Anda di halaman 1dari 11

Anatomi Sistem Saraf: Struktur Neuron, Sistem Saraf Pusat, dan

Periferi - Hal utama yang perlu diketahui jika kita ingin menelaah lebih jauh tentang
ilmu Biopsikologi adalah kita harus memulainya dengan mengetahui anatomi system
syaraf dan struktur yang melingkupinya serta memahami juga tentang otak dan
struktur yang membangunnya. Dan untuk memahami apa yang dilakukan system
syaraf maupun otak dalam kehidupan kita, maka selayaknya kita memahami sedikit
gambaran otak. Apabila kita melakukan pengamatan yang mendetail terhadap bagian
otak, maka akan terungkap bahwa ada sub-area yang sangat berbeda.Sistem saraf
mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menerima informasi dalam bentuk rangsangan
atau stimulus, memproses informasi yang diterima, serta memberi tanggapan (respon)
terhadap rangsangan.

image source: facweb.northseattle.edu

baca juga: Pengertian Evolusi, Genetika, dan Perilaku dalam Biopsikologi

I. Bagian-Bagian Sistem Saraf


Sistem saraf vetebrata terdiri atas dua bagian : system saraf pusat dan system saraf
tepi. Sistem saraf pusat (CNS) adalah bagian system saraf yang berlokasi di otak, dalam
tengkorak dan tulang belakang.Sistem saraf tepi (PNS) adalah bagian yang berlokasi di
luar tengkorak dan tulang belakang.Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang dan sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem
saraf otonom.Sistem saraf somatic (SNS) adalah bagian PNS yang berinteraksi dengan
lingkungan eksternal. Ia terdiri dari atas saraf aferen (afferent nerves) yang membawa

sinyal-sinyal sensorik dari kulit, otot-otot skeletal/ otot-otot rangka, sendi, mata, telinga
dan lain-lain ke system saraf pusat, dan saraf eferen (efferent nerves) yang membawa
sinyal-sinyal motorik dari system saraf pusat ke otot-otot skeletal. Sistem saraf otonom
(ANS) adalah bagian system saraf peripheralyang mengatur lingkungan internal
tubuh.Ia juga terdiri atas saraf-saraf aferen yang membawa sinyal-sinyak sensorik dari
organ-organ dalam ke CNS dan saraf-saraf eferen yang membawa sinyal-sinyal motoric
dari CNS ke organ-organ dalam. Sistem saraf otonom memiliki dua macam system
eferen, yaitu saraf simpatetik dan parasimpatetik.Saraf simpatetik adalah saraf motoric
otonom yang keluar dari CNS di daerah lumbar dan daerah dada di sumsum tulang
belakang.Saraf parasimpatetik adalah saraf-saraf motoric otonom yang memproyeksi
dari otak dan bagian sacrum sumsum tulang belakang.Seluruh saraf simpatetik dan
parasimpatetik adalah jalur neural dua tahap.
Pandangan konvensional tentang fungsi-fungsi reseptif system simpatetik
dan parasimpatetik menekankan tiga prinsip penting :

Bahwa saraf simpatetik menstimulasi, mengorganisasikan, dan


memobilisasikan sumber-sumber energy dalam situasi yang mengancam,
sementara saraf parasimpatetik bertindak untuk menghemat energy

Setiap organ target otonom menerima input simpatik dan parasimpatik


yang berlawanan, dan oleh sebab itu aktivitasnya dikontrol oleh tingkat
relative aktivitas simpatik dan parasimpatik

Perubahan simpatik merupakan indikasi adanya rangsangan psikologis,


sementara perubahan parasimpatik merupakan indikasi relaksasi
psikologis.

Sebagian besar saraf di system saraf periferial keluar dari sumsum tulang belakang,
tetapi ada 12 pasang pengecualian, kedua belas pasang saraf kranial itu keluar dari
otak. Saraf-saraf kranial termasuk saraf-saraf yang murni sensorik seperti saraf
penciuman, saraf optik, saraf okulomotor, saraf vagus, saraf troklear, saraf trigeminal,
saraf abdusen, saraf facial, saraf vestibulekoklear, saraf accessory, saraf
glosoparingeal, dan saraf hipoglosal. Fungsi saraf kranial pada umumnya sebagai dasar
diagnosis, oleh karena fungsi dan lokasi saraf kranial spesifik, amaka disrupsi pada
fungsi saraf kranial tertentu merupakan arah yang sempurna tentang lokasai dan
stadium tumor dan jenis patologis lainnya.

Otak dan sumsum tulang belakang adalah organ tubuh yang p[aling terlindungi.
Mereka terbungkus dalam tulang dan diselubungi oleh tiga selaput pelindung yang
disebut meninges.Mening luar adalah selaput yang kuat disebut dura mater, dalam
dura mater ada arachnoid mater dengan bentuk seperi jarring laba-laba yang
halus.Dibawah selaput arachnoid terdapat ruangan yang disebut sub-araknoid space
yang berisi banyak pembuluh darah dan cairan serebrospinal, dan yang terakhir pia
mater, lapisan meninges paling dalam yang lembut yang menempel pada permukaan
CNS.
Pelindung CNS lainnya adalah cerebrospinal fluid (CSF) yang mengisi ruang
subaraknoid sumsum tulang belakang dan ventrikel serebral otak.CSF menopang dan
memberikan bantalan pada otak.Fungsi ini kentara sekali pada pasien yang CSFnya
dikeringkan, mereka mengalami sakit kepala hebat dan merasakan rasa nyeri yang
menusuk setiap kali menyentakkan kepala.CSF diproduksi secara berterusan oleh
choroid plexus.Kelebihan CSF diserap diruang subaraknoid ke dalam ruang besar yang
dipenuhi oleh darah yang disebut dural sinuses yang berjalan melalui pia mater
kedalam pembuluh darah vena leher.

II. Sel saraf (Neuron)


Pada tingkat mikroskopis, kita akan mengetahui bahwa otak terdiri dari dua tipe sel
yang berbeda secara fundamental :
1. Tipe sel yang pertama disebut dengan Neuron. Neuron merupakan jaringan dalam
otak yang fungsi dan perannya adalah meneruskan stimulus atau informasi antarneuron dan meneruskannya pula ke otot-otot penggerak serta kelenjar.
Sel saraf atau neuron berfungsi untuk menerima, meneruskan, dan memproses
stimulus; memicu aktivitas sel tertentu; dan pelepasan neurotransmiter dan molekul
informasi lainnya.Sel saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang
terletak di tubuh baik eksternal (reseptor somatik) maupun internal (reseptor viseral).
Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di sepanjang saraf

sampai ke otakdan medulla spinalis yang kemudian akan mengintepretasi dan


mengintegrasi stimulus, sehingga respons terhadap informasi bisa terjadi. Impuls dari
otak dan medula spinalis memperoleh respons yang sesuai dari otot dan kelenjar
tubuh, yang disebut efektor.
Neuron-neuron itu bertugas sebagai penerima dan penyampai semua perangsang;
bekerjanya secara sentripetal, yaitu dari luar.Sel-sel neuroglia menyongkong jaringan,
dan memperkokoh susunannya.Pada kelelahan rokhaniah, tonjolan-tonjolan itu
menjadi saling berjauhan, sehingga penerimaan perangsang-perangsang menjadi
terlambat atau tehambat.

A. Anatomi Neuron
Neuron adalah unit fungsional system saraf yang terdiri dari badan sel dan
perpanjangan sitoplasma.Ianya merupakan sel yang terspesialisasi untuk resepsi
(penerimaan), konduksi (penghantaran) dan transmisi (penyebaran) berbagai
sinyal.Neuron memiliki keanekaragaman bentuk dan ukuran yang luar biasa. Secara
umumnya struktur neuron terbanguan atas bagian-bagian berikut :

1. Badan Sel, Atau Perikarion, suatu neuron mengendalikan metabolisme


keseluruhan neuron. Bagian ini tersusun dari komponen berikut :

Satu Nukleus tunggal, Nukleuolus yang menonjol, dan organel lain seperti
kompleks golgi dan mitokondria, tetapi nukleus ini tidak memiliki sentriol dan
tidak dapat bereplikasi.
Badan sel, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom- ribosom
bebas serta berperan dan sintesis protein.

Neurofibril, yaitu neurofilamen dan neuro tibulus yang dapat dilihat


melalui mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.
2. Dendrid adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek,
serta berfungsi untuk mengantar impuls ke sel tubuh.

Permukaan dendrid penuh dengan spina dendrid yang dikhususkan untuk


berhubungan dengan neuron lain.
Neurofibril dan badan Nissl memanjang kedalam dendrid.
3. Akson adalah suatu prosesu tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari
dendrid. Bagian ini menghantar inpuls menjauhi badan sel ke neuron lain, keselain (sel
otot atau kelejar), atau kebadan sel neuron yang menjadi asal akson.

Origo akson, akson berasal dari badan sel hillock akson, yaitu regia yang
tidak mengandung badan Nissl.
Ukuran akson, panjang akson berukuran kurang dari 1mm 1m lebih
(1mm=0,04 inci ; 1m =3,28 kaki). Dibagian ujungnya, sebuah akson dapat
bercabang banyak.
- Percabangan akhir memiliki sesuatu pembesaran yang disebut kenop sinaptik,
terminal presinaptik, atau terminal bouton.
- Sisi percabangan (kolateral), yang berujung pada akhir yang sama dengan
pembesaran, dapat terjadi disisi distal.
Pelapisan akson
- Semua akson dalam system saraf perifer dibungkus dengan lapisan schwann,
disebut juga neurilema, yang dihasil kan sel-sel schwann.
a. Akson besar (diameter diatas 2m), memiliki lapisan dalam yang disebut
myelin, suatu kompleks lipoprotein yang dibentuk oleh membrane plasma selsel schwann. Akson ini, yang tampak berwarna puth, disebut serabut
termielinilisasi.
b. Pada saraf perifer, sel sel schwann myelinisasi akson dengan cara

melingkari dalam bentuk gulungan jelly.


c. Myelin berfungsi sebagai insulator listrik dan memprecepat hantaran imfuls
saraf.
d. Nodus ranvier menunjukan celah antara sel sel schwann yang berdekatan.
Celah ini merupakan tempat pada akson dimana myelin dan lapisan schwann
terputus, sehingga melapisi sebagian akson.
e. Akson yang berdiametir kecil biasanya tidak termielinisasi dan tertanam
pada sitoplasma sel schwann.
- Akson dalam SSP tidak memiliki lapisan neurolima.
a. Serabut termielinisasin tanpa neurilema terdapat pada bagian putih otak
dan medulla spinalis.
> Dalam SSP, meilin dihasilkan dari ologodendrosit bukan dari sel schwann.
> Meilin bertanggung jawab untuk tampilan putih pada subtansi putih.
b. Serabut tidak termienilisasi tanpa neurilema terdapat pada subtansi abu
abu otak dan medulla spinalis.
- Terminasi akhir dari semua sererabut saraf tidak memiliki neurilema dan
myelin.
- Regenerasi neuron yang rusak memerlukan neurilema.
a. Neuron tidak dapat membelah secara mitosis, tetapi serabut dapat
bergenerasi jika badann selnya masih utuh.
b. Jika akson mengalami kerusakan berat, maka neurilema (lapisan sel sel
schwann) yang melapisinya melakukan pembelahan untuk menutup luka.
c. Jika bagian distalakson rusak, bagian akson terdekat dengan badan sel akan
membuat percabangan baru.
d. Lapisan neurilema kosong menjadi semacam tubulus seluler untuk
mengarahkan akson yang tergenerasi ; setiap percabangan akson tambahan
yang masuk lapisan celah akan terdisintegrasi.
- Neuron dalam SSP tidak memiliki neurilema dan tidak bergenerasi.

B. Klasifikasi Neuron
1. Fungsi. Neuron diklasifikasi secara fungsional berdasarkan arah transmisi
impulsnya.

Neuron sensori (Eferen), menghantarkan inpuls listrik dari reseptor pada


kulit, organ indra, atau seuatu organ internal ke SSP.
Neuron motoric menyampaikan inpuls dari SSP ke Efektor.
Interneuron (neuron yang berhubungan), ditemukan seluruhnya dalam
SSP. Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motoric atau
menyampaikan informasi ke interneuron lain.
2. Struktur neuron diklasifikasi secara structural berdasarkan jumlah prosesusnya

Neuron multipolar, memiliki satu akson dan dua dendrid atau lebih.
Sebagian besar neuron motoric, yang ditemukan dalam otak dan medulla
spinalis, masuk kedalam golongan ini .
Neuron bipolar memiliki satu akson dan satu dendrit. Neuron ini
ditemukan pada organ indra, seperti mata, telinga, dan hidung.
Neuron unipolar (pseudounipolar), kelihatanya memiliki sebuah prosesus
tunggal, tetapi neuron ini sebenarnya bipolar.
- Kedua prosesus (akson dan dendrit), berfungsi selama perkembangan menjadi
satu batang tunggal yang bercabang untuk membuat bentuk Y.
- Semua neuron sensori (aperen), pada ganglia spinal termasuk dalam
pseudounipolar.
- Prosesus neuron pseudounipolar yang membawa pesan sensi kedalam sel
terlihat secara structural seperti akson, tetapi secara fungsional berperan
seperti dendrit.
- Neuron unifolar memiliki sebuah prosesus tunggal. Neuron ini terdapat pada
embrio dan dalam potoreseptor mata.
3. Tipe sel kedua adalah Glia. Secara teknis, ukuran dan bentuk Glia jauh lebih
kecil dibandingkan Neuron. Namun pada dasarnya ada kemiripan fungsi dan peran
antara Glia dengan Neuron, yaitu sama-sama meneruskan informasi. Namun yang
menjadikan Glia dan Neuron berbeda adalah sebab Glia tidak mampu meneruskan
informasi dengan jarak yang sangat jauh.
Sel neuroglial adalah sel penunjang tarnbahan pada SSP yang berfungsi sebagai
jaringan ikat.Tidak seperti neuron, sel glial dapat menjalani mitosis selama rentang
kehidupannya dan bertanggung jawab atas terjadinya tumor sistem saraf.
a. Anatomi Sel Neuroglial
Sel neuroglial.Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tambahan
pada SSP yang berfungsi sebagai jaringan ikat.Tidak seperti neuron, sel glial dapat
menjalani mitosis selama rentang kehidupannya dan bertanggung jawab atas
terjadinya tumor system saraf.

Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus


panjang sebagian besar melekat pada dinding kapiler darah melalui pedikel atau
kaki vascular.
- Sel ini memberikan penopang strukturan dan mengatur transpor materi
diantara darah dan neuron.
- Kaki vascular dipercaya berkontribusi terhadap barrier darah otak, atau tingkat
kesulitan makromolekul tertentu pada plasma darah untuk masuk kejaringan

otok.
- Strosit fibrosa terletak disubstansi putih otak dan medulla spinalis; astrosit
proto plasma ditemukan pada substansi abu-abu.
Oligodenroglia (oligodenrosit), menyerupai astrosit, tetapi badan selnya
lebih kecil dan jumlah prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek.
- Oligodenrosit dalam SSP analog dengan sel schwann pada saraf perifer.
- Bagian ini membentuk lapisan myelin untuk melapisi akson dalam SSP.
Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya
memiliki peran fagositik. Sel glia berukuran kecil dan prosesusnya lebih sedikit
dari jenis sel glial lain.
Sel ependymal membentuk membrane epitalial yang melapisi rongga
serebral (otak) dan rongga medulla spinalis.

III. Sinaps dan Neurotransmiter


Sinaps merupakan tempat transmisi transneuronal suatu impuls (rangsang) saraf.Ada
2 macam cara impuls saraf diteruskan dari satu neuron ke neuron lainnya yaitu:
1. Secara kimia (chemical sinaps)
Impuls diteruskan dari satu saraf kelainnya melalui suatu subtansi kimiawi
(neurotransmitter atau neuromodulator) yang dilepaskan dari sel pra-sinaps menuju
ke pasca sinaps untuk menghasilkan suatu aksi potensial. Penerusan impuls saraf dari
satu neuron ke neuron lainnya atau ke suatu daerah target dengan cara kimiawi
merupakan cara yang paling umum digunakan. Penerusan impuls saraf dari dendrit sel
saraf ke otot juga hanya dilakukan secara kimiawi.
2. Secara listrik (electrical sinaps)
Impuls saraf yang diteruskan dari neuron yang satu kelainnya melalui ion-ion yang
melintas bebas melewati saluran-saluran pada gap junction guna meneruskan
potensial aksi dari sel pra sinaps langsung menuju ke post sinaps. Penerusan impuls
saraf secara listrik ini jarang terdapat di SSP mammalia tetapi ditemukan pada
beberapa tempat di batang otak, retina dan korteks serebrum.
Satu sinaps terdiri atas unsur prasinaps (umumnya suatu bouton sinaps) dan unsur
pasca sinaps (suatu dendrit) dengan suatu celah sinaps ekstrasel yang sempit di antara
keduanya.Celah tersebut hanya selebar 20-30 nm dan dapat mengandung filamen-

filamen halus yang menjembatani bagian luar membran pra-sinaps dan membran
pasca sinaps.
Pada bagian pra-sinaps terdapat kumpulan gelembung berukuran 40-60 nm yang
berisi substansia neurotransmitter.Bila timbul aksi potensial pada ujung akson,
gelembung sinaps menyatu dengan membran pra-sinaps pada tempat pelepasan yang
khusus, mengeluarkan isinya ke dalam celah sinaps.Neurotransmiter kemudian
melewati membran pasca sinaps untuk berinteraksi dengan molekul-molekul
reseptor.Hal ini menyebabkan perubahan potensial membran dari neuron pasca
sinaps sehingga terjadi pemindahan impuls.
Beberapa neurotransmitter adalah asetilkolin, norepinefrin, epinefrin, serotonin,
enkefalin, endorphin, gamma aminobutyric acid (GABA) dsbnya.Neurotransmiter ini
disintesa dan dibungkus dalam vesikel-vesikel transpor di ujung akson/akson terminal,
tetapi beberapa neurotransmiter misalnya neurotransmitter golongan peptida
mungkin dihasilkan di badan sel saraf/soma.Neutransmiter yang diproduksi di soma
(diduga sangat sedikit) dibungkus dalam gelembung sinaps, kemudian diangkut melalui
mikrotubulus aksoplasma ke ujung akson.
Berdasarkan bagian sel saraf yang saling berkontak, sinaps ini dapat
berupa:

Akso-dendritik

Akso-somatik

Dendro-dendritik

Akso-aksonik

Akson dengan serat otot.

Suatu akson dapat membentuk sinaps dengan akson lainnya pada bagian yang tidak
bermielin yaitu bagian segmen awal (didaerah akson hillock) dan bagian ujung akson
(end bulb regions).Sinaps bentuk dendro-dendritik, merupakan bentuk yang lebih
jarang ditemui.Sinaps seperti ini dapat dijumpai antara sel reseptor olfaktorius di
rongga hidung dengan sel saraf di daerah korteks serebri area olfaktorius.

SINTESIS NEUROTRANSMITER
Salah satu contoh sintesis dan pelepasan neurotransmitter yang akan di bahas di
bawah ini adalah proses sintesis dan penglepasan neurotransmitter asetil kolin
Aksi potensial atau impuls listrik saraf yang berjalan sepanjang akson akan tiba di
ujung akson (terminal akson atau boutons terminaux). Rangsang listrik saraf ini akan
membuka kanal ionkalsium yang diikuti dengan masuknya kalsium ke dalam akson.
Disamping itu pada saat yang bersamaan juga akan masuk kedalam akson ion natrium
lewat pompa aktif natrium. Masuknya ion natrium ini akan membawa serta senyawaan
kolin dan senyawaan asetat ke dalam akson lewat pompa natrium.
Senyawaan asetat yang masuk lewat pompa natrium dan yang masuk ke akson lewat
transportasi aksonal anterograde tipe cepat akan diaktivasi (diubah menjadi bentuk
aktif) di dalam mitokondria menjadi asetil ko-ensim A (Asetil KoA). Senyawaan kolin
yang masuk lewat pompa natrium dan yang sampai ke akson lewat transportasi
aksonal tipe cepat akan diubah menjadi asetilkolin dengan bantuan asetil ko-ensim A
dan ensim kolin asetil transferase.
Asetilkolin yang sudah disintesa kemudian akan masuk ke dalam vesikel sinaps lewat
proses endositosis. Neurotransmiter akhirnya akan dibungkus oleh membran vesikel
sinaps. Membran vesikel sinaps ini dapat berasal dari membran vesikel sinaps yang
dipakai ulang kembali setelah melepaskan neurotransmitter melalui proses
internalisasi atau membran vesikel yang baru yang masuk ke ujung akson lewat
transportasi aksonal anterograde tipe cepat. Kedalam vesikel ini juga akan dimasukkan
ATP sebagai sumber energi dan zat-zat lain seperti proteoglikan.
Vesikel sinaps lalu bergerak ke membran terminal akson (bouton terminaux) dan
kemudian menyatu dengan membran tersebut. Proses pergerakan vesikel dan
penyatuan vesikel dengan membran terminal akson ini di fasilitasi oleh ion kalsium
yang masuk lewat kanal kalsium. Pada proses ini, protein synapsin I diduga juga turut
berperan.

Neurotransmiter akhirnya akan dilepaskan ke dalam celah sinaps lewat proses


eksositosis. Asetilkolin kemudian akan berikatan dengan reseptor asetilkolin di
membran postsinaps (umumnya di dendrit). Ikatan antara asetilkolin dengan
reseptornya akan menimbulkan terjadinya depolarisasi (perubahan muatan listrik) dan
akhirnya menimbulkan impuls listrik saraf yang akan berjalan merambat menuju ke
badan sel saraf.
Perangsangan impuls listrik di postsinaps ini kemudian akan terhenti setelah ensim
asetilkolin esterase memutuskan ikatan asetilkolin dengan reseptornya. Asetilkolin
akan dihidrolisa menjadi senyawaan kolin dan asetat yang akan masuk kembali ke
dalam akson lewat pompa natrium, untuk digunakan kembali dalam sintesa
neurotransmitter. Membran vesikel sinaps juga akan dipergunakan kembali untuk
membuat vesikel yang baru melalui proses internalisasi

Anda mungkin juga menyukai