Anda di halaman 1dari 5

Keluarga Binaan Risiko Tinggi

DM tipe II dan Ulkus Diabetik pada Lansia


Bonny Pabetting
11.2014.099
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas
Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta

Puskesmas

: UPTD Puskesmas Cilamaya

Alamat

: Dusun Surkalim RT 16/RW 08, Desa Tegalwaru, Kecamatan


Cilamaya, Kabupaten Karawang

Tanggal Kunjungan
I.

: 22 Agustus 2016

Identitas Pasien
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat
Telepon

II.

III.

: Tn. T
: 73 tahun (Lahir 10/2/1943)
: Laki-laki
: Tidak bekerja
: SMP
: Dusun Surkalim RT 16/RW 08, Desa Tegalwaru, Kecamatan
Cilamaya, Kabupaten Karawang
:-

Riwayat Biologis Keluarga


Keadaan kesehatan sekarang
Kebersihan perorangan
Penyakit yang sering diderita
Penyakit keturunan
Penyakit kronis
Kecacatan anggota keluarga
Pola makan

:
:
:
:
:
:
:

Sedang
Kurang
DM, batuk pilek
Tidak ada
DM
Tidak ada
Sering (4-5 kali sehari), jenis makanan cukup

bervariasi
Pola istirahat
Jumlah anggota keluarga

: Baik ( 8 jam sehari)


: 3 orang (pasien, istri, anak)

Psikologis Keluarga
Kebiasaan buruk
Pengambilan keputusan
Ketergantungan obat
Tempat mencari pelayanan kesehatan

: Merokok (1 bungkus per hari)


: Anak
: Tidak ada
: Puskesmas Cilamaya, klinik umum
1

Pola rekreasi
IV.

: Kurang

Keadaan Rumah/Lingkungan
Jenis bangunan
Lantai rumah
Luas rumah
Penerangan

: Permanen
: Keramik
: 6 m x 5 m = 30 m
: Ada (pada siang hari masih dapat mengandalkan
cahaya matahari yang masuk dari jendela dan pada
malam hari menggunakan lampu)
Kebersihan
: Sedang
Ventilasi
: Kurang
Dapur
: Ada, tidak permanen
Jamban keluarga
: Ada
Sumber air minum
: Sumur bor, menumpang milik tetangga
Sumber pencemaran air
: Tidak ada
Pemanfaatan pekarangan
: Ada, untuk kandang hewan
Sistem pembuangan air limbah : Saluran langsung ke selokan
Tempat pembuangan sampah : Ada
Sanitasi lingkungan
: Sedang
V.

Spiritual Keluarga
Ketaatan beribadah
: Baik (OS dan keluarga rajin shalat 5 waktu )
Keyakinan tentang kesehatan : Baik

VI.

Keadaan Sosial Keluarga

VII.

Tingkat pendidikan
Hubungan antar anggota keluarga
Hubungan dengan orang lain
Kegiatan organisasi sosial

: Kurang
: Baik
: Baik
: Baik

Keadaan ekonomi

: Sedang

Kultural Keluarga
Adat yang berpengaruh
Lain-lain

: Adat Sunda
: Tidak ada

VIII. Daftar Anggota Keluarga


No
.
1.

Pendidika

Nama

Hub

Umur

Tn. T

(Pasien

73

n
SMP

68
29

2.

Ny. SA

3.

Tn. S

)
Istri

Pekerjaan

Agama

Tidak

Islam

SMP

bekerja
Ibu rumah

Islam

SMK

tangga

Islam

Kead.
Kesehatan
Kurang
sehat
Sehat
Sehat

Kead. Gizi
Lebih
Lebih
Baik
2

Karyawan
Swasta

Anak

Sehat

IX.

Keluhan Utama
Luka di punggung kaki kiri yang sulit sembuh sejak 2 minggu yang lalu

X.

Keluhan Tambahan
Sering lemas, berat badan menurun

XI.

Riwayat Penyakit Sekarang


Dua minggu yang lalu pasien menemukan adanya luka kecil di punggung kaki kirinya.
Pasien mengaku tidak tahu sumber luka tersebut karena tidak terasa nyeri sebelumnya.
Semakin lama luka tersebut semakin besar dan mengeluarkan nanah. Pasien mengaku
tidak merasa nyeri. Empat hari yang lalu pasien memeriksakan kakinya ke klinik. Di
klinik, lukanya dibersihkan dan pasien diberi obat pulang berupa beberapa macam obat
minum (metformin, clindamycin, metronidazol, cetirizine, natrium diclofenac) dan
salep racikan.
Pasien mengaku banyak makan (4-5 kali sehari), sering sekali haus, dan bila tengah
malah selalu terbangun untuk BAK (1-2 kali). Berat badan dirasakan turun meskipun
pasien tidak pernah menimbang berat badan.

XII.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengaku memiliki riwayat DM yang diketahuinya 1 tahun yang lalu namun
tidak minum obat karena malas kontrol ke puskesmas/klinik. Sejak 6 bulan yang lalu
pasien mengaku kedua kakinya terasa baal.

XIII. Pemeriksaan Fisik


Status Generalis
Keadaan umum
Kesadaran
Tinggi Badan
Berat Badan
Tekanan Darah
Frekuensi Nadi
Frekuensi Napas
Suhu
Keadaan Gizi
Mobilisasi

: baik
: compos mentis
: 160 cm
: 85 kg
: 130/90 mmHg
: 90 x/m
: 20 x/m (teratur)
: 36.5oC
: kesan gizi lebih
: aktif

Mata
Konjungtiva anemis -/-; sklera ikterik -/3

Jantung
BJ I-II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru
SN vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/Abdomen
Datar, tidak teraba massa, nyeri tekan (-), BU (+) normal
Ekstremitas
Akral hangat, edema -/XIV. Pemeriksaan Penunjang
XV.

Diagnosis Penyakit
DM tipe II
Ulkus diabetik dorsum pedis sinistra

XVI. Diagnosis Keluarga


XVII. Anjuran Penatalaksanaan Penyakit
a. Promotif: memberi informasi bahwa luka yang diderita pasien sulit sembuh karena
komplikasi DM pada pembuluh darah kecil. Seluruh anggota keluarga diberi
penjelasan mengenai penyebab DM II, faktor risiko DM tipe II, gejala klinis dan
kemungkinan komplikasinya. Menganjurkan pasien untuk berhenti merokok.
b. Preventif
Mengedukasi istri dan anak pasien bahwa mereka juga memiliki faktor risiko
tekena DM sehingga perlu mengambil langkah pencegahan seperti olahraga
teratur, membatasi konsumsi karbohidrat dan gula, juga mengatur pola makan
agar tidak berlebih.
c. Kuratif
Menganjurkan pasien meminum/menggunakan obat yang diberikan dokter sesuai
aturan. Menganjurkan luka dibersihkan setiap hari, dan dibalut dengan kain kassa
agar tidak mudah kotor. Pasien diedukasi untuk menjaga keseimbangan asupan
makanan (batasi karbohidrat dan gula), meningkatkan aktivitas fisik, menurunkan
berat badan.
d. Rehabilitatif: motivasi pasien dan keluarga mengenai perawatan luka agar tidak
terjadi kecacatan.
XVIII. Prognosis
a. Penyakit : dubia ad bonam
b. Keluarga
4

Dubia ad bonam. Risiko DM pada keluarga meningkat, namun dapat ditekan


dengan pola makan dan aktivitas fisik yang diatur.
c. Masyarakat
Prognosis di masyarakat bonam. Penyakit ini dapat diturunkan risikonya dengan
gaya hidup dan pola makan yang sehat serta deteksi dini faktor risiko.
XIX. Resume
Pria usia 73 tahun dengan ulkus DM pada pedis sejak 2 minggu dan riwayat DM sejak
1 tahun yang lalu. Pasien tidak pernah kontrol gula darah dan tidak pernah minum obat.
Penyakit kronis pada keluarga adalah DM yang diderita pasien. Pada keluarga ditemui
faktor risiko DM karena pasien (ayah) mengalami DM.
Kepada keluarga diberikan pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga berupa
promotif (etiologi DM , faktor risiko DM, gejala klinis DM dan komplikasinya, anjuran untuk
berhenti merokok), preventif (anjuran pada anak dan istri untuk menekan risiko DM dengan
aktivitas fisik dan mengatur pola makan), kuratif (mengajurkan pasien menggunakan obat
sesuai aturan, perawatan luka, atur pola makan dan aktivitas fisik, turunkan berat badan),
rehabilitatif (motivasi keluarga dan pasien mengenai perawatan luka yang baik agar tidak
terjadi kecacatan).

Anda mungkin juga menyukai