Disusun Oleh:
Fransiska Kartika
030.11.108
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS/KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 20 JUNI 3 SEPTEMBER 2016
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat dari
peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup
(AHH). Namun peningkatan UHH ini dapat mengakibatkan terjadinya transisi
epidemiologi dalam bidang kesehatan akibat meningkatnya jumlah angka kesakitan
karena penyakit degeneratif. Perubahan struk-tur demografi ini diakibatkan oleh
peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan menurunnya angka kematian serta
penurunan jumlah kelahiran.1
Indonesia termasuk negara berstruktur tua, hal ini terlihat dari persentase
penduduk lansia tahun 2008, 2009 dan 2012 telah mencapai di atas 7% dari
keseluruhan penduduk. Struktur penduduk yang menua tersebut merupakan salah satu
indikator keberhasilan pencapaian pembangunan manusia secara global dan nasional.
Keadaan ini berkaitan dengan adanya perbaikan kualitas kesehatan dan kondisi sosial
masyarakat yang meningkat.1
Situasi global pada saat ini di antaranya adalah :
- Setengah jumlah lansia di dunia (400 juta jiwa) berada di Asia.
- Pertumbuhan lansia pada negara sedang berkembang lebih tinggi dari negara yang
sudah berkembang.
- Masalah terbesar lansia adalah penyakit degeneratif.
- Diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 75% lansia penderita penyakit degeneratif
tidak dapat beraktifitas (tinggal di rumah).1
Perubahan struktur penduduk mempengaruhi angka beban ketergantungan,
terutama bagi penduduk lansia. Perubahan ini menyebabkan angka ketergantungan
lansia menjadi meningkat. Rasio ketergantungan penduduk tua (old dependency ratio)
adalah angka yang menunjukkan tingkat ketergantungan penduduk tua terhadap
penduduk usia produktif. Angka tersebut merupakan perbandingan antara jumlah
penduduk tua (60 tahun ke atas) dengan jumlah penduduk produktif (15-59 tahun).
Angka ini mencerminkan besarnya beban ekonomi yang harus ditanggung
penduduk produktif untuk membiayai penduduk tua. Peningkatan jumlah penduduk
lanjut usia menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan sekaligus sebagai
tantangan dalam pembangunan.1
2
satu
jenis pelayanan
kesehatan yang
dapat
diberikan kepada
lansia adalah kunjungan rumah atau home visit geriatry. Pada home visit geriatry
dilakukan asesmen geriatri yang akan mengevaluasi kesehatan secara komprehensif
pada lansia dengan harapan dapat meningkatkan kualitas kesehatan lansia yang
dikunjungi. Dari home visit geriatri dapat ditemui berbagai permasalahan pada lansia.2
Pada penulisan ini akan dibahas hasil home visit geriatri seorang lelaki berusia
82 tahun dengan nyeri lutut, gangguan pendengaran serta riwayat diabetes mellitus,
hipertensi, dan penyakit jantung.
BAB II
ASESMEN GERIATRI
3
2.1
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. U
Usia
: 82 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Riwayat pekerjaan
: 5 orang
Jumlah cucu
: 11 orang
Jumlah cicit
:-
Pria: 2 orang
Wanita: 3 orang
a.
Keluhan utama
Nyeri pada kedua lutut sejak 1 minggu
: ya
: ya
: disangkal
: disangkal
d. Riwayat pembedahan
Pasien pernah operasi katarak tahun 2008.
e. Riwayat opname di Rumah Sakit
Pasien pernah dirawat di Rumah Sakit Kecamatan Tebet tahun 2010 karena edema
paru . Dan tahun 2012 dirawat karena nyeri dada setelah konsumsi banyak daging
kambing.
f. Riwayat kesehatan lain
Melakukan pemeriksaan kesehatan pada :
Poli PTM di Puskesmas Kecamatan Tebet.
g. Riwayat alergi
Tidak ada alergi makanan dan obat-obatan.
h. Riwayat Kebiasan
Merokok
Apakah anda merokok? Sekarang tidak, sudah 12 tahun berhenti
Apakah orang terdekat atau di sekitar anda merokok? Ya, cucu merokok di teras
rumah.
Minum Alkohol
Apakah anda minum minuman beralkohol? Tidak. Dahulu waktu masih muda
minum.
5
Olah raga
Apakah anda melakukan olah raga? Tidak
Bila YA, apa jenis olah raga yang biasa anda lakukan? Berapa kali dalam seminggu? Berapa lama intensitas waktu anda melakukan olahraga tersebut?
Konsumsi Kopi
Apakah anda minum kopi? Ya. Satu kali sehari.
Kesimpulan : Pasien sudah 12 tahun ini tidak merokok dan tidak minum minuman
beralkohol lagi, dahulu waktu masih umur produktif pasien merokok dan minum
minuman beralkohol. Pasien tidak berolahraga. Pasien mengkonsumsi kopi 1x sehari.
i. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini
Obat-obatan yang dikonsumsi dengan dan tanpa resep dokter akan dijabarkan
pada tabel berikut:
Tabel 4. Obat yang dikonsumsi dengan resep dokter
Waktu
Jam
Makan Pagi
Selingan
08.00
11.00
dan
susu 1 mangkok
4 buah
Makan Siang
12.00
Selingan
16.00
Buah mangga
Buah mangga
1 piring
Makan Malam
19.30
1 piring
Selingan
21.30
Susu sapi
1 gelas
j. Penapisan depresi
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat dengan
perasaan yang anda rasakan bulan lalu?
Tabel 6. Penapisan depresi
Setiap
waktu
Serin
g
sekali
g.
h.
i.
j.
k.
Kadan
g
kadang
Jaran
g
sekali
Tidak
perna
h
Kesimpulan : Tidak terdapat tanda-tanda gangguan mood (depresif) pada pasien dalam 1
bulan terakhir.
k. Status Fungsional
a) ADL dasar dan Instrumental
Tabel 7. ADL dasar dan Instrumental
Bisa sendiri
sepenuhnya
Mandi
Ambulansi
Tranfer
Berpakaian
Berdandan
BAB / BAK
Makan
Sediakan makan
Atur keuangan
Atur minum obat-obatan
Bertelepon
Perlu
bantuan
seseorang
Tergantung
orang lain
sepenuhnya
Sudah berapa lamakah (apabila ada) kesehatan anda membatasi kegiatan anda
berikut ini?
Tabel 8. Keterbatasan Fungsional
>3 bulan
Berbagai pekerjaan berat (mis. angkat
barang, lari)
Berbagai pekerjaan sedang (mis.menggeser
meja / almari, angkat barang belanjaan)
Pekerjaan ringan di rumah yang biasa
dikerjakan
Mengerjakan pekerjaan (di kantor / seharihari)
Naik bukit / naik tangga
Membungkuk, berlutut, sujud
Berjalan kl.100 meter
Makan, mandi, berpakaian, ke WC
< 3 bulan
Tak
terbatasi
Baring
120/80
80
20
2 bulan yl
62 kg
165
22,77
2. Keadaan Kulit
Bercak kemerahan
Lesi kulit lain
Curiga keganasan
Dekubitus
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
Duduk
120/80
80
20
1 bulan yl
62 kg
165
22,77
Berdiri
120/80
84
20
Saat ini
62 kg
165
22,77
3. Pendengaran
Tabel 10. Pemeriksaan pendengaran
Ya
Dengar suara normal
Tidak
4. Penglihatan
Tabel 11. Pemeriksaan penglihatan
Ya
Dapat membaca huruf surat kabar
- Tanpa kaca mata
- Dengan kaca mata
Terdapat katarak/tidak
- Kanan
- Kiri
Tidak
Dapatan
funduskopi
Kanan
Kiri
Normal
Abnormal (jelaskan)
Tak terlihat
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
5. Mulut
Tabel 13. Pemeriksan mulut
Buruk
Higiene mulut
Gigi palsu
Terpasang
Lecet di bawah gigi palsu
Lesi yang lain (kalau ada jelaskan)
Ada
Baik
Tidak
6. Leher
Tabel 14. Pemeriksan leher
Derajat gerak
Kel. Tiroid
Normal
Abnormal (jelaskan)
: Tidak ada
Kelenjar limfe
7. Dada
Massa teraba / tidak
Kelainan lain
: Tidak ada
10
8. Paru-paru
Tabel 15. Pemeriksan paru-paru
Perkusi
Auskultasi :
- suara dasar
- suara tambahan
Kiri
Sonor
Kanan
Sonor
Vesikuler
Rhonkhi (-), wheezing (-)
Vesikuler
Rhonkhi (-), wheezing (-)
9. Kardiovaskuler
Tabel 16. Pemeriksan kardiovaskuler
a. Jantung
- Irama
- Bising
Regular
Ya
- Gallop
Ada
Lain-lain (jelaskan)
b. Bising
- Karotis : Kiri
Kanan
- Femoralis : Kiri
Kanan
c. Denyut nadi perifer
- A. dorsalis pedis
Kiri
Kanan
- A. tibialis posterior
Kiri
Kanan
d.
-
Edema
Pedal
Tibial
Sakral
10. Abdomen
Hati membesar/ tidak
Massa abdomen lain
Bising/ bruit
Nyeri tekan
Ireguler
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Ada
(regular)
(regular)
(regular)
(regular)
Tak ada
+1
+2
+3
+4
: Tidak
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
Cairan asites
: Tidak ada
: Tidak
Ada
Tidak
11
TIDAK DIPERIKSA
Ya
Atrofi vaginal
Massa
Vaginitis atroficans
Nyeri tekan
Prolaps pelvis
Lain-lain : Tes pap: Tidak dikerjakan
Tidak
TIDAK DIPERIKSA
13. Muskuloskeletal
Tabel 19. Pemeriksan muskuloskeletal
Deformitas
Gerak terbatas
Nyeri
Benjolan/
peradangan
Krepitasi
Tak
ada
Tl.
Blkg
Bahu
Siku
Tangan
Pinggul
Lutut
Kaki
Baik
Orientasi
Orang
Waktu
Tempat
Situasi
Baik
Daya ingat
Sangat lampau
Baru terjadi
Ingat obyek stlh 5 menit
segera (mengulang)
Terganggu
Terganggu
Betul
Salah
Jumlah kesalahan
0-2 kesalahan : baik
3-4 kesalahan : gangguan intelek ringan
5-7 kesalahan : gangguan intelek sedang
7-10 kesalahan : gangguan intelek berat
Kesimpulan : Tidak terdapat kesalahan dalam menjawab kuesioner, maka
disimpulkan status mentalis baik.
b. Perasaan hati / afeksi : baik
c. Umum
Tabel 22. Pemeriksan umum
Normal
Syarat otak
Motorik : - Kekuatan
- Tonus
Sensorik : - Tajam
- Raba
- Getaran
(menurun)
Normal
Refleks
Serebelar : - Jari ke hidung
- Tumit ke ujung
kaki
- Romberg
Gerak langkah
Abnormal (jelaskan)
Abnormal (jelaskan)
13
Ya
Tremor saat istirahat
Rigiditas cog-wheel
Bradikinesia
Tremor intense
Gerakan tak sadar
Refleks patologis
Tidak
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
-
2.5
Tanggal
28 Juli 2016
Problem
Nyeri lutut
Penurunan
pendengaran
Rencana
Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang
penyebab nyeri lututnya
Menjelaskan apa yang dapat diberikan oleh dokter untuk
mengurangi rasa nyeri pada kedua lututnya
Menjelaskan apa saja yang dapat pasien lakukan dan
hindari untuk mengurangi rasa nyeri pada kedua lututnya
Memberikan motivasi kepada pasien agar tetap
memeriksakan penyakitnya secara rutin dan patuh minum
obat
Edukasi agar pasien dapat mengatur pola makannya
Meminta pasien memberitahukan kepada dokter apabila
terjadi efek samping dari terapi yang diberikan
Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang
penyebab terjadinya penurunan pendengaran yang dialami
oleh pasien
Menjelaskan kepada penderita dan keluarga bahwa orangorang di sekitarnya harus berbicara dengan suara yang
lebih lantang dari biasanya, dan itu bukan berarti berteriak
atau membentak.
Menjelaskan apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi
14
Hipertensi
Diabetes Mellitus
Penyakit Jantung
2.6
LAPORAN LANJUTAN
Tabel 25. Laporan lanjutan
Tanggal
Problem diagnostik
Kegiatan
15
28 Juli 2016
- Nyeri lutut
- Penurunan
pendengaran
- Hipertensi
- Diabetes Mellitus
- Penyakit Jantung
- Nyeri lutut
- Penurunan
pendengaran
3 Agustus 2016
- Hipertensi
- Diabetes Mellitus
- Penyakit Jantung
- Melakukan
anamnesis,
menyeluruh
dan
pemeriksaan
edukasi
kepada
fisik
pasien
pendengaran
belum
terkoreksi
10 Agustus
2015
- Nyeri lutut
- Penurunan
pendengaran
- Hipertensi
- Diabetes Mellitus
- Penyakit Jantung
- Anamnesis
nyeri
lutut
sudah
berkurang,
16
keluarganya
Menjelaskan terapi yang diberikan kepada pasien
Menjelaskan kepada pasien agar pasien datang ke Puskemas untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium darah untuk mengetahui kadar gula darah puasa,
makanan yang tinggi protein, serat dan vitamin seperti buah-buahan dan sayuran.
Olahraga teratur sesuai kemampuan fisik yang tidak menumpu beban seperti
berenang
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, memakai alas kaki yang nyaman dan
tidak licin di dalam rumah menggunakan alas kaki yang nyaman, tertutup, dan
Terapi Farmakologik
- Obat anti nyeri berupa Natrium Diklofenak 2 x 50 mg
- Vitamin saraf berupa vitamin B kompleks 1x1
- Obat anti nyeri topikal berupa gel Natrium Diklofenak 1%
- Obat antihipertensi berupa Amlodipine 10 mg 1x1
- Obat antidiabetes berupa Glurenorm 1x1 dan Humalog 100 subkutan 3x1
- Obat jantung berupa Bisoprolol 5 mg 1x1, Miniaspi 80 mg 1x1, Diovan 80 mg 3x1
Terapi Non-farmakologik
- Alat bantu dengar
17
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Pasien merupakan seorang laki-laki berusia 82 tahun dengan nyeri lutut,
penurunan pendengaran dan riwayat hipertensi, diabetes mellitus serta penyakit
jantung. Nyeri lutut yang dialami pasien membutuhkan pemeriksaan lanjutan agar
dapat ditangani dengan tepat sehingga dapat mengurangi keterbatasan aktivitas pasien
sehari-hari. Penyakit hipertensi, diabetes mellitus dan penyakit jantung yang dialami
pasien juga harus dikontrol agar tidak timbul komplikasi lanjut. Dari asesmen geriatri
yang dilakukan dapat disimpulkan pasien memiliki hendaya fisik berupa keterbatasan
18
fungsional dalam melakukan pekerjaan berat dan pekerjaan sedang, naik tangga/bukit,
membungkuk, berlutut, dan sujud.
Pada kunjungan pertama dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara lengkap
untuk mencari masalah yang ada pada pasien. Selanjutnya diberikan tatalaksana
nonmedikamentosa dengan cara pemberian informasi dan edukasi terhadap masalah
yang ditemukan pada pasien. Dari kunjungan kedua dan ketiga dilakukan anamnesis
dan pemeriksaan fisik lanjutan dan didapatkan masih terdapat beberapa masalah yang
kemudian dilakukan edukasi ulang seperti pada kunjungan pertama. Dari ketiga
kunjungan tersebut dilakukan perencanaan perawatan pasien secara komprehensif.
Namun dari semua hal tersebut, perhatian dan motivasi dari keluarga terdekat adalah
hal yang sangat dibutuhkan pasien agar tetap dapat hidup produktif di usianya meski
dengan penyakit yang dideritanya.
3.2
SARAN
Diharapkan dalam pembuatan laporan asesmen geriatri selanjutnya, peneliti
dapat memberikan penyuluhan yang lebih bersifat menyeluruh dan lebih detail kepada
pasien dan keluarganya mengenai masalah nyeri lutut, penurunan pendengaran dan
riwayat hipertensi serta diabetes mellitus tipe 2 yang dialami oleh pasien. Dan juga
menjelaskan pentingnya kesehatan lingkungan tempat tinggal, pola makan dan pola
hidup yang sehat, serta pentingnya peran serta keluarga dalam memberikan dukungan
pada para lansia sehingga status kesehatan lansia baik dan tetap produktif diusianya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia.
Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. 2013; ISSN 2088-270X: 2-17.
2. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL, et al. The
Seventh Report of the Joint National Comitte on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure. JAMA. 2003; 289(19): 2560-72.
19
LAMPIRAN
20