Disusun Oleh :
Kelompok 6
Aryana Naufal (3111006)
Dewi (3111011)
Nova Mardiana (31113034)
A. Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilakukan untuk menganalisa panjang gelombang, absorban, dan
kadar asam benzoat dalam sampel menggunakan spektrofotometri UV.
B. Dasar Teori
Asam hidroksi benzoat bisa terdapat sebagai isomer orto, meta dan para. Isomer
orto adalah asam salisilat dan turunan-turunannya misalnya natrium salisilat , ester dari
gugus karboksilnya seperti metil salisilat dan ester dari gugus hidroksilnya seperti
asetosal. Sebagai contoh isomer para adalah nipasol dan nipagin, sedangkan isomer
meta dan turunannya hampir tidak digunakan dalam farmasi (Sudjadi, 2008).
Asam benzoat merupakan asam yang cukup kuat dan dapat digunakan sebagai
baku primer untuk pembakuan basa kuat dengan indikator fenolftalein. Adanya gugus
hidroksil pada asam benzoat pada posisi orto menaikka ionisasi hidrogen karboksil
hampir 100 kali ionisasi gugus karboksil pada asam benzoat yang disebabkan oleh
gugul hidroksil. Asam meta dan para hidroksi benzoat mempunyai ionisasi yang hampir
sama dengan asam benzoat. Pada substitusi meta tidak terjadi mesomeri dan hanya ada
efek mesomeri dan induksi, meskipun demikian efek induksi pada kedudukan meta.
Substitusi pada gugus alkil atau asil tidak mempunyai efek yang besar pada ionisasi
asam karena tidak ada efek mesomeri, sedangkan efek induksinya sangat lemah, oleh
karena itu semua asam benzoat dan turunannya yang gugus hidroksilnya tidak
tersubstitusi dapat ditetapkan kuantitatif secara titrasi langsung dengan baku basa
menggunakan indikator fenolftalein (Sudjadi, 2008)
Asam hidroksi benzoat dan turunannya dapat juga ditetapkan secara kuantitatif
pada daerah ultraviolet karena asam hidroksi benzoat dan turunannya mempunyai
kromofor yang mampu menyerap sinar UV. Panjang gelombang maksimal untuk asam
benzoat berada di sekitar 230 nm (Sudjadi, 2008)
Struktur kimia asam benzoat :
2
3
4
5
a
b
6
7
a
b
energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan
sebagai fungsi dari panjang gelombang (Khopkar, 2010)
Prinsip Spektrofotometri uv-vis mengacu pada hukum Lambert-Beer. Apabila
cahaya monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut
akan diserap, sebagian dipantulkan dan sebagian lagi akan dipancarkan.
Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinu,
monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk
mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blanko ataupun pebanding (Khopkar,
2010)
Bagian-bagian Spektrofotometer UV-Vis :
1.
Sumber
Sumber yang biasa digunakan pada spektroskopi absorpsi adalah lampu wolfram.
Arus cahaya tergantung pada tegangan lampu
2. Monokromator
Digunakan untuk memperoleh sumber, sinar yang monokromatis. Alatnya dapat
berupa prisma ataupun grating. Untuk mengarahkan sinar monokromatis yang
diinginkan dari hasil penguraian ini dapat digunakan celah
a.
Prisma
Prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar mungkin supaya
jangkauan spektrum.
Celah optis
Celah ini digunakan untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diharapkan
dari sumber radiasi. Apabila celah berada pada posisi yang tepat, maka radiasi
Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada
berbagai panjang gelombang. Pada spektrofotometer, tabung pengganda elektron
yang digunakan Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan.
Sinar kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder
dan ditampilkan dalam bentuk angka-angka pada reader (komputer).
Syarat-syarat ideal sebuah detector adalah :
5. Visual display
Merupakan sistem baca yang memperagakan besarnya isyarat listrik, menyatakan
dalam bentuk % Transmitan maupun Absorbansi.
Ekstraksi adalah jenis pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan
atau cairan. Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan pelarut
kemudian terjadi kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang datar antar
muka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan massa dengan cara difusi.
Bahan ekstraksi yang telah tercampur dengan pelarut yang telah menembus
kapiler-kapiler dalam suatu bahan padat dan melarutkan ekstrak larutan dengan
konsentrasi lebih tinggi di bagian dalam bahan ekstraksi dan terjadi difusi yang
memacu keseimbangan konsentrasi larutan dengan larutan di luar bahan (Sudjadi,
1988).
Ekstraksi padat-cair atau Leaching adalah transfer difusi komponen terlarut
dalam dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang
bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan
semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat
dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi.
Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut.
Namun sering juga digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya (Lucas,
1949).
C. Uraian Bahan
1 Asam Benzoat (F I, edisi III : 49)
Sinonim
: Acidum Benzoicum
Rumus Kimia
: C7H6O2
Struktur
:
Pemerian
Kelarutan
: Etanol, alcohol
: cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah
bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan
memberikan nyala biru yang tidak berasap.
: Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam
eter P.
Penyimpanan
BJ
3
A. Prosedur
1. Isolasi sampel
X=
500.100
1000
X = 50 mg
Pengenceran
- 1 ppm dalam 25 ml
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 500 = 1 . 25
1,25
V1 = 500
V1 = 0,05 ml
- 1,4 ppm dalam 25 ml
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 500 = 1,4 . 25
1,4.25
V1 =
500
V1 = 0,07 ml
- 2 ppm dalam 25 ml
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 500 = 2 . 25
2.25
V1 =
500
V1 = 0,1 ml
Panjang gelombang ()
228
228
228
Absorbansi
0,246
0,343
0,390
1,6
1,8
2
Persamaan:
228
228
228
y = bx + a
b = 0,497
a = -0,279
r = 0,969
y = 0,497x + (-0,274)
b (x) + a
0,705
0,497
x = 1,418 ppm
= 7.09 mg
7.09
% kadar = 1000 x 100
= 0.709 %
Gambar
0,502
0,559
0,790
Gambar 1
Absorbansi standar
Gambar 2
Kurva kalibrasi
Gambar 3
Absorbansi Sampel
E. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu mengenai penetapkan kadar dalam suatu sampel
yang berbentuk serbuk yang berisi analit dan matriks. Analit yang akan dianalisis
kadarnya adalah asam benzoat dengan no. Sampel 6E.
Sebelum dilakukan penentuan kadar, terlebih dahulu dilakukan isolasi
terhadap sampel tersebut. Isolasi ini bertujuan untuk memisahkan analit dari zat-zat
pengganggu atau matriks dalam sampel. Metode ekstraksi yang dilakukan yaitu
ekstraksi padat-cair. Ekstraksi padat-cair dilakukan dengan cara sentrifugasi untuk
menghilangkan partikulat. Sampel asam benzoat
terlebih dahulu untuk mengetahui bobot awal, penimbangan ini sangat berpengaruh
terhadap perhitungan kadar nanti setelah dilakukannya proses penentuan absorbansi
pada spektrofotometri. Setelah itu sampel dibagi 2 bagian agar bila terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan dapat diulang kembali karena masih memiliki cadangan sampel.
Sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi dilarutkan dengan pelarut etanol sesuai
dengan literatur farmakope edisi V bahwa asam benzoat sukar larut dalam air, larut
dalam etanol, kloroform dan eter. Sampel dikocok kemudian di vorteks untuk
memperbesar luas permukaan partikel selanjutnya di sentrifugasi. Dipilih pemisahan
memakai alat sentrifugasi karena pada saat pemisahan dengan menggunakan alat ini
dapat memberikan hasil yang baik yaitu untuk memperkecil ukuran partikel dan
memisahkan antara zat yang terlarut dalam pelarut dan residu yang mengendap.
Dilakukan uji kualitatif pada saat selesai sentifugasi. Uji kualitatif yang dilakukan
adalah dengan penambahan pereaksi FeCl3 dalam keadaan basa yang menghasilkan
endapan Besi(III)benzoat yang berwarna coklat.
Reaksi :
3 C6H5COOH + FeCl3
Fe(C6H5COO)3 + 3 HCl
Hal ini dilakukan agar kita dapat mengetahui apakah setelah disentrifugasi masih
terdapat asam benzoat pada residunya atau tidak. Setelah beberapa kali sentrifugasi,
larutan hasil tiap-tiap sentrifugasi disatukan dan di add dengan etanol sebanyak 50 ml
dalam labu ukur. Kemudian sampel siap untuk dianalisis kadarnya dengan alat
spektrofotometri.
Kadar asam benzoat dapat diketahui dengan menggunakan spektrofotometer
UV. Karena pada struktur asam benzoat terdapat gugus kromofor ikatan V. Gugus
kromofor mampu menyerap sinar UV, panjang gelombang maksimal untuk asam
benzoat berada di sekitar 230 nm. Pembuatan stok baku pembanding asam benzoat
sebanyak 500 ppm. Hal ini dilakukan untuk mengetahui absorban dari larutan stok
tersebut, apabila lebih dari rentang 0,2 nm 0,8 nm harus di encerkan untuk
mendapatkan absorbansi di rentang tersebut. Didapat konsentrasi untuk rentang tersebut
sebanyak 1 ppm, 1,2 ppm, 1,4 ppm, 1,6 ppm, 1,8 ppm, dan 2 ppm, pada panjang
gelombang 200-400 nm. Panjang gelombang analisis yang dipilih adalah 228 nm,
karena pada panjang gelombang tersebut, asam benzoat memberi puncak yang baik.
kemudian dilakukan analisis untuk membuat kurva kalibrasi dan untuk mengetahui
absorban sampel, didapat absoban sampel sebesar 0.431. Dari kurva standar antara
absorbansi terhadap konsentrasi diperoleh persamaan garis linier yang merupakan
hubungan antara absorbansi (y) dengan konsentrasi (x) larutan standar sebagai berikut :
y = 0,497 (x) + (-0,274) dengan nilai R sebesar 0.969. Hal ini menyatakan bahwa kurva
kalibrasi memiliki keakuratan dalam penentuan konsentrasi sebesar 96 %.
Untuk penentuan kadar asam benzoat dalam sampel dilakukan pengukuran
absorbansi larutan sampel. Konsentrasi (x) asam benzoat dalam sampel diperoleh
dengan cara mensubstitusikan nilai absorbansi larutan sampel terhadap (y) yaitu 0.431
pada persamaan y = 0,497 (x) + (-0,274). Sehingga didapat nilai x sebesar 1.418 ppm
dan persen analit yang didapat adalah sebesar 0.709 %.
F. Kesimpulan
Kadar Asam benzoat pada sampel berbentuk sediaan serbuk yang diteliti adalah
sebesar 0.709 %.
G. Daftar Pustaka
Farmakope Indonesia Edisi V . 2014. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
Sudjadi, R.A. 2007. Analisi Kualitatif Obat. Yogyakarta : UGM Press