Kelompok 5
Tia Sulistiani (31113049)
Yayi Hidayat (31113051)
Zulfani Akbar (31113054)
Farmasi 3A
C. Sifat Keasaman
Nipasol bersifat asam lemah karena atom O memiliki elektron bebas sehingga
pasangan elektron melimpah dan sifatnya akan lebih elektronegatif. Hal itu menyebabkan
elektron pada atom C akan tertarik pada atom O yang menyebabkan atom C bersifat
elektropositif. Karena atom C berikatan dengan gugus OCH3, sehingga atom O akan
bersifat elektronegatif. Akibatnya atom CH3 akan lebih elektropositif yang nantinya akan
melepaskan ion H+.
D. Monografi Bahan
a. Propil Paraben (Nipasol) (Farmakope 5 hal 1072)
BM: 180,20
RM: C10H1203
Propil paraben mengandung 98%dan tidak lebih dari 102% C10H1203, di hitung
terhadap zat yang telah di keringkan.
Pemerian
: Serbuk atau hablur kecil tidak berwarna.
Kelarutan
: Sangat sukar larut dalam air, sukar larut dalam air mendidih mudah
larut dalam etanol dan eter
Etano 1:39 ml
Eter 1:1 ml
b. Aquadest (Farmakope Indonesia Ed.IV hal.1124)
Pemerian
Kelarutan
Titik leleh
Bobot jenis
pH
Stabilitas
Penyimpanan
Kegunaan
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P
Kegunaan
Bobot jenis
OTT
: Dengan aluminium
Penyimpanan
ACIDUM SULFURICUM
Nama Lain
Asam sulfat
Rumus Molekul
H2SO4
Berat Molekul
97,07
Pemerian
Penyimpanan
K/P
Zat tambahan
FERRI CHLORIDUM
Nama Lain
Rumus Molekul
FeCl3
Berat Molekul
162,2
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
NATRII HYDROXYDUM
Nama Lain
Natrium hidroksida
Rumus Molekul
NaOH
Berat Molekul
40
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
K/P
Zat tambahan
: Asam oksalat
RM
: (CO2H)2.2H2O
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan
Penyimpanan
: NATRII CARBONAS
Nama lain
: Natrium Karbonat R
RM
: Na2CO3
Kelarutan
Pemerian
Penyimpanan
Kegunaan
: FENOLFTALEIN
Nama Lain
: Fenolftalein, Indikator PP
RM
: C20H14O4
BM
: 318,33
Pemerian
Kelarutan
Penyimpana
K/P
: Zat tambahan,indicator
Bahan
Larutan NaOH 0,1 N
Etanol 95%
Sampel (Nipasol)
Larutan H2SO4 0,1 N
Larutan Penolftalein
Asam Oksalat
Na2CO3
Aquadest
FeCl3
F. Prosedur
a. Isolasi serbuk
Sampel Serbuk
Di timbang 3 gram
Tambahkan HCL
dari matrik.
Centrifuga
Dekantasi
Filtrat
Filtrat
Residu
Residu
Filtrat
Residu
Tambahkan air 10 ml
Tambahkan 3 tetes
indikator pp
Tambahkan air 10 ml
Tambahkan 3 tetes
indikator pp
Tambahkan air 50 ml
Tambahkan 3 tetes
indikator pp
Tambahkan 3 tetes
indikator pp
Perhitungan : N. NaOH =
mg. AsamOksalat
BE Asam Oksalat x V . NaOH
60 mg
63,03 x 10,56 ml
60 mg
665,5968
N. NaOH = 0,0901 N
b). Pembakuan etanol dengan NaOH
Volume NaOH
10,7 ml
10,5 ml
10,5 ml
10,56 ml
Perhitungan : N. Etanol
Volume NaOH
0,5 ml
0,3 ml
0,5 ml
0,43 ml
V . NaOH x N . NaOH
V . Etanol
0,43ml x 0,09
10 ml
0,0387 ml
10ml
N. Etanol = 0,00387 N
c). Pembakuan H2SO4 dengan Na2CO3
Berat Na2CO3 (mg)
20 mg
20 mg
20 mg
Perhitungan : N. H2SO4
mg . Na 2CO 3
BE Na2 CO 3 x V . H 2 SO 4
20 mg
52,995 x 3,83 ml
20 mg
202,97085
Volume H2SO4
3,9 ml
3,9 ml
3,7 ml
3,83 ml
N. H2SO4 = 0,0985 N
d). Penetapan kadar sampel
Volume Sampel (ml)
10 ml
10 ml
10 ml
Volume NaOH yng bereaksi dengan Sampel = V NaOH berlebih - V H2SO4 V blanko
Perhitungan : N. Sampel
V . NaOH x N . NaOH
V . Sampel
10,4 ml x 0,09
10 ml
0,936 ml
10 ml
N. Sampel = 0,0936 N
Gram = N x V x BE
= 0,0936 x 0,01 x 180,20
= 0,1686672 gram
% Kadar
gram sampel
gram penimbangan awal
0,1686672 gram
x 100%
3 gram
x 100%
= 5,62 %
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu mengenai turunan asam hidroksibenzoat yaitu
Nipasol. No sampel 6D. Sampel yang di dapat dalam bentuk serbuk yang di dalamnya
terdapat bahan-bahan tambahan seperti amylum. Maka dari itu harus di lakukan isolasi
terlebih dahulu untuk mendapatkan isolat murni dari nipasol.
Nipasol merupakan turunan asam hidroksi benzoat dalam bentuk para karena
gugus hidroksilnya berada pada para. Untuk itu nipasol termasuk ke dalam asam lemah
karena jarak para paling jauh sehingga induksi lebih kecil dan atom C akan lebih lemah
terinduksi sehingga sifat keasamannya akan lebih lemah daripada isomer orto dan meta
karena jaraknya yang lebih dekat.
Nipasol memiliki sifat asam karena dalam strukturnya ia melepas kan ion H+
menurut teori Bronsted Lowry. Nipasol merupakan pengawet yang sering digunakan
dalam sediaan farmasi seperti salep, tablet, serbuk, ataupun sediaan larutan. Maka
nipasol itu di temukan dalam jumlah yang sedikit.
Pertama di lakukan isolasi nipasol dari serbuk untuk memisahkan zat nipasol dari
matriknya. Nipasol yang di gunakan di timbang sebanyak 3 gram kemudian di masukkan
ke dalam tabung centrifuga masing-masing 1 gram. Kemudian tiap 1 gram di larutkan
dengan etanol 95%. Di gunakan pelarut etanol karena nipasol ini bersifat non polar atau
sukar larut dalam air, maka digunakan etanol karena dapat larut dengan perbandingan
1:3,9. Lalu d votex untuk menghomogenkan dan di sentrifugasi untuk memisahkan
filtrat dan residunya. Lalu filtrat di tuang ke dalam labu ukur dan residu di uji dengan
FeCl3 untuk menguji masih ada tidaknya zat nipasol dalam residu dengan di tandai
larutan berwarna kuning amorf. Jika positif maka di larutkan kembali dengan etanol 95%
di vortex dan di sentrifugasi di ambil filtratnya. Di lakukan pengulangan sampai kadar
nipasol benar-benar nol. Kali ini di lakukan 3 kali pengulangan. Filtrat yang di dapat di
gunakan untuk uji kuantitatif dengan titrasi asam basa asidimetri.
Reaksi antar Propilparaben dan etanol
O
HO
O
OH
propylparabenethanol
4-Hydroxy-2-propyl-benzoic acid 2-hydroxy-ethyl ester
Nipasol merupakan senyawa fenolik yang bersifat asam lemah sehingga untuk
menentukan kadarnya di gunakan titrasi asam basa tidak langsung, karean jika suatu
garam yang terbentuk dari campuran asam lemah dan basa kuat dengan perbandingan
yang sama di larutkan dalam air maka kation dari asam lemah dapat terhidrolisis
sedangkan anion dari basa kuat tidak dapat terhidrolisis. Jadi garam yang terbentuk dari
campuran asam lemah dan basa kuat terhidrolisis sebagian sehingga titik akhir titrasi
sulit ditentukan jika menggunakan titrasi langsung.
Sebelum dilakukan titrasi terlebih dahulu di lakukan pembakuan NaOH, H2SO4,
dan blanko yaitu etanol. Karena larutan sekunder ini bersifat tidak stabil, oleh karena itu
untuk mengetahui konsentrasinya di lakukan pembakuan. Pada pembakuan NaOH
dengan asam oksalat di dapat kan kada NaOH yaitu 0,09 N. Pada pembakuan blanko
yaitu etanol dengan titran NaOH di dapat kadar 0,00387 N dan rata-rata NaOH yang
bereaksi dengan etanol yaitu 0,43 ml. Sedangkan pada pembakuan H2SO4 sebagai titran
dengan Na2CO3 di dapat kadar 0,098 N.
Setelah di lakukan pembakuan selanjutnya di lakukan penetapan kadar sampel
yaitu dengan memipet 10 ml sampel yang telah diisolasi dan di tambahkan indikator pp
bereaksi dengan NaOH berlebih sampai terbentuk warna pink dan dalam pH 10.
Reaksi antara Propilparaben dan NaOH
Na+
-O
OH
HO
OH
propylparabensodiumhydroxide
Sodium; 1,4,6-trihydroxy-6-propyl-cyclohexa-2,4-dienecarboxylate
Setelah itu kelebihan NaOH di titrasi kembali dengan baku asam yaitu H2SO4
sampai bening dan Ph dalam keadaan netral.
Reaksi antara propilparaben dan H2SO4
O
O
O
S
HO
O
O
propylparabensulfuricacid
OH
O
S
HO
OH
propylparabensodiumhydroxidesulfuricacid
Sodium; 1,6-dihydroxy-6-propyl-4-sulfooxy-cyclohexa-2,4-dienecarboxylate
Reaksi antara Propil Paraben, NaOH, pp dan Asam Sulfat
H. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan di dapatkan % Kadar Nipasol dengan nomor sampel 6D yaitu
5,62%.
Daftar Pustaka
Shevla, G. 1985. Vogel Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT.
Kalman
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.