Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL RISET

Pengaruh Penambahan H3PO4 dan NaOH pada Proses Pembuatan


Biokerosin Dari Biji Karet

Dibuat untuk memenuhi Syarat Kurikulum Tingkat Sarjana pada Jurusan


Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Oleh :
Dwi Oktarina

(03031181320037)

Yohana Mutiara Dewi

(03031181320039)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2016
BAB I

PENDHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Krisis Minyak Bumi secara global menuntut manusia untuk mencari dan

mengembangkan energi alternatif pengganti minyak bumi. Indonesia pun tak


luput dari permasalahan tersebut. Untuk menekan pertumbuhan konsumsi BBM
domestik, salah satu cara yang bisa ditempuh membuat regulasi tentang
penghematan energi nasional dan pengembangan energi alternatif. Dengan
memanfaatkan

ke

agrarisannya,

yang

dimiliki

oleh

Indonesia,

maka

dikembangkanlah energi alternatif berbasis nabati yang diharapkan ramah


terhadap lingkungan. Salah satu produk yang dapat dihasilkan dari minyak nabati
adalah biokerosin.
Minyak tanah (Kerosin) adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan
mudah terbakar. Awalnya minyak tanah banyak dimanfatkan sebagai bahan bakar
untuk kompor minyak dan lampu minyak. Tetapi minyak tanah sekarang lebih
banyak dimanfaatkan sebagai bahan bakar jet (avtur). Kerosin jenis RP-1 dibakar
dengan oksigen cair sebagai bahan bakar roket. Selain kegunaanya sebagai bahan
bakar kerosin juga dapat digunakan sebagai obat pembasmi serangga seperti
semut dan kecoa.
Salah satu cara untuk mengurangi konsumsi minyak tanah adalah subsitusi
dengan biokerosin. Biokerosin adalah minyak tanah yang bersumber dari bahan bahan hayati yang sifatnya terbarukan. Biokerosin diperoleh dari berbagai bijibijian termasuk biji karet. Biji Karet merupakan salah satu limbah pertanian yang
jarang dikonsumsi dan mengandung minyak. Kandungan minyak biji karet yang
cukup tinggi membuat tumbuhan yang satu ini sering dimanfaatkan sebagai bahan
untuk membuat biodiesel.Penggunaan minyak biji karet sebagai substitusi solar
memiliki pengaruh yang kurang baik pada mesin. Oleh karena itu, minyak biji
karet lebih tepat diproses menjadi biokerosin sebagai pengganti minyak tanah.
Dalam proses pembuatan biokerosin dibutuhkan beberapa faktor yang
mempengaruhi produk seperti kuantitas dan kualitasnya. Salah satu faktor tersebut
adalah jumlah Asam Fosfat dan NaOH yang ditambahkan pada proses
Degumming dan Netralisasi.Oleh karena itu, perlu diadakannya penelitian

mengenai Pengaruh penambahan dan NaOH pada proses pembuatan biokerosin


dari biji karet.
1.2.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh konsentrasi penambahan Asam Fosfat pada proses


degumming terhadap jumlah dan kualitas biokerosin yang dihasilkan?
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi penambahan NaOH pada proses Netralisasi
terhadap jumlah dan kualitas biokerosin yang dihasilkan?
1.3.

Tujuan

1. Mengetahui pengaruh konsentrasi penambahan Asam Fosfat pada proses


degumming terhadap jumlah dan kualitas biokerosin yang dihasilkan.
2. Mengetahui pengaruh konsentrasi penambahan NaOH pada proses Netralisasi
terhadap jumla h dan kualitas biokerosin yang dihasilkan.
1.4.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah bahan baku berupa biji karet yang

telah dibuang kulitnya dan berasal dari daerah Gelumbang (Sumatera Selatan).
Variabel yang diteliti yaitu konsentrasi penambahan Asam Fosfat pada proses
Degumming dan konsentrasi penambahan NaOH pada proses Netralisasi. Variabel
tetapnya yaitu metode pengeringan, metode pengepresan, metode Degumming,
suhu Degumming, metode Netralisasi, suhu Netralisasi, suhu pencucian, waktu
Degumming dan waktu Netralisasi. Variabel terikat yaitu kuantitas dan kualitas
biokerosin yang dihasilkan.
1.5.

Hipotesa

1. Semakin tinggi konsentrasi Asam Fosfat yang ditambahkan pada proses


degumming

maka akan semakin sedikit dan semakin rendah kualitas

biokerosin yang dihasilkan.


2. Semakin tinggi konsentrasi NaOH yang ditambahkan pada proses Netralisasi
maka akan semakin banyak dan semakin tinggi kualitas biokerosin yang
dihasilkan.

1.6.

Manfaat

1. Dapat memanfaatkan limbah biji karet sebagai bahan alternatif pengganti


minyak bumi untuk menghasilkan kerosin
2. Dapat mengetahui jumlah Asam Fosfat dan NaOH yang tepat untuk membuat
biokerosin dengan kuantitas dan kualitas terbaik

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1.

Objek Penelitian
Objek yang akan di teliti adalah biji karet yang didapatkan dari petani

karet di Gelumbang.
3.2.

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dimulai pada tanggal 1 September 2016. Tempat

peneletian akan dilakukan di Laboratorium Kesetimbangan Kimia Fakultas Teknik


Universitas Sriwijaya dan Laboratorium Dasar Bersama Fakultas MIPA
Universitas Sriwijaya.
3.3.

Variabel Penelitian
Variabel penelitian berupa rasio penambahan Asam phosfat kedalam

minyak biji karet pada proses Degumming dan rasio penambahan NaOH kedalam
minyak biji karet pada proses Netralisasi.
3.4.

Alat dan Bahan

3.4.1

Alat

1. Autoclave
2. Corong Pisah
3. Pisau
4. Kertas Saring
5. Erlenmeyer
6. Kertas pH/pH meter
7. Magnetc stirrer
8. Termometer
9. Gelas ukur
10. Hot plate stirrer
11. Neraca
12. Batang pengaduk
13. Labu leher tiga
14. Alat Press
3.4.2. Bahan

1. Biji Karet
2. Asam Fosfat
3. NaOH
4. Air
3.5.

Metode Penelitian
Proses pembuatan

biokerosin

diawali

dengan

ekstrasi

minyak

menggunakan metode pengepresan. Selanjutnya mengunakan metode Degumming


untuk menghasilkan biokerosin.
3.6.

Prosedur Kerja

3.6.1. Pengepresan Biji Karet


1. Biji Karet yang diperoleh dari Gelumbang di kupas kulitnya
2. Kukus biji karet menggunakan autoclave
3. Selanjutnya biji karet diambil minyaknya dengan dipress menggunakan
alat press
4. Saring minyak yang dihasilkan
3.6.2. Degumming dan Netralisasi
1. Panaskan minyak hingga suhu 700C
2. Tambahkan asam fosfat kedalam minyak sambil diaduk selama 25 menit,
jaga suhu minyak tetap stabil
3. Kedalam campuran selanjutnya ditambahkan NaOH dan campuran diaduk
selama 10-15 menit
4. Dinginkan campuran, kemudian didekantasi selama beberapa hari
3.6.3. Pemurnian minyak
1. Minyak yang terpisah selanjutnya dicuci menggunakan air bersuhu 60700C hingga pH netral.
2. Panaskan minyak pada suhu 800C untuk menguapkan air yang tersisa
3. Analisa minyak yang dihasilkan

PROPOSAL PENELITIAN

1.

Pelaksana
Nama/ NIM

: Dwi Oktarina/03031181320037
Yohana Mutiara Dewi / 03031181320039

2.

Fakultas

: Teknik

Jurusan

: Teknik Kimia

Universitas

: Sriwijaya

Tempat Pelaksanaan : Laboratorium Analisa dan Instrumentasi Jurusan


Teknik

Kimia

Fakultas

Teknik

Universitas

Dasar

Bersama

Universitas

Sriwijaya
Laboratorium
Sriwijaya
3.

Waktu Pelaksanaan

: September 2016 Novermber 2016

Indralaya, Agustus 2016


Pelakasana Penelitian,

Dwi Oktarina

Yohana Mutiara Dewi

NIM. 03031181320037

NIM. 03031181320039
Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Kimia

Dosen Pembimbing Riset

Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

DR. Ir. Hj. Susila Arita Rachman


NIP. 196010111985032002

Ir. Faisol Asip


NIP. 195411231984031001

Anda mungkin juga menyukai