Anda di halaman 1dari 6

WORKSHEET

DISFUNGSI EREKSI

Disfungsi ereksi (impotensi) adalah ketidakmampuan untuk mendapatkan dan


mempertahankan ereksi penis saat berhubungan seksual
(http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/erectile-dysfunction/basics/definition/con20034244).
Faktor risiko:

1. Faktor Resiko
- Faktor fisik : penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit saraf, efek
samping obat, dan kondisi kesehatan lainnya.
- Faktor psikologis: kecemasan, depresi, stres, dan masalah dalam hubungan.
- Faktor gaya hidup: merokok, penggunaan alkohol, dan penyalahgunaan zat lainnya.
(http://umm.edu/health/medical/reports/articles/erectile-dysfunction)
Penyakit atau prosedur yang mempengaruhi saraf:
Diabetes, Multiple sclerosis, Penyakit Parkinson, Bedah prostat, kandung kemih, rektum, atau uretra. Kondisi
ini dapat menyebabkan cedera pada saraf berpengaruh mencapai dan mempertahankan ereksi.
Kondisi lain seperti rendahnya tingkat hormon yang diperlukan untuk perkembangan normal danfungsi organ
seks (hipogonadisme), yang mengarah ke tingkat testosterone rendah.
(http://www.everydayhealth.com/erectile-dysfunction/erectile-dysfunction-risk.aspx).

Disfungsi ereksi merupakan akibat dari suatu abnormalitas atau kombinasi abnormalitas keempat
sistem yang dibutuhkan untuk ereksi penis normal. Etiologi vascular, neurologi, atau hormonal disfungsi ereksi
secara kolektif disebut sebagai disfungsi ereksi organik. Rata-rata sekitar 80% pasien dengan disfungsi ereksi
mengalami disfungsi ereksi tipe organik. Pasien yang tidak merespon terhadap stimulasi psikogenik disebut
disfungsi ereksi psikogenik.
Penyakit yang menyerang sirkulasi vascular sampai ke corpora kavenosum (penis) (contohnya:
penyakit vaskular peripheral, arteriosklerosis, dan hipertensiesensial) dihubungkan dengan meningkatnya
insidensi terhadap disfungsi ereksi. Penyakit yang merusak penghantaran syaraf ke otak (contohnya: kelukaan
susmsum tulang belakang atau strok) atau keadaan yang merusak saraf peripheral yang dapat menyebabkan
vaskulatur penis (contoh: diabetes mellitus) dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
Penyakit yang berhubungan dengan hipogonadisme, secara primer maupun sekunder dapat
menyebabkaan level subfisiolgi testosterone, yang dapat mengakibatkan berkurangnya dorongan seksual
(penurunan libido) dan disfungsi ereksi sekunder. Hipgonadisme primer biasanya dihubungkan dengan proses
penuaan normal atau operasi pengangkatan testis untuk pengobatan prostat atau kanker testis. Hipogonadisme
sekunder dapat disebabkan karena: (1) kelainan hipotalamus dan pituitary dari luteinizing hormon-releasing
hormone atau luteinizing hormone, (2) kenaikan prolactin yang disebabkan oleh tumor pada pituitary dan (3)
pasien dengan gagal ginjal kronis.

Halamandapatditambahkansesuaikebutuhan
Pengisian worksheet dapatberupauraianataupungambar

WORKSHEET
DISFUNGSI EREKSI
Pasien harus berada pada kondisi mental yang tepat saat menerima rangsangan seksual. Pasien yang
menderita malaise, mempunyai depresi reaktif atau mengalami rasa cemas yang berlebih, dibius, memiliki
penyakit Alzheimer, memiliki hipotiroidisme atau memiliki kelaainan mental biasanya mengeluh mengalami
disfungsi ereksi. Pada kebanyakan penelitian, pasien dengan disfungsi ereksi psikogenik umumnya
menunjukkan respon rata-rata yang lebih tinggi terhadap berbagai macam intervensi dibandingkan dengan
pasien yang mengalami disfungsi ereksi organic karena ereksi psikogenik disebabkan oleh penyakit yang
kurang parah.
Kebiasaan pasien juga dapat dihubungkan dengan disfungsi ereksi. Efek vasokonstriktor dari
kebiasaan merokok dapat menyerang ke aliran darah menuju corpora dan menurunkan darah yang mengisi
kavnosum. Intake ethanol yang terlalu banyak dapat menyebabkan defisiensi androgen, neuropati peripheral,
atau gagal ginjal kronis yang kesemuanya dapat berkontribusi terhadap disfungsi ereksi.

Karakteristik pasien yang tidak boleh mengkomsumsi fosfodiesterase inhibitor adalah pasien:
-

Memiliki masalah jantung, termasuk nyeri dada (angina), aritmia) atau gagal jantung, memiliki riwayat
serangan jantung atau stroke karena akan berefek pada jantung. Obat-obat ini dapat menyebabkan
penurunan tekanan darah secara tiba-tiba hingga efek berbahaya ketika obat diambil dengan obat nitrat,
yang digunakan untuk angina. Obatnitratsepertinitrogliserin, isosorbidmononitrat, isosorbiddinitrat,
erythatyltetranitrat, pentaeritritoltetranitrate, dannatriumnitroprusside.
Tekanandarahtinggiataurendah (hipertensiatauhipotensi)
Diabetes yang tidakterkontrol
Hatiatauginjal
Masalahseldarah (anemia selsabit, leukemia)
Retinitis pigmentosa. (Denganpenyakitgenetikini, orang tidakmenghasilkan phosphodiesterase-5
dantidakmenanggapi inhibitor PDE5.)
(http://umm.edu/health/medical/reports/articles/erectile-dysfunction)

Halamandapatditambahkansesuaikebutuhan
Pengisian worksheet dapatberupauraianataupungambar

WORKSHEET
DISFUNGSI EREKSI
Obat-obatan yang dapatmenyebabkan ED: (Dipiroedisi 6, hal. 1518)
Mekanisme yang
Kelas obat
Agen

menyebabkan disfungsi

antikolinergik

antihistamin,

ereksi
aktivitas antikolinergik

agen

keterangan
Antihistamin nonsedatif generasi kedua
( ex:

antiparkinson, phenotiazine

loratadin) tidak terkait dengan

disfungsi ereksi.
Antidepresan penghambat serapan serotonin
selektif dapat diganti antideprresan trisiklik
jika disfungsi ereksi menjadi masalah.
Phenotiazine dengan efek antikolinergik
yang lebih rendah dapat diganti pada
beberapa pasien yang disfungsi ereksinya

Agonis

dopamin

(ex:

metoklopramid, phenotiazin)

Menghambat
penghambat
sehingga

faktor
prolaktin,

meningkatkan

menjadi masalah.
Meningkatnya jumlah

prolaktin

terkait

dengan pengeblokkan produksi testosteron


dari testis; hasil libido tertekan.

Estrogen, antiandrogen (ex:

jumlah prolaktin
Menekan stimulasi libido

Dalam

luteinizing hormone-releasing

yang

disfungsiereksisekunderberkembang

hormone

superagonists,

testosteron

digoksin,

spironolakton,

dimediasi

ketokonazol, simetidin)
Depresan CNS (ex: barbiturat,

Menekan

narkotik,

stimuli psikogenik

benzodiazepin,

persepsi

menghadapipenurunan

libido,

penggunaan jangka pendek


alkohol dosis tinggi)
Agen yang menurunkan aliran

Menurunkan

darah penile (ex: diuretik,

arteriolar ke corpora

antagonis - adrenergik, atau


simpatolitik pusat [metildopa,
klonidin, guanetidin])

aliran

Beberapa

diuretik

yang

menghasilkan

penurunan signifikan volume intravaskular


dapat menurunkan aliran arteriolar penile.
Antihipertensi yang lebih aman :
angiotensin converting enzyme inhibitors,
postsynaptic

1-adrenergic

antagonists

(terazosin, doxazosin), calcium channel


blockers,

dan

Antagonists.

Halamandapatditambahkansesuaikebutuhan
Pengisian worksheet dapatberupauraianataupungambar

angiotensin

II

receptor

WORKSHEET
DISFUNGSI EREKSI
Manifestasi klinis:

Halamandapatditambahkansesuaikebutuhan
Pengisian worksheet dapatberupauraianataupungambar

WORKSHEET
DISFUNGSI EREKSI
Terapi farmakologi: sertakan guideline

Dipiro, Pharmacology: A Pathophysiologic Approach, 7 th ed, 2008.

Halamandapatditambahkansesuaikebutuhan
Pengisian worksheet dapatberupauraianataupungambar

WORKSHEET
DISFUNGSI EREKSI

Halamandapatditambahkansesuaikebutuhan
Pengisian worksheet dapatberupauraianataupungambar

Anda mungkin juga menyukai