingkungan yang dapat memfasilitasi
teamwork, karena teamwork adalah factor yang sangat berpengaruh dalam
proyek..
2.3.2.
Proyek ini dikelola ketika orang yang tepat telah ditetapkan melalui
metode yang dijelaskan sebelumnya.
2.3.3.
10
Tujuan dari tim kegiatan pembangunan adalah untuk membantu anggota tim
bekerja sama secara efektif. Komunikasi informal dan aktivitas luar dapat
membatu dalam membangun kepercayaan dan membangun hubungan kerja yang
baik. Terdapat beberapa fase dalam team building activities, diantaranya :
forming, Storming, norming, performing, adjourning.
6. Forming : Fase ini dimana tim melakukan meeting dan mempelajari suatu
proyek dengan peran masing-masing. Tim harus independent dan tidak
terbuka pada fase ini.
7. Storming : dalam fase ini, tim mulai membagi bagi kerja, teknikal decision
dan pendekatan project management. Jika tim member tidak kolaborativ
dan terbuka untuk membuka pikiran/ide, lingkungan dapat menjadi tidak
productive.
8. Norming : dalam fase ini, tim member mulai bekerja bersama dan
mengatur kebiasaan mereka untuk mendukung tim. Tim mulai percaya
satu sama lain.
9. Performing : Tim dapat mencapai level performing jika dapat menjadi
sebagai organisasi yang sangat baik dalam pengaturan tiap unit. Mereka
interdependent dan bekerja melewati masalah dengan aman dan efektif.
10.Adjourning : Dalam fase ini, tim menyelesaikan pekerjaan dan pindah ke
proyek lainnya. Ini biasanya terjadi ketika staff merelease bahwa proyek
telah close dan deliverable.
2.3.2.4. Ground Rules
Disebut sebagai aturan dasar, guna membangun harapan yang jelas tentang
perilaku yang dapt diterima oleh anggota tim proyek. Komitmen awal untuk
menyatukan batasan dan mengurangi kesalahpahaman dalam meningkatkan
produktivitas. Membahas aturan dasar memungkinkan anggota tim untuk
menemukan nilai-nilai yang penting bagi satu sama lain. Semua anggota tim
proyek berbagi tanggung jawab untuk menegakkan aturan setelah mereka menjadi
tim proyek.
2.3.2.5. Colocation
Disebut juga tight matrix yaitu penempatan banyak atau semua project tim yang
aktif dalam situasi dan lokasi yang sama untuk meningkatkan performa sebagi
tim. Colocation strategies dapat menyertakan team meeting room (war room),
untuk mengingkatkan komunikasi skill dan sense oof community.
Bagian dari proses tim development yang termasuk dalam memahami dan
memberikan rewarding dari suatu perilaku. Ini penting untuk dimengerti bahwa
rewarding dari suatu
11
2.3.4.
12
tim, menyelesaikan masalah dan dapat menilai kinerja dari anggota tim
lainnya.
2.4.2.
13
Masalah pasti akan timbul dalam mengelola tim proyek, tetapi kumpulan
masalah itu dapat digunakan untuk dijadikan data dan untuk memantau
siapa yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah tersebut
dengan target waktu tertentu.
7. Sertifikat penghargaan
8. Surat kabar
9. Website
10. Bonus Structure
11. Corporate apparel
12. Organisasi lain
2.4.3.
14
Sumber yang dapat memicu conflik adalah sumber daya yang langka,
penjadwalan prioritas dan gaya kerja pribadi. Keberhasilan manajemen
konflik menghasilkan produktifitas yang baik dan kerjasama tim yang
solid. Ada 5 teknik dalam menyelesaikan konflik yaitu:
4. Leadership
5. Influencing (jelas, peduli dan berpengaruh)
Elemen dari rencana proyek yang dapat diperbaharui, tidak terbatas pada
manusia dan pengelolaan sumber daya.
15
Proyek dokumen yang mungkin tidak langsung diperbaharui, tidak terbatas pada
log issues, peran deskripsi dan tugas staff proyek.
Asset proses organisasi yang mungkin memerlukan pembaruan sebagai akibat dari
mengelola proyek tim proses, namun tidak terbatas pada informasi historis,
template dan proses standar organisasi.
BAB 8
PROJECT RISK MANAGEMENT PLAN
2.1. Plan Risk Management
Proses mendefinisikan bagaimana melakukan aktivitas manajemen risiko untuk
proyek. Manfaat utama dari proses ini adalah memastikan bahwa tingkat, jenis,
dan visibilitas( keadaan dapat dilihat dan diamati ) manajemen risiko yang
sepadan dengan resiko dan pentingnya proyek untuk organisasi.
Rencana manajemen risiko sangat penting untuk berkomunikasi dan mendapatkan
persetujuan dan dukungan dari semua pemangku kepentingan untuk memastikan
proses manajemen risiko didukung dan dilakukan secara efektif selama siklus
hidup proyek
kategori Risiko,
definisi umum dari konsep dan istilah,
Format laporan Risiko,
template Standard,
Peran dan tanggung jawab,
Tingkat Otoritas untuk pengambilan keputusan,
Pelajaran yang diambil.
horizontal (X) sumbu mewakili kemungkinan nilai waktu atau biaya dan
vertikal (Y) merepresentasikan peluang resiko.
6. Definisi probabilitas risiko dan dampak. Kualitas dan kredibilitas analisis
risiko mengharuskan berbagai tingkat probabilitas risiko dan dampak
didefinisikan yang spesifik untuk konteks proyek.
Peserta dalam kegiatan identifikasi resiko yaitu : manajer proyek, anggota tim
proyek, Tim manajemen resiko (jika ditugasi), pelanggan, ahli materi dari luar
tim proyek, akhir pengguna, manajer proyek lain, stakeholder, dan ahli
manajemen resiko. Mengidentifikasi resiko adalah proses berulang-ulang , karena
resiko baru dapat berkembang. Laporan resiko harus konsisten untuk memastikan
bahwa setiap risiko dipahami secara jelas dan tegas.
Project Documents
Dokuen royek meyediakan untuk tim proyek sebuah informasi tentang keputusan
yang membantu mengidentifikasi risiko proyek lebih baik tidak terbatas pada:
1. Project Charter
2. Jadwal proyek
3. Diagram jaringn jdwal
2.2.1.11.
Procurement Documents
2.2.1.13.
Dijelaskan dalam Bagian 2.1.4. Aset proses organisasi yang dapat mempengaruhi
proses Identifikasi Resiko meliputi:
1. Proyek file, termasuk data aktual,
2. Organisasi dan kontrol proses proyek,
3. Format Pernyataan Risiko atau template,
2.2.2.5.1.
SWOT Analysis
Teknik ini meneliti proyek dari masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman (SWOT = strengths, weaknesses, opportunities, and threats)
Perspektif untuk meningkatkan luasnya risiko yang diidentifikasi. Teknik dimulai
dengan identifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi, fokus di kedua proyek,
organisasi, atau area bisnis Analisis SWOT kemudian mengidentifikasi peluang
untuk proyek yang muncul dari kekuatan organisasi, dan ancaman yang timbul
dari kelemahan organisasi. Analisis juga mengkaji sejauh mana kekuatan
organisasi mengimbangi ancaman, serta mengidentifikasi peluang yang mungkin
berfungsi untukmengatasi kelemahan.
2.2.2.6.
Exper Judgment
Risiko dapat diidentifikasi secara langsung oleh para ahli dengan pengalaman
yang relevan dengan proyek serupa atau area bisnis. Ahli tersebut harus
diidentifikasi oleh manajer proyek dan diundang untuk mempertimbangkan
semua aspek proyek dan menunjukkan risiko yang mungkin berdasarkan
pengalaman mereka sebelumnya dan bidang keahlian.
Scoepe Baseline
The scope baseline adalah versi yang disetujui dari pernyataan ruang lingkup,
struktur rincian kerja (WBS), terkait WBS dictionary, ini adalah komponen dari
rencana manajemen proyek. Komponen dasar lingkup meliputi:
1. Project scope statement. Pernyataan lingkup proyek mencakup deskripsi
ruang lingkup proyek,
2. point utama, asumsi, dan kendala.
3. WBS
4. WBS Dictionary:
a. Cost estimates,
b. Quality requirements,
c. Acceptance criteria,
d. Technical references, and
e. Agreement information.
2.3.1.3. Risk Register
2.3.1.4. Enterprise Enviromental Factors
Faktor lingkungan perusahaan dapat memberikan wawasan dan konteks risiko
penilaian, seperti:
1. Studi Industri proyek serupa oleh spesialis risiko, dan
2. Database Risiko yang mungkin tersedia dari industri
2.3.1.5. Organizational Process Assets
Risk Categorization
Risiko proyek dapat dikategorikan oleh sumber risiko, daerah yang terkena
dampak proyek atau kategori lain yang berguna (misalnya, tahapan proyek) untuk
menentukan daerah-daerah proyek yang paling terkena dampak ketidakpastian.
Risiko juga dapat dikategorikan oleh akar penyebab. Teknik ini membantu
menentukan paket pekerjaan, kegiatan, tahapan proyek atau bahkan peran dalam
proyek, yang dapat menyebabkan pengembangan respon risiko yang efektif.
2.3.2.5.
Risiko yang membutuhkan respon jangka pendek dapat dianggap lebih mendesak
untuk diatasi. Indikator prioritas termasuk kemungkinan mendeteksi resiko,
waktu untuk mempengaruhi respon risiko, gejala dan Peringkat risiko.
Expert Judgment
Penilaian ahli diperlukan untuk menilai probabilitas dan dampak dari setiap
risiko. Para ahli umumnya adalah mereka yang memiliki pengalaman serupa.
2.3.3. Perform Qualitative Risk Analysis: Outputs
2.3.3.1. Project Documents Updates
Dokumen proyek yang dapat diperbarui, namun tidak terbatas pada:
1. Risk register updates. informasi baru telah tersedia melalui penilaian
risiko kualitatif
2. Assumptions log updates. Sebagai informasi baru Asumsi log kebutuhan
ditinjau kembali untuk mengakomodasi informasi baru
Risk management plan menyediakan panduan, metode, dan tools yang digunakan
dalam quantitative risk analysis.
2.4.1.2. Cost Management
Cost management plan menyediakan panduan dalam menyusun dan mengelola risk
reserve (biaya yang disediakan untuk menghadapi risk)
2.4.1.3.
Risk Register
2. Probability Distribution
2.4.2.2.
Quantitative Risk Analysis and Modeling
Techniques
1. Sensitivity Analysis. Sensitivity analysis membantu dalam
menentukan resiko yang memiliki pengaruh yang paling besar
terhadap project
2. Expected Monetary Value. Expected monetary value (EMV)
analysis merupakan konsep stastistik yang menghitung
pengeluaran rata rata di masa depan
3. Modelling and Simulation. Project simulation menggunakan
model yang menerjemahkan ketidakpastian detail tertentu menjadi
potensi impact kepada project.
2.4.2.3.
Expert Judgment
Daftar ini dari analisis risiko kuantitatif yang dijelaskan dalam bagian
Analisis pohon keputusan
2.5.1.5. Analisis probabilistic dari proyek.
Beberapa risiko yang mungkin didorong oleh penyebab umum. Situasi ini
dapat mengungkapkan peluang untuk mengurangi risiko dua atau lebih
proyek dengan satu respon generik.
2.5.1.11. Tren dalam kualitatif dan kuantitatif risiko hasil
analisis
Ini dijelaskan dalam bagian Tren hasil analisis risiko kualitatif dan Analisis
pohon keputusan. Tren dalam hasil dapat membuat respon risiko atau
analisis lebih lanjut lebih atau kurang mendesak dan penting.
2.5.2. Plan Risk Responses : Tools and Techqinues)
Ada beberapa strategi repon resiko. Strategi yang paling mungkin untuk menjadi
efektif harus dipilih untuk masing-masing resiko. Maka tindakan tertentu harus
dikembangkan untuk menerapkan strategi itu. Strategi utama dan backup yang
terpilih.
2.5.2.1. Menghindari
Transferensi
2.5.2.3.
Mitigasi
Penerimaan
Teknik ini menunjukkan bahwa tim proyek telah memutuskan untuk tidak
mengubah rencana proyek untuk berurusan dengan risiko atau mampu
mengidentifikasi setiap strategi respon cocok lainnya. Penerimaan aktif
mungkin termasuk mengembangkan rencana untuk resiko yang terjadi.
Penerimaan pasif tidak memerlukan tindakan, meninggalkan tim proyek
untuk setuju dengan risiko yang terjadi.
Rencana ini diterapkan untuk mengidentifikasi risiko yang selama proyek.
Mengembangkan rencana sebelumnya mengurangi harus biaya jika terjadi
risiko. Risiko pemicu, seperti hilang tonggak menengah, harus
didefinisikan dan dilacak. Rencana dikembangkan jika risiko memiliki
dampak yang tinggi, atau jika yang dipilih strategi mungkin tidak
sepenuhnya efektif. Ini mungkin termasuk alokasi jumlah kontingensi,
pengembangan alternatif pilihan, atau mengubah lingkup proyek.
Biasanya risiko penerimaan ditawarkan untuk mendirikan sebuah
kontinjensi tunjangan, atau cadangan, termasuk jumlah waktu, uang, atau
sumber daya untuk menjelaskan dikenal resiko. Tunjangan harus
ditentukan oleh dampak. Dihitung pada tingkat yang dapat diterima dari
risiko paparan, untuk resiko yang telah diterima.
Risiko residual.
Risiko sekunder
Perjanjian kontrak
2.5.3.6.
kontingensi tersisa untuk jumlah risiko yang tersisa pada setiap saat dalam
proyek untuk menentukan apakah cadangan yang tersisa memadai.
2.6.2.6 Meetings
BAB 9
PROJECT PROCUREMENT MANAGEMENT PLAN
2.1 Plan Procurement Management
Proses menentukan apa yang dibutuhkan, kapan dibutuhkan dan bagaimana proses
pengadaannya. Dalam perencaan ini harus diputuskan apa yang harus diambil dari luar,
tipe kontrak dan menggambarkan kerja yang harus dilakukan oleh distributor kelak.
Kondisi pasar
Produk, layanan, dan hasil yang tersedia di pasar
Seller , termasuk kinerja masa lalu atau reputasinya
Persyaratan umum dan persyaratan untuk produk/jasa
Kebutuhan kebutuhan lokal yang unik.
2.1.1.9 Organizational Process Assets
Yang termasuk organizational process assets meliputi:
Kebijakan formal pengadaan , prosedur , dan pedoman.
Sistem manajemen yang dipertimbangkan dalam mengembangkan procurement
management plan dan memilih hubungan yang bersifat kontrak yang akan
digunakan
Sistem Seller yang terpercaya yang diputuskan memenuhi syarat berdasarkan
pengalaman-pengalaman sebelumnya.
2.1.2 Tools and Technique Plan Procurement
2.1.2.1 Make or buy Analysis
Make or buy Analysis adalah teknik yang umum digunakan untuk menentukan apakah
pengadaan, dapat di upayakan oleh organisasi atau harus di beli dari sumber luar.
2.1.2.2 Expert Judgement
Digunakan untuk mengevaluasi proposal dari seller.dan juga masukannya di perlukan
dalam proses plan procurement.
2.1.2.3 Market Research
Meliputi pemeriksaan industri dan kemampuan vendor tertentu .
mengevaluasi
tujuan
pengadaan
yang
dihubungkan
dengan
sedangkan istilah seperti proposal umumnya digunakan ketika pertimbangan lain , seperti
kemampuan teknis, dll.
pekerjaan yang
berupa
keputusan
dari
pilihan
apakah
barang
dan
jasa diperoleh dari luar organisasi proyek, atau akan dilakukan secara internal oleh tim
proyek.
2.1.3.6 Change Request
Sebuah keputusan yang melibatkan barang pengadaan, jasa, atau sumber daya biasanya
mengalami perubahan. Juga berkaitan dengan permintaan perubahan tambahan dan
perubahan permintaan yang kemudian diproses untuk diperiksa dan dan dikontrol melalui
proses terpadu.
2.1.3.7 Project Document Update
Project Document Update merupakan update dokumen yang terjadi karena dalam
kegiatan proyek terjadi perubahan. Perbaikan tetap harus mendukung target dan capaian
akhir dari suatu proyek.
Technical documentation
Work Performance Information
dalam
kompensasinya,
perubahan
ini
disebut
klaim.
Klaim
itu
Schedule Baseline
Cost Baseline
2.3.3.5 Organizational Process Assets Update
Element yang di update adalah.
Corespondensi
Payment Schedule dan Request
Seller Performance Evaluation documentation
catatan
pembayaran,
sebagai
hasil
inspeksi.
Informasi-informasi
ini
dapat
digunakan