TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang
bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak
langsung (Sunaryo, 2004). Menurut Notoatmodjo (2003), merumuskan
bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap
stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui
proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme
tersebut merespons, maka teori Skiner ini disebut teori S-O-R atau
Stimulus Organisme Respons.
2.
Respon Perilaku
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (Notoatmodjo (2003) :
a.
b.
3.
b.
10
11
(ADA)
memodifikasi
pernyataan
ini
dengan
12
13
bulu sikatnya adalah (panjang: 1-11/4 inci (2,5-3,0 cm) dan lebar:
5/16-3/8 inci (8,0-9,5 mm); bulu sikatnya tersusun (baris: 2-4 baris
rumpun dan rumpun: 5-12 rumpun perbaris); serta permukaan bulu
sikatnya terpotong rata. Setiap kali sesudah dipakai, sikat gigi harus
dibersihkan dibawah air mengalir supaya tidak ada sisa-sisa
makanan atau pasta gigi yang tertinggal. Setelah bersih, sikat gigi
diletakkan dalam posisi berdiri supaya lekas kering dengan tujuan
agar sikat gigi tidak lembab dan basah. Sikat gigi perlu diganti 2-3
bulan setelah pemakaian, oleh karena bulu sikat gigi sudah tidak
dapat bekerja dengan baik dan dapat melukai gusi.
5) Pemakaian Pasta Gigi
Fungsi utama pasta gigi adalah membantu sikat gigi dalam
membersihkan permukaan gigi dari pewarnaan gigi dan sisa-sisa
makanan dan fungsi sekundernya untuk memperkilat gigi,
mempertinggi kesehatan gingival, serta untuk mengurangi bau
mulut. Umumnya pasta gigi mengandung bahan abrasive 20-40%,
pelembab (humectant) 20-40%, air 20-40%, bahan penyegar 2%,
bahan pemanis 2%, bahan pengikat (binding agent) 2%, detergen
1-2%, bahan terapeutik 5%, dan pewarna <1%.
Untuk anak yang belum bisa berkumur dan meludah, bisa
dipilihkan pasta gigi yang tidak mengandung fluor. Jika sudah bisa
meludah dan bisa membuang kumurnya, boleh diberikan pasta gigi
yang mengandung fluor. boleh diberi pasta gigi untuk anak berisi
14
flour sebanyak 30% dari kandungan fluor pasta gigi dewasa, berarti
mengandung 0,03% fluor, dapat menghambat terjadinya gigi
berlubang sebanyak 15-30%. Menurut penelitian, orang dewasa
menggunakan 0,30 gr pasta gigi sekali pakai, sedangkan pada anakanak sepertiganya. Diperkirakan 25% - 33% anak menelan pasta
gigi sewaktu menyikat giginya. Sehingga kemungkinan anak
menelan fluor adalah sebanyak 0,5 0,6 mgF/ hari. Hal ini dapat
menimbulkan fluorosis gigi yang ditandai dengan timbulnya bintikbintik pada email gigi jika kadar fluor dalam air minum yang
dipakai untuk anak dan keluarga sudah termasuk tinggi. Oleh
karena itu perlu menjadi perhatian orang tua untuk mengawasi
anaknya dalam menyikat gigi karena pasta gigi dengan harum yang
mirip buah-buahan bisa mengasosiasikan anak pada pasta gigi yang
bisa dimakan.
6) Metode Menyikat Gigi
Teknik apapun yang dipergunakan, harus diperhatikan
cara menyikat gigi tersebut jangan sampai merusak struktur gigi.
Ada bermacam-macam metode penyikatan gigi, yaitu :
a) Metode Vertikal: dilakukan untuk menyikat bagian depan gigi,
kedua rahang tertutup lalu gigi disikat dengan gerakan ke atas
dan ke bawah. Untuk permukaan gigi belakang, gerakan yang
dilakukan sama tetapi mulut dalam keadaan terbuka.
Sedangkan pada metode horizontal semua permukaan gigi
15
16
gusi dapat dibersihkan dan tepi gusinya dapat dipijat. Sikat gigi
digerakkan dengan getaran kecil-kecil ke depan dan ke
belakang selama kurang lebih 15 detik. Teknik ini hampir
sama dengan teknik Roll, hanya berbeda pada cara pergerakan
sikat giginya dan cara penyikatan permukaan belakang gigi
depan. Untuk permukaan belakang gigi depan, sikat gigi
dipegang secara vertikal.
e) Metode Fones atau teknik sirkuler: bulu sikat ditempelkan
tegak lurus pada permukaan gigi. Kedua rahang dalam keadaan
mengatup. Sikat gigi digerakkan membentuk lingkaranlingkaran besar, sehingga gigi dan gusi rahang atas dan bawah
dapat disikat sekaligus. Daerah diantara 2 gigi tidak mendapat
perhatian khusus. Untuk permukaan belakang gigi, gerakan
yang dilakukan sama tetapi lingkarannya lebih kecil.
f)
17
18
digunakan
untuk
menggambarkan
karakteristik
yang
19
baik rasa, bau maupun bentuk makanan itu sendiri, sehingga ada
kecenderungan orang akan memilih makanan yang bergula.
c. Kunjungan Ke Dokter Gigi
Kunjungan ke dokter gigi sangat diperlukan untuk menciptakan
kontak dan ikatan kepercayaan pertama antara orang tua dengan dokter
gigi, sehingga diharapkan kesadaran, perilaku, dan sikap yang positif
dan bertanggungjawab mengenai prinsip-prinsip perawatan kesehatan
gigi anak. Kunjungan diperlukan untuk menciptakan kontak dan ikatan
kepercayaan pertama antara orang tua dengan dokter gigi, sehingga
diharapkan terbentuk kesadaran, perilaku, dan sikap yang positif dan
bertanggung jawab mengenai prinsip-prinsip perawatan kesehatan gigi.
Kontrol tiap enam bulan dilakukan meskipun tidak ada keluhan.
Hal ini dilakukan untuk memeriksa apakah terdapat gigi lain yang
berlubang selain yang telah ditambal, sehingga dapat dilakukan
perawatan sedini mungkin. Selain itu juga untuk melihat, apakah telah
terdapat kembali karang gigi dan kelainan-kelainan lainnya yang
mungkin ada.
d. Penambalan Gigi
Penambalan gigi terhadap gigi yang berlubang sebaiknya
dilakukan sedini mungkin sebelum kelainannya menjadi lebih berat
lagi. Apabila penambalan dilakukan sedini mungkin, kunjungan ke
dokter gigi menjadi lebih sedikit, dalam artian sekali datang bisa
langsung dilakukan penambalan langsung. Apabila kelainannya sudah
20
B. Karies Gigi
1. Pengertian
Karies adalah proses kronis regeneratif yang dimulai dengan
larutan mineral email, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara
email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam
mikrobial dari substrat (medium makanan bagi bakteri), timbul destruksi
komponen-komponen organik, dan akhirnya terjadi kavitasi (pembentukan
lubang) (Kennedy, 2002).
2. Gigi
Menurut Mansjoer (2009) bentuk dan susunan gigi terdiri atas :
a. Bentuk Gigi
1) Gigi seri untuk memotong.
2) Gigi taring yang runcing untuk menahan dan merobek makanan.
3) Gigi geraham untuk menghaluskan makanan.
21
b. Susunan Gigi
1) Mahkota gigi (mahkota klinis) yaitu bagian yang menonjol di atas
gusi. Sedangkan mahkota anatomis adalah bagian gigi yang dilapisi
email.
2) Akar gigi, yaitu bagian yang terpendam dalam alveolus pada tulang
maksila/mandibula.
3) Leher gigi (serviks) yaitu tempat bertemunya mahkota anatomis
dan akar gigi.
c. Lapisan-lapisan gigi
Bila gigi dibelah, maka akan tampak lapisan-lapisan gigi, yaitu:
1) Email
Email merupakan bahan terkeras pada tubuh. Email tersusun dari
99% bahan anorganik terutama kalsium fosfat dalam bentuk kristal
apatit dan hanya 1% bahan organik. Bahan organiknya terutama
terdiri dari enamelin, suatu protein yang sangat kaya prolin. Email
tampak terdiri atas prisma, bahan interprismatik dan matriks
organid apabila dilihat dengan mikroskop cahaya,.
2) Dentin
Dentin terdiri dari 70% zat anorganik, 18% zat organik dan 12%
air. Dentin terletak di bawah email dan merupakan bagian terbesar
dari seluruh gigi. Dentin lebih lunak dari email dan melindungi
pulpa.
22
3) Pulpa
Pulpa terdiri dari 25% zat organik dan 75% air. Jaringan pulpa
merupakan jaringan lunak yang terdapat di ruang pulpa dan seluruh
saluran akar. Jaringan ini terdiri dari:
a) Pembuluh limfe
b) Pembuluh darah (arteri dan vena)
c) Urat syaraf
Selain ketiga bagian ini, terdapat pula jaringan pendukung / penyangga
gigi, jaringan periodontial yang terdiri dari: gingiva (gusi), sementum,
membran periodontal serta tulang alveoli (Mansjoer, 2009).
Gambar 2.1
Susunan Gigi
Sumber : Mansjoer (2009)
23
inti lesi
mulai yang terlihat hanya lapisan keempat (lapisan transparan, terdiri atas
tulang dentin sklerotik, kemungkinan membentuk rintangan terhadap
mikroorganisme dan enzimnya) dan lapisan kelima (lapisan opak/ tidak
tembus penglihatan, di dalam tubuli terdapat lemak yang mungkin
24
amat
dalam,
tidak
terdapat
lapisan-lapisan
tiga
(lapisan
25
5. Lapisan-lapisan Karies
Secara histologis, pada karies gigi yang tidak begitu dalam, dapat
dibedakan dari luar ke dalam lima daerah (Schuurs, 2002):
a. Lapisan dentil lunak yang strukturnya tidak dapat dikenal lagi. Di
dalam lapisan ini terdapat floura campuran yang mengeluarkan enzim
hidrolik yang akan merusak komponen organik dentil.
b. Lapisan infeksi, di sini akan dijumpai bakteri-bakteri di dalam tubuli.
Tubuli melebar dan saling menyatu. Selain itu terlihat juga celah-celah
yang mengikuti jalannya garis-garis pertumbuhan toluen.
c. Lapisan demineralisasi, suatu daerah sempit dimana dentin peritubular
diserang.
d. Lapisan transparan, terdiri atas tulang dentin sklerotik, kemungkinan
membentuk rintangan terhadap mikro organisme.
6. Jenis Karies
Menurut Widya (2008), jenis karies gigi berdasarkan tempat
terjadinya :
a. Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkaras dari gigi), dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email.
b. Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit.
26
c. Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin ( tulang gigi )
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa. Gigi
biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin, makanan asam
dan manis.
d. Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa. Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun. Apabila tidak segera diobati
dan ditambal maka gigi akan mati, dan untuk perawatan selanjutnya
akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya.
7. Faktor-faktor Terjadinya Karies Dentis
Faktor-faktor yang memungkin terjadinya karies, menurut Schuurs,
(2002), yaitu :
a. Bakteri
Tiga jenis bakteri yang sering mengakibatkan karies, yaitu:
1) Streptokokus
Bakteri kokus gram positif ini adalah penyebab utama karies dan
jumlah terbanyak di dalam mulut. Salah satu spesiesnya yaitu
Streptococcus mutans, lebih asidurik dibandingkan yang lain, dapat
menurunkan pH medium hingga 4,3. Streptococcus mutans
terutama terdapat pada populasi yang banyak mengkonsumsi
sukrosa.
27
2) Aktinomises
Semua spesies aktinomises memfermentasikan glukosa, terutama
membentuk asam laktat, asetat, suksinat, dan asam format.
Actinomyces
viscosus
dan
Actinomyces
naeslundi
mampu
28
29
melihat alternatif sebagai sesuatu yang konkret, dan mereka tidak mampu
membedakan antara informasi yang diplot secara sentral atau perifer. Anak
kecil mengingat berbagai hal di dalam program, misal mereka mengingat
suatu tindakan, bukan motifasi atau akibatnya (Wong, 2009).
2. Pertumbuhan Anak Sekolah
Pertumbuhan (Growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu,
yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran
panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi
natrium dan nitrogen tubuh) (Soetjiningsih, 2000).
Pada usia sekolah pertumbuhan tinggi dan berat badan cenderung
lebih stabil, ratarata akan tumbuh 5cm (2 inci) setiap tahunnya, serta
berat badan akan bertambah 23 kg (4,56,5 pon) pertahun, terdapat
sedikit perbedaan pertumbuhan antara lakilaki dengan perempuan anak
lakilaki akan lebih tinggi serta lebih berat dibanding perempuan (Wong,
2009).
3. Perkembangan Anak Sekolah
Masa anak ditandai beberapa ciri baik perkembangan dari fisik,
kepandaian, emosi dan sosial (Setiawan, 2000):
a. Ciri fisik
1) Pertumbuhannya sangat lambat, tetapi mantap
2) Takaran makanannya bertambah karena ia bisa menjadi gemuk bila
terlalu banyak makan.
30
31
32
D. Kerangka Teori
Perilaku kontrol
gigi
- Menyikat gigi
- Diet makanan
- Kunjungan ke
dokter gigi
- Penambalan gigi
- Pencabutan gigi
Karies gigi
E. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu perilaku
kontrol gigi orang tua dan karies gigi pada anak.
F. Hipotesa Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif sehingga tidak ada
hipotesis penelitian.