PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hewan betina yang dewasa seksual dikenal adanya siklus
reproduksi. Siklus reproduksi adalah siklus seksual yang
terdapat pada individu betina dewasa seksual dan tidak hamil
yang meliputi perubahan-perubahan siklik pada organ-organ
reproduksi tertentu misalnya ovarium, uterus, dan vagina di
bawah pengendalian hormon reproduksi. Siklus reproduksi
meliputi antara lain siklus esterus, siklus ovarium, dan siklus
menstruasi. Siklus estrus merupakan sutu siklus reproduksi
yang dialami oleh hewan betina yang tidak hamil. Siklus ini
pada
primata
disebut
dengan
siklus
menstruasi
yang
vertebrata
dengan
pengecualian
primata,
kemauan
menerima hewan-hewan jantan terbatas selama masa yang disebut estrus atau
berahi. Selama estrus, hewan-hewan betina secara fisiologis dan psikologis
dipersiapkan untuk menerima hewan-hewan jantan, dan perubahan-perubahan
struktural terjadi di dalam organ assesori seks betina. Berdasarkan paparan
tersebut, perlu dilakukan praktikum siklus estrus ini, yaitu dengan membuat
Alat yang digunakan pada praktikum Siklus Estrus dan Apusan Vagina
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaan pada praktikum Siklus Estrus dan Apusan
Vagina
No.
Nama Alat
Fungsi
1
2
3
1. Mikroskop
Untuk mengamati objek pengamatan
cahaya
2. Kaca penutup
Untuk menutup kaca objek
3. Kamera
Untuk mendokumentasikan objek pengamatan
4. Cawan petri
Untuk menyimpan larutan alkohol dan giemsa
5. Alat tulis
Untuk mencatat hasil pengamatan
6. Kaca objek
Untuk menyimpan cairan dari vagina mencit
(Mus musculus) untuk diamati
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum Siklus Estrus dan Apusan
Vagina dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum Siklus Estrus dan Apusan
Vagina
No
Nama bahan
Fungsi
.
1
2
3
1. Mencit betina (Mus
Sebagai obyek yang akan diamati
musculus)
2. Alkohol
Mensterilkan cotton bad
3. Tisu
Sebagai pmbersih alat yang digunakan
4. Cotton bud
Untuk mengambil apusan vagina
5. Giemsa
Untuk mewarnai obyek yang akan diamati
6. NaCl 0,9%
Sebagai media pengamatan
7. Aquadest
Untuk membersihkan obyek yang akan
diamati
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum Siklus Estrus dan Apusan Vagina adalah
sebagai berikut :
1. Menyaipkan perlatan yang akan digunakan untuk mengamati siklus estrus
dan apusan vagina mencit (Mus musculus).
2. Masukkan cutton bud yang sudah diusap oleh Nacl 0,9 % ke dalam vagina
mencit (Mus musculus)kira-kira sedalam 0,5 cm putar dengan hati-hati
3. Mengoleskan cutton bud tadi diatas kaca obyek kemudian ditetesi alkohol
70%.
4. Meneteskan larutan giemsa diatas kaca obyek tersebut, biarkan selama 5
menit.
5. Membuang kelebihan zat warna, dan bilas dengan aquadest.
6. Mengerinhkan kaca objek tersebut lalu diamati mengamati dibawah
mikroskop.
7. Menentukan tahapan siklus reproduksinya dan sitologi apusan vagina.
8. Mengambil gambar hasil pengamatan
9. Mencatat hasil pengamatan.
Tabel 4. Lanjutan
5.
Tahapan diestrus
Pada tahap ini kelanjutan siklus estrus
pasca
metestrus
dengan
kadar
progesteron sangat tinggi dalam darah
atau disebut dengan anestrus dan sama
seperti metestrus disertai peningkatan
leukosit polinuklear
B.
Pembahasan
Hewan dewasa memiliki fase seksual yang dikenali dengan adanya
siklus reproduksi. Siklus reproduksi adalah siklus seksual yang terdapat
pada individu betina dewasa seksual dan tidak bunting yang meliputi
perubahan-perubahan
siklik
pada
organ-organ
reproduksi tertentu
sedang disti mulasi oleh estrogen atau tidak. Estrogen semakin bekerja apa
bila dipengaruhi faktor-faktor luar seperti bau, suara, dan perubahan
lingkungan.
Tahap estrus ditandai dengan adanya sel yang menanduk
(cornified), perkembangan folikel dengan sekresi yang kuat dari hormon
estrogen, dan sangat sedikit Progesteron. Namun pada fase estrus ini akan
diakhiri dengan terjadinya ovulasi atau pembentukan sel telur pada
ovarium. Pada fase ini juga terjadi keratinisasi sel epithel atau epithel
degenerasi. Sel epitel yang mengalami degenerasi ini akan terjadi
pembentukan folikel yang baru untuk persiapan pasca terjadinya ovulasi.
Tahap metaestrus adalah tingkatan setelah tingkatan setelah estrus setelah
pembentukan corpus luteum dan sekresi progesterone, ditandai dengan
terhentinya birahi, ovulasi terjadi dengan pecahnya folikel, rongga folikel
secara berangsur-ansur mengecil,dan pengeluaran lendir terhenti. Selain itu
terjadi penurunan pada ukuran dan vaskularitas. Selama fase ini dimana
sinyal stimulasi estrogen turun. Uterus dipengaruhi oleh progesteron dan
menjadi sikretori.
Tahap diestrus merupakan tahap akhir yang dikarakteristikkan oleh
aktivitas corpus luteum dimana dalam memproduksi progesteron.
Merupakan
kelanjutan
siklus
estrus
pasca
metestrus
dengan
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum Siklus Estrus dan
Apusan Vagina adalah tahapan siklus estrus pada hewan betina, yaitu
proestrus yang ditandai dengan tidak terlihat leukosit dan sel epitel yang
dinukleasi, estrus yang ditandai dengan terdapatnya sel epitel menanduk
(cornified), diestrus (sel epitel biasa dan banyak leukosit) dan metestrus
(terdapat banyak sel epitel menanduk dan leukosit, kemudian juga sel
epitel biasa).
B. Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum Siklus Estrus dan
Apusan Vagina adalah kepada praktikan pada saat praktikum lebih aktif
lagi dan memperhatikan penjelasan dari asisten agar praktikum dapat
berjalan dengan baik.