Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Chrisma A Albandjar
Obyektif:
1. Peserta mengetahui definisi catheter related bloodstream infection (CRBSI) dan central line
associated blood stream infection (CLABSI)
2. Peserta mengetahui faktor risiko CLABSI
3. Peserta memahami pencegahan infeksi akibat kateter intravena
4. Peserta memahami bundle insersi CVC dan perawatan CVC
5. Peserta mengerti surveilans CLABSI dan organisasi pencegahan CLABSI
Pendahuluan
Salah satu infeksi nosokomial bakteremia adalah infeksi yang berkaitan dengan kateter intravena.
Definisi infeksi darah akibat kateter (catheter related blood stream infection/ CRBSI) adalah adanya
bakteremia karena mikroorganisma yang berasal dari kateter intravaskular. Epidemiologi CRBSI
bervariasi, di Amerika dilaporkan angka kejadian 41.000 per tahun dan 18.000 terjadi di ICU.1 Maki
melakukan pengkajian literatur dari 200 tulisan menemukan angka kejadian CRBSI 0.1% bila katater
intravena perifer, 0.4% midline catheter, 0.8% kateter arteri, 2.4% kateter vena sentral yang
diinsersi dari perifer (peripherally inserted central catheter/ PICC), 4.4 % CVC tanpa dilapisi obat, dan
terbesar kateter vena yang diinsersi secara pembedahan (tunneling).,2 Infeksi nosokomial tersebut
akan meningkatkan mortalitas dan menambah biaya secara bermakna.3,4 Mortalitas pasien
menderita CRBSI sebesar 12-25% dan pada populasi pasien ICU jika ditemukan CRBSI maka angka
kematian akan meningkat bermakna.5,6 Pencegahan infeksi merupakan tindakan yang rasional dan
efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Program On the CUSP: Stop BSI merupakan upaya
mencegah infeksi dan memberikan hasil angka kerjadian infeksi berkurang sebanyak 43%.7
Definisi
CRBSI merupakan diagnosis klinis ditegakkan (1) kuman yang didapatkan dari kultur darah sama
dengan kuman yang tumbuh dari kultur ujung kateter, (2) secara kuantitatif kultur darah yang
diambil dari kateter lebih banyak dari vena perifer dengan perbandingan 5:1, atau (3) kultur darah
yang berasal dari CVC tumbuh lebih dini dengan perbedaan waktu lebih dari 2 jam dibanding yang
berasal dari vena perifer.8
CLABSI, sebenarnya ditujukan untuk memudahkan survailans/epidemiologi, didiagnosis bila
bakteremia dipastikan dengan ditemukan kuman dalam darah pada pasien yang terpasang CVC atau
atau kateter umbilikal telah terpasang dalam 48 jam sebelum terdeteksi infeksi.9
Jenis-jenis kateter intravaskular dapat dilihat di tabel 1.
Tabel 1. Jenis Kateter intravaskular
Jenis Kateter
Kateter vena perifer
Tempat Insersi
Lengan dan tangan
Panjang
<3 inch
Keterangan
Jarang menyebabkan
bakteremia. Komplikasi
flebitis
Jarang meyebabkan
bakteremia
Lebih jarang flebitis
dari pada kateter vena
perifer
Penyebab terbanyak
CRBSI
Arteri radialis
<3 inch
Midline catheter
3-8 inch
>8 cm
Peripheral inserted
central venous
catheter (PICC)
CVC yang ditanam
(tunneled)
Kateter umbilikal
>8 cm
<6 cm
Faktor Risiko
Faktor risiko terbagi atas faktor intrinsik (faktor yang tidak dapat dimodifikasi yang dimiliki pasien)
dan ekstrinsik (faktor yang berhubungan dengan kateter, insersi, perawatan, dan lingkungan)
Faktor risiko intrinsik meliputi :10
a.
b.
c.
Usia: CLABSI lebih banyak terjadi pada populasi anak dari pada dewasa
Jenis kelamin: laki-laki lebih rentan terkena CLABSI
Penyakit penyulit: pasien dengan gangguan hematologi dan imunologi, penyakit
kardivaskular dan gastrointestinal dilaporkan lebih banyak terjadi CLABSI
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Patogenesis CLABSI
Infeksi yang berkaitan dengan kateter intravena dapat terjadi melalui :9,13
1. Migrasi kuman pada kulit tempat insersi kateter memasuki jalur kateter menyusuri kateter
dan berkolonisasi pada ujung kateter. Mekanisme ini yang umumnya terjadi bila CLABSI
terjadi < 7 hari pasca pemasangan kateter
2. Kontaminasi kateter oleh tangan atau cairan infus maupun alat yang terkontaminasi kuman.
Bila CLABSI didapati setelah 7 hari pasca pemasangan kemungkinan besar infeksi terjadi
melalui mekanisme tersebut.
3. Kateter mendapat kuman dari fokus infeksi lain yang dibawa secara hematogen.
4. Cairan infus yang terkontaminasi kuman (cairan infus, produk darah, obat-obatan intravena).
Kedua mekanisme terakhir lebih jarang terjadi dibanding dua mekanisme sebelumnya.
Pencegahan CLABSI
Prinsip pencegahan infeksi yang berkaitan dengan kateter pembuluh darah adalah :13
Hand hygiene yang benar. Kebersihan tangan adalah kunci utama dalam pencegahan infeksi
dan penularan kuman. Mencuci tangan dilakukan sebelum dan sesudah menyentuh tempat
insersi kateter, sebelum dan sesudah insersi, saat menangani , memperbaiki, dan menutup
kateter intravaskular. Mencuci tangan tetap dilakukan meski menggunakan sarung tangan.
Mencuci tangan dengan cairan cuci tangan yang berbasis alkohol. Bila tangan terlihat kotor
maka mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Menggunakan cairan chlorhexidine sebagai antiseptik untuk kulit. Bila dibandingkan dengan
povidone-iodine, chlorhexidine untuk antiseptik kulit pada kateter sentral dapat
menurunkan angka kejadi CLABSI sebesar 49%.14
Untuk pasien dewasa, tempat insersi kateter vena perifer dan midline diupayakan pada
ekstremitas atas, bila digunakan ekstremitas bawah, sesegera mungkin dipindahkan ke
ekstremitas atas. Populasi pasien anak pemilihan tempat insersi kateter vena perifer dapat
pada ekstremitas atas, bawah, maupun kepala (pada neonatus dan bayi). Hindari jarum besi
untuk memberikan cairan dan obat-obatan untuk menghindari nekrotik jaringan bila terjadi
ekstravasasi.
Menggunakan sarung tangan bersih (tidak perlu steril) saat menginsersi kateter vena perifer
dan tidak menyentuh kulit yang sudah dibersihkan dengan antiseptik.
Menggunakan sarung tangan steril saat menginsersi kateter arteri dan midline.
Bila pasien diperkirakan membutuhkan pemberian terapi IV melebihi 6 hari,
dipertimbangkan menggunakan kateter midline atau PICC.
Tidak menggunakan antibiotika topikal karena dapat menimbulkan kolonisasi jamur dan
resistensi antimikroba.
Evaluasi tempat insersi kateter setiap hari dengan mempalpasi untuk menilai nyeri dan bila
menggunakan penutup transparan, hal ini dapat dilakukan dengan inspeksi. Bila tidak ada
nyeri atau tanda radang maka tidak dilakukan penggantian kateter.
Kateter vena perifer dilepas jika pasien menunjukan tanda flebitis (nyeri, kemerahan,
hangat, atau pembuluh vena teraba), infeksi, atau kateter tidak berfungsi dengan baik. Bila
tidak ada tanda-tanda tersebut, kateter vena perifer tidak perlu diganti sebelum 72-96 jam.
Tidak dianjurkan untuk mengganti CVC, PICC, pulmonary artery catheter secara rutin bila
tidak dicurigai infeksi.
Mengganti kateter yang tidak ditanam dengan guidewire hanya bila kateter malfungsi, tidak
boleh mengganti dengan guidewire bila dicurigai infeksi.
Pada populasi pasien dengan gangguan ginjal kronik, hindari memasang kateter vena sentral
atau double lumen catheter pada vena subklavia untuk menghindari stenosis vena subklavia.
Pasien dimandikan dengan menggunakan cairan chlorhexidine 2%.
Untuk mengakses IV gunakan hub tidak memerlukan jarum. (needleless port)
Antiseptik menggunakan
Chlorhexidine
Kateter dilapisis antimikrobial
Disinfeksi hub
Keterangan
Dekontaminasi tangan dengan sabun
antiseptik atau cairan antiseptik berbasis
alkohol sebelum insersi, memperbaiki,
mengganti, atau menutup CVC.
Alat untuk memasang CVC dalam satu
bungkus steril (jarum, guidewire,
introducer, dll)
Gunakan tutup kepala, masker, gaun
steril, sarung tangan steril dan penutup
steril saat insersi CVC atau PICC, atau saat
menggantinya
Membersihkan kulit sebelum insersi CVC
dengan chlorhexidine basis alkohol dan
juga saat mengganti penutup
Bila kateter diperkirakan akan digunakan
lebih dari 5 hari dan diinsersi pada
lingkungan dengan angka kejadian CLABSI
tinggi maka dianjurkan menggunakan
CVC yang dilapisi
chlorhexidine/silversulfadiazine atau
minocycline-rifampisin
Bila memungkinkan insersi di daerah
subklavia dibandingkan jugular atau
femoral
Minimalkan risiko kontaminasi dengan
menyeka tempat hub dengan antiseptik
(chlorhexidine, povidone iodine, atau
Kategori rekomendasi
Kategori IB
Kategori IB
Kategori IB
Kategpri IA
Kategori IA
Kategori IB
Kategori IA
Mandi menggunakan
chlorhexidine
Penutup CVC
Antibiotika topikal
Intervensi edukasi
Kateter Bundle
Tim khusus insersi CVC
Kategori IA
Kategori II
Kategori IA
Kategori IB
Kategori IB
Kategori IA
Kategori IB
Kategori IA
Kategori rekomendasi:
Kategori IA: Sangat direkomendasikan untuk dilakukan dan sangat didukung oleh penelitian yang didisain
dengan baik
Kategori IB: Sangat direkomendasikan untuk dilakukan dan didukung oleh beberapa penelitian ekperimental,
klinis, atau epidemiologi dan penjelasan teori yang rasional; atau praktek yang diterima secara
luas didukung oleh bukti terbatas.
Kategori IC: Diminta oleh peraturan atau standard negara
Kategori II: Diusulkan untuk dikerjakan dan didukung oleh beberapa penelitian atau penjelasan teoritis
Untuk kateter sentral yang paling sering diinsersi dan mengalami CLABSI adalah CVC, sehingga perlu
disusun strategi untuk menurunkan angka CLABSI akibat CVC. Intervensi yang telah dikerjakan
adalah dengan membuat bundle, yang terdiri atas bundle insersi CVC dam bundle perawatan CVC.15
Bundle Insersi CVC16
1. Hand hygiene
Cuci tangan segera sebelum dan sesudah menyentuh pasien dengan tehnik cuci tangan
sesuai dengan WHO.
2. Gunakan penutup steril
Saat insersi gunakan penutup steril yang lengkap dan tehnik aseptik. Gunakan gaun steril,
sarung tangan steril, kain penutup steril serta masker dan kaca mata untuk menghindari
cipratan darah.
Kesimpulan
Pencegahan infeksi yang berkaitan dengan kateter intravaskulat salah satu langkah penting dalam
pengelolaan pasien.
Hand hygiene, saat insersi dan perawatan kateter, dan saat sebelum dan sesudah menyentuh
pasien merupa kunci utama pencegahan infeksi.
Pelaksaanaan bundle CVC baik saat insersi maupun perawatan CVC dapat menurunkan angka
kejadi CLABSI
Organisasi rumah sakit dalam pencegahan infeksi serta adanya umpan balik berupa survailans
CLABSI dan perangkat checklist serta pelatihan berkisambungan mengenai infeksi perlu
dilaksanakan di setiap rumah sakit.
SOAL
1. Definisi catheter related blood stream infection (CRBSI) adalah
a. Infeksi yang terjadi pada kulit tempat insersi kateter intravaskular
b. Infeksi sistemik yang terjadi 1 minggu setelah kateter intravaskular dilepaskan
c. Infeksi sistemik di mana kuman yang tumbuh dari kultur darah sama dengan kuman
yang tumbuh dari ujung kateter intravaskular
d. Didapatkan gejala SIRS (systemic inflammatory response syndrome) dengan disertai
pertumbuhan kuman.
e. Benar semua
2. Faktor risiko central line associated blood stream infection (CLABSI):
a. Anak-anak lebih banyak terjadi CLABSI dibandingkan dengan dewasa
b. Laki-laki lebih banyak terjadi CLABSI dibandingkan dengna perempuan
Vital Signs: Central line associated bloodstream infections United States, 2001, 2008, and 2009. MMWR
March 4, 2011; 60(08);243 248.
2
Maki DG, Kluger DM, Crnich CJ. The risk of bloodstream infection in adults with different intravascular
devices: a systematic review of 200 published prospective studies. Mayo Clin Proc.2006;81(9):1159-1171.
3
Blot SI, Depuydt P, Annemans L, et al. Clinical and economic outcomes in critically ill patients with nosocomial
catheter-related bloodstream infections. Clin Infect Dis 2005; 41:15918.
4
Umscheid CA, Mitchell MD, Doshi JA, Agarwal R, Williams K, Brennan PJ. Estimating the proportion of
healthcare-associated infections that are reasonably preventable and the related mortality and costs. Infect
Control Hosp Epidemiol 2011; 32:10114.
5
Olaechea PM, Palomar M, lvarez-Lerma F, et al. Morbidity and mortality associated with primary and
catheter-related bloodstream infections in critically ill patients. Rev Esp Quimioter 2013; 26:219.
6
Siempos II, Kopterides P, Tsangaris I, Dimopoulou I, Armaganidis AE. Impact of catheter-related bloodstream
infections on the mortality of critically ill patients: a meta-analysis Crit Care Med. 2009 Jul;37(7):2283-9
7
Berenholtz SM, Lubomski LH, Weeks K, Pronovost PJ, et al; On the CUSP: Stop BSI program
Eliminating central line-associated bloodstream infections: a national patient safety imperative.
Infect Control Hosp Epidemiol. 2014 Jan;35(1):56-62.
8
Mermel LA, Allon M, Bouza E, et al. Clinical practice guidelines for the diagnosis and management of
intravascular catheter-related infection: 2009 Update by the Infectious Diseases Society of America. Clin Infect
Dis. 2009 Jul 1;49(1):1-45
9
CDC/NHSN Bloodstream Infection Event (Central Line-Associated Bloodstream Infection and Non-central
line-associated Bloodstream Infection). http://www.cdc.gov/nhsn/PDFs/pscManual/4PSC_CLABScurrent.pdf.
Diakses 17 July 2015
10
The Joint Commission. Preventing Central LineAssociated Bloodstream Infections: A Global Challenge, a
Global Perspective. Oak Brook, IL: Joint Commission Resources, May 2012. http://www.PreventingCLABSIs.pdf.
11
Boner K, McGovern M, Bourke J, Walshe C, Phelan D. Catheter-related bloodstream infection: factors
affecting incidence Critical Care 2012, 16(Suppl 1):P50
12
Rosado V, de C Romanelli RM, Camargos PAM. Risk factors and preventive measeures for catheter-related
bloodstream infections. J Pediatr (Rio J). 2011;87(6):469-477
13
O'Grady NP, Alexander M, Dellinger EP, et al. CDC Guidelines for the Prevention of Intravascular CatheterRelated Infections, 2011 Diakses 17 July 2015 http://www.cdc.gov/hicpac/pdf/guidelines/bsi-guidelines2011.pdf.
14
Chaiyakunapruk N, Veenstra DL, Lipsky BA, et al. Chlorhexidine compared with povidone-iodine solution
for vascular catheter-site care: a meta-analysis. Ann Intern Med. 2002 Jun 4;136(11):792-801.
15
Shekelle PG, Wachter RM, Pronovost PJ, Schoelles K, McDonald KM, Dy SM, Shojania K, Reston J, Berger Z,
Johnsen B, Larkin JW, Lucas S, Martinez K, Motala A, Newberry SJ, Noble M, Pfoh E, Ranji SR, Rennke S,
Schmidt E, Shanman R, Sullivan N, Sun F, Tipton K, Treadwell JR, Tsou A, Vaiana ME, Weaver SJ, Wilson R,
Winters BD. Making Health Care Safer II: An Updated Critical Analysis of the Evidence for Patient Safety
Practices. Comparative Effectiveness Review No. 211. (Prepared by the Southern California-RAND Evidencebased Practice Center under Contract No. 290-2007-10062-I.) AHRQ Publication No. 13-E001-EF. Rockville, MD:
Agency for Healthcare Research and Quality. March 2013. www.ahrq.gov/research/findings/evidence-basedreports/ptsafetyuptp.html
16
The Joint Commission. Preventing Central LineAssociated Bloodstream Infections: Useful
Tools, An International Perspective. Nov 20, 2013. Diakses 17 July 2015.
http://www.jointcommission.org/CLABSIToolkit
17
Krein SL, Damschroder LJ, Kowalski CP, et al. The influence of organizational context on quality improvement
and patient safety efforts in infection prevention: a multi-center qualitative study. Soc Sci Med. 2010
Nov;71(9):1692-701.
18
Render ML, Hasselbeck R, Freyberg RW, et al. Reduction of central line infections in Veterans Administration
intensive care units: an observational cohort using a central infrastructure to support learning and
improvement. BMJ Qual Saf. 2011 Aug;20(8):725-32.