Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI ANALISIS II


ASAM HIDROKSI BENZOAT DAN TURUNANNYA

Penentuan Kadar Asam Benzoat


Dalam Sediaan Serbuk Dengan Metode Spektrofotometri Uv

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Aryana Naufal (3111006)
Dewi (3111011)
Nova Mardiana (31113034)

PRORGAM STUDI S1 FARMASI


STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA
2016

A. Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilakukan untuk menganalisa panjang gelombang, absorban, dan
kadar asam benzoat dalam sampel menggunakan spektrofotometri UV.
B. Dasar Teori
Asam hidroksi benzoat bisa terdapat sebagai isomer orto, meta dan para. Isomer
orto adalah asam salisilat dan turunan-turunannya misalnya natrium salisilat , ester dari
gugus karboksilnya seperti metil salisilat dan ester dari gugus hidroksilnya seperti
asetosal. Sebagai contoh isomer para adalah nipasol dan nipagin, sedangkan isomer
meta dan turunannya hampir tidak digunakan dalam farmasi (Sudjadi, 2008).
Asam benzoat merupakan asam yang cukup kuat dan dapat digunakan sebagai
baku primer untuk pembakuan basa kuat dengan indikator fenolftalein. Adanya gugus
hidroksil pada asam benzoat pada posisi orto menaikka ionisasi hidrogen karboksil
hampir 100 kali ionisasi gugus karboksil pada asam benzoat yang disebabkan oleh
gugul hidroksil. Asam meta dan para hidroksi benzoat mempunyai ionisasi yang hampir
sama dengan asam benzoat. Pada substitusi meta tidak terjadi mesomeri dan hanya ada
efek mesomeri dan induksi, meskipun demikian efek induksi pada kedudukan meta.
Substitusi pada gugus alkil atau asil tidak mempunyai efek yang besar pada ionisasi
asam karena tidak ada efek mesomeri, sedangkan efek induksinya sangat lemah, oleh
karena itu semua asam benzoat dan turunannya yang gugus hidroksilnya tidak
tersubstitusi dapat ditetapkan kuantitatif secara titrasi langsung dengan baku basa
menggunakan indikator fenolftalein (Sudjadi, 2008)
Asam hidroksi benzoat dan turunannya dapat juga ditetapkan secara kuantitatif
pada daerah ultraviolet karena asam hidroksi benzoat dan turunannya mempunyai
kromofor yang mampu menyerap sinar UV. Panjang gelombang maksimal untuk asam
benzoat berada di sekitar 230 nm (Sudjadi, 2008)
Struktur kimia asam benzoat :

Asam benzoat diproduksi secara komersial dengan oksidasi parsial toluen


dengan oksigen. Proses ini dikatalisis oleh kobalt ataupun mangan naftenat. Proses ini
menggunakan bahan-bahan baku yang murah, menghasilkan rendemen yang tinggi, dan
dianggap sebagai ramah lingkungan.
Asam benzoat adalah zat pengawet yang sering dipergunakan dalam saos dan
sambal. Asam benzoat disebut juga senyawa antimikroba karena tujuan penggunaan zat
pengawet ini dalam kedua makanan tersebut untuk mencegah pertumbuhan khamir dan
bakteri terutama untuk makanan yang telah dibuka dari kemasannya. Jumlah
maksimum asam benzoat yang boleh digunakan adalah 1000 ppm atau 1 gram per kg
bahan (permenkes No 722/Menkes/per/1X/1988).
Analisis asam hidroksi benzoat dapat menggunakan metode :
1

2
3
4
5
a
b
6
7
a
b

Metode asidi alkalimetri :


a Titrasi langsung terhadap asam bebas.
b Titrasi langsung terhadap garam asam hidroksi benzoat pada sistem dua fase.
c Penetapan ester asam hidroksi benzoat dengan hidrolisis dan titrasi kembali.
Metode bromometri.
Metode iodometri.
Metode titrasi bebas air.
Metode spektrofotometri :
Spektrofotometri uv.
Spektrofotometri sinar tampak.
Metode spektrofotometri derivatif.
Metode kromatografi :
Kromatografi cair kinerja tinggi.
Kromatografi gas.
Spektrofotometer

sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari

spectrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan


panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
di transmisikan atau yang di absorpsi. Jadi spektrofomoeter digunakan untuk mengukur

energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan
sebagai fungsi dari panjang gelombang (Khopkar, 2010)
Prinsip Spektrofotometri uv-vis mengacu pada hukum Lambert-Beer. Apabila
cahaya monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut
akan diserap, sebagian dipantulkan dan sebagian lagi akan dipancarkan.
Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinu,
monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk
mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blanko ataupun pebanding (Khopkar,
2010)
Bagian-bagian Spektrofotometer UV-Vis :
1.

Sumber
Sumber yang biasa digunakan pada spektroskopi absorpsi adalah lampu wolfram.
Arus cahaya tergantung pada tegangan lampu

2. Monokromator
Digunakan untuk memperoleh sumber, sinar yang monokromatis. Alatnya dapat
berupa prisma ataupun grating. Untuk mengarahkan sinar monokromatis yang
diinginkan dari hasil penguraian ini dapat digunakan celah
a.

Prisma
Prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar mungkin supaya

di dapatkan resolusi yang baik dari radiasi polikromatis.


b. Grating (kisi difraksi)
Kisi difraksi memberi keuntungan lebih bagi proses spektroskopi. Dispersi
sinar akan disebarkan merata, dengan pendispersi yang sama, hasil dispersi
akan lebih baik. Selain itu kisi difraksi dapat digunakan dalam seluruh
c.

jangkauan spektrum.
Celah optis
Celah ini digunakan untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diharapkan
dari sumber radiasi. Apabila celah berada pada posisi yang tepat, maka radiasi

akan dirotasikan melalui prisma, sehingga diperoleh panjang gelombang yang


diharapkan.
d. Filter
Berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya yang
diteruskan merupakan cahaya berwarna yang sesuai dengan panjang
gelombang yang dipilih.
3. Sel absorpsi
Pada pengukuran di daerah tampak kuvet kaca atau kuvet kaca corex dapat
digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah UV kita harus menggunakan sel
kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini, Umumnya tebal kuvet
adalah 10 mm, tetapi yang lebih kecil ataupun lebih besar dapat digunakan
4.

Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada
berbagai panjang gelombang. Pada spektrofotometer, tabung pengganda elektron
yang digunakan Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan.
Sinar kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder
dan ditampilkan dalam bentuk angka-angka pada reader (komputer).
Syarat-syarat ideal sebuah detector adalah :

Mempunyai kepekaan tinggi


Respon konstan pada berbagai panjang gelombang
Waktu respon cepat dan sinyal minimum tanpa radiasi
Sinyal listrik ayng dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi

5. Visual display
Merupakan sistem baca yang memperagakan besarnya isyarat listrik, menyatakan
dalam bentuk % Transmitan maupun Absorbansi.
Ekstraksi adalah jenis pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan
atau cairan. Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan pelarut

kemudian terjadi kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang datar antar
muka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan massa dengan cara difusi.
Bahan ekstraksi yang telah tercampur dengan pelarut yang telah menembus
kapiler-kapiler dalam suatu bahan padat dan melarutkan ekstrak larutan dengan
konsentrasi lebih tinggi di bagian dalam bahan ekstraksi dan terjadi difusi yang
memacu keseimbangan konsentrasi larutan dengan larutan di luar bahan (Sudjadi,
1988).
Ekstraksi padat-cair atau Leaching adalah transfer difusi komponen terlarut
dalam dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang
bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan
semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat
dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi.
Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut.
Namun sering juga digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya (Lucas,
1949).
C. Uraian Bahan
1 Asam Benzoat (F I, edisi III : 49)
Sinonim
: Acidum Benzoicum
Rumus Kimia
: C7H6O2
Struktur
:
Pemerian
Kelarutan

: Hablur halus dan ringan, tidak berwarna, tidak berbau.


: Larut dalam lebih kurang 350 bagian air, dalam lebih kurang 3
bagian etanol (95%) p, dalam bagian kloroform p dan dalam 3
bagian eter p.
2 Etanol 95% (FI ed III hal.65)
Nama resmi
: Aetahanolum
Nama lain
Pemerian
Kelarutan

: Etanol, alcohol
: cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah
bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan
memberikan nyala biru yang tidak berasap.
: Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam
eter P.

Penyimpanan
BJ
3

: dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; ditempat


sejuk, jauh dari nyala api.
: 0,8119-0,8139

Besi Klorida (FI ed III hal 659)


Pemerian
: Hablur atau serbuk hablur; hitam kehijauan, bebas warna
jingga dari garam hidrat yang telah terpengaruh oleh
kelembapan.
Kelarutan

: larut dalam air, larutan beropalesensi berwarna jingga

D. Alat dan Bahan


Alat :
Spektrofotometer uv-vis
Labu ukur
Pipet volume
Pipet tetes
Vorteks
Centrifuga
Tabung reaksi
Spatel
Timbangan analitik
Bahan :
Pro analisis asam benzoate
Sampel 6E (asam benzoate)
etanol
Fecl3
Caco3

A. Prosedur
1. Isolasi sampel

Timbang semua sampel


Sampel dibagi menjadi 2 bagian yang pertama digunakan
untuk analisis yang kedua untuk cadangan

Masukan sampel kedalam tabung reaksi sebanyak 1 gram


Larutkan
Residu
Selanjutnya
Didekantasi
yang
dengan
positif
dimasukan
untuk
pelarut
disolasi
memisahkan
etanol
kedalam
lagisebanyak
sebanyak
filtrat
tabung
dan
10
4sentrifuga,
kali
ml
residu.
kemudian
isolasoi
Filtrat
dan
disentrifuga
dari
danresidu
residudivortex
selama
yang
yangkeempat
dihasilkan
10
selama
menit
hasilnya
5dan
diuji
menit
setiap
kualitatif
negatif.
2 menit
dengan
Filtrat
CaCO
yang
kecepatan
diperoleh
Fecl
RPM
diuji
dinaikan
dengan
positif
sempai
dengan
spektrofotometer
maksimal
terbentuknya
RPM
UV-VIS
3000
warna
3 dan
3 , hasil
kuning kecoklatan.

Siapkan bahan dan pembanding

Uji blanko menggunakan etanol

Uji larutan standar dengan berbagai deret konsentrasi

Buat kurva kalibrasi

Uji sampel yang telah di isolasi (sampel dilarutkan dengan etanol)

Masukkan ke spektrofotometer sampai dihasilkan nilai absorban

Ukur absorban dari sampel

Buat grafik hubungan panjang gelombang dan absorbans

Hitung kadar sampel

B. Data Hasil Pengamatan


- Perhitungan Larutan Standar
Larutan Stok
500 ppm dalam 100 ml
500 mg
X
1000 ml = 100

X=

500.100
1000

X = 50 mg
Pengenceran
- 1 ppm dalam 25 ml
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 500 = 1 . 25
1,25
V1 = 500
V1 = 0,05 ml
- 1,4 ppm dalam 25 ml
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 500 = 1,4 . 25
1,4.25
V1 =
500
V1 = 0,07 ml

1.8 ppm dalam 25 ml


V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 500 = 1.8 . 25
1.8 . 25
V1 =
500
V1 = 0,09 ml

- 1,2 ppm dalam 25 ml


V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 500 = 1,2 . 25
1,2.25
V1 =
500
V1 =0,06 ml
- 1,6 ppm dalam 25 ml
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 500 = 1,6 . 25
1,6.25
V1=
500
VI= 0,08 ml

- 2 ppm dalam 25 ml
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 500 = 2 . 25
2.25
V1 =
500
V1 = 0,1 ml

Nilai absorbansi dari berbagai konsentrasi


Konsentrasi
1
1,2
1,4

Panjang gelombang ()
228
228
228

Absorbansi
0,246
0,343
0,390

1,6
1,8
2
Persamaan:

228
228
228

y = bx + a
b = 0,497
a = -0,279
r = 0,969
y = 0,497x + (-0,274)

sampel Asam Benzoat no. 6E


nilai absorbansi = 0,431
y =

b (x) + a

0,431 = 0,497 (x) + (-0,274)


0,431 + 0,274 = 0,497x
0,705 = 0,497x
x=

0,705
0,497

x = 1,418 ppm

= ppm x Faktor pengenceran


= 1.418 x 50
= 70.9 ppm
100
mg analit = 1000 x 70.9

= 7.09 mg
7.09
% kadar = 1000 x 100
= 0.709 %

Gambar

0,502
0,559
0,790

Gambar 1
Absorbansi standar

Gambar 2
Kurva kalibrasi

Gambar 3
Absorbansi Sampel

E. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu mengenai penetapkan kadar dalam suatu sampel
yang berbentuk serbuk yang berisi analit dan matriks. Analit yang akan dianalisis
kadarnya adalah asam benzoat dengan no. Sampel 6E.
Sebelum dilakukan penentuan kadar, terlebih dahulu dilakukan isolasi
terhadap sampel tersebut. Isolasi ini bertujuan untuk memisahkan analit dari zat-zat
pengganggu atau matriks dalam sampel. Metode ekstraksi yang dilakukan yaitu
ekstraksi padat-cair. Ekstraksi padat-cair dilakukan dengan cara sentrifugasi untuk
menghilangkan partikulat. Sampel asam benzoat

berupa serbuk putih ditimbang

terlebih dahulu untuk mengetahui bobot awal, penimbangan ini sangat berpengaruh
terhadap perhitungan kadar nanti setelah dilakukannya proses penentuan absorbansi
pada spektrofotometri. Setelah itu sampel dibagi 2 bagian agar bila terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan dapat diulang kembali karena masih memiliki cadangan sampel.
Sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi dilarutkan dengan pelarut etanol sesuai
dengan literatur farmakope edisi V bahwa asam benzoat sukar larut dalam air, larut
dalam etanol, kloroform dan eter. Sampel dikocok kemudian di vorteks untuk
memperbesar luas permukaan partikel selanjutnya di sentrifugasi. Dipilih pemisahan

memakai alat sentrifugasi karena pada saat pemisahan dengan menggunakan alat ini
dapat memberikan hasil yang baik yaitu untuk memperkecil ukuran partikel dan
memisahkan antara zat yang terlarut dalam pelarut dan residu yang mengendap.
Dilakukan uji kualitatif pada saat selesai sentifugasi. Uji kualitatif yang dilakukan
adalah dengan penambahan pereaksi FeCl3 dalam keadaan basa yang menghasilkan
endapan Besi(III)benzoat yang berwarna coklat.
Reaksi :
3 C6H5COOH + FeCl3
Fe(C6H5COO)3 + 3 HCl
Hal ini dilakukan agar kita dapat mengetahui apakah setelah disentrifugasi masih
terdapat asam benzoat pada residunya atau tidak. Setelah beberapa kali sentrifugasi,
larutan hasil tiap-tiap sentrifugasi disatukan dan di add dengan etanol sebanyak 50 ml
dalam labu ukur. Kemudian sampel siap untuk dianalisis kadarnya dengan alat
spektrofotometri.
Kadar asam benzoat dapat diketahui dengan menggunakan spektrofotometer
UV. Karena pada struktur asam benzoat terdapat gugus kromofor ikatan V. Gugus
kromofor mampu menyerap sinar UV, panjang gelombang maksimal untuk asam
benzoat berada di sekitar 230 nm. Pembuatan stok baku pembanding asam benzoat
sebanyak 500 ppm. Hal ini dilakukan untuk mengetahui absorban dari larutan stok
tersebut, apabila lebih dari rentang 0,2 nm 0,8 nm harus di encerkan untuk
mendapatkan absorbansi di rentang tersebut. Didapat konsentrasi untuk rentang tersebut
sebanyak 1 ppm, 1,2 ppm, 1,4 ppm, 1,6 ppm, 1,8 ppm, dan 2 ppm, pada panjang
gelombang 200-400 nm. Panjang gelombang analisis yang dipilih adalah 228 nm,
karena pada panjang gelombang tersebut, asam benzoat memberi puncak yang baik.
kemudian dilakukan analisis untuk membuat kurva kalibrasi dan untuk mengetahui
absorban sampel, didapat absoban sampel sebesar 0.431. Dari kurva standar antara
absorbansi terhadap konsentrasi diperoleh persamaan garis linier yang merupakan
hubungan antara absorbansi (y) dengan konsentrasi (x) larutan standar sebagai berikut :

y = 0,497 (x) + (-0,274) dengan nilai R sebesar 0.969. Hal ini menyatakan bahwa kurva
kalibrasi memiliki keakuratan dalam penentuan konsentrasi sebesar 96 %.
Untuk penentuan kadar asam benzoat dalam sampel dilakukan pengukuran
absorbansi larutan sampel. Konsentrasi (x) asam benzoat dalam sampel diperoleh
dengan cara mensubstitusikan nilai absorbansi larutan sampel terhadap (y) yaitu 0.431
pada persamaan y = 0,497 (x) + (-0,274). Sehingga didapat nilai x sebesar 1.418 ppm
dan persen analit yang didapat adalah sebesar 0.709 %.
F. Kesimpulan
Kadar Asam benzoat pada sampel berbentuk sediaan serbuk yang diteliti adalah
sebesar 0.709 %.
G. Daftar Pustaka
Farmakope Indonesia Edisi V . 2014. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
Sudjadi, R.A. 2007. Analisi Kualitatif Obat. Yogyakarta : UGM Press

Anda mungkin juga menyukai