Pendahuluan
bahan
yang
digunakan
untuk
menyuburkan
dampak yang tidak baik bagi lingkungan.Oleh karena itu diperlukan suatu
alternatif atau pupuk pengganti yang sehat dan ramah lingkungan.
Monosodium glutamate atau biasa disebut vetsin, biasanya digunakan
sebagai bahan penyedap rasa. Padahal jika diteliti lebih lanjut vetsin memiliki
manfaat lain, yaitu sebagai pengganti pupuk karena didalam MSG mengandung
zat berupa Natrium (Na) seperti pada pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman yang
akan membuat tanaman semakin subur.
Berdasarkan kandungan MSG (vetsin) yang sangat diperlukan oleh
tumbuhan, maka dalam penelitian ini kami ingin melakukan observasi secara
langsung serta eksperimen untuk mengetahui seberapa besar MSG berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman.
1.2 Rumusan masalah dan batasan masalah
1.2.1
Rumusan masalah
Bagaimana pengaruh kadar monosodium glutamate (vetsin) terhadap
pertumbuhan tanaman sawi (Brassica rapa L)?
1.2.2
Batasan masalah
Agar lebih terarah dan tidak terlepas dari permasalahan di atas, perlu adanya
pembatasan masalah terhadap hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini kami menggunakan bibit sawi hijau yang jenisnya sama
yaitu sawi hijau (Brassica rapa L)
2. Dalam penelitian ini pemberian kadar MSG yang berbeda yaitu 0.7%, 1.4%,
2.1%, 2.8%, 3.5%, dan 4.2%
3. Dalam penelitian ini pertumbuhan tanaman sawi diukur dengan melihat
panjang tanaman dalam satuan cm diukur selama 14 hari (dua minggu).
4. Pengulangan yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak tiga
kali.
5. Perlakuan yang dibuat sama pada penelitian ini adalah jenis tumbuhan, media
tanamnya, penyiraman, tempat penyimpanan.
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Membuktikan
bahwa
Monosodium
Glutamat
dapat
mempengaruhi
1.4.1
Menemukan pupuk MSG yang tidak mencemari lingkungan baik air maupun
1.4.2
1.4.3
1.4.4
Setelah satu minggu dari penanaman, kami mulai memberi larutan MSG
1.7.2
Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
Petumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh
banyak faktor.Faktor-faktor yang berasal dari tumbuhan itu sendiri disebut faktor
internal, sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan disebut faktor eksternal.
2.1.1 Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan adalah faktor genetik. Faktor genetik inilah yang mengendalikan
hormon untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Hormon
merupakan suatu senyawa kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang dalam
jumlah sedikit dapat menyebabkan reaksi fisilogis yang besar.Hormon yang
dihasilkan oleh tumbuhan disebut fitohormon. Beberapa hormon tumbuhan
yang sudah dikenal antara lain auksin, giberelin, sitokinin, etilen, asam
absisat.
a. Auksin
Hormon ini ditemukan oleh Fritz Went, seorang ahli fisiologi
Belanda pada tahun 1928.Hormon auksin dihasilkan oleh tanaman pada
daerah meristem, seperti pucuk batang dan ujung akar.Auksin dapat pula
dijumpai pada tunas, daun muda, bunga ataupun buah.Hormon auksin
yang paling dikenal adalah IAA (indole acetic acid) yang strukturnya
mirip dengan struktur asam amino triptofan.IAA disintesis di meristem
apikal, daun-daun muda, dan biji.Sifat hormon auksin adalah aktivitasnya
dihambat oleh adanya cahaya.
Fungsi hormon auksin bagi tanaman, antara lain
1) Berperan dalam pembelahan dan pemanjangan sel;
2) Merangsang pembelahan sel-sel cambium lateral, untuk pertumbuhan
3)
4)
5)
6)
7)
8)
sekunder;
Dapat meningkatkan perkembangan bunga dan buah;
Merangsang pembentukan akar lateral;
Untuk menghasilkan buah tanpa biji;
Menghambat pembentukkan tunas lateral;
Menghambat pematangan buah dan penuaan daun;
Mencegah rontoknya bunga, buah, serta daun.
sel;
Merangsang pertumbuhan batang dan daun;
Menghilangkan sifat kerfil tanaman;
Pada konsentrasi tinggi, merangsang pertumbuhan akar;
Merangsang perkecambahan;
Merangsang pembentukkan tanaman hari panjang;
Merangsang perkecambahan serbuk dari dan pertumbuhan buluh
serbuk sari;
8) Meanghambat pertumbuhan akar adventif;
9) Mematahkan dormansi sebagian besar jenis biji.
6
c. Sitokinin
Hormon sitokini ditemukan oleh ilmuwan amerika bernama Folke
Skoog pada tahun 1954.Ada beberapa maca sitokinin yang telah
diketahui, diantaranya kinetin, zeatin (pada jagung), dan benzil amino
purin (BAP).Sitokinin ditemukan hamoir pada semua jaringan meristem.
Peranan sitokinin, antara lain:
1) Bersama dengan auksin dan giberelin merangsang pembelahan sel-sel
tanaman;
2) Menghambat dominansi apical oleh auksin;
3) Merangsang pertumbuhan kuncup lateral;
4) Merangsang pemanjangan titik tumbuh;
5) Mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio;
6) Merangsang pembentukkan akar cabang;
7) Menghambat proses penuaan (senescene) daun.
d. Asam Absisat (Abscisic Acid/ABA)
Senyawa ini ditemukan pada tahun 1963 oleh P.E Wareing dan
F.T Addicott.Asam absisat dihasilkan oleh daun, ujung akar, dan atang
serta diedarkan oelah jaringan pengangkut.Biji dan buah juga menganding
ABA dalam jumlah yang tinggi, tetepi tida diketahui apakah ABA
disintesis atai diedarkan ke biji dan buah.Asam absisat disebut juga
hormon stress karena memiliki sifat menghambat pertumbuhan
tanaman. Fungsi ABA antara lain:
1) Menghambat pembelahan sel;
2) Mempercepat proses penuaan, terutama pada daun;
3) Mempercepat gugurnya daun;
4) Menghambat pertumbuhan;
5) Mempertahankan dormansi biji dan kuncup;
6) Merangsang pembusukan buah;
7) Merangsang penutupan stomata jika kekurangan air.
e. Etilen
Etilen merupakan satu-satunya hormone tumbuhan yang berbentuk
gas, tidak berwarna, dan berbau seperti eter.Etilen dihasilkan oleh ruasruas batang, buah yang matang, dan jaringan yang menua, misalnya daundaun yang gugur. Peranan etilen, antara lain:
1) Mempercepat pematangan buah;
2) Merangsang penuaan daun dan pembusukkan buah;
3) Bersama dengan auksin dapat memacu pembungaan;
4) Menghambat petumbuhan akar dan batang pada saat stress.
7
Banyak
aspek
pertumbuhan
dan
perkembangan
pada
tumbuhan
dapat
antagonisme.Contohnya,
saling
sitokinin
berlawanan,
disebut
berantagonisme
dengan
Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh teradap pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan, antara lain nutrisi, cahaya, suhu, kelembapan, dan
aerasi.
a. Nutrisi
Semua makhluk hidup, termasuk tumbuhan, memerlukan nutrisi
untuk kelangsungan hidupnya.Nutrisi atau zat-zat makanan tersebut
diperlukan sebagai sumber energi dan sebagai penyusun komponenkomponen sel bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.Nutrisi
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu unsur makro (makronutrisi) dan
unsur mikro (mikronutrisi).
Unsur makro (yaitu, unsur yang diperlukan tumbuhan dalam
jumlah banyak), antara lain karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen, sulfur,
fosfor, potassium (kalium), dan magnesium.Unsur mikro (yaitu, unsur
yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah sedikit) terdiri atas besi,
tembaga,
seng,
mangan,
kobalt,
natrium,
boron,
klor,
dan
tersebut
dapat
berupa
terhadap
pertumbuhan
lama
ataupun
10
banyak
air.
Akibatnya,
pertumbuhan
tanaman
menjadi
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan
11
Mineral yang dibutuhkan oleh tumbuhan tidak sama jumlahnya, ada yang
diperlukan dalam jumlah relative banyak dan ada pula yang dibutuhkan dalam
jumlah yang relative sedikit. Mineral yang diperlukan oleh tumbuhan dalam
jumlah yang relative besar disebut makronutrien.Unsur-unsur yang diperlukan
oleh tumbuhan dalam jumlah sedikit disebut mikronutrien.Unsur mikro ini
dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit karena unsur mikro ini umumnya
berperan sebagai katalis atau kofaktor pada enzim.
Tabel 2.1 unsur makro dan mikro yang diperlukan tanaman.
Unsur
Hidrogen
Bentuk Molekul
H
Unsur Makro
Elemen pokok pembangunan bahan
Oksigen
O2
Nitrogen
NO3-
Kalium
NO2
K+
Karbon
dan
dalam sel
Sintesis dinding sel, kofaktor enzim,
Ca2+
Mg
2+
berfungsi
Fosfat
Sulfur (Belerang)
pada
sintesis
protein,
HPO4
HPO4-
fosfolipid,
2-
SO4
2-
ATP,
koenzim
Bagian dari
dan
jenis-jenis
dan
beberapa
protein,
koenzim
12
Klorin
Unsur Mikro
Keseimbangan tekanan osmotik sel,
Cl-
Besi
Fe
reaksi fotosintesis
Bagian
dari
enzim
Boron
Fe2+
H2BO3
Mangan
3+
Mn
2+
penting
Krebs,
oksigen
pada
Seng
Zn2+
fotosintesis
Aktif dalam pembentukan klorofil,
Tembaga
Cu+
Molydenim
Cu2
Mo2+
Natrium
Na+
transport fotosintesis
Fiksasi nitrogen
Unsur Tambahan
Unsur esensial bagi tanaman
untukmengurangi pengaruh yang
ditimbulkan oleh kekurangan K tapi
tidak dapat menggantikan fungsi K
Alumunium
Al3+
sepenuhnya.
membantu meningkatkan produktivitas
tumbuhan tertentu mendekati potensi
genetisnya
Klor
Silika
Cl
Si
13
14
peka terhadap suhu ketimbang sawi putih, sehingga tanaman ini memiliki
daya adaptasi lebih luas.Vernalisasi minimum diperlukan untuk bolting.Bunga
2.3.2
2.3.3
untuk
15
sawi adalah kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, Ca, P, Fe, Vitamin A,
Vitamin B, dan Vitamin C.
Tabel 2.2. Kandungan gizi setiap 100 g sawi
No
Komposisi
Jumlah
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Kalori
Protein
Lemak
Karbohidrat
Serat
Kalsium (Ca)
Fosfor (P)
Besi (Fe)
Vitamin A
Vitamin B1
Vitamin B2
Vitamin B3
Vitamin C
22.00 k
2.30 g
0.30 g
4.00 g
1.20 g
220.50 mg
38.40 mg
2.90 mg
969.00 mg
0.09 mg
0.10 mg
0.70 mg
102.00 mg
16
tinggi pada sawi dapat mengurangi hilangnya bobot tulang yang biasa terjadi
pada usia lanjut. Tekanan darah tinggi juga dapat disebabkan oleh rendahnya
kadar kalsium di dalam darah. Mineral lain yang cukup berarti pada sawi
adalah magnesium. Kandungan magnesium pada sawi sangat berguna untuk
mereduksi stress dan membantu membentuk pola tidur yang baik (Sutirman,
2011).
2.4 Pupuk
Pupuk
merupakan
bahan
yang
digunakan
untuk
menyuburkan
Pupuk kandang yaitu pupuk yang berasal dari kotoran hewan ternak.
2.
Pupuk hijau yaitu pupuk yang berasal dari tanaman yang dimasukkan ke
dalam tanah untuk menambah bahan organik dan unsur hara tanaman.
3.
Pupuk kompos yaitu pupuk yang dibuat dengan cara melapapukkan sampah
sisa-sisa tanaman yang dicampur kotoran hewan.
Pupuk
organik
dapat
menyuburkan
dan
menggemburkan
tanah,
mengandung lebih banyak jenis unsur dan penggunaanya tidak menimbulkan efek
samping.
Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat oleh manusia dari zat-zat
anorganik.Pupuk buatan ini contohnya yakni pupuk Urea, ZA, TSP, ZK, NPK dan
17
18
Dengan sifat-sifat ini, MSG dapat digunakan untuk mengurangi asupan garam
(sodium), yang ikut menyebabkan timbulnya hipertensi, penyakit jantung, dan
stroke. Rasa makanan rendah-garam akan menjadi lebih baik dengan penambahan
MSG, bahkan dengan pengurangan garam hingga 30%. Kandungan sodium
(dalam persen massa) dalam MSG adalah sekitar 3 kali lebih rendah (12%)
daripada dalam natrium klorida (39%). Garam glutamat lain telah digunakan
dalam sup rendah-garam, tetapi dengan tingkat kelezatan lebih rendah daripada
MSG.
Kandungan MSG tersusun atas 78% Glutamat, 12% Natrium dan 10%
air.Kandungan glutamat yang tinggi itulah yang menyebabkan rasa gurih dalam
segala macam masakan. Glutamat itu sendiri termasuk dalam kelompok asam
amino non esensial penyusun protein yang terdapat juga dalam bahan makanan
lain seperti daging, susu, keju, ASI dan dalam tubuh kita pun mengandung
glutamat. Di dalam tubuh, glutamat dari MSG dan dari bahan lainnyadapat
dimetabolime dengan baik oleh tubuh dan digunakan sebagai sumber energi usus
halus.Senyawa ini adalah gabungan dari sodium/natrium (garam), asam amino
glutamate dan air. Penegas cita rasa gurih ini dibuat melalui proses fermentasi
tetes tebu oleh bakteri Brevi-bacterium lactofermentum yang menghasilkan asam
glutamat. Kemudian, dilakukan penambahan garam sehingga mengkristal. Itu
sebabnya, MSG sering ditemukan dalam bentuk kristal putih.Rumus kimia dari
MSG adalah C5H8O4NNa.H2O (C5=60, H8=8, O4=64, N=14, Total Glutamate=146
(78%), Na= 23(12%), H2O=18 (10%), Total MSG= 187 (100%))
Di Indonesia penggunaan MSG terbuat dari tetes tebu dan singkong
melalui proses fermentasi. Jika dirunut dari sejarahnya, pada awalnya MSG
diambil dari rumput laut, kemudian diubah menggunakan sumberl lain karena
mengingat keterbatasan rumput laut apabila dipakai terus menerus akan
menyebabkan kerusakan ekosistem laut.
Vetsin (monosodium glutamat yang ada di pasaran memiliki kandungan
kimia yang dapat menyuburkan tanaman, yaitu natrium (Na). Defisiensi unsur Na
atau Natrium bagi pertumbuhan tanaman yang baru diketahui pengaruhnya yaitu
19
20
Bab III
Metode Penelitian
3.1 Tahap penelitian
3.1.1
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini kami lakukan selama dua bulan, dimulai dari minggu
pertama bulan April hingga minggu ketiga bulan April.Bertempat dirumah
salah seorang anggota kelompok penelitian kami, di Jl. Katalina III No.03
Cibereum.
Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan
7 Polybag
1 Cangkul
1 Skop
6 Gelas ukur
1 Sendok (pengaduk)
1 Penggaris/Mistar
2. Bahan yang digunakan
Bibit Sawi Hijau (Brassica rapa)
Air
Vetsin (Monosodium Glutamat/MSG)
Tanah
3.1.3
Populasi dan Sampel
3.1.2
eksperimen
tentang
pengaruh
kadar
vetsin
(Monosodium
21
A B C
Sawi I
A B C
Sawi II
A B C
Sawi III
A B
A B
Sawi IV
Sawi V
B C
Sawi VI
A B C
Sawi VII
Keterangan:
Sawi I
Sawi II
Sawi III
Sawi IV
Sawi V
Sawi VI
Sawi VII
A
B
C
3.2.1
Tahap Persiapan
Sebelum kami melaksanakan penelitian, terlebih dahulu kami
menyiapkan alat dan bahan yang akan kami gunakan. Alat yang kami gunakan
22
seperti apa yang telah tercantum di atas yaitu, Polybag sebagai media tanam,
Cangkul, Skop, Gelas ukur, Sendok (pengaduk), dan Penggaris/Mistar.
Sedangkan bahan yang kami gunakan ialah tanaman sawi sebagai subjek
penelitian, vetsin sebagai objek penelitian, Tanah sebagai media tanam
tumbuhan, dan air.
Tanah yang kami gunakan merupakan tanah yang diambil dari tempat
yang sama agar kualitas pertumbuhan tanaman sama.
Setelah alat dan bahan disiapkan, kami memasukkan tanah dengan jumlah
yang sama banyak ke setiap polybag. Kemudian kami menaburkan bibit sawi
masing-masing 6 butir ke setiap polybag.
3.2.2
Tahap Pelaksanaan
Setelah semua polybag mendapat masing-masing enam butir sawi,
kami membuat enam pupuk vetsin dengan kadar 0.7% (0.7 gram ditambah
100 ml air), 1.4% (1.4 gram ditambah 100 ml air), 2.1% (2.1% gram ditambah
100 ml air), 2.8% (2.8 gram ditambah 100 ml air), 3.5% (3.5% gram ditambah
100 ml air), 4.2% (4.2 gram ditambah 100 ml air). Dari tujuh polybag yang
berisi bibit sawi, kami menjadikan satu diantaranya sebagai kontrol
pertumbuhan tanaman-tanaman lain.
Setelah semua pupuk vetsin siap, kami memberikan pupuk vetsin ke
setiap tanaman sawi dengan kadar yang berbeda setiap polybagnya.Untuk
selanjutnya kami melakukan pengamatan. Detail lebih lanjut kami rangkum
dalam langkah kerja berikut ini:
a. Menyiapkan polybag, cangkul, bibit sawi, dan tanah secukupnya
b. Memasukkan tanah ke polybag dan ratakan.
c. Setelah tanah rata, kami menaburkan bibit sawi hijau (Brassica rapa L)
kedalam polybag
d. Kemudian kami memberikan pupuk vetsin pada penyiraman pertama,
sesuai dengan kadar perlakuan
e. Menyiram tanaman sawi setiap hari
f. Menyiram sawi denganlarutanMSG satu minggu sekali secara rutin.
23
3.2.3
Tahap Pengamatan
Pengamatan tanaman kami lakukan sebanyak 14 kali selama 14 hari
24
Bab IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, kami peroleh data pertumbuhan biji sawi
yang kami tampilkan dalam bentuk tabel di bawah ini.
Tabel pengamatan pertumbuhan biji sawi
Hari
ke-1
ke-2
ke-3
ke-4
ke-5
ke-6
ke-7
ke-8
ke-9
ke-10
ke-11
ke-12
ke-13
ke-14
Rata-rata
Hari
ke-1
ke-2
ke-3
ke-4
ke-5
ke-6
ke-7
ke-8
ke-9
ke-10
ke-11
ke-12
A
4,5
4,5
4,5
4,5
4,5
1,6
Sawi I
B
C
4 1,3
4 1,4
4,2 1,4
4,3 1,5
4,3 1,6
4,5 1,7
4,5 1,8
4,6 2
4,6 2
4,7 2,1
4,7 2,1
4,7 2,2
4,7 2,2
4,8 2,2
4,5 1,8
Sawi II
A
B
3,9 3
4 3,2
4,2 3,2
4,2 3,2
4,7 3,4
5 3,5
5,1 3,5
5,2 3,6
5,3 3,6
5,4 3,8
5,4 3,8
5,5 4
5,5 4
5,6 4,1
4,9 3,6
A
4
4,2
4,5
5,2
5,5
5,9
6
6,4
6,6
6,8
6,9
7,2
Sawi V
B
C
4,2 4,5
4,3 4,7
4,7 5
5,1 5,5
5,4 5,9
5,5 6,4
5,7 6,8
6,1 7,1
6,4 7,4
6,7 7,6
6,9 7,8
7,1 8
Sawi VI
A
B
C
4
3
3
4,2 3,3 3,2
4,6 3,6 3,6
5 3,9 3,9
5,4 4,2 4,2
5,9 4,5 4,5
6,1 4,8 4,9
6,5 5,1 5,3
6,8 5,4 7,6
7,2 5,6 7,9
7,4 5,7 8,1
7,7 5,9 8,3
C
-
Sawi III
A
B
C
3,9 4
4 4,2 4,2 4,5 4,3 4,8 4,4 5
4,4 5,1 4,5 5,3 4,6 5,4 4,8 5,5 4,9 5,7 5 5,7 5 5,8 5,1 5,8 5,2 6
4,6 5,2 -
Sawi IV
A
B
C
-
Sawi VII
A
B
C
4,3 5,9 1,8
4,7 6,2 2,1
5 6,5 3
5,6 7 3,4
5,9 7,2 3,7
6,1 7,4 4
6,4 7,8 4,4
6,7 8,1 4,7
7 8,4 7,4
7,4 8,7 7,7
7,6 8,9 8
7,9 9,1 8,2
25
ke-13
ke-14
Rata-rata
7,4 7,3
7,9 7,6
6,1 5,9
8,2
8,4
6,6
7,9 6,2
8,1 6,4
6,2 4,8
8,5
8,6
5,8
8,2
8,4
6,5
9,2
9,3
7,8
8,4
8,6
5,3
Keterangan:
Sawi I
Sawi II
Sawi III
Sawi IV
Sawi V
Sawi VI
Sawi VII
A
B
C
Sawi 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Ratarata
3.3
3.3
3.4
3.4
3.5
3.6
3.6
3.7
3.7
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.6
Sawi
2
3.4
3.6
3.7
3.7
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.6
4.8
4.8
4.9
4.3
Sawi 3
Sawi 4
Sawi 5
4
4.1
4.2
4.6
4.7
4.8
4.9
5
5.2
5.3
5.4
5.4
5.5
6
4.9
4.2
4.4
4.7
5.3
5.6
5.9
6.2
6.5
6.8
7.1
7.2
7.4
7.6
8
6.7
Sawi
6
3.3
3.6
3.9
4.3
4.6
5
5.3
5.6
6.6
6.9
7.1
7.3
7.5
7.7
5.6
Sawi 7
4
4.3
4.8
5.3
5.6
5.8
6.2
6.5
7.6
7.9
8.2
8.4
8.6
8.8
6.6
26
Dari tabel pertumbuhan tanaman sawi, kami gabarkan dalam grafik di bawah ini.
Sumbu x : Hari
Y : Tinggi tanaman dalam cm
10
9
8
7
Sawi 1
Sawi 2
5
4
3
2
Sawi 3
Sawi 4
Sawi 5
Sawi 6
Sawi 7
1
0
H-1 H-2 H-3 H-4 H-5 H-6 H-7 H-8 H-9 H-10H-11H-12H-13H-14
4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan pertumbuhan tanaman sawi (Brassica rapa L)
ternyata pada kadar larutan MSG 0% pertumbuhan rata-rata tanaman sawi adalah
2,6 cm. Pada kadar larutan MSG 0,7% pertumbuhan rata-rata tanaman sawi
adalah 2,8 cm. Pada kadar larutan MSG 1,4% pertumbuhan rata-rata tanaman
sawi adalah 3,3 cm. Pada kadar larutan MSG 2,1% pertumbuhan rata-rata
tanaman sawi adalah 0 cm. Pada kadar larutan MSG 2,8% pertumbuhan rata-rata
tanaman sawi adalah 6,2 cm. Pada kadar larutan MSG 3,5% pertumbuhan ratarata tanaman sawi adalah 5,6 cm. Pada kadar larutan MSG 4,2% pertumbuhan
rata-rata tanaman sawi adalah 6,5 cm.
Dari data tersebut diperoleh bahwa tanaman sawi yang kadar MSG-nya
0%-1,4% ternyata pertumbuhannya meningkat. Tetapi pada kadar MSG 2,1%
27
28
Bab V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Sesuai dengan penelitian yang kami lakukan akhirnya kami dapat
menyimpulkan bahwa pemberian Monosodium Glutamat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman sawi (Brassica rapa.L) dengan kadar yang
optimalsebesar 2,8 % larutan MSG.
5.2 Saran
Kami sadar bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dalam
pengerjaan maupun dalam pelaksanaannya.Maka dari itu kami butuh penelitian
lebih lanjut agar data yang didapat lebih valid.
DAFTAR PUSTAKA
Maniam, MBS. and Yusa. 2010. Advanced Learning Biology 3A. Bandung:
Grafindo Media Pratama.
Pujianto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia BIOLOGI 3. Solo : Platinum
29
LAMPIRAN A
FOTO-FOTO PERCOBAAN
30
31
32
33