Anda di halaman 1dari 46

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG
Pada zaman sekarang ini perkembangan teknologi sangatlah pesat, terutama

dalam bidang informasi dan telekomunikasi. Perkembangan teknologi ini sangat


diperlukan sebagai penunjang aktivitas dan juga meningkatkan efisiensi dan
efeksifitas kerja. Komunikasi itu sendiri dapat dilaksanakan dengan berbagai cara,
baik itu melalui saluran telepon, jaringan komunikasi data, telegraf maupun satelit.
Sebagai sebuah perusahaan yang berskala Internasional, maka PT. Angkasa
Pura II (persero) memerlukan sarana komunikasi yang mendukung segala aktifitas
perusahaan, dalam persaingan di masa yang akan datang menuju era komunikasi
yang global tanpa batas batas tertentu. PT. Angkasa Pura II (persero)
mempergunakan beberapa jenis komunikasi yang mendukung perusahaan, baik itu
komunikasi data, suara, teks, maupun gambar.
Sebagai sebuah perusahaan yang besar, PT. Angkasa Pura II (persero) juga
memerlukan sistem keamanan yang tinggi untuk menunjang efesiensi dan efektifitas
kerja. Oleh karena itu, PT. Angkasa Pura II (persero) menggunakan sistem kamera
Closed Circuit Television (CCTV). Fungsi utama dari sistem tersebut adalah untuk
mengawasi dan mengontrol semua aktifitas yang berlangsung di dalam area tertentu.

1.2

RUMUSAN PERMASALAHAN

Untuk meningkatkan pelayanan kepada setiap orang, Bandara mengaplikasikan suatu


sistem keamanan menggunakan CCTV. Oleh karena itu, permasalahan yang akan
dibahas pada kerja praktek ini adalah teknis instalasi dan pengoperasian CCTV untuk
peningkatan pelayanan Bandara terhadap setiap orang.

1.3

BATASAN MASALAH

Adapun batasan permasalahan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :


1.

Pembahasan difokuskan pada prinsip kerja Closed Circuit Television


(CCTV).

2.

Pembahasan mengenai proses menghubungkan Closed Circuit


Television (CCTV) dengan komputer.

1.4

TUJUAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di Bandar Udara Sultan Iskandar

Muda Banda Aceh adalah sebagai berikut :


1.

Mempelajari Proses Pemasangan CCTV di Bandara Sultan Iskandar


Muda Banda Aceh.

2.

Mempelajari dan Mengetahui Perangakat perangkat perancangan


CCTV di Bandara Sultan Iskandar Muda

3.

Mempelajari cara konfigurasi kamera CCTV di Bandara Sultan


Iskandar Muda Banda Aceh.

4.

Membantu karyawan Bandara Sultan Iskandar Muda dalam


menginstalasi, membongkar, merawat dan memperbaiki peralatan
kamera CCTV bandara.

1.5

METODE PENULISAN

Metode yang digunakan dalam laporan kerja praktek ini antara lain :
1.

Metode Studi Literatur, yaitu mengumpulkan data sebagai referensi


baik itu dari membaca dan mengambil ringkasan yang terdapat dari

buku-buku, internet, jurnal dan referensi lainnya yang berhubungan


dengan topik penulisan laporan praktek kerja lapangan.

2. Metode Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap


proses perancangan serta pemasangan CCTV.

1.6

SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika Penulisan adalah sebagai berikut :


Bab I adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan Kerja Praktek,
Metode Penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II adalah berisi tentang profil dari perusahaan PT. ANGKASA PURA II, beserta
struktur organisasinya.
Bab III adalah berisi tentang Teori Dasar Closed Circuit Television (CCTV).
Bab IV adalah berisi tentang Konfigurasi Jaringan Closed Circuit Television
(CCTV) pada Bandara Sultan Iskandar Muda.
Bab V adalah bab penutup yaitu kesimpulan dan saran yang dapat diambil selama
praktek kerja lapangan di PT. ANGKASA PURA II Bandara International Sultan
Iskandar Muda.

BAB 2
PROFIL PT. ANGKASA PURA II
BANDA ACEH

2.1

SEJARAH SINGKAT
PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara di

lingkungan Departemen Perhubungan yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan


jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah Indonesia
Barat. Angkasa Pura II telah mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Republik
Indonesia untuk mengelola dan mengupayakan pengusahaan Pelabuhan Udara
Jakarta Cengkareng yang kini berubah nama menjadi Bandara Internasional Jakarta
Soekarno-Hatta serta Bandara Halim Perdanakusuma sejak 13 Agustus 1984.
(Hendra Dilfa, 2014)
Keberadaan Angkasa Pura II berawal dari Perusahaan Umum dengan nama
Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng melalui Peraturan Pemerintah Nomor
20 tahun 1984, kemudian pada 19 Mei 1986 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26
tahun 1986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II. Selanjutnya pada 17 Maret
1992 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1992 berubah menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero). Seiring perjalanan perusahaan, pada 18 November
2008 sesuai dengan Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN Nomor 38 resmi
berubah menjadi PT Angkasa Pura II (Persero). Berdirinya Angkasa Pura II bertujuan
untuk

menjalankan

kebandarudaraan

dan

pengelolaan
jasa

terkait

dan

pengusahaan

bandar

udara

dalam

dengan

bidang

jasa

mengoptimalkan

pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki perusahaan dan penerapan praktik
tata kelola perusahaan yang baik. Hal tersebut diharapkan agar dapat menghasilkan
produk dan layanan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat sehingga dapat
meningkatkan nilai perusahaan dan kepercayaan masyarakat. (Muzakir, 2014)

Kiprah Angkasa Pura II selama 28 tahun, telah menunjukkan kemajuan dan


peningkatan usaha yang pesat dalam bisnis jasa kebandarudaraan melalui
penambahan berbagai sarana prasarana dan peningkatan kualitas pelayanan pada
Bandara yang dikelolanya. Sampai dengan tahun 2010, Angkasa Pura II telah
mengelola 13 Bandara, antara lain :
1. Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta).
2. Halim Perdanakusuma (Jakarta).
3. Depati Amir (Pangkal pinang).
4. Supadio (Pontianak).
5. Minangkabau (Padang).
6. Sultan Mahmud Baddarudin II (Palembang).
7. Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru).
8. Husein Sastranegara (Bandung).
9. Sultan Iskandar Muda (Banda Aceh).
10. Raja Haji Fisabilillah (Tanjung pinang).
11. Sultan Thaha (Jambi).
12. Kuala Namu (Medan).
13. Sibolangit (Medan)

2.2 VISI DAN MISI


VISI :
1. Meningkatkan citra bangsa dengan menjadi World Class Airport sebagai
gerbang ekonomi dan budaya.
MISI :
1. Menjadi Airport nomor 2 di tingkat ASEAN (dicapai dalam waktu 3 tahun).
2. Menjadi agen pariwisata dan budaya serta memperkenalkan Wonderful
Indonesia ke dunia.
3. Menjadi agen pembangunan dan meningkatkan keselamatan dan keamanan
dengan meningkatkan layanan fasilitas penumpang, bagasi dan meningkatkan
teknologi.
4. Menciptakan lingkungan yang menjadi komunitas yang jelas bagi penumpang
dan membuat penumpang di Bandara selalu tersenyum.
2.3 Arti dari Logo PT. Angkasa Pura II

Gambar 2.1 Logo Angkasa Pura II


Logo yang memiliki warna biru, merah, kuning, dan hijau memiliki nuansa
dan semangat khusus yang sengaja diangkat perusahaan. Warna-warna itu
dimaksudkan agar identitas ini menampilkan citra lebih segar, modern, dan dinamis.
Searah dengan visi perusahaan, yaitu menjadi pengelola Bandara bertaraf
internasional, yang unggul dalam layanan dan kinerja.
Huruf A yang berwarna Hijau dan Putih, seperti pesawat yang sedang tinggal
landas. Kaki huruf P yang berwarna merah, menggambarkan landasan pacu
(runway). Dan bentuk bulatan setengah lingkaran dari huruf P, menggambarkan
fasilitas layanan di darat bisa berupa terminal, apron dan fasilitas pendukung lainnya.
Arti dari masing-masing warna dari logo diatas ialah sebagai berikut:

Biru adalah warna yang melambangkan pergerakan sektor logistik yang terus

tumbuh berkembang pesat.


Merah melambangkan tindakan yang berlandaskan semangat kerja dan
komitmen Angkasa Pura II Indonesias Airport Company dalam menyediakan
pelayanan berkualitas Internasional dengan mengutamakan kenyamanan dan

keselamatan pelanggan.
Kuning melambangkan kemakmuran sebagai buah keberhasilan yang akan
didapat dari kerja keras Angkasa Pura II Indonesias Airport Company untuk

para pemegang saham, manajemen, karyawan, dan Indonesia.


Hijau melambangkan arah kepemimpinan yang tegas, berintegritas, dan
terarah menuju pertumbuhan perusahaan yang sehat.

2.4 IDENTITAS PERUSAHAAN


Data identitas perusahaan PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandara
Internasional Sultan Iskandar Muda Banda Aceh adalah sebagai berikut :
6

Nama
Alamat

: PT. Angkasa Pura II (Persero)


: Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda,

Telpon
Faks
E-mail
Website
Jumlah jaringan
Jumlah pegawai
Bidang usaha

Banda Aceh 23372-A


: (0651) 21341
: (0651) 34240
: corporate_secretary@angkasapura2.co.id
: www.angkasapura2.co.id
: 13 kantor cabang
: 4.449 orang
: Pelayanan jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa

terkait bandar udara


Kepemilikan saham : 100% dimiliki oleh Negara Republik Indonesia
2.5 STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi perusahaan PT. Angkasa Pura II (persero) Bandara
Internasional Sultan Iskandar Muda Banda Aceh adalah sebagai berikut :

2.6 Tugas dan Fungsi Masing-masing Struktur


Tugas dan tanggung jawab pelayanan tranportasi udara PT. Angkasa Pura II
cabang Bandar Udara Sultan Iskandar Muda Blang Bintang Banda Aceh mempunyai
tugas dan fungsi sebagai berikut. (Muzakir, 2014)
1. Kepala Cabang
Struktur organisasi Bandara Sultan Iskandar Muda Blang Bintang Banda
Aceh dipimpin oleh seorang kepala cabang yang membawahi beberapa
divisi-divisi dengan masing-masing divisi dipimpin oleh kepala divisi.
Tugas kepala cabang adalah menyelenggarakan usaha jasa kebandarudaraan dan jasa keselamatan penerbangan dalam arti seluas-luasnya dan
usaha lain yang mempunyai hubungan dengan usaha jasa kebandarudaraan di Bandara yang bersangkutan sesuai dengan pedoman dan
kebijakan yang digariskan direksi.
Fungsi kepala cabang adalah sebagai berikut :
a. Penyediaan, pengelolaan, pengusahaan, dan pelayanan jasa kebandarudaraan serta jasa keselamatan penerbangan.
8

b. Penyediaan, pengelolaan, pengusahaan bidang usaha lain yang


mempunyai hubungan dengan jasa kebandar-udaraan.
2. Divisi Pelayanan Operasi
Divisi pelayanan operasi memiliki fungsi pengelolaan pelayanan operasi
Bandar udara (Airport Service) yang sesuai dengan ketentuan berlaku,
yaitu :
a. Penyiapan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan operasi Bandar udara.
b. Penyiapan dan pelaksanaan kegiatan pertolongan kecelakaan
penerbangan dan pemadam kebakaran.
c. Penyiapan dan pelaksana kegiatan pengaman Bandara.
Divisi pelayanan operasi membawahi beberapa dinas pelaksana, tugasnya
yaitu :
1. Dinas Pelayanan Operasi Bandara, mempunyai tugas melaksanakan
pengaturan pelayanan di sisi udara (Airside), terminal dan fasilitasnya
sisi darat (Landside), pelayanan penerangan dan komunikasi umum
yang berhubungan dengan penerbangan dan pariwisata untuk pemakai
jasa Bandara termasuk sistem informasi operasional Bandara serta
perizinan masuk atau pas Bandara.
2. Dinas Pertolongan Kecelakaan

Penerbangan

dan

Pemadam

Kebakaran, mempunyai tugas melaksanakan pemberian pertolongan


kecelakaan

penerbangan

dan

pemadam

kebakaran

serta

penanggulangan keadaan gawat darurat dilingkungan kerja Bandara


dan sekitarnya.
3. Dinas Pengamanan, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pengamanan dilingkungan kerja Bandara.
3. Divisi Teknik
Divisi teknik memiliki fungsi pengelolaan penyedia fasilitas teknik dan
peralatan teknik Bandara sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu :
a. Penyiapan dan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan, pengoperasian,
dan perbaikan fasilitas teknik elektronika.
b. Penyiapan dan pelaksanaan kegiatan pemelihara, pengoperasian, dan
perbaikan fasilitas teknik listrik, mekanikal dan peralatan.
c. Penyiapan dan pelaksanaan kegiatan pemelihara, pengoperasian, dan
perbaikan fasilitas teknik umum.
d. Pelaksanaan pemeliharaan, pembangunan fasilitas teknik sesuai
pelimpahan kewenangan yang diberikan direksi.
9

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya tersebut, divisi teknik memiliki


beberapa dinas pelaksana, yaitu :
1. Dinas Teknik Elektronika, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pengoperasian, Elektronika Bandara dan komputer perkantoran.
2. Dinas Teknik Listrik, Mekanikal, dan Peralatan, mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan
fasilitas listrik, mekanikal dan peralatan.
3. Dinas Teknik Umum, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pengoperasian fasilitas teknik umum, pemeliharaan dan perbaikan
landasan, jalan, bangunan dan tata lingkungan.
4. Divisi Administrasi dan Komersial
Divisi Administrasi dan Komersial memiliki fungsi sebagai pengelolaan
kegiatan komersial, pengembangan usaha kantor cabang PT. Angkasa
Pura II sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Menjalankan fungsinya
tersebut, maka divisi Administrasi dan Komersial memiliki tugas-tugas
sebagai berikut :
a. Menyiapkan dan melaksakan kegiatan pengelolaan usaha komersial.
b. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengelolaan keuangan dan
perlengkapan.
c. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan akuntansi.
d. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian,
ketatausahaan dan umum.
Dalam melaksanakan tugasnya, divisi administrasi dan komersial
membawahi beberapa dinas, yaitu :
1. Dinas Komersial, mempunyai tugas menyiapkan pengembangan dan
melaksanakan kegiatan komersial yang meliputi pengembangan data
dan produksi, perhitungan dan pembuatan surat tagihan untuk jasajasa aeromatikamaupun usaha lain yang mempunyai hubungan dengan
jasa kebandar-udaraan.
2. Dinas Keuangan dan Pajak, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
administrasi

keuangan

dan

menyangkut Bandara.

10

anggaran

serta

perpajakan

yang

3. Dinas Akuntansi dan Logistik, mempunyai tugas melaksanakan


akuntansi.
4. Dinas Kepegawaian dan Umum, mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan administrasi kepegawaian, kesejahteraan dan pelayanan
kesehatan pegawai, kegiatan ketata-usahaan, kerumah-tanggaan,
keprotoko-leran, dan penyelenggaraan informatika manajerial dan
pengolahan data pelaporan serta penyiapan ikatan kerja.

2.7 Tujuan dan Sasaran Perusahaan


2.7.1 Tujuan Perusahaan
Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Perusahaan, PT. Angkasa Pura II
telah menetapkan tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan tersebut antara lain :
1. Menjalankan dan mendukung kebijakan program perusahaan dalam segmen
ekonomi dan pembangunan.
2. Mengumpulkan keuntungan bagi perusahaan dengan menjalankan bisnis
kebandar-udaraan yang sesuai dengan asas-asas perusahaan.
2.7.2

Sasaran Perusahaan
PT. Angkasa Pura II telah menetapkan sasaran perusahaan dalam rangka

menyukseskan Tujuan Perusahaan untuk periode tahun 2009 2013 sebagai berikut :
1. Tercapainya pengembangan kegiatan bisnis yang menjadi fokus PT. Angkasa
Pura II serta peningkatan produktivitas kegiatan usaha PT. Angkasa Pura II.
2. Tercapainya kepuasan pengguna jasa melalui pelayanan prima yang didukung
dengan jaminan Service Level Agreement (SLA) dan Service Level
Guarantee (SLG) serta ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh pengguna jasa.
3. Terselenggaranya perbaikan berkelanjutan dalam proses bisnis yang
berlandaskan mutu dan sesuai dengan harapan pengguna jasa.
4. Terciptanya pengembangan leadership system untuk mewujudkan efektifitas
kepemimpinan sebagai role model.
5. Terwujudnya organisasi yang sesuai dengan fungsi pengelolaan bisnis
Bandara dan didukung oleh SDM yang berkinerja tinggi dan kompeten sesuai
fokus bisnis PT. Angkasa Pura II.
6. Terjalinnya integrasi jaringan/networking antar instansi dan Bandara lainnya.

11

2.8 Fasilitas Peralatan Elektronika


Elektronika Bandara adalah

fasilitas

elektronika

yang

mendukung

keselamatan penerbangan. Peralatan Elektronika Bandara terdiri dari :


1. CCTV (Closed Circuit Television)
CCTV (Closed Circuit Television) merupakan alat perekam yang
menggunakan satu atau lebih kamera video dan menghasilkan data video
ataupun audio, disebarkan secara tertutup melalui kabel coaxial atau nircable
(frekuensi 2,4 GHz).

Gambar 2.1 CCTV(close circuit television)


2. X-ray Kabin
X-ray kabin adalah alat yang berfungsi untuk mendeteksi barang-barang yang
dibawa oleh penumpang ke dalam kabin tanpa membuka pembungkusnya,
dan mencegah agar penumpang tidak membawa benda-benda berbahaya yang
terbuat dari logam, seperti senjata tajam, senjata api dan lain-lain.

Gambar 2.2 X-Ray Kabin di bandara

3. X-ray Bagasi

12

X-ray bagasi merupakan suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi


apakah ada barang-barang terlarang yang diangkat seperti ganja, binatangbinatang yang dilindungi dan lain sebagainya yang akan diangkut dalam
bagasi pesawat. X-ray bagasi tersebut diletakkan di cargo.

Gambar 2.3 X-Ray Bagasi


4. Explosive Detector
Explosive detector merupakan alat yang berfungsi untuk mendeteksi bahan
peledak atau bom dan sejenisnya.

Gambar 2.4 Explosive Detector


5. Walk Through Metal Detector
Walk through metal detector merupakan salah satu jenis peralatan security
equipment atau pintu deteksi logam yang berfungsi untuk memeriksa
penumpang dan keberadaan barang atau benda bawaan yang dapat
membahayakan penerbangan.
13

Gambar 2.5 Walk Through Metal Detector


6. Hand Held Detector
Hand held detector adalah alat pendeteksi yang dipegang oleh petugas
penjaga untuk memeriksa benda-benda tajam atau sejenisnya yang diselipkan
atau disembunyikan oleh penumpang pada bagian tubuh penumpang (body
search). Apabila terdapat senjata tajam atau sejenisnya maka alat tersebut
akan berbunyi nyaring.

Gambar 2.6 Hand Held Detector


7. Fire Alarm
Fire alarm adalah sejenis sensor kebakaran yang berbunyi apabila terjadi
kebakaran pada terminal Bandara. Selain itu, ada juga Smoke Detector yang
akan berbunyi ketika ada asap. Thermal Detector (pendeteksi suhu), dan
pendeteksi kilatan cahaya atau cahaya api.

14

Gambar 2.7 Fire Alarm


8. Sound System
Sound system adalah alat yang berfungsi sebagai informasi penerbangan
(pengeras suara).

Gambar 2.8 Sound System

9. Handy Talky
Handy talky merupakan salah satu peralatan telekomunikasi yang berfungsi
untuk komunikasi dua arah. Bekerja pada jalur VHF dan UHF.

15

Gambar 2.9 Handy Talky


10. FIDS
Flight Information Display System (FIDS) merupakan suatu sistem informasi
yang ada pada Bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh yang membantu
memanajemen penumpang baik keberangkatan, transit, dan kedatangan.

Gambar 2.10 Tampilan System FIDS

BAB 3
TEORI DASAR CLOSED CIRCUIT TELEVISION (CCTV)
3.1 Pengertian Closed Circuit Television (CCTV)
16

Gambar 3.1 CCTV


Close Circuit Television adalah kamera pengintai yang digunakan untuk
menyelidiki atau mengawasi suatu tempat yang dianggap rawan dari bahaya.Secara
umum CCTV adalah alat perekam yang menggunakan satu atau lebih kamera video
dan menghasilkan data video ataupun audio disebarkan secara tertutup via kabel
(coax, Ethernet, FO) atau nirkabel (frekuensi 2,4 GHz).
3.1.1 Fungsi Closed Circuit Television (CCTV)
Fungsi CCTV adalah sebagai alat keamanan yang merekam semua aktivitas
sehingga meminimalkan resiko terjadinya kejahatan dan menjaga aset aset
berharga.
3.1.2

Kegunaan Closed Circuit Television (CCTV)


Ada beberapa masalah keamanan sistem informasi yang biasa dijumpai pada

perusahaan-perusahaan besar adalah :


1.

CCTV ini sering digunakan untuk pengawasan di daerah-daerah yang


memerlukan keamanan, seperti bank, bandar udara, militer dan instansi.
Dalam dunia industri, peralatan CCTV dapat digunakan untuk mengamati
bagian dari proses yang jauh dari ruang control. CCTV sistem dapat
beroperasi terus menerus atau hanya diperlukan untuk memantau aktivitas
tertentu. CCTV menjadi populer untuk sistem keamanan .

2. Industri proses yang mengambil tempat dalam kondisi yang berbahaya


bagi manusia sering diawasi oleh CCTV. Ini biasnya digunakan dalam
17

industri kimia, bagian reactors atau fasilitas untuk manufaktur dari bahan
bakar nuklir. Penggunaan kamera thermographik memungkinkan operator
untuk mengukur suhu dari proses.
3. Pemantauan lalu lintas kota. Dalam sistem pemantauan lalu lintas,
menggunakan sistem survillence CCTV untuk mendeteksi kemacetan dan
pemberitahuan adanya kecelakaan. Di negara-negara yang sudah maju
sistem ini biasanya dilengkapi dengan Global Position System (GPS).
4. Transport keselamatan. Sebuah sistem CCTV dapat diinstal di mana
sebuah operator mesin tidak langsung dapat mengamati orang yang
mungkin langsung mengamati operasi mesin. Misalnya, pada sebuah
kereta kereta bawah tanah, kamera CCTV dapat digunakan operator untuk
mengkonfirmasi bahwa orang yang jelas dari mereka sebelum menutup
pintu dan masuk ke kereta.
5. Retensi,

penyimpanan

dan

pelestarian.

Dalam

jangka

panjang

penyimpanan data arsip rekaman dari CCTV merupakan sebuah hal yang
dianggap penting dalam pelaksanaan sebuah sistem CCTV. Rekaman
disimpan untuk beberapa tujuan. Pertama, tujuan utama untuk mereka
yang diciptakan (misalnya, untuk memantau sebuah fasilitas). Kedua,
mereka perlu mempertahankan suatu bukti penting.

3.2 Elemen Closed Circuit Television (CCTV)


3.2.1 Elemen Perancangan CCTV
Ada 5 elemen penting dalam perancangan CCTV, yaitu:

18

Pengambilan gambar lingkungan

lensa kamera

media transmisi

monitor

manajemen sinyal video dan peralatan pengendali.

3.2.2 Pencahayaan
Kamera CCTV sangat membutuhkan pencahayaan yang tepat dalam
pengambilan gambar. Kunci penting dalam memasang CCTV yaitu pada area yang
memiliki pencahayaan yang baik. Jika pencahayaan buruk, diperlukan penambahan
sumber cahaya untuk menampilkan hasil gambar yang bagus sesuai dengan yang di
inginkan.

3.3 PERALATAN CCTV


3.3.1 Kamera dan Lensa
Kamera berfungsi menangkap dan mengambil gambar dan mengubahnya
menjadi sinyal listrik.

Gambar 3.3.1 Jenis-jenis kamera


3.3.1.1 Kamera CCTV berdasarkan Image Sensor
Teknologi CCD pada umumnya dalam aplikasi CCTV meliputi :
19

MOS

Interline transfer

Frame transfer.
Kamera dengan teknologi MOS (Metal Oxide Semiconductor)mempunyai

sensitivitas dan resolusi pengaplikasian yang rendah. Fungsi kamera ini sangat
memuaskan dalam area yang terang. Namun bayangan menyebabkan permasalahan
untuk kamera MOS, hilangnya detail gambar dalam area yang lebih gelap. Teknologi
MOS mempunyai resistansi pada panjang gelombang infra merah, kamera mampu
menghasilkan gambar tajam, namun keriting.
Kamera CCD interline transfer menggunakan pengembangan MOS. Piksel
gambar disusun dalam kolom dan baris, masing-masing dipisahkan oleh ruang kecil.
CCD menggunakan ruang ini untuk memindahkan muatan dari penginderaan piksel
sebenarnya ke area penyimpan. Tidak sebagaimana halnya kamera MOS, kamera
interline transfer CCD memiliki sensitivitas infra merah yang dapat ditingkatkan
dengan menambahkan filter.

Gambar 3.3.1.1 CCD Image Sensor

3.3.1.2 Kamera CCTV berdasarkan Format Gambar

20

Analog

CCTV

(yaitu

kamera

yang

mengirimkan continuous

streaming video melalui Kabel Coaxial format Analog, kurang tepat untuk
system CCTV)

Digital

CCTV

(yaitu

kamera

yang

mengirimkan discrete

streaming video melalui Kabel UTP terhubung dengan internet format


Digital, memberikan Fitur-fitur tambahan dalam system CCTV)

3.3.1.3 Kamera CCTV berdasarkan Lokasi penempatan

Gambar 3.3.1.3 (a) Indoor Camera

Indoor Camera adalah kamera yang ditempatkan di dalam gedung,


umumnya berupa Dome (Ceiling) Camera,Standard Box Camera.

Gambar 3.3.1.3 (b) OutDoor Camera

Outdoor camera adalah kamera yang ditempatkan di luar gedung dan


memiliki casing yang dapat melindungi kamera terhadap hujan, debu,
maupun temperatur yang extreme. Umumnya berupa Bullets Camera yang
telah dilengkapi dengan Infra Red Led (Infra Red Camera). Disamping
21

outdoor camera, standard box camera juga sering kali ditempatkan di luar
dengan menggunakan tambahan Outdoor Housing.

3.5 PERANCANGAN CCTV


3.5.1 Elemen Elemen Perancangan Sistem CCTV
BNC (Bayonet Neill Concelman) connector adalah tipe konektor RF yang pada
umumnya dipasang pada ujung kabel coaxial, sebagai penghubung dengan kamera
CCTV dan alat perekam (DVR) maupun secara langsung ke monitor CCTV.

Gambar 3.5.1 BNC Conector


Kabel Coaxial merupakan sebuah jenis kabel yang biasa digunakan untuk
mengirimkan sinyal video dari kamera CCTV ke monitor. Ada beberapatipe kabel
coaxial yaitu : RG-59, RG-6 dan RG-11. Penggolongannya berdasarkan diameter
kabel dan jarak maksimum yang direkomendasikan untuk instalasi kabel tersebut.

Gambar 3.5.1 Coaxial Cable

Tang Krimping Peralatan untuk Crimp kabel coaxial digunakan sebagai alat bantu
untuk memasang konektor BNC pada kabel coaxial.
22

Gambar 3.5.2 Tang Crimp

Conektor RJ-45 yaitu digunakan untuk conektor kabel jaringan dari kamera cctv ke
computer untuk membentuk suatu jaringan dimana dalam hal ini hanya berlaku pada
system CCTV berbasis internet.

Gambar 3.5.3 Conetor RJ 45

Kabel UTP yaitu kabel yang digunakan bersamaan dengan konektor RJ-45, dimana
hanya digunakan pada system CCTV berbasis internet yang dapat dipantau langsung
melalui jaringan internet dimana saja dan kappa saja.

23

Gambar 3.5.4 UTP Cable


Kabel Power digunakan untuk memasok tegangan AC (searah) 220 V ke adaptor
atau power supply kamera CCTV. Biasanya tipe kabel power yangdigunakan adalah
NYA (21,5mm) maupun NYM (32,5mm). Instalasi kabel power ini sebaiknya juga
menggunakan pipa high impact conduit.

Gambar 3.5.5 Power Cable

Adaptor dan power supply merupakan perangkat yang menyuplai tegangan kerja
ke kamera CCTV, pada umumnya tegangan yang digunakan yaitu 12 Volt DC.
Namun adapula yang menggunakan tegangan 24 Volt (AC) maupun 24 Volt (DC).
Hal ini tergantung pada jenis atau tipe kamera yang digunakan.

Gambar 3.5.6 Adaptor CCTV

24

Kamera CCTV dapat dibedakan menjadi beberapa type yaitu kamera Fixed Dome,
kamera IP, kamera wireless dan kamera PTZ (Pan/Tilt/zoom).Hal ini disesuaikan
dengan kebutuhan dan anggaran anda. Jika anda membutuhkan sebuah kamera yang
perlu diperhatikan adalah mempelajarispesifikasi kamera CCTV sebelum membeli.
Biasanya spesifikasi yang diberikan berupa format lensa CCD (Charge Coupled
Device) yang memiliki ukuran tipikal (1/2, 1/3dan 1/4), TV Lines yang berkaitan
dengan resolusi gambar, LUX yang berkaitan dengan kesensitifan kamera terhadap
cahaya, Varifocal lens yang berkaitan dengan pegaturan sudut/jarak pandang kamera
dan bisa diatur secara manual, indoor, outdoor, dan lain-lain.

Gambar 3.5.7 Kamera CCTV


DVR (Digital Video Recorder) adalah sebuah media penyimpan hasil rekaman
video yang telah terpantau oleh kamera CCTV. Besar kecilnya kapasitas
penyimpanan hasil rekaman tergantung pada harddisk yang terpasang (pada
umumnya 160 Gygabyte, namun adapula yang diupgrade hingga 1 Terabyte). Hasil
rekaman video tersebut ada yang berformat QCIF, MPEG-4 dan avi. Dan biasanya
input DVR terdiri dari 4, 8, 16 dan 32 channel kamera.
Keunggulan DVR :
Kualitas gambar hasil rekaman (resolusi) T640x840 high.
Waktu penyimpanan yang lama (tergantung kapasitas hardisk).
Dapat di back up ke CD/DVD.
Dapat dikoneksikan ke jaringan internet.
Jadwal perekaman yang bias diatur / otomatis
Mempunyai kontroler untuk kamera yang bisa digerakkan.
25

Sedikit perawatan.

DVR
Monitor CCTV ada yang masih menggunakan tabung CRT dan adapula yang
menggunakan LCD. Monitor tersebut dapat menampilkan keseluruhangambar dari
kamera sesuai inputan ke DVR maupun Multiplexser. Tampilan kamera-kamera
dapat dilihat pada monitor dengan pembagian yang berbeda(satu tampilan kamera,
matrik 22, matrik 33 dan matrik 44).

Monitor
Controller yaitu digunakan untuk mengontrol atau menggerakkan kamera CCTV
berjenis PTZ (Pan, Tilt, Zoom) dari jarak jauh. Sehingga dapat menghemat waktu
dan efektifitas perekaman.

Cotroller
3.5.2 Sistem CCTV Sederhana
Sistem

CCTV yang

paling

sederhana

terdiri

dari

kamera

statik,

multiplexer/switcher dan TV monitor,. Kamera dapat di tempatkan di beberapa


area/ruangan yang dianggap penting dan seluruh kejadian dipantau oleh monitor.
sistem ini digunakan dengan pengawasan langsung oleh operator

26

Gambar 3.5.1 Sistem CCTV Sederhana


Perancangan dengan menggunakan 4 buah kamera CCTV yang dihubungkan
langsung dengan monitor mempunyai prinsip yang hamper sama dengan
perancangan dengan menggunakan 1 buah kamera CCTV. 4 buah kamera
dihubungkan dengan menggunakan kabel coaxial ke monitor. Perancangan seperti ini
masih tergolong perancngan system yang sederhana, hal tersebut dikarenakan pada
proses perancangan tanpa disertakan dengan komponen perekam. Sehingga dengan
model perancangan seperti ini, hanya dapat memantau objek yang terpantau oleh
kamera CCTV.
Dalam melakukan perancangan tentunya harus memahami prinsip dari penempatan
dari sebuah kamera CCTV. Hal ini bertujuan agar system yang diinginkan sesuai
dengan kebutuhan kita.

Hal yang perlu diperhatikan antara lain:

Penentuan sudut pandang kamera yang sesuai dengan kebutuhan

Pengaturan cahaya ruangan agar sesuai dengan penempatan posisi kamera.


Hal ini bertujuan agar cahaya dengan lensa kamera tidak saling berlawanan.
Sehingga dihasilkan gambar objek yang baik.
Penentuan jarak antara kamera dengan ogjek yang diamati harus tepat.
27

3.5.2 Sistem CCTV dengan Video Recorder


Sistem CCTV dengan Video Recorder adalah penambahan alat perekam pada
Sistem CCTV Sederhana. Sistem ini terdiri dari kamera statik, multiplexer/switcher,
TV monitor dan Video Recorder yang menggunakan kaset VHS .Dengan adanya alat
perekam operator tidak harus terus menerus mengawasi monitor. Alat perekam juga
memungkinkan kejadian yang sudah berlalu dapat di review/lihat kembali.

Gambar 3.5.2 Sistem CCTV Video Recorder

3.5.3 Sistem CCTV dengan kemera yang dapat digerakkan


Apabila dibutuhkan cakupan wilayah yang luas untuk diamati, penggunaan
satu kemera yang statis tidak lagi memadai dan membutuhkan beberapa kemera statis
untuk mengawasi wilayah yang luas tersebut. Solusi unutk masalah ini adalah
dengan menggunakan kamera yang dapat digerakkan sehingga cakupan wilayah
dapat lebih luas. Kamera ini dapat digerakkan secara vertikal dan horizontal dengan
menggunakan Controller yang di operasikan oleh operator.
Kamera statis dan kamera yang dapat digerakkan dapat digunakan secara
bersamaan.demikian pula dengan penambahan video recorder untuk merekam
kejadian.

28

Combinated Controller

Controller Sistem
Gambar 3.5.3 Combinated Controller dan Controller Sistem

3.5.4 Sistem CCTV dengan Digital Video Recorder (DVR)

29

Gambar 3.5.4 Sistem CCTV dengan Digital Video Recorder


DVR dibuat khusus untuk merekam dengan menggunakan Harddisk sebagai
media penyimpanan. DVR sudah meliputi fungsi Multiplexer/Switcher dan
Controller untuk kamera yang dapat digerakkan. Sistem ini terdiri dari kamera,
monitor dan DVR. Sistem ini dapat dikoneksikan langsung ke jaringan komputer
(LAN).
3.5.5 Sistem CCTV dengan menggunakan komputer
Sistem ini terdiri dari komputer, CCTV Card, dan Software CCTV. Sistem ini
adalah kelas yang tertinggi dari teknologi CCTV dengan kualitas gambar yang tinggi,
dapat dimonitor dari komputer lain yang ada dalam jaringan LAN, fleksibilas yang
lebih baik dibanding DVR, dan banyak keunggulan lainnya.
Gambar yang direkam di Komputer menggunakan teknologi kompresi data sehingga
memungkinkan meyimpan gambar selama 30 hari terus menerus dengan Harddisk 80
GB dan 4 kameranya.

30

Gambar 3.5.5 Sistem CCTV dengan Komputer


Beberapa keunggulan dari Sistem ini, adalah:
-

Rekaman dengan kualitas tinggi

Sedikit atau tidak perlu perawatan

Kecepatan perekaman yang dapat di kostumasi

Dapat menyimpan rekaman 30-60 hari

Dapat Menampilkan banyak kamera secara bersamaan

Mampu mendeteksi objek yang bergerak dan Alarm


31

Pengaturan

jadwal

secara

otomatis,

Mamiliki

kontrol

gerak

dan

pembesaran/zoom untuk kamera.


3.5.6 Sistem CCTV berintegrasi dengan system lain
Berdasarkan tingkat kebutuhannya, maka Sistem CCTV dapat di integrasikan
dengan sistem security yang lain, meliputi :

Gambar 3.5.6 Sistem CCTV Berintegrasi dengan Sistem Lain


-

Alarm

Access Control System

Sistem Deteksi pada pagar

Sistem deteksi kebakaran

Kombinasi Sistem CCTV dengan Access Control dapat dicontohkan apabilah


seorang pegawai ingin memasuki gudang pada hari libur. Dia bisa saja masuk
melewati access control tetapi kehadirannya dapat direkam oleh kamera CCTV pada
saat dia memasukan identitas pada access control. Kesimpulannya kedua alat ini
saling menguatkan dalam sistem security di lokasi tersebut.

32

BAB 4
KONFIGURASI JARINGAN CLOSED CIRCUIT
TELEVISION (CCTV) DI BANDARA SIM

4.1

KONFIGURASI CCTV IP DI BANDARA SIM


Untuk mengkonfigurasi CCTV IP Langkah awal yang harus dilakukan adalah
mengubah IP kita sesuai dengan CCTV IP.
1. Masuk ke Control Panel

Gambar 4.2.1 Masuk Control Panel

2. Pilih Network and Internet

33

Gambar 4.2.2 Pilih Network and Internet


3. Pilih Network and Sharing Center

Gambar 4.2.3 Pilih Network and Sharing Center


4. Pilih Local Area Connection

Gambar 4.2.4 Pilih Local Area Connection

5. Pilih Properties

Gambar 4.2.5 Pilih Properties


34

6. Pilih Internet

Gambar 4.2.6 Pilih Internet


7. Pilih Use the following IP addres, masukkan alamat IP dan subnet mask.

Gambar 4.2.7 Pilih Use the following IP address dan masukkan IP dan subnet
mask
8. Klik OK, dan tutup semua dialog windowsnya.
Setelah kita mengatur IP pada PC, kemudian kita mengkonfigurasi IP pada
CCTV, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :

35

1. Buka web browser pada PC, kemudian masukkan IP dari CCTV di


browser,
misal : http://192.168.1.1

Gambar 4.2.8 Buka link IP


Halaman Pada Sistem Konfigurasi, untuk mengetahui model jenis dan
mengatur jam pada cctv

Gambar 4.2.9 System Konfigurasi


36

Halaman Konfigurasi Network, untuk mengatur jaringan ip address


pada cctv

Gambar 4.2.10 Konfigurasi IP address jaringan

37

Halaman Konfigurasi VIdeo dan Suara, untuk mengatur jenis suatu


gambar dan volume pada cctv

Gambar 4.2.11 Konfigurasi Video dan Suara

Halaman Konfigurasi Gambar, untuk mengatur kontras dan kecerahan


pada suatu objek gambar di cctv

38

Gambar 4.2.12 Konfigurasi Objek Gambar

Halaman Security pada admin login, untuk mngubah dan mengatur


username dan password pada halaman login.

Gambar 4.2.13 Konfigurasi Security pada login


2. Klik click here untuk mendownload InstallPlug
39

Gambar 4.2.14 Download Install Plug


3. Tutup web browser, kemudian install dan jalankan InstallPlug-nya

Gambar 4.2.15 Jalankan InstallPlug


4. Masukkan User name dan Password (Default user name nya adalah
888888, dan default password nya adalah 888888), kemudian klik OK.

40

4.3

PENEMPATAN CCTV DI BANDARA SIM


1. DVR (AVTECH)
No.
1.

Posisi CCTV
Kedatangan Domestik Depan

2.

Kedatangan Dom.Atas Conveyor

3.

Kedatangan Dom.Samping Pintu

4.

Keberangkatan/Depan Pintu masuk

5.

Kedatangan Internasional Depan

6.

Kedatangan Inter.atas Conveyor

7.

Kedatangan Inter.dekat eskalator

8.

Depan kantor Elband

9.

Depan Counter Check in

10.

Ruangan VIP

11.

Lt.2 atas Escalator Ke RT.Domestik

12.

Lt.2 atas Escalator ke RT.Inter

13.

Tenant Mixing

14.

RT Inter. Sorot X-Ray

15.

Ruang Tunggu Inter. Tengah

16.

RT Domestik. Sorot X-Ray

17.

Ruang Tunggu Domestik Tengah

18.

Anjungan Bawah

19.

Anjungan Tengah atas Tangga(Hall Pengantar)

20.

Anjungan Kanan atas Tangga(Perkantoran)

21.

Anjungan Kanan atas Tangga(Perkantoran)

22.

Anjungan LT.3 Sebelah Kanan

23.

Anjungan LT.3 Sebelah Kiri

24.

Dalam Perkantoran Anjungan Kiri

25.

Dalam Perkantoran Anjungan Kanan

26.

Parkiran Sepeda Motor(Terminal Kiri)

27.

Parkiran VIP(Terminal Kiri)

28.

Conveyor Kiri Belakang

29.

Conveyor Tengah Belakang


41

30.

Conveyor Kanan Belakang

31.

Apron Kiri

32.

Apron Kanan

2. DVR (VIVOTEK)
No.
1.

Posisi CCTV
Depan Cargo

2.

Parkiran Depan Cargo

3.

Cargo Dekat Ruangan Security

4.

Pintu Depan Cargo

5.

Cargo Tengah

6.

Pintu Belakang Cargo

7.

HandKey Kantor ADM

8.

Ruang Rapat (Meeting Room) Kantor ADM

9.

Depan Ruang GM

10.

Ruang Tengah ADM

11.

Ruang Manager

12.

Parkiran ADM

3. Camera Launch
No

Posisi CCTV

.
1.

Informasi

2.

Parkiran Sepeda Motor Terminal

3.

Parkiran Mobil Terminal Kiri

4.

Parkiran Mobil Terminal Kanan

5.

Pintu Masuk Air Side Pos Security

6.

Gedung Shelter Glide Path

4. Camera Sony
No.
1.

Posisi CCTV
Kedatangan Internasional (Imigrasi)Indoor

2.

Cargo Samping Outdoor


42

3.

CCR 35 Outdoor

4.

PKP-PK Outrdoor

5.

Pos Parkir Depan Outdoor

6.

Rumah Gm Indoor

7.

Water Treatment Outdoor

8.

Apron Domestik Outdoor

9.

Apron Internasional Outdoor

10.

CCR 17 Indoor

11.

CCR 35 Indoor

12.

SCP 1 (X-Ray Bagasi) Indoor

13.

Ticketing Kanan Indoor

14.

Ticketing Kiri Indoor

15.

Pintu Masuk Keberangkatan Inter. Indoor

16.

Stand By
BAB 5
PENUTUP

5.1

Kesimpulan
Dari pelaksanaan Kerja Praktek(KP) sampai pada penyelesaian laporan, maka

dapat diambil kesimpulan adalah sebagai berikut :


1. Closed Circuit Television (CCTV) merupakan sistem kamera untuk keamanan
yang berfungsi untuk mengawasi atau mengamati suatu area tertentu.
2. CCTV mengambil objek dan menempatkannya dalam bentuk visual yaitu
gambar atau video pada monitor.
3. CCTV merupakan suatu sistem yang digunakan untuk mengawasi dan
mengamati area kerja yang jauh dari jangkauan operator.
4. Sistem CCTV dapat merekam selama 24 jam dengan kemampuan
penyimpanan yang bergantung pada harddisk yang digunakan. Rekaman
dapat ditayangkan pada jam, menit, bahkan detik pada saat rekaman dimulai.
43

5. Jumlah kamera yang ada pada area terminal Bandara Sultan Iskandar Muda
adalah enam puluh enam kamera yang terdiri dari tiga jenis kamera, yaitu
kamera Dome Ptz (Camera Indoor), Rotary Zoom Camera dan weather Proof
Camera. Masing masing mengggunakan tiga puluh empat kamera Dome
Ptz, dua puluh delapan kamera Rotary Zoom, dan dua belas kamera Weather
Proof.
6. CCTV berfungsi sebagai alat keamanan tambahan yang dapat merekam
semua aktifitas, sehingga meminimalkan terjadinya resiko kejahatan dan
menjaga asset asset Bandara dan meningkatkan pelayanan kepada pengguna
jasa.
7. Ada 5 elemen yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan suatu system
CCTV, antara lain yaitu pencahayaan, lensa kamera, media transmisi,
monitor, dan manajemen sinyal video serta peralatan pengendali.
8. Berdasarkan format gambar, Kamera CCTV dibagi atas dua macam, yaitu:

Analog CCTV, yaitu kamera yang mengirimkan continuous streaming


video melalui kabel coaxial format analog.

Digital CCTV, yaitu kamera yang mengirimkan discrete streaming video


melalui kabel UTP terhubung dengan internet format digital.

9. Ada beberapa alat dan bahan yang digunakan untuk memasang CCTV, yaitu :

BNC (Bayonet Neill Concelman) connector adalah tipe konektor RF


yang pada umumnya dipasang pada ujung kabel coaxial, sebagai
penghubung dengan kamera CCTV dan alat perekam (DVR) maupun
secara langsung ke monitor CCTV.

Kabel Coaxial merupakan sebuah jenis kabel yang biasa digunakan


untuk mengirimkan sinyal video dari kamera CCTV ke monitor. Ada
beberapatipe kabel coaxial yaitu : RG-59, RG-6 dan RG-11.
Penggolongannya berdasarkan diameter kabel dan jarak maksimum yang
direkomendasikan untuk instalasi kabel tersebut. Lihat tabel dibawah.

44

Peralatan untuk Crimp kabel coaxial digunakan sebagai alat bantu


untuk memasang konektor BNC pada kabel coaxial.

Conektor RJ-45 yaitu digunakan untuk conektor kabel jaringan dari


kamera cctv ke computer untuk membentuk suatu jaringan dimana dalam
hal ini hanya berlaku pada system CCTV berbasis internet.

Kabel UTP yaitu kabel yang digunakan bersamaan dengan konektor RJ45, dimana hanya digunakan pada system CCTV berbasis internet yang
dapat dipantau langsung melalui jaringan internet dimana saja dan kapan
saja.

Kabel Power digunakan untuk memasok tegangan AC (searah) 220 V ke


adaptor atau power supply kamera CCTV. Biasanya tipe kabel power
yangdigunakan adalah NYA (21,5mm) maupun NYM (32,5mm).
Instalasi kabel power ini sebaiknya juga menggunakan pipa high impact
conduit.

Adaptor dan power supply merupakan perangkat yang menyuplai


tegangan kerja ke kamera CCTV, pada umumnya tegangan yang
digunakan yaitu 12 Volt DC. Namun adapula yang menggunakan
tegangan 24 Volt (AC) maupun 24 Volt (DC). Hal ini tergantung pada
jenis atau tipe kamera yang digunakan.

Monitor berfungsi mendisplaykan atau menampilkan hasil penangkapan


gambar dari kamera yang berbentuk sinyal listrik menjadi bentuk citra
gambar sesuai dengan gambar secara live maupun playback.

Montor CRT

Monitor LCD

Monitor Plasma

Multiplexer berfungsi mengatur tampilan dan perekaman gambar dari


kamera ke monitor dan VCR.

Digital Video Recorder (DVR) memiliki kemampuan sebagai


multiplexer dan VCR, namun berbasis teknologi digital computer. DVR
dibuat khusus merekam dengan Hardisk sebangai media penyimpanan.
45

Adapun jenis remote control yang digunakan diruang control room pada
area terminal adalah jenis AVTECH. DVR yang digunakan pada area
terminal juga jenis DVR AVTECH.

10. Penulis dapat mengetahui cara merawat dan memperbaiki Closed Circuit
Television (CCTV) dengan benar dan sesuai prosedur PT. Angkasa Pura II.
11. Penulis dapat mengetahui caramemasang CCTV.
12. Penulis dapat mengetahui cara mengatur IP CCTV.
13. Penulis dapat memahami cara kerja CCTV dengan menggunakan Wi Fi
atau LAN dan cara memasang kabel LAN pada CCTV.
14. Penulis dapat mengetahui sensor apa saja yang dipakai pada CCTV.
15. Penulis juga dapat mengetahui system control CCTV pada control room
CCTV.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir, Pengenalan Sistem Informasi, Revisi ed., Dewi H, Ed.


Yogyakarta, Indonesia: Penerbit ANDI, 2014.

46

Anda mungkin juga menyukai