: Sitta Syawalia
Nim
: D1051131006
Penyediaan Air Bersih dalam RPJMN 2015-2019 terhadap 100% Akses Air
Minum
Perumahan, Bappenas) dan hasil analisis dari data Kinerja PDAM BPPSPAM
pada tahun 2010-2015. Kedua sumber data tersebut akan menunjukkan
pencapaian akses air minum di Indonesia hingga 2014 dan kinerja PDAM yang
merupakan mayoritas dalam mendukung akses air minum ke masyarakat.
Menurut data Direktorat Penataan Daerah, Otonomi Daerah dan Dewan
Pertimbangan Otonomi Daerah - Direktorat Jendral Otonomi Daerah Kementerian
Dalam Negeri (2014) terdapat 542 daerah otonom di Indonesia, yang terbagi atas
34 propinsi, 415 kabupaten dan 93 kota. Adapun propinsi yang bertambah di data
kinerja 2015 ini adalah Propinsi Kalimantan Utara yang merupakan pemekaran
dari Propinsi Kalimantan Timur. Dari 514 kabupaten/kota tersebut di atas, ada
beberapa kabupaten/kota yang penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) dilakukan secara bersama meskipun telah ada pemekaran wilayah
(misalnya PDAM Intan Banjar, PDAM Menang Mataram,dll) dan ada pula
penyelenggaran SPAM PDAM yang dilakukan di tingkat propinsi (misal Prop.12
Sumatera Utara melalui PDAM Tirta Nadi) dan ada pula daerah yang dikelola
oleh Perusahaan Swasta (misal PT Adya Tirta Batam di Kota Batam). Hal ini
berarti 99% wilayah Indonesia telah menerim akses PDAM.
Salah satu data yang dapat mendukung prediksi target 100% akses air
minum tercapai atau tidak adalah data kinerja PDAM BPPSPAM. Kinerja PDAM
BPPSPAM berisi kategori PDAM sehat, kurang sehat, dan sakit. Kategori tersebut
didapat dari hasil aspek-aspek kinerja PDAM yaitu keuangan, pelayanan,
operasional, dan sumber daya manusia, dimana keempat aspek tersebut sangat
mempengaruhi PDAM dalam memberikan akses air minum. Adapun kinerja
PDAM di Indonesia dari tahun 2010-2015 sebagai berikut :
Seha
t
Kurang
Sehat
Saki
t
Jumla
h
PDAM
142
144
171
176
182
196
129
105
101
104
103
100
70
86
56
70
74
72
341
335
328
350
359
368
Persentase
Kurang
Sehat
Sehat
(%)
(%)
42
38
43
31
52
31
50
29
51
29
53
27
Saki
t
(%)
21
26
17
20
21
20
Persentase
(%)
53
58
63
68
73
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2019 persentase
PDAM sehat sebesar 73%, hal ini masih belum memugkinkan target akses air
minum sebesar 100%. Diketahui bahwa dalam menentukan PDAM sehat atau
tidaknya memiliki keempat aspek yang berisi data keuangan dan kehilangan air.
Data keuangan salah satunya tarif FCR (Full Cost Recovery) yaitu tarif FCR
(Pemulihan Biaya Penuh) bermakna bahwa tarif rata-rata PDAM mampu
memenuhi biaya dasar atau minimal sama dengan biaya dasar PDAM. Tarif FCR
menjadi salah satu aspek utama bagi PDAM dalam rangka menciptakan
perusahaan yang sustainable dan going concern. Adapun data tarif FCR PDAM
tahun 2012-2015 sebagai berikut :
Tabel 1.3 Tarif FCR PDAM di Indonesia tahun 2012-2015
Tahun
2012
2013
2014
2015
FCR
(%)
29
30
26
26
UNFCR
(%)
71
70
74
74
FCR (%)
26
23
20
17
14
Berdasarkan data diatas diketahui bahwa dari tahun ke tahun jumlah PDAM
yang hanya mengalami kebocoran kurang dari 20% hanya terdapat 9% PDAM
dari total PDAM yang ada di Indonesia.
Hingga tahun 2014 akses air minum di Indonesia sebesar 68.3%. Menurut
BAPPENAS target 100% akses air minum dapat tercapai dengan menargetkan
setiap tahunnya terjadi peningkatan 6,33% tahun. Namun, menurut hasil analisis
yang telah dipaparkan diatas target tersebut tidak dapat terpenuhi karena
kurangnya dukungan dari pemerintah dalam hal financial. Dukungan financial
sangat berpengaruh pada kinerja PDAM itu sendiri, walaupun sudah terdapat 74
SPAM non PDAM yang beroperasi di bagian daerah-daerah di Indonesia, namun
masih saja target tersebut jauh dari harapan mengingat bahwa wilayah Indonesia
yang sangat luas yang dimana sebagian kecil masyarakatnya masih tinggal
didaerah yang sulit akan akses air minum terkecuali adanya peran aktif dari
masyarakat dan lembaga sosial lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa target
100% RPJMN pada tahun 2019 tidak dapat terpenuhi terlepas dari adanya
dukungan lembaga sosial.