Anda di halaman 1dari 12

Fiqih Biah

Fiqih Lingkungan / Fiqih Biah adalah cara berpikir umat islam dalam memahami apa
yang ada disekitarnya , kita diwajibkan untuk menjaga dan merawat keindahan
bumi kita ini. Fiqih lingkungan tidak dalam artian lingkungan / alam sekitar , tak
terlepas dari komponen kehidupan seperti tumbuhan dan hewan.
Kaum muslimin tidak diperbolehkan untuk merusak lingkungan tanpa alasan yang
jelas. Allah SWT berfirman :



Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusi, supaya Allh merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). [ar-Rm/30:41]

75
LINGKUNGAN HIDUP DALAM PERSPEKTIF FIKIH ISLAM
Oleh: Fahmi Hamdi
Abstrak
Konsep Fikih lingkungan pada hakikatnya adalah konsep aturan-aturan yang
dirumuskan oleh Islam dalam rangka mengatur pemanfaatan yang berorientasi
pada kelestarian lingkungan sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Hadits.
Hubungan manusia sebagai khalifah di muka bumi terhadap lingkungan hidupnya
harus berdasarkan atas asas pemanfaatan yang benar dan menghindarkan
kerusakan. Kesadaran akan tata kelola lingkungan hidup sebagaimana yang sudah
digariskan oleh fikih Islam perlu ditanamkan kepada setiap pribadi muslim, dan
menjadi tanggung jawab bersama, lebih-lebih pemerintah sebagai pemegang
regulasi dalam rangka menjaga dan melestarikan lingkungan hidup dan
mengantisipasi dampak kerusakan lingkungan.
Kata Kunci: Fikih, melestarikan, lingkungan, hidup.
A. Pendahuluan
Dosen Fikih dan Masail Fiqhiyyah Al-Haditsah pada fakultas Tarbiyah IAIN Antasari
Banjarmasin, Alumni S1 Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar dan S2 Universitas
Emir Abdel Kader Constantine Al-Jazair konsentrasi Fikih Ushul Fikih.
76 Talim Mutaallim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013

Persoalan-persoalan krisis lingkungan akhir-akhir ini menjadi isu yang hangat untuk
diperbincangkan, mengingat manusia dihadapkan pada serangkaian masalahmasalah global yang membahayakan biosfer dan kehidupan makhluk hidup.
Bencana alam seringkali menjadi berita di berbagai media massa. Secara nasional,
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, tanah longsor, kekeringan
merupakan fenomena yang akrab dengan penduduk bangsa Indonesia. Sementara
itu, secara global telah terjadi perubahan drastis wilayah lingkungan hidup, mulai
dari kerusakan lapisan ozon, pemanasan global, efek rumah kaca, perubahan
ekologi, dan sebagainya. Belakangan ditemukan pula banyaknya kasus daratan
pulau yang lenyap dari peta dunia karena naiknya permukaan laut serta kasus
kepunahan spesies binatang tertentu. Secara eksplisit, Al-Quran menyatakan
bahwa segala jenis kerusakan yang terjadi di permukaan bumi ini merupakan akibat
dari ulah tangan yang dilakukan oleh manusia dalam berinteraksi terhadap
lingkungan hidupnya, Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar) (QS. Ar-Rum [30]: 41). Ayat ini, sejatinya menjadi bahan introspeksi
manusia sebagai makhluk yang diberikan oleh Allah mandat mengelola lingkungan
bagaimana tata kelola lingkungan hidup yang seharusnya dilakukan agar tidak
terjadi kerusakan alam semesta ini. Mengamini ayat di atas, Al-Quran sudah
dengan tegas melarang manusia untuk melakukan kerusakan dalam bentuk apapun
di muka bumi ini, Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat
kepada orang-orang yang berbuat baik.(QS. AlAraf [7]: 56). Mengenai ayat ini,
Thahir bin Asyur dalam tafsir beliau yang monumental, At-Tahrir wa At-Tanwir
menyatakan bahwa melakukan kerusakan pada satu bagian dari lingkungan hidup
semakna dengan merusak lingkungan hidup secara
Fahmi Hamdi, Lingkungan Hidup 77 dalam Perspektif Fikih Islam
keseluruhan.1 Dalam ayat lain, dijelaskan bahwa melakukan tindakan yang dapat
mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup merupakan sifat orang-orang munafik
dan pelaku kejahatan, Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi
untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang
ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan. (QS. Al-Baqarah [2]: 205) Dalam
konteks ini, maka perumusan fikih lingkungan hidup menjadi penting dalam rangka
memberikan pencerahan dan paradigma baru bahwa fikih tidak hanya berpusat
pada masalahmasalah ibadah dan ritual saja, tetapi bahasan fikih sebenarnya juga
meliputi tata aturan yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama terhadap berbagai
realita sosial kehidupan yang tengah berkembang.2 Realitas sosial saat ini telah
membuktikan adanya kerusakan lingkungan. Penanganannya secara teknikintelektual sudah banyak diupayakan, namun secara moral-spiritual belum cukup
diperhatikan dan dikembangkan. Oleh sebab itu, pemahaman masalah lingkungan

hidup dan penanganannya perlu diletakkan di atas suatu pondasi moral dengan
cara menghimpun dan merangkai sejumlah prinsip, nilai dan norma serta ketentuan
hukum yang bersumber dari ajaran agama. Singkatnya, upaya untuk mengatasi
krisis lingkungan hidup yang kini sedang melanda dunia bukanlah melulu persoalan
teknis, ekonomis, politik, hukum, dan sosial-budaya semata. Melainkan diperlukan
upaya penyelesaian dari berbagai perspektif, termasuk salah satunya adalah
perspektif fiqh. Mengingat, fiqh pada dasarnya merupakan "jembatan
1Muhammad Thahir bin Asyur, At-Tahrir wa At-Tanwir, (Tunisia: AsSadad At-Tunisiah
Lin-Nasyr, 1984), Juz 8, h. 174. 2Sukarni, Fikih Lingkungan Hidup (Banjarmasin:
Antasari Press, 2011), h. 45.
78 Talim Mutaallim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013
penghubung" antara etika (prilaku manusia) dan norma-norma hukum untuk
keselamatan alam semesta (kosmos) ini.3 Makalah ini mencoba mengantarkan
pemahaman dan penggalian rumusan fikih tentang tata kelola lingkungan hidup.
Bagaimana sebenarnya perspektif fikih terhadap lingkungan hidup, apa saja prilaku
yang mesti dilakukan dan dihindari menurut konsep fikih demi terciptanya
pemanfaatan dan kelestarian lingkungan sesuai dengan ajaran agama Islam.
B. Pengertian Fikih Lingkungan Hidup Dalam bahasa Arab fikih lingkungan hidup
dipopulerkan dengan istilah fiqhul bi`ah, yang terdiri dari dua kata (kalimat
majemuk; mudhaf dan mudhaf ilaih), yaitu kata fiqh dan al-bi`ah. Secara bahasa
Fiqh berasal dari kata Faqiha-YafqahuFiqhan yang berarti al-ilmu bis-syai`i
(pengetahuan terhadap sesuatu) al-fahmu (pemahaman).4 Sedangkan secara
istilah, fikih adalah ilmu pengetahuan tentang hukum-hukum syara yang bersifat
praktis yang diambil dari dalil-dalil tafshili (terperinci)5. Adapun kata Al-Bi`ah
dapat diartikan dengan lingkungan hidup, yaitu: Kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.6 Dari sini, dapat kita berikan
pengertian bahwa fikih lingkungan adalah ketentuan-ketentuan Islam yang
bersumber dari dalil-dalil yang terperinci tentang prilaku manusia terhadap
3Ahmad Syafii SJ.Fiqih Lingkungan; Revitalisasi Ushul Al-Fiqh Untuk Konservasi Dan
Restorasi Kosmos, Paper disampaikan pada 9th Annual Conference of Islamic
Studies, Surakarta 2 5 November 2009. 4Muhammad bin Yaqub al-Fayrus Abadi,
Al-Qamus Al-Muhith, (Beirut: Muassasah Ar-Risalah, 2005), cet. VIII, h. 1250.
5Jamaluddin Abdurrahim bin Hasan Al-Asnawi, Nihayatu As-Sul Fi Syarhi Minhaji AlWushul `ila Ilmi Al-Ushul, (Beirut: Dar Ibnu Hazm, 1999) cet. 1, juz 1, h. 16.
6Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
189

90 Talim Mutaallim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013


DAFTAR PUSTAKA
Al-Asnawi, Jamaluddin Abdurrahim bin Hasan, Nihyatu As-Sl Fi Syarhi Minhji AlWushl `ila Ilmi Al-Ushl, Beirut: Dar Ibnu Hazm, cet. Ke-1, 1999.
Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al-Mughirah, Sahih Al-Bukhari, Kairo:
Dar Al-Syaab, 1987.
Al-Fayruzabadi, Muhammad bin Yaqub, Al-Qms Al-Muhth, Beirut: Muassasah ArRisalah, cet. Ke-8, 2005.
Al-Qardhawi, Yusuf, Riyatu Al-B`ah fi As-Syarah AlIslamiyah, Kairo: Dar AlSyuruq, 2001.
As-Sijistani, Abu Daud Sulaiman bin Al-Asy'ats, Sunan Abi Dud, Beirut: Dar Al-Kitab
Al-Arabi, t.t.
Sukarni, Fikih Lingkungan Hidup, Banjarmasin: Antasari Press, 2011.
Syafii, Ahmad SJ.Fiqih Lingkungan; Revitalisasi Ushul Al-Fiqh Untuk Konservasi Dan
Restorasi Kosmos, Paper disampaikan pada 9th Annual Conference of Islamic
Studies, Surakarta 2 5 November 2009.
Thahir, Muhammad bin Asyur, At-Tahrr wa At-Tanwr, Tunisia: As-Sadad At-Tunisiah
Lin-Nasyr, 1984.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Fahmi Hamdi, Lingkungan Hidup 79 dalam Perspektif Fikih Islam
lingkungan hidupnya dalam rangka mewujudkan kemashlahatan dan menjauhkan
kerusakan.
C. Urgensi Lingkungan Hidup dalam Islam Islam sebagai agama yang tidak hanya
mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga hubungan manusia
dengan sesama makhluk (termasuk lingkungan hidupnya) sebenarnya telah
memiliki landasan normatif baik secara implisit maupun eksplisit tentang
pengelolaan lingkungan ini. 1. Pelestarian Lingkungan dalam Al-Quran. 2.
Melestarikan Lingkungan Hidup Merupakan Manifestasi Keimanan.


Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi sesudah Tuhan memperbaikinya, yang demikian itu lebih baik bagimu jika
betul-betul kamu orang-orang yang beriman". (QS. Al-Araf [7]: 85) 3. Merusak
Lingkungan adalah Sifat Orang Munafik dan Pelaku Kejahatan.



Dan apabila ia
berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya,
dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai
kebinasaan. (QS. Al-Baqarah [2]: 205)
80 Talim Mutaallim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013
4. Alam semesta merupakan anugerah Allah untuk manusia



Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk
(kepentingan) mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan
untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. (QS. Luqman [31]: 20)




Dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya
bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan
(pula) bagimu sungai-sungai. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari
dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan
bagimu malam dan siang. (QS. Ibrahim [14]: 32-33) 5. Manusia adalah khalifah
untuk menjaga kemakmuran lingkungan hidup




Dan Dia lah yang menjadikan kamu
penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas
sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang
diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan
sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Anam [6]: 165)
6. Kerusakan yang terjadi di muka bumi oleh karena ulah tangan manusia

Fahmi Hamdi, Lingkungan Hidup 89 dalam Perspektif Fikih Islam


G. Simpulan Dari paparan di atas, dapat penulis simpulkan beberapa hal: Pertama,
Konsep Fikih lingkungan pada hakikatnya adalah konsep aturan-aturan yang
dirumuskan oleh Islam dalam rangka mengatur pemanfaatan yang berorientasi

pada kelestarian lingkungan sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Hadits. Kedua,
Hubungan manusia sebagai khalifah di muka bumi terhadap lingkungan hidupnya
harus berdasarkan atas asas pemanfaatan yang benar dan menghindarkan
kerusakan. Ketiga, Kesadaran akan tata kelola lingkungan hidup sebagaimana yang
sudah digariskan oleh fikih Islam perlu ditanamkan kepada setiap pribadi muslim,
dan menjadi tanggung jawab bersama, lebih-lebih pemerintah sebagai pemegang
regulasi dalam rangka menjaga dan melestarikan lingkungan hidup dan
mengantisipasi dampak kerusakan lingkungan.
88 Talim Mutaallim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013
menjaga kelestarian satwa

mengikat kucing hingga mati karena lapar.

- - - Hadishadis tentang cara menyembelih yang benar dan baik - Hadis laknat bagi orang
yang mengukir tato pada wajah keledai - -
: - Hadis melestarikan satwa: - -

Fenomena penggundulan hutan dan sumber daya alam nabati
- Fikih islam melarang praktek ini karena berakibat pada kerusakan dan bencana
yang mengancam makhluk hidup
- QS. Saba: 15-17 - Hadis larangan menebang pohon yang mengganggu
kepentingan orang lain: - -

.

- Kaedah-kaedah fiqhiyyah tentang larangan berbuat


kemudharatan.

Pemanfaatan dan Pelestarian sumber daya kelautan.


- Islam memberikan izin pemanfaatan sumber daya kelautan dengan tetap menjaga
kelestariannya
- QS. Iberahim: 32 - QS. An-Naziat: 30-33
Fahmi Hamdi, Lingkungan Hidup 81 dalam Perspektif Fikih Islam
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahankesalahanmu). (QS. As-Syuura [42]: 30)

Dan janganlah kamu membuat


kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
(QS. Al-Araf [7]: 56)
D. Pelestarian Lingkungan dalam Hadits-Hadits Nabawi Selaras dengan ayat-ayat di
atas, Rasulullah saw melalui hadits-hadits beliau juga telah menanamkan nilai-nilai
implementatif pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup ini, antara lain: 1.
Penetapan Daerah Konservasi .
Sesungguhnya Rasulullah telah menetapkan Naqi sebagai daerah konservasi,
begitu pula Umar menetapkan Saraf dan Rabazah sebagai daerah konservasi.
2. Anjuran Menanam Pohon dan Tanaman :

.
Rasulullah saw bersabda: Tidaklah seorang muslim menanam sebuah pohon atau
sebuah tanaman, kemudian dimakan oleh
7Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al-Mughirah Al-Bukhari, Sahih Al-Bukhari, Hadits
2370, (Kairo: Dar Al-Syaab, 1987), Juz 5, h. 63. 8Ibid, Hadis 2320 (Kairo: Dar AlSyaab, 1987), Juz 3, h. 135.
82 Talim Mutaallim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013
burung, manusia, atau binatang, melainkan ia akan mendapat pahala sedekah. 3.
Larangan Melakukan Pencemaran :

Rasulullah saw bersabda: Takutilah tiga perkara yang menimbulkan laknat; buang
air besar di saluran air (sumber air), di tengah jalan dan di tempat teduh.
4. Berlaku Ihsan Terhadap Binatang :


.
:


.
Abu Huruairah ra. meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda: Ketika seorang laki-laki
sedang dalam perjalanan, ia kehausan. Ia masuk ke dalam sebuah sumur itu, lalu
minum di sana. Kemudian ia keluar. Tiba-tiba ia mendapati seekor anjing di luar
sumur yang sedang menjulurkan lidahnya dan menjilat-jilat tanah lembab karena
kehausan. Orang itu berkata, Anjing ini telah merasakan apa yang baru saja saya
rasakan. Kemudian ia kembali turun ke sumur dan memenuhi sepatunya dengan air
lalu membawanya naik dengan menggigit sepatu itu. Sesampainya di atas ia
minumi anjing tersebut. Karena perbuatannya tadi Allah berterimakasih kepadanya
dan mengampuni dosanya. Para sahabat bertanya, Wahai Rasulullah, apakah

kalau kami mengasihi binatang kami mendapatkan pahala? Beliau bersabda,


Berbuat baik kepada setiap makhluk pasti mendapatkan pahala.
9Abu Daud Sulaiman bin Al-Asy'ats As-Sijistani, Sunan Abi Daud, (Beirut: Dar AlKitab Al-Arabi, t.t.), Juz 1, h. 11. 10Ibid, Hadis 2363 (Kairo: Dar Al-Syaab, 1987), Juz
3, h. 146.
Fahmi Hamdi, Lingkungan Hidup 87 dalam Perspektif Fikih Islam
Melakukan penghijauan dan penanaman pohon
- Diperintahkan dan dianjurkan - Melakukannya mendapatkan pahala - Pemerintah
berhak untuk menentukan tempat tertentu untuk dijadikan sebagai wilayah
konservasi - Islam memerintahkan pemilik tanah yang tidak mampu menggarap
tanahnya sendiri agar digarap oleh orang lain.

- -
- . :
-
Pelestarian sumber daya alam hewani
- Pemanfaatan binatang: Hukum Islam melarang untuk melakukan pembunuhan
hewan kecuali untuk kepentingan konsumsi. - Syariat juga menggariskan bahwa
hewan yang berhak untuk dibunuh adalah hewan-hewan yang berbahaya saja. Manusia dituntut untuk berbuat baik tidak hanya kepada sesama, melainkan lebih
luas meliputi makhluk hidup di sekitarnya, baik binatang maupun tumbuhan. Melakukan penyiksaan terhadap binatang merupakan perbuatan dosa - Syariat juga
memerintahkan untuk
- QS. An-Nahl: 5, 66, 80 - Hadis larangan membunuh burung dan binatang lainnya
bukan untuk dikonsumsi atau dimanfaatkan: - : :
. : :
: : -

: - Hadis jenis binatang yang


boleh dibunuh: - -
- Hadis tentang seseorang yang dimasukkan ke dalam surga karena
memberi minum anjing. - Hadis seorang wanita yang masuk neraka karena
86 Talim Mutaallim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013
1. Pembangunanny a harus di tempat yang jauh dari pemukiman penduduk. 2.
Berusaha melakukan inovasi teknologi untuk mengurangi dampak pencemaran
yang ditimbulkan 3. Fungsi kontrol harus dilakukan oleh pemerintah secara ketat
agar tidak menimbulkan dampak yang berbahaya. - Air merupakan fasilitas umum
yang harus dijaga kemaslahatan dan kemanfaatannya

) )



( )


Fenomena sampah
- Memelihara kebersihan adalah perintah agama yang harus dilaksanakan - Dilarang
untuk membuang sampah sembarangan yang dapat mengakibatkan mudharat bagi
lingkungan sekitar baik karena penyakit maupun menimbulkan bau yang tidak
nyaman. - Pemerintah berhak memberikan sangsi terhadap pembuang tidak pada
tempatnya
- Lihat dalil-dalil di atas - Ayat-ayat dan hadis-hadis tentang thaharah - Hadis lain:
- Kaedah fikih: -
Fahmi Hamdi, Lingkungan Hidup 83 dalam Perspektif Fikih Islam
Tentunya, masih banyak ayat dan hadits seumpama di atas yang kesemuanya
memuat pesan akan pentingnya kesadaran untuk menjaga dan melestarikan
lingkungan hidup.
E. Pelestarian Lingkungan dalam Perspektif Fikih Sebagai disiplin ilmu yang
mengatur hubungan manusia terhadap Tuhannya, hubungan manusia terhadap
dirinya sendiri, hubungan manusia terhadap sesama manusia, hubungan manusia
terhadap lingkungan hidup di sekitarnya, maka tidak diragukan bila fikih memiliki
peran yang krusial dalam merumuskan tata kelola lingkungan hidup yang sesuai
dengan hukum-hukum syara. Dalam bukunya yang berjudul Riayatul Biah fi
Syariatil Islam, Dr. Yusuf Al-Qardhawi menjelaskan bahwa fikih sangat concern
terhadap isu-isu lingkungan hidup ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan pembahasanpembahasan yang terdapat dalam literatur fikih klasik, seperti: pembahasan
thaharah (kebersihan), ihya al-mawat (membuka lahan tidur), al-musaqat dan almuzaraah (pemanfaatan lahan milik untuk orang lain), hukum-hukum terkait
dengan jual beli dan kepemilikan air, api dan garam, hak-hak binatang peliharaan
dan pembahasanpembahasan lainnya yang terkait dengan lingkungan hidup yang
ada di sekitar manusia.11 Beliau juga menegaskan, bahwa pemeliharaan
lingkungan merupakan upaya untuk menciptakan kemaslahatan dan mencegah
kemudharatan. Hal ini sejalan dengan maqsid al-syarah (tujuan syariat agama)
yang terumuskan dalam kulliyt al-khams, yaitu: hifzu al-nafs (melindungi jiwa),
hifzu al-aql (melindungi akal), hifzu al-ml (melindungi kekayaan/property), hifzu alnasb (melindungi keturunan), hifzu al-dn (melindungi agama). Menjaga kelestarian
lingkungan hidup menurut beliau, merupakan tuntutan untuk melindungi kelima
tujuan syariat tersebut. Dengan demikian, segala prilaku yang mengarah kepada
pengrusakan

11Yusuf Al-Qardhawi, Riayatu Al-Bi`ah fi As-Syariah Al-Islamiyah, (Kairo: Dar AlSyuruq, 2001), h. 39.
84 Talim Mutaallim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013
lingkungan hidup semakna dengan perbuatan mengancam jiwa, akal, harta, nasab,
dan agama.12 Prilaku pengrusakan terhadap lingkungan hidup dan membuat
kemudharatan bagi orang lain bertentangan dengan kaedah-kaedah yang telah
dirumuskan oleh para fuqaha (alQawaid al-Fiqhiyyah), antara lain: - Kaedah:
( Tidak boleh melakukan kemudharatan terhadap diri sendiri dan orang lain).
- Kaedah: ( Kemudharatan harus dihilangkan semampunya). Kaedah: ( Kemudharatan tidak bisa dihilangkan dengan sesuatu
yang mendatangkan mudharat yang sama). - Kaedah:
(Boleh melakukan mudharat yang lebih ringan untuk mengatasi mudharat yang
lebih besar). - Kaedah: ( Melakukan mudharat yang khusus
demi mencegah mudharat umum). - Kaedah:
(Apabila terjadi pertentangan dua hal yang membahayakan, maka boleh melakukan
yang lebih ringan bahayanya). - Kaedah: ( Menolak
kerusakan lebih diutamakan dari mengharapkan kemaslahatan). Dalam konteks
pelestarian lingkungan ini, Yusuf Qardhawi bahkan menegaskan penerapan
hukuman sanksi berupa kurungan (At-Tazir) bagi pelaku pengrusakan lingkungan
hidup yang ditentukan oleh pemerintah (Waliyyul amr), seiring dengan hukum yang
terkandung dalam hadits Rasulullah saw:


.


12Ibid, h. 44. 13Lihat Shahih Bukhari, hadits no. 2493.
Fahmi Hamdi, Lingkungan Hidup 85 dalam Perspektif Fikih Islam
Perumpamaan orang-orang yang menegakkan hukum Allah dan orang yang
melakukan pelanggaran, adalah laksana suatu kaum yang sedang menumpang
sebuah kapal. Sebagian dari mereka menempati tempat yang di atas dan sebagian
yang lain berada di bawah. Maka orang-orang yang bertempat di bawah, jika
hendak mengambil air mereka harus melewati orang yang ada di atas mereka.
Maka berinisiatif untuk membuat lobang pada bagian mereka, agar tidak akan
mengganggu orang yang ada di atas. Jika kehendak mereka itu dibiarkan saja,
pastilah akan binasa seluruh penumpang kapal, dan jika mereka dicegah maka
merekapun selamat dan selamatlah pula orang-orang lain seluruhnya.14
F. Tata Kelola Lingkungan dalam Perspektif Fikih Berdasarkan uraian di atas, maka
penulis mencoba mengemukan beberapa contoh konsep fikih lingkungan dalam
bentuk tabel berikut ini:15 TINDAKAN KONSEP FIKIH LANDASAN HUKUM Melakukan
pencemaran lingkungan - Pencemaran lingkungan disebabkan oleh perusahaan dan

prilaku yang menyebabkan pencemaran secara nyata membahayakan lingkungan


hidup, hukumnya haram. - Adapun apabila pencemaran tersebut memiliki tingkat
yang rendah dibanding maslahat yang diperoleh, maka hukumnya dibolehkan
dengan catatan: - Ayat yang menyatakan larangan berbuat kerusakan (QS. Al-Araf
[7]: 56) - Hadis-hadis tentang larangan buang hajat di tempat yang umum dan
mengakibatkan pencemaran, antara lain: - .
: -. - Kaedah fiqhiyyah: - -
- - Dalam kitab fatwa Imam Ramli disebutkan:
14Yusuf Al-Qardhawi, op.cit, h. 40-42. 15Tabel ini dibuat, hanya untuk memberikan
gambaran konsep kepedulian fikih terhadap lingkungan hidup.

https://almanhaj.or.id/3456-islam-dan-lingkungan-hidup.html
http://laliumah.blogspot.co.id/2013/01/fiqh-lingkungan.html
https://www.academia.edu/8745100/Fikih_Lingkungan?auto=download
http://rosmawatidewi07.blogspot.co.id/2013/06/ayat-dan-hadits-tentang-lingkunganhidup.html
http://bahrululummunir.blogspot.co.id/2011/03/hadits-tentang-upayapelestarian.html
http://epistom.blogspot.co.id/2010/03/islam-dan-kelestarian-lingkungan-studi.html

https://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/fiqih-lingkungan/
http://ngokos.com/3175/fiqih-lingkungan-al-biah-suatu-keharusan/
http://mushlihcandr4.blogspot.co.id/2012/06/fiqih-lingkungan-fiqhul-biah.html
http://syamsulfalah1.blogspot.co.id/2015/11/fikih-lingkungan.html
http://isnaniayuniaa.blogspot.co.id/2015/03/makalah-fiqh-biah.html

Anda mungkin juga menyukai