Anda di halaman 1dari 33

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar belakang masalah


Pada pertumbuhan tanaman ada beberapa faktor yang mempengaruhinya,
yaitu faktor internal dan eksternal.Faktor internal yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah faktor genetik. Faktor genetik
inilah yang mengendalikan hormon untuk proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Hormon merupakan suatu senyawa kimia yang dihasilkan oleh tubuh
dalam jumlah sedikit dapat menyebabkan reaksi fisiologis yang besar.Hormon
yang dihasilkan oleh tumbuhan disebut fitohormon.Sedangkan faktor eksternal
yang mempengaruhi pertumbuhan adalah nutrisi, cahaya, suhu, kelembapan dan
aerasi.Nutrisi sangat penting bagi tanaman karena mengandung unsur makro dan
mikro. Peran suhu terhadap pertumbuhan tanaman juga sangat penting karena
suhu berpengaruh terhadap akivitas enzim. Kelembapan berpengaruh terhadap
tanaman.Jika kelembapan rendah maka penyerapan air dan zat-zat mineral
meningkat.Aerasi atau kandungan O2 dalam tanah juga mempengaruhi
pertumbuhan tanaman.Tumbuhan memperoleh nutrisi yang cukup melalui
pemupukan.Penggunaan pupuk yang baik dapat meningkatkan pertumbuhan
suatu tanaman.
Pupuk merupakan

bahan

yang

digunakan

untuk

menyuburkan

tanaman.Pupuk yang baik adalah harus memiliki unsur-unsur C, H, O, N, P, K,


Na, Ca, dan Mg. Unsur-unsur ini merupakan zat hara yang dibutuhkan
tanaman.Zat hara ini diambil tumbuhan dari udara, air dan tanah.Namun akhirakhir ini harga pupuk kian melonjak, seperti halnya pupuk organik dan pupuk
kimia mengalami kenaikan harga yang signifikan.Selain itu para petani kini kian
banyak yang menggunakan pupuk kimia/buatan dan meninggalkan pupuk alami
karena lebih praktis.Pupuk-pupuk kimia/buatan ini memang berguna untuk
menyuburkan tanaman, namun ternyata pupuk kimia/buatan itu juga memiliki

dampak yang tidak baik bagi lingkungan.Oleh karena itu diperlukan suatu
alternatif atau pupuk pengganti yang sehat dan ramah lingkungan.
Monosodium glutamate atau biasa disebut vetsin, biasanya digunakan
sebagai bahan penyedap rasa. Padahal jika diteliti lebih lanjut vetsin memiliki
manfaat lain, yaitu sebagai pengganti pupuk karena didalam MSG mengandung
zat berupa Natrium (Na) seperti pada pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman yang
akan membuat tanaman semakin subur.
Berdasarkan kandungan MSG (vetsin) yang sangat diperlukan oleh
tumbuhan, maka dalam penelitian ini kami ingin melakukan observasi secara
langsung serta eksperimen untuk mengetahui seberapa besar MSG berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman.
1.2 Rumusan masalah dan batasan masalah
1.2.1
Rumusan masalah
Bagaimana pengaruh kadar monosodium glutamate (vetsin) terhadap
pertumbuhan tanaman sawi (Brassica rapa L)?
1.2.2
Batasan masalah
Agar lebih terarah dan tidak terlepas dari permasalahan di atas, perlu adanya
pembatasan masalah terhadap hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini kami menggunakan bibit sawi hijau yang jenisnya sama
yaitu sawi hijau (Brassica rapa L)
2. Dalam penelitian ini pemberian kadar MSG yang berbeda yaitu 0.7%, 1.4%,
2.1%, 2.8%, 3.5%, dan 4.2%
3. Dalam penelitian ini pertumbuhan tanaman sawi diukur dengan melihat
panjang tanaman dalam satuan cm diukur selama 14 hari (dua minggu).
4. Pengulangan yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak tiga
kali.
5. Perlakuan yang dibuat sama pada penelitian ini adalah jenis tumbuhan, media
tanamnya, penyiraman, tempat penyimpanan.
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Membuktikan

bahwa

Monosodium

Glutamat

dapat

mempengaruhi

pertumbuhan tanaman tanaman sawi(Brassica rapa L)


1.4 Manfaat penelitian

1.4.1

Menemukan pupuk MSG yang tidak mencemari lingkungan baik air maupun

1.4.2
1.4.3
1.4.4

tanah yang berada disekitar tanaman.


Mengetahui sejauh mana pengaruh MSG pada tanaman sawi (Brassica rapa).
Membantu pecinta tanaman untuk mendapatkan pengganti pupuk kimia.
Memberikan informasi dasar mengenai pemanfaatan MSG yang selanjutnya
dapat diaplikasikan sebagai pupuk organik yang bermanfaat bagi tanaman.

1.5 Ruang lingkup penelitian


Populasi dalam penelitian ini adalah tanaman sawi, sedangkan sampel
yang digunakan adalah biji tanaman sawi hijau (Brassica rapa L).
1.6 Hipotesis
H0 : Pemberian monosodium glutamate tidak mempengaruhi pertumbuhan
H1 :

tanaman sawi (Brassica rapa).


Pemberian monosodium glutamate mempengaruhi pertumbuhan tanaman
sawi (Brassica rapa).

1.7 Metode penelitian


1.7.1 Rancangan penelitian
Metode penelitian bersifat deskriptif dengan studi literatur dan
eksperimen.
Studi literatur dengan cara mencari informasi atau keterangan yang
bersifat teoritis melalui kajian pustaka yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti. Dari studi literatur diperoleh data yang digunakan sebagai
pembanding data dari hasil eksperimen.
Studi eksperimen dengan melakukan percobaan langsung terhadap
objek yang diteliti.Dari studi eksperimen yang diperoleh data yang digunakan
untuk menarik kesimpulan dari masalah yang diteliti.
Penelitian ini kami laksanakan di Jl. Katalina III No.03 Cibereum, dari
minggu pertama bulan April hingga minggu ketiga bulan April. Pada
penelitian ini bahan yang kami butuhkan adalah Polybag, biji tanaman sawi
(Brassica rapa), monosodium glutamate (vetsin), air, dan tanah. Setelah itu
kami akan membuat tujuh sampel tanaman sawi dengan tiga kali perulangan,
satu diantaranya kami jadikan sebagai control. Kami beri perlakuan yang
sama yaitu terhadap media tanam, penyiraman, waktu pemupukan, dan suhu.

Setelah satu minggu dari penanaman, kami mulai memberi larutan MSG
1.7.2

dengan kadar yang berbeda kepada masing-masing tanaman sawi.


Teknik pengolahan data
Data yang kami peroleh dalam penelitian ini berupa data kuantitatif,
yaitu data pertumbuhan tinggi tanaman yang akan dirata-ratakan dan
digambarkan dalam bentuk grafik.

1.8 Sistematika penulisan


Bab I
: Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
1.3 Tujuan penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
1.6 Hipotesis
1.7 Metode Penelitian
1.8 Sistematika Penulisan
Bab II
: Tinjauan Pustaka
Bab III : Metode Penelitian
3.1 Tahap Penelitian
3.2 Metodologi Penelitian
Bab IV : Hasil dan Pembahasan
Bab V
: Kesimpulan dan Saran

Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
Petumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh
banyak faktor.Faktor-faktor yang berasal dari tumbuhan itu sendiri disebut faktor
internal, sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan disebut faktor eksternal.
2.1.1 Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan adalah faktor genetik. Faktor genetik inilah yang mengendalikan
hormon untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Hormon
merupakan suatu senyawa kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang dalam
jumlah sedikit dapat menyebabkan reaksi fisilogis yang besar.Hormon yang
dihasilkan oleh tumbuhan disebut fitohormon. Beberapa hormon tumbuhan
yang sudah dikenal antara lain auksin, giberelin, sitokinin, etilen, asam
absisat.
a. Auksin
Hormon ini ditemukan oleh Fritz Went, seorang ahli fisiologi
Belanda pada tahun 1928.Hormon auksin dihasilkan oleh tanaman pada
daerah meristem, seperti pucuk batang dan ujung akar.Auksin dapat pula
dijumpai pada tunas, daun muda, bunga ataupun buah.Hormon auksin
yang paling dikenal adalah IAA (indole acetic acid) yang strukturnya
mirip dengan struktur asam amino triptofan.IAA disintesis di meristem
apikal, daun-daun muda, dan biji.Sifat hormon auksin adalah aktivitasnya
dihambat oleh adanya cahaya.
Fungsi hormon auksin bagi tanaman, antara lain
1) Berperan dalam pembelahan dan pemanjangan sel;
2) Merangsang pembelahan sel-sel cambium lateral, untuk pertumbuhan
3)
4)
5)
6)
7)
8)

sekunder;
Dapat meningkatkan perkembangan bunga dan buah;
Merangsang pembentukan akar lateral;
Untuk menghasilkan buah tanpa biji;
Menghambat pembentukkan tunas lateral;
Menghambat pematangan buah dan penuaan daun;
Mencegah rontoknya bunga, buah, serta daun.

Hormon auksin merangsang dominasi apikal, yaitu pertumbuhan


kuncup apical yang sangat cepat sehingga menghambat pertumbuhan
kuncup lateral yang ada di bawahnya. Tingkat dominasi kuncup apikal
bervariasi pada berbagai jenis tumbuhan.
Kuncup apikal yang sedang tumbuh menghasilkan hormon
auksin.Sementara itu kerja auksin dihambat oleh adanya cahaya. Apabila
sebagian kuncup apical diarahkan pada cahaya matahari, akan terjadi
pengangkutan auksin dari bagian yang terkena cahaya ke bagian yang
terlindung dari cahaya. Pada keadaan demikian, auksin akan merangsang
pertumbuhan sel-sel pada bagian yang terlindung tersebut. Pada saat yang
bersamaan, pertumbuhan sel-sel pada bagian yang terkena cahaya
matahari akan terhambat karena konsentrasi auksin yang rendah.
Akibatnya, batang akan tumbuh melengkung kearah datangnya cahaya
matahari.
b. Giberelin
Giberelin pertama kali ditemukan pada tahun 1926 oleh seorang
ahli penyakit tanaman dari Jepang bernama E. Kurosawa.Hormon ini
diisolasi dari jamur Gibberlla fujikoroi yang merupakan parasite pada
tanaman padi.
Hormon giberelin dapat ditemukan harmpir pada semua bagian
tanaman, baik akar, batang, daun, bunga, maupun buah. Peranan hormone
giberelin bagi tanaman antara lain:
1) Bersama dengan auksin merangsang pembelahan dan pemanjangan
2)
3)
4)
5)
6)
7)

sel;
Merangsang pertumbuhan batang dan daun;
Menghilangkan sifat kerfil tanaman;
Pada konsentrasi tinggi, merangsang pertumbuhan akar;
Merangsang perkecambahan;
Merangsang pembentukkan tanaman hari panjang;
Merangsang perkecambahan serbuk dari dan pertumbuhan buluh

serbuk sari;
8) Meanghambat pertumbuhan akar adventif;
9) Mematahkan dormansi sebagian besar jenis biji.
6

c. Sitokinin
Hormon sitokini ditemukan oleh ilmuwan amerika bernama Folke
Skoog pada tahun 1954.Ada beberapa maca sitokinin yang telah
diketahui, diantaranya kinetin, zeatin (pada jagung), dan benzil amino
purin (BAP).Sitokinin ditemukan hamoir pada semua jaringan meristem.
Peranan sitokinin, antara lain:
1) Bersama dengan auksin dan giberelin merangsang pembelahan sel-sel
tanaman;
2) Menghambat dominansi apical oleh auksin;
3) Merangsang pertumbuhan kuncup lateral;
4) Merangsang pemanjangan titik tumbuh;
5) Mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio;
6) Merangsang pembentukkan akar cabang;
7) Menghambat proses penuaan (senescene) daun.
d. Asam Absisat (Abscisic Acid/ABA)
Senyawa ini ditemukan pada tahun 1963 oleh P.E Wareing dan
F.T Addicott.Asam absisat dihasilkan oleh daun, ujung akar, dan atang
serta diedarkan oelah jaringan pengangkut.Biji dan buah juga menganding
ABA dalam jumlah yang tinggi, tetepi tida diketahui apakah ABA
disintesis atai diedarkan ke biji dan buah.Asam absisat disebut juga
hormon stress karena memiliki sifat menghambat pertumbuhan
tanaman. Fungsi ABA antara lain:
1) Menghambat pembelahan sel;
2) Mempercepat proses penuaan, terutama pada daun;
3) Mempercepat gugurnya daun;
4) Menghambat pertumbuhan;
5) Mempertahankan dormansi biji dan kuncup;
6) Merangsang pembusukan buah;
7) Merangsang penutupan stomata jika kekurangan air.
e. Etilen
Etilen merupakan satu-satunya hormone tumbuhan yang berbentuk
gas, tidak berwarna, dan berbau seperti eter.Etilen dihasilkan oleh ruasruas batang, buah yang matang, dan jaringan yang menua, misalnya daundaun yang gugur. Peranan etilen, antara lain:
1) Mempercepat pematangan buah;
2) Merangsang penuaan daun dan pembusukkan buah;
3) Bersama dengan auksin dapat memacu pembungaan;
4) Menghambat petumbuhan akar dan batang pada saat stress.
7

Banyak

aspek

pertumbuhan

dan

perkembangan

pada

tumbuhanyang dipengaruhi oleh dua atau lebih hormon.Hormon-hormon


tumbuhan itu dapat saling berinteraksi untuuk memperkuat pengaruh
hormon lainnya, disebut sinergisme. Sebagai contoh, giberelin dan auksin
bersinergisme dalam proses pemanjangan batang. Sebaliknya, pengaruh
hormone

tumbuhan

dapat

antagonisme.Contohnya,

saling

sitokinin

berlawanan,

disebut

berantagonisme

dengan

auksin.Sitokinin merangsang pertumbuhan kuncup lateral, sedangkan


auksin mempertahankan dominansi apikal kuncup terminal.Etilen yang
dihasilkan oleh daun merupakan pengatur pengguguran daun (abisi).Pada
tahap awal abisi, auksin berantagonisme dengan etilen, tetapi kemudian
auksin menjadi bersinegisme dengan kerja etilen.
2.1.2

Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh teradap pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan, antara lain nutrisi, cahaya, suhu, kelembapan, dan
aerasi.
a. Nutrisi
Semua makhluk hidup, termasuk tumbuhan, memerlukan nutrisi
untuk kelangsungan hidupnya.Nutrisi atau zat-zat makanan tersebut
diperlukan sebagai sumber energi dan sebagai penyusun komponenkomponen sel bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.Nutrisi
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu unsur makro (makronutrisi) dan
unsur mikro (mikronutrisi).
Unsur makro (yaitu, unsur yang diperlukan tumbuhan dalam
jumlah banyak), antara lain karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen, sulfur,
fosfor, potassium (kalium), dan magnesium.Unsur mikro (yaitu, unsur
yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah sedikit) terdiri atas besi,
tembaga,

seng,

mangan,

kobalt,

natrium,

boron,

klor,

dan

molybdenum.Semua unsur tersebut harus selalu tersedia, meskipun


diperlukan hanya dalam jumlah sedikit. Apabila suatu unsur tidak dapat

tercukupi, tanaman akan mengalami defisiensi. Defisiensi suatu unsur


akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terganggu.
Gejala yang mungkin timbul akibat defisiensi unsur hara adalah
sebagai berikut:
1) Defisiensi nitrogen menyebabkan tumbuhan tumbuh jelek dan
berwarna hijau muda. Permukaan daun bagian bawah berwarna kuning
atau coklat muda dan batang pendek serta kurus.
2) Defisiensi potassium (kalium) menyebabkan tumbuhan memiliki tunas
yang kecil dan ujung-ujung daun mudanya mati. Daun yang lebih tua
memperlihatkan gejala klorosis dengan pinggirnya mengering dan
berwarna kecoklatan. Pada pinggir daun biasanya terdapat banyak
bercak cokelat.
3) Defisiensi fosfor menyebabkan tumbuhan tumbuh jelek dengan daun
berwarna hijau kebiruan. Bagian bawah daun kadang berwarna seperti
karat dengan bercak ungu atau cokelat.
4) Defisiensi magnesium akan menunjukkan gejala klorosis (daun tidak
berwarna hijau karena kekurangan klorofil. Hal itu terjadi karena
magnesium diperlukan untuk pembentukan klorofil.
5) Defisiensi besi menyebutkan daun muda mengalami klorosis parah,
tetapi tulang daun utamanya tetap hijau seperti biasa. Kadang-kadang
muncul bercak cokelat. Sebagian atau keseluruhan daun mungkin
mati.
6) Defisiensi seng menyabkan terjadinya klorosis antarpertulangan daun
yang akhirnya menyebabkan nekrosis (jaringannya berwarna gelap)
dan menghasilkan pigmentasi ungu. Jumlah daun sedikit dan
bentuknya mengecil, ruas batang pendek, tunas berbentuk roset, serta
produksi buah rendah. Daun gugur dengan cepat.
b. Cahaya
Tidak semua jenis nutrisi yang diserap oleh tanaman dapat
digunakan secara langsung oleh tanaman untuk pertumbuhannya. Sebagai
contoh, air dan karbon dioksida harus diolah terlebih dahulu di dalam

daun membentuk zat gula (glukosa) melalui proses fotosintesis.


Fotosintesis hanya dapat terjadi jika ada cahaya.
Hasil fotosintesis yang berupa glukosa itu akan digunakan oleh
tanaman sebagai sumber energi untuk pertumbuhan atau sebagai bahan
untuk membangun komponen-komponen sel. Jika tidak ada cahaya,
fotosintesis tidak akan terjadi sehingga tidak tersedia sumber energi bagi
tumbuhan untuk melangsungkan pertumbuhannya.
Cahaya juga berhubungan dengan kerja hormon auksin.Anda tentu
masih ingat peran auksin dalam pertumbuhan tanaman.Aktifitas hormon
auksin dihambat oleh cahaya.Pada kondisi tidak ada cahaya, kerja auksin
menjadi sangat optimal sehingga memacu pembelahan dan pemanjangan
sel. Akibatnya, tumbuhan tumbuh sangat cepat, tetapi berdaun pucat
(kuning) karena tidak dapat membentuk klorofil.
Tumbuhan memiliki respons berbeda
penyinaran.Respons

tersebut

dapat

berupa

terhadap

pertumbuhan

lama
ataupun

reproduksi.Respons tumbuhan terhadap lama waktu terang (siang) dan


gelap (malam) setiap harinya disebut fotoperiodisme.Berdasarkan hal
tersebut, tanaman dapat dibedakan menjadi empat kelompok yaitu
tanaman hari pendek, tanaman hari panjang, tanaman hari sedang, dan
tanaman hari netral.
Tanaman hari pendek adalah tanaman yang berbunga jika
mendapatkan lama siang kurang dari 12 jam setiap harinya, contoh krisan
dan stroberi. Tanaman hari panjang adalah tanaman yang berbunga jika
mendapatkan lama siang lebih dari 12 jam setiap harinya, contohnya
bayam. Tanaman hari sedang adalah tanaman yang berbunga jika
mendapatkan lama siang kira-kira 12 jam setiap harinya, contohnya
kacang. Tanaman hari netral adalah tanaman yang berbunga tidak
bergantung pada lamanya siang setiap hari, contohnya mawar.
c. Suhu

10

Peran suhu terhadap pertumbuhan tanaman sangat penting karena


suhu berpengaruh terhadap aktifitas enzim.Enzim merupakan senyawa
protein yang dapat berperan sebagai katalisator dalam reaksi-reaksi kimia
di dalam sel. Enzim hanya dapat bekerja secara optimal jika suhunya
optimal. Jika suhu naik melebihi suhu optimal, aktivitas enzim akan
berkurang. Demikian juga jika suhu terlalu rendah, reaksi kimia di dalam
sel tidak dapat berjalan dengan baik. Jika reaksi-reaksi sel terganggu,
pertumbuhan tanaman juga akan terganggu.
Anda tentu juga masih ingat peran suhu terhadap transpirasi. Jika
suhu naik, transpirasi juga akan naik sehingga tanaman akan kehilangan
lebih

banyak

air.

Akibatnya,

pertumbuhan

tanaman

menjadi

terganggu.Tanaman biasanya memiliki persyaratan suhu tertentu untuk


dapat hidup secara normal.
d. Kelembapan
Mengapa kelembapan

berpengaruh

terhadap

pertumbuhan

tanaman? Kelembapan udara akan berpengaruh terhadap laju penguapan


atau transpirasi. Jika kelembapan rendah, laju transpirasi meningkat
sehingga penyerapan air dan zat-zat mineral juga meningkat. Hal itu akan
meningkatkan ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Jika
kelembapan tinggi, laju transpirasi rerndah sehingga penyerapan zat-zat
nutrisi juga rendah. Hal ini akan megurangi ketersediaan nutrisi untuk
pertumbuhan tanaman sehingga pertumbuhannya juga akan terhambat.
e. Aerasi
Aerasi tanah berkaitan dengan kandungan oksigen di dalam
tanah.Tanah yang memiliki kandungan oksigen yang cukup dikatakan
aerasinya baik.Oksigen di dalam tanah diperlukan oleh akar untuk
melakukan respirasi. Respirasi akar akan bermanfaat dalam perkembangan
sel-sel akar dan juga berguna untuk membantu penyerapan nutrisi di
dalam tanah. Jika aerasi tidak baik, respirasi akar akan terganggu sehingga
mengganggu pertumbuhan akar dan penyerapan nutrisi.
2.2 Unsur makro dan mikro yang diperlukan tanaman

11

Mineral yang dibutuhkan oleh tumbuhan tidak sama jumlahnya, ada yang
diperlukan dalam jumlah relative banyak dan ada pula yang dibutuhkan dalam
jumlah yang relative sedikit. Mineral yang diperlukan oleh tumbuhan dalam
jumlah yang relative besar disebut makronutrien.Unsur-unsur yang diperlukan
oleh tumbuhan dalam jumlah sedikit disebut mikronutrien.Unsur mikro ini
dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit karena unsur mikro ini umumnya
berperan sebagai katalis atau kofaktor pada enzim.
Tabel 2.1 unsur makro dan mikro yang diperlukan tanaman.
Unsur
Hidrogen

Bentuk Molekul
H

Kepentingan bagi Tanaman

Unsur Makro
Elemen pokok pembangunan bahan

organik, sumbernya dari air dan


CO2

jumlahnya tidak terbatas


Pembentukan
molekul-molekul

Oksigen

O2

organik dalam sel tumbuhan


Penyusun molekul organik

Nitrogen

NO3-

anorganik dalam sel


Pembentuk protein dan asam nukleat,

Kalium

NO2
K+

hormon dan koenzim


Kofaktor fungsional dalam sintesis

Karbon

dan

protein, osmosis, keseimbangan ion


Kalsium
Magnesium

dalam sel
Sintesis dinding sel, kofaktor enzim,

Ca2+
Mg

perbaikan struktur membran


Bagian dari molekul klorofil,

2+

berfungsi
Fosfat

Sulfur (Belerang)

pada

sintesis

protein,

HPO4

berlaku sebagai kofaktor enzim


Bagian dari asam nukleat

HPO4-

fosfolipid,

2-

SO4

2-

ATP,

koenzim
Bagian dari

dan

jenis-jenis

dan

beberapa
protein,

koenzim
12

Klorin

Unsur Mikro
Keseimbangan tekanan osmotik sel,

Cl-

Besi

Fe

reaksi fotosintesis
Bagian
dari
enzim

Boron

Fe2+
H2BO3

(Sitokrom), sintesis asam nukleat


Berguna bagi transportasi karbohidrat

Mangan

3+

Mn

2+

dan sintesis asam nukleat


Enzim
dalamsiklus
pembebasan

penting

Krebs,

oksigen

pada

Seng

Zn2+

fotosintesis
Aktif dalam pembentukan klorofil,

Tembaga

Cu+

mengakrifkan beberapa enzim


Kofaktor enzim diperlukan dalam

Molydenim

Cu2
Mo2+

Natrium

Na+

transport fotosintesis
Fiksasi nitrogen
Unsur Tambahan
Unsur esensial bagi tanaman
untukmengurangi pengaruh yang
ditimbulkan oleh kekurangan K tapi
tidak dapat menggantikan fungsi K

Alumunium

Al3+

sepenuhnya.
membantu meningkatkan produktivitas
tumbuhan tertentu mendekati potensi
genetisnya

Klor
Silika

Cl
Si

Memperbaiki dan meninggikan hasil


kering dari tanaman
menstimulasi fotosintesis dan
translokasi karbon dioksida (CO2),
menjaga daun tetap tegak sehingga
membantu penangkapan cahaya
matahari dalam proses fotosintesis
dan translokasi CO2 ke malai,
mengurangi cekaman abiotik, seperti

13

suhu, radiasi cahaya, angin, air, dan


kekeringan, serta meningkatkan
resistensi tanaman terhadap cekaman
biotik, seperti serangan penyakit dan
hama, memperkuat jaringan tanaman
sehingga lebih tahan terhadap
serangan penyakit dan hama.
2.3 Tanaman sawi (Brassica rapa)
2.3.1 Morfologi Sawi Pakcoy (Brassica rapaL.)
Pakcoy (Brassica rapaL.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang
termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan
telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di China selatan dan China
pusat serta Taiwan.Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang dan
masih sefamili dengan Chinese vegetable.Saat ini pakcoy dikembangkan
secara luas di Filipina dan Malaysia, di Indonesia dan Thailand (Anonim,
2012a).
Adapun klasifikasi tanaman sawi pakcoy adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales
Famili : Brassicaceae
Genus :Brassica
Spesies :Brassica rapa L
Yogiandre,dkk.,(2011) menyatakan tanaman pakcoy merupakan salah
satu sayuran penting di Asia, atau khususnya di China. Daun pakcoy
bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua, dan mengkilat, tidak
membentuk kepala, tumbuh agak tegak atau setengah mendatar, tersusun
dalam spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daun,
berwarna putih atau hijau muda, gemukdan berdaging, tanaman mencapai
tinggi 1530 cm. Keragaman morfologis dan periode kematangan cukup besar
pada berbagai varietas dalam kelompok ini. Terdapat bentuk daun berwarna
hijau pudar dan ungu yang berbeda.Lebih lanjut dinyatakan pakcoy kurang

14

peka terhadap suhu ketimbang sawi putih, sehingga tanaman ini memiliki
daya adaptasi lebih luas.Vernalisasi minimum diperlukan untuk bolting.Bunga
2.3.2

berwarna kuning pucat (Hernowo, 2010).


Syarat Tumbuh
Menurut Sutirman (2011) pakcoy bukan tanaman asli Indonesia,
menurut asalnya di Asia.Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap
iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini.Daerah
penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai
dengan1.200 meter di atas permukaan laut.Namun biasanya dibudidayakan
pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter
dpl.Tanaman pakcoy dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas
maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah
maupun dataran tinggi.Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang
diperoleh lebih baik di dataran tinggi.Tanaman pakchoy tahan terhadap air
hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun.Pada musim kemarau yang
perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur (Anonim, 2012 b).
Pakcoy ditanam dengan benih langsung atau dipindah tanam dengan
kerapatan tinggi; yaitu sekitar 20 25 tanaman/m2, dan bagi kultivar kerdil
ditanam dua kali lebih rapat. Kultivar genjah dipanen umur 40-50 hari, dan
kultivar lain memerlukan waktu hingga 80 hari setelah tanam. Pakcoy
memiliki umur pasca panen singkat, tetapi kualitas produk dapat
dipertahankan selama 10 hari, pada suhu 0oC. Media tanam adalah tanah yang
cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus,
subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang

2.3.3

optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 5 sampai pH 7.


Manfaat dan Kandungan Tanaman Sawi
Menurut Fahrudin (2009) manfaat sawi sangat baik

untuk

menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk.Penyembuh


penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta
memperbaiki dan memperlancar pencernaan, bijinya dimanfaatkan sebagai
minyak serta pelezat makanan. Sedangkan kandungan yang terdapat pada

15

sawi adalah kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, Ca, P, Fe, Vitamin A,
Vitamin B, dan Vitamin C.
Tabel 2.2. Kandungan gizi setiap 100 g sawi
No

Komposisi

Jumlah

.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Kalori
Protein
Lemak
Karbohidrat
Serat
Kalsium (Ca)
Fosfor (P)
Besi (Fe)
Vitamin A
Vitamin B1
Vitamin B2
Vitamin B3
Vitamin C

22.00 k
2.30 g
0.30 g
4.00 g
1.20 g
220.50 mg
38.40 mg
2.90 mg
969.00 mg
0.09 mg
0.10 mg
0.70 mg
102.00 mg

Sumber: Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI, 1979.


Kadar vitamin A pada sawi sangat tinggi.Vitamin A berperan menjaga
kornea mata agar selalu sehat. Mata yang normal biasanya mengeluarkan
mukus, yaitu cairan lemak kental yang dikeluarkan sel epitel mukosa,
sehingga membantu mencegah terjadinya infeksi. Kandungan vitamin E pada
sawi dapat berfungsi sebagai antioksidan utama di dalam sel. Sawi termasuk
dalam kategori sangat baik sebagai sumber vitamin E. Kebutuhan rata-rata
vitamin E mencapai 10-12 mg/hari. Kandungan vitamin E pada sawi juga
berperan baik untuk mencegah penuaan (Anonim, 2012 a).
Menurut Eko (2007) Kandungan vitamin K pada sawi sangat tinggi,
yaitu mencapai 419,3 mg. Vitamin K sangat berguna untuk membantu proses
pembekuan darah, sehingga sering disebut sebagi vitamin koagulasi. Vitamin
K mempunyai potensi dalam mencegah penyakit-penyakit serius, seperti
penyakit jantung dan stroke, karena efeknya mengurangi pengerasan
pembuluh darah oleh faktor timbunan plak kalsium. Kandungan kalsium yang

16

tinggi pada sawi dapat mengurangi hilangnya bobot tulang yang biasa terjadi
pada usia lanjut. Tekanan darah tinggi juga dapat disebabkan oleh rendahnya
kadar kalsium di dalam darah. Mineral lain yang cukup berarti pada sawi
adalah magnesium. Kandungan magnesium pada sawi sangat berguna untuk
mereduksi stress dan membantu membentuk pola tidur yang baik (Sutirman,
2011).
2.4 Pupuk
Pupuk

merupakan

bahan

yang

digunakan

untuk

menyuburkan

tanaman.Pupuk yang baik harus memiliki kandungan unsur-unsur C, H, O, N, P,


K, Na, Ca, dan Mg. Unsur-unsur ini merupakan unsur/zat hara yang sangat
dibutuhkan tanaman.Zat hara ini diambil tumbuhan dari udara, air dan
tanah.Pupuk dibedakan menjadi dua, yakni pupuk organik atau pupuk alam dan
pupuk buatan.
Pupuk organik atau pupuk alam berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan
ternak atau sampah. Pupuk organik dibagi menjadi 3 jenis yakni:
1.

Pupuk kandang yaitu pupuk yang berasal dari kotoran hewan ternak.

2.

Pupuk hijau yaitu pupuk yang berasal dari tanaman yang dimasukkan ke
dalam tanah untuk menambah bahan organik dan unsur hara tanaman.

3.

Pupuk kompos yaitu pupuk yang dibuat dengan cara melapapukkan sampah
sisa-sisa tanaman yang dicampur kotoran hewan.
Pupuk

organik

dapat

menyuburkan

dan

menggemburkan

tanah,

mengandung lebih banyak jenis unsur dan penggunaanya tidak menimbulkan efek
samping.
Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat oleh manusia dari zat-zat
anorganik.Pupuk buatan ini contohnya yakni pupuk Urea, ZA, TSP, ZK, NPK dan
17

masih banyak lagi.Penggunaan pupuk buatan secara berlebihan dapat


menimbulkan polusi air dan tanah yang akibatnya mengganggu lingkungan hidup.

2.5 Monosodium glutamate


Monosodium glutamate, juga dikenal sebagai sodium glutamat atau MSG,
merupakan garam natrium dari asam glutamat yang merupakan salah satu asam
amino non-esensial paling berlimpah yang terbentuk secara alami. Food and Drug
Administration A.S. mengklasifikasikan MSG sebagai Generally Recognized as
Safe (GRAS/Secara Umum Diakui Aman) dan Uni Eropa sebagai zat tambahan
makanan. MSG memiliki Kode HS 29224220 dan Nomor E E621. Glutamat
dalam MSG memberi rasa umami yang sama seperti glutamat dari makanan lain.
Keduanya secara kimia identik. Produsen makanan industri memasarkan dan
menggunakan MSG sebagai penguat cita rasa karena zat ini mampu
menyeimbangkan, menyatukan, dan menyempurnakan persepsi total rasa lainnya.
Nama dagang untuk monosodium glutamate termasuk diantaranya AJI-NOMOTO, Vetsin, dan Ac'cent.
MSG murni sendiri tidak mempunyai rasa yang enak jika tidak
dikombinasikan dengan bau gurih yang sesuai.Sebagai pemberi cita rasa dan
dalam jumlah yang tepat, MSG memiliki kemampuan untuk memperkuat
senyawa aktif rasa lainnya, menyeimbangkan, dan menyempurnakan rasa
keseluruhan pada masakan tertentu. MSG tercampur dengan baik dengan daging,
ikan, daging unggas, berbagai sayuran, saus, sup, dan marinade, serta
meningkatkan kesukaan umum akan makanan tertentu seperti beef consomm
(kaldu sapi khas Perancis). Namun seperti perasa dasar lain kecuali sukrosa, MSG
menambah kesedapan hanya dalam kadar yang tepat. MSG yang berlebihan akan
dengan cepat merusak rasa masakan. Meskipun kadar ini bervariasi pada berbagai
jenis makanan, dalam sup bening, nilai kesedapan dengan cepat turun pada kadar
lebih dari 1 g MSG per 100 ml. Apalagi, ada interaksi antara MSG dengan garam
(natrium klorida) dan bahan umami lain seperti nukleotida. Semuanya harus
berada dalam kadar yang optimum untuk menghasilkan kelezatan maksimum.

18

Dengan sifat-sifat ini, MSG dapat digunakan untuk mengurangi asupan garam
(sodium), yang ikut menyebabkan timbulnya hipertensi, penyakit jantung, dan
stroke. Rasa makanan rendah-garam akan menjadi lebih baik dengan penambahan
MSG, bahkan dengan pengurangan garam hingga 30%. Kandungan sodium
(dalam persen massa) dalam MSG adalah sekitar 3 kali lebih rendah (12%)
daripada dalam natrium klorida (39%). Garam glutamat lain telah digunakan
dalam sup rendah-garam, tetapi dengan tingkat kelezatan lebih rendah daripada
MSG.
Kandungan MSG tersusun atas 78% Glutamat, 12% Natrium dan 10%
air.Kandungan glutamat yang tinggi itulah yang menyebabkan rasa gurih dalam
segala macam masakan. Glutamat itu sendiri termasuk dalam kelompok asam
amino non esensial penyusun protein yang terdapat juga dalam bahan makanan
lain seperti daging, susu, keju, ASI dan dalam tubuh kita pun mengandung
glutamat. Di dalam tubuh, glutamat dari MSG dan dari bahan lainnyadapat
dimetabolime dengan baik oleh tubuh dan digunakan sebagai sumber energi usus
halus.Senyawa ini adalah gabungan dari sodium/natrium (garam), asam amino
glutamate dan air. Penegas cita rasa gurih ini dibuat melalui proses fermentasi
tetes tebu oleh bakteri Brevi-bacterium lactofermentum yang menghasilkan asam
glutamat. Kemudian, dilakukan penambahan garam sehingga mengkristal. Itu
sebabnya, MSG sering ditemukan dalam bentuk kristal putih.Rumus kimia dari
MSG adalah C5H8O4NNa.H2O (C5=60, H8=8, O4=64, N=14, Total Glutamate=146
(78%), Na= 23(12%), H2O=18 (10%), Total MSG= 187 (100%))
Di Indonesia penggunaan MSG terbuat dari tetes tebu dan singkong
melalui proses fermentasi. Jika dirunut dari sejarahnya, pada awalnya MSG
diambil dari rumput laut, kemudian diubah menggunakan sumberl lain karena
mengingat keterbatasan rumput laut apabila dipakai terus menerus akan
menyebabkan kerusakan ekosistem laut.
Vetsin (monosodium glutamat yang ada di pasaran memiliki kandungan
kimia yang dapat menyuburkan tanaman, yaitu natrium (Na). Defisiensi unsur Na
atau Natrium bagi pertumbuhan tanaman yang baru diketahui pengaruhnya yaitu

19

mengakibatkan resistensi tanaman akan merosot terutama pada musim kering.


Tanpa Na tanaman dalam pertumbuhan-nya tidak dapat meningkatkan kandungan
air ( banyak air yang dapat dipegang per unit berat kering ) pada jaringan daun.
Natrium (Na) merupakan salah satu unsur mikroelemen yang sangat penting bagi
pertumbuhan tamanan.Oleh karena itu, vetsin yang mengandung unsur natrium
dapat menyuburkan tanaman.

20

Bab III
Metode Penelitian
3.1 Tahap penelitian
3.1.1
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini kami lakukan selama dua bulan, dimulai dari minggu
pertama bulan April hingga minggu ketiga bulan April.Bertempat dirumah
salah seorang anggota kelompok penelitian kami, di Jl. Katalina III No.03
Cibereum.
Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan
7 Polybag
1 Cangkul
1 Skop
6 Gelas ukur
1 Sendok (pengaduk)
1 Penggaris/Mistar
2. Bahan yang digunakan
Bibit Sawi Hijau (Brassica rapa)
Air
Vetsin (Monosodium Glutamat/MSG)
Tanah
3.1.3
Populasi dan Sampel

3.1.2

Populasi dalam penelitian ini adalah tanaman sawi, sedangkan sampel


yang digunakan adalah biji tanaman sawi hijau (Brassica rapa) sejumlah 21.
3.2 Metode Penelitian (Eksperimen)
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimen. Berawal dari
rasa keingintahuan kami tentang kadar vetsin (Monosodium Glutamat/MSG)
untuk mempercepat laju pertumbuhan tanaman, maka kami terdorong untuk
melakukan

eksperimen

tentang

pengaruh

kadar

vetsin

(Monosodium

Glutamat/MSG) terhadap pertumbuhan tanaman, dengan hipotesis bahwa


Pemberian monosodium glutamate mempengaruhi pertumbuhan tanaman sawi
(Brassica rapa).

21

Penelitian dirancang dengan tujuh perlakuan dan tiga kali pengulangan,


dengan satu diantaranya sebagai kontrol. Perlakuan yang kami buat beda adalah
kadar monosodium glutamate (vetsin), yaitu 0.7%, 1.4%, 2.1%, 2.8%, 3.5%, dan
4.2%.
Perlakuan yang dibuat sama dalam penelitian ini adalah jenis tanaman,
media tanam, tempat penyimpanan, dan jadwal penyiramannya. Penelitian ini
kami lakukan sebanyak tiga kali. Detail lebih lanjut kami buat dalam bentuk
gambar di bawah ini:

A B C
Sawi I

A B C
Sawi II

A B C
Sawi III

A B

A B

Sawi IV

Sawi V

B C
Sawi VI

A B C
Sawi VII
Keterangan:
Sawi I
Sawi II
Sawi III
Sawi IV
Sawi V
Sawi VI
Sawi VII
A
B
C
3.2.1

: Tidak diberi larutan MSG (control)


: 0,7% larutan MSG
: 1,4% larutan MSG
: 2,1% larutan MSG
: 2,8% larutan MSG
: 3,5% larutan MSG
: 4,2% larutan MSG
: Pengulangan 1
: Pengulangan 2
: Pengulangan 3

Tahap Persiapan
Sebelum kami melaksanakan penelitian, terlebih dahulu kami

menyiapkan alat dan bahan yang akan kami gunakan. Alat yang kami gunakan

22

seperti apa yang telah tercantum di atas yaitu, Polybag sebagai media tanam,
Cangkul, Skop, Gelas ukur, Sendok (pengaduk), dan Penggaris/Mistar.
Sedangkan bahan yang kami gunakan ialah tanaman sawi sebagai subjek
penelitian, vetsin sebagai objek penelitian, Tanah sebagai media tanam
tumbuhan, dan air.
Tanah yang kami gunakan merupakan tanah yang diambil dari tempat
yang sama agar kualitas pertumbuhan tanaman sama.
Setelah alat dan bahan disiapkan, kami memasukkan tanah dengan jumlah
yang sama banyak ke setiap polybag. Kemudian kami menaburkan bibit sawi
masing-masing 6 butir ke setiap polybag.
3.2.2

Tahap Pelaksanaan
Setelah semua polybag mendapat masing-masing enam butir sawi,

kami membuat enam pupuk vetsin dengan kadar 0.7% (0.7 gram ditambah
100 ml air), 1.4% (1.4 gram ditambah 100 ml air), 2.1% (2.1% gram ditambah
100 ml air), 2.8% (2.8 gram ditambah 100 ml air), 3.5% (3.5% gram ditambah
100 ml air), 4.2% (4.2 gram ditambah 100 ml air). Dari tujuh polybag yang
berisi bibit sawi, kami menjadikan satu diantaranya sebagai kontrol
pertumbuhan tanaman-tanaman lain.
Setelah semua pupuk vetsin siap, kami memberikan pupuk vetsin ke
setiap tanaman sawi dengan kadar yang berbeda setiap polybagnya.Untuk
selanjutnya kami melakukan pengamatan. Detail lebih lanjut kami rangkum
dalam langkah kerja berikut ini:
a. Menyiapkan polybag, cangkul, bibit sawi, dan tanah secukupnya
b. Memasukkan tanah ke polybag dan ratakan.
c. Setelah tanah rata, kami menaburkan bibit sawi hijau (Brassica rapa L)
kedalam polybag
d. Kemudian kami memberikan pupuk vetsin pada penyiraman pertama,
sesuai dengan kadar perlakuan
e. Menyiram tanaman sawi setiap hari
f. Menyiram sawi denganlarutanMSG satu minggu sekali secara rutin.

23

g. Mengukur setiap tanaman dan lihatlah perubahannya setiap hari


h. Setelah dua minggu diberi larutan MSG, kami membandingkan tinggi dari
polybag satu dengan polybag lainnya.

3.2.3

Tahap Pengamatan
Pengamatan tanaman kami lakukan sebanyak 14 kali selama 14 hari

dari minggu pertama sampai minggu ketiga bulan April.Kami mulai


mengamati pertumbuhan tanaman sawi sehari setelah pemberian pupuk
vetsin.Penyiraman tanaman sawi dilakukan setiap hari pada sore hari agar air
siraman tidak kembali menguap saat terkena sinar matahari. Pada hari
pertama pengamatan, pertumbuhansama sekali belum terlihat.Barulah setelah
beberapa hari, pertumbuhan tanaman mulai terlihat, terutama pada polybag
yang diberikan pupuk vetsin paling banyak. Pada hari-hari berikutnya,
tumbuhan pada polybag lain yang kadarnya lebih sedikit tumbuh menyusul.
Sedangkan tumbuhan yang kami jadikan kontrol, tumbuh setelah tanaman
pada polybag-polybag lain lebih dulu tumbuh.
Setelah beberapa minggu, pertumbuhan tanaman pada setiap polybag
lebih terlihat perbedaannya. Tumbuhan yang kami beri pupuk vetsin dengan
kadar yang paling banyak terlihat tumbuh dengan cepat daripada yang
lainnya. Terbukti dengan tanaman kontrol yang terlihat lebih mungil dari yang
lainnya. Namun, pemberian pupuk vetsin dengan

kadar yang tinggi,

menyebabkan tanaman sawi cepat layu.


Dalam penelitian ini, kami melakukan pengamatan setiap hari selama
14 hari.Penelitian ini kami laksanakan dimulai dari minggu pertama bulan
April hingga minggu ketiga bulan April.
3.2.4

Tahap Analisis Data


Data yang telah kami peroleh dari tinggi tanaman, kemudian kami

hitung rata-ratanya dan kami sajikan dalam bentuk grafik.

24

Bab IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, kami peroleh data pertumbuhan biji sawi
yang kami tampilkan dalam bentuk tabel di bawah ini.
Tabel pengamatan pertumbuhan biji sawi
Hari
ke-1
ke-2
ke-3
ke-4
ke-5
ke-6
ke-7
ke-8
ke-9
ke-10
ke-11
ke-12
ke-13
ke-14
Rata-rata

Hari
ke-1
ke-2
ke-3
ke-4
ke-5
ke-6
ke-7
ke-8
ke-9
ke-10
ke-11
ke-12

A
4,5
4,5
4,5
4,5
4,5
1,6

Sawi I
B
C
4 1,3
4 1,4
4,2 1,4
4,3 1,5
4,3 1,6
4,5 1,7
4,5 1,8
4,6 2
4,6 2
4,7 2,1
4,7 2,1
4,7 2,2
4,7 2,2
4,8 2,2
4,5 1,8

Sawi II
A
B
3,9 3
4 3,2
4,2 3,2
4,2 3,2
4,7 3,4
5 3,5
5,1 3,5
5,2 3,6
5,3 3,6
5,4 3,8
5,4 3,8
5,5 4
5,5 4
5,6 4,1
4,9 3,6

A
4
4,2
4,5
5,2
5,5
5,9
6
6,4
6,6
6,8
6,9
7,2

Sawi V
B
C
4,2 4,5
4,3 4,7
4,7 5
5,1 5,5
5,4 5,9
5,5 6,4
5,7 6,8
6,1 7,1
6,4 7,4
6,7 7,6
6,9 7,8
7,1 8

Sawi VI
A
B
C
4
3
3
4,2 3,3 3,2
4,6 3,6 3,6
5 3,9 3,9
5,4 4,2 4,2
5,9 4,5 4,5
6,1 4,8 4,9
6,5 5,1 5,3
6,8 5,4 7,6
7,2 5,6 7,9
7,4 5,7 8,1
7,7 5,9 8,3

C
-

Sawi III
A
B
C
3,9 4
4 4,2 4,2 4,5 4,3 4,8 4,4 5
4,4 5,1 4,5 5,3 4,6 5,4 4,8 5,5 4,9 5,7 5 5,7 5 5,8 5,1 5,8 5,2 6
4,6 5,2 -

Sawi IV
A
B
C
-

Sawi VII
A
B
C
4,3 5,9 1,8
4,7 6,2 2,1
5 6,5 3
5,6 7 3,4
5,9 7,2 3,7
6,1 7,4 4
6,4 7,8 4,4
6,7 8,1 4,7
7 8,4 7,4
7,4 8,7 7,7
7,6 8,9 8
7,9 9,1 8,2

25

ke-13
ke-14
Rata-rata

7,4 7,3
7,9 7,6
6,1 5,9

8,2
8,4
6,6

7,9 6,2
8,1 6,4
6,2 4,8

8,5
8,6
5,8

8,2
8,4
6,5

9,2
9,3
7,8

8,4
8,6
5,3

Keterangan:
Sawi I
Sawi II
Sawi III
Sawi IV
Sawi V
Sawi VI
Sawi VII
A
B
C

: Tidak diberi larutan MSG (control)


: 0,7% larutan MSG
: 1,4% larutan MSG
: 2,1% larutan MSG
: 2,8% larutan MSG
: 3,5% larutan MSG
: 4,2% larutan MSG
: Pengulangan 1
: Pengulangan 2
: Pengulangan 3
jumlah total tinggi tanaman
Penghitungan rata-rata :
jumlah hari

Tabel rata-rata pertumbuhan biji sawi


Hari ke

Sawi 1

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Ratarata

3.3
3.3
3.4
3.4
3.5
3.6
3.6
3.7
3.7
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.6

Sawi
2
3.4
3.6
3.7
3.7
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.6
4.8
4.8
4.9
4.3

Sawi 3

Sawi 4

Sawi 5

4
4.1
4.2
4.6
4.7
4.8
4.9
5
5.2
5.3
5.4
5.4
5.5
6
4.9

4.2
4.4
4.7
5.3
5.6
5.9
6.2
6.5
6.8
7.1
7.2
7.4
7.6
8
6.7

Sawi
6
3.3
3.6
3.9
4.3
4.6
5
5.3
5.6
6.6
6.9
7.1
7.3
7.5
7.7
5.6

Sawi 7
4
4.3
4.8
5.3
5.6
5.8
6.2
6.5
7.6
7.9
8.2
8.4
8.6
8.8
6.6

26

Dari tabel pertumbuhan tanaman sawi, kami gabarkan dalam grafik di bawah ini.
Sumbu x : Hari
Y : Tinggi tanaman dalam cm
10
9
8
7

Sawi 1

Sawi 2

5
4
3
2

Sawi 3
Sawi 4
Sawi 5
Sawi 6
Sawi 7

1
0
H-1 H-2 H-3 H-4 H-5 H-6 H-7 H-8 H-9 H-10H-11H-12H-13H-14

4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan pertumbuhan tanaman sawi (Brassica rapa L)
ternyata pada kadar larutan MSG 0% pertumbuhan rata-rata tanaman sawi adalah
2,6 cm. Pada kadar larutan MSG 0,7% pertumbuhan rata-rata tanaman sawi
adalah 2,8 cm. Pada kadar larutan MSG 1,4% pertumbuhan rata-rata tanaman
sawi adalah 3,3 cm. Pada kadar larutan MSG 2,1% pertumbuhan rata-rata
tanaman sawi adalah 0 cm. Pada kadar larutan MSG 2,8% pertumbuhan rata-rata
tanaman sawi adalah 6,2 cm. Pada kadar larutan MSG 3,5% pertumbuhan ratarata tanaman sawi adalah 5,6 cm. Pada kadar larutan MSG 4,2% pertumbuhan
rata-rata tanaman sawi adalah 6,5 cm.
Dari data tersebut diperoleh bahwa tanaman sawi yang kadar MSG-nya
0%-1,4% ternyata pertumbuhannya meningkat. Tetapi pada kadar MSG 2,1%

27

tidak mengalami pertumbuhan. Hal ini dikarenakan kemungkinan kesalahan pada


proses penanaman pertama, yaitu kualitas biji yang kurang baik dan tanah yang
kurang baik akibat pemakaian tanah sisa atau tanah yang kurang gembur.
Sedangkan pada kadar MSG 2,8%-4,2% pertumbuhan tanaman sawi juga
meningkat.
Jadi, dari tanaman sawi (Brassica rapa L) I, II, III, V, VI, dan VII dapat
dibuktikan bahwa kadar MSG dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman sawi
(Brassica rapa L). Hal ini dikarenakan MSG atau monosodium glutamate
(C5H8O4NNa.H2O) tersusun atas unsur C, H, O, N, dan Na yang merupakan unsur
makro dan tambahan yang diperlukan tanaman untuk proses pertumbuhan. Dalam
hal ini, natrium (Na) dapat meningkatkan kandungan air pada jaringan daun,
sehingga dapat mempercepat proses pertumbuhan.
Ternyata Natrium (Na) yang terdapat dalam pupuk juga terdapat dalam
MSG atau monosodium glutamate, sehingga MSG atau monosodium glutamate
ini dapat mempercepat pertumbuhan tanaman.
Jika tanaman kekurangan salah satu unsur makro, mikro, dan tambahan,
tanaman akan mengalami defisiensi. Gejala dari suatu defisiensi mineral
dipengaruhi oleh fungsi nutrient tersebut dalam tumbuhan. Sebagai contoh,
tumbuhan yang mengalami defisiensi Nitrogen daunnya akan menjadi pucat, serta
pertumbuhannya dapat terhenti.

28

Bab V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Sesuai dengan penelitian yang kami lakukan akhirnya kami dapat
menyimpulkan bahwa pemberian Monosodium Glutamat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman sawi (Brassica rapa.L) dengan kadar yang
optimalsebesar 2,8 % larutan MSG.
5.2 Saran
Kami sadar bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dalam
pengerjaan maupun dalam pelaksanaannya.Maka dari itu kami butuh penelitian
lebih lanjut agar data yang didapat lebih valid.

DAFTAR PUSTAKA
Maniam, MBS. and Yusa. 2010. Advanced Learning Biology 3A. Bandung:
Grafindo Media Pratama.
Pujianto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia BIOLOGI 3. Solo : Platinum

29

LAMPIRAN A
FOTO-FOTO PERCOBAAN

30

31

32

33

Anda mungkin juga menyukai