Peran Smartphone Dalam Interaksi Sosial PDF
Peran Smartphone Dalam Interaksi Sosial PDF
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dengan Minat Utama Public Relation
Oleh :
AUCKY PUTRA
0811223010
LEMBAR PENGESAHAN
PERAN SMARTPHONE DALAM INTERAKSI SOSIAL ANAK MUDA
Disusun Oleh :
Aucky Putra Kristianto
0811223010
Telah Dinyatakan LULUS Dalam Ujian Sarjana
Pada Tanggal 16 Juli 2014
Malang,
Agustus 2014
Pernyataan Orisinalitas
NIM
: 0811223010
Jurusan
: Ilmu Komunikasi
Peminatan
: Public Relation
Materai
6.000
ABSTRAK
Seiring arus globalisasi dengan tuntutan kebutuhan pertukaran informasi yang
cepat membuat peranan teknologi komunikasi menjadi sangat penting. Teknologi
komunikasi dalam wujud smartphone ini merupakan fenomena yang paling unik dan
menarik dalam penggunaannya. Dalam hal tersebut, perkembangan teknologi bisa
mempengaruhi cara berinteraksi sosial dari para individu yang menggunakannya.
Smartphone yang didalamnya terdapat CMC ( computer mediated communications ) ini
adalah berbagai jenis program aplikasi yang digunakan untuk melakukan komunikasi
antar dua orang atau lebih yang dapat saling berinteraksi melalui komputer yang berbeda.
Yang dimaksud di sini bukanlah bagaimana dua mesin atau lebih dapat saling
berinteraksi, namun bagaimana dua orang atau lebih dapat berkomunikasi satu dengan
lainnya dengan menggunakan alat bantu komputer melalui program aplikasi yang ada
pada komputer tersebut. (Fulk & Collins-jarvis 2001).
Penelitian ini berfokus pada peranan smartphone dalam interaksi sosial
persahabatan anak muda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis
pendekatan deskriptif. Informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak muda
yang memiliki dan menggunakan smartphone serta anak muda yang mempunyai suatu
kelompok pertemanan atau persahabatan.
Hasil dari penelitian ini menunjukan Mereka menggunakan smartphonenya untuk
melakukan proses interaksi sosial mereka baik interaksi primer maupun interaksi
sekunder. Mereka juga sedikit menghilangkan anggapan banyak orang terhadap adanya
smartphone yang mengatakan bahwa smartphone mempunyai kesan mendekatkan yang
jauh dan menjauhkan yang dekat. Hal tersebut bisa terjadi karena mereka merasa puas
terhadap adanya smartphone tersebut. sesuai dengan pendekatan Pendekatan uses and
gratification memberikan alternatif untuk memandang pada hubungan antara isi media
dan audience, dan pengkategorian isi media berdasarkan fungsinya. (Bungin, 2006)
Faktor yang lain yaitu kedekatan satu dengan anggota kelompok lainnya
tumbuh karena adanya kesamaan dan kegemaran dalam minat suatu bidang tertentu. Hal
ini berkaitan dengan dengan teori dari Kail & Cavanaugh (2000) yang menyatakan ada
empat faktor yang dapat meningkatkan hubungan persahabatan yaitu proximity,
simililarity, complementarity, dan physical attractiveness.
ABSTRACT
Along with the globalization demands rapid exchange of information makes the role
of communication technologies is very important. Communication technology in the form of
a smartphone is a phenomenon that most unique and interesting in its use. In such cases,
technological developments may affect how the social interaction of the individuals who use
them. Smartphone which there are CMC (computer mediated communications) are the
different types of application programs that are used for communication between two or more
people can interact through different computers. What is meant here is not how two or more
machines can interact with each other, but how two or more people can communicate with
each other using computer aids through existing application programs on the computer. (Fulk
& Collins-jarvis 2001).
This study focuses on the role of a smartphone in a friendly social interaction of
young children. This study uses qualitative descriptive approach types. Informants were used
in this study were young people who own and use a smartphone as well as young people who
have a group of friends or friendship.
The results of this study indicate they use a smartphone to make the process of social
interaction they both interactions primary and secondary interactions. They are also a bit
eliminate the assumption of the existence of a smartphone and more people are saying that
the smartphone has a much closer impression and keep that close. This can happen because
they are satisfied with the presence of the smartphone. accordance with the uses and
gratification approach approach provides an alternative to look at the relationship between
media content and audience, and categorizing media content based on its function. (Bungin,
2006)
Another factor is the proximity of one to the other group members to grow because of
the shared interests and preferences in a particular field. This relates to the theory of Kail &
Cavanaugh (2000) who stated that there are four factors that can improve the friendly
relations of proximity, simililarity, complementarity, and physical attractiveness.
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya dalam membantu menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Brawijaya.
Peneliti menyadari penyusunan skripsi ini akan sangat sulit tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. H. Darsono Wisadirana, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Brawijaya Malang.
2. Bapak Dr. Drs. Suryadi MS dan Ibu Fitri Hariana Oktaviani, S.S, S.E, M.Commun
selaku dosen pembimbing penulis selama pengerjaan skripsi.
3. Orang tua penulis yang selalu sabar serta memberikan support dalam proses
pengerjaan skripsi.
4. Semua pihak yang telah memberi bantuan serta motivasi baik langsung maupun tidak
langsung dalam proses pengerjaan skripsi.
Akhir kata, saya selaku penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan
proposal penelitian ini. Penulis sadar bahwa dalam proposal penelitian ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan demi lebih
baiknya karya ini di masa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan........................................................................................................... i
Lembar Pernyataan .......................................................................................................... ii
Abstrak.............................................................................................................................. iii
Kata Pengantar ................................................................................................................ iv
Daftar Isi .............................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................5
1.3 Tujuan penelitian .......................................................................................................5
1.4 Kegunaan Penelitian ...................................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORITIS .......................................................................................7
2.1 Komunikasi dan Perkembangan Teknologi Komunikasi ...........................................7
2.2 Perkembangan Media Teknologi Komunikasi............................................................9
2.2.1 Sejarah Teknologi Komunikasi............................................................................9
2.2.2 Jenis Teknologi Komunikasi..............................................................................10
2.3 Perkembangan Teknologi komunikasi telepon genggam .........................................12
2.4 Computer Mediated Communication........................................................................13
2.5 Interaksi Sosial ..........................................................................................................14
2.5.1 Kontak dan Komunikasi Interaksi Sosial ............................................................15
2.6 Persahabatan Anak Muda .........................................................................................19
2.7 Teory Uses and Gratification ....................................................................................23
2.8 Penelitian Terdahulu .................................................................................................24
2.9 Kerangka Pemikiran..................................................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................29
3.1 Jenis Penelitian..........................................................................................................29
3.2 Fokus Penelitian ........................................................................................................29
3.3 Lokasi Penelitian .......................................................................................................30
7
Daftar Gambar
BAB I
PENDAHULUAN
Fuad
(1999)
mengemukan
teknologi
komunikasi
cenderung
implikasi dari penggunaan telepon seluler. Pertama, terhadap setiap individu yang
menggunakan ponsel tersebut. Kedua, terhadap interaksi-interaksi antar individu. Ketiga,
terhadap pertemuan tatap muka. Keempat, terhadap suatu kelompok-kelompok atau
organisasi. Selanjutnya yang kelima adalah terhadap sistem hubungan di organisasi dan
kelembagaan-kelembagaan masyarakat.
Marshall McLuhan di buku Understanding Media: The Extensions of Man,
mengemukakan ide bahwa pesan media ya medianya itu sendiri (Mcluhan, 1999).
McLuhan menganggap media sebagai perluasan manusia dan media yang berbeda-beda
mewakili pesan yang berbeda-beda. Media juga mempengaruhi cakupan serta bentuk dari
hubungan-hubungan dan kegiatan-kegiatan manusia. Pengaruh media telah berkembang
dari individu ke masyarakat. Penggunaan media komunikasi dalam hal ini adalah ponsel
sekarang bukan hanya sebagai alat komunikasi semata, melainkan juga mendorong
terbentuknya interaksi yang sama sekali berbeda dengan interaksi tatap muka. Hal ini
tentunya terjadi dalam kondisi perkembangan teknologi komunikasi saat ini.
Salah satu bentuk perkembangan teknologi telepon seluler saat ini terwujud dari
menjamurnya smartphone
yang merupakan
11
Sistem operasional yang dapat ditemukan dalam smartphone contohnya seperti symbian
OS, apple OS, blackberry OS, windows mobile, android, linux.
Disini interaksi yang terbentuk kemudian dipercepat prosesnya melalui suara
dan teks atau tulisan (Brotosiswoyo, 2002). Hal ini berbeda dengan dahulu yang biasa
disebut telepati (komunikasi antara dua manusia yang tidak bergantung pada
tempatnya) dan sudah menjadi perwujudan riil yang biasa, yang dapat dilakukan oleh
siapa saja. Ponsel disamping itu juga dapat merubah makna dari kesendirian.
Kesendirian itu dapat menjadi suatu suasana yang lebih ramai dan hidup. Dengan satu
ponsel yang canggih saja, kita dapat mendengarkan musik, bermain games, internet, fotofoto, menonton video, dan lain-lain meskipun kita berada dalam satu ruangan sendirian
tanpa ada apapun. Dari sekian kelebihan yang telah ditawarkan dari suatu ponsel, tetapi
terdapat juga banyak dampak negatif bermunculan. Budyatna (2005) mengemukakan
bahwa bentuk komunikasi yang paling ideal adalah yang bersifat transaksional, dimana
proses komunikasi dilihat sebagai suatu proses yang sangat dinamis dan timbal balik.
Disini Budyatna melihat bahwa dengan munculnya penggunaan ponsel mempengaruhi
proses yang transaksional tersebut. Seringkali komunikasi yang dinamis dan timbal balik
dirasakan menurun kualitas dan kuantitasnya pada interaksi tatap muka.
Dari hasil penelitian, didapat fenomena dimana tidak jarang individu lebih
memilih memainkan atau menggunakan ponselnya, meskipun ia berada ditengah-tengah
suatu kegiatan atau sosialisasi dengan orang-orang disekitarnya. Nurudin (2005)
menyebutkan bahwa 60% dari respondennya lebih senang mengirim dan membaca SMS
atau memainkan games ponselnya ditengah acara keluarga yang dianggap membosankan.
Beberapa penelitian telah dikumpulkan oleh Badwilan (2004) mengenai dampak dari
penggunaan ponsel. Contoh penelitian pertama yaitu pada bulan Februari 2002 jumlah
layanan SMS yang dikirimkan mencapai 156 milyar; dan pada bulan Maret jumlahnya
12
bertambah menjadi 167 milyar. Dengan kata lain bahwa pengguna ponsel telah
menghabiskan uang sebesar 165,5 milyar untuk mengirimkan layanan SMS saja. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan ponsel yang semula dimaksudkan untuk mempermudah
pembicaraan dan menekan biaya pengeluaran, justru terkadang menjadi hal sebaliknya.
Kumpulan penelitian Badwilan (2004) yang menunjukkan dampak negatif dari
penggunaan ponsel lainnya yaitu menonjol pada aspek psikologis dan sosial. Banyaknya
peredaran gambar-gambar maupun video-video porno sekarang ini sudah dianggap hal
biasa dalam lalu lintas data komunikasi melalui ponsel. Selain itu adanya pesan SMS
yang memberikan kesan rasisme dan unsur-unsur SARA didalamnya dapat mengancam
serta merusak kehidupan interaksi masyarakat atau kelompok tertentu.
Berbagai penelitian mengenai penggunaan ponsel dan interaksi anak muda pernah
dilakukan. Salah satunya Ina Astari (2006). Ia membahas pengaruh penggunaan ponsel
terhadap interaksi sosial remaja. Melalui penelitian dengan pendekatan kuantitatif ini,
Astari menghasilkan kesimpulan bahwa penggunaan ponsel di kalangan anak muda
cenderung tinggi dan proses interaksi anak muda terhadap lingkungan cenderung kurang.
Selain itu, penelitian mengenai smartphone pernah dilakukan Masyitoh (2010) yang
membahas pengaruh blackberry sebagai sarana akses informasi di kalangan mahasiswa
Universitas Airlangga. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Namun penelitian
tersebut masih membahas tentang kegunaan smartphone sebagai sarana akses informasi. .
Padahal, dapat diargumentasikan bahwa kegunaan smarthphone pada saat ini tidak hanya
sebatas akses terhadap informasi.
1.2
Rumusan Masalah
Meski banyak penelitian yang mengkonfirmasi bahwa smartphone dapat
mengganggu interaksi sosial terutama pada anak muda (Nurudin, 2005; Astari 2006),
observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti, menunjukkan bahwa masih ada
13
kondisi-kondisi tertentu dimana interaksi kelompok anak muda yang tidak terganggu
dengan kehadiran smartphone ini. Oleh karena itu peneliti berusaha menggali secara
kualitatif atau secara mendalam terhadap fenomena tersebut.
Kedua, peneliti berusaha menggali pada kelompok persahabatan anak muda yang
tidak terganggu oleh keberadaan smartphone ini. Faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan hal ini? Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif
kualititatif. Metode pengambilan data adalah dengan wawancara dan observasi kepada
dua kelompok persahabatan yang dari awal observasi interaksi sosialnya dinilai tidak
terganggu dengan keberadaan smartphonenya. Selain itu, data interaksi sosial di
smarphone juga diambil dengan metode dokumentasi untuk melihat fungsi smartphone
dalam interaksi sosial anak muda.
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian ini
adalah menganalisis bagaimana peranan smartphone dalam interaksi sosial anak muda.
1.4
Kegunaan Penelitian
14
2. Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh perancang aplikasi
smartphone dan berbagai teknologi komunikasi lainnya agar mampu menciptakan
aplikasi atau program yang dapat menghangatkan hubungan manusia
15
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
berinteraksi dengan perubahan lainnya yang timbul dari sistem teknologi secara
keseluruhan.
Menurut Gouzali Saydam (2005), teknologi komunikasi pada hakikatnya
adalah penyaluran informasi dari satu tempat ke tempat lain melalui perangkat
telekomunikasi (kawat, radio atau perangkat elektromagnetik lainnya). Informasi
tersebut dapat berbentuk suara (telepon), tulisan dan gambar (telegraf), data (komputer),
dan sebagainya. Sedangkan Shiroth dan Amin (1998) mengemukakan teknologi
komunikasi
merupakan
teknologi
yang
cepat
berkembang,
seiring
dengan
berkembangnya industri elektronika dan komputer. Trend teknologi ini semakin kearah
teknologi wireless (tanpa kabel).
Bentuk-bentuk teknologi komunikasi menurut Kadir dan Triwahyuni (2003)
mencangkup
telepon,
radio,
dan
televisi.
Sedangkan
dalam
buku
Human
17
18
berada di awal nama domain website. Tahun 1994 Neil Papworth mengirimkan pesan
singkat pertama di dunia atau yang biasa disebut SMS. Tahun 1999 penggunaan telepon
genggam atau handphone sangat popular di kalangan masyarakat dunia dalam
berkomunikasi. (Abdul Kadir & Terra CH. Triwahyuni 2003, h. 8 ).
19
20
internet berupa software dan hardware yang setidaknya dibutuhkan dalam pengerjaannya.
(Abdul Kadir & Terra CH. Triwahyuni 2003, h. 14 ).
21
generasi III (Subarkah, 2011). Generasi ini disebut juga 3G yang memungkinkan
operator jaringan untuk memberi pengguna mereka jangkauan yang lebih luas,
termasuk internet sebaik video call berteknologi tinggi. Dalam 3G terdapat 3 standar
untuk dunia telekomunikasi yaitu Enhance Datarates for GSM Evolution (EDGE),
Wideband-CDMA, dan CDMA 2000. Kelemahan dari generasi 3G ini adalah biaya
yang relatif lebih tinggi, dan kurangnya cakupan jaringan karena masih barunya
teknologi ini. Tapi yang menarik pada generasi ini adalah mulai dimasukkannya sistem
operasi pada ponsel sehingga membuat fitur ponsel semakin lengkap bahkan mendekati
fungsi PC. Sistem operasi yang digunakan antara lain Symbian, Android, Windows
mobile, RIM Blackberry, dan IOS. ( Subarkah, 2011).
2.4 Computer Mediated Communication
Computer-Mediated Communication (CMC) adalah berbagai jenis program
aplikasi yang digunakan untuk melakukan komunikasi antar dua orang atau lebih yang
dapat saling berinteraksi melalui komputer yang berbeda. Yang dimaksud di sini
bukanlah bagaimana dua mesin atau lebih dapat saling berinteraksi, namun bagaimana
dua orang atau lebih dapat berkomunikasi satu dengan lainnya dengan menggunakan alat
bantu komputer melalui program aplikasi yang ada pada komputer tersebut. (Fulk &
collins-jarvis 2001).
Dalam memasuki era globalisasi, dimana CMC menjadi suatu gebrakan baru di
dunia teknologi komunikasi, partisipan CMC harus mempunyai keahlian dalam
menggunakan komputer, dan mengetahui tentang settingan aplikasi dari media yang
digunakan, kita ambil contoh Instant Messenger yaitu Yahoo Messenger. Dalam Yahoo
Messenger, terdapat berbagai macam fitur-fitur yang berguna, seperti webcam (video
camera), voice mail, yahoo talk, dan sebagainya. Minimal, para partisipan harus
mengetahui bagaimana cara menggunakan fitur-fitur yang disediakan oleh Yahoo
22
Messenger. Hal ini dianggap sangat penting, apalagi ketika kita sedang melakukan bisnis
lintas budaya dengan orang lain. Jika kita tidak mengerti hal-hal kecil seperti itu, maka
lawan bisnis kita akan menganggap kita kurang mempunyai kredibilitas yang baik. Hal
ini akan merusak reputasi kita sebagai seorang partisipan CMC. Dalam CMC, kita juga
harus mengenal psikologis komunikan.
Computer-mediated communication (CMC) ialah suatu transaksi komunikasi
yang terjadi melalui penggunaan dua atau lebih komputer jaringan. Istilah tersebut secara
tradisional disebut komunikasi yang terjadi melalui-dimediasi format computer, misalnya,
pesan instan , e-mail , chat room. Format tersebut diterapkan pada bentuk-bentuk lain dari
interaksi berbasis teks seperti pesan teks. Penelitian CMC berfokus pada dampak sosial
yang berbeda yang didukung teknologi komunikasi-komputer. Banyak studi yang
melibatkan internet berbasis jaringan sosial yang didukung oleh perangkat lunak sosial.
Mediation ini mengacu pada proses pertukaran pesan dimana pesan disampaikan melalui
perantaraan media bentuk teknologi dari teknologi paling sederhana hingga teknologi
canggih seperti computer internet. Dalam perkembangannya komunikasi melalui media
komputer terjadi peleburan antara komunikasi Mediation (perantara) dan Immediate
(langsung). Rice (2001) menyatakan Computer Mediated Communication (CMC)
mempelajari bagaimana perilaku manusia dibentuk melalui pertukaran informasi
menggunakan media komputer khususnya komputer internet. Internet sebagai sebuah
jaringan komputer yang memungkinkan adanya transfer data atau informasi melalui
bentuk protocol transmisi menurut sistem pengalamatan global.
23
hubungan satu sama lain terutama dengan mengetengahkan kelompok serta lapisan sosial
sebagai unsur pokok struktur sosial. Interaksi sosial dapat dipandang sebagai dasar
proses-proses sosial yang ada, menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis.
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antar dua atau lebih individu manusia, dimana
kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan
individu yang lain (Gerungan, 2004). Kelangsungan interaksi sosial ini, sekalipun dalam
bentuknya yang sederhana, tenyata merupakan proses yang kompleks. Sedangkan Tubbs
dan Moss dalam bukunya Human Communication (2001), suatu interaksi sosial diartikan
sebagai suatu sistem sosial dua orang atau lebih yang dilengkapi dengan beberapa aturan
dan harapan, serta beberapa ganjaran dan hukuman yang berlaku diantaranya.
Gea, Wulandari, dan Babari (2003) melihat suatu kebutuhan berinteraksi
manusia dimana setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang-orang lainnya.
Kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk
mempersatukan manusia yang satu dengan lainnya, yang tanpa berkomunikasi akan
terisolasi. Mengenai interaksi yang terjalin tersebut, yang dianggap paling ideal adalah
secara tatap muka (langsung). Interaksi tatap muka lebih memungkinkan suatu proses
yang bersifat dinamis dan timbal balik secara langsung. Selain itu menurut Morey (2004),
pertukaran informasi secara tatap muka dapat mempercepat proses saling mempengaruhi
antara pihak-pihak yang berinteraksi didalamnya. Sedangkan menurut Soekanto (2002),
suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat,
yaitu: 1) Adanya kontak sosial (social-contact) dan 2) Adanya komunikasi
24
menyentuh (Soekanto, 2002). Tetapi secara gejala sosial, kontak tidak perlu berarti suatu
hubungan badaniah. Seperti pada perkembangan teknologi dewasa ini orang-orang dapat
berhubungan satu dengan yang lainnya melalui telepon, telegrap, radio, surat, dan
seterusnya (Soekanto, 2002). Kontak dapat bersifat primer maupun sekunder. Kontak
primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan
muka atau face-to-face (berjabat tangan, saling senyum, dll). Sebaliknya, kontak sekunder
memerlukan suatu perantara. Hubungan-hubungan sekunder tersebut dapat dilakukan
melalui perantara seperti telepon, telegrap, radio, surat dll.
Mengenai komunikasi dapat dilihat secara bahasa, yakni berasal dari kata Latin
kommunicatio yang artinya hal memberitahukan, hal memberi bagian dalam, atau
pertukaran (Gea, Wulandari, dan Babari, 2003). Secara lebih sempit dapat diartikan
sebagai pesan yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan
maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima (Gea, Wulandari, dan
Babari, 2003). Menurut Soekanto (2002), bahwa komunikasi adalah ketika seseorang
memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik
badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.
Dengan begitu orang yang bersangkutan kemudian akan memberikan reaksi terhadap
perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.
Gea, Wulandari, dan Babari (2003) menggambarkan suatu komunikasi yang
efektif apabila si penerima pesan menginterpretasikan pesan yang diterimanya
sebagaimana dimaksudkan oleh pengirim pesan. Salah satu cara terbaik untuk
memastikan bahwa pesan yang diberikan benar-benar diterima secara tepat sebagaimana
yang dimaksud adalah dengan mendapatkan umpan balik pesan tersebut. Umpan balik
adalah proses yang memungkinkan seorang pengirim mengetahui bagaimana pesan yang
dikirimkannya telah ditangkap oleh si penerima atau tidak. Selain itu cara seseorang
25
mendengarkan
dan
menanggapi
lawan
bicara
juga
sangatlah
penting
dalam
26
2. Hanya mengartikan kata atau kalimat secara murni dan tidak mengembangkan
pemahamannya
3. Kesalahpahaman atau distorsi dalam komunikasi
4. Adanya gangguan fisik, misalnya gangguan suara pada telepon, hasil
cetakan yang tidak baik, tampilan layar yang kurang jelas (kabur), desain
format yang tidak baik, dan lain-lain.
Dalam menilai kualitas komunikasi antar manusia, DeVito (2007) mengatakan
bahwa komunikasi antar manusia dapat berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat menurut
keluasannya atau breadth (banyaknya atau jenis-jenis topik yang dibicarakan) dan
kedalamannya atau depth (derajat kepersonalan atau inti dalam membicarakan topik
itu).
Sedangkan menurut penelitian Mardiyanti (1996), secara garis besar terdapat
beberapa hal yang dapat dilihat dalam kaitannya dengan kontak sosial dan komunikasi
sebagai pengukuran dari interaksi secara langsung (tatap muka), antara lain adalah minat,
frekuensi, ruang lingkup rekan-rekan, jenis dan banyaknya topik pembicaraan, tempat
melakukan kegiatan, kedalaman komunikasi serta pola dari interaksi itu sendiri (asosiatif
dan disosiatif). Terdapat lima indikator terciptanya interaksi sosial diantaranya ;Imitasi,
dublikasi (tindakan meniru, mengcopy orang lain. baik sikap maupun life style). Sugesti
(suatu proses penerimaan pedoman sikap dari orang lain tanpa kritikan terlebih dahulu,
sebab dapat dipercaya). Identifikasi (suatu keinginan terhadap sesuatu yang dianggap
memiliki keistimewaan seperti ; ketika ada orang dewasa yang dianggap memiliki
kelebihan, dan kita menganggap diri kita sudah dewasa apabila kita sudah bisa melakukan
seperti apa yang dilakukan oleh orang dewasa tadi). Simpati, kagum (proses kejiwaan
dimana seseorang tertarik pada orang lain. baik sikap, wibawa dan perbuatannya).
27
Motivasi (suatu dorongan yang diberikan oleh seseorang pada orang lain. baik melalui
sikap, perkataan) dan lain-lain.
28
Pada anak usia di bawah 8 tahun, prinsip dasar untuk persahabatan adalah common
activity (aktivitas bersama), dimana anak-anak memandang teman adalah seseorang yang
menyukai mereka dan senang dengan aktivitas bermain yang sama. Pada anak usia 8-10
tahun, sudah ada kemampuan role-taking skill (keahlian mengambil peran), mulai melihat
teman sebagai individu yang mempunyai psikologis yang mirip dengannya, dapat dipercaya,
setia, baik, kooperatif, dan sensitif terhadap perasaan dan kebutuhan satu sama lain (Santrock,
2002).
Walaupun pemikiran mengenai kesetiaan dan atribut psikologis yang sama yang
ditunjukkan kepada teman juga terdapat pada remaja, tapi konsepsi remaja mengenai
persahabatan lebih fokus pada reciprocal emotional commitment (saling berkomitmen secara
emosional). Teman dipandang sebagai teman karib yang benar-benar memahami kekuatan
satu sama lain, dapat menerima kelemahan satu sama lain, dan bersedia berbagi pemikiran
dan perasaan mereka (Santrock, 2002). Walaupun anak-anak mempunyai banyak teman, tapi
sedikit dari pertemanan ini yang menjadi teman dekat. Dalam observasi Kail & Cavanaugh
(2000), beliau menemukan beberapa perbedaan penting ketika bermain antara eventual
friends (sahabat) dan nonfriends (bukan teman). Pertama, walaupun sahabat tidakselalu setuju
terhadap permainan mana yang akan dimainkan, tapi mereka dapat mengatasi konflik dengan
lebih baik daripada yang bukan teman. Sahabat lebih berhasil dalam mengkomunikasikan
sesuatu dan bertukar informasi satu sama lain. Beberapa informasi yang disampaikan sahabat
bersifat personal, dan sahabat lebih mampu melibatkan self-disclosure (pengungkapan diri).
Pada remaja, yang ditekankan adalah kesetiaan mereka dalam persahabatan. Mereka percaya
bahwa teman harus membela satu sama lain dan teman tidak boleh menipu atau
meninggalkan satu sama lain.
Penekanan pada kesetiaan dalam persahabatan remaja nampaknya juga sejalan dengan
penekanan pada keakraban dimana jika teman tidak setia, remaja merasa takut akan terhina
29
karena pemikiran dan perasaan karib mereka akan diketahui oleh banyak orang. Munculnya
keakraban dalam persahabatan remaja menunjukkan bahwa teman adalah sumber dari
dukungan sosial dan emosi (Kail & Cavanaugh, 2000).
Persahabatan mempunyai enam fungsi (Kail & Cavanaugh, 2000): yaitu yang
pertama, Companionship adalah persahabatan memberikan anak pasangan yang familier,
seseorang yang mau menghabiskan waktu dengan mereka dan ikut dalam kegiatan yang
memerlukan kerja sama. Yang kedua, Stimulation adalah persahabatan memberikan remaja
informasi yang menyenangkan, kesenangan dan hiburan. Ketiga, Physical support adalah
persahabatan memberikan waktu, sumber, dan bantuan. Keempat, Ego support adalah
persahabatan memberikan dukungan, dorongan, dan umpan balik yang dapat membantu
anak-anak menjaga kesan mereka sebagai orang yang kompeten, menarik, dan individu yang
berharga. Kelima, Social comparison adalah persahabatan memberikan informasi mengenai
kapan mereka berhadapan sebagai lawan dan kapan mereka mengerjakan sesuatu dengan
baik. Keenam, Intimacy/affection adalah persahabatan memberikan hubungan yang hangat,
dekat, dapat mempercayai individu lain, sebuah hubungan yang mempunyai pengungkapan
diri (self-disclosure).
Dalam buku Child and Adolescent Development (2002), disebutkan bahwa fungsi
persahabatan adalah Persahabatan adalah tempat dimana anak-anak memperoleh keahlian
sosial dasar seperti komunikasi dan kerjasama. Persahabatan memberi pengetahuan mengenai
diri sendiri seperti halnya memberi perngetahuan mengenai orang lain dan dunia.
Persahabatan memberi dukungan emosional ketika menghadapi stres. Persahabatan adalah
awal untuk hubungan selanjutnya (percintaan, pernikahan, dan menjadi orang tua) dimana
persahabatan memberikan pengalaman mengenai cara mengatasi kekariban dan saling
mengatur (Owens, 2002).
30
31
Dan dalam perkembangannya dalam kehidupan sosial, khususnya anak muda yang
mempunyai suatu kelompok pertemenanan atau persahabatan punya banyak faktor yang
mempengaruhi kelompok mereka seperti berikut.
Dalam Kail & Cavanaugh, (2000) mengatakan bahwa ada empat faktor yang dapat
meningkatkan hubungan persahabatan, yaitu :
a. Kedekatan mereka satu sama lain (proximity)
b. Kesamaan akan minat dan sikap mereka (similarity)
c. Saling melengkapi kepribadian mereka (complementarity)
d. Ketertarikan fisik (physical attractiveness)
32
Gratification Sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan individu ketika
menggunakan suatu jenis media tertentu (apakah itu surat kabar, televisi atau radio).
Gratification Obtained adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah
mengkonsumsi suatu media tertentu.
Jadi kepuasan khalayak terhadap suatu media tertentu dapat diukur berdasarkan
33
dan juga media hiburan dianggap menjadi kebutuhan sehari-hari yang penting bagi
remaja, baik remaja laki-laki maupun perempuan. Selain itu juga remaja menggunakan
ponsel cenderung pada waktu yang tidak tentu, tergantung dari panggilan yang ada dan
keinginan untuk mengisi waktunya. Mengenai fasilitas pada ponsel, remaja cenderung
tinggi memanfaatkan dalam kesehariannya. Tetapi dari jenis-jenis fasilitas yang
dimanfaatkan tersebut dapat terlihat bahwa remaja juga mempertimbangkan faktor-faktor
biaya, sehingga tidak terlalu memberatkan pihak orang tua sebagai sumber biaya
pengeluaran seharihari. Dengan begitu biaya pengeluaran ponsel remaja tergolong
rendah, tetapi biaya tersebut diperkirakan akan meningkat ketika remaja mulai memasuki
kegiatan perkuliahan nantinya. Remaja dalam menggunakan ponselnya sebagian besar
menghubungi pihak yang berada dalam lingkungan sebayanya, yaitu teman atau pacar.
Hal ini dikarenakan remaja merasa belum cukup untuk berkomunikasi atau berhubungan
ketika bertemu saja dengan teman atau pacar. Selain itu faktor kesibukan orang tua atau
saudara dapat menjadikan remaja jarang menghubunginya melalui ponsel.
Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa penggunaan ponsel mempengaruhi
interaksi remaja secara tatap muka. Penggunaan ponsel remaja (laki-laki maupun
perempuan) memang cenderung tinggi. Tetapi dalam hal interaksi tatap muka antara
remaja dengan lingkungan sosialnya tetap saja cenderung kurang. Dapat disimpulkan
bahwa interaksi remaja tersebut tidak hanya disebabkan oleh tingkat penggunaan ponsel
yang tinggi. Banyak terdapat faktor-faktor lainnya dalam karakteristik remaja, seperti
semakin tingginya beban akademik, mulai mengkonsumsi media-media massa atau
teknologi dengan tinggi serta cenderung lepas dengan lingkungan sosial keluarganya.
Dengan begitu terlihat bahwa memang kelompok usia remaja cenderung kurang
interaksinya secara tatap muka dengan lingkungan sosialnya.
34
Hasil penelitian kedua yang dilakukan oleh Wihda Ayu Masyitoh (2010) dengan
judul penelitian penggunaan blackberry sebagai sarana akses informasi di kalangan
mahasiswa. Hasil analisis Penelitian ini mendeskripsikan bahwa penggunaan blackberry
dapat memberikan kemudahan bagi mahasiswa fisip yaitu sebagai sarana akses informasi
yang mereka butuhkan secara up to date terutama informasi mengenai berbagai jenis
informasi yang dibutuhkan bagi para mahasiswa FISIP Universitas Airlangga. Blackberry
merupakan sebuah alat telekomunikasi dimana hampir semua mahasiswa menggunakan
media tersebut, setidaknya mahasiswa fisip dapat memanfaatkannya sebagai media
sharing informasi secara lebih aktif dan Dengan adanya Blackberry dimana hampir
semua mahasiswa Fisip menggunakan media tersebut, setidaknya terdapat adanya suatu
komunitas penggunaan blackberry di wilayah fakultas FISIP, agar dapat melakukan
interaksi dan komunikasi secara global dan juga dapat menambah hubungan pertemanan
dan menambah berbagai informasi yang didapatkan dari komunitas tersebut.
Hasil penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini dapat disajikan
pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahuluan
Nama
Tahun
Judul penelitian
Tujuan
Ina Astari
2006
Mengetahui
pengaruh ponsel
terhadap interaksi
sosial
2010
Pengaruh penggunaan
ponsel terhadap
interaksi sosial remaja (
studi kasus SMUN 68
Jakarta )
Pengaruh blackberry
sarana akses informasi
di kalangan mahasiswa
Mengetahui
pengaruh
blackberry terhadap
mahasiswa
peneliti adalah peneliti dapat mengetahui bahwa penggunaan ponsel di kalangan anak
muda atau remaja ini cenderung tinggi dan proses interaksi tatap muka anak muda
terhadap lingkungan sosialnya cenderung kurang. Dalam hal ini peneliti dapat menggali
lebih dalam apakah pengaruh smartphone memiliki suatu pandangan negatif terhadap
proses interaksi sosial. Relevansi penelitian yang kedua dengan peneliti ini adalah peneliti
dapat mengetahui bahwa blacberry sebagai salah satu smartphone dapat menjadi sarana
akses informasi yang mereka butuhkan secara up to date. Dalam hal ini peneliti dapat
menggali lebih dalam bahwa smartphone memiliki kegunaan yang meluas tidak hanya
menjadi sarana akses informasi yang cepat seperti yang telah dilakukan oleh Wihda Ayu
Masyitoh.
2.9 Kerangka Pemikiran
Interaksi Sosial Anak Muda
Kelompok Pertemanan
Karakter persahabatan
Interaksi Primer
Interaksi
kelompok
Sekender
(tatap muka)
(CMC)
Penjelasan :
36
Peran Smartphone
Penelitian ini berangkat dari fenomena munculnya smartphone sebagai salah satu
teknologi komunikasi yang digunakan untuk proses interaksi sosial anak muda saat ini.
Terjadinya proses interaksi di kelompok anak muda itu dipengaruhi oleh faktor
kepribadian dari anggota kelompok tersebut yang memiliki kegemaran dalam suatu hal
tertentu. Dalam proses terjadinya interaksi, mereka menggunakan smartphone saat
interaksi primer maupun sekunder. Peran smartphone digunakan sebagai alat untuk
menghubungkan kepada anggota dari kelompok persahabatan itu untuk melakukan proses
interaksi primer. CMC ( Computer Mediated Communications ) dalam bentuk groupchat
adalah salah satu bagian dari smartphone yang digunakan untuk proses interaksi
sekunder.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
(Indranata,
38
kriteria keluar-masuk suatu informasi yang baru diperoleh di lapangan. Sehingga dengan
penetapan fokus yang jelas dan mantap, dapat dihasilkan keputusan tentang data yang
benar-benar fungsional dan mendukung kepentingan penelitian. Adapun fokus penelitian
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Penggunaan smartphone
Adalah mendeskripsikan bagaimana subyek menggunakan smartphone dalam
frekuensi, pemanfaatan dan fungsinya.
2.
Interaksi sosial
Interaksi sosial adalah interaksi secara tatap muka secara langsung dengan interaksi
tidak langsung. Interaksi secara langsung terjadi apabila yang mengadakan hubungan
langsung bertemu dan berhadapan muka atau face-to-face (berjabat tangan, saling
senyum, dll). Sebaliknya, interaksi tidak ;langsung yaitu melalui perantara seperti
smartphone. Interaksi tidak langsung disini seperti melakukan SMS, BBM, atau
model Chat ( whatsapp, line ).
39
sumber data tertulis, foto dan statistik. Jenis data yang berupa sumber tertulis terdiri atas
dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen resmi itu sendiri terdiri atas dokumen
internal (memo, pengumuman, instruksi dalam kalangan tertentu) dan dokumen eksternal
(majalah, buletin dan berita yang disiarkan melalui media massa).
Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sumber data yang berkaitan
dengan sumber informasi yang menjadi fokus penelitian. Sumber data tersebut terdiri
dari:
3.4.1 Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari
lapangan. Jadi data primer diperoleh secara langsung melalui pengamatan dan
pencatatan lapangan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui interview
(wawancara) dan hasil observasi yang dilakukan dengan informan atau narasumber
yang berhubungan dengan dampak penggunaan smartphone dalam interaksi sosial.
3.4.2 Sumber Data Sekunder
Data sekunder adalah datadata yang diperoleh dari dokumendokumen, arsip
arsip, dan kepustakaan yang digunakan untuk mendukung penelitian ini. Data ini
digunakan untuk melengkapi data primer yang telah ada. Data ini berupa gambaran
umum tentang objek penelitian yakni latar belakang objek penelitian, tujuan dan
sebagainya.
3.4.3 Tehnik pemilihan informan
Pemilhan informan disini adalah anak muda yang mempunyai kategori sebagai
berikut :
1. Anak muda yang memiliki dan menggunakan smartphone.
2. Anak muda yang mempunyai kelompok pertemanan.
40
41
3. Dokumentasi
Dokumentasi
dilakukan
untuk
melihat
konten
interaksi
kelompok
persahabatan dalam smartphone. Dengan seizin para informan, screen dicapture untuk
kemudian dianalisis agar dapat diketahui fungsi smartphone bagi kelompok pertemanan
ini.
3.6 Analisis Data
Sesuai dengan jenis dan metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif, maka dalam penelitian ini analisis data yang
digunakan adalah model Miles dan Huberman. Miles dan Huberman (dalam sugiyono
2011) mengemukakan bahwa bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilaukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Berikut tahapan dalam analisis Miles dan Huberman yaitu pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data dan penarik kesimpulan. Berikut penjelasan analisis
data.
Pertama, pengumpulan data. Tahap ini peneliti mengumpulkan data. Data
kualitatif berupa hasil wawancara kepada informan. Selain itu semua dokumentasi yang
diperoleh dari hasil wawancara dan observasi di lapangan (sugiyono 2011).
Kedua, Reduksi data. Tahap ini merupakan proses pemilihan, pemusatan
perhatian, pengabstraksian, dan pentransformasi data kasar dari lapangan. Ketika peneliti
menyangsikan kebenaran data yang diperoleh akan dicek ulang dengan informan lain
yang dirasa peneliti lebih mengetahui ( Basrowi & Suwandi 2008).
Ketiga, Penyajian data. Pada tahapan ini peneliti menyajikan data yang masih
mentah menjadikannya tersusun dan tertata secara baik. Bentuk penyajian data yang
digunakan salah satunya berupa teks naratif ( Basrowi & Suwandi 2008).
42
43
Gambar 1
Komponen Analisis Data Model Interaktif
44
data. Misalnya selain melalui wawancara dan observasi peneliti menggunakan observasi
terlibat (participant observation), dokumen tertulis, catatan, foto dan gambar (Moleong,
2008).
3.8 Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada
informan yang akan di wawancara. Kemudian peneliti memberikan lembar persetujuan
kepada informan yang diteliti, peneliti menjelaskan maksud dari penelitian. Untuk
menjaga
kerahasiaan
informan,
dalam
lembar
pengumpulan
data
penelitian
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
46
Informan yang kedua adalah Ardi, mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2009,
berasal dari Jogjakarta dan saat ini sedang kuliah di Malang. Lahir di Jogja pada 2 agustus
1991 dan menghabiskan waktu pendidikannya di Jogja sebelum melanjutkan Pendidikan
di Malang. Dia mempunyai ketertarikan terhadap musik dan olahraga. Ardi ini juga
pengguna smartphone dengan jenis iphone 4S. Dia menggunakan smartphone ini sudah
hampir 2 tahunan, dan menurutnya smartphone miliknya sangat cocok dengan
kebutuhannya selama ini.
Edo adalah mahasiswa komunikasi angkatan 2010, berasal dari kota Malang.
Lahir pada 24 mei 1992 di kota yang sama, dia mempunyai ketertarikan pada olahraga.
Edo mempunyai smartphone dengan jenis Andromax U, dia menggunakan smartphone
sebenarnya sudah hampir 3 tahunan, karena smartphone yang baru dimiliknya ini adalah
smartphone jenis yang baru. Sebelumnya dia menggunakan blackberry.
Informan yang selanjutnya adalah Dypta. Dia mahasiswa komunikasi 2010,
berasal dari kota Malang dan saat ini juga tinggal di kota yang sama. Lahir di Malang
pada 19 juni 1992 dan mempunyai ketertarikan pada musik dan olahraga. Dypta adalah
pengguna smartphone berjenis Iphone 3GS. Dia menggunakan smartphone ini sudah
hampir 2 tahunan.
Informan dari kelompok yang kedua, yang pertama adalah Rizki, seorang
mahasiswa komunikasi angkatan 2010 yang berasal dari kota Malang dan berdomisili di
kota yang sama. Dia lahir pada 13 mei 1992 di kota Malang. Dia mempunyai ketertarikan
di bidang musik sejak lama. Dalam aktivitas interaksinya dia menggunakan smartphone
samsung galaxy grand, dan dia sudah menggunakan smartphone tersebut selama 2 tahun.
Informan yang kedua yaitu Faisal, seorang mahasiswa politik angkatan 2010,
berasal dari kota Madiun. Lahir pada 17 juni 1992, dia memiliki ketertarikan pada
olahraga. Dia menggunakan smartphone iphone 4 selama 2 tahun.
47
Informan yang terakhir dari kelompok yang kedua adalah Indah. Seorang
mahasiswa komunikasi angkatan 2010, berasal dari kota Surabaya. Dia memiliki hobby
traveling, selama proses interaksinya dengan teman-temannya dia menggunakan
smartphone galaxy ace 2 yang telah digunakan selama lebih dari 1 tahun.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa selama
ini penggunaan smartphone oleh informan sangat beragam, ada yang menggunakan
smartphone untuk melakukan komunikasi atau interaksi dengan individu yang lain, bisa
digunakan untuk mengakses internet seperti email, google, dan yang lainnya seperti
bermain game. Selain itu juga ada yang menggunakan smartphonenya untuk mengakses
media sosial seperti twitter, path, instagram dan yang lainnya, selain itu juga ada beberapa
informan yang menggunakan smartphonenya untuk bermain game, mengambil foto dari
aplikasi kamera dan juga menggunakan smartphonenya untuk dijadikan modem agar
dapat mengakses internet lewat media yang lain seperti komputer atau laptop.
Dari sisi intensitas penggunaan smartphone, hasil dari wawancara kedua
kelompok memiliki kesamaan yaitu sama-sama menggunakan smartphone dengan
intensitas yang tinggi. Hal ini diungkapkan dalam wawancara berikut :
49
lumayan mas kurang lebih ya 12 jam, hampir setiap saat liat hp, liat jam aja
ya pake hp mas, soalnya ga ada ja. ( wawancara dengan Dimas pada tanggal
3 februari 2014 di kos Dimas )
lumayan mas kurang lebih ya 12 jam, hampir setiap saat liat hp, bangun tidur
pertama ya liat hp, pas kumpul ya liat hp, pas kemana ajah ya tetep pegang hp
buat check in di aplikasi Path kalo kita lagi dimana gitu, biar ga dikira cupu2
amat mas.( wawancara dengan Dypta pada tanggal 3 februari 2014 dikos
Dypta )
50
Saya pilih galaxy grand ini karena Osnya sudah lumayan updated, fasilitasnya
juga lumayan okelah untuk kebutuhan saya pribadi, harganya juga terjangkau
menurutku ( wawancara dengan Rizky pada 8 Februari )
Dari sebagian hasil wawancara yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
pengaruh dari para informan memilih atau menggunakan smartphonenya berdasarkan
beberapa faktor seperti smartphone yang digunakan sudah mempunyai sistem operasional
yang sudah kekinian atau masa kini, yang kedua smartphone yang digunakan mempunyai
harga yang sesuai dengan fasilitas yang disajikan oleh smartphone tersebut. Dengan
adanya fasilitas yang beragam untuk memenuhi kebutuhan para informan, terdapat
beberapa manfaat dari penggunaan smartphone tersebut. Manfaatnya seperti bisa
berinteraksi dengan banyak teman, bisa dengan cepat mengetahui informasi atau berita
terbaru melalui aplikasi sosial media, bisa mengakses atau digunakan untuk internet. Hal
ini dibuktikan dalam wawancara sebagai berikut.
Manfaatnya smartphone ini tentunya lumayan banyak ya mas, kaya bisa
interaksi sama temen-temen melalui sosmed kaya line, bbm, dan yang lain. Kalo
dipikir-pikir ya bisa ngirit pulsa juga, kan kalo sudah dipaketin ke internet,
sosmednya bisa diakses, trus interaksi lewat situ juga uda bisa. (wawancara
dengan Edo pada 3 february 2014)
Manfaatnya banyak mas, selain bisa interaksi ma temen- temen, bisa juga liat
update berita dari sosmed, contohnya kaya aku punya twiiter, trus ngefollow
info malang, trus adminnya info malang ngetweet di jalan mana gitu macet, nah
seperti itu kan informasi tuh, jadinya kita bisa tahu. Belum lagi kalo kita install
detik.com tuh, kan setiap menit ada aja berita tuh yang ditampilin, bermanfaat
deh pokoknya. ( wawancara dengan Dimas pada 3 february 2014 )
Lumayan banyak manfaat seh smartphone ini, kalo smartphone kan jelas beda
sama hp biasa, smartphone kan bisa untuk ngakses internet tentunya kalo
dipaketin sih, walaupun ga dipaketin kan semua smartphone kan ada fasilitas
WiFinya tinggal cari tempat WiFi, trus kita gunain juga bisa ngakses internet,
ga Cuma itu, kadang saya juga smartphone saya buat modem untuk laptop, kan
ada fasilitas hotspot pribadinya juga, ( wawancara dengan Ardi pada 3 Februari
2014)
Dari sebagian hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan
secara umum smartphone oleh informan mempunyai manfaat yang beragam seperti bisa
51
berinteraksi melalui sosial media, yang kedua bisa mendapatkan informasi terbaru dari
mengakses internet, serta bisa dijadikan modem, karena smartphone dapat disingkronkan
ke laptop atau PC.
4.2.2 Kontak Sosial dan Komunikasi primer
Seperti yang sudah dijelaskan dalam bab sebelumnya, interaksi sosial tidak akan
mungkin terjadi jika tidak adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak disini bisa
bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan
langsung bertemu dan berhadapan muka atau face-to-face (berjabat tangan, saling
senyum, dll). Sebaliknya, kontak sekunder memerlukan suatu perantara. Hubunganhubungan sekunder tersebut dapat dilakukan melalui perantara disini adalah smartphone.
Kontak primer yang dilakukan oleh kelompok pertemenan yang tediri dari
Dimas, Ardi, Edo, Dypta ini dikakukan hampir setiap hari. Hal ini bisa dibuktikan dari
hasil wawancara seperti berikut.
Kumpulnya hampir setiap hari mas, kadang di parkiran kampus, kadang juga
di kantin kampus belakang sakri, bahkan juga sering kumpul diluar kampus saat
nongkrong ngopi2 dimana gtu mas. Apalgi kita jarak kosannya juga ga terlalu
jauh, bahkan ada juga salah satu yang sekosan sama saya, pokoknya hampir
seringlah mas. ( wawancara dengan Dimas pada tanggal 3 februari 2014 dikos
Dimas )
kumpulnya ya ketemu gitu mas, setelah pulang kuliah, pas nongkrong gitu, pas
dikosan atau dikontrakan temen yang lain, pokoknya ya kumpul aja secara
langsung ( wawancara dengan Dypta pada tanggal dypta pada tanggal 3
februari 2014 dikos Dypta )
kumpulnya ya ketemu gitu mas, setelah pulang kuliah, pas nongkrong gitu, pas
biliard, pas futsal. Intinya kalo uda janjian ketemu ya kita kumpul. (
wawancara dengan Ardi pada tanggal 8 februari 2014 di tempat Ardi )
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat diketahui bahwa proses
berkumpulnya para informan dengan teman-temannnya tidak dipengaruhi atau ditentukan
oleh jadwal khusus sehingga setiap saat dapat berkumpul dengan teman dalam
52
kelompoknya. Jadi proses berkumpulnya tidak hanya dilakukan di dalam kampus namun
demikian juga dilakukan di luar kampus.
Kedua kelompok ini juga mempunyai intesitas kebersamaan yang sering. Hal ini
bisa dibuktikan dalam hasil wawancara seperti berikut.
Kalo proses bertemunya dengan teman-teman ya bisa dikatakan hampir sering
mas kumpulnya bahwa setiap hari pasti ketumu baik dikampus maupun diluar
kampus, karena ya itu juga intensitas ketemunya juga setiap hari soalnya (
wawancara dengan Dimas pada tanggal 3 februari 2014 di kos Dimas )
Bisa dikatakan hampir sering mas kumpulnya dan yang pasti pertemuan
yang saya lakukan yaitu dalam seminggu bisa 3-4 kali, namun demikian hal
tersebut tergantung kebutuhan ( wawancara dengan Ardi pada tanggal 8
februari 2014 di tempat Ardi )
Intesitas pertemuan yang saya lakukan dengan teman bisa dikatakan hampir
sering mas kumpulnya. Seminggu bisa 3-4 kali dan itu dapat lebih tergantung
kepentingan juga ( wawancara dengan Edo pada tanggal 8 februari 2014 di
tempat Edo )
Bisa dikatakan hampir sering mas kumpulnya, karena setiap ada keperluan
apa saya selalu berkumpul dengan teman-teman untuk membahas
permasalahan itu( wawancara dengan Dypta pada tanggal 3 februari 2014 di
kos Dypta )
Kelompok yang kedua yang tediri dari Faisal, Indah, dan Rizky mempunyai
intensitas yang sama dengan kelompok yang pertama. Hal ini dibuktikan dalam
wawancara senagai berikut.
kalo ditanyai mengenai intensitas pertemuan dengan teman menurut saya bisa
dikatakan hampir sering mas kumpulnya. Pokoknya kalo ga sibuk ya kumpul,
ga ada batas waktu kapan kita kita kumpul-kumpulnya ( wawancara dengan
Indah pada tanggal 8 februari 2014 )
Bisa dikatakan hampir sering mas kumpulnya, Pokoknya kalo ga sama-sama
lagi sibuk ya kumpul kitanya( wawancara dengan Rizky pada tanggal 8
februari 2014 di kampus )
53
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan menunjukkan bahwa selama ini
informan penelitian dalam melakukan pertemuan dengan rekan atau temannya tidak
dibatasi waktu tertentu, sehingga apabila terdapat kesempatan dan kepentingan maka
proses pertemuan dilakukan. Hal ini menunjukan bahwa proses pertemuan yang
dilakukan menunjukkan kemampuan seorang informan untuk menyesuaikan diri dengan
kelompok yang ada sehingga adanya kelompok tersebut memberikan manfaat dari proses
pertemuan tersebut. Kedua kelompok sahabat ini lumayan lama. Kebersamaan kelompok
sahabat ini sudah terjalin saat mengawali perkuliahan di Universitas yang sama di kota
Malang.
Hal ini diungkapan oleh Dimas Sudah lama pas kumpulnya, udah dari awal
semester, sampai sekarang, ya hampir 4 tahunan ini kita kumpulnya. Hal yang sama
juga diungkapkan oleh Indah Ya kenalnya dari sejak masuk kuliah, sampai sekarang,
sering bersama seh.
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua individu tersebut
mempunyai suatu kelompok teman yang selalu bersama dalam jangka waktu yang tidak
sebentar. Dan dalam proses berkumpul kelompok ini juga sering saling tukar menukar
informasi dalam segala hal, saling membicarakan sesama individu satu dengan yang
lainnya, serta mempunyai topik bahasan yang meluas baik itu mencakup di dalam
ataupun diluar kegiatan dan kehidupan mereka. Kedua kelompok ini juga mempunyai
keberagaman topik yang dibahas saat berkumpul. Berikut hasil wawancara dengan
kelompok yang pertama.
Banyak mas, kadang urusan kampus, akhir-akhir ini sering bahas urusan
kampus karena sudah pada ambil skripsi smua mas, tapi kebanyakan ya bahas
secara umum mas, entah itu berita terbaru, kadang bahas otomotif, bahas
sepak bola, banyaklah mas, pokoknya sesuai mood, pengen bahas apa ya
dibahas. ( wawancara dengan Dimas pada tanggal 3 februari 2014 dikos
Dimas )
54
Banyak mas, urusan kampus, curhat pacar, curhat masalah keluarga juga.
Curhat masalah pribadi juga, pokoknya ya ajang sharing gtulah mas, kadang
tuker-tukeran informasi juga. ( wawancara dengan Ardi pada tanggal 8
februari 2014 di tempat Ardi )
Banyak mas, urusan kampus, curhat pacar, curhat masalah keluarga juga.
Curhat masalah pribadi juga, pokoknya ya ajang sharing gtulah mas, kadang
tuker-tukeran informasi tentang otomotif, bola, game kadang-kadang, banyak
pokoknya mas.( wawancara dengan Edo pada tanggal 8 februari 2014 di
tempat Edo )
Banyak mas, urusan kampus, kaya skripsi, ngebahas dosen, urusan yang lain
juga kaya updated news, banyaklah mas. Tergantung mood, pengen bahas apa
ya dibahas. ( wawancara dengan Dypta pada tanggal 3 Februari 2014 di
tempat Dypta )
Sedangkan kelompok yang kedua yang terdiri dari Faisal, Rizki, serta Indah juga
memiliki keanekaragaman dalam membahas topik saat mereka bertemu seperti hasil
dalam wawancara berikut.
Banyak curhatnya tentang masalah pribadi seh mas, kadang curhat pacarnya
masing-masing, keluarga, urusan kampus pastinya.( wawancara dengan Faisal
pada tanggal 8 februari 2014 )
: banyak mas, urusan kampus, kaya skripsi, ngebahas dosen,kadang ngebahas
orang lain juga tau lah cewek kaya gimana. ( wawancara dengan Rizky pada
tanggal 8 Februari 2014 di kampus )
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan menunjukkan bahwa selama ini
berbagai permasalahan dapat dibahas ketika melakukan pertemuan, baik permasalahan
mengenai kampus atau kuliah juga masalah-masalah pribadinya. Selain itu dalam proses
pertemuan juga membahas mengenai informasi-informasi umum yang terbaru sehingga
informan benar-benar mendapatkan infomasi yang sangat berguna.
Hasil penelitian yang lain telah ditemukan suatu identitas karakter persahabatan
dari kedua kelompok persahabatan tersebut. Kelompok ini yang tediri Dimas, Ardi, Edo,
dan Dypta ini mempunyai karakter persahabatan yang lebih solid dari kelompok yang
kedua yang terdiri dari Faisal, Rizky, dan Indah. Kedekatan atau keakraban dari
55
kelompok yang pertama ini lebih erat, selain intensitas mereka yang sering, mereka juga
saling membantu dalam segala hal bahkan juga saling bekerja sama.
Hal ini diungkapkan oleh Dimas Sangat deket banget mas, aku sama Ardi neh
kan ngekos, kita sering nginep di tempatnya Edo ma Dypta, begitu juga
sebaliknya mas, mereka juga sering nginep dikosan kita. Apalagi kita punya
kesukaan yang sama sama sepak bola, akhirnya ya tambah tambah dikit temen
yang lain kita punya tim futsal sendiri mas, futsalnya juga hampir rutin
seminggu sekali, kadang ya 2x, tergantung mood sama nyesuiain keadaan
masing2 aja mas ( wawancara dengan Dimas pada tanggal 3 februari 2014 di
kos Dimas )
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Edo ya dibilang deket ya deket banget
mas, misal kalo aku bosen ya ke kosan mereka, kadang mereka juga yang
kerumah. Pernah saling bantuin juga seh, pas itu dirumah ada acara, anak2
bantuin smuanya yang dirumah juga, kebalikan juga seh aku pernah bantuin
dalam hal ekonomi juga, kan mereka anak kosan, belum dikirim sama ortunya
disana ya ngutang ma ane lah, biasa anak kosan, , pas nongkrong kita mah bisa
tambah rame, kan kadang2 sambil ajak pacar masing2, yang punya pacar seh,
trus yang ga punya bisa minta kenalin temen pacar kita gtu2 lah. pokoknya
deket banget lah mas. ( wawancara dengan Edo pada tanggal 8 februari 2014
di tempat Edo )
Hal ini berbeda dengan pernyataan yang disampaikan oleh salah satu anggota
dari kelompok yang kedua seperti berikut.
Kalo dibilang deket ya deket, kita kan sering kumpul, sering curhat-curhatan,
tapi bisa juga dibilang ga deket, soalnya setiap individu kan punya banyak
perbedaan juga, banyak samanya tapi juga banyak bedanya sie. ( wawancara
dengan Indah pada tanggal 8 februari 2014 di kampus )
56
57
Hal yang berbeda diungkapkan oleh salah satu anggota dari kelompok yang
kedua yang diwakili oleh Faisal seperti berikut.
Kalo masalah dalam pertemanan ya pasti ada lah mas, seperti beda pendapat
atau apalah banyak kok, kadang curhat masalah pacar gitu kan ya, tiba-tiba
kita ga sepaham gitu ya pasti marahan, tapi gak lama juga seh marahannya,
paling 2-3 hari ya paling maaf-maaf an lagi, soalnya kita uda lama knal, saling
ngerti satu sama lain, ya mungkin uda ngerasa nyaman ajah satu dengan yang
lainnya. ( wawancara dengan Faisal pada tanggal 8 Februari 2014 )
Dari hasil hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok yang
pertama dan kelompok yang kedua mempunyai perbedaan karakter persahabatan mereka
masing-masing. Kelompok yang pertama hampir tidak memiliki masalah yang serius,
adapun masalah, mereka pasti bisa menyelesaikan dengan kegiatan yang mereka suka
bersama, sedangkan kelompok yang kedua dalam proses persahabatannya pernah
memiliki masalah yang dianggap serius. Masalah yang sering ditimbulkan akibat
kesalahpahaman dari individu satu dengan individu yang lain dari kelompok itu sendiri.
Akan tetapi mereka memiliki cara untuk segera menyelesaikan permasalahan tersebut
dengan cepat dikarenakan setiap individu dari kelompok tersebut sudah memiliki
kenyamanan sendiri.
4.2.3 Peran Smartphone Dalam Interaksi Primer
Dalam interaksi primer dari kelompok yang diteliti smartphone memiliki peran
yang sama dari sudut pandang kedua kelompok tersebut. Kelompok yang pertama dan
kedua menggunakan smartphone digunakan untuk alat bantu mereka untuk bertemu
secara tatap muka atau interaksi primer, tidak jarang juga smartphone yang mereka pakai
digunakan untuk berinteraksi dengan yang lain di luar kelompok pertemanan tersebut.
Yang kedua smartphone memiliki peran sebagai topik bahasan yang diangkat dalam
interaksi primer dari kelompok tersebut, melalui media sosial yang mereka gunakan. Hal
ini diperkuat dari hasil wawancara sebagai berikut.
58
ya masi mas, urusan teman kalo pas lagi kumpul ya masi pegang hp masing2,
soalnya ya masi tetep interaksi sama yang lainnya misal pacar, atau liat-liat
timeline twitter, pokoknya ya tetep masi pegang hp mas. (Wawancara dengan
Dimas pada tanggal 3 Februari)
ya masi mas, urusan teman kalo pas lagi kumpul ya masi pegang hp masing2,
soalnya ya masi tetep interaksi sama yang lainnya misal pacar,teman yang
lain, ortu, kadang kita sering bahas topik yang lagi booming gtu dari info yang
kita dapet dari sosmed mas. (Wawancara dengan Ardi pada tanggal 8
Februari)
masih pegang hp sie mas, kan lihat timeline di twiiter, updated news di
goal.com juga, kadang liat-liat kaskus juga, dan masih interaksi sama temen
saya yang lainnya mas, ada temen, ada pacar, kadang smsan ma orang rumah
juga. (Wawancara dengan Edo pada tanggal 8 Februari 2014)
ya masi mas, urusan teman kalo pas lagi kumpul ya masi pegang hp masing2,
soalnya ya masi tetep interaksi sama yang lainnya misal pacar,teman yang
lain, ortu atau liat-liat timeline twitter, path, istagram, edit2 foto pokoknya ya
tetep masi pegang hp mas. (Wawancara dengan Dypta pada tanggal 3 Februari
2014)
Hasil tersebut menunjukkan bahwa selama ini dalam proses komunikasi secara
langsung, kelompok ini melakukan komunikasi atau interaksi dengan individu yang lain
menggunakan smartphonenya diluar kelompok pertemanan atau persahabatan mereka, hal
yang menarik dari kelompok yang diteliti ini adalah peneliti tidak menemukan adanya
penggunaan smartphone untuk mengalihkan perhatiannya pada interaksi primer yang
mereka lakukan, hal ini bertentangan pada hasil riset yang dilakukan oleh Wihda Ayu
pada 2010 yang beranggapan bahwa smartphone hanya menjadi sarana akses informasi
yang cepat dalam proses interaksi sosial mereka, akan tetapi smartphone dapat menjadi
alat bantu mereka dalam melakukan interaksi dengan yang lain diluar kelompok mereka.
Selain itu, dalam penelitian kelompok pertemenan ini tidak terjadi kebosanan atau
kecanggungan dalam hal interaksi yang mereka lakukan. Hal ini juga bertentangan dari
penelitian yang dilakukan oleh Ina Astari pada 2006 yang beranggapan bahwa ponsel
mengurangi kualitas interaksi primer di kalangan remaja. Hal tersebut bisa terjadi
dikarenakan adanya perkembangan dari objek yang diteliti. Objek dari Ina astari (2006)
adalah ponsel atau telepon selular yang kebanyakan besar hanya digunkan untuk telepon
59
dan sms. Sedangkan objek yang diteliti oleh peneliti adalah smartphone yang tidak hanya
digunakan untuk telepon dan sms, melainkan bisa digunakan untuk hal yang lainnya
seperti mengakses internet, menggunakan sosial media yang ada seperti twiiter, path serta
yang lain sehingga bisa menjadi topik bahasan saat interaksi primer dilakukan. Hal ini
dibuktikan saat peneliti melakukan observasi pada kelompok tersebut selama 2-3 minggu.
4.2.4 Kontak Sosial dan Komunikasi Sekunder
Proses interaksi sosial tidak hanya pada kontak primer, akan tetapi juga ada
kontak sekunder. Kontak sekunder disini menggunakan smartphone dari para informan
masing-masing. Kelompok pertemenanan yang tediri dari Dimas, Ardi, Edo, Dypta
mempunyai suatu grup di sosial media yang mereka gunakan di smartphonenya. Hal ini
diperkuat oleh Edo saat diwawancarai dan dia mengatakan jelas punya mas, ada
groupchat di BBM, sama whatsapp. Disini penulis hanya menyertakan satu dari ke
empat anggota kelompok pertemanan ini dikarenakan jawabannya mereka sama semua.
Sedangkan kelompok yang kedua yang terdiri dari Faisal, Indah, dan Rizki tidak memiliki
group di sosial media antar kelompoknya. Hal itu bisa dibuktikan dari wawancara berikut.
Kita ga pake seperti itu mas. Pokoknya kalo mau kumpul ya kita langsung
kabarin mereka lewat apa saja, sms, line atau yang lainnya satu-satu, kita ga
buat groupchat atau apa lah sejenisnya. (Wawancara dengan Indah pada
tanggal 8 Februari 2014)
Dalam kelompok yang diteliti, ditemukan perbedaan dalam interaksi sekunder
yang mereka lakukan. Kelompok pertemenan yang pertama ini menggunakan groupchat
yang ada di sosial media seperti BBM. Sedangkan kelompok yang kedua tidak memiliki
groupchat yang ada di smartphone mereka masing-masing. Hal ini terjadi dikarenakan
kelompok yang kedua merasa kurang nyaman serta terbatasi oleh media saat mereka
melakukan interaksi. Hal ini dibuktikan dalam wawancara sebagai berikut.
60
Kita merasa nyaman kalo pas mau ngobrolin banyak hal atau hal yang
penting medingan ketemuan aja mas, kalo lewat smartphone kaya ga punya
ruang yang bebas aja mas, mending kita janjian kumpul dimana gtu baru deh
ngobrol atau ngomongin hal yang penting. (Wawancara dengan Rizki pada
tanggal 8 Februari 2014)
Dalam hasil wawancara dari salah satu pernyataan yang hampir sama pada
anggota kelompok dari kelompok yang kedua dapat disimpilkan bahwa mereka tidak
menggunakan fasilitas yang ada di smartphone mereka seperti groupchat dari BBM, Line,
atau sejenisnya dikarenakan mereka lebih merasa nyaman jika suatu interaksi dilakukan
melalui interaksi primer, dan hampir dipastikan interaksi sekunder yang dilakukan
kelompok yang kedua ini hanya sebatas menyebarkan informasi atau menjadi alat bantu
untuk mereka melakukan proses interaksi primer. Hal ini berbeda dengan kelompok yang
pertama, yang menggunakan kecanggihan teknologi smartphone seperti groupchat.
Adapun kegunaan groupchat dari sosial media dari kelompok yang pertama
yang mereka gunakan untuk saling tukar menukar informasi sesama anggota kelompok
tersebut. Hal ini dibuktikan dalam wawancara sebagai berikut.
kalo di groupchat kita saling ngabarin satu sama dengan lainnya seh mas,kita
kan kebetulan punya kegemaran yang sama kaya sepak bola, nah saya sama
Ardi tu kebetulan punya tim favorit yang sama, jadinya kalo saya atau dia
dapat berita yang baru gitu ya kita sampein di gropchat, saling tukar menukar
informasi juga seh ( wawancara dengan Dimas pada tanggal 3 Februari 2014 )
kalo di groupchat ya sering tukar informasi mas apalagi kalo informasinya
berhubungan dengan olahraga khususnya sepak bola, anak-anak di group tu
kayaknya pada interest kalo ngomongin sepak bola ( wawancara dengan Ardi
pada tanggal 8 Februari 2014 )
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa dalam
proses berkomunikasi melalui smartphone digunakan untuk saling tukar menukar
informasi antar anggota kelompok tersebut. Informasi disini adalah informasi tentang
olahraga khususnya sepak bola, mereka sering membahas seputar dunia sepak bola di
grupchat mereka dikarenakan mereka mempunyai kegemaran atau hobby yang sama yaitu
61
sepak bola. Disini juga dapat ditemukkan sebagian hasil capture dari saling tukar
menukar informasi tersebut. Berikut hasil capture dari interaksi kelompok tersebut.
63
kalo di online itu kaya pemberitahuan atau jarkoman mas kalo mau kumpul
dimana gitu, seringnya sie pas janjian futsal dimana gtu, soalnya kita berempat
64
neh sudah punya tim futsal juga sama yang lainnya juga, tapi ya sering atau
intensnya bareng ya sama 4 anak ini aja. ( wawancara dengan dypta pada
tanggal 8 Februari 2014 )
65
Kelompok Pertama
1. Sebagai
sarana
tukar
Kelompok Kedua
menukar 1.
Sarana
jaringan
komunikasi
antar
langsung gtu ya tetep asyik aja mas. Ga ada hambatan pokoknya mas, Dan
menurut saya kita makin akrab dan solid aja kok ( wawancara dengan Edo
pada tanggal 3 Februari )
Kalo pribadi menurut saya ya bisa jadi dorongan mas, soalnya sering
ketemunya, di langsung ya sering ketemu pas kumpul, disaat dunia maya
smartphone juga sangat membantu, soalnya kita berempat kan ga smuanya
dari malang, jadi pas salah satu dari kita ada yang pulang kampung gitu, tetep
bisa saling komunikasi mas, jadi ya bisa jadi dorongan untuk selalu
menggunakan smartphone ini ma( wawancara dengan Dypta pada tanggal 3
Februari )
Sedangkan dari kelompok yang kedua memiliki pandangan sudut yang sedikit
berbeda dengan keberadaannya teknologi smartphone saat ini. Hal ini dibuktikan dalam
wawancara berikut.
Kalo menurut saya adanya smartphone saat ini sangat positif mas,
smartphone kan ga hanya digunain buat komunikasi ajah, bisa jadi multifungsi
kalo menurutku, yang dulu kita mau akses internet aja harus pake modem
bahkan harus ke warnet, nah sekarang kan kaga, bahkan smartphone ini aja
bisa dijadikan modem, bisa ngakses internet kapan ajah selagi paketan tuh
masi lancar, tapi kalo mau ngomngin banyak hal atau yang urgent banget seh
yang mending ketemu langsung akunya mas.(wawancara dengan Faisal pada
tanggal 8 Februari)
kalo pribadi saya sendiri ya banyak positifnya lah smartphone ada pada saat
ini, komunikasi kan tambah cepet, misal kalo pas pulsa reguler abis, kan masi
ada tuh pulsa internet, jadi kalo menurutku se ya banyak iritnya, kadang
smartphone kan beli pulsanya pulsa internet ajah tuh, jadinya kalo mau
kabar2in atau komunikasi ke temen-temen ya pake sosmed, tapi, kalo mau
ngobrolin hal yang penting aku pribadi ya mending ketemu deh mas, kaya
terbatasi kalo lewat smartphone itu, tapi secara general ya banyak
posistifnya.( wawancara dengan Rizki pada tanggal 8 Februari )
Dari hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan keberadaan smartphone saat ini
sangat didukung oleh kelompok pertemanan yang telah diteliti. Mereka beranggapan
banyaknya manfaat yang positif melakukan interaksi sekunder menggunakan perantara
smartphone. Kelompok yang pertama menggunakan proses interaksi secara primer
maupun sekunder menggunakan smartphone dengan beragam sesuai aktivitasnya.
Sedangkan kelompok yang kedua terkesan cukup sempit menggunakan smartphone pada
interaksi sekundernya hanya sebatas jaringan komunikasi pada kelompoknya. Hal itu
67
terjadi karena para individu dari kelompok kedua beranggapan mereka nyaman
melakukan komunikasi yang porsinya penting lebih baik dilakukan secara primer.
Sedangkan kelompok yang kedua merasa puas serta nyaman menggunakan teknologi
smartphone untuk berinteraksi secara primer maupun sekunder.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Interaksi Sosial Anak Muda
Interaksi sosial yang terjadi pada kelompok pertemanan atau persahabatan ini
pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu melakukan komunikasi secara langsung maupun
tidak langsung. Dari hasil Penelitian kedua sistem komunikasi tersebut tidak
mempengaruhi tingkat intensitas dalam melakukan komunikasi. Kondisi ini terjadi karena
kedua sistem tersebut masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan, dimana
intensitas lebih ditekankan pada tingkat keinginan dan kebutuhan untuk melakukan
komunikasi. Hal tersebut bisa ditunjukan dalam wawancara dengan Rizky Bisa
dikatakan hampir sering mas kumpulnya, Pokoknya kalo ga sama-sama lagi sibuk ya
kumpul kitanya( wawancara dengan Rizky pada tanggal 8 februari 2014 di kampus ).
Apabila ditinjau dari proses berkumpulnya dengan teman atau kelompok tidak
dilakukan dengan adanya jadwal khususnya sehingga proses komunikasi berjalan dengan
sendirinya serta sesuai dengan keinginan masing-masing informan. Hal tersebut sesuai
dengan hasil wawancara dengan Dypta Bisa dikatakan hampir sering mas kumpulnya,
karena setiap ada keperluan apa saya selalu berkumpul dengan teman-teman untuk
membahas permasalahan itu( wawancara dengan Dypta pada tanggal 3 februari 2014 di
kos Dypta ).
68
69
memasuki era globalisasi, dimana CMC menjadi suatu gebrakan baru di dunia teknologi
komunikasi, partisipan CMC harus mempunyai keahlian dalam menggunakan komputer
atau smartphone, dan mengetahui tentang settingan aplikasi dari media yang digunakan,
seperti yang digunakan oleh kelompok yang pertama. Proses interaksi melalui perantara
smartphone yang dilakukan oleh kelompok pertama ini mengadaptasi teori perkembangan
teknolongi komunikasi yang dikatakan oleh Fulk & Collins Jarvis (2001) yang
menyatakan Computer-Mediated Communication (CMC) adalah berbagai jenis program
aplikasi yang digunakan untuk melakukan komunikasi antar dua orang atau lebih yang
dapat saling berinteraksi melalui komputer yang berbeda. Yang dimaksud di sini
bukanlah bagaimana dua mesin atau lebih dapat saling berinteraksi, namun bagaimana
dua orang atau lebih dapat berkomunikasi satu dengan lainnya dengan menggunakan alat
bantu komputer atau smartphone melalui program aplikasi yang ada pada komputer atau
smartphone tersebut.
Hal ini berlawanan dengan pendapat dari Sarwono (2002) yang mengatakan dari
berbagai jenis komunikasi yang ada, komunikasi antar manusia yang langsung (bertatap
muka) adalah yang efektif serta paling lengkap mengandung berbagai aspek psikologis
tidak terjadi pada kelompok pertemanan atau persahabatan ini. Hal terjadi dikarenakan
oleh bentuk atau karakter kepribadian dari anggota kelompok yang terdiri dari Dimas,
Ardi, Edo, dan Dypta merasa smartphone sangat penting untuk kebutuhan interaksi
mereka dan mereka merasa puas dengan adanya smartphone. Hal ini mengacu pada
pendeketan teori uses and gratification yang menyatakan Pendekatan uses and
gratification memberikan alternatif untuk memandang pada hubungan antara isi media
dan audience, dan pengkategorian isi media berdasarkan fungsinya. (Bungin, 2006)
Dalam teori ini bukan media yang mempengaruhi khalayak namun justru
bagaimana khalayak terpuaskan oleh media yang digunakan yaitu smartphone. Kepuasan
71
72
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari data temuan dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan
rumusan masalah dan tujuan penelitian tentang peran smartphone pada interaksi sosial di
kalangan kelompok anak muda dapat disimpulkan sebagai berikut.
Dari sisi penggunaan kelompok persahabatan anak muda ini menggunakan
smartphone dengan sangat beragam seperti menjadi sarana komunikasi dengan individu
yang lain baik dari kelompok persahabatan itu sendiri maupun dari luar, smartphone juga
digunakan untuk mengakses media sosial seperti Twiiter, Path, Email, Game online,
Internet, aplikasi lainnya. Selain itu smartphone juga digunakan untuk dijadikan modem
agar dapat mengakses internet lewat media yang lain seperti komputer atau laptop.
Peran smartphone juga digunakan dalam proses interaksi sosial dari kelompok
persahabatan anak muda sebagai berikut.
1. Interaksi Primer
-
Menjadi alat bantu perantara atau penghubung proses komunikasi kepada anggota
kelompok tersebut untuk melakukan pertemuan secara langsung.
Menjadi alat bantu perantara atau penghubung proses komunikasi kepada individu
yang lain atau diluar dari dari kelompok tersebut
Smartphone dapat memberikan suatu informasi baru yang diperoleh dari internet
kepada anggota dari kelompok persahabatan tersebut.
Smartphone dapat menjadi bahan interaksi yang diperoleh dari internet atau media
sosial yang berada di dalamnya. Sehingga tidak ada penurunan kualitas dari interaksi
primer itu sendiri.
73
2. Interaksi Sekunder
-
Menjadi perantara atau penghubung proses komunikasi mereka disaat mereka tidak
bisa berkumpul secara bersamaan melalui groupchat.
Bisa menjadi sarana transaksi jual beli antar anggota kelompok persahabatan itu
sendiri.
smartphone ini menjadi dampak positif dalam hal interaksi sosial yang mereka lakukan.
Mereka juga sedikit menghilangkan anggapan banyak orang terhadap adanya smartphone
yang mengatakan bahwa smartphone mempunyai kesan mendekatkan yang jauh dan
menjauhkan yang dekat. Kelompok persahabatan ini tidak beranggapan dengan anggapan
banyak orang dikarekanakan mereka mempunyai karakter persahabatan yang dilengkapi
oleh faktor kedekatan satu dengan anggota kelompok yang lainnya, serta mereka
mempunyai kesamaan akan minat dalam suatu hal tertentu yaitu olahraga sepak bola yang
mereka gemari.
5.2 Saran
Peran teknologi smartphone pada saat ini bisa dikatakan sangat canggih. Dan
dengan berkembangnya jaman, teknologi smartphone ini juga akan mengalami
perkembangan yang sangat maju. Dan pada zaman saat ini pula penggunaan smartphone
khususnya di kalangan anak muda mempunyai sifat ketergantungan yang cukup tinggi.
Dan pada dasarnya karakter anak muda sangat beragam dalam penggunaan smartphone di
zaman saat ini. Dalam penelitian ini hanya mendeskripsikan tentang pandangan peranan
74
smartphone pada suatu kelompok persahabatan anak muda tertentu. Di dalam penelitian
ini mempunyai keterbatasan hanya mendapatkan suatu pandangan dari kelompok
persahabatan yang mempunyai suatu kesamaan minat dari seluruh anggota kelompoknya,
serta data yang diambil oleh peneliti hanya diambil dalam kondisi snap-shot ( tidak
longitudinal ) jadi sifat data ini kurang berdinamika. Dan dalam penelitian selanjutnya
yang ingin membahas permasalahan serupa dengan penelitian ini, hendaknya lebih luas
ruang lingkupnya berinteraksi dengan suatu kelompok atau bahkan organisasi tertentu
yang menggunakan interaksi sosial mereka dengan perkembangan teknologi yang ada.
Hal itu tidak dilakukan oleh peneliti dikarenakan ruang lingkup dari peneliti yang
terbatas.
75
DAFTAR PUSTAKA
Badwilan, R. A, (2004), Rahasia dibalik handphone. Jakarta : Darul Falah
Baron, J. & Bryne, M. ( 2006 ) A real Friendship. Jakarta. Pelangi Sejahtera.
Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Brotosiswoyo, B. S (2002) Dampak sistem jaringan global pada pendidikan
tinggi : Tangerang : Indosakti.
Bungin, B. (2006), Sosialogi komunikasi, Jakarta Kencana Prenada Group.
Budyatna, M. (2005) Pengembangan sistem informasi : Permasalahan dan prospeknya
komunikasi. Jakarta : CV.Citra Media.
DeVito, J. A. (2007) The interpersonal communications book (5th ed). Boston: Pearson
Education, Inc.
Deddy. M (2007). Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
Fulk & Collins J. (2001). Computer mediated communication. Medical jornal of Netherland.
Diakses 4 Januari 2014 dari University of Twente
Gea, A. A, Wulandari & Yohanes B. (2003) Character building II, Relasi dengan sesama.
Jakarta : PT Gramedia.
Gerungan, W.A. (2004), Psikologi sosial. Bandung : PT Refika Aditama
Gouzali. S (2005), Teknologi telekomunikasi, Perkembangan dan Aplikasi. Bandung:
Alfabeta
Hartup. J & Bukowski P. (2005). Friend always friend. Jakarta.Pelangi Sejahtera.
Hassan, F. Teknologi dan dampak kebudayaannya: Tantangan dalam laju teknologi. Orasi
Ilmiah Dies Natalis Institut Teknologi Sepuluh November ke-39. Surabaya, 11
November 1999.
Ina, A. (2006) Pengaruh penggunaan ponsel pada remaja terhadap interaksi sosial. Skripsi.
Bogor. Institut Pertanian Bogor
76
Mardiyanti, N. (1996), Studi pola interaksi sosial Masyarakat Nelayan. Skripsi. Bogor :
Fakultas Pertanian IPB
McLuhan, M (1999) Understanding. Miami : Abraham Feerr inc.
Morey, D (2004), Phone power : Meningkatkan keefektifan berkomunikasi di telepon. Jakarta
: PT Gramedia
Moleong, J. L. (2010). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung; Remaja Rosdakarya.
Nurudin, (2005) Sistem-sistem komunikasi di indonesia. Jakarta : PT RajaGrafindoPersada
Rice. G, (2001) Computer mediated communication. Medical jornal of netherland.
Diakses 4 Januari 2014 dari University of Twente
Santrock, J, Owen, G, Rubin K, Weiss J, Rawlins M, (2002) Child and adolescent
development. England: Newcastle
Sarwono, S. W. (2002) Psikologi sosial, individu dan teori-teori psikologi sosial. Jakarta :
Balai Pustaka.
Shiroth, M & Nur M. A.(1998) Trend industri telekomunikasi di
Indonesia. Depok : Pelangi satu
Soerjono, S. (2002) Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : PT RajaGrafindo
Simanjutak , (2004), Pengenalan aspek sosial telepon. Jakarta : PT Prahara group.
Subarkah, AW. (2011) Cara baru menikmati hiburan televisi. Kompas hal 6, 13 Januari 2014
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta
Tubbs, & Moss. (2001). Human communication, (3rd ed) California: Trustwall Inc.
Wihda. A. M (2010) Penggunaan Blackberry Sebagai Sarana Informasi di Kalangan
Mahasiswa Universitas Airlangga. Skripsi. Surabaya. Universitas Airlangga.
77