Pemanfaatan Limbah Sampah Menjadi Potensi Pembangkit Energi Listrik
Pemanfaatan Limbah Sampah Menjadi Potensi Pembangkit Energi Listrik
BAB I
PENDAHULUAN
setelah kering akan mengandung senyawa hidrokarbon yang sangat tinggi. Senyawa
hidrokarbon inilah yang penting sebagai potensi sumber energi yang tersimpan pada
biomassa.
Dari perumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan disampaikan dari
penulisan Proposal ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui keunggulan dari Sistem Pembangkit Listrik Energi Biomassa
dibnadingkan dengan sistem pemabngkit lainnya.
2. Untuk mengetahui perkembangan Sistem Pembangkit Listrik Energi Biomassa
sekarang ini.
3. Untuk mengetahui bagaimana prinsip kerja dari Sistem Pembangkit Listrik Energi
Biomass itu.
BAB II
sampah dapat memuat 16.000 m3 sampah yang secara teratur diisi oleh truk-truk
khusus. Dalam tahun 1976 PLTU tenaga uap dengan sumber energi pembakaran
limbah industri dan sampah kota tersebut telah menghasilkan 85.000.000 Kwh tenaga
listrik.
10
Energi Biomassa dari kotoran hewan lebih dikenal sebagai energi Biogas.
Prinsip kimia yang berhubungan dengan pembentukan biogas adalah prinsip
terjadinya fermentasi dari karbohidrat, lemak dan protein dan bakteri metan. Bila
tidak dicampur dengan udara, satu gram bahan selulosa menghasilkan 825 cm3 gas
bertekanan atmosferik yang terdiri dari 68 % CH4dan 32 % CO2. Secara sederhana,
pembuatan biogas adalah sebagai berikut :
1. Tinja dimasukkan ke dalam tangki setelah dicampur air.
2. Tangki penampung gas akan menerima gas yang terjadi dan akan terdorong ke atas.
3. Bilamana banyak gas terbentuk, letak tangki gas akan semakin tinggi.
4. Gas dipakai melalui kran
5. Apabila gas berkurang tangki penampung gas akan turun.
6. Tangki akan naik kembali apabila gas kembali terbentuk.
7. Proses itu terjadi berulang-ulang
8. Posisi tangki penampung menunjukkan jumlah gas di dalam tangki.
9. Apabila tinja tidak mengeluarkan gas lagi, tangki penampung gas tidak akan
bergerak.
10. Selanjutnya tinja harus diganti.
11
12
BAB III
13
14
suasana tidak ada oksigen bebas, jadi pada tangki diharapkan tertutup rapat dan tidak
ada celah udara keluar masuk tangki. Setelah sampah terurai oleh mikroba pengurai
maka akan menghasilkan gas dan kemudian untuk proses selanjutnya gas tersebut
diolah sehingga dapat digunakan.
3.2.2 Landfill
Khusus bagi sampah lama yang sudah bertumpuk di areal TPA dalam jangka
waktu yang lama dipergunakan proses landfill gas. Penggunaan proses ini untuk
menghindari gas metan yang sangat beracun lepas dari tumpukan sampah, dimana
dalam banyak kasus telah ditumpuk jauh sebelum sistem Galfard ini diterapkan.
Pertama pada lahan dilakukan penggalian lahan dengan kedalaman tertentu kemudian
pada dasar galian dilapisis dengan lapisan tanah liat yang padat, pada lapisan ini
disebut ground linier. Selanjutnya tanah dilapisi kedua kalinya dengan bahan geo
membran, lapisan mirip plastik berwarna dengan ketebalan 2,5 milimeter yang
terbuat dari High Density Polyetilin, salah satu senyawa dari minyak bumi. Lapisan
15
inilah yang nantinya akan menahan air kotor yang berbau yang berasal dari sampah
sehingga tidak akan meresap ke dalam tanah dan mencemari air tanah di atas bumi.
Di atas lapisan geo membran akan dilapisis dengan geo textile yang gunanya
memfilter kotoran sehingga tidak bercampur dengan air kotoran tersebut. Sebelum
dipadatkan, sampah yang menumpuk di atas lapisan geo textileini kemudian ditutup
dengan menggunakan lapisan geo membran untuk mencegah menyebarnya gas metan
akibat proses pembusukan sampah (yang dipadatkan) tanpa oksigen. Satu jaringan
pipa gas dimasukkan ke dalam tumpukan sampah, melalui pipa inilah gas disedot
menuju ke sebuah treatment gas. Selanjutnya energi panas yang dihasilkan dari
proses ini akan diolah menjadi listrik. Setelah masing-masing jenis sampah diolah,
akan dihasilkan biogas yang dimasukkan dulu ke dalam fasilitas gas treatment
sebelum menjadi gas bahan bakar bagi mesin pembangkit listrik. Dari fasilitas
pengolahan sampah ini, dengan kapasitas pengolahan mencapai 500 ton per hari
dapat dihasilkan listrik berkisar antara 5-8 MW secara kontinyu. Kapasitas
pengolahan ini dapat diperbesar seiring dengan jumlah sampah yang dihasilkan
keempat kabupaten/kota.
16
17
DAFTAR PUSTAKA