Anda di halaman 1dari 20

ASESMEN GERIATRI

Seorang Lansia dengan Nyeri Lutut, Penurunan Pendengaran, serta


Riwayat Diabetes Melitus, Hipertensi dan Penyakit Jantung

Disusun Oleh:
Fransiska Kartika

030.11.108

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS/KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 20 JUNI 3 SEPTEMBER 2016
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat dari
peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup
(AHH). Namun peningkatan UHH ini dapat mengakibatkan terjadinya transisi
epidemiologi dalam bidang kesehatan akibat meningkatnya jumlah angka kesakitan
karena penyakit degeneratif. Perubahan struk-tur demografi ini diakibatkan oleh
peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan menurunnya angka kematian serta
penurunan jumlah kelahiran.1
Indonesia termasuk negara berstruktur tua, hal ini terlihat dari persentase
penduduk lansia tahun 2008, 2009 dan 2012 telah mencapai di atas 7% dari
keseluruhan penduduk. Struktur penduduk yang menua tersebut merupakan salah satu
indikator keberhasilan pencapaian pembangunan manusia secara global dan nasional.
Keadaan ini berkaitan dengan adanya perbaikan kualitas kesehatan dan kondisi sosial
masyarakat yang meningkat.1
Situasi global pada saat ini di antaranya adalah :
- Setengah jumlah lansia di dunia (400 juta jiwa) berada di Asia.
- Pertumbuhan lansia pada negara sedang berkembang lebih tinggi dari negara yang
sudah berkembang.
- Masalah terbesar lansia adalah penyakit degeneratif.
- Diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 75% lansia penderita penyakit degeneratif
tidak dapat beraktifitas (tinggal di rumah).1
Perubahan struktur penduduk mempengaruhi angka beban ketergantungan,
terutama bagi penduduk lansia. Perubahan ini menyebabkan angka ketergantungan
lansia menjadi meningkat. Rasio ketergantungan penduduk tua (old dependency ratio)
adalah angka yang menunjukkan tingkat ketergantungan penduduk tua terhadap
penduduk usia produktif. Angka tersebut merupakan perbandingan antara jumlah
penduduk tua (60 tahun ke atas) dengan jumlah penduduk produktif (15-59 tahun).
Angka ini mencerminkan besarnya beban ekonomi yang harus ditanggung
penduduk produktif untuk membiayai penduduk tua. Peningkatan jumlah penduduk
lanjut usia menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan sekaligus sebagai
tantangan dalam pembangunan.1
2

Geriatri adalah bagian ilmu penyakit dalam yang melakukan penatalaksanaan


individu berusia 60 tahun ke atas dengan multi-patologi penyakit kronis seperti
hipertensi, diabetes, jantung, stroke, osteoartritis, demensia.1
Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat
proses degeneratif (penuaan) sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada
usia lanjut. Selain itu masalah degeneratif menurunkan daya tahan tubuh sehingga
rentan terkena infeksi penyakit menular. Penyakit tidak menular pada lansia di
antaranya hipertensi, stroke, diabetes mellitus dan radang sendi atau rematik.
Sedangkan penyakit menular yang diderita adalah tuberkulosis, diare, pneumonia dan
hepatitis.1
Penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan dewasa muda, karena
penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul akibat
penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur
dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap penyakit (termasuk
infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.1
Pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya
guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya.
Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan
Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive, preventive,
curative, dan rehabilitative. Prioritas yang harus dikembangkan oleh Puskesmas harus
diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar (basic health care service) yang lebih
mengedepankan upaya promosi dan preventif (public health service).2
Salah

satu

jenis pelayanan

kesehatan yang

dapat

diberikan kepada

lansia adalah kunjungan rumah atau home visit geriatry. Pada home visit geriatry
dilakukan asesmen geriatri yang akan mengevaluasi kesehatan secara komprehensif
pada lansia dengan harapan dapat meningkatkan kualitas kesehatan lansia yang
dikunjungi. Dari home visit geriatri dapat ditemui berbagai permasalahan pada lansia.2
Pada penulisan ini akan dibahas hasil home visit geriatri seorang lelaki berusia
82 tahun dengan nyeri lutut, gangguan pendengaran serta riwayat diabetes mellitus,
hipertensi, dan penyakit jantung.
BAB II
ASESMEN GERIATRI
3

2.1

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. U

Usia

: 82 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Tegal, 17 Desember 1932


Alamat

: Jalan Tebet Timur Dalam xxxxx, Kecamatan Tebet, Jakarta


Selatan

Agama

: Islam

Riwayat pekerjaan

: Staf Kementrian Luar Negeri

Nama orang terdekat : Ny. S


Jumlah anak

: 5 orang

Jumlah cucu

: 11 orang

Jumlah cicit

:-

Pria: 2 orang

Wanita: 3 orang

Pembiayaan kesehatan: BPJS


2.2

RIWAYAT MEDIS / EVALUASI FISIK


Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 28 Juli 2016 pukul
15.00 17.00 WIB di rumah pasien.
3.2.1 Riwayat Medis :

a.

Keluhan utama
Nyeri pada kedua lutut sejak 1 minggu

b. Riwayat penyakit sekarang


Seorang pria, 82 tahun, mengeluh nyeri pada kedua lutut sejak 1 minggu
yang lalu. Nyeri dirasakan saat bangun pagi hari saat ingin beranjak dari tempat
tidur, terutama saat dari posisi duduk ke berdiri, terasa kaku dan nyeri di kedua
lutut saat berdiri menopang tubuh, kaku dirasakan selama 10 hingga 15 menit.
Akibatnya pasien tidak lagi dapat sujud saat ibadah, saat ini pasien shalat dengan
posisi duduk. Sebetulnya keluhan nyeri pada lutut sudah dirasakan sekitar 3 tahun
yang lalu namun semakin memberat hingga membuat pasien datang berobat.
Keluhan ini juga dirasakan apabila pasien berdiri setelah duduk lama dan akan
berkurang nyerinya saat sendi yang sakit diistirahatkan kembali.
4

Pasien juga mengeluhkan penurunan pendengaran yang bermula sejak 5


tahun lalu dan sekarang semakin sulit untuk berkomunikasi sehingga
menyebabkan pasien enggan untuk keluar rumah.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes mellitus sejak 12 tahun
yang lalu dan berobat rutin. Empat tahun yang lalu pasien didiagnosis mengidap
penyakit jantung.
Riwayat penyakit lainnya :
Riwayat kencing manis

: ya

Riwayat sakit jantung

: ya

Riwayat penyakit paru

: disangkal

Riwayat alergi makanan/obat-obatan

: disangkal

d. Riwayat pembedahan
Pasien pernah operasi katarak tahun 2008.
e. Riwayat opname di Rumah Sakit
Pasien pernah dirawat di Rumah Sakit Kecamatan Tebet tahun 2010 karena edema
paru . Dan tahun 2012 dirawat karena nyeri dada setelah konsumsi banyak daging
kambing.
f. Riwayat kesehatan lain
Melakukan pemeriksaan kesehatan pada :
Poli PTM di Puskesmas Kecamatan Tebet.
g. Riwayat alergi
Tidak ada alergi makanan dan obat-obatan.
h. Riwayat Kebiasan
Merokok
Apakah anda merokok? Sekarang tidak, sudah 12 tahun berhenti
Apakah orang terdekat atau di sekitar anda merokok? Ya, cucu merokok di teras
rumah.
Minum Alkohol
Apakah anda minum minuman beralkohol? Tidak. Dahulu waktu masih muda
minum.
5

Olah raga
Apakah anda melakukan olah raga? Tidak
Bila YA, apa jenis olah raga yang biasa anda lakukan? Berapa kali dalam seminggu? Berapa lama intensitas waktu anda melakukan olahraga tersebut?
Konsumsi Kopi
Apakah anda minum kopi? Ya. Satu kali sehari.
Kesimpulan : Pasien sudah 12 tahun ini tidak merokok dan tidak minum minuman
beralkohol lagi, dahulu waktu masih umur produktif pasien merokok dan minum
minuman beralkohol. Pasien tidak berolahraga. Pasien mengkonsumsi kopi 1x sehari.
i. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini
Obat-obatan yang dikonsumsi dengan dan tanpa resep dokter akan dijabarkan
pada tabel berikut:
Tabel 4. Obat yang dikonsumsi dengan resep dokter

Dengan resep dokter


Amlodipine 10 mg
Bisoprolol 5 mg
Miniaspi 80 mg
Diovan 80 mg
ISDN 5 mg
Humalog 100
Glurenorm

Dosis dan pemakaian


1x1
1x1
1x1
1x1
3x1
3x1 (17-0-12)
1x1

POLA KONSUMSI MAKANAN LANSIA


FORMULIR 24 HOUR RECALL
(Catatan : asupan makanan/minuman KEMARIN mulai bangun pagi hingga tidur
malam)
Jumlah

Waktu

Jam

Nama makanan atau


Bahan makanan
minuman
URT

Makan Pagi

Selingan

08.00

11.00

Quaker oat dan susu full Gandum


cream
sapi

dan

susu 1 mangkok

Biskuit tango cokelat

Biskuit, krim cokelat

4 buah

Makan Siang

12.00

Nasi urap dan opor ayam

Nasi, sayuran, bumbu 1 piring


kacang,
santan,
daging ayam

Selingan

16.00

Buah mangga

Buah mangga

1 piring

Makan Malam

19.30

Nasi dan telur dadar

Nasi, telur ayam

1 piring

Selingan

21.30

Susu full cream

Susu sapi

1 gelas

j. Penapisan depresi
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat dengan
perasaan yang anda rasakan bulan lalu?
Tabel 6. Penapisan depresi

Setiap
waktu

Serin
g
sekali

a. Berapa seringkah bulan yang lalu masalah


b.
c.
d.
e.
f.

g.
h.
i.
j.
k.

Kadan
g
kadang

Jaran
g
sekali

Tidak
perna
h

kesehatan anda menghalangi kegiatan anda, (mis.


pergi mengunjungi teman, aktivitas sosial)?
Berapa seringkah bulan lalu anda merasa gugup?
Berapa seringkah bulan lalu anda merasa tenang
dan damai?
Berapa seringkah bulan lalu anda merasa sedih
sekali?
Berapa seringkah bulan lalu anda merasa
bahagia?
Berapa seringkah bulan lalu anda merasa begitu
sedih sampai serasa tak ada sesuatupun yang
mungkin menghiburnya?
Selama bulan lalu, berapa seringnya perasaan
depresi anda mengganggu kerja anda sehari-hari?
Selama bulan lalu, berapa sering anda merasa tak
ada lagi sesuatu yang anda harapkan lagi?
Selama bulan lalu, berapa sering anda merasa tak
diperhatikan keluarga?
Berapa sering selama bulan lalu anda merasa
ingin menangis saja?
Selama bulan lalu, berapa sering anda merasa
bahwa hidup ini sudah tak ada gunanya lagi?

Kesimpulan : Tidak terdapat tanda-tanda gangguan mood (depresif) pada pasien dalam 1
bulan terakhir.
k. Status Fungsional
a) ADL dasar dan Instrumental
Tabel 7. ADL dasar dan Instrumental

Bisa sendiri
sepenuhnya
Mandi
Ambulansi
Tranfer
Berpakaian
Berdandan
BAB / BAK
Makan
Sediakan makan
Atur keuangan
Atur minum obat-obatan
Bertelepon

Perlu
bantuan
seseorang

Tergantung
orang lain
sepenuhnya

Kesimpulan : Pasien tergolong mandiri, karena seluruh aktivitasnya bisa


dilakukan tanpa bantuan orang lain.
b) Keterbatasan Fungsional
8

Sudah berapa lamakah (apabila ada) kesehatan anda membatasi kegiatan anda
berikut ini?
Tabel 8. Keterbatasan Fungsional

>3 bulan
Berbagai pekerjaan berat (mis. angkat
barang, lari)
Berbagai pekerjaan sedang (mis.menggeser
meja / almari, angkat barang belanjaan)
Pekerjaan ringan di rumah yang biasa
dikerjakan
Mengerjakan pekerjaan (di kantor / seharihari)
Naik bukit / naik tangga
Membungkuk, berlutut, sujud
Berjalan kl.100 meter
Makan, mandi, berpakaian, ke WC

< 3 bulan

Tak
terbatasi

Kesimpulan : Pada pasien didapatkan keterbatasan fungsional dalam melakukan


pekerjaan berat dan pekerjaan sedang, naik bukit/ tangga, membungkuk, berlutut, dan
sujud.
2.3

PEMERIKSAAN FISIK (Dilakukan pada 28 Juli 2016)


1. Tanda Vital
Tabel 9. Pemeriksaan Tanda Vital

Berat badan (kg)


Tinggi badan (cm)
BMI (kg/m2)

Baring
120/80
80
20
2 bulan yl
62 kg
165
22,77

2. Keadaan Kulit
Bercak kemerahan
Lesi kulit lain
Curiga keganasan
Dekubitus

: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada

Tekanan darah (mmHg)


Nadi/ menit
Laju respirasi/menit

Duduk
120/80
80
20
1 bulan yl
62 kg
165
22,77

Berdiri
120/80
84
20
Saat ini
62 kg
165
22,77

3. Pendengaran
Tabel 10. Pemeriksaan pendengaran

Ya
Dengar suara normal

Tidak

Pakai alat bantu dengar


Serumen impaksi

4. Penglihatan
Tabel 11. Pemeriksaan penglihatan

Ya
Dapat membaca huruf surat kabar
- Tanpa kaca mata
- Dengan kaca mata
Terdapat katarak/tidak
- Kanan
- Kiri

Tidak

Tabel 12. Hasil Funduskopi

Dapatan
funduskopi
Kanan
Kiri

Normal

Abnormal (jelaskan)

Tak terlihat

Tidak dilakukan
Tidak dilakukan

5. Mulut
Tabel 13. Pemeriksan mulut

Buruk
Higiene mulut
Gigi palsu
Terpasang
Lecet di bawah gigi palsu
Lesi yang lain (kalau ada jelaskan)

Ada

Baik

Tidak

6. Leher
Tabel 14. Pemeriksan leher

Derajat gerak
Kel. Tiroid

Normal

Abnormal (jelaskan)

Bekas luka pada tiroid : Tidak ada


Massa lain

: Tidak ada

Kelenjar limfe

: Tidak teraba membesar

7. Dada
Massa teraba / tidak

: Tidak teraba massa

Kelainan lain

: Tidak ada
10

8. Paru-paru
Tabel 15. Pemeriksan paru-paru

Perkusi
Auskultasi :
- suara dasar
- suara tambahan

Kiri
Sonor

Kanan
Sonor

Vesikuler
Rhonkhi (-), wheezing (-)

Vesikuler
Rhonkhi (-), wheezing (-)

9. Kardiovaskuler
Tabel 16. Pemeriksan kardiovaskuler

a. Jantung
- Irama
- Bising

Regular

Ya

- Gallop

Ada

Lain-lain (jelaskan)
b. Bising
- Karotis : Kiri
Kanan
- Femoralis : Kiri
Kanan
c. Denyut nadi perifer
- A. dorsalis pedis
Kiri
Kanan
- A. tibialis posterior
Kiri
Kanan
d.
-

Edema
Pedal
Tibial
Sakral

10. Abdomen
Hati membesar/ tidak
Massa abdomen lain
Bising/ bruit
Nyeri tekan

Ireguler
Tidak

Tidak

Ada

Tidak

Tidak

Ada
(regular)
(regular)
(regular)
(regular)
Tak ada
+1

+2

+3

+4

: Tidak
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada

Cairan asites

: Tidak ada

Limpa membesar/ tidak

: Tidak

11. Rektum/ anus


Tabel 17. Pemeriksan rectum/anus

Ada

Tidak

11

Tonus sphincter ani


Pembesaran prostat
Jelaskan kalau ada
Massa di rectum
Impaksi fekal

TIDAK DIPERIKSA

12. Genital/ pelvis :


Tabel 18. Pemeriksan genital

Ya
Atrofi vaginal
Massa
Vaginitis atroficans
Nyeri tekan
Prolaps pelvis
Lain-lain : Tes pap: Tidak dikerjakan

Tidak

TIDAK DIPERIKSA

13. Muskuloskeletal
Tabel 19. Pemeriksan muskuloskeletal

Deformitas
Gerak terbatas
Nyeri
Benjolan/
peradangan
Krepitasi

Tak
ada

Tl.
Blkg

Bahu

Siku

Tangan

Pinggul

Lutut

Kaki

14. Neurologik / Psikologik


a. Status Mentalis :
Tabel 20. Pemeriksan neurologis

Baik
Orientasi
Orang
Waktu
Tempat
Situasi

Baik
Daya ingat
Sangat lampau
Baru terjadi
Ingat obyek stlh 5 menit
segera (mengulang)

Terganggu

Terganggu

Kuisioner pendek / portable tentang Status Mental :


12

Tabel 21. Status mental

Betul

Tanggal berapakah hari ini ?


Hari apakah hari ini ?
Apakah nama tempat ini ?
Berapakah nomor telpon rumah anda ?
Berapakah usia anda ?
Kapankah anda lahir (tgl/bln/thn) ?
Siapa nama gubernur sekarang ?
Nama gubernur sebelum ini ?
Nama ibumu sebelum menikah ?
20 dikurang 3 dan seterusnya

Salah

Jumlah kesalahan
0-2 kesalahan : baik
3-4 kesalahan : gangguan intelek ringan
5-7 kesalahan : gangguan intelek sedang
7-10 kesalahan : gangguan intelek berat
Kesimpulan : Tidak terdapat kesalahan dalam menjawab kuesioner, maka
disimpulkan status mentalis baik.
b. Perasaan hati / afeksi : baik
c. Umum
Tabel 22. Pemeriksan umum

Normal
Syarat otak
Motorik : - Kekuatan
- Tonus
Sensorik : - Tajam
- Raba
- Getaran

(menurun)

Normal
Refleks
Serebelar : - Jari ke hidung
- Tumit ke ujung
kaki
- Romberg
Gerak langkah

Abnormal (jelaskan)

Abnormal (jelaskan)

13

Kesimpulan : terdapat kelemahan minimal pada ekstremitas inferior dimana


kekuatan motoriknya 4 | 4 (Di samping dapat melawan gaya berat, ia dapat pula
mengatasi sedikit tahanan yang diberikan).
d. Tanda-tanda lain
Tabel 23. Tanda-tanda lain

Ya
Tremor saat istirahat
Rigiditas cog-wheel
Bradikinesia
Tremor intense
Gerakan tak sadar
Refleks patologis

Tidak

Bila Ya, jelaskan

Kesimpulan : status neurologis pasien baik.


2.4

PEMERIKSAAN TAMBAHAN
-

Pasien memiliki data pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada tanggal 3


Agustus 2016. Dari data pemeriksaan laboratorium tersebut, didapatkan hasil Gula
Darah Sewaktu 221 mg/dl, asam urat 6.2 mg/dl dan kolesterol 197 mg/dl

2.5

EKG, echocardiography, dan pemeriksaan lainnya tidak dilakukan.

DAFTAR MASALAH DAN RENCANA PENANGANAN


Tabel 24. Daftar masalah dan rencana penanganan

Tanggal
28 Juli 2016

Problem
Nyeri lutut

Penurunan
pendengaran

Rencana
Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang
penyebab nyeri lututnya
Menjelaskan apa yang dapat diberikan oleh dokter untuk
mengurangi rasa nyeri pada kedua lututnya
Menjelaskan apa saja yang dapat pasien lakukan dan
hindari untuk mengurangi rasa nyeri pada kedua lututnya
Memberikan motivasi kepada pasien agar tetap
memeriksakan penyakitnya secara rutin dan patuh minum
obat
Edukasi agar pasien dapat mengatur pola makannya
Meminta pasien memberitahukan kepada dokter apabila
terjadi efek samping dari terapi yang diberikan
Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang
penyebab terjadinya penurunan pendengaran yang dialami
oleh pasien
Menjelaskan kepada penderita dan keluarga bahwa orangorang di sekitarnya harus berbicara dengan suara yang
lebih lantang dari biasanya, dan itu bukan berarti berteriak
atau membentak.
Menjelaskan apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi

14

Hipertensi

Diabetes Mellitus

Penyakit Jantung

2.6

penurunan kemampuan komunikasi pasien dengan orang


di sekitarnya dengan menyarankan kepada pasien agar
menggunakan alat bantu dengar.
Memberikan motivasi kepada pasien agar mau
menggunakan alat bantu dengar yang telah dimilikinya
Memberikan edukasi kepada keluarga pasien bahwa
baiknya pasien selalu ditemani jika berpergian agar
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang
penyakit hipertensi dan komplikasi yang ditimbulkan bila
tekanan darah tidak terkontrol
Memberikan terapi sesuai diagnosis dan penjelasan
tentang perlunya keteraturan dalam minum obat
antihipertensi
Memotivasi penderita untuk kontrol hipertensi ke
Puskesmas secara rutin
Edukasi mengenai pola makan pasien agar mengurangi
makanan tinggi garam, makanan yang mengandung
banyak lemak. Serta lebih banyak mengkonsumsi
makanan yang mengandung protein, vitamin, dan serat
seperti buah-buahan dan sayuran.
Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya diabetes
melitus dan komplikasi yang ditimbulkan bila gula darah
tidak terkontrol
Memberikan terapi sesuai diagnosis dan penjelasan
tentang perlunya keteraturan dalam minum obat
antidiabetes
Memotivasi penderita untuk kontrol gula darah ke
Puskesmas secara rutin
Edukasi mengenai pola makan pasien agar mengurangi
makanan dengan kadar glukosa tinggi, dan lebih banyak
mengkonsumsi makanan yang mengandung protein,
vitamin, dan serat seperti buah-buahan dan sayuran.
Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang
penyakit jantung yang diderita pasien dan menyarankan
untuk tetap kontrol penyakit jantungnya.

LAPORAN LANJUTAN
Tabel 25. Laporan lanjutan
Tanggal

Problem diagnostik

Kegiatan

15

28 Juli 2016

- Nyeri lutut
- Penurunan
pendengaran
- Hipertensi
- Diabetes Mellitus
- Penyakit Jantung
- Nyeri lutut
- Penurunan

pendengaran
3 Agustus 2016
- Hipertensi
- Diabetes Mellitus
- Penyakit Jantung

- Melakukan

anamnesis,

menyeluruh

dan

pemeriksaan

edukasi

kepada

fisik
pasien

mengenai masalah kesehatan yang dialaminya


- Menganjurkan pasien untuk minum obat dengan
benar sesuai anjuran dokter, baik dosis maupun
waktu minum serta kepatuhan minum obat.
- Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
lanjutan
- Anamnesis : nyeri di kedua lutut berkurang,
penurunan

pendengaran

belum

terkoreksi

dengan alat bantu dengar


- Pengukuran tanda-tanda vital, TD = 125/80 mmHg
- Edukasi kepada keluarga untuk membawa pasien
berobat rutin ke Puskesmas agar penyakitnya
dapat dievaluasi dan diberikan obat serta dapat
dirujuk jika diperlukan

10 Agustus
2015

- Nyeri lutut
- Penurunan
pendengaran
- Hipertensi
- Diabetes Mellitus
- Penyakit Jantung

- Anamnesis

nyeri

lutut

sudah

berkurang,

pendengaran sudah mulai meningkat dengan alat


bantu dengar
- Pengukuran tanda-tanda vital, TD = 120/80 mmHg
- Mengevaluasi kondisi kesehatan pasien
- Mengevaluasi hasil edukasi dan instruksi yang
telah dilakukan oleh pasien.

Pada asesmen geriatrik (Summary)


Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang didapatkan
diagnosis pada pasien ini adalah osteoarthritis genu bilateral, penurunan pendengaran,
hipertensi terkontrol, diabetes mellitus terkontrol, dan riwayat penyakit jantung.
Rencana Perawatan Terpadu / Comprehensive Care
Komunikasi
-

Membina komunikasi yang baik antara pasien dengan keluarga seperti


menjelaskan maksud kedatangan dan menjelaskan apa yang akan dilakukan.

16

Mengajak pasien berkomunikasi dan diskusi tentang keluhannya dan bertanya

bila ada yang ingin ditanyakan


Informasi
- Menginformasikan tentang masalah yang dialami pasien kepada pasien dan
-

keluarganya
Menjelaskan terapi yang diberikan kepada pasien
Menjelaskan kepada pasien agar pasien datang ke Puskemas untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium darah untuk mengetahui kadar gula darah puasa,

kolesterol dan asam urat setiap kali kontrol


Edukasi
- Mengedukasi pasien untuk mengkonsumsi obat antihipertensi secara teratur agar
-

tekanan darah tetap terkontrol


Kontrol tekanan darah setiap kali kunjungan di Puskesmas dan mengkonsumsi

obat secara rutin dan benar


Mengedukasi pasien untuk mengkonsumsi obat penurun kadar gula darah secara

teratur agar kadar gula darah tetap terkontrol


Mengedukasi pasien untuk mengurangi makan makanan yang tinggi garam dan
lemak dan gula berlebih, serta memperbanyak konsumsi susu tinggi kalsium,

makanan yang tinggi protein, serat dan vitamin seperti buah-buahan dan sayuran.
Olahraga teratur sesuai kemampuan fisik yang tidak menumpu beban seperti

berenang
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, memakai alas kaki yang nyaman dan
tidak licin di dalam rumah menggunakan alas kaki yang nyaman, tertutup, dan

tidak licin apabila berjalan kaki di luar rumah


Meminta pasien untuk banyak beraktivitas dalam kegiatan sosial, melakukan
kegiatan positif yang digemari dan tetap melakukan ibadah kepada Allah.

Terapi Farmakologik
- Obat anti nyeri berupa Natrium Diklofenak 2 x 50 mg
- Vitamin saraf berupa vitamin B kompleks 1x1
- Obat anti nyeri topikal berupa gel Natrium Diklofenak 1%
- Obat antihipertensi berupa Amlodipine 10 mg 1x1
- Obat antidiabetes berupa Glurenorm 1x1 dan Humalog 100 subkutan 3x1
- Obat jantung berupa Bisoprolol 5 mg 1x1, Miniaspi 80 mg 1x1, Diovan 80 mg 3x1
Terapi Non-farmakologik
- Alat bantu dengar

17

BAB III
PENUTUP

3.1

KESIMPULAN
Pasien merupakan seorang laki-laki berusia 82 tahun dengan nyeri lutut,
penurunan pendengaran dan riwayat hipertensi, diabetes mellitus serta penyakit
jantung. Nyeri lutut yang dialami pasien membutuhkan pemeriksaan lanjutan agar
dapat ditangani dengan tepat sehingga dapat mengurangi keterbatasan aktivitas pasien
sehari-hari. Penyakit hipertensi, diabetes mellitus dan penyakit jantung yang dialami
pasien juga harus dikontrol agar tidak timbul komplikasi lanjut. Dari asesmen geriatri
yang dilakukan dapat disimpulkan pasien memiliki hendaya fisik berupa keterbatasan

18

fungsional dalam melakukan pekerjaan berat dan pekerjaan sedang, naik tangga/bukit,
membungkuk, berlutut, dan sujud.
Pada kunjungan pertama dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara lengkap
untuk mencari masalah yang ada pada pasien. Selanjutnya diberikan tatalaksana
nonmedikamentosa dengan cara pemberian informasi dan edukasi terhadap masalah
yang ditemukan pada pasien. Dari kunjungan kedua dan ketiga dilakukan anamnesis
dan pemeriksaan fisik lanjutan dan didapatkan masih terdapat beberapa masalah yang
kemudian dilakukan edukasi ulang seperti pada kunjungan pertama. Dari ketiga
kunjungan tersebut dilakukan perencanaan perawatan pasien secara komprehensif.
Namun dari semua hal tersebut, perhatian dan motivasi dari keluarga terdekat adalah
hal yang sangat dibutuhkan pasien agar tetap dapat hidup produktif di usianya meski
dengan penyakit yang dideritanya.
3.2

SARAN
Diharapkan dalam pembuatan laporan asesmen geriatri selanjutnya, peneliti
dapat memberikan penyuluhan yang lebih bersifat menyeluruh dan lebih detail kepada
pasien dan keluarganya mengenai masalah nyeri lutut, penurunan pendengaran dan
riwayat hipertensi serta diabetes mellitus tipe 2 yang dialami oleh pasien. Dan juga
menjelaskan pentingnya kesehatan lingkungan tempat tinggal, pola makan dan pola
hidup yang sehat, serta pentingnya peran serta keluarga dalam memberikan dukungan
pada para lansia sehingga status kesehatan lansia baik dan tetap produktif diusianya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia.
Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. 2013; ISSN 2088-270X: 2-17.
2. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL, et al. The
Seventh Report of the Joint National Comitte on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure. JAMA. 2003; 289(19): 2560-72.

19

LAMPIRAN

20

Anda mungkin juga menyukai