Anda di halaman 1dari 240

SAK ETAP

Agenda
1.

Pendahuluan

2.

SAK ETAP

3.

Detailed PSAK ETAP

4.

Perbandingan SAK ETAP-PSAK

Standar Akuntansi ??
Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan yang relevan dan
reliable (representational faitfullness)
Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada pedoman baku sehingga
meminimalkan bias dari penyusun
Memudahkan auditor dalam mengaudit
Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan
membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda.
Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga penyusun tidak dapat
menjelaskan kepada masing-masing pengguna

Laporan Keuangan bertujuan umum yang relevan dan reliable sehingga


dapat digunakan sebagai dasar dalam pengembilan keputusan.

PPL - IAPI

Tujuan Laporan Keuangan


Memberikan infomasi 
posisi keuangan,
kinerja
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan

yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan


keputusan ekonomi

Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan


manajemen (stewardship), dan pertanggung jawaban
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai.
Menyediakan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu
dan tidak diwajibkan menyediakan informasi non keuangan.
PPL - IAPI

Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia


 Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan
 Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik signifikan SAK-ETAP
 Standar Akuntansi Syariah SAK
Syariah
 Standar Akuntansi Pemerintahan - SAP
 IFRS hanya diadopsi PSAK
 SAK ETAP diluncurkan pada tanggal 17 July 2009
 Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi
Pemerintahan PP 71 tahun 2010
PPL - IAPI

AKUNTABILITAS PUBLIK SIGNIFIKAN


Harus menggunakan PSAK IFRS based
Namun, dapat menggunakan SAK ETAP jika ada regulasi yang mengijinkan
penggunaan SAK ETAP  BPR sesuai dengan SE BI No.11/37/DKBU tahun 2009

Karakteristik IFRS :
IFRS menggunakan Principles Base :
Lebih menekankan pada intepretasi dan aplikasi atas standar sehingga
harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi
apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar
akuntansi.
Banyak menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar
aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau
menggunakan jasa penilai
Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitaif
maupun kualitatif

SAK ETAP: Why?


PSAK IFRS based sulit diterapkan bagi perusahaan menengah
kecil mengingat penentuan fair value memerlukan biaya yang
tidak murah.
PSAK IFRS rumit dalam implementasinya seperti kasus PSAK 50
dan PSAK 55 meskipun sudah disahkan tahun 2006 namun
implementasinya tertunda bahkan 2010 sudah keluar PSAK 50
(revisi).
PSAK IFRS menggunakan principle based sehingga
membutuhkan banyak professional judgement.
PSAK IFRS perlu dokumentasi dan IT yang kuat

SAK ETAP sebagai solusi utk SME (ETAP)

PPL - IAPI

Sejarah Standar Akuntansi


Efektif
1 Januari 2012

Pra PAI
1973

PAI
1973

Konvergensi
IFRS 20082012

Harmonisasi
IAS 19942007

Efektif
1 Januari 2015

Konvergensi
IFRS 20122015
8 Desember 2008
Komitmen mendukung IFRS
sebagai standar akuntansi
keuangan global

Roadmap IFRS di Indonesia


FASE 1
Efektif
< 2010

Efektif
2011

FASE 2
Efektif
2012

3 PSAK

16 PSAK

11 PSAK

22 PSAK

1 ISAK

6 ISAK

12 ISAK

1 ISAK

9 PPSAK
1 PISAK

1 PPSAK

3 PPSAK

2 PPSAK

IAS / IFRS dalam proses adopsi:


a. IFRS 9 Financial Instruments
b. IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts
c. IFRS 15 Revenue from Contracts with
Customers

Efektif

Efektif
2013

2014&2015

4 PSAK
9 Revisi PSAK
4 ISAK (2014)
1 PPSAK (2014)
Penyesuan SAK

Diskusi IFRS
a. IFRS 4 Insurance Contract
b. Leases
c. Conceptual Framework
Reporting Entity
9

PSAK 2013 & 2014


NO IFRS

STATUS

IFRS 10: Consolidated Financial


Statements

PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian [1


Jan 2015]

IFRS 11: Joint Arrangements

PSAK 66: Pengaturan Bersama [1 Jan 2015]

IFRS 12: Disclosure of Interests in


Other Entities

PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam


Entitas Lain [1 Jan 2015]

IFRS 13: Fair Value Measurement

PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar [1 Jan


2015]

IFRIC 18: Transfer of Assets from


Customers

ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan [1


Jan 2014]

IFRIC 19: Extinguishing Financial


Liabilities with Equity Instruments

ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan


dengan Instrumen Ekuitas [1 Jan 2014]

IFRIC 20: Stripping Costs in the


Production Phase of a Surface Mining

ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah


tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka
[1 Jan 2014]

10

PSAK 2013 & 2014


NO IFRS

STATUS

IAS 1: Presentation of Financial


Statements

PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan [1 Jan 2015]

IAS 19: Employee Benefits

PSAK 24: Imbalan Kerja [1 Jan 2015]

IAS 27: Separate Financial Statements

PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri [1 jan 2015]

IAS 28: Investments in Associates and


Joint Ventures

PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan


Ventura Bersama [1 Jan 2015]

IAS 32: Financial Instruments:


Presentation

PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian


[Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]

IAS 36: Impairment of Assets

PSAK 48: Penurunan Nilai Aset [Disahkan pada 29


April 2014, berlaku 1 Jan 2015]

IAS 39: Financial Instruments:


Recognition and Measurement (IFRS 9
eff 2018 belum diadopsi)

PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan


Pengukuran [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku
1 Jan 2015]

IFRS 7: Financial Instruments:


Disclosures

PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan


[Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]

IAS 12: Income Tax

PSAK 46: Pajak Penghasilan [Disahkan pada 29


April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
11

PSAK non IFRS


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian;


PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa;
PSAK 38: Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali;
PSAK 34: Kontrak Konstruksi
PSAK 44: Pendapatan Real Estate
PSAK 45: Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba;
ISAK 25: Hak atas Tanah

12

Perkembangan Setelah 1 Januari 2015


IFRS terbaru:
IFRS 9 Financial Instruments (efektif 1 Januari 2018)
IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts (efektif 1 Januari 2016)
IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers (efektif 1
Januari 2018)

Pembahasan IASB:
Amandemen IFRS 4 Insurance Contracts
Amandemen IFRS on Leases
Amandemen dan penyesuaian IFRS lain
13

Public Hearing 30 Juni 2015


ISAK 30 Pungutan

Amandemen PSAK 1 : Prakarsa Pengungkapan


Amandemen IAS 1 Disclosure Initiative
Amandemen PSAK 16 dan PSAK 19: Klarifikasi yang Diterima
untuk Penyusutan dan Amortisasi
Amandemen IFRS 4 IAS 16 dan IAS 38
Amandemen PSAK 24: Program Manfaat Pasti Kontribusi
Pekerja
Amandemen IAS 19 Defined Plans: Employee Contributions

14

Public Hearing 21 September 2015


PSAK 69 Agrikultur
ISAK 31 Interpretasi atas Ruang Lingkup Properti Investasi
Amandemen PSAK 4 : Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan
Tersendiri
Amandemen PSAK 15, 65 dan 67 : Entitas Investasi Penerapan
Pengecualian Konsolidasi
Amandemen PSAK 66: Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalan
Operasi Bersama
Amandemen PSAK 16: Agrikultur Tanaman Produktif

15

PSAK 69

Aktivitas agrikultur (agricultural activity) adalah manajemen transformasi


biologis dan panen aset biologis oleh entitas untuk dijual atau untuk
dikonversi menjadi produk agrikultur atau menjadi aset biologis tambahan.
Aset biologis (biological asset) adalah hewan atau tanaman hidup.
Produk agrikultur (agricultural produce) adalah produk yang dipanen dari aset
biologis milik entitas.
Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode
pelaporan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, kecuali untuk kasus
yang dideskripsikan dalam paragraf 30 dimana nilai wajar tidak dapat diukur
secara andal.
Aset biologi yang menghasilkan (bearer asset) merupakan aset tetap yang
pembebanannya akan dilakukan dengan proses amortisasi.
Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik entitas diukur
pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen.
Setelah panen  biaya perolehan persediaan.

16

SAK ETAP

17

SAK ETAP

SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa


akuntabilitas publik
PSAK yang disederhanakan:
Pilihan pada alternatif standar yang lebih sederhana
Penyederhaaan pengakuan dan pengukuran
Mengurangi pengungkapan
Penyederhanaan
Merupakan standar yang berdiri sendiri secara keseluruhan
(stand alone)

18

Manfaat SAK ETAP


Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil,
menengah, mampu untuk
menyusun laporan keuangannya sendiri,
dapat diaudit dan mendapatkan opini audit,
sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk
mendapatkan dana (misalnya dari Bank) untuk
pengembangan usaha.
Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK IFRS sehingga
lebih mudah dalam implementasinya
Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian
laporan keuangan.
19

SAK ETAP
Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi
sesuai kondisi di Indonesia dan dibuat lebih ringkas.
SAK ETAP masih memerlukan professional judgement namun
tidak sebanyak untuk PSAK IFRS.
Dalam beberapa hal tidak ada perubahan signifikan
dibandingkan dengan PSAK lama: contoh PSAK 16 (1994).
Namun ada beberapa hal yang dimodifikasi dari IFRS/IAS.

20

IFRS for SMEs


IFRS for SMEs, merupakan mini Full IFRS
Terdapat pengurangan opsi dan pengungkapan
Tidak terdapat pengakuan dan pengukuran yang berbeda
dengan Full IFRS, kecuali
borrowing cost dibebankan langsung dan tidak
dikapitalisasi, dan
terdapat pengaturan mengenai ekuitas

Target dari IFRS for SMEs adalah perusahaan


menengah ke bawah.

21

ISI SAK ETAP


BAB

ISI

BAB

ISI

Ruang Lingkup

16

Aset Tidak Berwujud

Konsep dan Prinsip Pervasive

17

Sewa

Penyajian Laporan Keuangan

18

Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi

Neraca

19

Ekuitas

Laporan Laba Rugi

20

Pendapatan

Laporan Perubahan Ekuitas

21

Biaya Pinjaman

Laporan Arus Kas

22

Penurunan Nilai Aset

Catatan atas Laporan Keuangan

23

Imbalan Kerja

Kebijakan Akuntansi, Perubahan Kebijakan


Akuntansi dan Koreksi Kesalahan

24

Pajak Penghasilan

10

Investasi pada Efek Tertentu

25

Mata Uang Pelaporam

11

Persediaan

26

Transaksi dalam Mata Uang Asing

12

Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

27

Peristiwa setalah Akhir Periode Pelaporan

13

Investasi pada Joint Venture

28

Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai


Hubungan Istimewa

14

Properti Investasi

29

Ketentuan Transisi

15

Aset Tetap

30

Tanggal Efektif
Daftar Istilah

22

Ruang lingkup

SAK ETAP, dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas


Publik (ETAP), yaitu entitas yang:
 Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
 Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan
 Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam proses
pengajuan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain
untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau
 Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau pedagang
efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK
ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK
ETAP. Contoh: Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

23

Apakah memiliki akuntabilitas publik?

Perusahaan kecil yang memiliki saham di pasar modal.


Perusahaan manufaktur besar (bukan emiten).
Bank umum besar (bukan emiten).
Entitas yang bisnis satu-satunya adalah pendapatan bunga
atas uang yang dipinjamkan kepada nasabah. Entitas ini
memperoleh semua dana dari seorang pemilik yang
milyuner.

24

BAB 2

Konsep dan Prinsip Pervasif

Konsep dan
Prinsip
Pervasive

Konsep dan prinsip pervasif merupakan KDPPLK (Kerangka Dasar Penyajian


dan Pengukuran LK) untuk ETAP
Tujuan Laporan Keuangan  menyajikan informasi yang bermanfaat bagi
sebagian besar pengguna untuk pengambilan keputusan ekonomi
Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan

Dapat dipahami
Relevan
Materialitas  jika mempengaruhi keputusan
Keandalan
Substansi mengungguli bentuk  substansi ekonomi lebih diutamakan
dibandingkan dengan bentuk hukum contoh sewa pembiayaan
Pertimbangan sehat
Kelengkapan
Dapat dibandingkan
Tepat waktu
Keseimbangan antara biaya dan manfaat

25

BAB 2
Konsep dan
Prinsip
Pervasive

Konsep dan Prinsip Pervasif

Posisi keuangan
Aset  manfaat ekonomi di masa depan
Kewajiban  kewajiban untuk mengorbanan manfaat ekonomi di masa depan
Ekuitas  hak residual
Kinerja keuangan
Pendapatan
Beban
Pengakuan
Kemungkinan manfaat ekonomi ekonomi masa depan mengaliir ke entitas
Nilai dan biaya yang dapat diukur dengan andal
Pengukuran unsur-unsur laporan keuangan : biaya historis dan nilai wajar
Prinsip pengakuan dan pengukuran berpengaruh luas (Pervasif) : dalam hal tidak
ada pengaturan tertentu dalam SAK ETAP mengikuti aturan hirarki.
Dasar akrual  kecuali untuk arus kas
Saling hapus tidak diperkenankan  kecuali dipersyaratkan / diijinkan: penyisihan,
penjualan aset.
26

BAB 3
Penyajian
Laporan
Keuangan

Penyajian Laporan Keuangan

Penyajian wajar : posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus


kas dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan.
Kepatuhan SAK: Entitas yang menggunakan SAK ETAP harus
secara eksplisit menyatakan secara penuh atas kepatuhan
terhadap SAK ETAP dalam catatan laporan keuangan.
Kelangsungan usaha : Entitas harus menilai kelangsungan
usaha pada saat menyusun laporan keuangan
Frekuensi pelaporan - Entitas menyajikan laporan keuangan
minimal satu kali dalam setahun.

27

BAB 3
Penyajian
Laporan
Keuangan

Penyajian Laporan Keuangan

Penyajian yang konsisten: Penyajian dan klasifikasi pos-pos harus


konsisten, kecuali:
Terjadi perubahan signifikan operasi entitas atau perubahan tersebut
menghasilkan penyajian yang lebih andal dan relevan.
SAK ETAP mensyaratkan perubahan penyajian
Reklasifikasi harus dilakukan retrospektif, kecuali tidak praktis dapat
secara prospektif.
Jika prospektif: diungkapkan sifat reklasifikasi dan jumlah pos yang
direklasifikasi serta alasannya.
Informasi komparatif : informasi harus diungkapkan komparatif dengan
periode sebelumnya kecuali dinyatakan lain oleh SAK ETAP.
Material dan Agregasi: pos yang material disajikan terpisah, yang tidak
material digabungkan dengan yang memiliki sifaf dan jenis yang sama.

28

BAB 3
Penyajian
Laporan
Keuangan

Penyajian laporan keuangan

Laporan keuangan lengkap


Neraca (Bab 4)
Laporan laba rugi (Bab 5)
Laporan perubahan ekuitas (Bab 6)
Laporan arus kas (Bab 7)
Catatan atas laporan keuangan (Bab 8)

29

BAB 3

Penyajian Laporan Keuangan

Penyajian
Laporan
Keuangan

Jika entitas hanya mengalami perubahan ekuitas yang berasal


dari

laba rugi,
pembayaran dividen,
koreksi kesalahan periode lalu dan
perubahan kebijakan akuntansi

maka entitas dapat menyajikan Laporan laba rugi dan saldo


laba sebagai pengganti Laporan laba rugi dan Laporan
perubahan ekuitas.

30

BAB 3
Penyajian
Laporan
Keuangan

Laporan Keuangan

SAK ETAP
Neraca
Kewajiban

Laporan laba rugi


Laporan perubahan
ekuitas
Laporan arus kas
Catatan atas laporan
keuangan

PSAK 1 (Revisi 2013)


Laporan posisi keuangan
(neraca)
Liabilitas

Laporan laba rugi dan


penghasilan komprehensif lain
Laporan perubahan ekuitas
Laporan arus kas
Catatan atas laporan
keuangan

31

Penyajian Laporan Keuangan


Identifikasi secara jelas setiap komponen laporan keuangan.
Informasi berikut, jika perlu, pada setiap halaman:
Nama entitas pelapor dan perubahan dalam nama tersebut sejak
laporan periode terakhir
Tanggalatauperiodeyang dicakupolehlaporankeuangan, manayang lebihtepatbagi
setiapkomponenlaporankeuangan;
Matauangpelaporan, sepertididefinisikandalamBab25 Mata UangPelaporan;
Pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporankeuangan.

Catatanlaporan keuangan:
Domisili, bentukhukumdanalamatkantoryang terdaftar
Penjelasan sifat operasi dan aktivitas utama

32

BAB 4

Neraca

Neraca

Penyajian
Klasifikasi aset lancar dan aset tidak lancar
Klasifikasi kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang

Kecuali jika memberikan informasi yang andal


dan relevan dapat berdasarkan likuiditas

33

Neraca
Menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu.
Minimal mencakup pos-pos:

kas dan setara kas,


piutang usaha dan piutang lain-lain,
persediaan,
properti investasi,
aset tetap,
aset tidak berwujud,
utang usaha dan utang lainnya,
aset dan kewajiban pajak,
kewajiban diestimasi
ekuitas.

Urutan dan format pos tidak ditentukan oleh SAK ETAP

34

Aset Lancar

Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar jika:


diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau
digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas;
dimiliki untuk diperdagangkan;
diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan
setelah akhir periode pelaporan; atau
berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi
penggunaannya dari pertukaran atau digunakan untuk
menyelesaikan kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir
periode pelaporan.
Aset lainnya diklasifikasikan tidak lancar

35

Kewajiban Jangka Pendek


 Entitas mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban jangka
pendek jika:
 diperkirakan akan diselesaikan dalamjangka waktu siklus
normal operasi entitas;
 dimiliki untuk diperdagangkan;
 kewajiban akan diselesaikan dalamjangka waktu 12 bulan
setelah akhir periode pelaporan; atau
 entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda
penyelesaian kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir
periode pelaporan.
 Entitas mengklasifikasikan semua kewajiban lainnya sebagai
kewajiban jangka panjang.

36

Informasi Disajikan di Neraca atau CALK

kelompok aset tetap;


jumlah piutang usaha, piutang dari pihak-pihak yang
memiliki hubungan istimewa, pelunasan dipercepat
dan jumlah lainnya;
Rincian persediaan
Kewajiban imbalan kerja dan kewajiban diestimasi
lainnya

37

Contoh Klasifikasi Aset dan Kewajiban


Aset lancar
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Persediaan
Biaya dibayar dimuka
Pajak dibayar dimuka

Kewajiban jangka pendek


Utang bank jangka pendek
Utang usaha
Utang pajak
Biaya yang masih harus
dibayar

Aset tidak lancar


Properti investasi
Aset tetap
Aset tidak berwujud
Aset lainnya

Kewajiban jangka panjang


Utang bank jangka panjang
Kewajiban imbalan
pascakerja

38

Ekuitas
Ekuitas terdiri dari:
Modal disetor
Tambahan modal disetor
Saldo laba
Pendapatan dan beban yang langsung diakui ke ekuitas
Entitas yang berbentuk PT, juga mengungkapkan:
jumlah modal dasar
jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh
nilai nominal saham
ikhtisar perubahan jumlah saham beredar

39

BAB 5
Laporan Laba
Rugi

Laporan Laba Rugi

Menyajikan laporan laba rugi suatu periode tertentu yang


menunjukan kinerja keuangan selama periode tersebut.
Pos minimal:

Pendapatan
beban keuangan
bagian laba atau rugi investasi (metode ekuitas)
beban pajak
laba atau rugi bersih

Pos luar biasa tidak diperkenankan

40

Laporan Laba Rugi


Entitas dapat menyajikan beban berdasarkan


Sifat beban
 beban bahan baku
 beban tenaga kerja
 beban penyusutan
 beban sewa ruangan
 beban listrik
 beban operasi lainnya

Fungsi beban
 beban pokok penjualan
 beban pemasaran
 beban umum dan
administrasi
 beban operasi lainnya

41

BAB 6
Laporan
Perubahan
Ekuitas

Alternatif Penyajian

Entitas dapat menyajikan:


Laporan perubahan ekuitas
Laporan laba rugi dan saldo laba
jika perubahan pada ekuitas hanya berasal dari laba atau rugi,
pembayar dividen, koreksi kesalahan periode lalu dan perubahan
kebijakan akuntansi.
Ekuitas yagn disajikan :
Laba rugi tahun berjalan
Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas 
keuntungan/kerugian aset tersedian untuk dijual
Pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan.
Rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode dari komponen
ekuitas.

42

Contoh
Modal
Disetor

Tambahan
Modal
Disetor

Laba
Belum
Direalisasi
Efek
Tersedia
Dijual

Selisih
Revaluasi
Aset
Tetap

Saldo
Laba

Jumlah
Ekuitas

Saldo awal

500.000

150,000

45.000

20.000

256.000

971.000

Pengeluaran saham
baru

150.000

(150,000)

Rugi belum direalisasi

(35.000)

(35.000)

Dividen kas

(125.000) (125.000)

Laba bersih tahun


berjalan

154.000

154.000

285.000

965.000

Saldo akhir

650.000

10.000

20.000

43

Contoh
PT ABC
Laporan Laba Rugi dan Perubahan Saldo Laba
Untuk periode yang berakhir 2015
Pendapatan

500.000.000

Beban pokok penjualan

150.000.000

Laba kotor

350.000.000

Beban usaha
Laba usaha
Beban bunga
Laba sebelum pajak
Pajak

65.000.000
285.000.000
15.000.000
270.000.000
75.600.000

Laba bersih

194.400.000

Saldo laba awal tahun

225.000.000

Laba bersih tahun berjalan

194.400.000

Dividen tunai

(75.000.000)

Saldo laba akhir tahun

344..000
44

BAB 7
Laporan Arus
Kas

Laporan Arus Kas

Menyajikan informasi arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan
aktivitas pendanaan.
Aktivitas operasi hanya dapat disajikan secara tidak langsung.
Bunga dan dividen harus diungkap secara terpisah secara konsisten sebagai
aktivitas operasi, investasi atau pendanaan.
Pajak penghasilan diungkapkan terpisah sebagai aktivitas operasi kecuali
dapat secara spesifik diidentifikasi sebagai aktivitas investasi atau
pendanaan.
Transaksi non kas tidak dapat disajikan dalam laporan arus kas.

45

Klasifikasi arus kas

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan


(principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang
bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka


panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas

Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang


mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal
dan pinjaman perusahaan

46

Bunga dan Dividen


Arus kas bunga dan dividen diungkapkan secara terpisah dan
diklasifikasikan secara konsisten.
Bunga
Beban bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau pendanaan
(alternatif)
Pendapatan bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau
investasi (alternatif)

Dividen
Dividen yang dibayarkan dapat disajikan sebagai arus kas pendanaan
atau operasi (alternatif)
Pendapatan dividen dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau
investasi (alternatif)

Arus Kas Operasi

Aktivitas operasi adalah Aktivitas penghasil utama pendapatan entitas


dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan
pendanaan.

Indikator utama menentukan apakan operasi dapat menghasilkan kas


untuk melunasi pinjaman dan memelihara kemampuan operasi
entitas, membayar deviden dan melakukan investasi.

Inflows terdiri dari :


 Penerimaan dari penjualan
barang/jasa, royalti, pendapatan
lain.
 Penerimaan dari pendapatan sewa,.
 Penerimaan pendapatan lain-lain





Outflows terdiri dari:


Pembayaran kepada pemasok
barang dan jasa
Pembayaran untuk karyawan.
Pembayaran klaim (asuransi),
pembelian efek (perusahaan
efek), pengembalian kredit
(bank)
Pembayaran biaya operasi

Aktivitas Operasi Indirect method

Perubahan current asset dan


current liabilities
Laba sebelum
pajak dan
bunga
+ Kerugian dan
Keuntungan
kegiatan non
operasional

Bunga dan pajak


dengan Metode
langsung

Arus kas dari


kegiatan
operasi

+ Beban bukan kas


seperti depresiasi dan
amortisasi

49

Arus Kas Investasi






Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka


panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
Mencerminkan pengeluaran untuk sumber daya yang
dimaksudkan menghasilkan kas di masa depan

Inflows terdiri dari :


Penerimaan penjualan aset tetap, aset
tidak berwujud dan aset jangka panjang
lain.
Penerimaan kas dari kontrak future/
forward, future untuk pendanaan
Penerimaan penjualan instrumen utang
atau kas (selain diperdagangkan)
Penerimaan kas dari pelunasan uang
muka dan pinjaman dari pihak lain.

Outflows terdiri dari:


 Pembayaran kas untuk membeli
aset tidak tetap, aset tidak
berwujud, biaya pengembangan
dikapiralisasi
 Pembayaran kas dari kontrak future,
forward, swap untuk aktivitas
pendanaan.
 Pembayaran untuk membeli
instrumen utang/ekuitas/ ventura
selain untuk diperdagangkan

Arus Kas Pendanaan

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan


perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan
pinjaman entitas
Memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia
modal entitas

Inflows terdiri dari :


 Penerimaan kas dari penerbitan
saham.
 Penerimaan kas dari penerbitan
obligasi, wesel, pinjaman jangka
pendek dan jangka panjang,
hipotek,

Outflows terdiri dari:


 Pembayaran kas kepada pemiliki
untuk menarik atau menebus
saham.
 Pelunasan pinjaman
 Pembayaran kas oleh lessee untuk
mengurangi saldo liabilitas terkait
sewa pembiayaan

BAB 8
Catatan atas
L/K

Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan,


penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam
laporan keuangan.
Harus mengungkapkan:
dasar penyusunan laporan keuangan
kebijakan akuntansi yang signifikan
informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
keuangan, tapi relevan untuk memahami laporan
keuangan
Disajikan secara sistematis dan merujuk silang ke pos-pos
dalam laporan keuangan.
52

BAB 8
Catatan atas
L/K

Urutan Penyajian

Pernyataan kepatuhan sesuai SAK ETAP


Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan
Informasi yang mendukung pos-pos yang disajikan dalam
laporan keuangan, sesuai dengan urutan penyajian dalam
laporan keuangan
Pengungkapan lain:
kejadian setelah tanggal neraca
standar akuntansi baru
kondisi ekonomi global
Informasi tentang sumber utama ketidakpastian estimasi

53

BAB 8
Catatan atas
L/K

Catatan atas Laporan Keuangan

Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangn


Menjelaskan informasi umum tentang perusahaan
Kebijakan akuntansi yang dipilih oleh perusahaan termasuk metode akuntansi
dan estimasi yang digunakan
Penjelasan rinci / data detail mengenai angka dalam laporan keuangan
Informasi tambahan mengenai transaksi atau akun tertentu:
Utang  tingkat bunga, kreditor, jumlah utang, jatuh tempo, jaminan yang
digunakan
Aset tetap  jumlah yang diagunkan
Investasi  nama perusahaan, jumlah kepemilikan, waktu akuisisi, dll
Pajak  jumlah pajak dibayarkan, utang pajak, koreksi fiskal
Informasi penting yang diharuskan oleh standar
Transaksi hubungan istimewa
Kontijensi
Kontrak kerjasama

54

BAB 9
Kebijakan
Akuntansi

Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan


dan praktik tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangannya.
Jika SAK ETAP secara spesifik mengatur transaksi, kejadian
atau keadaan lainnya, maka entitas harus menerapkan SAK
ETAP.
Jika dampak tidak material maka entitas tidak perlu mengikuti
persyaratan dalam SAK ETAP.
Entitas harus memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi
secara konsisten untuk transaksi atau kejadian dan kondisi
lain yang serupa.

55

Tidak Ada Pengaturan Spesifik


Jika SAK ETAP tidak secara spesifik mengatur suatu transaksi, peristiwa
atau kondisi, maka manajemen menggunakan pertimbangan relevan dan
andal untuk memilih kebijakan akuntansi dengan hirarki:
persyaratan dan panduan SAK ETAP yang berhubungan dengan isu
serupa atau terkait
definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran sesuai dengan
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif.
persyaratan dan panduan dalam PSAK non-ETAP yang berhubungan
dengan isu serupa atau terkait
pengaturan terkini dari badan penyusun standar lain yang
menggunakan kerangka dasar yang serupa
literatur akuntansi dan praktik industri yang berterima umum
sepanjang tidak bertentangan.

56

Perubahan Kebijakan Akuntansi


Perubahan kebijakan akuntansi hanya jika:
disyaratkan sesuai SAK ETAP
menghasilkan informasi yang lebih andal dan relevan
Penerapan perubahan akuntansi:
Sesuai dengan ketentuan transisi SAK ETAP
Jika tidak diatur, maka penerapan secara retrospektif
entitas menerapkan kebijakan akuntansi baru seolaholah kebijakan akuntansi baru telah diterapkan
sebelumnya.
jika tidak praktis, entitas menerapkan kebijakan
akuntansi baru pada periode sajian paling awal.

57

Estimasi Akuntansi
Perubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumlah
tercatat aset atau kewajiban, atau jumlah konsumsi periodik
suatu aset, yang berasal dari pengujian status sekarang dari,
dan ekspektasi manfaat ekonomi dan kewajiban masa
mendatang.
Perubahan estimasi akuntansi yang berasal dari informasi baru
atau pengembangan baru dan, oleh karena itu, bukan koreksi
kesalahan.
Penerapan secara prospektif

58

Perubahan estimasi
Entitas A membeli aset tetap bangunan yang dibeli 1/1/2X03
sebesar 820 juta. Bangunan disusutkan dengan metode garis
lurus, masa manfaat 20 tahun, nilai sisa 20 juta.
Pada 1/1/2X13 entitas merubah masa manfaat dari 10 tahun
tersisa menjadi 20 tahun tersisa sehingga total masa manfaat
menjadi 30 tahun.
Jumlah penyusutan per tahun (820-20)/20=40
Penyusutan selama 10 tahun = 400
Nilai buku tersisa 820-400 = 420
Penyusutan baru (420 20)/20 = 20

59

Koreksi Kesalahan Periode Lalu


Kesalahan periode yang lalu adalah kelalaian dan kesalahan
pencatatan dalam laporan keuangan entitas untuk satu atau
lebih periode lalu yang muncul dari kegagalan untuk
menggunakan atau kesalahan penggunaan informasi yang
andal, yang:
tersedia ketika laporan keuangan diterbitkan; dan
diekspektasi dengan layak seharusnya diperoleh dan dimasukkan
dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan tersebut

Diterapkan secara retrospektif

60

Koreksi Kesalahan

Entitas A membeli aset tetap bangunan yang dibeli 1/1/2X09


sebesar 1.200 juta. Gedung disusutkan dengan metode garis lurus,
masa manfaat 20 tahun, nilai sisa 200 juta.
Pada 31/12/2X13 Entitas menemukan kesalahan bahwa nilai
peralatan tersebut seharusnya 1.400, akibat biaya perolehan yang
tidak dimasukkan. Nilai sisa dan masa manfaat tidak berubah
Koreksi harus dilakukan dari tahun 2X09 sampai dengan 2X13.
Depresiasi lama (1.200-200) / 20 = 50
Depresiasi baru (1.400-20)0 / 20 = 60
Koreksi 1/1/2X09 sampai 31/12/2X13 : 10 x 5 = 50
Aset tetap
200
Saldo Laba
200
Saldo Laba
50
Akumulasi depresiasi
50
Depresiasi 31/12/2X13 menggunakan depresiasi baru
Beban depresiasi
60
Akumulasi depresiasi
60

61

BAB 10
Investasi
Efek

Investasi Efek Tertentu

Efek adalah surat berharga utang atau ekuitas


Klasifikasi pada saat perolehan berdasarkan tujuan manajamen:
dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity)
diperdagangkan (trading)
tersedia untuk dijual (available for sale)
HTM disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi amortisasi
premi atau diskonto
Trading disajikan sebesar nilai wajar pada tanggal neraca
AFS dinilai pada nilai wajar pada tanggal neraca.

62

Perubahan Nilai Wajar

Efek diperdagangkan
Efek tersedia untuk dijual
Efek dimiliki hingga jatuh tempo

Laba rugi belum


direalisasi

Laba rugi telah


direalisasi

Laba rugi

Laba rugi

Komponen ekuitas

Laba rugi

Laba rugi

63

Investasi pada Efek Tertentu


Penyajian di neraca (classified balance sheet):
Trading sebagai aset lancar
HTM dan AFS sebagai aset lancar atau tidak lancar berdasarkan
keputusan manajemen, kecuali akan jatuh tempo pada tahun
berikutnya harus sebagai aset lancar.
Laporan arus kas:
Trading: arus kas operasi
AFS dan HTM: arus kas investasi

64

Diskusi Investasi dalam Efek


Surat berharga pengenaan pajaknya final atas nilai penjualan bukan dari
selisih keuntungan atau penjualan  dalam perhitungan pajak,
keuntungan atau kerugian investasi akibat perubahan harga bukan
merupakan obyek PPh.
Dividen dan bunga juga dikenakan pajak final sehingga bukan obyek pajak
juga.
Dalam laporan keungan untuk pajak atas bunga dan dividen sering
disajikan netto (nilai setelah pajak) sehingga pajaknya dianggap nol 
sebaiknya disajikan gross jika informasinya tersedia.
SAK ETAP memungkinkan entitas untuk melakukan perubahan klasifikasi,
untuk itu perlu dipastikan konsistensi pencatatan perusahaan, sehingga
akan melakukan reklasifikasi untuk menghindari kerugian.

65

Ilustrasi - HTM

Pada tanggal 3 Desember 2010, BPR


ABC membeli SBI jangka waktu 3 bulan
di pasar sekunder. Nilai nominal SBI Rp
500.000.000. Tingkat diskonto 7%
Jangka waktu 3 bulan
Nilai tunai = (500.000.000 x 360)/(360 +
(tingkat diskonto x jangka waktu)) =
491,400,491
Nilai diskonto = Nilai nominal Nilai
tunai = 8,599,509
Biaya Transaksi = 2,000,000
Amortisasi Desember (28/90)
diskonto s.d. 31/12/10 = 2,675,403
Unamortized 5,924,106
biaya transaksi s.d. 31/12/10
= 622,222 Unamortized
Amortisasi dilakukan tiap bulan, maka
amortisasi pada Maret 3 hari. Desember
28 hari, Januari 31 dan Februari 28
Asumsikan SBI diklasifikasikan sebagai
HTM

Jurnal
Pembelian
SBI - Nominal
SBI Biaya Transaksi
SBI Diskonto
Kas/ Rekening

500.000.000
2.000.000
8.599.509
493.400.491

Amortisasi diskonto dan biaya transaksi


SBI - Diskonto
SBI Biaya Transaksi
Pendapatan bunga

Desember
2.675.403

Amortisasi diskonto dan biaya transaksi


SBI - Diskonto
SBI Biaya Transaksi
Pendapatan bunga

Januari
2.962.053

622.222
2.053.181

688.889
2.273.164
Februari

Pelunasan & amortisasi (3hari)


SBI - Diskonto
SBI Biaya Transaksi
Pendapatan bunga
Kas/Rekening
SBI - Nominal

Maret
286.650
66.667
219.983
500.000.000
500.000.000
66

Ilustrasi - AFS

Pada tanggal 3 Desember 2010, BPR


ABC membeli SBI jangka waktu 3
bulan di pasar sekunder. Nilai nominal
SBI Rp 500.000.000. Tingkat diskonto
7% Jangka waktu 3 bulan
Nilai tunai = (500.000.000 x 360)/(360
+ (tingkat diskonto x jangka waktu)) =
491,400,491
Biaya Transaksi = 2,000,000
Harga tanggal 31 Desember
494.075.894
Asumsikan SBI diklasifikasikan sebagai
AFS

Jurnal
Pembelian
SBI
Beban Investasi Biaya Transaksi
Kas/ Rekening

491.400.491
2.000.000
493.400.491

Tanggal 31 Desember penyesuaian nilai


wajar
SBI
2.675.403
Laba yang belum direalisasi -ekuitas
2.675.403
Pada 15 Januari dijual dengan harga
495.000.000
Kas / rekening
Laba yang belum direalisasi - ekuitas
SBI
Keuntungan penjualan SBI

495.000.000
2.675.403
494.075.894
3.599.509

67

Ilustrasi - Trading

Pada tanggal 3 Desember 2010, BPR


ABC membeli SBI jangka waktu 3
bulan di pasar sekunder. Nilai nominal
SBI Rp 500.000.000. Tingkat diskonto
7% Jangka waktu 3 bulan
Nilai tunai = (500.000.000 x 360)/(360
+ (tingkat diskonto x jangka waktu)) =
491,400,491
Biaya Transaksi = 2,000,000
Harga tanggal 31 Desember
494.075.894
Asumsikan SBI diklasifikasikan sebagai
AFS

Jurnal
Pembelian
SBI
Beban Investasi Biaya Transaksi
Kas/ Rekening
Tanggal 31 Desember penyesuaian nilai
wajar
SBI
Laba yang belum direalisasi - LR
Pada 15 Januari dijual dengan harga
495.000.000
Kas / rekening
SBI
Keuntungan penjualan SBI

491.400.491
2.000.000
493.400.491

2.675.403
2.675.403

495.000.000
494.075.894
924.106

68

Ilustrasi saham tersedia untuk dijual


Entitas membeli investasi tersedia dijual seharga 100.000 pada 1
Desember 2015. Pada 31 Desember nilainya naik menjadi 115.000.
Inbvestasi ini dijual dengan harga 110.000 pada 1 Maret 2016.
Investasi diakui sebagai tersedia untuk dijual.
Jurnal saat pembelian
Aset keuangan tersedia untuk dijual

Kas

100.000
100.000

Jurnal saat penilaian 31 Desember 2015


Aset keuangan tersedia untuk dijual

Penghasilan komprehensif lain

15.000
15.000

Jurnal saat penjualan 1 Maret 2016


Kas
Penghasilan komprehensif lain

Aset keuangan tersedia untuk dijual

Penghasilan penjualan AFS

110.000
15.000
115.000
10.000

Ilustrasi saham - diperdagangkan


Entitas membeli investasi tersedia dijual seharga 200.000 pada 1
Desember 2015. Pada 31 Desember nilainya naik menjadi 230.000.
Inbvestasi ini dijual dengan harga 220.000 pada 1 Maret 2016.
Investasi diakui sebagai tersedia untuk dijual. Investasi
diklasifiksaikan sebagai diperdagangkan.
Jurnal saat pembelian
Aset keuangan diperdagangkan

Kas

200.000
200.000

Jurnal saat penilaian 31 Desember 2015


Aset keuangan diperdagangkan
30.000

Penghasilan investasi saham - diperdagangkan

30.000

Jurnal saat penjualan 1 Maret 2016


Kas
Kerugian investasi saham - diperdagangkan

Aset keuangan diperdagangkan

220.000
10.000
230.000

BAB 11
Persediaan

Persediaan

Persediaan:
Untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
Dalam proses produksi untuk kemudian dijual
Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa
Biaya perolehan persediaan mencakup seluruh biaya pembelian, biaya
koversi, dan biaya lainnya yang terjadi untuk membawa persediaan ke
kondisi dan lokasi sekarang
Biaya pembelian persediaan:
harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat
ditagih kembali kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya
penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat
diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon
dagang, potongan, dan lainnya yang serupa dikurangkan dalam
menentukan biaya pembelian.
Biaya konversi: overhead produksi tetap dan variabel
71

Pengukuran
Nilai persediaan diukur pada nilai yang lebih rendah
antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih
Biaya perolehan
biaya pembelian
biaya konversi
biaya lainnya untuk membawa persediaan ke kondisi
sekarang
Nilai realisasi bersih
harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan
menjual

72

Persediaan
Tidak dapat diakui sebagai biaya persediaan, sehingga harus
menjadi beban tahun berjalan:
biaya bahan tidak terpakai, tenaga kerja dan biaya
produksi lainnya yang tidak normal;
biaya penyimpanan, kecuali biaya yang diperlukan dalam
proses produksi sebelum tahap produksi selanjutnya;
biaya overhead administratif yang tidak berkontribusi
untuk membuat persediaan ke kondisi dan lokasi
sekarang; dan
biaya penjualan.

73

Persediaan
Rumus biaya yang dapat dipergunakan:
Identifikasi khusus (untuk persediaan yang sifatnya
khusus)
Masuk pertama keluar pertama (MPKP = FIFO)
Rata-rata tertimbang
Metode masuk terakhir keluar pertama (MTKP = LIFO) tidak
diperkenankan.

74

Penurunan Nilai
Pada setiap tanggal pelaporan, entitas harus menilai apakah
persediaan mengalami penurunan nilai, dengan
Membandingkan jumlah tercatat setiap pos persediaan
dengan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan
dan menjual (nilai realisasi bersih = NRV)
Jika jumlah tercatat > nilai realisasi bersih, maka
persediaan diturunkan nilainya hingga sebesar nilai
realisasi bersih
Selisih nilai realisasi bersih dan jumlah tercatat diakui
sebagai kerugian penurunan nilai yang merupakan beban
periode berjalan.

75

Diskusi Persediaan
Entitas tidak melakukan penilaian berdasarkan NRV, karena
akan berdampak pada penurunan laba entitas dan menurut
pajak penurunan nilai ini tidak mengurangi jumlah pajak yang
harus dibayar.
Nilai NRV dapat bias karena ada beberapa alternative yang
dapat digunakan entitas.
Komponen nilai persediaan seperti pajak, biaya transportasi
sering tidak dimasukkan dalam komponen harga perolehan.
Pembelian persediaan dengan menggunakan mata uang asing
tidak menggunakan kurs pada tanggal transaksi.

76

Metode Average (Weighted)


Data tersedia:
Tanggal
Mei 12
Aug 14
Sep 18

Pembelian
100 unit
200 unit
120 unit
420 unit

Unit
10
11
15

Biaya
1.000
2.200
1.800
5.000

Langkah:
1. Hitung biaya rata-rata per unit : 5.000/420 = 11,905
2. Aplikasikan biaya rata-rata per unit pada jumlah yang terjual
untuk memperoleh HPP: (420-20) x 11,905 = 4.762
3. Aplikasikan biaya rata-rata per unit pada jumlah yang tersisa di
persediaan untuk menentukan Persediaan Akhir: 20 x 11,905=
238

Metode FIFO
Data diberikan:
Tanggal Pembelian
Mei 12 100 unit @ 10
Aug 14 200 unit @ 11
Sep 18 120 unit @ 15
420
Biaya Barang
Siap Jual

5,000

Biaya
1.000
2.200
1.800
5.000

HPP (FIFO)
1.000 (100 terjual)
2.200 (200 terjual)
1.500 (100 terjual; 20 sisa)
4.700

HPP

4.700

Persediaan Akhir

20 * $15 = 300

Ilustrasi Nilai Realisasi Bersih


Biaya persediaan barang belum jadi: Rp 8 juta
Harga jual: Rp 12 juta
Biaya untuk menyelesaikan barang: Rp 4.5 juta
Biaya untuk menjual: Rp 500 ribu
Penghitungan Nilai Realisasi Bersih:
Nilai jual persediaan
Dikurangi: Estimasi biaya penyelesaian
Estimasi biaya penjualan
Nilai Realisasi Bersih (NRB)
Nilai persediaan (NRB)
Biaya
Kerugian penurunan nilai persediaan

Rp 12 juta
Rp 4.5 juta
Rp 0.5 juta

Rp 5 juta
Rp 7 juta
Rp 7 juta
Rp 8 juta
(Rp 1 juta)

79

Penilaian Persediaan
Biaya atau Nilai Realisasi Bersih yang Lebih Kecil
Persediaan

Kuantitas

Biaya

NRV

Total Biaya

Total NRV

Lebih Kecil

400

50

60

20.000

24.000

20.000

200

120

100

24.000

20.000

20.000

500

70

60

35.000

30.000

30.000

300

200

220

60.000

66.000

60.000

139.000

134.000

130.000

TOTAL

NRV: Net Realizable Value = harga jual dikurangi biaya untuk menjual.
Penurunan dihitung secara total = 139.000 134.000 = 5.000
Penurunan dihitung tiap produk = 139.000 130.000 = 9.000
Jurnal COGS*
9.000
Penyisihan penurunan nilai persediaan
9.000
Jika penurunan nilai sifatnya operasional dapat dimasukkan ke COGS, namun jika sifatnya material dan tidak rutin
dimasukkan dalam beban/pendapatan lain-lain (setelah laba operasi)

80

BAB 12
Investasi

Investasi pada Asosiasi dan Anak

Entitas asosiasi: investor mempunyai pengaruh


signifikan
Biasanya 20% hak suara atau lebih.

Entitas anak: entitas yang dikendalikan oleh induk.


Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan
metode biaya (cost method).
Investasi pada anak dengan metode ekuitas, dan
tidak dibuat laporan konsolidasian.

81

Diskusi
Ketepatan penerapan kebijakan karena metode ini berbeda
menurut PSAK.
Menurut perpajakan:
Deviden dari investasi di perusahaan lain antara >25% bukan obyek
pajak, sehingga dividen yang diakui harus dikoreksi.
Investasi di atas 50% perlu mendapat perhatian karena pengakuannya
ekuity, menurut pajak bukan merupakan penghasilan.

Obyek pajak adalah dividen dari perusahaan lain bukan


penghasilan. Bagian laba tidak sama dengan dividen. Namun
dividen untuk metode ekuitas bukan merupakan pendapatan
tetapi pengurang investasi.

82

Metode Ekuitas
Investasi awalnya dicatat sebesar
. harga perolehan
Laba menambah investasi
Pengumuman dividen dicatat mengurangi investasi
Mengapa laba bersih
menambah
nilai
investasi?

Laba bersih akan menambah laba


ditahan perusahaan. Bertambahnya
laba ditahan, berarti ekuitasnya
bertambah juga

83

Metode Ekuitas Anak Perusahaan


Pencatatan Awal investasi
Dalam metode ekuitas, pencatatan pada awal investasi sama dengan
pencatatan yang dilakukan dengan menggunakan metode lainnya.

ILUSTRASI
Tanggal 6 Januari PT. Indah membeli saham 400.000 untuk 60%
dari saham yang dimiliki PT. Melati.
Jan.6

Investasi jangka panjang


400.000
Kas
400.000
(pembelian investasi saham)

84

Metode Ekuitas Anak Perusahaan


Pengumuman Laba dan Pembagian Dividen
Pada Metode Ekuitas, Laba bersih yang dimiliki oleh perusahaan investee
akan menambah nilai investasi dari investor.
Tanggal 31 Desember PT. Melati melaporkan adanya laba bersih yang
dihasilakan oleh perusahaan sebesar 100,000. dan membagikan dividen
80.0000
Des.31 Investasi jangka panjang
60.000
Pendapatan Investasi
60.000
(pengumuman laba bersih, 100,000 x 0.6)
Des.31 Kas
48.000
Investasi Jangka Panjang
48.000
(pengumuman dividen = 80,000 x 0.6)

85

Metode cost - Asosiasi


CV. Melati membeli kepemilikan PT. Mawar sebanyak 40%
secara tunai 100.000 pada 1 Januari 20x1
PT. Mawar selama tahun 20X1 melaporkan laba sebesar
20.000 dan membagikan dividen 12.000
 Investasi pada perusahaan asosiasi
100.000
Kas
100.000
 Kas
4.800
Pendapaan investasi pd perusahaan asoasiai
4.800

86

BAB 13
Joint Venture

Investasi pada Joint Venture

Joint venture: perjanjian kontraktual antara beberapa pihak


untuk menjalankan aktivitas ekonomi
Pengendalian bersama: kesepakatan kontraktual untuk
bersama-sama mengendalikan suatu aktivitas ekonomi
sehingga keputusan strategis diambil bersama-sama.
Tipe:
PBO (Pengendalian Bersama Operasi)
PBA (Pengendalian Bersama Aset)
PBE (Pengendalian Bersama Entitas)

87

Investasi pada Joint Venture - PBO


PBO:
Masing-masing venturer menggunakan aset tetapnya, dan
mengelola sendiri persediaannya.
Masing-masing venturer juga memikul pengeluarannya,
menyelesaikan kewajibannya serta mencari sumber
pendanaan untuk aktivitasnya sendiri.
Aset, kewajiban dan beban sendiri dicatat masing-masing
Perjanjian mengatur pembagian pendapatan dan beban
bersama.

88

Investasi pada Joint Venture - PBA


Para venturer melakukan pengendalian bersama dan
kepemilikan bersama atas satu atau lebih aset yang
diserahkan oleh venturer, atau dibeli untuk digunakan dalam
melaksanakan kegiatan joint venture.
Pengendalian bersama dan kepemilikan bersama atas satu
atau lebih aset
Setiap venturer membukukan bagian aset, kewajiban, bagian
pendapatan dan beban

89

Investasi Pada Joint Venture


Joint venture yang melibatkan pendirian suatu
perusahaan, persekutuan atau entitas lain dimana setiap
venturer memiliki bagian.
Entitas beroperasi dengan cara yang sama dengan
entitas lain, kecuali adanya perjanjian kontraktual antar
venturer untuk membuat pengendalian bersama atas
aktivitas ekonomi tersebut.
Investor mencatat investasi pada PBE pada biaya
perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai.

90

BAB 14
Properti

Properti Investasi

Properti Investasi adalah tanah dan atau bangunan yang


dikuasai pemilik
atau lessee sewa pembiayaan yang
disewakan atau untuk kenaikan nilai dan bukan untuk
digunakan untuk proses produksi atau penyediaan jasa atau
tujuan administasi atau dijual dalam kegiatan sehari-hari.
Dicatat pada nilai perolehan yaitu harga pembelian dan setiap
pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung.
Setelah perolehan awal maka properti investasi dicatat pada
nilai perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian
penurunan nilai (cost model).

91

BAB 15
Aset Tetap

Aset Tetap

Aset tetap:

aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan


dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa,
untuk disewakan ke pihak lain atau untuk tujuan
administratif dan
diharapkan digunakan lebih dari satu periode.
Diakui sebagai aset jika memenuhi prinsip pengakuan.

92

Unsur Biaya Perolehan


Pada saat perolehan, aset tetap dicatat sebesar biaya
perolehan:

harga beli,
biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung atas perolehan aset tetap dan
estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya
pemindahan dan biaya restorasi lokasi.

93

Pengukuran Biaya Perolehan


Jika pembayaran atas perolehan aset ditangguhkan maka
diakui setara nilai tunainya dan diakui beban keuangan.
Aset tetap setelah perolehan awal dicatat pada biaya
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian
penurunan nilai.
Revaluasi aset tetap sesuai dengan ketentuan pemerintah
diperkenankan
Pengeluaran setelah perolehan awal diakui bila
memperpanjang umur manfaat, meningkatkan kapasitas,
mutu, standar kinerja atau manfaat ekonomi lainnya.

94

Pengeluaran setelah Perolehan Aset

Pengeluaran yang dilakukan untuk mengakuisisi aset tetap


baru atau menambah aset tetap baru belanja modal =
capital expenditure.

Pengeluaran akan dicatat menambah nilai aset jika sesuai


dengan definisi aset tetap yaitu memiliki manfaat ekonomi di
masa depan dan nilainya dapat diukur dengan andal

Pengeluaran untuk memperbaiki atau


memelihara aset tetap yang tidak memberikan
manfaat di masa mendatang disebut belanja
pendapatan = revenue expenditure.

Pengeluaran akan diklasifikasikan sebagai beban


pemerliharaan

Penyusutan
Beban penyusutan diakui dalam laporan laba rugi kecuali sebagai bagian
perolehan aset.
Beban penyusutan dihitung berdasarkan alokasi sistematis jumlah yang
dapat disusutkan selama umur manfaat.
Metode penyusutan harus mencerminkan ekspektasi pola penggunaan
manfaat ekonomi masa depan aset.
Metode penyusutan antara lain garis lurus, saldo menurun atau jumlah
unit produksi.
Jika terdapat indikasi terjadi perubahan signifikan manfaat ekonomi atau
pola penggunaan manfaat ekonomi masa depan  telaah ulang 
mengubah masa manfaat atau metode  perubahan estimasi

96

Penjualan
Saat aktiva tetap dijual, pemilik bisa untung, rugi, atau impas.
Jika harga jual sama dengan nilai buku, tidak ada untung atau rugi
(impas).
Jika harga jual lebih kecil dari nilai buku, menderita rugi sebesar
selisihnya.
Jika harga jual lebih besar dari nilai buku, mendapat untung sebesar
selisihnya.

Untung dan rugi akan dilaporkan pada laporan laba rugi


sebagai pendapatan atau kerugian lainnya.

97

Penurunan Nilai dan Penghentian Pengakuan


Penurunan nilai diakui pada saat terjadinya.
Penurunan nilai sebesar nilai tercatat dikurang dengan nilai
wajar dikurangi dengan biaya penjualan.
Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau
tidak ada manfaat ekonomi di masa depan yang diekspektasi
dari penggunaan atau pelepasannya.
Pada saat pelepasan enitas mengakui keuntungan atau
kerugian dari pelepasan sebesar perbedaan hasil penjualan
neto dengan jumlah tercatat.

98

Revaluasi Aset
Revaluasi aset tidak diperkenankan kecuali peraturan
pemerintah membolehkan.
Akan diakui sebagai surplus penilaian kembali aset
Surplus penilaian kembali aset sebagai bagian dari ekuitas.
Jika aset dilepaskan surplus dipindahkan ke saldo laba, tidak
melalui laba rugi.
Jika atau digunakan (proses depresiasi), surplus revaluasi
dipindahkan ke saldo laba sebesar selisih depresiasi lama dan
baru, tidak melalui laba rugi

99

Pengungkapan
Entitas mengungkapkan untuk setiap kelompok aset:
Dasar pengukuran untuk menentukan nilai tercatat
Merode penyusutan; umur manfaat dan tarif penyusutan
Jumlah tercatat bruto dan akumulai penyusutan, akumulai
penurunan nilai pada awal dan akhr periode
Rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode:
penambahan, pelepasan, kerugian penurunan nilai /
pemulihan, penyusutan dan perubahan lain,

Entitas juga harus mengungkapkan: keberadaan dan


kumlah pembatasan hak milik dan aset dijaminkan;
jumlah komitmen kontrak untuk memperoleh aset
tetap.
100

Ilustrasi Biaya Perolehan


Contoh

Berikut ini biaya yang dikeluarkan PT. Kenanga dalam rangka


perolehan mesin baru untuk produk barunya:
1. 5 milyar untuk pembelian mesin
2. 50 juta biaya tenaga kerja untuk merubah interior pabrik
agar sesuai dengan penggunaan mesin.
3. 100 juta untuk penyiapan lokasi pabrik
4. 80 juta untuk pengiriman mesin
5. 500 juta PPN dan 500 juta bea masuk.
6. Biaya promosi produk baru 400 juta
7. Biaya instalasi mesin sebesar 120 juta
8. Biaya pengetesan awal 50 juta
9. Biaya grand opening 150 juta
10. Biaya tenaga enginering yang melakukan pengetesan dan
instalasi 30 juta
11. Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead
50 juta

Diskusikan
mana yang
merupakan
biaya
perolehan??

101

Pengukuran Awal
Example

Biaya dari pembukaan pabrik tersebut sebesar


5.000+50+100+80+500+500+120+50+30= 6,430 milyar
Biaya yang tidak berhubungan langsung dengan
perolehan dan pemasangan mesin pabrik tersebut
tidak boleh diakui.
Biaya yang tidak boleh dimasukkan adalah:
1. Biaya grand opening 150 juta
2. Biaya promosi produk baru 500 juta
3. Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead 50
juta

102

Ilustrasi Pembayaran Tangguhan


PT. Mulia membeli mesin pabrik dengan melalui angsuran. Uang
muka yang dibayarkan sebesar 500 juta, angsuran 5 tahun yang
dibayarkan 200juta per tahun.
Tingkat bunga yang berlaku 12%
Nilai tunai mesin tersebut adalah PVA i=12%, n=5. Nilai tunai
angsuran = 720,95
Nilai mesin pabrik 720,95+500 = 1.220,95
Jurnal perolehan
 Mesin
1.220,95
Kas
Utang
Pembayaran angsuran 1
 Utang
113,49
Beban bunga
86,51
Kas

500
720,95

200
103

Penyusutan
Sebagian besar perusahaan
di USA menggunakan
metode garis lurus /
straight line
Saldo Menurun

Lainnya
4%

8%

5%

Unit Produksi

83%

Garis Lurus
Sumber: Accounting Trends & Techniques, edisi 56, American Institute of
Certified Public Accountants, New York, 2002.

Data

Biaya Awal......... 2.400.000


Masa manfaat dalam tahun.. 5 tahun
Masa manfaat dalam jam............ 10.000
Nilai sisa........................................ 200.000

Metode Penyusutan Garis Lurus


Biaya Nilai Sisa
Masa Manfaat

= depresiasi tahunan

2.400.000 200.000
5 tahun

= 440.000 depresiasi tahunan


440.000
2.400.000

= 18.3%Tingkat depresiasi
garis lurus

Metode Garis Lurus

Tahun
1
2
3
4
5

Biaya

Akum. Depr.
pada awal
tahun

2.400.000
2.400.000 440.000
2.400.000 880.000
2.400.000 1.320.000
2.400.000 1.760.000

Nilai Buku
pada awal
tahun
2.400.000
1.960.000
1.520.000
1.080.000
640.000

Biaya (2.400.000) Nilai Sisa (200.000)


Estimasi Masa Manfaat 5 thn)

Beban
Depr.
440.000
440.000
440.000
440.000
440.000

Nilai buku
pada akhir
tahun
1.960.000
1.520.000
1.080.000
640.000
200.000

Beban
Depresiasi
tahunan (440.000)

107

Metode Unit Produksi


Biaya Estimasi nilai sisa
= Depresiasi per unit, jam,
Estimasi masa manfaat dalam unit, jam,
dsb.
dsb.
2.400.000 200.000

= 220 per jam.

10,000 jam
Metode unit produksi lebih sesuai
dibandingkan dengan metode garis lurus saat
jumlah penggunaan aset tetap bervariasi dari
tahun ke tahun.

Metode Saldo Menurun


Tahap 1
Mengabaikan nilai sisa,
menghitung tingkat
garis lurus

2.400.000 200.000
5 tahun
480.000

= 480.000

= 20%

2.400.000

Tahap 2
Tingkat garis lurus dikali dua.
0.20 x 2 = .40

Cara mudahnya dengan


membagi satu dengan
jumlah tahun (1 5 = .20).

Untuk tahun pertama, biaya dari aset dikalikan dengan 0.40. Setelah tahun
pertama, nilai buku yang menurun dari aset dikalikan dengan 0.40.
109

Tabel Perhitungan Saldo Menurun


Tahap 3
Tahun

Nilai Buku
Awal Tahun

Tingkat

Depresiasi
Tahunan

Akumulasi
Depresiasi
Akhir Tahun

Nilai Buku
Akhir Tahun

2.400.000

40%

960.000

960.000

1.440.000

1.440.000

40%

576.000

1.536.000

864.000

864.000

40%

345.600

345.600

518.400

518.400

40%

207.360

207.360

311.040

311.040

111.040

111.040

200.000

311.040 200.000

Nilai Buku akhir


yang diinginkan

Ilustrasi Penghentian Pengakuan


Jurnal

Dr. Akumulasi Penyusutan


Dr. Rugi
Cr. Aset Tetap
Dr. Aset Tetap
Cr. Kas

Rp 8 juta
Rp 2 juta
Rp 10 juta
Rp 8 juta
Rp 8 juta

111

Ilustrasi Penjualan Aset


Penjualan Aset
PT. Kelud memilik mesin yang dibeli 1 Juli 2X07 dengan harga 20.000.000.
Depresiasi sebesar 2.400.000 per tahun, jurnal depresiasi dilakukan setiap
akhir tahun. Pada 1 September 2X11 mesin dijual dengan harga 12.000.000.
Buatlah jurnal untuk mencatat penjualan tersebut.
Mencatat depresiasi 8 bulan
Beban depresiasi
1.600.000
Akumulasi depresiasi
1.600.000
Jurnal penjualan
Akumulasi depresiasi
10.000.000
Kas
12.000.000
Mesin
20.000.000
Keuntungan penjualan mesin
2.000.0000
Nilai akumulasi depresiasi 1 September 2X11
4.167 tahun x 2.400.000 = 10.000.000

112

Ilustrasi Penurunan Nilai


Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap
parbik yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 200
milyar, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual Rp180 miliar. Buatlah
jurnal yang dibuat perusahaan

Dr. Kerugian penurunan nilai


Cr. Akumulasi depresiasi

Rp20 miliar
Rp20 miliar

Ilustrasi Revaluasi Aset


Contoh: Misalkan PT Mawar melakukan revaluasi bangunan. Nilai tercatat
bangungan tersebut sebesar 500milyar (harga perolehan 800 milyar dan
akumulasi depresiasi 300milyar). Tanggal 2 Januari 2015 direvaluasi menjadi
700milyar. Masa manfaat tersisa 10 tahun tanpa nilai sisa.
Dr. Akumulasi depresiasi

Rp300 miliar

Cr. Bangunan
Dr Bangunan

Rp300 miliar
Rp 200miliar

Cr. Surplus revaluasi aset ekuitas


Dr. Beban depresiasi

Rp 200miliar
Rp70miliar

Cr Akumulasi depresiasi
Dr Surplus revaluasi aset ekuitas
Cr. Saldo laba

Rp70miliar
20miliar
20miliar

BAB 17
Aset tidak
Berwujud

Aset Tidak Berwujud

Aset tidak berwujud: aset non moneter yang dapat


diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik.
Syarat identifikasi:
Dapat dipisahkan dari aset lainnya atau terbagi
terpisah atau dapat dijual, dialihkan, dilisensikan,
disewakan atau ditukarkan baik invidual atau
bersama.
Muncul dari hak kontraktual atau hak hukum
lainnya.
115

Pengakuan dan Pengukuran


Dapat diakui jika memenuhi prinsip pengakuan.
Aset tidak berwujud pada saat perolehan diukur pada biaya
perolehannya.
Aset tidak berwujud dihasilkan secara internal tidak diakui
dan pengeluaran tersebut dicatat sebagai beban.
Pengeluaran yang awalnya diakui sebagai beban tidak boleh
diakui sebagai bagian perolehan aset tidak berwujud
dikemudian hari.
Aset tidak berwujud setelah perolehan diukur pada nilai
perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan rugi penurunan
nilai.
116

Umur Manfaat dan Metode Amortisasi


Semua aset tidak berwujud diakui sebagai aset dengan umur manfaat
terbatas
Umur manfaat aset tidak berwujud yang berasal dari hak kontraktual atau
hak hukum lainnya tidak boleh melebihi periode hak kontraktual atau hak
hukum.
Jika entitas tidak mampu mengestimasi umur manfaat suatu aset tidak
berwujud, maka umur manfaatnya dianggap 10 tahun.
Nilai residu dianggap nol, kecuali dalam kondisi tertentu.
Metode amortisasi dipilih, jika tidak dapat dilakukan secara andal maka
menggunakan metode garis lurus.
Telaah ulang atas umur dan metode amortisasi dilakukan pada saat
terdapat indikasi perubahan terkait dengan aset
Jika berubah maka mengikuti perubahan sebagai estimasi akuntansi.

117

Ilustrasi Amortisasi Aset Tak Berwujud


Membayar Rp80 juta untuk hak paten. Umur paten 6
tahun dan baru 2 tahun setelah pembelian, dimanfaatkan.
Tanggal

Uraian

Des. 31 Beban Amortisasi


Paten

Debit

Kredit

20 juta*
20 juta

*6 tahun 2 tahun = 4 tahun


( Rp 80 juta/ 4 tahun) = Rp 20 juta per tahun

118

Penurunan Nilai dan Penghentian Pengakuan

Rugi penurunan nilai diakui pada saat terjadinya.


Aset tidak berwujud dihentikan pada saat dilepaskan
atau tidak ada lagi manfaat ekonomi masa depan
atas penggunaan atau pelepasan.
Pada saat pelepasan aset akan diakui keuntungan /
kerugian sebesar selisih nilai buku dengan nilai
penjualan atau nilai pelepasan.

119

BAB 17
Sewa

Sewa

Klasifikasi sewa tergantung pada substansi transaksi


dan bukan bentuk hukumnya.
Sewa pembiayaan jika sewa mengalihkan secara
substansi seluruh manfaat dan risiko kepemilikan aset
kepada lessee, jika tidak maka sebagai sewa operasi.
Klasifikasi sewa dilakukan pada awal sewa dan tidak
berubah selama masa sewa kecuali lessee dan lessor
sepakat mengubah persyaratan sewa sehingga
klasifikasi sewa harus dievaluasi ulang.
120

Sewa
Sewa Pembiayaan jika memenuhi salah satu:
sewa mengalihkan kepemilikan aset pada lessee pada akhir masa
sewa
lessee mempunyai hak opsi untuk membeli aset pada harga yang
cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai
dapat dilaksanakan
masa sewa adalah sebagian besar umur ekonomis aset yaitu sama
atau lebih dari 75% umur ekonomis aset sewaan.
pada awal masa sewa nilai kini pembayaran sewa minimum sama
atau lebih dari 90% nilai wajar aset sewaan
aset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya lessee yang dapat
menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material.

121

Sewa Pembiayaan Laporan Keuangan Lessee


Mencatat aset dan kewajiban sebesar nilai tunai pembayaran
sewa ditambah nilai residu
Mencatat depresiasi selama umur manfaat aset atau masa
sewa. Bila tidak ada pengalihan: yang lebih rendah antara masa
sewa dan umur manfaatnya
Pembelian aset sewaan sebelum berakhirnya masa sewa
menyebabkan keuntungan atau kerugian
Tingkat diskonto: tingkat bunga yang dibebankan lessor atau
tingkat bunga yang berlaku pada awal sewa
Mencatat pembayaran minimum
Pelunasan kewajiban
Beban keuangan
122

Sewa Pembiayaan Laporan Keuangan Lessor

Menyewakan aset dan mencatat penanaman


neto sewa
Penanaman neto sewa = jumlah piutang sewa
+ nilai residu pendapatan sewa belum diakui
Mencatat pendapatan sebagai tingkat
pengembalian berkala atas penanaman neto
sewa

123

Sewa Operasi
Lessee:
Tidak mencatat aset sewaan
Mencatat beban sewa secara straight line

Lessor:
Mencatat aset sewaan (termasuk depresiasi)
Mencatat penerimaan secara straight line

124

Transaksi Jual dan Sewa Balik


Harus diperlakukan sebagai dua transaksi terpisah, yaitu:
transaksi jual dan
transaksi sewa

Selisih harga jual dan nilai tercatat aset yang dijual


harus:
diakui sebagai keuntungan atau kerugian ditangguhkan
diamortisasi secara proporsional dengan beban
penyusutan (jika sewa balik merupakan sewa
pembiayaan) atau beban sewa (jika sewa balik merupakan
sewa operasi)

125

Diskusi Sewa
Klasifikasi sewa didasarkan pada rule based yang telah ditentukan.
Pajak menggunakan aturan khusus untuk menentukan kriteria
sewa, sehingga ada kemungkinan tidak sama antara klasifikasi
menurut Akuntansi dan pajak  koreksi fiskal.
Sewa menurut pajak:

Kegiatan sewa guna usaha menurut peraturan perpajakan lebih


sempit, karena adanya batasan atas definisi lessor.
Perbedaan prinsip substance over form (akuntansi komersial) dengan
form over substance (peraturan pajak) dapat menimbulkan adanya
beda tetap dalam pengakuan apakah suatu SGU termasuk SGU
operasi ataukah SGU pembiayaan.

Dalam hal perbedaan penyusutan di pihak lessee, dapat


menimbulkan adanya beda waktu atau beda tetap yang akan
berpengaruh terhadap penghasilan kena pajak.
126

Sewa

Data
Entitas melakukan leasing 1 Januari 2010
Masa Manfaat aset 5 tahun, aset didepresiasi 5
tahun dengan metode garis lurus.
Sewa merupakan bentuk kontrak yang dapat
dibatalkan dengan jangka waktu 5 tahun.
Kontrak tahunan yang dibayarkan 2.505 setiap
akhir tahun.
Bunga 8 % per tahun

Sewa - Lease
Skedul Leasing
Tahun

Pokok awal
tahun

Bunga dan Pokok dari MLP


Bunga

Pokok

Total

Utang Akhir
Tahun

2010

10.000

800

1.705

2.505

8.295

2011

8.295

664

1.841

2.505

6.454

2012

6.454

517

1.988

2.505

4.466

2013

4.466

358

2.147

2.505

2.319

2014

2.319

186

2.319

2.505

(0)

2.525

10.000

12.525

Jurnal - Lease
Operating Lease
Biaya sewa
Kas

2.505
2.505

Capital / Finance Lease


Aset leasing
Utang Leasing
Utang Leasing
Beban bunga
Kas
Beban Depresiasi
Akumulasi Depresiasi

10.000
10.000
1.708
800
2.505
2.000
2.000

Jurnal - Lessor
Operating Lease
Kas
2.505
Pendapatan sewa
2.505
Beban Depresiasi
2.000
Akumulasi Depresiasi
2.000
Capital / Finance Lease
Piutang Leasing
Aset
Kas
Piutang Leasing
Pendapatan bunga
Kas

10.000
10.000
2.505
1.708
800

Sewa
Perbandingan Sewa Operasi dan Sewa Pembiayaan

Sewa Operasi
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014

Sewa per tahun


2.505
2.505
2.505
2.505
2.505
12.525

Sewa Pembiayaan
Bunga dan Pokok dari MLP
Bunga
Depresiasi
Total
800
2.000
2.800
664
2.000
2.664
517
2.000
2.517
358
2.000
2.358
186
2.000
2.186
2.525
10.000
12.525

Sewa
Dampak pada Laporan Keuangan Lease
Tanggal

Cash

Lease Aset Lease Liability

Equity

01/01/2010

10.000

10.000

31/12/2010

(2.505)

8.000

8.295

(2.800)

31/12/2011

(5.010)

6.000

6.454

(5.464)

31/12/2012

(7.515)

4.000

4.466

(7.981)

31/12/2013

(10.020)

2.000

2.319

(10.339)

31/12/2014

(12.525)

(0)

(12.525)

Sewa
Dampak pada Laporan Keuangan Lessor
Tanggal

Interest Akumulasi Pengurang


Revenue Interest
Pokok

Cash

01/01/2010

Piutang

Equity

10.000

31/12/2010

2.505

800

800

1.705

8.295

2.800

31/12/2011

5.010

664

1.464

1.841

6.454

5.464

31/12/2012

7.515

517

1.981

1.988

4.466

7.981

31/12/2013

10.020

358

2.339

2.147

2.319

10.339

31/12/2014

12.525

186

2.525

2.319

(0)

12.525

Ilustrasi Lessee
PT DEF (Lessee) menandatangani perjanjian sewa 10 unit kapal
ikan dengan PT XYZ (Lessor) pada tanggal 1 Januari 2009 senilai Rp
50 milyar
Masa sewa selama lima tahun. Umur ekonomis kapal lima tahun.
Angsuran sewa, dibayar setiap 1 Januari dimulai saat perjanjian
ditandatangani, yaitu sebesar Rp 12.033.002.023 per tahun
Disepakati ada nilai residu yang dijamin sebesar Rp 2.500.000.000.
Suku bunga implisit yang dikenakan oleh PT XYZ adalah 12%.
PV anuitas dimuka (5 ,12%) = 4.037349347. PV single sum (5, 12%)
= 0.567426856
Penyusutan dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus.

Solusi - Lessee


Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan

MLP = PV Angsuran sewa + PV guaranteed RV


= 48,581,432,860 + 1,418,567,140
= 50,000,000
 Jurnal pencatatan sewa pembiayaan (1 Jan 09):
dr. Kapal Ikan
Rp50,000,000
cr. Liabilitas Sewa
Rp50,000,000
 Jurnal penerimaan piutang sewa ke-1 (1 Jan 09):
dr. Liabilitas Sewa
Rp 12.033.002.023
cr. Kas
Rp 12.033.002.023
 Jurnal atas Penyusutan (31 Desember 09):
dr. Penyusutan
Rp 9,500,000,000
cr. Akumulasi Penyusutan Rp 9,500,000,000
{(50 M 2.5 M)/5}


Solusi - Lessee
Date

Pembayaran
tahunan

Beban
Keuangan

Pengurangan Liabilitas Sewa Liabilitas Sewa

1-Jan-09
1-Jan-0912,033,002,023

50,000,000,000
0 12,033,002,023

37,966,997,977

1-Jan-1012,033,002,023 4,556,039,757

7,476,962,266

30,490,035,711

1-Jan-1112,033,002,023 3,658,804,285

8,374,197,738

22,115,837,974

1-Jan-1212,033,002,023 2,653,900,557

9,379,101,466

12,736,736,507

Jurnal penerimaan piutang sewa ke-2 (1 Jan 10):


dr. Liabilitas Sewa
Rp 7,476,962,266
dr. Beban Keuangan
Rp 4,556,039,757
cr. Kas
Rp 12,033,002,023

136

BAB 18
Diestimasi
dan
Kontijensi

Kewajiban Diestimasi

Kewajiban diestimasi adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum


pasti.
Entitas mengakui kewajiban diestimasi jika:

terdapat kewajiban kini sebagai hasil dari


peristiwa masa lalu
kemungkinan (lebih mungkin dibandingkan tidak
mungkin) terjadi arus keluar manfaat ekonomis
pada saat penyelesaian
jumlah kewajiban dapat diestimasi secara andal
Jumlah kewajiban diestimasi ditelaah setiap tanggal pelaporan dan
melakukan penyesuaian untuk mencerminkan estimasi terbaik.

137

Kewajiban Kontinjensi
Kewajiban kontinjensi merupakan
kewajiban potensial yang belum pasti; atau
kewajiban kini yang tidak diakui karena mungkin
terjadi, tapi tampaknya tidak, atau jumlahnya
tidak dapat diestimasi secara andal

Kewajiban kontinjensi tidak diakui, tapi


pengungkapan diperlukan.

138

Diskusi Kontinjensi
Perlu diidentifikasi apakah entitas menyajikan atau
mengungkapkan sesuai standar.
Penyajian kewajiban diestimasi  kerugian, sehingga entitas
enggan mengungkapkan informasi ini.
Menurut pajak estimasi tidak diakui sehingga akan
memunculkan perbedaan fiskal.
Pengungkapan hanya diperlukan untuk kewajiban kontijensi.
Aset kontijensi tidak diakui dan tidak diungkapkan sampai
benar-benar terealisasi

139

Contoh
Peristiwa
Kemungkinan besar salah satu kelompok
produk akan mengalami kerugian operasi
selama beberapa tahun di masa depan

Kewajiban diestimasi atau


kontinjensi
-

Kontrak memberatkan biaya yang tidak


dapat dihindarkan untuk memenuhi kewajiban
kontrak lebih besar dari manfaat ekonominya.

Kewajiban diestimasi

Garansi produk garansi untuk memperbaiki


atau mengganti kesalahan produksi dalam 3
tahun sejak penjualan

Kewajiban diestimasi,
sebesar estimasi terbaik
(data historis)

140

Contoh

Peristiwa

Kewajiban diestimasi
atau kontinjensi

Penutupan suatu divisi komunikasi


dan rencana implementasi sebelum
akhir periode pelaporan

Kewajiban diestimasi
sebesar biaya yang
mungkin terjadi

Kasus pengadilan pengacara


Kewajiban kontinjensi,
memberikan opini kemungkinan entitas
dengan pengungkapan.
diputuskan tidak bersalah.
Kasus pengadilan pengacara
memberikan opini kemungkinan entitas
diputuskan bersalah.

Kewajiban diestimasi,
sebesar estimasi
terbaik untuk
penyelesaian kewajiban
141

Ilustrasi Kewajiban Diestimasi Garansi


Biaya garansi terestimasi:
3% dari 20,000 unit @Rp 150 ribu = Rp 90 juta
Ayat jurnal penyesuaian:
Dr. Biaya garansi
Rp 90 juta
Cr. Kewajiban terestimasi (garansi)
Misal pada 2012: (200 unit diperbaiki Rp 150 ribu)
Dr. Kewajiban terestimasi (garansi) Rp 30 juta
Cr. Persediaan
Cr. Gaji terutang

Rp 90 juta

Rp 28 juta
Rp 2 juta

142

BAB 19
Ekuitas

Bentuk Hukum Entitas

Entitas Perorangan
Persekutuan Perdata
Firma
CV
Perseroan Terbatas
Koperasi

143

Badan usaha PT

Modal saham meliputi:


saham preferen
saham biasa
tambahan modal disetor
Antara lain: agio saham , sumbangan , tambahan
modal dari penjualan kembali saham diperoleh
kembali dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan
pada saat perolehannya

144

Penyajian ekuitas
Ekuitas
Modal saham modal dasar 10.000 lembar saham dengan nilai
nominal Rp 1000.
Modal saham disetor penuh 5.000 lembar saham dengan
nilai nominal Rp 1.000

5.000.000

Tambahan modal disetor

1.000.000

Jumlah modal saham

6.000.000

Saldo laba

2.450.000

Jumlah ekuitas

8.450.000

145

Perolehan kembali saham


Entitas dapat menarik kembali saham yang telah
dikeluarkan dan disebut Treasury Stock.
Terdapat 2 metode yaitu:
Metode biaya
saham yang dibeli kembali dicatat sesuai harga
perolehan kembali
disajikan sebagai akun pengurang ekuitas

Metode par value


saham yang dibeli kembali dicatat pada harga nominal
disajikan sebagai akun pengurang modal saham

146

Penyajian ekuitas treasury stock

Ekuitas
Modal saham modal dasar 10.000 lembar saham dengan nilai
nominal Rp 1000.
Modal saham disetor penuh 5.000 lembar saham dengan
nilai nominal Rp 1.000

5.000.000

Tambahan modal disetor

1.120.000

Jumlah modal saham

6.120.000

Saldo laba
Treasury stock 100 lembar @900
Jumlah ekuitas

2.450.000
(90.000)
8.480.000

147

Pembagian dividen
Kewajiban entitas untuk membagi dividen timbul
pada saat pengumuman pembagian dividen
Bentuk dividen:
dividen kas
dividen saham
berasal dari saldo laba yang diinvestasikan kembali oleh
pemegang saham dalam bentuk moda disetor
dicatat berdasarkan nilai wajar saham

148

Perbandingan Dividen Saham, Share Split, dan Dividen


Kas

Pengumuman
dividen kas

Pembayaran
dividen kas

Laba ditahan

Berkurang

Modal saham
Agio saham

Dampak pada

Pengumuman dan distribusi


Dividen
saham kecil

Dividen
saham besar

Share
split

Tetap

Berkuranga

Berkurangb

Tetap

Tetap

Tetap

Bertambahb

Bertambahb

Tetap

Tetap

Tetap

Bertambahc

Tetap

Tetap

Jumlah ekuitas

Berkurang

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap

Working capital

Berkurang

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap

Jumlah aset

Tetap

Berkurang

Tetap

Tetap

Tetap

Jumlah saham beredar

Tetap

Tetap

Bertambah

Bertambah

Bertambah

aHarga

pasar

bNilai

par/dinyatakan

cNilai

lebih harga pasar dengan nilai par

44

BAB 20
Pendapatan

Jenis-jenis pendapatan
Penjualan barang
Penyediaan jasa
Kontrak konstruksi
Penggunaan aset entitas oleh pihak lain:
bunga
royalti atau
dividen

150

Pengukuran pendapatan

Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai


wajar atas pembayaran yang diterima atau masih harus
diterima.
Untuk pembayaran tangguhan, jika merupakan transaksi
keuangan,
maka nilai kini dari seluruh pembayaran diakui sebagai
pendapatan
selisih nilai kini dan nilai nominal pembayaran diakui
sebagai pendapatan bunga

151

Pertukaran barang atau jasa


Barang dan jasa sejenis dan bernilai sama:
entitas tidak dapat mengakui pendapatan

Barang dan jasa yang tidak sejenis:


entitas harus mengakui pendapatan ketika barang telah dijual atau
jasa diberikan
transaksi diukur pada nilai wajar kecuali:
transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial;
nilai wajar dari aset yang diterima ataupun aset yang dilepas tidak
dapat diandalkan.
apabila transaksi tidak bisa diukur pada nilai wajar, maka transaksi
diukur pada jumlah tercatat dari aset yang dilepas.

152

Penjualan barang
Pendapatan diakui jika semua kondisi berikut telah terpenuhi:
Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang
signifikan dari kepemilikan barang kepada pembeli;
Entitas tidak mempertahankan mengendalian efektif atas
barang yang terjual;
Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang
berhubungan dengan transaksi akan mengalir masuk ke
dalam entitas; dan
Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan
transaksi dapat diukur secara andal

153

Ilustrasi Penjualan Barang


Sebuah toko bernama Terang Jaya menjual peralatan
elektronik, salah satunya televisi. Pada tanggal 6 Maret 2012,
seorang pelanggan membeli satu unit televisi untuk dipasang di
rumahnya seharga Rp 3.000.000,-

Terang Jaya mengakui pendapatan pada saat televisi diterima


oleh pelanggan sebesar Rp 3.000.000,- oleh karena proses
instalasi televisi tidak rumit.

154

Penyediaan jasa
Entitas harus mengakui pendapatan sesuai dengan tahap
penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan
(biasanya disebut metode persentase penyelesaian).
Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal apabila
memenuhi semua kondisi berikut:
Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis akan mengalir
kepada entitas;
Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat
diukur secara andal; dan
Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian transaksi
dapat diukur secara andal.

155

Bunga, royalti dan dividen


Entitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari
penggunaan aset oleh entitas yang lain yang menghasilkan
bunga, royalti dan dividen ketika:
ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan
dengan transaksi akan mengalir kepada entitas;
jumlah pendapatan tersebut dapat diukur secara andal.

156

Pengakuan bunga, royalti dan dividen


Bunga harus diakui secara akrual;
Royalti harus diakui dengan menggunakan dasar
akrual sesuai dengan substansi dari perjanjian
yang relevan; dan
Dividen harus diakui ketika hak pemegang saham
untuk menerima pembayaran telah terjadi.

157

Kontrak Konstruksi


Jika hasil konstruksi dapat diestimasi secara handal mengakui


pendapatan dan beban berdasarkan progress penyelesaian konstruksi
bukan berdasarkan billing yang ditagihkan.
Progres penyelesaian didasarkan pada







Prosentasi biaya yang telah dikeluarkan


Survey pekerjaan yang diselesaikan
Progress fisik

Entitas harus mengakui beban dan semua biaya yang tidak mungkin
dipulihkan.
Jika kontrak konstruksi tidak dapat diestima secara andal, maka entitas:



Mengakui pendapatan hanya sebesar bagian kontrak yang dapat dipulihkan


Mengakui biaya kontrak sesuai periode terjadinya.

158

Ilustrasi Bunga, Royalti, dan Dividen


Pada tanggal 11 November 2011, Reva menyerahkan draft buku yang baru
selesai ditulisnya kepada penerbit Jendela Pustaka. Setelah melalui tahap
pemeriksaan dan uji kelayakan, pada tanggal 11 Desember 2011, pihak
penerbit mengirimkan pemberitahuan kepada Reva untuk menandatangani
kontrak penerbitan dan distribusi buku, sebagai kompensasinya Reva akan
menerima 200juta jasa penulisan buku dan royalty sebesar 5% dari total
penjualan buku yang dibayarkan setiap tahun.
Kontrak telah ditandatangani kedua belah pihak pada tanggal 13
Desember 2011.
Reva mengakui pendapatan senilai Rp 200 juta pada tanggal 13 Desember
2011, karena kejadian acuan (penandatanganan kontrak) telah terjadi dan
buku telah selesai. Untuk royalty akan diakui sejalan dengan penjualan.

159

Presentase Penyelesaian
Penyelesaian:: Contoh Soal
Data:

Harga kontrak:
Tgl mulai:
Tanggal neraca :

4,500,000
July, 2007
Dec. 31

Data:

Biaya hingga tanggal ini


Estimasi biaya hingga selesai
Termin selama thn berjalan
Kas tertagih selama tahun
Berjalan

Estimasi Biaya:
Selesai:

2007

4,000,000
October, 2009

2008

2009

1,000,000
3,000,000
900,000

2,916,000
1,134,000
2,400,000

4,050,000
-01,200,000

750,000

1,750,000

2,000,000

Berapa presentase selesai, pendapatan dan laba kotor


yang diakui setiap tahun?

Presentase Penyelesaian
Penyelesaian:: Contoh
Percentage Completion
2009

Completion
2009

2007

2008

%
penyelesaian

1,000,000 = 25%
4,000.000

2,916,000 = 72%
4,050.000

Pendapatan
yang
Diakui

4,500.000*25% = 4,500.000*72% - 4,500.000 1,125,000


1,125,000 =
3,240,000 =
2,115,000
1,260,0

4,500,000

Beban yang
diakui

1,000,000

1,916,000

1,134,000

4,050,000

Laba kotor
yang
daikui

1,125,000
1,000,000 =
125,000

2,115,000
1,916,000 =
199,000

1,260,000
1,134,000 =
126,000

450,000

100%

100%

Kontrak Penyelesaian
Penyelesaian:: Jurnal
Jurnal pada tahun 2009
Penagihan atas Konstruksi dalam proses

4.500.000

Pendapatan dari kontrak jk.panjang

Biaya konstruksi
Konstruksi dalam proses

4.500.000

4.050.000
4.050.000

Contoh Penentuan Pendapatan & Beban


 Suatu kontraktor konstruksi mempunyai kontrak harga tetap sebesar
Rp9.000 untuk mendirikan sebuah jembatan.
 Jumlah pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak adalah
Rp9.000.
 Biaya kontrak menurut estimasi kontraktor semula adalah Rp8.000.
 Akan memakan waktu 3 tahun untuk mendirikan jembatan tersebut.
 Dalam tahun 2, pelanggannya menyetujui suatu penyimpangan yang
menghasilkan peningkatan dalam pendapatan kontrak sebesar Rp200
dan biaya kontrak tambahan yang diestimasi sebesar Rp150.
 Pada akhir tahun 2, biaya yang terjadi meliputi Rp100 untuk bahan
standar yang disimpan pada lokasi untuk digunakan dalam tahun 3 untuk
menyelesaikan proyek tersebut.

163

Contoh Penentuan Pendapatan & Beban

Jumlah semua pendapatan yang


disetujui dalam kontrak
Penyimpangan
Total pendapatan kontrak
Biaya kontrak yang terjadi saat ini
Biaya kontrak untuk menyelesaikan
Total estimasi biaya kontrak
Estimasi laba
Tahap penyelesaian

Tahun
1

Tahun
2

Tahun
3

9.000
9.000
2.093
5.957
8.050
950
26%

9.000
200
9.200
6.168
2.032
8.200
1.000
74%

9.000
200
9.200
8.200
8.200
1.000
100%

164

Contoh Penentuan Pendapatan & Beban


Diakui
Saat ini
Tahun 1
Pendapatan (9.000 x 26%)
Beban (8.050 x 26%)
Laba
Tahun 2
Pendapatan (9.200 x 74%)
Beban (8.200 x 74%)
Laba
Tahun 3
Pendapatan (9.200 x 100%)
Beban
Laba

Diakui
sebelumnya

sekarang

2.340
2.093
247

2.340
2.093
247

6.808
6.068
740

2.340
2.093
247

4.468
3.975
493

9.200
8.200
1.000

6.808
6.068
740

2.392
2.132
260

165

BAB 21

Biaya Pinjaman

Biaya
Pinjaman

Biaya pinjaman adalah bunga dan biaya lainnya yang timbul


dari kewajiban keuangan suatu entitas
Termasuk:

Bunga cerukan bank dan pinjaman jangka pendek dan panjang


Amortisasi diskonto atau premium pinjaman
Amortisasi biaya tambahan pinjaman
Beban pembiayaan sewa pembiayaan
Perbedaan nilai tukar dari pinjaman mata uang asing yang
dianggap sebagai penyesuaian terhadap biaya bunga.

Entitas harus mengakui seluruh biaya pinjaman sebagai


beban pada laporan laba rugi di periode terjadinya

166

BAB 22
Penurunan
Nilai

Penurunan Nilai

Kerugian penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat melebihi nilai yang dapat
diperoleh kembali
Penurunan nilai pinjaman dan piutang dinilai sebesar estimasi kerugian yang
tidak dapat ditagih.
Persediaan:
Penurunan terjadi sebagai konsekuensi penilaian berdasarkan harga jual dikurangi biaya
menyelesaikan dan menjual.
Pemulihan penurunan nilai diakui maksimal sebesar rugi yang telah diakui.

Aset lain:
Entitas harus menilai pada setiap tanggal laporan apakah terjadi indikasi bahwa ada aset yang
turun nilainya.
Kerugian penurunan nilai dan pemulihan kerugian diakui dalam laporan laba rugi (selisih nilai
tercatat aset dengan nilai wajar dikurangi biaya menjual)
Jika ada indikasi entitas harus mengestimasi nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual aset
tersebut
Pemulihan penurunan nilai tidak boleh melebihi niliai yang ditentukan
Indikasi: sumber informasi eksternal atau sumber informasi internal.

167

BAB 23
Imbalan
Kerja

Imbalan Kerja

Imbalan kerja adalah semua bentuk imbalan yang diberikan


entitas sebagai pertukaran jasa yang diberikan oleh pekerja,
termasuk untuk direktur dan manajemen.
Klasidikasi ada 4 lihat gambar: imbalan kerja jangka pendek,
panjang, paskakerja dan pesangon
Entitas mengakui biaya atas seluruh kewajiaban imbalan kerja
yang menjadi hak pekerja akibat jasa yang diberikan kepada
entitas selama periode pelaporan:
Sebagai kewajiban setelah dikurangi jumlah yang dibayar, atau aset
dibayar dimuka jika terdapat kelebihan pembayaran
Sebagai beban kecuali dipersyaratkan oleh PSAK lain

168

Ruang Lingkup Imbalan Kerja


Imbalan Kerja

Imbalan Kerja
Jangka Pendek

ImbalanJangka
Pendek
Absen

Pesangon

Bagi hasil
atau
Bonus

Imbalan Paska
Kerja

Kontribusi
Pasti

Imbalan Kerja
Jangka Panjang
Lainnya

Manfaat
Pasti

Past service
cost

Current
Service Cost

169

Pengakuan dan Pengukuran Imbalan Jangka Pendek


Diakui saat
pekerja telah
memberi jasa

Liabilitas jangka pendek sebagai:


Liabilitas setelah dikurangi yang
telah dibayar, beban dibayar dimuka
jika terjadi kelebihan pembayaran
Beban atau pernyataan lain
membolehkan sbg biaya perolehan

Cuti berimbalan
jangka pendek

Boleh diakumulasi  diakui pada saat


pekerja memberikan jasa
cuti berimbalan yang tidak boleh
diakumulasi  diakui saat cuti terjadi
170

Ilustrasi
PT. A memiliki 5 karyawan yang diberikan cuti berimbalan
sebesar Rp 100.000 untuk 5 hari kerja. Selama tahun
2012, karyawan yang cuti 5 hari 1 orang sedangkan
sisanya cuti 3 hari kerja.
JIKA TIDAK DIAKUMULASI
Beban cuti berimbalan
Kas

1.700.000 (5+(4x3)x100.000)
1.700.000

JIKA DIAKUMULASI
Beban cuti berimbalan
Kas
Beban cuti berimbalan
Utang gaji

1.700.000 (5+(4x3)x100.000)
1.700.000
800.000 (4x2)x100.000)
800.000

171

Program Bagi Laba dan Bonus

Syarat pengakuan biaya pembayaran bagi laba dan bonus


Ada kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
Dapat diestimasi secara andal
Kewajiban kini timbul jika, dan hanya jika, entitas tidak
mempunyai alternatif realistis lainnya kecuali melakukan
pembayaran.
172

Imbalan Paska Kerja

EMPLOYER

Defined
Contribution
Plans

CONTRIBUTIONS

PENSION FUND

DEFINED

BENEFIT

EMPLOYEE

VOLATILE

RISK LIMIT

Defined
Benefit Plans

VOLATILE

DEFINED
RISK LIMIT

173

Dana Pensiun
Undang-undang No.11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun  Program
pascakerja dilakukan dengan pemupukan dana yang dikelola secara
terpisah dari kekayaan pendiri, tidak diperkenankan membentuk
cadangan dalam perusahaan untuk pembayaran imbalan kerja.
Program yang didanai atau funded  perusahaan menyediakan
dana untuk pembayaran pensiun.
Dana pensiun :
Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) khusus untuk perusahaan pendiri atau
mitra pendiri.
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)  dibentuk oleh bank atau
perusahaan asuransi jiwa  program pensiun iura. Peserta karyawan dari
berbagai perusahaan (multi pemberi kerja) ataupun perorangan.

174

Jenis Program
Program Iuran Pasti
Risiko aktuaria ditanggung peserta
Kewajiban hukum terbatas pada jumlah
yang disepakati sebagai iuran yang terpisah.
Program Manfaat Pasti
Perusahaan wajib menyediakan imbalan
yang dijanjikan kepada pekerja maupun
mantan pekerja.
Resiko investasi dan aktuaria menjadi
tanggungan perusahaan

Bentuk Program
 Program Multipemberi
kerja
 Program Jaminan Sosial
 Program imbalan pasti
yang Membagi Risiko
antara Entitas
Sepengendali
 Imbalan yang dijamin

Program Multipemberi Kerja


Program multipemberi kerja adalah program iuran pasti atau program imbalan pasti (selain
program nasional jaminan sosial) yang:
a. menyatukan aset yang dikontribusi dari beberapa entitas yang tidak sepengendali; dan
b. menggunakan aset tersebut untuk memberikan imbalan kepada para pekerja dari lebih
satu entitas, dengan dasar bahwa tingkat iuran dan imbalan ditentukan tanpa
memperhatikan identitas entitas mempekerjakan pekerja tersebut.

Klasifikasi
Sesuai ketentuan
program

Program Iuran Pasti


Program Imbalan Pasti

melaporkan bagian proporsionalnya atas kewajiban imbalan pasti, aset


program dan biaya yang terkait dengan program tersebut dengan cara yang
sama dengan program imbalan pasti lainnya; dan
mengungkapkan informasi yang dipersyaratkan.
Jika informasi memadai tidak tersebut  iuran pasti

Program Jaminan Sosial


Program Jaminan Sosial
cara yang sama seperti program multipemberi kerja
Umumnya program iuran pasti

Dicirikan sebagai imbalan pasti atau


iuran pasti berdasarkan kewajiban
entitas dalam program.

Program Iuran Pasti


Pengakuan dan Pengukuran
Diakui sebagai beban
Diakui liabilitas (beban terakru)
setelah dikurangi dengan iuran
telah dibayar atau aset
(pembayaran dimuka jika terdapat
kelebihan).

Pengungkapan
jumlah yang diakui
sebagai beban
untuk program
iuran pasti.
Informasi program
iuran pasti untuk
personel
manajemen kunci

Jika iuran tidak jatuh tempo


seluruhnya dalam 12 bulan ->
didiskonto
178

Iuran Pasti
Misal Juni 20X5, iuran pensiun yang harus dibayar oleh PT ABC
untuk bulan tersebut Rp 5.000.000. Jika iuran tersebut dibayar
semua maka jurnal yang dibuat adalah:
Beban
Kas

Rp 5.000.000
Rp 5.000.000

Jika baru Rp 3.000.000 dibayar, sisanya belum dibayar sampai


akhir Juni 20X0. Maka jurnalnya adalah :
Beban
Rp 5.000.000
Kas
Liabilitas jk pendek

Rp 3.000.000
Rp 2.000.000

179

Program Manfaat Pasti


Perusahaan memiliki kewajiban hukum dan konstrukstif
untuk memenuhi pembayaran imbalan setelah pekerja
pensiun.
Mungkin tidak didanai, seluruhnya atau sebagian didanai
Imbalan dihitung dengan asumsi aktuarial  asumsi
demografi dan keuangan.
Dana diakumulasikan dalam Aset Program
Risiko atas manfaat pasti:
Risiko aktuarial  jumlah kewajiban imbalan pasti berbeda dari yang
diharapkan karena perubahan asumsi aktuaria
Risiko investasi  hasil investasi atas aset program berbeda dari yang
diharapkan.
RISIKO MENIMBULKAN KEUNTUNGAN/KERUGIAN AKTUARIAL
180

Program Manfaat Pasti


Beban tersebut dihitung sebesar nilai neto dari :
Biaya Jasa, yang mencakup Biaya Jasa Kini,
Biaya Jasa Lalu, dan Keuntungan atau kerugian atas penyelesaian
(settlement).
Ditambah Beban bunga dan dikurangi (Pendapatan) Investasi diskonto
obligasi.

Neraca liabilitas atau aset tergantung mana yang lebih


besar dari keduanya
Jika muncul aset hanya diakui sebesar surplus yang dapat dipulihkan
melalui pengurangan iuran masa depan atau pengembalian program.

Keuntungan dan kerugian aktuaria


Mengakui seluruhnya alam laporan laba rugi
Mengakui seluruhnya dalam ekuitass

181

Program Manfaat Pasti


Faktor-faktor:
Biaya Jasa:
Biaya Jasa Kini
Biaya Jasa Lalu
Keuntungan (kerugian) atas
Penyelesaiaan

Nilai Kini Kewajiban


Imbalan Pasti (NKKIP)

Biaya Bunga
Remeasurement (Keuntungan
dan kerugian aktuarial)

Pendapatan Bunga
Iuran oleh perusahaan
Penarikan pensiun oleh pekerja
Remeasurement (Keuntungan dan
kerugian aktuarial)

Nilai Wajar Aset Program


(NWAP)

182

Laporan Posisi Keuangan


Liabilitas Imbalan Pasti (di Neraca)
+/+ Nilai kini kewajiban imbalan pasti
-/Nilai wajar aset program yang digunakan untuk
menyelesaikan kewajiban secara langsung

Ekuitas (di Neraca)


+/-

Pendapatan atau kerugian aktuaria program


manfaat pasti komponen ekuitas

183

Ilustrasi 1 ETAP
Imbalan kerja perusahaan:
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X0

200.000

Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X0

200.000

Biaya Jasa Kini


Tingkat Diskonto dan imbal hasil investasi

30.000
10%

Iuran

24.000

Imbalan

16.000

Nilai Kini Kewajinan imbalan akhir 20X0

250.000

Nilai wajar aset akhir 20X0

222.000

184

Ilustrasi 1 ETAP
JURNAL UMUM
Beban
Saldo awal
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Pendapatan bunga
Iuran
Imbalan
Rugi Aktuaria Liabiilitas
Rugi Aktuaria Aset Program
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntung) akturial
Jml tahun berjalan
Saldo Akhir

Kas

30.000
20.000

MEMO

Nilai Kini
Bagian Ekuitas Liabilitas Kewajiban
(200.000)
(30.000)
(20.000)

(20.000)
(24.000)
16.000
(16.000)

16.000
6.000

30.000 (24.000)

22.000

Aset
200.000

20.000
24.000
(16.000)
(6.000)

(28.000)

(250.000)

222.000

22.000
Kerugian

185

Jurnal
Beban pensiun
Rugi akturia ekuitas
Kas
Liabilitas
Liabilitas
Kewajiban manfaat Pensiun
Ekuitas
Kerugian aktuaria
kerugian
Notes
Nilai kini Kewajiban
Aset Program
Net Liabilitas manfaat pensiun

30.000
22.000
24.000
28.000

28.000
22.000
250.000
222.000
28.000
186

Ilustrasi 1 Manfaat Pasti


JURNAL UMUM
Beban
Saldo awal
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Pendapatan bunga
Iuran
Imbalan
Rugi Aktuaria Liabiilitas
Rugi Aktuaria Aset Program
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntung) akturial
Jml tahun berjalan
Saldo Akhir

Kas

Aktuaria
gain/loss

30.000
20.000

MEMO
Nilai Kini
Liabilitas Kewajiban
(200.000)
(30.000)
(20.000)

(20.000)
(24.000)
16.000
(16.000)

16.000
6.000

30.000 (24.000)

22.000

Aset
200.000

20.000
24.000
(16.000)
(6.000)

(28.000)

(250.000)

222.000

22.000
Kerugian

187

Jurnal
Beban pensiun
Kerugian aktuaria - LR
Kas
Liabilitas

30.000
22.000
24.000
28.000

Liabilitas
Kewajiban manfaat Pensiun

28.000

Notes
Nilai kini Kewajiban
Aset Program
Net Liabilitas manfaat pensiun

250.000
222.000
28.000

188

Ilustrasi 2 Manfaat Pasti


Imbalan kerja perusahaan:
KETERANGAN

Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X1


Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X1
Rugi Aktuaria Ekuitas Awal 20X1
Biaya Jasa Kini
Tingkat Diskonto dan hasil investasi
Iuran
Imbalan
Nilai Kini Kewajinan imbalan Akhir 20X1
Nilai wajar aset Akhir 20X1

250.000
222.000
22.000
34.000
10%
26.000
20.000
279.500
276.600

189

Ilustrasi 2 Manfaat Pasti

Beban

JURNAL UMUM
Bagian
Kas
Ekuitas

Saldo awal
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Pendapatan bunga
Iuran
Imbalan
Penurunan (kenaikan) kewajiban
Selisih aktuaria Aset Program
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntungan) akturial

22.000

Liabilitas
(28.000)

MEMO
Keweajiban
Aset
Program
Program
(250.000)

34.000

(34.000)

25.000
(22.200)

(25.000)

222.000

22.200
(26.000)
20.000
9.500

(9.500)
(26.400)

36.800 (26.000)

(35.900)
(13.900)

26.000
(20.000)
26.400

25.100
(2.900)

(279.500)

276.600

190

Jurnal
Beban pensiun
36.800
Liabilitas manfaat pensiun
25.100
Kas
Keuntungan aktuaria ekuitas

26.000
35.900

Liabilitas
Liabilitas manfaat pensiun
Ekuitas
Keuntungan aktuaria - ekuitas
Notes
Nilai kini Kewajiban
Aset Program
Net Liabilitas manfaat pensiun

2.900
13.900
(279.500)
276.600
(2.900)

191

Ilustrasi 2 Manfaat Pasti

Beban

JURNAL UMUM
Loss /(Gain)
Kas
aktuaria

Saldo awal
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Pendapatan bunga
Iuran
Imbalan
Penurunan (kenaikan) kewajiban
Selisih aktuaria Aset Program
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntungan) akturial

MEMO
Keweajiban
Aset
Liabilitas
Program
Program
(28.000)
(250.000)
222.000

34.000

(34.000)

25.000
(22.200)

(25.000)
22.200
(26.000)
20.000
9.500

(9.500)
(26.400)

36.800 (26.000)

(35.900)

26.000
(20.000)
26.400

25.100
(2.900)

(279.500)

276.600

192

Jurnal
Beban pensiun
36.800
Liabilitas manfaat pensiun
25.100
Kas
Keuntungan aktuaria LR

26.000
35.900

Liabilitas
Liabilitas manfaat pensiun

2.900

Notes
Nilai kini Kewajiban
Aset Program
Net Liabilitas manfaat pensiun

(279.500)
276.600
(2.900)

193

Contoh
Perusahaan menjanjikan pembayaran pesangon kepada karyawannya
pada saat berhenti bekerja di usia pensiun normal sebesar 200.000.000.
Karyawan memiliki masa kerja sampai pensiun selama 20 tahun.
Berdasarkan metode Projected Unit Credit (asumsi diabaikan), unit
menurut periode jasa = 200.000.000/20 = 10.000.000.
Sehingga pengakuan di laba rugi dan neraca sebagai berikut:
Tahun
1
2
3
dst
20

Beban tahun berjalan


10,000,000
10,000,000
10,000,000

Kewajiban akhir tahun


10,000,000
20,000,000
30,000,000

10,000,000

200,000,000

Laporan keuangan dalam juta


Tahun 1
Beban Imbalan Kerja
Kewajiban imbahan kerja

Tahun 2

Tahun 3

Tahun 4

(10)

(10)

(10)

(10)

10

20

30

40
194

Projected Unit Credit


Pengakuan dan Pengukuran diperlukan :
Nilai Kewajiban Imbalan Pasti
Biaya Jasa Kini

Metode yang digunakan : Projected Unit Credit


Metode ini sering disebut sebagai metode imbalan yang diakru yang
diperhitungkan secara prorata sesuai periode jasa
Sebagai metode imbalan dibagi tahun jasa
Menganggap setiap periode jasa akan menghasilkan satu unit
tambahan imbalan dan mengukur setiap unit secara terpisah untuk
menghasilkan kewajiban final.

Metode ini akan mengalokasikan imbalan ke:


Periode berjalan untuk menentukan Biaya Jasa Kini
Periode berjalan dan periode-periode lalu untuk menentukan Nilai Kini
Kewajiban.

195

Metode dan Asumsi Aktuaria


Untuk melakukan perhitungan aktuaria digunakan asumsi-asumsi aktuarial.
Asumsi Aktuarial tidak boleh bias dan cocok satu dengan yang lain (mutually
compatible).
Asumsi Aktuarial terdiri dari:
Asumsi Demografis mengenai karakteristik masa depan dari pekerja dan
mantan pekerja (dan tanggungan mereka) yang berhak atas imbalan

Mortalitas selama dan sesudah masa kerja


Tingkat perputasan pekerja, cacat dan pensiun dini
Proporsi dari peserta program dengan tanggungannya
Tingat klait program kesehatan

Asumsi keuangan, berhubungan dengan:

Tingkat diskonto
Tiingkat gaji dan imbalan masa datang
Jaminan kesehatan, biaya kesehatan di masa datang dan biaya administrasi
Tingkat hasil yang diharapkan atas aktiva program
196

Perhitungan Aktuaria
Kewajiban Kini (Present Value of Obligation (PBO) :
Nilai sekarang Manfaat Imbalan kerja yang akan dibayarkan
pada yang akan datang (PVFB) untuk masa kerja yagn telah
dilalui:
PBO = PVFB x masa kerja lalu / total masa kerja

Biaya saat kini (Current Service Cost / CSC):


Kenaikan nilai kewajiban kini atas jawa pekerja dalam periode
berjalan
CSC = PVFB / Total Masa Kerja
197

Perhitungan Aktuaria
Future Benefit

X=20 tahun
Usia
masuk pensiun

X=30 tahun
Usia
Valuasi

X=55 tahun
Usia
Pensiun

Manfaat
: 2x masa kerja x gaji pada saat pensiun
Usia masuk : 20 tahun
Usia pensiun : 55 tahun
Usia valuasi : 30 tahun
Gaji Valuasi : 2.000.000
Asumsi
: tingkat diskonto 10%, tingkat kenaikan gaji 6%
Asumsi aktuaria: tingkat mortalita, pengunduran diri dan catatan diabaikan
untuk mepermudah pemahaman.
198

Perhitungan Aktuaria

Manfaat
: 2x masa kerja x gaji pada saat pensiun
Usia masuk : 20 tahun
Usia pensiun : 55 tahun
Usia valuasi : 30 tahun
Gaji Valuasi : 2.000.000
Asumsi
: tingkat diskonto 10%, tingkat kenaikan gaji 6%
Asumsi aktuaria: tingkat mortalita, pengunduran diri dan catata diabaikan
untuk mepermudah pemahaman.

Future Benefit :
PVFB
:
PBO
:
CSC
:

2 x 35 x 2.000.000 x (1+6%) ^ 25 = 600.861.900


600.861.900 / (1 + 10% )^25 = 55.457.148
55.457.148 x 10 / 35 = 15.844.899
55.457.148 x 1 / 35 = 1.584.489

199

Perhitungan Aktuaria

Manfaat
: 2x masa kerja x gaji pada saat pensiun
Usia masuk : 20 tahun
Usia pensiun : 60 tahun
Usia valuasi : 35 tahun
Gaji Valuasi : 5.000.000
Asumsi
: tingkat diskonto 10%, tingkat kenaikan gaji 5%
Asumsi aktuaria: tingkat mortalita, pengunduran diri dan catata diabaikan
untuk mepermudah pemahaman.
Gaji
Manfaat
FV
PVFB
PBO
CSC

5,000,000
60
1,354,541,976.36
125,018,803.78
46,882,051.42
3,125,470.09

5%
35

10%
20

200

Perhitungan Aktuaria

Manfaat
Usia masuk
Usia pensiun
Usia valuasi
Gaji Valuasi
Asumsi
Probabilita

:
:
:
:
:
:
:

Gaji
Manfaat
Probabilita
Gaji saat pensiun
FV
PVFB
PBO
CSC
Liability awal
Liability akhir

2,5 x masa kerja x gaji pada saat pensiun


31 tahun
56 tahun
35 tahun
2.698.500
tingkat diskonto 12%, tingkat kenaikan gaji 10%
0,81476
2,698,500
56
0.81476
19,969,574.47
1,248,098,404.66
115,523,503.67
18,483,760.59
3,764,957.19
11,294,871.58
15,059,829

10%
35

1,248,098,404.66
49,923,936.19
0.092560
3,764,957

12%
31

TAMB
SUM
Pv
CSC

201

Imbalan Kerja sesuai UU 13 / 2003


UPH = Uang Penghargaan Masa Kerja
Besaran UPH = 15% x (Uang Pesangon + Penghargaan Masa kerja)
Untuk karyawan yang berhenti kerja karena mencapai usia pensiun
normal dengan masa kerja minimal 24 tahun maka besaran imbalan
yang menjadi haknya adalah:
P
: 9 upah
PMK
: 10 upah
UPH
: 15 % x (2P + 1 PMK
Besaran manfaat pensiun = 2P + PMK + UPH = 2 x 9 + 10 + 4,2 = 32,2

202

Imbalan Kerja sesuai UU 13 / 2003


Jika Manfaat Pensiun yang diberikan perusahaan > manfaat pensiun
yang dihitung menurut UU 13 maka kewajiban pemberi kerja hanya
sebesar iurang pemberi kerja
(2 x 35) x 80% > 32.2 G
56 G > 32.2 G
Jika manfaat pensiun yang diberikan oleh pemberi kerja < manfaat
pensiun yang dihitung menurut UU 13 maka selisihnya merupakan
kewajiban pemberi kerja
(1, x 20) x 80% > 32.2 G
24 G > 32.2 G
Kewajiban = 32.2 G 24 G

203

Imbalan Kerja sesuai UU 13 / 2003


Tabel uang pesangon, jasa, uang penggantianhak (usia pensiun, PHK dan meninggal
dunia) = 2 PS + 1 PMK + UPH

204

Imbalan Kerja sesuai UU 13 / 2003


Tabel uang pesangon, jasa, uang penggantianhak (sakit berkepanjanga, cacat
total/tetap) = 2 PS + 2 PMK + UPH

205

BAB 24
Pajak
Penghasilan

Pajak Penghasilan

Pajak penghasila termasuk seluruh pajak domestic dan luar


nigari sebagai dasar perhitungan penghasilan kena pajak.
Entitas mengakui kewajiban pajak periode berjalan dan
periode sebelumnya yang belum dibayar.
Pajak terutang tahun fiskal menurut SPT
Pajak final

Jika terdapat kelebihan bayar maka diakui sebagai aset.


Entitas mengungkapkan secara terpisah komponenkomponen utama beban pajak penghasilan.
Pajak tangguhan tidak diatur.

206

Pajak kini

Perusahaan memperoleh PKP sebesar 4 milyar. Termasuk dalam penghasilan tersebut penghasilan
dari LN sebesar 500 juta yang telah dikenakan pajak sebesar 40%. Jumlah pajak yang telah
dipotong oleh pihak lain adalah:

PPh 21 atas gaji dan honor sebesar 500juta dan PPh 26 sebesar 100 juta atas gaji expat yang bekerja di
perusahaan.
PPh final sebesar 60 juta,
PPh 23 tidak final sebesar 120 juta
PPh 24 sebesar 200 juta
PPh 25 sebesar 500 juta
PPh 22 sebesar 100 juta
Pajak kini anak perusahaan 300 juta
Perusahaan mencatat pembayaran pajak dibayar dimuka
baik final maupun tidak final sebagai pajak dibayar dimuka.
PKP 4 milyar pajaknya = 1000 juta
Kredit PPh 22
100 jt
Beban pajak
1.000 jt
Kredit PPh 23
120 jt
Pajak dibayar dimuka PPh 22
100
Kredit PPh 24
125 jt
Pajak dibayar dimuka PPh 23
120
Pph 25
500 jt
Pajak dibayar dimuka PPh 24
125
PPh 29 sebesar
155 jt
Pajak dibayar dimuka PPh 25
500
Utang PPh 29
155
Beban pajak kini parent :
Beban pajak
135 jt
1.135 = (1.000 + 60 + 75)
Pajak dibayar dimuka PPh final
60
Beban Pajak kini konsolidasian =
Pajak dibayar dimuka PPh 24
75
1135 + 300 = 1.435 juta
207

Pajak kini
Entitas pada tahun 2015 membayar PPh 25 sebesar 2.000juta sebagai beban
pajak penghasilan. Entitas mengakui PPh 22 dan PPh 23 sebagai pajak dibayar
dimuka masing-masing sebesar 100 dan 200 juta. Menurut perhitungan fiskal
pajak terutang satu tahun fiskal sebesar 2.500juta. Selama tahun 2015 pajak
final yang telah dibayar entitas sebesar 300juta, entitas mencatatnya sebagai
beban pajak final.
Buat jurnal penyesuaian dan nilai beban pajak dalam laporan keuangan.
Beban pajak
Pajak dibayar dimuka PPh 22
Pajak dibayar dimuka PPh 23
Utang PPh 29
Laporan kerunagan:
Beban pajak:
Pajak penghasilan
Pajak penghasilan final
Total beban pajak

500 jt
100
200
200

2.500
300
2.800
208

BAB 25
Mata Uang
Pelaporan

Mata Uang Pencatatan dan Pelaporan

Menggunakan mata uang rupiah.


Entitas dapat menggunakan mata uang lain sepanjang
memenuhi sebagai mata uang fungsional.
Mata uang pencatatan harus sama dengan mata uang
pelaporan.
Mata uang fungsional: indikator arus kas, indikator harga jual,
indikator biaya.
Penentuan saldo awal untuk pencatatan akuntansi dilakukan
dengan mengukur seolah-olah mata uang fungsional telah
digunakan sejak terjadinya transaksi.

209

BAB 26
Transaksi
Mata Uang
Asing

Transaksi dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat pada pengakuan awal


dengan menggunakan kurs tunai pada tanggal transaksi.
Pada akhir periode pelaporan, entitas harus melaporkan:
pos moneter dengan kurs tanggal neraca
pos non moneter yang diukur dengan biaya perolehan historis
dengan kurs pada tanggal transaksi
pos non moneter yang diukur pada nilai wajar dengan kurs
pada tanggal nilai wajar.
Keuntungan atau kerugian diakui pada beban tahun berjalan dan
keuntungan atau kerugian yang terkait langsung dengan transaksi
ekuitas dibebankan ke ekuitas.

210

BAB 27
Tgl Setelah
Pelaporan

Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Dua jenis peristiwa setelah tanggal neraca


Peristiwa setelah tanggal laporan yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian.

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian adala peristiwa ya


yang menkonfirmasi keadaan atau nilai yang telah ada pada
tanggal akhir pelaporan:
Pelanggan pailit  penurunan nilai piutang
Tuntutan hukum yang telah ada di tanggal pelaporan dan setelah
tanggal pelaporan dipastikan nilai kerugiannya.

Dividen yang diumumkan setelah tanggal laporan tidak boleh


diakui sebagai kewajiban pada akhir perode laporan.

211

BAB 27
Tgl Setelah
Pelaporan

Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Identifikasi beberapa peristiwa berikut apakah perlu


penyesuaian atau tidak
Gudang perusahaan pada 25 Januari 2016 terbakar yang
menghabiskan hampir semua persediaan perusahaan.
Diperkirakan kerugian perusahaan sebesar 300milyar.
Pengadilan memutuskan perusahaan bersalah dan harus
membayar ganti rugi sebesar 100milyar atas kerugian yang
telah dilakukan oleh perusahaan. Kasus tuntutan tersebut
telah diproses oleh perusahaan sejak 1 Oktober tahun
sebelumnya.
Pada

212

BAB 28
Hubungan
Istimewa

Pihak Hubungan Istimewa

Pengungkapan hubungan termasuk hubungan entitas induk


dengan anak.
Pengungkapan kompensasi personel manajemen kunci
Pengungkapan transaksi pihak yang mempunyai hubungan
istimewa.
Entitas tidak boleh menyatakan bahwa transaksi tersebut
dilakukan setara dengan pihak yang faham dan berkeingingan
untuk melakukan transaksi kecuali syarat tersebut dapat
dibenarkan.

213

BAB 28
Hubungan
Istimewa

Aplikasi

Pengungkapan hubungan istimewa :


Penyebutan pihak yang memiliki hubungan istimewa, nama
manajemen kunci.
Anak perusahaan atau pihak asosiasi atau entitas lain yang memiliki
hubungan istiwewa

Pengungkapan nilai akun yang berasal dari hubungan


istimewa misalnya kas, piutang dijelaskan yang berada atau
berasal dari pihak yang memiliki hubungan istimewa.
Pengungkapan transaksi dengan pihak yang memiliki
hubungan istimewa dan informasi apakah transaksi tersebut
diberikan perlakuan khusus.

214

BAB 28
Hubungan
Istimewa

Aspek Pajak

Mengidentifikasi pihak yang kemungkinan memiliki hubungan


istimewa dalam pajak.
Perlu dilakukan pendalaman apakah transaksi telah dilakukan
dengan menggunakan nilai wajar menurut ketentuan pajak.

215

BAB
29&30
Transisi
Tgl Efektif

Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif

SAK ETAP diterbitkan tahun 2009 berlaku efektif 1 Januari 2011


dan dapat diterapkan lebih awal yaitu 1 Januari 2010.
Diterapkan secara retrospektif, jika tidak praktis diperkenankan
prospektif.
Prospektif:
Mengakui semua aset dan kewajiban sesuai SAK ETAP
Tidak mengakui aset dan kewajiban jika tidak diijinkan oleh SAK
ETAP
Mereklasifikasi pos-pos yang berdasarkan kerangka pelaporan
sebelumnya menjadi pos-pos sesuai SAK ETAP
Menerapkan pengukuran aset dan kewajiban yang diakui sesuai
SAK ETAP.
216

Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif


ETAP dapat memilih tetap menggunakan SAK atau menggunakan
SAK ETAP.
ETAP yang tetap memilih menggunakan SAK tidak boleh di
kemudian hari berubah menggunakan SAK ETAP.
Entitas dengan akuntabilitas publik yang kemudian telah memenuhi
persyaratan sebagai ETAP dapat menggunakan SAK ETAP dengan
mengikuti ketentuan transisi secara retrospektif kecuali tidak praktis
dapat secara prospektif.
ETAP yang kemudian berubah menjadi bukan ETAP maka harus
menggunakan SAK dan tidak boleh lagi menggunakan SAK ETAP

217

Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif

218

PERBEDAAN PSAK & SAK ETAP

219

Perbedaan Pokok PSAK dan SAK ETAP


SAK ETAP tidak mengatur pajak tangguhan
SAK ETAP hanya menggunakan metode tidak langsung untuk laporan arus
kas.
SAK ETAP menggunakan metode biaya untuk investasi ke asosiasi dan
menggunakan metode ekuitas untuk anak perusahaan.
SAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55.
SAK ETAP hanya menggunakan model biaya untuk aset tetap, aset tidak
berwujud dan properti investasi. PSAK-IFRS boleh memilih model biaya
atau model reavaluasi.
Beberapa pengaturan yang tidak dalam PSAK ETAP : penggabungan usaha,
derivatif, hedging

PPL - IAPI

220

Rerangka konseptual
KDPPLK

SAK ETAP

Tujuan laporan keuangan

Sama

Karakteristik kualitatif laporan keuangan

Sama

Unsur-unsur laporan keuangan

Sama nama berbeda

Konsep pengakuan

Sama

Konsep pengukuran:
 biaya historis
 biaya kini
 nilai realisasi bersih
 nilai sekarang
Konsep pemeliharaan modal

Konsep pengukuran:
 biaya historis
 nilai wajar

Tidak ada

221

Penyajian Laporan Keuangan


SAK UMUM

SAK ETAP

Kepatuhan terhadap SAK


Pengungkapan atas PSAK misleading

Kepatuhan terhadap SAK ETAP

Komponen laporan keuangan:


 Lap posisi keuangan/neraca
 Lap laba rugi komprehensif
 Lap perubahan ekuitas
 Lap arus kas
 Catatan atas laporan keuangan

Komponen laporan keuangan:


 Neraca
 Lap laba rugi
 Lap perubahan ekuitas
 Lap arus kas
 Catatan atas laporan keuangan

Tanggung jawab atas lapkeu

Tidak ada

Dasar akrual & kelangsungan usaha

Sama

PPL - IAPI

222

Penyajian Laporan Keuangan (2)


SAK UMUM
Neraca
Pos minimal yang disajikan banyak
Urutan penyajian
Pengungkapan banyak

SAK ETAP
Neraca
Pos minimal yang disajikan lebih sedikit
Sama
Pengungkapan lebih sederhana

Laporan laba rugi


Laporan laba rugi komprehensif
Laba rugi dan pendapatan komprehensif Laba rugi
lain
Pos minimal
Pos minimal lebih sedikit

PPL - IAPI

223

Penyajian Laporan Keuangan (3)


SAK UMUM

SAK ETAP

Laporan perubahan ekuitas


 Pos minimal
 Pengungkapan distribusi dividen dan
dividen per saham
 Tidak diperkenankan

Laporan perubahan ekuitas


 Pos minimal lebih sedikit
 Tidak ada

Laporan arus kas


 Arus kas operasi disajikan dengan metode
langsung atau tidak langsung
 Arus kas valas, bunga & dividen, pajak
penghasilan, investasi pada entitas anak,
ventura bersama & entitas asosiasi,
perubahan kepemilikan, dan transaksi
nonkas
 Kas yang dibatasi

Laporan arus kas


 Arus kas operasi disajikan dengan
metode tidak langsung
 Arus kas bunga & dividen, pajak
penghasilan, dan transaksi nonkas

 Laporan perubahan ekuitas dan saldo


laba dapat menggantikan lap laba rugi
dan lap perubahan ekuitas

 Tidak ada
224

Penyajian Laporan Keuangan (4)


SAK UMUM
Catatan atas laporan keuangan
 Kebijakan akuntansi
 Sumber estimasi ketidakpastian
 Modal
 Dividen dan informasi umum
entitas

PPL - IAPI

SAK ETAP
Catatan atas laporan keuangan
 Kebijakan akuntansi
 Sumber estimasi ketidakpastian

225

Laporan Keuangan Konsolidasian


SAK UMUM
Laporan keuangan konsolidasian

SAK ETAP
Tidak menyusun laporan keuangan
konsolidasian

Laporan keuangan tersendiri (lampiran


dari laporan keuangan konsolidasian)
Konsolidasi entitas bertujuan khusus

PPL - IAPI

226

Kebijakan Akuntansi, Estimasi Akuntansi dan Kesalahan


SAK UMUM

SAK ETAP

Kebijakan akuntansi
 Pemilihan kebijakan akuntansi
 PSAK serupa
 Conceptual framework
 Other pronouncements, literatur
dan praktik
 Dampak penerapan PSAK yang
akan berlaku

Kebijakan akuntansi
 Pemilihan kebijakan akuntansi
 Bagian SAK serupa
 Conceptual framework
 SAK umum
 Other pronouncements, literatur
dan praktik
 Tidak ada

Estimasi akuntansi

Sama

Kesalahan

Sama

227

Instrumen Keuangan
SAK UMUM
Instrumen keuangan
 Diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi
 Tersedia untuk dijual
 Dimiliki hingga jatuh tempo
 Pinjaman yang diberikan dan
piutang
Maksud dan kemampuan

PPL - IAPI

SAK ETAP
Efek yang diperdagangkan (marketable
securities)
 Diperdagangkan
 Tersedia untuk dijual
 Dimiliki hingga jatuh tempo

Maksud

228

Persediaan
SAK UMUM

SAK ETAP

Biaya perolehan atau nilai realisasi


neto (mana lebih rendah)

Sama

FIFO dan rata-rata tertimbang

Sama

Persediaan pialang-pedagang komoditi Tidak ada


menggunakan fair value
Persediaan pemberi jasa

PPL - IAPI

Sama

229

Investasi pada Entitas Asosiasi


SAK UMUM

SAK ETAP

Pengaruh signifikan
Faktor kuantitatif dan kualitatif
Hak suara potensial

Pengaruh signifikan
Faktor kuantitatif
Tidak ada

Metode ekuitas

Metode biaya

Investasi pada entitas asosiasi yang


tersedia untuk dijual

Tidak ada

230

Investasi pada Joint Venture


SAK UMUM

SAK ETAP

Pengendalian bersama operasi

Pengendalian bersama operasi

Pengendalian bersama aset

Pengendalian bersama aset

Pengendalian bersama entitas


Metode ekuitas atau proporsional
konsolidasi

Pengendalian bersama entitas


Metode biaya

231

Investasi pada Entitas Anak


SAK UMUM

SAK ETAP

Pengendalian, termasuk entitas


bertujuan khusus

Pengendalian, tidak mengatur entitas


bertujuan khusus

Metode ekuitas dan harus


dikonsolidasikan

Metode ekuitas dan tidak


dikonsolidasikan

Transaksi pelepasan kepemilikan tetapi Tidak ada


tidak menyebabkan hilangnya
pengendalian (transaksi ekuitas)

PPL - IAPI

232

Properti Investasi dan Aset Tetap


SAK UMUM

SAK ETAP

Properti investasi
Model biaya
Model nilai wajar

Properti investasi
Model biaya

Aset tetap
Model biaya
Model revaluasi

Aset tetap
Model biaya (revaluasi harus ada izin
pemerintah)

233

Aset Tidak Berwujud


SAK UMUM

SAK ETAP

Berasal dari internal dan eksternal

Berasal dari eksternal

Umur manfaat terbatas dan tidak


terbatas

Umur manfaat terbatas

Goodwill

Tidak ada

Model biaya dan model revaluasi

Model biaya

234

Sewa
SAK UMUM
Perjanjian sewa dan perjanjian mengandung sewa

SAK ETAP
Perjanjian sewa

Klasifikasi sewa: indikator dan situasi yang


Klasifikasi sewa: indikator yang tidak
memerlukan judgment.
perlu judgment:
Sewa modal jika terjadi perpindahan risiko dan  pengalihan aset
 opsi beli
manfaat.
 min 75% umur ekonomis
 min 90% nilai wajar
 aset bersifat khusus)
Jual dan sewa-balik (sale and leaseback)
Tidak ada
Sewa dan sewa lanjut (lease and sublease)

Tidak ada

235

Kewajiban Diestimasi (Provisi) dan Kontinjensi, Ekuitas, dan


Pendapatan

SAK UMUM

SAK ETAP

Kewajiban diestimasi (provisi), aset


kontinjensi, dan kewajiban kontinjensi

Sama

Ekuitas

Sama

Pendapatan penjualan barang dan jasa

Sama

Penggunaan istilah yang berbeda, dalam SAK ETAP masih menggunakan


Kewajiban diestimasi bukan provisi seperti dalam PSAK 57.

236

Biaya Pinjaman dan Penurunan Nilai


SAK UMUM
Biaya pinjaman dikapitalisasi
Penurunan nilai
 Instrumen keuangan: incurred loss

SAK ETAP
Biaya pinjaman dibebankan
Penurunan nilai
 Pinjaman yang diberikan dan
piutang: expected loss (aging
schedule)

 Goodwill dan aset tidak berwujud


 Diamortisasi
dengan umur manfaat tidak terbatas
 Persediaan
 Selisih nilai buku dan nilai realisasi
bersih
 Aset lain
 Selisih nilai buku dan nilai jual
dikurangi dengan biaya menjual

237

Imbalan Kerja
SAK UMUM

SAK ETAP

Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja

Imbalan pasca kerja, perhitungan lebih


sederhana

Imbalan kerja jangka panjang lainnya

Imbalan kerja jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Pesangong pemutusan kerja

Imbalan berbasis saham

Tidak ada

238

Pajak Penghasilan

SAK UMUM

SAK ETAP

Konsep pajak tangguhan (deferred tax Konsep pajak terutang (tax liability
concept)
concept)
Laba fiskal dan laba akuntansi

Laba fiskal

Aset dan liabilitas pajak tangguhan

Utang pajak

PPL - IAPI

239

Mata Uang Pelaporan dan Transaksi Valas


SAK UMUM

SAK ETAP

Mata uang pelaporan: rupiah atau


mata uang asing

Mata uang pelaporan: rupiah atau


mata uang asing

Transaksi valas: kurs tanggal transaksi

Transaksi valas: kurs rata-rata bulanan


(mingguan)

240

Anda mungkin juga menyukai