Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN CTL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK


DI KELAS IV MIN BEUREUNUEN
Makruf Zaman, M.Pd
Dosen Tetap STIT Al-Hilal Sigli
Jl. Lingkar Keuniree Sigli Kabupaten Pidie Propinsi Aceh
Abstract

Abstrak

The study entitled "Implementation of CTL


To Improve Students Learning Results
with Sub-Topic Cubes Volume and Blocks
in Class IV of MIN Beureunuen". The aims
of the study was determine whether the
application of CTL can improve student
learning outcomes with the cubes volume
and blocks materials in the fourth grade
MIN Beureunuen. This research is a
classroom action research (PTK), which
consists of three cycles. The collection of
data carried out in several stages, planning,
action, observing, and reflecting. The data
were analyzed descriptively and the
analysis showed that the students got
average scores of: 57.90 in the first cycle,
the second cycle got 72.17, and third cycle
reached 93.33. the Masters of students
learning in the first cycle was 19.35%, the
second cycle was 61.29%, and the third
cycle was 100%. It can be concluded the
CTL methods can improve students
learning outcomes. This was shown by the
height of students participation during the
learning process, the students have interst
as well to share experiences and
information a mong them. All students
understood any material submitted either
through clarification of teacher of through
their friends guidance.

Penelitian berjudul Penerapan CTL Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Volume Kubus dan Balok di Kelas
IV MIN Beureunuen. Bertujuan untuk
mengetahui apakah dengan penerapan CTL
dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi volume kubus dan balok di
kelas IV MIN Beureunuen. Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang terdiri dari tiga siklus.
Pengumpulan data dilaksanakan dalam
beberapa tahap yaitu persiapan pembuatan
perangkat pembelajaran, implementasi
tindakan, observasi, dan refleksi diri.
Analisis data dilakukan secara deskriptif.
Hasil
analisis
menunjukkan
bahwa
perolehan hasil belajar siswa dengan ratarata nilai pada siklus I : 57,90, siklus II :
72,17, dan siklus III: 93,33. Ketuntasan
belajar siswa pada siklus I : 19,35%, siklus
II : 61,29%, dan siklus III: 100%. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa
pemanfaatan metode CTL dalam materi
volume
kubus
dan
balok
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
terlihat dengan besarnya partisipasi siswa
selama proses pembelajaran berlangsung,
serta adanya minat siswa untuk berbagi
pengalaman dan informasi bersama
temannya. Dengan demikian semua siswa
dapat memahami setiap materi yang
disampaikan baik melalui penjelasan
peneliti maupun melalui bimbingan dan
arahan temannya.

Jurnal Eksperimental PGMI Volume 1, Nomor 2. Desember 2013 |

76

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan

Belajar

kepada

untuk

kemampuan

menghafal

informasi.

Mengajar

Akibatnya, ketika siswa lulus

(KBM), memang merupakan dua hal

sekolah, mereka hanya paham

yang tidak bisa dipisahkan, sebab siswa

teori secara konseptual tanpa

melakukan kegiatan belajar karena guru

memahami

mengajar, atau guru mengajar agar

kontekstualnya.

siswa belajar. Oleh karena keduanya

makna

Hanafiah

(2009:67)

merupakan suatu keterpaduan, maka

menyatakan

pendekatan atau metode mengajar yang

Contextual Teaching Leraning

digunakan

(CTL) merupakan suatu proses

oleh

guru

menentukan

kegiatan belajar yang dilakukan oleh


siswa.
sebagai pelajaran yang paling sulit oleh
anak-anak maupun orang dewasa. Di
sekolah, banyak murid yang tidak
tertarik dengan matematika, padahal
matematika merupakan hal yang sangat
penting di dalam kehidupan ini.
Berdasarkan pengamatan peneliti di
lapangan, salah satu masalah yang di
hadapi siswa MIN Beureunuen dalam
pembelajaran matematika adalah siswa
didorong

mengembangkan

dan

untuk
menerapkan

konsep-konsep yang dipelajarinya ke


dalam

holistik

yang

bertujuan untuk membelajarkan

Matematika biasanya dianggap

kurang

pembelajaran

bahwa:

menyelesaikan

masalah

kehidupan mereka, khususnya pada


materi Volume Kubus dan Balok di
kelas IV MIN Beureunuen. Proses
pembelajaran lebih banyak diarahkan

peserta didik dalam memahami


bahan ajar secara bermakna
yang dikaitkan dengan konteks
kehidupan nyata, baik berkaitan
dengan
agama,

lingkungan
sosial,

pribadi,
ekonomi,

maupun kultural.
B. Permasalahan

Berdasarkan

latar

belakang

masalah di atas, adapun yang menjadi


permasalahan adalah sebagai berikut
apakah dengan penerapan CTL dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi volume kubus dan balok di kelas
IV MIN Beureunuen?
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas,


maka yang menjadi tujuan dalam

Jurnal Eksperimental PGMI Volume 1, Nomor 2. Desember 2013 |

77

penelitian ini adalah untuk mengetahui


apakah dengan penerapan CTL dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi volume kubus dan balok di kelas

membuat
hubungan
antara
pengetahuan yang di milikinya
dengan
penerapannya
dalam
kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat.
CTL adalah sistem pembelajaran

IV MIN Beureunuen.

yang cocok dengan kinerja otak, untuk


II. Kajian Teoritis
A. Konsep Dasar CTL

Contextual

menyusun pola-pola yang mewujudkan

Teaching

and

Learning (CTL) adalah suatu strategi


pembelajaran yang lebih mengarah
kepada proses keterlibatan siswa secara
penuh untuk menemukan materi yang di
pelajari

dengan

cara

menghubungkannya dengan lingkungan


atau situasi kehidupan nyata siswa
sehingga mendorong mereka untuk
dapat menerapkannya dalam kehidupan
mereka. Kata kontekstual (contextual)
berasal dari kata context yang berarti
hubungan,

konteks,

suasana

dan

keadaan. Sehingga Contextual Teaching


and Learning (CTL) dapat di artikan
sebagai

suatu

pembelajaran

yang

berhubungan dengan lingkungan atau

muatan

Mulyo

Rahardjo

(2012:153) menyatakan bahwa:


Pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) merupakan
konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang di
ajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa

akademis

dengan

konteks

kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini


penting diterapkan agar informasi yang
diterima tidak hanya disimpan dalam
memori jangka pendek, yang mudah
dilupakan, tetapi dapat disimpan dalam
memori jangka panjang sehingga akan
dihayati dan diterapkan dalam tugas
pekerjaan.
CTL

disebut

pendekatan

kontektual karena konsep belajar yang


membantu

guru

mengaitkan

antara

materi yang diajarkannya dengan situasi


dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam

suasana tertentu.
Daryanto,

makna, dengan cara menghubungkan

kehidupan

mereka

sebagai

anggota masyarakat. Menurut

teori

pembelajran kontekstual, pembelajaran


terjadi hanya ketika siswa memproses
informasi

atau

pengetahuan

baru

sedemikian rupa sehingga dapat terserap


kedalam benak siswa dan mereka
mampu

menghubungannya

Jurnal Eksperimental PGMI Volume 1, Nomor 2. Desember 2013 |

dengan
78

kehidupan nyata yang ada di sekitar

sebuah bak mandi yang berbentuk

mereka. Pendekatan ini mengasumsikan

kubus memiliki panjang rusuk 1,2m.

bahwa

akan

Jika bak tersebut diisi penuh dengan air,

mencari makna dari hubungan individu

berapakah volume air yang dapat

dengan linkungan sekitarnya.

ditampung?

pikiran

secara

alami

B. Materi Volume Kubus dan Balok

di Kelas IV MI/SD
Volume

Balok

Kubus termasuk

kedalam

dan
materi

pelajaran Matematika untuk Kelas 5


SD/ MI. Pada materi ini, siswa mulai
diajarkan bagaimana cara menghitung
volume balok dan kubus. Dalam materi
ini ada beberapa materi yang akan
dibahas yaitu konsep dan pengertian
kubus, konsep dan pengertian balok,
volume kubus, menghitung volume
kubus,

rumus

menghitung

kubus

dan

cara

permasalahan

yang

volume

menyelesaikan
terkait

dengan

volume balok.
Kubus adalah suatu bangun ruang
yang dibatasi oleh enam buah sisi
berbentuk persegi yang sama besar. Kubus

untuk

mencari

permasalahan ini, kita hanya perlu


menghitung volume bak mandi tersebut.
volume atau isi suatu kubus dapat
ditentukan dengan cara mengalikan
panjang rusuk kubus tersebut sebanyak
tiga kali. Sehingga:
Volume kubus = panjang rusuk x
panjang rusuk x panjang rusuk.
V = s x s x s = s3
volume balok memiliki cara yang
sama seperti pada kubus. Caranya
adalah dengan menentukan satu balok
satuan yang dijadikan acuan untuk
balok yang lain. Volume suatu balok
diperoleh dengan cara mnengalikan
ukuran panjang, lebar, ban tinggi balok
tersebut.
Volume balok = panjang x lebar x tinggi
V=pxlxt

sering disebut juga bidang enam

III. Metodologi Penelitian

beraturan

A. Setting Penelitian

atau

helisaeder

karena

solusi

dibatasi oleh enam bidang datar yang

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

masing-masing berbentuk persegi yang

ini dilaksanakan pada kelas IV MIN

sama dan sebangun (kongruen).

Beureunuen

Volume kubus adalah isi penuh

yang

berlokasi

di

Kelurahan Jojo Kecamatan Mutiara

dari kubus tersebut. Sebagai contoh;

Jurnal Eksperimental PGMI Volume 1, Nomor 2. Desember 2013 |

79

Timur Kabupaten Pidie dan berada

Pohan

(2007:97)

mengatakan

dibawah naungan Kementerian Agama.

bahwa: Analisis data adalah proses

B. Subjek Penelitian

mengolah

Dalam Penelitian Tindakan Kelas


(PTK)

ini

yang

menjadi

subjek

dengan

cara

mengorganisasikan data kedalam pola,


kategori

dan

satuan

uraian

dasar,

penelitian adalah siswa kelas IV dengan

sehingga dapat ditemukan tema dan

jumlah siswa 31 orang yang terdiri dari

tafsiran tertentu dari susunan itu.

16 siswa perempuan dan 15 siswa lakilaki.

Fokus

penelitian

ini

Analisis data merupakan kegiatan

adalah

menyusun data secara sistematis setelah

mengimplementasikan penerapan CTL

data dari seluruh responden terkumpul.

dalam pembelajaran Matematika pada

Data yang berupa hasil pengamatan

materi volume Kubus dan Balok untuk

diklasifikasikan sebagai data kuantitatif,

meningkatkan hasil belajar siswa.

kemudian dihubungkan dengan data

C. Teknik Pengumpulan Data

kualitatif

Metode pengumpulan data adalah

sebagai

dasar

mendeskripsikan

untuk

keberhasilan

cara-cara yang dapat digunakan oleh

pelaksanaan pembelajaran. Data yang

peneliti dalam mengumpulkan data agar

dianalisis adalah nilai tes siswa sebelum

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

menggunakan metode CTL dan nilai tes

lebih baik dalam arti lebih cermat,

siswa setelah menggunakan metode

lengkap dan sistematis, sehingga lebih

CTL. Kemudian data yang berupa nilai

mudah diolah.

tes antar siklus tersebut dibandingkan,


(2010:27)

sehingga hasil dapat mencapai batas

mengatakan bahwa: pengumpulan data

ketercapaian yang telah ditetapkan.


Setelah
semua
data-data

Wijaya

dan

Dedi

dalam penelitian ini dilaksanakan dalam


3 siklus yang mana pada setiap siklus
tersebut terdapat empat tahapan yang
terdiri dari perencanaan (planing),
tindakan

(acting),

pengamatan

(observing), refleksi (reflecting).


D. Teknik Analisa Data

terkumpul melalui instrument penelitian


yang telah penulis sebutkan pada teknik
pengumpulan data, langkah selanjutnya
penulis

mengadakan

upaya

menganalisis data berdasarkan jenis


data tersebut dengan cara mengambil
data-data,

memberikan

kode

dan

mendistribusikan data kedalam bentuk


Jurnal Eksperimental PGMI Volume 1, Nomor 2. Desember 2013 |

80

tabel data observasi secara lengkap dan


disertai

dengan

Dalam

interprestasi

perhitungan

nilai

data.

rata-rata,

rumus yang digunakan adalah sebagai


berikut:
x =

Siklus I

x
N

Keterangan:
x = Nilai rata-rata (Mean)

= Jumlah seluruh skor

100

80.65

80

Siklus I

60
19.35

40
20

= Banyaknya subjek

< 70

70

IV. Hasil Penelitian

A. Siklus I
Dari analisis terhadap hasil belajar
yang dicapai oleh siswa diperoleh data
bahwa siswa yang memperoleh nilai 70
ke atas (di atas KKM 70) berjumlah 6
siswa,

maka

jumlah

siswa

yang

mengalami ketuntasan belajar sebesar


19,35%, jumlah siswa yang belum
tuntas atau belum memperoleh nilai
KKM 70 atau dibawah 70 adalah 25
siswa

dengan

persentase

sebesar

80,65%.
Jumlah siswa yang KKMnya 70
sebanyak

siswa

atau

19,35%,

sedangkan jumlah siswa yang KKMnya


< 25 sebanyak 25 siswa atau 80,65%.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:

Gambar 1 Tingkat Ketuntasan Hasil


Belajar Siswa Kelas IV MIN
Beureunuen berdasarkan KKM Pada
Siklus I
Berdasarkan temuan yang peneliti
dapatkan pada siklus I, maka untuk
pembelajaran kedua yaitu pada siklus II.
Peneliti merencanakan ingin melakukan
perubahan kearah yang lebih baik agar
pemahaman dan aktivitas belajar siswa
lebih

meningkat,

menggunakan

yaitu

metode

dengan

CTL

dalam

proses belajar mengajar.

Jurnal Eksperimental PGMI Volume 1, Nomor 2. Desember 2013 |

81

Pada siklus I peneliti menemukan

proses

belajar

mengajar.

Peneliti

beberapa temuan yaitu siswa kurang

mempersiapkan RPP, Lembar Kerja

memahami dan bersemangat sehingga

Siswa (LKS).

siswa pasif dalam mengikuti proses

Tidak ada siswa yang memiliki

belajar. Maka untuk siklus ke II peneliti

nilai dengan kategori sangat tinggi

ingin membuat suatu perubahan dengan

atau sebesar 0%, siswa yang memiliki

merencanakan

pembelajaran

nilai dengan kategori tinggi sebanyak

menggunakan

metode

CTL

dengan
yang

19

orang

(61,29%),

siswa

yang

dirancang oleh guru dalam proses

memiliki nilai dengan kategori cukup

belajar mengajar agar siswa mudah

sebanyak 12 orang (32,26%), siswa

memahami, bergairah dan termotivasi

yang memiliki nilai dengan kategori

siswa untuk belajar lebih aktif pada

rendah sebanyak 0 orang siswa atau

pembelajaran

Dengan

0%, dan siswa yang memiliki nilai

demikian proses pembelajaran harus

kategori sangat rendah sebanyak 0

dilanjutkan ke siklus II, dengan alasan

orang siswa atau 0%. Dari paparan

ketuntasan belajar pada siklus I belum

tersebut diperoleh bahwa yang memiliki

mencapai 85% dari jumlah keseluruhan

nilai pada kategori minimal "tinggi"

siswa.

sebanyak 19 orang siswa dan yang

B. Siklus II

memiliki

matematika.

nilai

di

bawah

kategori

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

"tinggi" sebanyak 12 orang siswa.

pada siklus II dilaksanakan pada hari

Secara klasikal tingkat hasil belajar

Selasa tanggal 04 Agustus 2015 jam 3-4

siswa

pembelajaran pada kelas yang sama

61,29%. Tingkat hasil belajar siswa

yaitu pada kelas IV dengan jumlah 31

pada siklus II dapat juga dicermati pada

siswa, yang terdiri dari 16 siswa laki-

gambar 2 di bawah ini:

laki

dan

15

siswa

pada

siklus

kedua

sebesar

perempuan.

Pertemuan ini membahas tentang materi


volume kubus membuat makanan. Pada
siklus ini perubahan yang dilakukan
yaitu tetap mengelompokkan siswa
dalam

lima

menggunakan

kelompok,
metode

CTL

namun
dalam

Jurnal Eksperimental PGMI Volume 1, Nomor 2. Desember 2013 |

82

Siklus II

Siklus II
61.29

70
60
50
40
30
20
10
0

67.74

80
Siklus II

38.71

60
40

Siklus II

32.26

20
0
< 70
01

02

70

05

Gambar 2 Tingkat Hasil Belajar Siswa


Kelas IV MIN Beureunuen Pada Siklus
II
Berdasarkan tabel di atas, jumlah

Gambar 4.4 Tingkat Ketuntasan Hasil


Belajar Siswa Kelas IV MIN
Beureunuen berdasarkan KKM Pada
Siklus II

siswa yang KKMnya 70 sebanyak 19

Dari permasalahan yang penulis

siswa atau 61,29%, sedangkan jumlah

temukan dalam Penelitian Tindakan

siswa yang KKMnya < 70 sebanyak 12

Kelas (PTK) pada siklus II, yaitu siswa

siswa atau 38,71%. Untuk lebih jelas

sudah

dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

bersemangat dalam mengikuti proses

mulai

memahami

dan

belajar dan aktivitas sudah meningkat,


ditandai dengan perolehan nilai pada
siklus

II.

membuat

Namun

penelitian

perubahan

ingin
dengan

merencanakan membuat siswa lebih


berani untuk tampil ke depan dan sangat
aktif dalam belajar. Dengan demikian
proses pembelajaran harus dilanjutkan
Jurnal Eksperimental PGMI Volume 1, Nomor 2. Desember 2013 |

83

ke siklus III, dengan alasan ketuntasan

Siklus III

belajar pada siklus II belum mencapai


85% dari jumlah keseluruhan kelompok
siswa.

100

100
80

Siklus III

60
40
20

C. Siklus III

< 70

70

Dari analisis terhadap hasil belajar


yang dicapai oleh siswa bahwa nilai
terendah 83 dan nilai tertinggi 100.
Pemaparan hasil penelitian menyajikan
deskripsi tentang hasil belajar siswa
terhadap

komponen

pembelajaran
pembelajaran

setelah
dengan

dan

kegiatan
penerapan

menggunakan

metode CTL.
Berdasarkan tabel di atas, jumlah
siswa yang KKMnya 70 sebanyak 31

Gambar 4.6 Tingkat Ketuntasan Hasil


Belajar Siswa Kelas V MIN
Beureunuen berdasarkan KKM Pada
Siklus III

siswa atau 100%, sedangkan jumlah

Karena nilai yang KKM 70

siswa yang KKMnya < 70 sebanyak 0

sebanyak 31 siswa atau sebesar 100%.

siswa atau 0%. Untuk lebih jelas dapat

Maka

dilihat pada gambar di bawah ini:

mengajar dihentikan sampai siklus III

dengan

itu

proses

belajar

karena nilai siswa sudah tuntas secara


klasikal. Peningkatan hasil belajar siswa
dari siklus I, siklus II, dan siklus III
dapat dilihat pada diagram berikut ini.

Jurnal Eksperimental PGMI Volume 1, Nomor 2. Desember 2013 |

84

100
100
90 80.65
80
67.74
70
60
50
32.26
40
19.35
30
20
10
0

rata individunya 57,90, siklus II


nilai rata-rata 71,29 dan nilai
rata kelompoknya 72,17 dan
siklus

III

nilai

rata-rata

< 70

kelompok 93,33, dan nilai rata-

70

rata individunya 92,68.


B. Saran

Berkaitan dengan temuan dalam


penelitian

ini,

dapat

dikemukakan

beberapa saran sebagai berikut:


1. Diharapkan bagi guru matematika
khususnya di MIN Bambong agar
dapat menggunakan CTL dalam
pembelajaran
dalam

matematika

membuat

siswa

agar
mudah

memahami dan bersemangat dalam


belajar.
Gambar 4.7 Peningkatan hasil belajar
siswa dari siklus I, siklus II, dan siklus
III Berdasarkan KKM

2. Diharapkan bagi guru matematika


agar

dapat

menggunakan

CTL

disertai metode metode CTL dapat


melibatkan siswa secara aktif dan

V. Penutup

dapat menumbuhkan aktivitas siswa,


A. Kesimpulan

1. Proses pembelajaran matematika


dengan penggunaan CTL dapat
meningkatkan aktivitas siswa.
2. Penggunaan CTL yang disertai
metode

CTL

meningkatkan
siswa

hasil

ditandai

dapat
belajar
dengan

meningkatnya hasil belajar pada

sehingga siswa termotivasi untuk


belajar.
3. Diharapkan

bagi

menggunakan

CTL,

guru

dengan

agar

dapat

meningkatkan proses pembelajaran


hendaknya menggunakan CTL agar
menciptakan suasana belajar yang
aktif dan menyenangkan

tiap siklus. Siklus I nilai rataJurnal Eksperimental PGMI Volume 1, Nomor 2. Desember 2013 |

85

Daftar Pustaka

Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:


Ciputat selatan, 2002).
B.

Suryosubroto, Proses Belajar


Mengajar di Sekolah, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2002).

Depdiknas,
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: Remaja
Rosda Karya, 2005).
Djajasatra, Yusuf, Metode-Metode
Mengajar,
(Bandung:
Bina
Aksara, 2003).

Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan RI, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1997).

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional


Menciptakan
Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan,
(Bandung:
PT.
Remaja
Rosdakarya, 2005).

Departemen
pendidikan
dan
Kebudayaan, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2002).

Erman Suherman dan Udin S. Winata


Putra,
Strategi
Belajar
Mengajar, (Jakarta: Depdikbud,
1999).

Jurnal Eksperimental PGMI Volume 1, Nomor 2. Desember 2013 |

86

Anda mungkin juga menyukai