Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA IBU
POST PARTUM PRIMIPARA DENGAN TATA CARA MEMANDIKAN
NEONATUS 0-7 HARI
Oleh : Dian Windya Agustin
Dibawah bimbingan:
Silvia Mona, S,ST., M.Biomed dan Derry Trisna Wahyuni S, S.SiT., M.Kes
ABSTRAK
Angka Kematian Bayi di Indonesia masih tinggi, penyebab kematian bayi baru
lahir dengan asfiksia neonatorum (27%) dan hipotermi (7%) maka perlu
diperhatikan status gizi ibu, kehangatan pada bayi, adanya tenaga kesehatan yang
terampil dapat memberikan resusitasi pada bayi dengan asfiksia neonatorum dan
hipotermi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan
Dan Dukungan Keluarga Ibu Postpartum Primipara Dengan Tata Cara
Memandikan Neonatus 0-7 Hari. Penelitian ini bersifat survei analitik dengan
pendekatan cross sectional menggunakan data primer dengan membagikan
kuesioner dan data sekunder dari catatan bidan. Penelitian ini dilakukan pada
bulan April-Mei di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Sei Panas Kota Batam tahun
2015 dengan populasi sebanyak 57 responden dan yang ada sebanyak 30
responden. Dari hasil penelitian terdapat 13 responden (43,3%) yang
berpengetahuan baik memiliki tata cara memandikan neonatus dengan baik. Hasil
uji statistic Chi-Square didapat p=0,02 < 0,05, maka ada hubungan antara
pengetahuan dengan tata cara memandikan neonatus. Dari 17 responden (56.7%)
yang mendapat dukungan dari keluarga memiliki tata cara memandikan neonatus
dengan baik. Hasil uji statistic Chi-Square didapat p=0,02 < 0,05, maka ada
hubungan antara dukungan keluarga dengan tata cara memandikan neonatus.
Saran untuk ibu nifas agar mendapat pengetahuan dengan mengikuti penyuluhan
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan setempat. Untuk tenaga kesehatan adalah
Agar dapat memberikan penyuluhan dengan melakukan kunjungan rumah pada
ibu yang baru pertama melahirkan. Untuk institusi pendidikan agar dapat menjadi
bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dan untuk peneliti selanjutnya agar
dapat meneliti faktor-faktor lain yang terkait dengan tata cara memandikan
neonatus.
Kata Kunci

: Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Tata Cara Memandikan


Neonatus 0-7 Hari
Kepustakaan : 36 (1998-2015)
PENDAHULUAN
Bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai
alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu dengan berat

badan 2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan (Padila, 2014). Telah
terjadi penurunan angka kematian anak dalam 10-15 tahun terakhir meskipun kematian
neonatal dini dan lahir mati masih tinggi. Dari 7,7 juta kematian bayi setiap tahun dari
separuh terjadi pada waktu perinatal atau usia dibawah 1 bulan. Tiga perempat dari
kematian ini terjadi pada minggu pertama kehidupan
( Prawirohardjo, 2011)
Angka Kematian Bayi (AKB) hingga kini masih tinggi, yaitu 35 per 1.000
kelahiran hidup (WHO, 2012). Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
Tahun 2007, 55,8% dari kematian bayi terjadi pada periode neonatal, sekitar 78,5%-nya
terjadi pada umur 0-6 hari. Penyebab kematian neonatal 0-6 hari adalah gangguan
pernafasan (35,9%), prematuritas (32,4%), sepsis (12%), hipotermi(6,3%), icterus (5,6%),
post matur (2,8%) dan kelainan kongenital (1,4%). (Kementerian Kesehatan, 2010)
Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia menurut SDKI tahun 2012 adalah 35
kematian per 1000 kelahiran hidup dan kematian yang tertinggi terjadi pada periode
neonatal, dimana Angka Kematian Neonatal (AKN) sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup.
Pada tahun 2012 Angka kematian bayi tertinggi di Indonesia diduduki oleh Gorontalo dan
Papua Barat dengan jumlah kematian 67 jiwa dan 74 jiwa dari 1.283 jiwa (Profil
Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2012)
AKB Provinsi Kepulauan Riau tahun 2012 adalah 5,74/1.000 kelahiran hidup.
Angka ini menurun bila dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu 6,77/1.000 kelahiran
hidup, dan tahun 2010 yaitu 8,67/1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan kematian yang
dilaporkan tahun 2012 jumlah bayi mati adalah 297 dari 51.752 kelahiran hidup. (Profil
Kesehatan Kepulauan Riau, 2012). Menurut DINKES Batam jumlah kematian bayi di
Batam adalah 7.3 per 1000 kelahiran hidup (Dinkes, 2013).
Memandikan bayi harus menggunakan air yang hangat jika menggunakan air yang
dingin akan menakutkan mereka. Gunakan bak mandi yang khusus untuk memandikan
bayi, selalu memegang bayi secara hati-hati karena bayi akan licin saat dibasahi sehingga
ibu harus memegang bayi secara kuat tetapi harus tetap dengan kelembutan untuk
menjaga bayi agar tidak celaka, jatuh, tenggelam, air juga dapat masuk kedalam telinga
bayi, jangan memandikan bayi terlalu lama karena dapat menyebabkan perubahan suhu
tubuh bayi (hipotermi) dan air juga dapat masuk lewat hidung (Padila, 2014).
Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Wahyuningtyas (2011).
Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Primipara Tentang Cara Memandikan Bayi Di Ruang
Bersalin RSU Aisiyah Diponegoro Ponorogo. Desain penelitian ini adalah deskriptif.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu nifas primipara, Teknik sampling menggunakan
Consecutif Sampling. Sampel yang diambil adalah sejumlah 45 responden sesuai dengan
kriteria sampel. Pengumpulan data menggunakan angket tertutup dengan instrumennya
kuisioner pada pengetahuan ibu tentang perilaku cara memandikan bayi. Dari hasil
penelitian terhadap 45 responden didapatkan hasil pengetahuan cukup (56%), kurang
(14%) dan baik (6%).
Hasil penelitian Novitasari (2012) tentang Perilaku Ibu Nifas Primipara Dalam
Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Badegan Kecamatan Badegan
Kabupaten Ponorogo tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa dari hasil penelitian terhadap
10 responden didapatkan hasil perilaku negative (60%) dan perilaku positif (40%)
Hasil penelitian Widowati (2013) tentang Gambaran Pengetahuan Cara
Memandikan Bayi Baru Lahir Pada Ibu Nifas Primipara Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar responden memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 18 responden


(66,7%), dimana terdapat kasus 5 bayi (25%) mengalami infeksi kulit.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan dari 10 orang responden Ibu
nifas primipara, didapatkan hasil pengetahuan Ibu nifas primipara tentang cara
memandikan bayi 5 responden belum bisa memandikan bayinya, dan 3 responden
memiliki pengetahuan kurang, dan 2 responden tidak mendapatkan dukungan dari
keluarga
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga Ibu Post Partum Primipara
Dengan Tata Cara Memandikan Neonatus 0-7 Hari di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Sei
Panas Kota Batam Tahun 2015.
TUJUAN PENELITIAN
Diketahuinya distribusi frekuensi tentang Tata Cara Memandikan Neonatus 0-7 Hari di
BPS Wilayah Kerja Puskesmas Sei Panas Kota Batam tahun 2015. Diketahuinya
distribusi frekuensi pengetahuan Ibu Post Partum Primipara Tentang Tata Cara
Memandikan Neonatus 0-7 Hari di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Sei Panas Kota Batam
tahun 2015. Diketahuinya distribusi frekuensi Dukungan keluarga pada ibu post partum
ibu primipara Tentang Tata Cara Memandikan Neonatus 0-7 Hari di BPS Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Panas Kota Batam tahun 2015. Diketahuinya hubungan pengetahuan dan
Tata Cara Memandikan Neonatus 0-7 Hari di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Sei Panas
Kota Batam tahun 2015. Diketahuinya hubungan dukungan keluarga dan Tata Cara
Memandikan Neonatus 0-7 Hari di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Sei Panas Kota Batam
tahun 2015
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian adalah penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional
(Notoatmodjo, 2010) tentang hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga ibu post
partum primipara dengan tata cara memandikan neonatus 0-7 hari dengan pengambilan
data menggunakan kuisioner.
Penelitian dilaksanakan pada bulan April - Mei 2015 dengan populasi berjumlah 57
ibu nifas primipara di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Sei Panas Kota Batam. Sampel
dalam penelitian ini sejumlah 30 ibu nifas primipara yang memenuhi kriteria dan
sampelnya tersebut dapat mewakili semua populasi. Penelitian ini menggunakan teknik
Purposive Sampling (Notoatmojo, 2010) di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Sei Panas
Kota Batam Tahun 2015.
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner terdiri
dari 30 pertanyaan. Analisa data penelitian ini menggunakan analisis univariat dan
analisis bivariat.

Persentase

(n)

(%)

Baik

18

60

Kurang

12

40

Total

30

100

No

Tata Cara Memandikan Neonatus

1
2

HASIL PENELITIAN
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Tata Cara Memandikan Neonatus di BPS
Wilayah Kerja Puskesmas Sei Panas Kota Batam Tahun 2015

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa Frekuensi Tata Cara


Memandikan Neonatus di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Sei Panas Kota Batam yang
terdiri dari 30 responden yaitu sebanyak 18 responden (60%) memiliki tata cara
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu di BPS Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Panas Kota Batam Tahun 2015
f
Persentase
No
Pengetahuan
Sumber : Data Primer dan Sekunder, April-Mei 2015
(n)
(%)
1

Baik

16

53

Kurang

14

47

Total

30

100

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa Frekuensi Pengetahuan Ibu


di
BPS
Kerja
Sei Panas2015
Kota Batam dari 30 responden yang
Sumber : Wilayah
Data Primer
danPuskesmas
Sekunder, April-Mei
memiliki pengetahuan baik tentang tata cara memandikan neonatus sebanyak 16
responden (53%)

No

Persentase
(%)
80

Dukungan Keluarga

Mendukung

(n)
24

Tidak Mendukung

20

30

100

Total

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Ibu di BPS Wilayah Kerja


Puskesmas Sei Panas Kota Batam Tahun 2015

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat disimpulkan bahwa Frekuensi Dukungan


Keluarga Ibu di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Sei Panas Kota Batam dari 30 responden
yang mendapat dukungan dari keluarga sebanyak 24 responden (80%)
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Ibu di BPS Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Panas Kota Batam Tahun 2015
Sumber : Data Primer dan Sekunder, April-Mei 2015
Sumber : Data Primer dan Sekunder, April-Mei 2015

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat disimpulkan bahwa Frekuensi Dukungan


Keluarga Ibu di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Sei Panas Kota Batam dari 30
responden yang mendapat dukungan dari keluarga sebanyak 24 responden (80%)
Sumber : Data Primer dan Sekunder, April-Mei 2015

Variabel
Independen

pvalue

Total

No
Pengetahuan

Variabel Dependen

Baik

Tata Cara Memandikan


Neonatus
Baik
Kurang
f
%
f
%
13

81,3

18,8

16

100
0,02

Kurang
Total

35,7
18

64,3
12

14

100
30

4 diatas,April-Mei
maka dapat
disimpulkan bahwa dari 30 responden,
Sumber : Berdasarkan
Data Primer Tabel
dan Sekunder,
2015
16 responden yang berpengetahuan baik, 13 orang (43,3%) tata cara memandikan
neonatus dengan baik, 3 orang (10,0%) tata cara memandikan neonates kurang baik.
Sedangkan dari 14 Responden yang berpengetahuan kurang, 5 orang (16,7%) tata cara
memandikan neonatus baik, 9

orang (64,3) tata cara memandikan neonatus kurang baik, p-value 0,02 yang berarti pvalue <0,05 sehingga Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan dengan tata cara memandikan neonatus 0-7 hari.
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Ibu di BPS Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Panas Kota Batam Tahun 2015
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Ibu di BPS Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Panas Kota Batam Tahun 2015

Variabel
Independen

Variabel Dependen

Dukungan
Keluarga

Tata Cara Memandikan Neonatus


Baik
Kurang
f
%
f
%

No

pvalue

Total

Mendukung

17

70,8

29,2

24

100

Tidak
Mendukung

16,7

83,3

100

Total

0,02
18

12

30

Berdasarkan Tabel 5 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dari 30 responden,


24 responden yang mendapat dukungan dari keluarga, 17 orang (56,7%) tata cara
memandikan neonatus dengan baik, 7 orang (23,3%) tata cara memandikan neonatus
kurang baik. Sedangkan dari 6 Responden yang tidak mendapat dukungan dari keluarga,

PEMBAHASAN
Tata Cara Memandikan Neonatus
Dari hasil penelitian dari 30 responden diperoleh sebanyak 18 responden (60%) tata
cara memandikan neonatus baik dan 12 responden (40%) tata cara memandikan neonatus
kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa ibu primipara yang mempunyai neonatus 0-7
hari di BPS wilayah kerja puskesmas Sei Panas mayoritas berpengetahuan baik.
Sumber
: DataPadila
Primer(2014),
dan Sekunder,
April-Mei
Menurut
memandikan
bayi 2015
merupakan saat-saat yang menyenangkan
untuk membangun hubungan yang sangat erat antara ibu dan anak. Berdasarkan hasil
penelitian Panggabean (2010) yang berjudul Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Manfaat Cara Memandikan

1 orang (3,3%) tata cara memandikan neonatus dengan baik, 5 orang (16,7%) tata cara
memandikan neonatus kurang baik, p-value 0,02 yang berarti p-value <0,05 sehingga Ho
ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan tata cara
memandikan neonatus 0-7 hari.

Neonatus 0-7 Hari Di Bidan Praktek Swasta Dorlina Kota Batam Tahun 2010
didapatkan hasil bahwa dari 40 responden, 14 responden (35,0%) berpengetahuan baik,
22 responden (55,0%) berpengetahuan cukup dan 4 responden (10,0%) berpengetahuan
kurang.
Berdasarkan hasil penelitian maka kesimpulan peneliti tentang tata cara memandikan
neonatus sudah baik dikarenakan ibu-ibu yang mempunyai bayi 0-7 hari sudah mengerti

persiapan sebelum bayi dimandikan misalnya menuangkan air dingin dan mencampurkan
dengan air panas karena takut menyebabkan kedinginan sehingga bayi bisa terkena
hipotermi, memakai sabun yang dikhususkan untuk bayi. Selain itu bayi baru lahir masih
sangat rentan terhadap kulitnya dan juga pengaturan suhu tubuh bayi yang belum stabil.
Pengetahuan Ibu
Dari penelitian yang dilakukan pada 30 responden diperoleh hasil yaitu baik
sebanyak 16 responden (53%), sedangkan kurang baik sebanyak 14 responden (47%).
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas ibu primipara memiliki pengetahuan yang baik
tentang tata cara memandikan neonatus di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Sei Panas.
Menurut teori Notoatmodjo (2003) bahwa umur, pendidikan dan sumber informasi
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Semakin bertambah umur
seseorang maka akan semakin bertambah keinginan dan pengetahuannya tentang
kesehatan. Menurut Notoatmodjo (2010) Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah
fakta dan teori yang memungkinkan seseorang dapat memecahkan masalah yang
dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun
melalui pegalaman orang lain
Berdasarkan hasil dari penelitian Widowati (2013), yang berjudul Gambaran
Pengetahuan Cara Memandikan Bayi Baru Lahir Pada Ibu Nifas Primipara Di Wilayah
Kerja Puskesmas Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang bahwa dari 27
responden, 18 responden (66,7%)
Berdasarkan hasil penelitian maka kesimpulan peneliti mengenai pengetahuan ibu
post partum primipara tentang tata cara memandikan neonatus sudah baik disebabkan ibuibu sudah mengerti untuk memandikan bayi sebelum tidur membuatnya nyaman, dan bisa
merawat tali pusat agar tidak terjadi infeksi. Selain itu rata-rata pendidikan ibu adalah
SMA yang tingkat pengetahuannya cukup dalam menerima informasi dan juga
dipengaruhi oleh umur, pendidikan, sumber informasi, pengalaman serta peran aktif
tenaga kesehatan untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan ibu mengenai
perilaku sehat postpartum yaitu untuk merawat diri dan bayinya secara optimal.
Dukungan Keluarga
Dari penelitian yang dilakukan pada 30 responden diperoleh hasil yaitu mendukung
sebanyak 24 responden (80%), sedangkan tidak mendukung sebanyak 6 responden
(20%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas keluarga mendukung ibu dalam
memandikan bayinya.
Keadaan ini sejalan dengan teori menurut Friedman (2010), Keluarga sebagai tempat
yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan
terhadap emosi, dukungan yang diberikan keluarga berupa perhatian, kasih sayang dan
empati.
Berdasarkan hasil penelitian maka kesimpulan peneliti adalah banyak keluarga yang
mendukung ibu-ibu untuk merawat bayinya dengan membantu menyiapkan keperluan
mandi seperti sabun yang dikhususkan untuk bayi, handuk, air hangat. Selain itu keluarga
memiliki pengetahuan dan pengalaman lebih banyak tentang merawat bayi baru lahir
seperti pemberian perhatian, kasih sayang dan empati dari keluarga sangat penting
terhadap ibu post partum primipara. Karena keluarga adalah lingkungan terdekat ibu
sehingga sangat membantu ibu dalam menjalani dan merawat bayinya.
Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Tata Cara Memandikan Neonatus

Dari hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p-value sebesar 0,02. Hal ini
menunjukkan p-value < 0,05 yang berarti bahwa ada hubungan antara pengetahuan
dengan tata cara memandikan neonatus.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari 30 ibu yang
melahirkan dari bulan April-Mei 2015 di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Sei Panas
diperoleh 16 ibu yang berpengetahuan baik memiliki tata cara memandikan neonatus
dengan baik sebanyak 13 orang (43,3%) dan 14 ibu yang berpengetahuan kurang
memiliki tata cara memandikan dengan kurang baik sebanyak 9 orang (30,0%).
Menurut Notoatmodjo (2010) Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun informal. Pendidikan
memengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang
tersebut untuk memenuhi informasi.
Menurut Panggabean (2010), faktor pendukung seperti lingkungan fisik, fasilitas
kesehatan dan sarana kesehatan juga sangat berperan dalam memberikan masukan
terhadap pelaksanaan cara memandikan neonatus bagi ibu. Penyuluhan dan masukan dari
petugas kesehatan sebagai faktor pendorong meningkatnya pengetahuan ibu juga
memiliki peran yang sangat penting dalam pemilihan cara pelaksanaan memandikan
neonatus yang baik dan benar.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anna Ria
Silaban yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kemampuan Ibu
Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini di Klinik Bersalin Mariani Medan
didapatkan hasil bahwa pengetahuan mempunyai
p-value 0,023 < (0,05). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pengetahuan berhubungan dengan tata cara memandikan
neonatus.
Berdasarkan hasil penelitian maka kesimpulan peneliti bahwa pengetahuan
dipengaruhi oleh pendidikan, umur, dan pengalaman serta sumber informasi untuk
merawat bayinya. Terciptanya pengetahuan yang baik disebabkan karena peran penting
dari tenaga kesehatan dan pendidikan yang mayoritas ibu postpartum primipara adalah
lulusan SMA. Dengan adanya penyuluhan dari tenaga kesehatan serta pendidikan yang
cukup ibu postpartum primipara dapat melakukan tata cara memandikan neonatus dengan
baik.
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tata Cara Memandikan Neonatus
Dari hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p-value sebesar 0,02. Hal ini
menunjukkan p-value< 0,05 yang berarti bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga
dengan tata cara memandikan neonatus.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari 30 ibu yang
melahirkan dari bulan April-Mei 2015 di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Sei Panas
diperoleh 24 ibu yang mendapat dukungan dari keluarga memiliki tata cara memandikan
neonatus dengan baik sebanyak 17 orang (56,7%) dan 6 ibu yang tidak mendapat
dukungan dari keluarga memiliki tata cara memandikan dengan kurang baik sebanyak 5
orang (16,7%).
Menurut Heardman keluarga merupakan sumber dukungan sosial karena dalam
hubungan keluarga tercipta hubungan yang saling mempercayai. Individu sebagai
anggota keluarga akan menjadikan keluarga sebagai kumpulan harapan, tempat bercerita,

tempat bertanya, dan tempat mengeluarkankeluhan-keluhan bilamana individu sedang


mengalami permasalahan.
Menurut Purnamasari (2014) Terciptanya keterlibatan keluarga dalam memberi
dukungan disebabkan karena dukungan dari tenaga kesehatan dan tingkat penghasilan
keluarga yang mayoritas berada pada tingkat menengah. Dukungan keluarga merupakan
faktor pendorong dalam bentuk perilaku individu. Suami atau keluarga sering kali
menjadi pemberi saran atau pengambil keputusan yang terbaik dalam hal kesehatan dan
kesejahteraan ibu dan janin.
Menurut teori Setiadi (2008), peran atau dukungan suami dan keluarga merupakan
hal terpenting dalam proses memandikan bayi yang benar. Kondisi ibu nifas yang masih
lemah apalagi ditambah dengan adanya luka jahitan perineum yang menyebabkan ibu
merasa malas dan tidak mau untuk memandikan bayinya sendiri. Kondisi inilah dukungan
suami dan keluarga dibutuhkan untuk menambah kepercayaan diri ibu agar mau dan
berani memandikan bayinya sendiri.
Berdasarkan hasil penelitian maka kesimpulan peneliti bahwa dukungan dari keluarga
berpengaruh terhadap perilaku ibu dalam merawat dan menjaga bayinya. Keterlibatan
keluarga dalam memberi dukungan disebabkan karena dukungan dari tenaga kesehatan,
pendidikan serta pengalaman dari keluarga. Dukungan keluarga merupakan faktor
pendorong dalam bentuk perilaku individu, dengan adanya keluarga yang mendukung
akan memberikan ibu kepercayaan dalam dirinya untuk merawat bayi terutama dalam
memandikan neonatus dalam bulan-bulan pertama kelahirannya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di BPS Wilayah Kerja Puskesmas
Sei Panas bulan April hingga Mei 2015 dengan jumlah responden sebanyak 30
responden, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
Tata cara memandikan neonatus 0-7 hari mayoritas baik sebanyak 18 responden atau
lebih dari separuh total responden. Pengetahuan Ibu tentang tata cara memandikan
neonatus sebagian besar baik sebanyak 16 responden. Ibu Post Partum yang mendapat
dukungan dari keluarga sebanyak 24 responden atau lebih dari separuh total responden.
Adanya hubungan pengetahuan dengan tata cara memandikan neonatus. Hal ini dapat
dilihat dari hasil uji Chi-Square yang dilakukan diperoleh p-value = 0,02 < 0,05. Adanya
hubungan dukungan keluarga dengan tata cara memandikan neonatus. Hal ini dapat
dilihat dari hasil uji Chi-Square yang dilakukan diperoleh p-value = 0,02 < 0,05.
SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka peneliti akan memberikan saran
yang dapat menjadi bahan masukan nantinya.
Bagi Ibu Nifas, agar masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang tata cara
memandikan bayi baru lahir dengan mengikuti kegiatan kegiatan yang diadakan tenaga
kesehatan misalnnya penyuluhan. di posyandu, puskesmas pembantu, puskesmas, media
cetak atau media televisi. Bagi Tenaga Kesehatan, agar tenaga kesehatan dapat
memberikan penyuluhan dengan melakukan kunjungan rumah dan dapat membantu
mempraktekan cara memandikan pada ibu yang baru pertama melahirkan. Bagi Institusi
Pendidikan, diharapkan penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan
acuan untuk peneliti selanjutnya. Bagi Peneliti Selanjutnya, diharapkan agar penelitian
selanjutnya dapat meneliti faktor-faktor lain yang terkait misalnya pendidikan, umur,

sumber informasi serta pengalaman dengan tata cara memandikan neonatus yang belum
diteliti dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anna Maria, Choirunnisa. 2009. Panduan Terpenting Merawat Bayi & Balita. Cetakan I.
Moncer
Ariani, Ayu Putri. 2014. Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan Dan Kesehatan
Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika
Data Profil Kesehatan Kepulauan Riau. 2012. Angka Kematian Bayi
Data Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. 2012. Angka Kematian Bayi
Dinas Kesehatan Kota Batam. 2013. Angka Kematian Bayi
.
2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset Teori dan Praktek.
Jakarta: EGC
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC
Kementerian Kesehatan. 2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial.
Jakarta
Kepala Bappenas, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional. 2015. Ringkasan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Medan
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Padila. 2014. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika
Panggabean, 2010 Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Manfaat Cara
Memandikan Neonatus 0-7 Hari Di Bidan Praktek Swasta Dorlina Kota Batam
Tahun 2010. Universitas Batam
Purnamasari, Lisna. 2014. Hubungan Dukungan Keluarga dan Akses ke Pelayanan
Kesehatan Dengan Kelengkapan Kunjungan Antenatal Care (ANC). Universitas
Batam
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Setiadi. 2008. Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Jogjakarta. Graha Ilmu
Silaban, Anna Ria. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kemampuan Ibu
Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini Di Klinik Bersalin Mariani
Medan.

Widowati, Raditya Titis. 2013. Gambaran Pengetahuan Cara Memandikan Bayi


Baru Lahir Pada Ibu Nifas Primipara Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Akademi
Kebidanan Ngudi Waluyo Semarang

Anda mungkin juga menyukai