Kedua hasil memberikan perbedaan yang cukup besar, hal ini mengingat variasi hujan
di masing-masing stasiun cukup besar; sementara metode tersebut cocok apabila
variasi hukan terhadap jarak tidak besar.
A 1 p 1+ A 2 p 2++ A n Pn
A 1+ A 2+ + An
dengan :
p
Contoh 3
Diketahui DAS dan stasiun hujan seperti dalam Contoh 2. Luas DAS adalah 500 km 2.
Hitung hujan rerata dengan menggunakan metode Thiessen.
Penyelesaian
Dengan menggunakan prosedur yang telah dijelaskan di atas dibuat poligon Thiessen
seperti ditinjukkan dalam Gambar 2.9. Dari gambar tersebut dihitung luasan daerah
yang diwakili oleh masing-masing stasiun. Hujan rerata dihitung dengan
menggunakan Tabel 2.4.
Hujan rerata:
p=
16.380
=32,76 mm
500
Tabel 2.4 Hitungan hujan rerata dengan metode Thiessen
Stasiun
Hujan (mm)
A
B
C
D
50
40
20
30
Jumlah
Luas Poligon
(km2)
95
129
172
113
500
Hujan x Luas
4.750
4.800
3.440
3.390
16.380
3. Metode Hieset
Isohiet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan kedalaman hujan yang
sama. Pada metode isohiet, dianggap bahwa hujan pada suatu daerah diantara dua
garis isohiet tersebut. Pembuatan garis isohiet dilakukan dengan prosedur berikut ini
(Gambar 2.10).
a. Lokasi stasiun hujan dan kedalaman huja digambarkan pada peta daerah yang
ditinjau.
b. Dari nilai kedalaman hujan di stasiun yang berdampingan dibuat interpolasi
dengan pertambahan nilai yang ditetapkan.
c. Dibuat kurva yang menghubungkan titik-titik interpolasi yang mempunyai
kedalaman hujan yang sama. Ketelitian tergantung pada pembuatan garis isohiet
dan intervalnya.
d. Diukur luas daerah antara dua isohiet yang berurutan dan kemudian dikalikan
dengan nilai rerata dari nilai kedua garis isohiet.
e. Jumlah dari hitungan pada butir d untuk seluruh garis isohiet dibagi dengan luas
daerah yang ditinjau dengan menghasilkan kedalaman hujan rerata tersebut.
Secara sistematis hujan rerata tersebut dapat ditulis:
I n + I n +1
I 1+ I 2
I 2+ I 3
A1
+A 2
++
2
2
2
p=
A 1+ A 2+ + An
atau
I n + I n+1
n
An
p= i=1
An
i=1
dengan
p
I1,I2,..., In
A1,A2,...,An
..., n dan n+1
Metode isohiet merupakan cara paling teliti utuk menghitung kedalaman hujan
rerata disuatu daerah, tetapi cara ini membutuhkan pekerjaan dan perhatian yang lebih
banyak dibanding dua metode sebelumnya. Gambar 2.10. adalah contoh peta isohiet
hujan rerata tahunan di Jawa Tengah (Multimera Harapan, 1997).
Isohiet (mm)
I
II
III
IV
V
VI
15
20
25
30
35
40
45
Luasan antara
dua isohiet
(km2)
12
50
95
111
140
70
Jumlah
Hujan rerata :
p=
16.826
=33,65 mm
500
Rerata dari
dua isohiet
(km2)
Hujan x
Luasan
17,5
22,5
27,5
32,5
37,5
42,5
210
1.125
2.613
3.608
5.250
2.975
16.826