Anda di halaman 1dari 151

01.

Pendahuluan
MFS 1810

Salahuddin Husein

Jurusan Teknik Geologi


Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
2009

Pendahuluan: Krakatau 1883

shddin 2009

Letusan puncak Krakatau pada bulan Agustus 1883 didahului


oleh beberapa letusan kecil. Foto ini diambil pada 27 Mei 1883,
satu minggu setelah letusan pertama. Tampak abu dan asap
keluar dari kawah di sisi selatan pulau.

Pendahuluan: Krakatau 1883

shddin 2009

(a)Krakatau terletak di Selat Sunda, antara pulau Jawa dan


Sumatra.
(b)Krakatau sebelum dan sesudah letusan 1883. Setelah letusan,
hanya sepertiga pulau yang tersisa.

Pendahuluan: Krakatau 1883

shddin 2009

Abu letusan Krakatau tersebar di atmosfer Bumi, menghasilkan


warna lembayung seperti matahari tenggelam. Lukisan ini dibuat
oleh William Ascroft, London (26/11/1883, 4:40 sore).

Ekosfer

shddin 2008

Ekosfer adalah model miniatur


planet Bumi, merupakan
suatu sistem tertutup yang
tersusun udara, air, pasir, dan
organisme. Sistem ini adalah
siklus penguraian dan
pembaharuan. Jika ada
komponen yang hilang, atau
terlalu dominan, sistem akan
terganggu dan seluruh biosfer
planet kecil tersebut akan
musnah.

Planet Bumi: hanya sebuah planet kecil

shddin 2008

Sistem Planet Bumi

shddin 2008

Atmosfer, biosfer, hidrosfer, litosfer, mantel, dan inti merupakan


sub-sistem Bumi. Interaksi mereka membuat Bumi menjadi planet
dinamis, yang terus berevolusi semenjak 4.6 milyar tahun lalu.

Sistem Planet Bumi

shddin 2008

Terbentuknya Tata Surya

shddin 2008

(a) ~15 milyar tahun


lalu, nebula
terkondensasi,
(b) kontraksi, rotasi,
(c) Terpipihkan
menjadi piringan,
Matahari di pusat
dan planet-planet di
tepi.
(d) Radiasi Matahari
membersihkan
sebagian gas dan
debu.
(e) Planet
menyempurnakan
pembentukannya.

Eagle Nebula

shddin 2008

Gambar diambil dan diolah oleh


Hubble Space Telescope

Terbentuknya Bumi

shddin 2008

(a)Mulanya tersusun oleh material dengan komposisi dan


densitas seragam.
(b)Titik leleh besi dan nikel tercapai, inti Bumi terbentuk. Silika
yang lebih ringan membentuk mantel dan kerak.
(c) Lapisan-lapisan Bumi terwujud.

Bumi yang Unik

Merkurius:
planet yang
telah mati,
terlalu
dekat
dengan
Venus: masih
Matahari.
hidup, atmosfer
CO2 tebal
(rumah kaca
raksasa),
temperatur 500
oC dan tekanan
90x Bumi.

Bumi: planet yang


sangat hidup,
atmosfer nitrogen
+ oksigen yang
cukup dan air
dalam 3 fase yang
melimpah.

shddin 2008

Mars:
planet yang
hampir mati,
atmosfer
CO2 tipis,
sedikit air
dalam
bentuk es.

Penampang Bumi

shddin 2008

Struktur Dalam Bumi

shddin 2008

Litosfer

shddin 2008

Lapisan terluar Bumi, berdasarkan sifat fisik, adalah astenosfer


dan litosfer. Astenosfer bersifat panas, mendekati titik leleh, dan
mampu bergerak plastis. Litosfer bersifat dingin dan kaku,
mencakup bagian paling atas mantel dan dua jenis kerak: kerak
samudera yang tipis dan berat, dan kerak benua yang tebal dan
ringan.

Ketebalan Kerak dan Prinsip Isostasi

shddin 2008

Isostasi adalah kecenderungan universal bagian kerak Bumi


untuk berada dalam keseimbangan gravitasi, yaitu untuk
mengatasi perbedaan densitas dan ketebalan.

Ketebalan Kerak dan Prinsip Isostasi

shddin 2008

Tektonik Lempeng

shddin 2008

Sistem tektonik lempeng digerakkan oleh panas dalam Bumi.


Arus konveksi yang sangat lambat bergerak di dalam mantel.
Sebagian material mantel bawah bergerak ke atas membentuk
tiang (plume) mantel.

Tektonik Lempeng

shddin 2008

Analogi arus konveksi


pada mantel adalah
seperti arus konveksi
pada sepanci sup.
Panas dari dasar
menyebabkan material
mengembang dan lebih
ringan. Material hangat
tersebut bergerak ke
atas secara konvektif
dan menyebar ke arah
lateral. Ketika kembali
dingin dan menjadi lebih
berat, material tersebut
tenggelam.

Tektonik Lempeng

shddin 2008

10

Tektonik Lempeng

shddin 2008

Gempabumi dan volkanisme menandai batas tepi lempeng.


Volkanisme yang terisolasi disebabkan oleh mantle plume.

Tektonik Lempeng

shddin 2008

Penampang ideal hubungan tiga jenis batas lempeng: divergen,


konvergen, dan transform.

11

(a)

Siklus Batuan

shddin 2008

Batuan Beku

shddin 2008

(b)

(a) Granit, batuan beku intrusif.


(b) Basal, batuan beku ekstrusif.

12

shddin 2008

Batuan Sedimen

(b)

(a)

(a) Konglomerat, terbentuk dari konsolidasi fragmen batuan.


(b) Batugamping, terbentuk dari ekstraksi mineral dari airlaut oleh
organisme.

shddin 2008

Batuan Malihan

(a)

(b)

(a) Genis, batuan malihan berfoliasi.


(b) Kuarsit, batuan malihan non-foliasi.

13

Tektonik Lempeng dan Siklus Batuan

shddin 2008

Hidrosfer

shddin 2008

Hidrosfer adalah
selubung tipis Bumi
yang sangat penting
untuk kehidupan.
Mengambil energi
dari sinar Matahari,
air bergerak dalam
lingkaran besar dari
samudera ke
atmosfer, melalui
daratan dan kembali
ke samudera.

14

Siklus Hidrologi

shddin 2008

Kecepatan Proses Geologi

shddin 2008

15

02. Mineral
MFS 1810

Salahuddin Husein

Jurusan Teknik Geologi


Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
2008

Pendahuluan

shddin 2008

Mineral intan kualitas


permata. Kekerasan,
kecemerlangan, kecantikan,
keawetan, dan kelangkaan
membuat mereka menjadi
batu permata paling dicari.

Struktur Atom

shddin 2008

Inti yang padat tersusun oleh proton dan


neutron serta dikelilingi oleh awan orbit
elektron.

Ion

shddin 2008

Atom disebut bersifat netral apabila memiliki jumlah proton dan


elektron yang sama.
Karena letak yang berada di luar dan geraknya yang dinamis
mengorbit inti, elektron berpotensi untuk berpindah-pindah,
sehingga elektron dapat bertambah dan dapat pula berkurang.
Atom-atom yang kelebihan atau kekurangan elektron disebut
bermuatan listrik. Mereka dinamakan ion.
Sebuah atom yang kehilangan elektron memiliki muatan positif,
disebut kation.
Sebuah atom yang memperoleh elektron memiliki muatan
negatif, disebut anion.

Isotop

shddin 2008

Isotop karbon: sebuah atom karbon memiliki nomer atom 6 dan


nomer massa atom 12, 13, dan 14, tergantung pada jumlah
neutron di intinya.

Tabel Periodik Unsur

shddin 2008

Mineral

shddin 2008

terbentuk alamiah
senyawa anorganik
komposisi kimiawi tertentu
struktur kristal tertentu
sifat fisik yang konsisten

Mineral : Terbentuk Alamiah

shddin 2008

Terbentuk alamiah artinya


material kristalin sintetis
adalah bukan mineral.

Mineral : Terbentuk Alamiah

shddin 2008

Mineral terbentuk oleh atomatom yang saling mengikat.


Ada dua jenis ikatan yang
banyak terbentuk di alam:
ikatan ion dan ikatan
kovalen.
Pembentukan ikatan ion
antara sodium dan klor
dilakukan oleh pertukaran
elektron kulit terluar dari
atom sodium kepada atom
klor; proses ini menghasilkan
kulit terluar yang stabil bagi
kedua atom tersebut.

Mineral : Terbentuk Alamiah

shddin 2008

Ikatan kovalen terbentuk


ketika dua atom berbagi
elektron. Ikatan antara silikon
dan oksigen, yang banyak
jenis mineralnya, adalah
terutama terbentuk oleh
ikatan ini.

Mineral : Terbentuk Alamiah

shddin 2008

Gambar sebelah kiri menunjukkan pola kerangka 3-dimensi atomatom karbon dalam mineral intan (diamond) yang terbentuk dari
ikatan kovalen.
Gambar sebelah kanan memperlihatkan ikatan kovalen pada
grafit (graphite), tetapi di sini atom-atom karbon membentuk
lapisan-lapisan yang diikat oleh ikatan van der Waals. Lapisan itu
sendiri sangat kuat, namun ikatan antar lapisan sangat lemah.

Mineral : Senyawa Anorganik

shddin 2008

Senyawa anorganik tersusun


sepenuhnya oleh komponenkomponen non-organik.
Organik: dominan C, N, O, H

Mineral : Komposisi Kimiawi Tertentu

shddin 2008

Beberapa mineral sebetulnya adalah kelompok mineral.


Semua anggota kelompok umumnya memiliki jenis struktur yang
sama, sifat fisik yang sama, dan secara kimia saling terkait,
namun mereka juga memiliki perbedaan kimia tertentu.
Contoh: mineral piroksen sebetulnya sebuah kelompok yang
tersusun oleh augit, diopsit, hedenbergit, pigeonit, enstatit,
ferrosilit, dan masih ada beberapa lagi

Mineral : Struktur Kristal Tertentu

shddin 2008

Gambar mikroskopis
dari permukaan kristal
grafit. Setiap titik
berwarna kuning adalah
atom karbon.

Struktur kristal suatu mineral adalah pola susunan 3 dimensi dari


atom-atom penyusunnya.

Mineral : Struktur Kristal Tertentu

shddin 2008

Struktur kristal sodium klorida, mineral halit (halite). Diagram


sebelah kiri menunjukkan ukuran ion sodium dan klorin,
sedangkan diagram sebelah kanan menunjukkan lokasi setiap ion
di dalam struktur kristal.

Mineral : Sifat Fisik yang Konsisten

shddin 2008

Identifikasi sifat fisik dipergunakan untuk menentukan jenis


mineral tanpa bantuan peralatan kristalografis atau kimia.
Sifat fisik banyak ragamnya, sebagian meliputi kekerasan, bentuk,
warna, belahan, dan lain-lain..

Sifat Fisik Mineral : Kekerasan

shddin 2008

Skala Mohs

Sifat Fisik Mineral : Belahan

shddin 2008

Belahan adalah pecahan yang teratur dan sistematis di sepanjang


bidang yang dapat diperkirakan. Bidang belahan terkontrol secara
kristalografis: mereka berasal dari bidang ikatan lemah dan
struktur kristal.

Sifat Fisik Mineral : Belahan

shddin 2008

(a) Belahan 1 arah pada


mica.

(b) Belahan 2 arah saling


tegak lurus pada feldspar.

(c) Belahan 3 arah saling


tegak lurus pada halite.

(d) Belahan 3 arah tidak


saling tegak lurus pada
calcite.

Sifat Fisik Mineral : Belahan

shddin 2008

Gambar ini adalah sayatan tipis dari mineral amfibol (amphibole)


berukuran ~1 cm, memperlihatkan dua bidang belahan yang
bertemu pada sudut lancip.

Semua mineral amfibol akan memperlihatkan pola belahan seperti


ini.

10

Sifat Fisik Mineral : Belahan

shddin 2008

Ini adalah contoh berukuran beberapa cm dari mineral yang


sama, amfibol. Tampak bahwa menentukan belahan pada contoh
mineral tidak selalu mudah.

Perhatikan dimana contoh tersebut pecah untuk kehadiran


bidang-bidang belahan yang berulang.

Sifat Fisik Mineral : Belahan

shddin 2008

Penting untuk
diperhatikan:
- Jumlah bidang
belahan
- Kualitas belahan
- Sudut belahan
Kalsit adalah mineral
yang mudah pecah
dalam 3 bidang yang
tidak saling tegak
lurus.

11

Sifat Fisik Mineral : Bentuk Kristal

shddin 2008

Kristal seringkali memiliki bentuk tertentu. Contohnya: garnet


(garnet) memiliki bentuk dodekahedra (12 sisi), pirit (pyrite)
memiliki kubik (6 sisi).

Perhatikan bahwa tidak satu pun dari kedua mineral tersebut


memiliki bidang belahan yang jelas. Meskipun struktur kristalnya
membuat kristal dengan bentuk bangun yang berkembang baik,
jika pecah kedua mineral tersebut tidak akan membelah pada
bidang yang teratur.

Sifat Fisik Mineral : Bentuk Kristal

shddin 2008

Kristal suatu mineral berkembang dalam berbagai bentuk,


beberapa diantaranya adalah:
(a) Kristal kubik (6 sisi), misal: halit (halite), galena (galena), dan
pirit (pyrite).
(b) Kristal dodecahedral (12 sisi), misal: garnet (garnet).
(c) Kristal oktahedral (8 sisi), misal: intan (diamond).
(d) Kristal prisma terpancung piramida, misal: kuarsa (quartz).

12

Sifat Fisik Mineral : Bentuk Kristal

shddin 2008

Semua kristal turmalin (tourmaline) memiliki penampang trigonal


membulat.

Sifat Fisik Mineral : Bentuk Kristal

shddin 2008

Sebagian menyebut bentuk


kristalnya sebagai acicular
(seperti jarum), radiating,
prismatic (seperti tongkat),
fibrous (seperti serat), globular
(seperti balon), dan lain-lain

13

Sifat Fisik Mineral : Bentuk Kristal

shddin 2008

Beberapa mineral cenderung tidak memiliki bentuk kristal yang


baik.

Malasit (malachite) atau hydrous Cu-carbonate cenderung


membentuk agregasi kristal fibrous. Kenampakan bergelombang
tergantung pada bagaimana cara memotong sampel.

Sifat Fisik Mineral : Bentuk Kristal

shddin 2008

Perak (silver) dan emas (gold)


memiliki bentuk tidak beraturan,
bahkan kadang berbentuk kawat
yang tersusun oleh kristal-kristal
kecil.

14

Sifat Fisik Mineral : Bentuk Kristal

shddin 2008

Suatu mineral dapat memiliki banyak bentuk kristal, contoh: kalsit


(calcite).

Sifat Fisik Mineral : Bentuk Kristal

shddin 2008

Intan : telah dibentuk


(dipotong, dihaluskan,
dipoles).

Intan : original.

15

Sifat Fisik Mineral : Sudut Antar Muka Kristal

shddin 2008

Semua kristal kuarsa (quartz), apa pun bentuk dan


ukurannya, memiliki sudut antar muka (interfacial
angles) tertentu dan konstan.

Sifat Fisik Mineral : Sudut Antar Muka Kristal

shddin 2008

Tampak samping dan penampang 3 kristal kuarsa (quartz) yang


memperlihatkan konsistensi sudut antar muka:
(a) Kristal yang terbentuk sempurna,
(b) Kristal berukuran besar,
(c) kristal yang tidak berkembang baik.

16

Sifat Fisik Mineral

shddin 2008

Warna : cahaya yang diteruskan dan


yang dipantulkan.
Cerat : warna mineral yang telah
dihancurkan dalam bentuk
bubuk.
Kilap : kenampakan mineral dalam
memantulkan cahaya.

Sifat Fisik Mineral

shddin 2008

Hematit : kilap logam

Ortoklas : kilap non-logam.

17

Sifat Fisik Mineral

shddin 2008

(a) Grafit, dapat untuk menulis.

(b) Magnetit, bersifat magnetik.

(c) Kalsit, transparan dan refraksi


ganda.

Sifat Fisik Mineral

shddin 2008

Retakan: bagaimana mineral pecah tidak mengikuti bidang


belahan tertentu (seperti pecahan konkoidal pada kuarsa (quartz)
dan gelas (glass)).

18

Sifat Fisik Mineral

shddin 2008

Mineral seperti sulfur (sulphur) selalu berwarna kuning dan


lembut.

Polimorf

shddin 2008

Intan (diamond) dan grafit (graphite) terbentuk seluruhnya oleh


karbon, namun keduanya memiliki sifat fisik yang sangat berbeda.
Polimorf (polymorphs) adalah material dengan komposisi kimia
yang sama namun berbeda struktur kristalnya.

19

Mineral-Mineral Silikat

shddin 2008

Kelompok mineral yang membentuk 95% kerak Bumi adalah


silikat, sehingga mereka merupakan mineral pembentuk batuan
(rock-forming minerals) yang paling penting.
Beberapa mineral yang paling penting dalam kelompok silikat
adalah:
- Kuarsa (quartz)
- Feldspar (feldspar)
- Mika (mica)
- Amfibol (amphibole)
- Piroksen (pyroxene)
- Olivin (olivine)
- Garnet (garnet)

Unsur dan Mineral yang Banyak Dijumpai

shddin 2008

20

Rock Forming Minerals

shddin 2008

Mineral-Mineral Silikat

shddin 2008

Bangun paling dasar dari kelompok mineral silikat adalah


tetrahedron silika.
Setiap tetrahedron dibentuk oleh sebuah atom silikon dikelilingi
oleh empat atom oksigen. Kelompok ini memiliki muatan negatif
-4, sehingga akan membuat ikatan dengan kation.
oxygen atoms
Secara
sistematis
berbentuk
piramida

silicon atom
at center

schematic
representation

21

shddin 2008

Mineral-Mineral Silikat

In
co cre
m as
pl in
ex g
ity

olivine, garnet

pyroxene
group

tourmaline

amphibole
group

mica
group

Mineral-Mineral Silikat : Struktur Piroksen


Setiap tetrahedron silika
dalam piroksen saling terikat
satu sama lainnya,
membentuk satu rantai
panjang.

shddin 2008

metal cations (Fe, Mg, Ca)

the triangles
represent silica
tetrahedra, viewed
from above

22

Mineral-Mineral Silikat : Struktur Amfibol

shddin 2008

Jaringan silikat dalam


amfibol dibentuk oleh dua
rantai saling terhubung.

the triangles
represent silica
tetrahedra, viewed
from above

metal cations (Fe, Mg, Ca)

Mineral-Mineral Silikat : Struktur Mika

shddin 2008

Mika adalah silikat dengan struktur


lembaran. Tetrahedra silikat
bergabung membentuk lembaran 2-D.
metal cations (Fe, Mg, Ca)
interlayer cations (Na, K, H2O)

side view

Masing-masing lembaran
terikat secara lemah oleh
lapisan kation.

view from above at silica layer

23

Mineral-Mineral Silikat : Silikat Kompleks

shddin 2008

Mineral kuarsa (quartz) memiliki bentuk jaring silikat yang paling


kompleks, dimana setiap tetrahedron silika saling terhubungkan
satu dengan lainnya secara rumit.

Ferromagnesian Silicates

shddin 2008

Common ferromagnesian
silicates:
(a) Olivine
(b) Augite, a pyroxene
group mineral;
(c) Hornblende, an
amphibole
group mineral
(d) Biotite mica.

24

Nonferromagnesian Silicates

shddin 2008

Common nonferromagnesian silicates:


(a) Quartz
(b) Potassium feldspar (orthoclase)
(c) Plagioclase feldspar
(d) Muscovite mica

Mineral-Mineral Silikat : Feldspar & Kuarsa

Feldspar memiliki 2 belahan,


berbentuk kristal balok.

shddin 2008

Kuarsa tidak memiliki belahan,


umumnya berbentuk kristal
prismatik.

25

Mineral-Mineral Silikat : Feldspar & Kuarsa

Struktur feldspar memiliki


bidang-bidang ikatan lemah,
yang membentuk belahan.

shddin 2008

Struktur kuarsa tidak memiliki


bidang dengan ikatan lemah,
sehingga tidak ada belahan.

Ragam Kuarsa

shddin 2008

(a) colorless quartz


(b) smoky quartz
(c) amethyst
(d) agate
(e) rose quartz

26

Mineral-Mineral Silikat : Feldspar

shddin 2008

Plagioklas (plagioclase) = Ca,Na feldspar


Feldspar alkali (alkali feldspar) = K, Na feldspar

Feldspar plagioklas menunjukkan striasi


pada satu bidang belahnya, hal ini tidak
pernah tampak pada feldspar alkali.
Beberapa jenis plagioklas juga tampak
berkilau.

Mineral-Mineral Non-Silikat

shddin 2008

Meski mineral-mineral kelompok silikat sangat penting, namun


ada pula mineral-mineral lain yang juga penting dalam
membentuk batuan.
Kalsit calcite (CaCO3) penyusun batugamping dan marmer.
Gipsum gypsum (CaSO4.2H2O) mineral evaporit yang umum
dijumpai.
Halit halite (NaCl) mineral evaporit yang umum dijumpai.
Magnetit magnetite (Fe3O4) mineral minor yang banyak
dijumpai dan sebagai bijih besi.
Pirit pyrite (FeS2) mineral minor yang banyak dijumpai.
Galena galena (PbS) bijih timbal.
Grafit graphite (C) mineral minor yang banyak dijumpai.

27

Mineral Non-Silikat

shddin 2008

(a) Calcite (CaCO3) adalah mineral karbonat yang utama.


(b) Galena (PbS) adalah mineral sulfida dan bijih timbal.
(c) Gypsum (CaSO4.2H2O) adalah mineral sulfat yang utama.
(d) Halite (NaCl) adalah contoh mineral kelompok halida.

Rock Forming Minerals

shddin 2008

Batuan beku granit tersusun utamanya oleh feldspar alkali dan


kuarsa, sedikit feldspar plagioklas, dan mineral aksesoris seperti
mika biotit. (a) Sampel setangan. (b) Fotomikrograf.

28

03. Batuan Beku


MFS 1810

Salahuddin Husein

Jurusan Teknik Geologi


Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
2008

Magma

shddin 2008

Batuan beku (igneous rock;


dari Bahasa Latin: ignis = api)
adalah batuan yang terbentuk
langsung dari pembekuan
magma.
Magma adalah zat cair-liatpijar yang merupakan
senyawa silikat dan ada di
bawah kondisi tekanan dan
suhu tinggi di dalam tubuh
bumi (kerak atau mantel).

shddin 2008

Magma
Jenis Magma

Kandungan silika
(%)

Basa (mafic)

45 - 52

Intermediate

53 - 65

Asam (felsic)

> 65

Kelompok mineral
Ferromagnesian
silicates
Campuran dari
mineral kelompok
asam dan basa
Non-ferromagnesian
silicates

Magma

shddin 2008

Unsur-unsur utama (total 98.03%) penyusun magma:


45.20%
Oksigen (O-2)
Silikon (Si+4)
27.20%
Aluminium (Al+3)
8.00%
5.80%
Besi (Fe+2,+3)
+2
Kalsium (Ca )
5.06%
+2
Magnesium (Mg ) 2.77%
Sodium (Na+1)
2.32%
+1
Potassium (K )
1.68%
Magma memiliki densitas lebih kecil daripada batuan di
sekitarnya, sehingga magma cenderung naik ke atas menuju
permukaan.
Sebagian magma mengalir di permukaan sebagai lava,
sebagian lagi dilontarkan dengan kuat ke udara sebagai material
piroklastik (pyroclastic; dari Bahasa Yunani: pyro = api dan
klastos = hancur).

Magma

shddin 2008

Lava yang keluar di permukaan tercatat memiliki kisaran


temperatur 1000 1200 oC. Ketika St. Helens meletus di tahun
1980, material piroklastik yang dilontarkannya memiliki
temperatur sekitar 300 420 oC, diukur saat 2 minggu setelah
letusan!
Magma memiliki sifat viskositas, atau resistensi untuk mengalir,
yang dikontrol oleh kandungan silika. Mineral silika tersusun oleh
jaringan tetrahedra dengan ikatan antar atom yang sangat kuat,
sehingga sulit untuk bersifat mengalir. Semakin asam magma,
semakin banyak mineral silika, semakin kental atau semakin
tinggi viskositasnya. Sebaliknya magma basa; dimana pada
letusan 1783 di Iceland pernah diukur pergerakan magmanya
mencapai jarak 80 km.

Deret Reaksi Bowen

shddin 2008

Urutan
kristalisasi dari
mineral-mineral
pembentuk
batuan beku
menyediakan
kunci terhadap
pemahaman
sejarah
pendinginan
magma.
Asumsi dasar:
semua magma
berasal dari
magma induk
basa.

Deret Reaksi Bowen

shddin 2008

Dalam deret diskontinyu (discontinuous branch), yang hanya


tersusun oleh mineral ferro-magnesian silicates, satu mineral
berubah menjadi mineral lainnya pada kisaran temperatur
tertentu dengan melakukan reaksi terhadap sisa larutan magma.
Bila pendinginan berlangsung terlalu cepat dimana mineral yang
telah ada tidak sempat bereaksi seluruhnya dengan sisa
magma, seringkali mineral tersebut memiliki rim (selubung) yang
tersusun oleh mineral yang terbentuk sesudahnya. Misalkan:
olivin dengan rim piroksen.
Ketika biotit telah mengkristal, pada dasarnya semua besi dan
magnesium di dalam larutan magma telah selesai dipergunakan
untuk membentuk mineral. Berakhir pula deret diskontinyu.

Deret Reaksi Bowen

shddin 2008

Demikian pula dengan deret kontinyu (continuous branch), yang


hanya dibangun oleh mineral fledspar plagioklas. Plagioklas
kaya kalsium terbentuk lebih dahulu, untuk kemudian ketika
temperatur turun akan bereaksi dengan sisa larutan magma
membentuk plagioklas yang sedikit kaya sodium. Demikian
seterusnya hingga semua kalsium dan sodium habis
dipergunakan.
Bila pendinginan terlalu cepat, akan terbentuk zoning pada
plagioklas, dimana plagioklas kaya kalsium dikelilingi plagioklas
kaya sodium.

Deret Reaksi Bowen

shddin 2008

Bila kedua deret tersebut telah selesai dan semua besi,


magnesium, kalsium, dan sodium telah habis, idealnya yang
tersisa di dalam larutan magma hanyalah potassium, aluminium,
dan silika.
Semua unsur sisa tersebut akan bergabung membentuk ortoklas
potassium feldspar (KAlSi3O8).
Jika tekanan air cukup tinggi, lembaran silika dalam bentuk mika
muskovit akan terbentuk.
Sisanya, larutan magma didominasi oleh silika dan oksigen,
akan membentuk mineral kuarsa (SiO2).
Kristalisasi feldspar potassium dan kuarsa bukanlah deret
reaksi, karena mereka terbentuk saling independen.

Deret Reaksi Bowen

shddin 2008

Deret Reaksi Bowen

shddin 2008

Fotomikrograf dari kristal plagioklas terzonasi, inti kaya kalsium


dikelilingi secara gradual oleh material kaya sodium. Magma yang
mengandung kristal seperti ini mengalami proses pendinginan
yang terlalu cepat untuk membiarkan transformasi sempurna dari
plagioklas kaya kalsium menjadi plagioklas kaya sodium.

Proses Pembentukan Magma

shddin 2008

Secara global, magma muncul di permukaan pada dua zona: (1)


zona pemekaran lempeng samudera, dan (2) zona penunjaman
lempeng samudera.
Gradien panas bumi (geothermal gradient) bertambah bila
semakin dalam. Nilainya rata-rata 25 oC/km. Sehingga semakin
dalam batuan semakin panas, namun tetap bersifat padat,
karena suhu lelehnya juga meningkat dengan bertambahnya
tekanan.
Tetapi dibawah zona pemekaran lempeng, temperatur melebihi
suhu leleh, karena tekanan berkurang akibat terbukanya
lempeng.
Ditambah lagi dengan adanya air laut yang masuk lewat retakan
batuan turut mengurangi suhu leleh di bawah zona pemekaran,
karena air membantu energi panas dalam memecahkan ikatan
kimia dalam mineral.

Proses Pembentukan Magma

shddin 2008

(a) Suhu leleh meningkat dengan bertambahnya tekanan,


sehingga penurunan tekanan pada suatu tubuh batuan panas
dapat menyebabkan pelelehan.
(b) Kurva leleh bergeser ke kiri ketika terdapat air yang membantu
lepasnya ikatan kimia didalam mineral.

shddin 2008

Proses Pembentukan Magma di Zona Pemekaran

Magma yang terbentuk di zona pemekaran bersifat basa (45


52 % silika).
Tetapi batuan mantel atas darimana magma berasal bersifat
ultrabasa (<45 % silika), tersusun terutama oleh mineral-mineral
silika ferromagnesian dan hanya sedikit mineral-mineral silika
non-ferromagnesian.
Penyebab perubahan komposisi dari batuan induk ultrabasa
menjadi magma basa adalah proses pelelehan sebagian (partial
melting), dimana hanya sebagian batuan induk saja yang
meleleh membentuk magma.
Partial melting dapat terjadi karena mineral-mineral penyusun
suatu batuan memiliki suhu leleh yang berbeda satu dengan
lainnya.

shddin 2008

Proses Pembentukan Magma di Zona Pemekaran

Mengacu pada reaksi Bowen, urutan mineral-mineral tersebut


meleleh adalah terbalik dengan urutan kristalisasinya. Sehingga
kuarsa, feldspar potassium, dan plagioklas kaya sodium,
meleleh terlebih dahulu sebelum silika ferromagnesian dan
plagioklas kaya kalsium.
Sehingga ketika batuan ultrabasa mulai meleleh, mineral-mineral
kaya silika meleleh terlebih dahulu, diikuti oleh yang kurang
kandungan silikanya. Sehingga jika pelelehannya tidak
sempurna, akan terbentuk magma basa yang lebih banyak
kandungan silikanya daripada batuan induknya.

shddin 2008

Proses Pembentukan Magma di Zona Penunjaman

Magma yang terbentuk di zona pemekaran bersifat menengah


(53 65 % silika) dan asam (>65 % silika), berasal dari batuan
penyusun kerak samudera yang bersifat basa (45 52 % silika).
Perubahan komposisi dari batuan induk basa menjadi magma
menengah dan asam dapat dijelaskan dengan proses pelelehan
sebagian (partial melting).
Partial melting terjadi ketika lempeng samudera yang menunjam
mencapai kedalaman tertentu dimana temperaturnya cukup
tinggi untuk memulai pelelehan sebagian.
Air laut yang sebagian terbawa oleh batuan kerak samudera
hingga kedalaman tertentu menjadi terpanaskan dan
mempercepat proses pelelehan dan pembentukan magma.

shddin 2008

Proses Pembentukan Magma di Zona Penunjaman

Pengayaan kandungan silika bukan hanya karena proses partial


melting pada batuan kerak samudera yang basa, namun juga
terjadi pada batuan sedimen kaya silika yang ikut terseret
bersama-sama penunjaman lempeng samudera.
Selain itu ketika magma naik menembus kerak benua,
pengayaan (enrichment) karena reaksi magma dengan batuan
sekitar yang kaya silika, semakin menambah asam magma yang
terbentuk.

shddin 2008

Proses Pembentukan Magma di Zona Penunjaman

Perubahan Komposisi Magma

shddin 2008

Komposisi magma dapat berubah oleh pengendapan kristal


(crystal settling), suatu proses yang melibatkan pemisahan
mineral oleh pengendapan akibat gaya gravitasi.
Olivin, mineral silikat feromagnesian pertama terbentuk dan
berat jenis paling besar, cenderung tenggelam ke bagian bawah
magma, membuat magma bagian atas lebih kaya silika, sodium,
dan potassium.
Observasi pada sill menunjukkan bagian dasarnya memang
lebih banyak mengandung olivin dan piroksin dibandingkan
bagian atas.
Proses pengendapan kristal ini tidak efektif untuk menghasilkan
magma asam, karena diperkirakan untuk membentuk suatu
volume magma asam dibutuhkan magma basa 10 kali lebih
banyak. Hal ini tidak dijumpai pada tubuh-tubuh batuan intrusi.

Perubahan Komposisi Magma

shddin 2008

Komposisi magma juga dapat berubah oleh asimilasi


(assimilation), suatu proses dimana magma bereaksi dengan
batuan di sekitarnya (disebut country rock).
Bukti adanya asimilasi datang dari inklusi (inclusion), yaitu
fragmen country rock yang masuk ke dalam suatu batuan beku
yang menerobosnya.
Meski asimilasi betul terjadi, namun proses ini diperkirakan tidak
efektif untuk menghasilkan magma asam, karena proses
asimilasi juga mempercepat dinginnya magma. Sehingga hanya
sedikit saja jumlah batuan sekitar yang dapat berasimilasi dan
merubah komposisi magma.

10

Perubahan Komposisi Magma

shddin 2008

Pembentukan Magma dan Tektonik Lempeng

shddin 2008

11

shddin 2008

Batuan Beku

Semua batuan beku intrusif dan hampir semua batuan beku


ekstrusif terbentuk ketika mineral mengkristal dari magma.
Proses kristalisasi melibatkan pembentukan inti kristal
(nucleation) dan pertumbuhannya.
Atom-atom di dalam magma bergerak secara konstan, namun
ketika pendinginan terjadi beberapa atom bergabung
membentuk kelompok kecil (disebut inti atau nuclei). Dengan
bertambahnya atom yang bergabung dalam urutan yang
tertentu, nuclei akan tumbuh menjadi kristal mineral.
Dalam pendinginan yang cepat, kecepatan pembentukan nuclei
melampaui kecepatan pertumbuhannya, menghasilkan
kumpulan mineral-mineral berukuran halus.
Dalam pendinginan yang lambat, kecepatan pertumbuhan nuclei
melampaui kecepatan pembentukannya, menghasilkan mineralmineral yang berukuran besar.

Tekstur Batuan Beku

shddin 2008

Efek kecepatan
pendinginan magma
terhadap
pembentukan dan
pertumbuhan kristal:
(a) pendinginan yang
cepat
menghasilkan
butiran kristal kecil
dan tekstur
afanitik.
(b) pendinginan yang
lambat
menghasilkan
butiran kristal yang
besar dan tekstur
faneritik.

12

Tekstur Batuan Beku

shddin 2008

Aphanitic,
tekstur
butiran halus
dimana
mineral terlalu
kecil untuk
dilihat mata
telanjang
tanpa kaca
pembesar.

Tekstur Batuan Beku

shddin 2008

Phaneritic, tekstur berbutir kasar dimana mineral dapat mudah


terlihat mata telanjang tanpa kaca pembesar.

13

Tekstur Batuan Beku

shddin 2008

Porphyritic,
tersusun oleh
mineral-mineral
dengan
berbagai
ukuran, dengan
mineral
berukuran besar
yang disebut
kristal sulung
(phenocryst)
dikelilingi
mineral
berukuran kecil
yang disebut
massa dasar
(ground mass).

Tekstur Batuan Beku

shddin 2008

Tekstur gelasan (glassy texture) berkembang ketika magma


mendingin dengan cepatnya sehingga perpindahan ion-ion untuk
membentuk kristal terhambat. Tekstur gelasan umumnya
terbentuk pada kerak aliran lava dan dalam magma cair.

14

Tekstur Batuan Beku

shddin 2008

Tekstur
vesikular
(vesicular
texture)
terbentuk ketika
magma
mengandung
sejumlah gas
dan uap air
yang
terperangkap
ketika
pendinginan
magma
berlangsung.

Tekstur Batuan Beku

shddin 2008

Tekstur piroklastik (pyroclastic texture) terbentuk ketika kristal,


bongkah batuan dan gelas disemburkan dari kawah gunungapi
sebagai abu panas. Material tersebut kemudian diendapkan
sebagai jatuhan abu (ash fall) atau sebagai aliran abu (ash flow).

15

Klasifikasi Batuan Beku

shddin 2008

Contoh Batuan Beku

shddin 2008

Peridotit
diduga
merupakan
batuan
penyusun
mantel
atas.
Lava
ultrabasa
paling
muda
berumur
2.5 milyar
tahun.
Batuan ultra basa: peridotite, tersusun sebagian besar oleh
mineral olivine dan pyroxene.

16

Contoh Batuan Beku

shddin 2008

Basalt, tersusun oleh


plagioclase, pyroxene,
dan olivine.

Contoh Batuan Beku

shddin 2008

Basalt

17

Contoh Batuan Beku

shddin 2008

Porphyritic Basalt

Contoh Batuan Beku

shddin 2008

Gabbro, tersusun oleh pyroxene, plagioclase, dan olivine.

18

Contoh Batuan Beku

shddin 2008

Contoh Batuan Beku

shddin 2008

Gabbro

Andesite, tersusun oleh plagioclase, pyroxene, dan amphibole.

19

Contoh Batuan Beku

shddin 2008

Porphyritic Andesite

Contoh Batuan Beku

shddin 2008

Diorite, tersusun oleh plagioclase, amphibole, quartz, dan biotite.

20

Contoh Batuan Beku

shddin 2008

Contoh Batuan Beku

shddin 2008

Diorite

Porphyritic Diorite

21

Contoh Batuan Beku

shddin 2008

Rhyolite, tersusun oleh Kfeldspar, plagioclase,


quartz, dan biotite.

Contoh Batuan Beku

shddin 2008

Rhyolite

22

Contoh Batuan Beku

shddin 2008

Granite, tersusun oleh


K-feldspar, quartz,
plagioclase, dan
biotite.

Contoh Batuan Beku

shddin 2008

Granite

23

Contoh Batuan Beku

shddin 2008

Porphyritic Granite

Contoh Batuan Beku

shddin 2008

Pegmatite adalah istilah secara tekstur untuk batuan beku asam


yang ukuran mineralnya sangat besar. Komposisi mineralnya
mendekati granite, dengan ukuran butir mineralnya dapat
mencapai lebih dari 3 cm.

24

shddin 2008

Klasifikasi Batuan Beku Lainnya

Tekstur

Komposisi
Vesikular
(vesicular)
Gelasan
(glassy)
Piroklastik
(pyroclastic)

Asam
Pumice

Basa
Scoria

Obsidian
Volcanic breccia
Tuff

Contoh Batuan Beku

shddin 2008

Obsidian

25

Contoh Batuan Beku

shddin 2008

Contoh Batuan Beku

shddin 2008

Obsidian

Pumice

26

Contoh Batuan Beku

shddin 2008

Contoh Batuan Beku

shddin 2008

Pumice

Scoria

27

Contoh Batuan Beku

shddin 2008

Klasifikasi Batuan Beku

shddin 2008

Tuff

Berdasarkan atas letak membekunya magma:


1. Batuan beku dalam (intrusive igneous rocks) concordant vs
discordant
2. Batuan beku luar (extrusive igneous rocks)

28

Klasifikasi Batuan Beku

shddin 2008

Sill

Dike

29

04. Proses Sedimentasi


dan Batuan Sedimen
MFS 1810
Salahuddin Husein

Jurusan Teknik Geologi


Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
2008

Terbentuknya Batuan Sedimen

shddin 2008

Proses terbentuknya
batuan sedimen dari
batuan yang telah ada
sebelumnya. Material
yang berasal dari proses
pelapukan kimiawi dan
mekanis,
ditransportasikan dalam
bentuk larutan dan
padat, dan diendapkan
sebagai sedimen, yang
kemudian terlitifikasi
menjadi batuan
sedimen.

Pelapukan

shddin 2008

Pelapukan
(weathering) adalah
proses hancurnya
fisik batuan
(disintegrasi) dan
perubahan kimiawi
(dekomposisi)
batuan dan mineral
pada atau di dekat
permukaan bumi.

Differential weathering: terjadi karena batuan berbeda dalam komposisi dan


struktur yang menyebabkan perbedaan tingkat kecepatan pelapukan.
Pelapukan terdiri dari 2 jenis:
1. Pelapukan mekanis
2. Pelapukan kimiawi

Pelapukan Mekanis

shddin 2008

Pelapukan mekanis terjadi bila gaya-gaya fisika memecahkan material batuan


menjadi potongan-potongan yang lebih kecil dengan masih mempertahankan
komposisi kimia batuan induknya.
Proses pelapukan mekanis meliputi:
1. Pembekuan es (frost action)
2. Pelepasan tekanan (pressure release)
3. Pemuaian dan penyusutan panas (thermal expansion and contraction)
4. Pertumbuhan kristal garam (salt crystal growth)
5. Aktifitas organisme

Pelapukan Mekanis akibat Pembekuan Es

shddin 2008

Pelapukan akibat pembekuan


es terjadi ketika air meresap
masuk kedalam bidang
retakan dan mengembang
ketika membeku. Pecahanpecahan batuan akan
terbentuk ketika proses
tersebut terjadi berulangkali.

Pelapukan Mekanis akibat Pelepasan Tekanan

shddin 2008

Kekar lembaran pada granit terbentuk ketika erosi menghilangkan batuan


penutup dan menghilangkan gaya tekan yang ada. Batuan kemudian
mengembang dan retakan-retakan yang sejajar bidang permukaan terbentuk.
Proses seperti ini juga seringkali terjadi dalam proses penambangan (rock
burst) yang membahayakan jiwa para penambang.

Pelapukan Mekanis akibat Pemuaian dan Penyusutan

shddin 2008

Batuan merupakan konduktor panas yang jelek, sehingga bila terkena panas
permukaan batuan akan lebih memuai daripada bagian dalamnya,
mengakibatkan permukaan batuan mengalami keretakan.
Mineral berwarna gelap lebih menyerap panas dibandingkan dengan mineral
berwarna cerah, menyebabkan heterogenitas tingkat pemuaian antar mineral
dalam suatu batuan.

Pelapukan Mekanis akibat Kristal Garam

shddin 2008

Air yang mengandung garam meresap


kedalam kayu, dan ketika airnya
menguap garam yang tertinggal
mengembang dan memecahkan seratserat kayu.

Pelapukan Mekanis akibat Organisme

shddin 2008

Jamur
Akar pepohonan

Pelapukan Kimiwi

shddin 2008

Pelapukan kimiwai terjadi ketika material batuan mengalami perubahan


komposisi (dekomposisi) oleh reaksi kimiawi.
Umumnya ada 3 proses pelapukan kimiawi:
1. Solusi
Ca+2
+ 2HCO3contoh: CaCO3 + H2O + CO2
Kalsit
Air
Karbon
ion
ion
dioksida
kalsium bikarbonat
2. Oksidasi
contoh: 4Fe + 3O2
Besi Oksigen

2Fe2O3
Oksida besi (Hematit)

3. Hidrolisa
contoh: 2KAlSi3O8 + 2H+
+ 2HCO3+ H2O
Ortoklas
ion
ion
air
hidrogen bikarbonat
Al2Si2O5(OH)4 + 2K+
+ 2HCO3- + 4SiO2
Lempung
ion
ion
silika
(Kaolin)
potassium bikarbonat

Pelapukan Kimia akibat Solusi

shddin 2008

Ketika pelarutan (solusi) terjadi, ion-ion suatu materi terpisah dalam suatu
cairan, dan material padat menjadi larut. Air merupakan pelarut yang efektif
karena bentuk molekulnya yang asimetris, mempunyai muatan listrik positif
pada ujung atom hidrogen dan muatan listrik negatif pada ujung oksigen.
Diagram dibawah menunjukkan proses pelarutan (disolusi) sodium khlorida
(NaCl) di dalam air.

Faktor Pengontrol Tingkat Pelapukan Kimiawi

shddin 2008

Pelapukan kimiawi bekerja pada permukaan batuan, dimana prosesnya


berjalan dari luar ke arah dalam. Beberapa faktor yang mengontrol tingkat
kecepatan pelapukan kimiawi adalah:
1. Ukuran partikel
2. Iklim
3. Jenis material induk

Ukuran Partikel dan Tingkat Pelapukan

shddin 2008

Ketika batuan terbelah menjadi bongkah-bongkah berukuran kecil, luas


permukaannya bertambah namun volumenya tetap. Semakin luas permukaan
suatu batuan, semakin intensif proses pelapukan yang dialaminya.

Iklim dan Tingkat Pelapukan

shddin 2008

Material Induk dan Tingkat Pelapukan

shddin 2008

Pelapukan Membola

shddin 2008

(a) Pelapukan membola terjadi ketika tubuh batuan terbelah-belah oleh bidang
kekar dan mengalami proses pelapukan kimia.
(b) Proses pelapukan kimia tersebut berjalan paling intensif pada bagian sudut
dan tepi bongkah.
(c) Ketika suatu bongkah telah terlapukkan menjadi bola, seluruh
permukaannya akan mengalami proses perlapukan dengan intensitas yang
sama dan tidak akan ada lagi perubahan bentuk; yang berubah hanyalah
ukuran bolanya saja yang terus mengecil.

Tanah

shddin 2008

Tebal dan tipisnya tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:


1. Jenis batuan induk (komposisi mineral batuan induk)
2. Relief topografi permukaan bumi
3. Iklim
4. Organisme
5. Waktu

Ketebalan Tanah

Dikontrol oleh jenis batuan induk;


granit lebih mudah lapuk
dibandingkan dengan kuarsit,
sehingga tanahnya pun lebih tebal.

shddin 2008

Dikontrol oleh relief topografi; lereng


perbukitan yang curam tidak akan
mampu menahan tanahnya dari
gerakan massa, sehingga tanahnya
pun lebih tipis, bila dibandingkan
dengan dataran.

Ketebalan Tanah

shddin 2008

Diagram pembentukan tanah sebagai fungsi dari iklim dan tumbuhan; proses
tersebut berlangsung intensif bila curah hujan dan suhu relatif tinggi.

Terbentuknya Batuan Sedimen

shddin 2008

Proses terbentuknya
batuan sedimen dari
batuan yang telah ada
sebelumnya. Material
yang berasal dari proses
pelapukan kimiawi dan
mekanis,
ditransportasikan dalam
bentuk larutan dan
padat, dan diendapkan
sebagai sedimen, yang
kemudian terlitifikasi
menjadi batuan
sedimen.

10

Butiran Sedimen

shddin 2008

Butiran (partikel) sedimen dibedakan


berdasarkan ukurannya.
Skala Wentworth paling banyak dipergunakan:

Transportasi Sedimen

shddin 2008

Butiran partikel sedimen dipindahkan oleh agen transportasi sedimen:


1. Air
2. Angin
3. Glasial
Selama proses transportasi, setiap butiran sedimen mengalami:
1. Abrasi yang mengurangi ukuran partikel dan menghaluskan permukaan
butiran (rounded)
2. Sortasi (distribusi ukuran butir dalam satu kumpulan butiran sedimen)

11

Transportasi Sedimen

shddin 2008

Sifat pembulatan (rounding) dan pemilahan (sorting) butiran sedimen.


(a) well-sorted, well-rounded gravel.
(b) poorly sorted, angular gravel.
Semakin jauh jarak transportasi, semakin kecil ukuran partikel sedimen dan
semakin halus permukaan partikel tersebut (well-rounded).
Semakin tinggi dan lama durasi kerja energi agen transportasi, semakin
seragam/tersortasi ukuran butiran sedimen (well-sorted).

Proses Litifikasi

shddin 2008

Proses litifikasi adalah proses perubahan sedimen menjadi batuan sedimen.


Litifikasi melibatkan dua proses:
1. Kompaksi (pemadatan), melibatkan proses pembebanan dan dapat
mengurangi volume hingga 40% (untuk sedimen lumpur).
2. Sementasi (penyemenan), melibatkan senyawa terlarut yang meresap
melalui medium air kedalam rongga antar sedimen, umumnya terdiri dari:
- Kalsium karbonat (CaCO3)
- Silika (SiO2)
- Oksida besi (Fe2O3) hematit
- Hidroksida [FeO(OH)] limonit
Kompaksi berlaku efektif untuk butiran sedimen berukuran lumpur, sedangkan
untuk yang berukuran pasir dan yang lebih besar lagi memerlukan sementasi.

12

Proses Litifikasi

shddin 2008

Klasifikasi Batuan Sedimen

shddin 2008

13

Klasifikasi Batuan Sedimen

shddin 2008

Batuan sedimen detrital tersusun oleh detritus (partikel padat dari batuan yang
telah ada sebelumnya). Detritus sering pula disebut dengan nama klastika
(yang berarti partikel), sehingga jenis batuannya diidentifikasi memiliki tekstur
klastik.
Batuan sedimen kimiawi berasal dari senyawa terlarut hasil dari pelapukan
kimiawi, dimana aktifitas kimiawi anorganik maupun organik mengekstraksi
senyawa tersebut dan merubahnya menjadi mineral padat.
Batuan sedimen kimiawi yang dihasilkan oleh aktifitas organisme lazim disebut
sebagai batuan sedimen bio-kimiawi.

Contoh Batuan Sedimen

shddin 2008

Konglomerat

Breksi

14

Contoh Batuan Sedimen

shddin 2008

Batupasir

Batulempung

Contoh Batuan Sedimen

shddin 2008

Ooid

Batu kapur

Coquina

Batugamping

15

Contoh Batuan Sedimen

shddin 2008

Batu gipsum

Batu garam

Batu rijang

Batubara

Contoh Struktur Sedimen

Current ripple marks

shddin 2008

Wave ripple marks

16

Contoh Struktur Sedimen

shddin 2008

Mud cracks

Fosil dalam Batuan Sedimen


Fosil Dinosaurus

shddin 2008

Fosil Manusia?

Fosil Pepatung

Fosil Trilobita

17

Lingkungan Sedimentasi

shddin 2008

Hampir semua sedimen bergerak dari pegunungan menuju lautan, sehingga


lingkungan sedimentasi dapat dibedakan menjadi 3 kelompok: daratan,
pesisir/transisi, dan laut.

Lingkungan Sedimentasi Glasial

shddin 2008

Glasier dapat membawa bongkah batuan besar, kerakal, pasir, dan lumpur bersamasama dengan es. Material-material tersebut sebenarnya diendapkan di tepi glasier
ketika es mencair (A) . Sedimen yang dihasilkan umumnya tidak terpilah dan tidak
berlapis, dengan butiran sedimen berbentuk runcing-runcing yang terendapkan diatas
batuan dasar yang tergerus dan terpoleskan (B). Sungai yang kemudian terbentuk dari
cairan es dapat bekerja memilah endapan glasial dan mengendapkannya disekitar
tubuh glasier sebagai endapan yang terpilah dan berlapis.

18

Lingkungan Sedimentasi Kipas Aluvial

shddin 2008

Lingkungan pengendapan ini umumnya berkembang di kaki pegunungan, dimana air


kehilangan energinya untuk membawa sedimen ketika melintasi dataran (A). Banjir
bandang yang terjadi sangat cepat merupakan faktor penting dalam proses sedimentasi
di lingkungan ini, yang mengendapkan sedimen-sedimen berukuran besar (B).

Lingkungan Sedimentasi Eolian

shddin 2008

Angin adalah agen pemilah butiran sedimen yang sangat efektif. Lempung dan debu
dibawa dalam jarak puluhan atau ratusan kilometer sebelum diendapkan. Pasir dipilah
dan ditransportasikan dekat dengan permukaan tanah. Gravel tidak dapat dibawa
secara efektif oleh angin. Proses utama di lingkungan ini adalah pergerakan gumuk
pasir (A). Pasir ditiup melintasi gumuk dan diendapkan di sebaliknya, membentuk
struktur silang-siur dengan arah kemiringan mengikuti arah angin (B).

19

Lingkungan Sedimentasi Eolian

shddin 2008

Parangtritis, DIY

Lingkungan Sedimentasi Sungai

shddin 2008

Sungai merupakan saluran transportasi dimana material hasil erosi dibawa dari daratan
menuju lautan. Sebelum mencapai lautan, hampir semua sungai berkelok-kelok di
sepanjang dataran (A) dan mengendapkan sebagian besar sedimen. Pada lingkungan
ini, sedimentasi terjadi di dasar sungai, pada gosong sungai, dan pada dataran limpas
banjir. Endapan sungai umumnya dicirikan oleh tubuh channel pasir atau gravel yang
memotong perlapisan horisontal lanau dan lempung (B).

20

Lingkungan Sedimentasi Delta

shddin 2008

Salah satu lingkungan sedimentasi terbesar terjadi ketika aliran sungai memasuki
lautan dan mengendapkan sebagian besar sedimennya pada lingkungan delta.
Umumnya delta sangat kompleks dan tersusun dari banyak lingkungan pengendapan
lainnya, seperti pantai, gosong laut, laguna, rawa, sungai, dan danau (A). Karena delta
merupakan gabungan dari lingkungan darat dan laut, banyak jenis sedimen yang
dihasilkannya dengan didominasi oleh pasir, lanau dan lempung (B).

Lingkungan Sedimentasi Pantai

shddin 2008

Banyak sedimen terakumulasi di daerah pertemuan darat dan laut, yang biasa disebut
daerah transisi. Dalam lingkungan pesisir ini, hadir pula banyak sub-lingkungan
sedimentasi seperti pantai, gosong, laguna, dan dataran pasang-surut, masing-masing
dengan ciri tersendiri. Ketika gelombang bekerja dengan kuat, lumpur terbawa jauh dan
hanya pasir serta kerikil saja yang diendapkan sebagai pantai atau gosong (A).
Umumnya endapan pantai berciri terpilah dengan baik, berbentuk bundar, dan
umumnya berlapis dalam perlapisan yang miring landai (B).

21

Lingkungan Sedimentasi Laguna

shddin 2008

Gosong laut dan terumbu karang dapat mengisolasi sebagian perairan pesisir,
membentuk laguna. Karena laguna terlindungi dari energi gelombang yang tinggi,
airnya relatif tenang (A). Sedimen berukuran halus, kaya akan bahan organik,
terendapkan sebagai lumpur hitam atau batubara. Bila laguna terisi penuh sedimen,
maka rawa akan berkembang. Pergerakan turun dan naiknya air laut dapat menggeser
posisi gosong penghalang, sehingga endapan batubara hadir berselang-seling dengan
endapan pasir (B).

Lingkungan Sedimentasi Dataran Pasang-surut

shddin 2008

Lingkungan dataran pasang-surut sangat unik, karena terbentuk dari saling pergantian
dari lingkungan laut dangkal dan daratan (A). Energi arus pasang-surut tidak begitu
kuat, sedimen yang mampu dibawa umumnya lumpur dan pasir, serta struktur ripple
hadir di atas permukaan yang luas. Struktur mud crack umumnya terbentuk ketika air
surut. Endapan dataran pasang-surut dicirikan oleh tumpukan lumpur dan pasir dalam
lapisan horisontal (B) serta memiliki banyak struktur ripple dan mud crack.

22

Lingkungan Sedimentasi Terumbu

shddin 2008

Terumbu karang adalah struktur dinding padat dari kalsium karbonat yang disusun oleh
kerangka binatang laut, umumnya koral. Bentuknya berupa dinding dengan lereng yang
terjal menghadap laut lepas (A). Gelombang dapat memecahkan sebagian dari dinding
tersebut dan bongkahnya terkumpul di kaki dinding. Penurunan dasar laut secara
perlahan menyebabkan terumbu dapat tumbuh mencapai ketebalan lebih dari 1000 m
(B). Karena terumbu memiliki toleransi ekologis yang terbatas (koral memerlukan
lingkungan laut dangkal yang hangat), endapan terumbu adalah indikator lingkungan
purba yang baik.

Lingkungan Sedimentasi Terumbu

shddin 2008

Parangtritis, DIY

Baron, DIY

23

Lingkungan Sedimentasi Laut Dangkal

shddin 2008

Laut dangkal membatasi semua daratan (A) dan sedimen yang terendapkan sangat
tergantung pada kondisi lokal, seperti iklim, energi gelombang, sirkulasi air, dan suhu.
Bila suplai sedimen dari daratan cukup, pasir dan lumpur akan terendapkan. Bila
sedimen daratan tidak banyak, batugamping akan berkembang. Endapan laut dangkal
dicirikan oleh perselingan batupasir, batulempung dan batugamping yang tipis-tipis (B).

Lingkungan Sedimentasi Laut Dalam

shddin 2008

Di lingkungan laut dalam, pengendapan sebagian besar disebabkan oleh arus turbit,
yang dicirikan oleh endapan dengan struktur perlapisan gradasi. Endapan lainnya
adalah lumpur berwarna merah atau coklat yang diendapkan dari suspensi di air laut
yang membawa banyak lumpur dan organisme mikroskopis.

24

Lingkungan Sedimentasi Laut Dalam

shddin 2008

Pergerakan arus turbidit pada lereng laut dalam dapat dipicu oleh longsor atau
gempabumi. Sedimen bergerak dalam suspensi, dan ketika arus melemah, material
berbutir kasar diendapkan pertama dan diikuti oleh material berbutir halus. Lumpur
perlahan-lahan terendapkan ketika arus telah berhenti. Satu kali proses tersebut akan
menghasilkan struktur gradasi lapisan.

Siklus Naik-Turun Air Laut

shddin 2008

Lautan berkembang ke arah daratan. Garis pantai ditandai oleh


endapan pasir yang berubah menjadi lumpur dan karbonat ke
arah laut.
Lautan semakin berkembang ke arah daratan, mengendapkan
lapisan pasir yang ditutupi oleh lumpur dan karbonat.

Semakin berkembang laut, lumpur diendapkan diatas pasir


pada garis pantai mula-mula.
Ketika air laut susut, pasir diendapkan diatas lumpur. Sehingga
urutan vertika endapan yang terbentuk adalah pasir, lumpur,
karbonat, dan pasir.

Tersingkapnya urutan transgresi-regresi (naik-turunnya air laut)


memperlihatkan siklus batupasir, batulempung, batugamping,
dan batupasir.

25

Interpretasi Lingkungan Sedimentasi

shddin 2008

Interpretasi lingkungan pengendapan berdasarkan pada jenis batuan sedimen


dan hubungan vertikal dan lateralnya. Urutan lingkungan pengendapan pada
diagram diatas adalah: kipas aluvial, sungai, rawa, laguna, pantai, dan laut
dangkal. Urutan batuan yang terbentuk adalah: konglomerat, batupasir,
batulempung, batubara, dan batugamping. Mereka terbentuk dalam urutan
vertikal ketika setiap lingkungan bergerak maju dan mundur mengikuti
kembang-susut air laut dalam kurun waktu tertentu.

26

05. Metamorfisme dan


Batuan Metamorf
MFS 1810
Salahuddin Husein

Jurusan Teknik Geologi


Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
2008

Pendahuluan

shddin 2008

Batuan metamorfik adalah batuan yang telah berubah karena


bertambahnya tekanan dan temperatur (Katili dan Marks, 1963;
hal. 90).
Batuan metamorfik mengalami perubahan mineralogik dan
struktur oleh metamorfisme dan terjadi langsung dari fase padat
tanpa melalui fase cair (Turner, 1954; dalam Williams dkk., 1954;
hal. 161-162).
Bahasa Yunani: meta = terubah dan morpho = bentuk

shddin 2008

Agen Metamorfisme

Tekanan

Temperatur

Faktor Tekanan

Fluida

shddin 2008

(a) Tekanan litostatis berlaku


seragam ke segala arah di kerak
bumi yang disebabkan oleh berat
pembebanan batuan diatasnya.
Sehingga, tekanan bertambah
seiring kedalaman.
(b) Gelas styrofoam berukuran 200 ml
diturunkan kedalam samudera
pada kedalaman 750 m dan 1500
m. Pertambahan tekanan di
segala arah yang dialami oleg
gelas tersebut menyebabkan
berkurangnya volume namun
dengan tetap mempertahankan
bentuk dasarnya.

Faktor Tekanan

shddin 2008

Selain tekanan litostatis, batuan


juga mengalami stress
diferensial (directed pressure)
akibat proses deformasi batuan
selama pembentukan
pegunungan.

Granit
Ketika tekanan diterima secara
non-homogen, satu dimensi
akan menerima stress lebih
besar dari yang lain.
Gneiss

Faktor Tekanan

shddin 2008

Rekristalisasi mineral
dalam stress diferensial
selalu berhubungan
dengan minimalisasi
energi dan pertumbuhan
yang tegaklurus terhadap
arah stress maksimum.

Faktor Tekanan

shddin 2008

Mineral pada batuan


granit mengkristal
dari larutan magma
tanpa dipengaruhi
oleh tekanan. Kristal
mineral tumbuh
bebas ke segala
arah.
Mineral mika pada
batuan gneiss
tumbuh tegak lurus
terhadap arah stress
maksimum. Granit
termetamorfosa dan
mengembangkan
foliasi menjadi
gneiss.

Faktor Tekanan

shddin 2008

Tekanan diferensial
bersifat tidak merata
ke segala arah,
menyebabkan batuan
mengalami distorsi,
seperti garnet
terpuntir pada gambar
di samping.

Faktor Temperatur

shddin 2008

Panas merupakan agen metamorfisme yang penting karena


fungsinya untuk meningkatkan kecepatan reaksi kimia yang akan
menghasilkan mineral baru.
Panas didalam proses metamorfisme berasal dari 2 sumber:
1. Tubuh magma intrusif
2. Gradien geotermal akibat penimbunan (~250C/km)

Faktor Fluida

shddin 2008

Dalam proses metamorfisme, fluida berupa air (H2O) hampir


selalu hadir dalam jumlah bervariasi diantara butiran mineral atau
di lubang pori bebatuan. Fluida tersebut, yang umumnya
mengandung ion terlarut, mempercepat proses metamorfisme
dengan cara meningkatkan kecepatan reaksi kimia.
Ada 3 sumber air yang terlibat dalam proses metamorfisme:
1. Air terjebak didalam pori batuan ketika batuan tersebut
terbentuk.
2. Cairan volatil dari magma.
3. Hasil proses dehidrasi dari mineral jenuh air seperti gipsum
(CaSO4.H2O).

Faktor Fluida

shddin 2008

Reaksi air dengan batuan sekitar juga bisa membentuk mineral


baru dalam kondisi tekanan dan temperatur tertentu, seperti:
2Mg2SiO4 + 2H2O Mg3Si2O5(OH)4 + MgO
Olivine
Air
Serpentin
terbawa dalam
larutan

Jenis Metamorfisme

shddin 2008

Dikenal 3 jenis metamorfisme:


1. Metamorfisme kontak, dimana panas magmatik dan fluida
sangat berperan,
2. Metamorfisme dinamik, yang dihasilkan oleh tekanan tinggi
selama deformasi batuan, dan
3. Metamorfisme regional, umumnya terbentuk pada daerah yang
luas dan terkait dengan proses pembentukan pegunungan.
Seringkali batas ketiganya tidak begitu tegas, tergantung pada
agen metamorfisme mana yang paling dominan.

Metamorfisme Kontak

shddin 2008

Metamorfisme kontak berlangsung ketika suatu tubuh magma


merubah batuan yang telah ada disekelilingnya.
Faktor-faktor yang penting:
1. Temperatur mula-mula tubuh magma (secara tidak langsung
terkait komposisi: magma basa lebih panas dibandingkan
magma asam),
2. Ukuran intrusi,
3. Kandungan fluida magma dan/atau batuan disekelilingnya.
Seringkali pada fase akhir pendinginan, ketika suatu tubuh intrusi
magma mulai mengkristal, sejumlah besar fluida panas
dilepaskan. Larutan fluida tersebut bereaksi dengan batuan
disekelilingnya dan menghasilkan mineral-mineral metamorfik
baru. Proses ini lazim disebut alterasi hidrotermal dan seringkali
menghasilkan mineral bernilai ekonomis tinggi.

Metamorfisme Kontak

shddin 2008

Pengaruh temperatur suatu intrusi terhadap batuan


disekelilingnya dan reaksi kimia yang dihasilkannya menghasilkan
zona konsentris yang disebut aureoles.

shddin 2008

Metamorfisme Dinamik

Metamorfisme dinamik terjadi akibat pergerakan patahan dimana


batuan terkena tekanan diferensial yang tinggi di sepanjang zona
patahan.
Batuan hasil metamorfisme dinamik adalah milonit, bersifat keras,
padat, berbutir halus dan dicirikan oleh laminasi tipis.

Sayatan tipis
Foto singkapan

Metamorfisme Regional

shddin 2008

Hampir sebagian besar batuan metamorf dihasilkan oleh proses


jenis ini, yang umumnya terjadi di sepanjang batas lempeng
konvergen.
Proses ini membentuk gradasi intensitas metamorfisme dari
daerah yang terkena tekanan dan temperatur tinggi menuju
daerah yang hanya terkena tekanan dan temperatur rendah.
Tingkatan metamorfisme tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan
mineral indeks.
Contohnya:
Mineral indeks dalam proses metamorfisme pada batuan yang
kaya-lempung:
klorit biotit garnet staurolit kyanit silimanit
(200OC)

(>500OC)

Metamorfisme Regional

shddin 2008

Perubahan mineral indeks


relatif terhadap tekanan dan
temperatur dalam
metamorfisme regional pada
batuan serpih.

Metamorfisme Regional

shddin 2008

Kurva keseimbangan Al2SiO5

Andalusit

Kyanit

Silimanit

Metamorfisme Regional

shddin 2008

Klasifikasi Batuan Metamorf

shddin 2008

10

Klasifikasi Batuan Metamorf

shddin 2008

Nama batuan metamorf dapat mengacu pada protolith (batuan


asal) atau pada tingkatan metamorfisme.
Mineral baru yang lebih besar dari mineral sekitarnya disebut
porfiroblas (porphyroblasts).

Klasifikasi Batuan Metamorf

shddin 2008

Sekis, difoto tegaklurus bidang foliasi, memperlihatkan lineasi


kristal biotit (porfiroblas).

11

shddin 2008

Klasifikasi Batuan Metamorf

Muskovit

Garnet
Biotit
Kuarsa

Sayatan tipis dari sekis (slide sebelumnya) yang dipotong


tegaklurus bidang foliasi. Porfiroblas garnet berbentuk butiran
sedangkan biotit berbentuk pipih dan ikut membentuk foliasi dan
lineasi. Matriks tersusun oleh kuarsa dan muskovit.

Tekstur Batuan Metamorf

Sekis mika (tekstur foliasi)

shddin 2008

Kuarsit (tekstur nonfoliasi)

Kedua foto diatas adalah foto sayatan tipis dengan diameter


3 mm.

12

Contoh Batuan Metamorf

Slate: batuan metamorfik


terfoliasi yang berbutir halus.
Bidang foliasi umumnya
memotong bidang perlapisan
batuan asal.

Schist: batuan metamorfik


terfoliasi kuat dengan
kandungan mineral pipih yang
melimpah, umumnya terdiri dari
mineral muskovit atau khlorit.

Contoh Batuan Metamorf

Gneiss: bidang foliasinya


disusun oleh perselangselingan lapisan berwarna
terang (umumnya mineral
feldspar dan kuarsa) dan
lapisan berwarna gelap
(mineral silika basa).

shddin 2008

shddin 2008

Quartzite: batuan metamorfik


non-foliasi yang berasal dari
batupasir kaya kuarsa.

13

Contoh Batuan Metamorf

Metaconglomerate: seringkali
memperlihatkan butiran yang
terlonjongkan.

Marble: batugamping yang


mengalami rekristalisasi
selama proses metamorfisme,
banyak mengandung mineral
kalsit.

Metamorfisme Progresif pada Shale


shale

schist

shddin 2008

shddin 2008

slate

phyllite

14

shddin 2008

Transisi dari Shale menjadi Slate

Kedua batuan berbutir sangat halus. Metamorfisme dan deformasi


menyebabkan mineral lempung rekristalisasi menjadi mika dan
reorientasi dalam bidang planar membentuk slaty cleavage.
shale

slate

1 mm

1 mm

Slaty Cleavage

shddin 2008

Slaty cleavage umumnya tidak sejajar


terhadap bidang perlapisan.

15

shddin 2008

Transisi dari Slate menjadi Phyllite

Mika terus rekristalisasi dan tumbuh membesar (meski belum


tampak tanpa alat bantu visual). Tekstur batuan menjadi tidak
planar sempurna. Phyllite dalam contoh setangan tampak
bergelombang dan bercahaya.
slate

phyllite

1 mm

1 mm

Transisi dari Phyllite menjadi Schist

shddin 2008

Proses rekristalisasi membuat mika, kuarsa dan feldspar


berukuran cukup besar untuk tampak dalam contoh setangan.
Batuan terfoliasi sangat kuat karena dominasi mika dan umumnya
memiliki porfiroblas garnet dan silika alumina.
phyllite

1 mm

schist

1 mm

16

Transisi dari Schists menjadi Gneiss

shddin 2008

Pada tekanan dan temperatur yang tinggi, mika mulai berubah


dan membentuk mineral garnet, feldspar dan silika alumina.
Proses tersebut dipengaruhi pula oleh perbedaan mekanika
antara mika dan kuarsa + feldspar yang menghasilkan pita-pita
gneiss.
gneiss

schist

1 mm

1 cm

Metamorfisme Progresif pada Shale

shddin 2008

17

Protolith

shddin 2008

Kuarsit dihasilkan oleh metamorfisme pada batupasir kuarsa.

Marmer dihasilkan oleh metamorfisme pada batugamping.

Batugamping vs Marmer

shddin 2008

Hampir semua batugamping berwarna suram sedangkan marmer


cerah dengan beberapa cerat warna.
Warna suram pada batugamping berasal dari material klastik
(lempung) pengotor dan material organik. Proses metamorfisme
menghilangkan material organik (sebagai volatil), mencerahkan
warna batuan, dan lempung terkristalisasi menjadi mineral baru
dengan pola cerat.

18

Batupasir vs Kuarsit

shddin 2008

Mengapa kuarsit lebih keras daripada batupasir?


Batupasir

Kuarsit

Batupasir vs Kuarsit

shddin 2008

Butiran dalam batupasir direkatkan


oleh semen, yang biasanya lemah.
Ketika terkena proses
metamorfisme, yang pertama
hilang adalah semen.

Selanjutnya, butiran menjadi seperti terlas-kan, menjadikannya kerangka padat


yang saling mengunci.

19

Preservasi Struktur Protolith

shddin 2008

meta-shale

meta-sandstone

Metamorfisme terhadap perselingan shale dan batupasir ini masih


memperlihatkan struktur sedimen.

Metakonglomerat

shddin 2008

Dalam stress yang sangat tinggi, semua material akan


terdeformasi, termasuk fragmen-fragmen dalam konglomerat.

20

Metakonglomerat

shddin 2008

Batuan yang berbeda jenis memiliki respon yang berbeda


terhadap stress. Fragmen granit masih tetap bulat, sedangkan
fragmen klastika volkanik menjadi memanjang.

Protolith Batuan Beku

shddin 2008

Pada metamorfisme derajat rendah, gelas dan feldspar dalam


batuan volkanik akan rekristalisasi menjadi klorit (mika hijau),
dimana batuan yang dihasilkan disebut greenstone.
Pada metamorfisme derajat menengah hingga tinggi, batuan
beku basa (ekstrusif dan intrusif) menghasilkan batuan metamorf
berbutir kasar yang disebut sebagai amfibolit (amphibolite).
Amfibolit sebetulnya adalah gneiss yang didominasi oleh mineral
amfibol. Pada derajat tinggi, amfibolit juga mengandung garnet.
Batuan beku menengah dan asam yang berbutir kasar akan
rekristalisasi membentuk gneiss, yang teksturnya mirip dengan
gneiss produk metamorfisme tingkat tinggi dari shale.

21

Greenstone

shddin 2008

Plagioklas feldspar (p) sebelumnya kaya Ca namun


rekristalisasi menjadi kaya Na dalam matriks (m) klorit, mineral
mika Mg yang berukuran lempung.

Formasi Catoctin,
Virginia,
~570 Myr old
basaltic lava.

Amfibolit

shddin 2008

Greenstone yang mengalami metamorfisme pada tingkatan lebih


tinggi akan menjadi amfibolit.

22

Protolith Batuan Beku di Zona Subduksi

shddin 2008

Zona subduksi adalah tempat eksklusif untuk mendapatkan


metamorfisme tekanan tinggi dalam temperatur rendah. Batuan
beku basalt yang menyusun kerak samudera akan berubah
pertama menjadi sekis biru, kemudian menjadi eklogit (berbutir
kasar tersusun oleh piroksen (jade) dan garnet).

blueschist: low T, high P

eclogite: high T, very high P

Urat Kuarsa

shddin 2008

Seperti pada pelapukan kimiawi, reaksi metamorfisme seringkali


menghasilkan kelebihan Si. Silika tersebut bergerak sebagai
fluida melalui batuan hingga mendingin dan membentuk urat
(veins) yang tersusun oleh kuarsa.

pada marmer

pada sekis, kemudian terlipat


oleh deformasi berikutnya

23

Korundum

shddin 2008

Gneiss dari protolith kaya alumina


dapat mengandung mineral
korundum (Al2O3).
Korundum berwarna merah
disebut rubi, bila berwarna biru
disebut safir. Selain sebagai
batumulia, mineral ini berfungsi
sebagai amplas (penghalus)

Migmatit

shddin 2008

Migmatite: merupakan metamorfisme derajat tinggi yang


menghasilkan campuran antara batuan metamorf (warna gelap)
dan batuan beku granit (warna cerah). Diduga migmatit terbentuk
ketika tekanan dan temperatur cukup tinggi untuk menyebabkan
partial melting.

24

Migmatit

shddin 2008

Fasies Metamorfisme

shddin 2008

25

Fasies Metamorfisme

Fasies greenschist merupakan


ciri metamorfisme regional
derajat rendah yang umumnya
terjadi di dasar samudera.
Warna hijau dihasilkan oleh
klorit, talk, serpentin dan epidot.

shddin 2008

Fasies blueschist lazim


terbentuk di zona penunjaman.
Mineral berwarna biru adalah
amfibol yang stabil pada
tekanan tinggi dan temperatur
rendah.

Metamorfisme dan Tektonika Lempeng

shddin 2008

26

06. Waktu Geologi dan


Geokronologi
MFS 1810
Salahuddin Husein

Jurusan Teknik Geologi


Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
2008

Pendahuluan

shddin 2008

Pendahuluan

shddin 2008

Konsep waktu (yang benar) ditemukan di Edinburgh pada


dekade 1770-an oleh sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh
James Hutton.
Mereka menantang konsep waktu konvensional yang telah ada
di sepanjang sejarah hidup manusia, yang menyatakan bahwa
unit waktu terukur adalah rentang hidup manusia dan bahwa
umur planet Bumi hanya 6000 tahun (yang dihitung oleh Uskup
Ussher berdasarkan kronologi alkitab).
Hutton dan kawan-kawan telah mempelajari batuan di sepanjang
pesisir Skotlandia dan menyimpulkan bahwa setiap formasi
batuan, betapapun tua, adalah hasil erosi dari batuan lain, yang
jauh lebih tua.

Pendahuluan

shddin 2008

Penemuan Hutton dkk memperlihatkan bahwa waktu terentang


sangat jauh melebihi manusia mampu bayangkan. Penemuan
tersebut merubah cara pandang manusia terhadap Bumi, planet,
bintang, dan juga terhadap kehadiran manusia itu sendiri.
Sesungguhnya, konsep waktu yang berdasarkan observasi
formasi batuan tersebut berakar dari prinsip paling dasar dalam
ilmu Geologi, yaitu prinsip keseragaman (uniformitarianisme),
yang menjadi dasar Geologi modern.

Konsep-Konsep tentang Waktu Geologi

shddin 2008

Pendapat paling dominan sebelum abad ke-18 dimiliki oleh


kelompok gereja berdasarkan kajian tekstual terhadap alkitab,
mereka menyatakan umur Bumi tidak lebih tua dari 6.000 tahun.
Penciptaan Bumi dan segala isinya dalam waktu sedemikian
singkat dipercaya melibatkan proses katastropis. Pendapat ini
lazim disebut sebagai teori penciptaan.
Salah seorang ilmuwan pendukung teori penciptaan adalah
Baron Georges Cuvier (1769-1832). Pengamatannya terhadap
kumpulan fosil pada setiap lapisan batuan dianggapnya sebagai
bukti adanya peristiwa bencana alam bersifat katastropis yang
memusnahkan setiap makhluk hidup di setiap kurun waktu
tertentu.

Konsep-Konsep tentang Waktu Geologi

shddin 2008

Upaya ilmiah untuk menentukan umur Bumi telah dilakukan oleh


beberapa ilmuwan. Georges Louis de Buffon (1707-1788)
menyatakan Bumi mendingin perlahan-lahan dari suatu bola
panas. Dengan membuat percobaan laboratorium dengan
beberapa bola besi berbagai diameter dan dibiarkan dingin
mengikuti temperatur kamar, de Buffon melakukan ekstrapolasi
terhadap diameter Bumi sesungguhnya dan menentukan usia
Bumi sekitar 75.000 tahun.
Sekelompok ilmuwan lainnya pada paruh abad ke-18
menghitung kecepatan pengendapan berbagai sedimen dan
melakukan ekstrapolasi terhadap ketebalan batuan sedimen
yang diketahui saat itu, menghasilkan rerata umur Bumi sekitar 1
juta tahun.

Konsep-Konsep tentang Waktu Geologi

shddin 2008

John Joly, seorang geolog Irlandia, pada abad ke-19 berasumsi


bahwa air laut pada mulanya bersifat tawar namun kemudian
menjadi asin akibat mineral garam yang dibawa oleh sungai.
Dengan menghitung volume seluruh airlaut yang ada di Bumi,
dia menentukan waktu 90 juta tahun untuk lautan mencapai
kadar salinitas saat ini, yang kemudian dianggap sebagai umur
Bumi.
Pada tahun 1785, James Hutton (1726-1797), seorang geolog
Skotlandia, berdasarkan studi detail terhadap singkapan batuan
dan proses alam yang tengah berlangsung saat itu,
mengemukakan prinsip keseragaman (uniformitarianisme).
Konsep tersebut menyatakan proses geologi yang sama telah
bekerja pula pada waktu lampau, dan Hutton menuliskannya
sebagai we find no vestige of a beginning, and no prospect of
an end. Keunggulan prinsip ini lah yang mengantarkan Hutton
sebagai Bapak Geologi Modern.

Konsep-Konsep tentang Waktu Geologi

shddin 2008

Pada tahun 1830, Charles Lyell, seorang murid James Hutton,


menerbitkan buku Principles of Geology. Konsep keseragaman
menjadi diterima secara luas oleh kalangan ilmuwan dan usia
Bumi yang sangat tua diterima oleh masyarakat. Kelak, buku
tersebut juga sangat mempengaruhi teori evolusi yang
dikembangkan oleh Charles Darwin pada tahun 1859.
Lord Kelvin (1824-1907), seorang fisikawan Inggris yang sangat
dihormati, pada tahun 1866 mengklaim telah mematahkan
fondasi uniformitarianisme geologi. Beranjak dari asumsi umum
bahwa Bumi berawal dari sebuah bola panas, Kelvin
menghitung usia terbentuknya Bumi berdasarkan suhu leleh
batuan, dimensi Bumi dan koefisien pendinginan. Dia
menyatakan umur Bumi tidak mungkin lebih tua dari 100 juta
tahun. Pendapat Kelvin membuat masyarakat ilmuwan terbelah,
antara mendukung konsep Hutton atau menerima kalkulasi
Kelvin (yang tampak sangat logis).

Konsep-Konsep tentang Waktu Geologi

shddin 2008

Pada akhirnya, kampanye Kelvin selama 40 tahun harus


berakhir dengan ditemukannya unsur radioaktif di penghujung
abad ke-19. Materi radioaktif dipercaya menjaga panas internal
Bumi relatif konstan. Penemuan radioaktif tersebut sekaligus
membuat para geolog dapat menghitung umur batuan secara
mutlak dan menemukan bahwa Bumi memang sangat tua!

Pendekatan Waktu Geologi

shddin 2008

Para geolog menggunakan dua pendekatan berbeda untuk


menentukan waktu geologi, yaitu:
1. Penanggalan relatif (relative dating) yang menempatkan
berbagai peristiwa geologi dalam urutan kronologis
berdasarkan posisinya dalam rekaman data geologi.
2. Penanggalan mutlak (absolute dating) menggunakan berbagai
teknik dan hasilnya dinyatakan dalam angka tahun sebelum
sekarang. Yang paling lazim adalah penanggalan radiometrik
dengan menggunakan unsur-unsur radioaktif di dalam
batuan.

Penanggalan Relatif

shddin 2008

Sebelum berkembangnya teknik penanggalan radiometrik, para


geologi tidak memiliki cara untuk menentukan umur mutlak dan
hanya berpegang kepada metode penanggalan relatif.
Penanggalan relatif menempatkan berbagai proses geologi dalam
urutan kronologis tertentu, metode ini tidak dapat mengetahui
kapan suatu proses terjadi di masa lampau.
Ada 6 prinsip yang dipergunakan dalam penanggalan relatif:
1. Superposition
2. Original horizontality
3. Lateral continuity
4. Cross-cutting relationship
5. Inclusion
6. Fossil succession

Penanggalan Relatif

shddin 2008

1. Prinsip superposition (Nicolas Steno, 1638-1686): dalam suatu


urutan batuan sedimen yang belum terganggu, batuan yang
paling tua diendapkan paling bawah sedangkan batuan yang
paling muda diendapkan paling atas.
2. Prinsip original horizontality (Nicolas Steno, 1638-1686): dalam
proses sedimentasi, sedimen diendapkan sebagai lapisan
horisontal.
3. Prinsip lateral continuity (Nicolas Steno, 1638-1686): sedimen
melampar secara horisontal ke segala arah hingga menipis dan
berakhir di tepi cekungan pengendapan.

Penanggalan Relatif

shddin 2008

4. Prinsip cross-cutting relationship (James Hutton, 1726-1797):


intrusi batuan beku atau patahan harus lebih muda daripada
batuan yang diintrusi atau yang terpatahkan.
5. Prinsip inclusion: suatu inklusi (fragmen suatu batuan didalam
tubuh batuan lain) harus lebih tua daripada batuan yang
mengandungnya tersebut.
6. Prinsip fossil succession (William Smith, 1769-1839): fosil yang
ada di lapisan paling bawah lebih tua daripada fosil pada
lapisan paling atas.

shddin 2008

Principles of Cross-cutting Relationship and Inclusions

(a) Aliran lava (lapisan 4)


membakar lapisan
dibawahnya, dan lapisan 5
mengandung inklusi dari
aliran lava, sehingga
lapisan 4 lebih muda dari
lapisan 3 namun lebih tua
dari lapisan 5 dan 6.
(b) Lapisan batuan dibawah
dan diatas sill (lapisan 3)
terbakar, menunjukkan
bahwa sill tersebut lebih
muda daripada lapisan 2
dan 4, namun umur lapisan
5 terhadap sill tidak dapat
ditentukan.

shddin 2008

Principles of Cross-cutting Relationship and Inclusions

(a) Granit lebih muda daripada batupasir karena batupasir


terpanggang pada bidang kontaknya dengan granit dan granit
mengandung inklusi batupasir.
(b) Inklusi granit didalam batupasir menunjukkan granit lebih tua
daripada batupasir.

Principle of Faunal Succession

shddin 2008

William Smith
mempergunakan fosil
untuk mengidentifikasi
perlapisan yang sama
umurnya dari
berbagai lokasi
terpisah, kelak
metode ini dikenal
sebagai prinsip faunal
succession.

Ketidakselarasan

shddin 2008

Siccar Point, Berwickeshire, Skotlandia tenggara.


Disinilah James Hutton, James Hall dan John Playfair pada tahun
1788 menemukan prinsip ketidakselarasan.

Ketidakselarasan

shddin 2008

Waktu geologis bersifat menerus/kontinyu, namun informasi


dimana waktu tersebut didapatkan berasal dari rekaman batuan
yang bersifat tidak menerus/diskontinyu.
Bidang ketidakmenerusan dalam urutan batuan yang
menunjukkan terganggunya proses sedimentasi dalam waktu
yang cukup lama disebut sebagai bidang ketidakselarasan
(unconformity).
Waktu geologi yang hilang dari rekaman batuan, karena tidak
adanya pengendapan batuan, disebut sebagai hiatus.
Sehingga bidang ketidakselarasan bisa juga disebut sebagai
bidang dimana tidak adanya pengendapan (non-deposisi) atau
erosi yang memisahkan batuan yang lebih muda terhadap
batuan yang lebih tua.

Ketidakselarasan

shddin 2008

Ketidakselarasan

shddin 2008

Terdapat 3 jenis ketidakselarasan:


1. Disconformity (antara 2 unit batuan sedimen yang paralel)
2. Angular unconformity (antara 2 unit batuan sedimen yang
menyudut)
3. Nonconformity (antara batuan kristalin dan batuan sedimen)

10

Disconformity

shddin 2008

Angular Unconformity

shddin 2008

11

Nonconformity

shddin 2008

Menerapkan Prinsip Penanggalan Relatif

shddin 2008

12

Menerapkan Prinsip Penanggalan Relatif

shddin 2008

Korelasi

shddin 2008

13

Penanggalan Mutlak

shddin 2008

Pada tahun 1896, Henri Bacquerel (1852-1908) menemukan


unsur radioaktif di alam.
Pada tahun 1903, Pierre dan Marie Curie menemukan proses
peluruhan radioaktif.
Lord Rutherford (1871-1937) yang pertamakali mengetahui
kegunaan peluruhan radioaktif untuk menentukan penanggalan
geologis secara mutlak.

Penanggalan Mutlak

shddin 2008

Prinsip dasar metode ini adalah menggunakan peluruhan


radioaktif dari isotop unsur beberapa mineral yang terdapat
didalam batuan, yang tingkat kecepatan peluruhan telah
diketahui dalam satuan waktu-paruh (half-life), yaitu jumlah
waktu yang diperlukan untuk merubah separuh inti isotop,
dengan cara membandingkan jumlah atom unsur yang tersisa
(parent isotope) dengan atom unsur yang dihasilkan oleh proses
peluruhan tersebut (daughter isotope).
Pengukuran waktu paruh ditentukan di laboratorium. Dari
sampel batuan, geolog hanya menentukan rasio isotop indukanak (parent-daughter ratio) dengan alat bernama mass
spectrometer.

14

Isotop

shddin 2008

Sebuah atom karbon memiliki nomer atom 6 dan nomer massa


atom 12, 13, atau 14, tergantung pada jumlah neutron didalam
intinya.

Meskipun hampir semua isotop dari 92 unsur alam bersifat stabil,


namun sebagian kecil justru bersifat tidak stabil dan secara
spontan luruh kedalam bentuk isotop yang lebih stabil.

Jenis-jenis Peluruhan Radioaktif

shddin 2008

15

Peluruhan Radioaktif

shddin 2008

Uranium 238 meluruh menjadi stabil sebagai timbal 206 melalui


delapan peluruhan alfa dan 6 peluruhan beta.

Waktu Paruh

shddin 2008

(A) Hampir semua proses


peluruhan alamiah berjalan
secara linear. Jika pasir
luruh dalam waktu 1 jam,
maka seluruhnya akan
habis dalam waktu 2 jam.
(B) Peluruhan radioaktif
berjalan secara
eksponensial. Jika -nya
meluruh dalam waktu 1 jam,
maka dari sisanya (atau
) akan meluruh dalam 2
jam. Proses ini
diekspresikan dengan istilah
waktu paruh (half-life),
dalam contoh ini adalah 1
jam.

16

Waktu Paruh

shddin 2008

(a) Magma mengandung atom stabil dan atom radioaktif.


(b) Ketika magma mendingin dan mengkristal, sebagian atom
radioaktif bergabung kedalam mineral. Pada kondisi ini,
mineral tersebut mengandung 100% isotop induk dan 0%
isotop anak.
(c) Setelah satu waktu paruh terlewati, 50% isotop induk meluruh
menjadi 50% isotop anak yang lebih stabil.

Waktu Paruh

shddin 2008

17

Ketidakpastian dalam Penanggalan Radioaktif

shddin 2008

Penanggalan radioaktif yang paling akurat umumnya pada


batuan beku, karena mineral hasil kristalisasi magma hanya
mengandung isotop induk saja, sedangkan isotop anak jika telah
terbentuk tidak akan masuk kedalam sistem kristal karena
perbedaan ukuran.
Sehingga yang terukur betul-betul waktu kristalisasi mineral
yang mengandung isotop radioaktif, bukan waktu terbentuknya
isotop tersebut.

Ketidakpastian dalam Penanggalan Radioaktif

shddin 2008

Penanggalan radioaktif pada batuan sedimen tidak dapat


dilakukan, karena yang terukur hanyalah waktu terbentuknay
mineral, bukan waktu berlangsungnya sedimentasi.
Pengecualian berlaku pada mineral glaukonit, suatu mineral
berwarna hijau yang mengandung isotop potassium 40 yang
akan meluruh menjadi argon 40. Glaukonit terbentuk di
lingkungan laut hasil reaksi kimia dengan mineral lempung
selama proses diagenesa ketika litifikasi.
Meskipun demikian, karena argon adalah gas, maka isotop anak
argon 40 biasanya hilang menguap dari mineral. Sehingga
penanggalan pasangan potassium 40/argon 40 pada glaukonit
harus dipandang sebagai umur minimal.

18

Ketidakpastian dalam Penanggalan Radioaktif

shddin 2008

Umur mutlak
batuan sedimen
dapat diperkirakan
dari penanggalan
mutlak batuan
beku yang ada
didekatnya.

Ketidakpastian dalam Penanggalan Radioaktif

shddin 2008

Penanggalan radioaktif pada batuan metamorf harus dilakukan


dengan sangat berhati-hati. Panas yang terjadi selama
metamorfisme umumnya menyebabkan isotop anak keluar dari
sistem yang ada. Bila semua isotop anak keluar dan yang tersisa
hanya isotop induk, maka rasio yang terukur kemudian adalah
cerminan waktu metamorfisme, bukan waktu kristalisasi mineral.
Namun bila tidak semua isotop anak keluar selama
metamorfisme, maka hasil penanggalan akan menjadi tidak
akurat.

19

Ketidakpastian dalam Penanggalan Radioaktif

shddin 2008

Untuk menjamin penanggalan radiometrik yang akurat, maka


sampel harus:
- segar
- tidak lapuk
- tidak pernah terkena tekanan dan temperatur tinggi
- selalu lakukan uji silang dengan isotop lainnya (misal uranium
235/timbal 207 dengan uranium 238/timbal 206; hasil rasio
keduanya harus mendekati).

Ketidakpastian dalam Penanggalan Radioaktif

shddin 2008

Pengaruh metamorfisme
terhadap akurasi penanggalan
radioaktif:
(a) Mineral ketika terkristal
pada 700 jtl.
(b) Mineral ketika 400 jtl.
(c) Proses metamorfisme
pada 350 jtl menyebabkan
seluruh isotop anak keluar
dari mineral.
(d) Penanggalan pada saat ini
hanya mendapatkan umur
metamorfisme, bukan
umur kristalisasi.

20

Penanggalan Jejak Fisi (Fission Track)

shddin 2008

Pemancaran partikel atom dari peluruhan uranium dalam suatu


mineral dapat menyebabkan rusaknya struktur kristal yang ada.
Dampak kerusakan akan tampak sebagai jejak mikroskopis
linear yang hanya tampak apabila mineral dikenai asam
hidrofluorik.
Umur sampel ditentukan berdasarkan jumlah jejak fisi dan
jumlah uranium: semakin tua sampel, semakin besar jumlah
jejak fisi.
Metode ini efektif untuk kisaran 40.000 hingga 1,5 juta tahun.
Problem kemungkinan muncul apabila batuan terkena
temperatur tinggi dimana struktur kristal yang rusak dapat
diperbaiki dan jejak fisinya akan hilang. Umur yang didapat akan
jauh lebih muda dari yang seharusnya.

Penanggalan Jejak Fisi (Fission Track)

shddin 2008

Jejak fisi
(panjangnya
16 m) dalam
kristal apatit
dari batuan
beku.

21

Penanggalan Radiokarbon

shddin 2008

Karbon memiliki 3 isotop,


yaitu karbon 12, 13 dan
14. Hanya karbon 14 yang
bersifat radioaktif.
Karbon 14 memiliki waktu
paruh 5.730 30 tahun.
Praktis untuk sampel
berumur >70.000 tahun.
Penanggalan radiokarbon
berdasarkan rasio karbon
14 terhadap karbon 12
dan umumnya
dipergunakan untuk sisasisa makhluk hidup.

Penanggalan Radiokarbon

shddin 2008

Produksi karbon 14 di atmosfer tidaklah konstan di sepanjang


waktu, sehingga perbandingan karbon 14/karbon 12 juga tidak
konstan.
Penanggalan radiokarbon kemudian dikoreksi dengan metode
penanggalan lainnya, seperti penanggalan cincin pohon,
sebagaimana pada diagram diatas.

22

shddin 2008

Penanggalan Cincin Pohon (Tree-Ring Dating)

Usia sebuah pohon dapat ditentukan dengan menghitung jumlah


cincin pertumbuhan yang ada pada pokok pohon bagian bawah.
Setiap cincin mencerminkan masa pertumbuhan satu tahun.
Perbedaan lebar setiap cincin dapat dipergunakan sebagai kunci
untuk mencocokkan usia pertumbuhan dari berbagai pohon.
Prosedur mencocokkan pola cincin dari berbagai pohon di suatu
tempat disebut sebagai penanggalan silang (cross-dating).
Dengan mengkorelasikan sekuen cincin pohon yang sudah
teridentifikasi dari pohon yang masih hidup hingga sisa-sisa
pohon yang telah mati, suatu skala waktu dapat dibuat hingga
14.000 tahun silam.
Metode ini sangat berguna untuk penanggalan peristiwa geologi
muda.

shddin 2008

Penanggalan Cincin Pohon (Tree-Ring Dating)

Dengan metode cross-dating, pola cincin-pohon dari berbagai


pohon dan kayu dapat saling dicocokkan untuk membuat
kronologi lebar cincin.

23

Skala Waktu Geologi

shddin 2008

Beberapa Bukti Pendukung

shddin 2008

Pertanyaan tentang umur Bumi sesungguhnya juga pertanyaan


tentang usia Matahari dan benda-benda angkasa lainnya,
karena diyakini semuanya terbentuk bersamaan dari material
debu jagad semesta.
Para ahli astronomi telah menghitung rasio mula-mula hidrogen
dan helium di dalam Matahari dan jumlahnya kini,
memperkirakan usia Matahari sekitar 4,6 milyar tahun.
Meteorit yang jatuh ke Bumi menunjukkan sebagian dari mereka
(dan yang tertua) terbentuk sekitar 4,5 milyar tahun lalu.
Batuan yang dibawa dari Bulan menunjukkan usia paling tua
sekitar 4,53 milyar tahun lalu.

24

Beberapa Bukti Pendukung

shddin 2008

Material tertua di Bumi adalah butiran zircon dari Australia Barat


yang berumur 4,4 milyar tahun lalu.
Batuan tertua di Bumi adalah gneiss Acasta berusia 4,0 milyar
tahun lalu dari Kanada baratlaut.
Tanpa mengembangkan konsep waktu geologis, seorang
mahasiswa geologi tidak akan mampu memahami arti besar dari
proses geologi yang berjalan sangat lambat, seperti pelapukan
dan pelarutan. Arti dari proses-proses tersebut tidak dapat
hanya dilihat dari jangkauan waktu yang dialami indera manusia,
yang hanya mengenal hari, minggu, tahun dan pergantian
musim.

Mineral Tertua Planet Bumi

shddin 2008

Kristal zirkon dari batupasir yang ditemukan di Australia Barat,


berumur 4.4 milyar tahun (hanya 100-200 juta tahun setelah
planet Bumi terbentuk!).

25

Batuan Tertua Planet Bumi

shddin 2008

Gneiss Acasta di Kanada baratlaut terbentuk 4,0 milyar tahun lalu.

Skala Waktu Geologi

shddin 2008

Namun bagaimana
memahami dan
mengapresiasi
skala waktu
milyaran tahun
tersebut kedalam
perspektif
manusiawi kita?
Salah satunya
adalah dengan
mempergunakan
jam tangan geologi
ini. Kehadiran kita
hanyalah 17 detik
terakhir saja

26

shddin 2008

Sejarah Bumi (Kita adalah Penghuni Terakhir?)

27

Anda mungkin juga menyukai