Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR SEMI PADAT


SUSPENSI KERING
Dosen Pengajar: Dra. Siti Munisih, M.Si, Apt

Disusun Oleh:

Devi S
Elya Yenitasari
Faisal Adi Candra
Hendy Alang
Intan Pertiwi
Khariza Azen Ul Haque
Lolita Sistia A
Mafidatul K
Miena Apriliana
Miftakhul

(1041111033)
(1041311057)
(1041311061)
(1041311073)
(1041311077)
(1041311084)
(1041311088)
(1041311090)
(1041311098)
(1041311099)

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI


SEMARANG
TAHUN AJARAN 2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya dan ridho-Nyalah
penyusunan makalah tentang sediaan suspensi kering ini dapat diselesaikan dengan baik.
Bermacam halangan terkadang menghambat pembuatan goresan yang mungkin masih
jauh dari sebutan makalah. Akan tetapi, berkat dukungan dari berbagai pihak, akhirnya makalah
ini dapat terselesaikan.
Untuk itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai
pihak yang membantu penyusunan makalah ini.

Semarang,1
2015

Penyusun

DAFTAR ISI

April

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................
1.3 Tujuan ....................................................................................................................

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang ...........................................................................................................
2.2 Tujuan Penulisan ........................................................................................................
2.3 Rumusan Masalah ......................................................................................................
2.3.1 sediaan suspensi
2.3.1.1 pengertian sediaan suspensi .........................................................
2.3.1.2 macam macam sediaan suspensi...................................................
2.3.1.3 sifat sifat fisik sediaan suspensi yg baik .....................................
2.3.1.4 stabilitas sediaan suspensi
2.3.1.5 bahan pensuspensi

.......................................................

...................................................................

2.3.1.6 cara membuat obat dalam suspensi

...........................................

2.3.1.7 keuntungan sediaan suspensi .......................................................


2.3.1.8 kerugian sediaan suspensi

.......................................................

2.3.1.9 formula sediaan suspensi

........................................................

2.3.1.10 evaluasi sediaan suspensi

........................................................

2.3.2 sediaan suspensi kering

...................................................................

1.3.2.1 pengertian sediaan suspensi kering

.......................................................

1.3.2.2 alasan pembuatan sediaan suspensi kering

................................

1.3.2.3 komposisi sediaan suspensi kering ............................................


1.3.2.4 persyaratan sediaan supensi kering

............................................

1.3.2.5 kriteria sediaan suspensi kering yg baik

................................

1.3.2.6 keuntungan sediaan suspensi kering ............................................


1.3.2.7 kerugian sediaan suspensi kering

............................................

1.3.2.8 formula sediaan suspensi kering

............................................

1.3.2.9 Tahapan pembuatan suspensi kering ............................................


1.3.2.10 evaluasi sediaan suspensi kering

.............................................

BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan ...................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suspensi kering atau suspensi rekonstitusi adalah sejumlah sediaan resmi dan
diperdagangkan yang terdiri dari campuran kering atau serbuk granula, dimaksudkan untuk
disuspensikan dalam air atau pembawa lainnya sebelum pemberiannya. Sebagaimana telah
diketahui sediaan resmi ini mencantumkan Untuk Suspensi Oral pada judul resminya untuk
membedakan dari suspensi yang sudah disuspensikan.
Kebanyakan dari obat-obat yang dibuat sebagai campuran kering untuk suspensi oral
adalah obat-obat antibiotik. Produk kering yang dibuat secara komersial guna mengandung obatobat antibiotik, dengan bahan tambahan untuk pewarna, pemanis, aroma, penstabil, dan
pensuspensi, atau zat pengawet yang mungkin didinginkan untuk meningkatkan strabilitas dari
serbuk kering atau campuran granul atau dasar suspensi cair. Apabila akan dioplos dan diberikan
kepada pasien maka apoteker atau ahli farmasi akan membuka serbuk yang adapada dasar wadah
secara perlahan-lahandengan benda keras lalu menambahkan sejumlah air murni sesuai yang
ditunjukan pada label dan dikocok dengan kencang sampai seluruh suspensi kering tersuspensi
sempurna.
Penting bagi seorang ahli farmasi untuk menambahkan secara tepat jumlah air yang telah
ditetapkan dalam campuran kering sehingga dihasilkan konsentrasi yang tepat per unit dosis.
Penggunaan air murni lebih baik untuk menghindari penambahan kontaminasi yang dapat
merusak dan memberi efek kebalikan dari efek stabilitas sediaan yang dihasilkan. Ahli farmasi
harus memberitahukan pasien mengenai sifat-sofat ini dan mengharuskannya untuk mengocok
isinya baik-baik sesaat sebelum pemakaian dan obat disimpan secara tepat (biasanya
didinginkan).

1.2 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui cara pembuatan dan formula sediaan suspensi kering
2. Mengamati pengaruh metode pembuatan granul atau serbuk kering dan konsentrasi bahan
pembasah/pensuspensi terhadap karakteristik fisik suspensi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEDIAAN SUSPENSI
2.1.1 pengertian sediaan suspensi
1. Menurut Formularium Indonesia Edisi III
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus
dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawanya.
2. Menurut Formularium Indonesia Edisi IV
Suspensi adalah sediaan yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair.
3. Di dalam buku Ilmu meracik obat
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus
dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
4. Di dalam buku Formulasi Nasional
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan
terdispersi sempurna dalam cairan pembawa, atau sediaan padat terdiri dari obat dalam
bentuk serbuk sangat halus, dengan atau tanpa zat tambahan yang akan terdispersikan
sempurna dalam cairan pembawa yang ditetapkan.
2.1.2 macam macam sediaan suspensi
1.

Suspensi menurut jenisnya


Suspensi cair dari partikel padat dari suatu cairan . (SUSUPENSI BASAH)
Suspensi yang dikonstitusikan dengan sejumlah air inteksi atau pelarut lain yang
sesuai sebelum digunakan (SUSPENSI KERING)

2.

Suspensi menurut penggunaanya (Ilmu Resep Syamsuni, hal 35)


Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan
ditunjukan untuk pengunaan oral.

Suspensi topical adalah sedissn cair mengandung partikel padat yang terdispersi
dalam pembawa cair yang ditunjukan untuk penggunaan pada kulit.
Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel yang sangat halus
yang ditunjukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
Suspensi opthalmik adalah sediaan cair mengandung partikel yang sangat halus,
terdispersi dalam cairan pembawa ditunjukan untuk pemakaian pada mata.
Suspensi ophtalmik harus steril, zat yang terdispersi harus sangat halus, jika di
simpan dalam wadah dosis ganda harus mengandung bakterisida, dan zat
terdispersi tidak boleh menggumpal pada penyimpanan.
Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair
yang sesuai dan
Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan
pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua
persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang
sesuai.
2.1.3 sifat sifat fisik sediaan suspensi yg baik
Beberapa sifat fisik suspensi yang baik adalah sebagai berikut :
1. Partikel suspense harus kecil dan seragam, sehingga memberikan penampilan hasil
yang baik dan tidak kasar.
2. Suspensi harus tetap homogen pada suatu periode, paling tidak pada periode antara
pengocokan dan penuangan sesuai dosis yang dikehendaki.
3. Viskositas tidak boleh terlalu kental, sehingga tidak menyulitkan pada saat penuangan
dari wadah dan untuk mengurangi kecepatan pengendapan partikel yang terdispersi.
4. Pengendapan yang terjadi pada saat penyimpanan harus mudah didispersikan kembali
pada pengocokan

2.1.4 stabilitas sediaan suspensi


Salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara
memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas dari pertikel. Cara
tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabiltas suspensi adalah :
1. Ukuran Partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta
daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel
merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antar luas
penampang dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin
besar ukuran partikel maka semakin kecil luas penampangnya.
2. Kekentalan / Viskositas
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut,
makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun (kecil).
3. Jumlah Partikel / Konsentrasi
Apabila di dalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka partikel
tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan
antara partikel tersebut. Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari
zat tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar
kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat.
4. Sifat / Muatan Partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran
bahan yang sifatnya tidak terlalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi
interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan
tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita tidak
dapat mempengruhi. Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan
pertolongan mixer, homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase
eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang dapat larut
kedalam cairan tersebut. Bahan-bahan pengental ini sering disebut sebagai
suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya besifat mudah berkembang dalam
air (hidrokoloid).

2.1.5 bahan pensuspensi


Bahan pensuspensi dari alam.
Bahan pensuspensi dari alam yang biasanya digunakan adalah jenis gom /
hidrokoloid. Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran
tersebut membentuk mucilago atau lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka
viskositas cairan tersebut bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan
mucilago sangat dipengaruhi oleh panas,PH, dan proses fermentasi bakteri.
a. Termasuk golongan gom :
Contonya : Acasia ( Pulvis gummi arabici), Chondrus, Tragacanth , Algin.
b. Golongan bukan gom :
Contohnya : Bentonit, Hectorit dan Veegum.
Bahan pensuspensi sintesis
a. Derivat Selulosa
b. Golongan organk polimer
2.1.6 cara membuat obat dalam suspensi
1.

Metode pembuatan suspensi :


a. Metode Dispersi
Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat ke dalam micilago yang
terbentuk kemudian baru diencerkan. Perlu diketahui bahwa kadang-kadang terjadi
kesukaran pada saat mendispersi serbuk dalam vehicle, hal tersebut karena adanya
udara, lemak, atau kontaminan pada serbuk-serbuk yang halus mudah kemasukan
udara yang sukar dibasahi. Mudah dan sukarnya serbuh dibasahi tergantung besarnya
sudut kontak antara zat terdispersi dengan medium. Bila sudah kontak 90 o serbuk
akan mengembang diatas cairan, serbuk yang demikian disebut memiliki sifat hidrofi.
Untuk menurunkan tegangan antar muka dan partikel zat padat dengan cairan tersebut
perlu ditambahkan zat pembasah atau wetting agent.

b. Metode Precipitasi
Zat yang hendak didispersi dilarutkan dahulu dalam pelarut organic yang
hendak dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organic diencerkan
dengan larutan pensuspensi. Cairan organic tersebut adalah etanol, propilenglikol
dan polietilenglikol.
2.

Sistem pembentukan suspensi :


a. Sistem flokulasi
Sistem flokulasi biasanya mencegah paling tidak pemisahan yang serius
tergantung kadar partikel padatnya dan derajat flokulasinya. Sedangakan pada
suatu saat system flokulasi kelihatan kasar sebab terjadi flokul.
Sifat umumnya :
-

Partikel merupakan agregat yang basa

Sedimentasi terjadi begitu cepat.

b. Sistem deflokulasi
Dalam

system

deflokulasi,

partikel-partikel

terdispersi

baik

dan

mengendap sendiri, tapi lebih lambat daripada system flokulasi. Partikel-partikel


ini membentuk cake atau sedimen yang sukar terdispersi kembali.
Sifat umumnya :
-

Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain.

Sediaan terbentuk lambat.

2.1.7 keuntungan sediaan suspensi


bahan obat tidak larut dalam bekerja sebagai depo, yg dapat memperlambat
terlepasnya obat
beberapa bahan obat tidakstabil jka tersedia dalam bentuk larutan
obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan dalam larutan , karena
rasa obat yg tergantung kelarutannya.

2.1.8 kerugian sediaan suspensi


rasa obat dalam larutan lebih jelas
tidak praktis bila dibandingkan dalam bentuk sediaan lain, misalnya pulveres ,tablet,
kapsul
rentan terhadap degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi kimia antara kandungan
dalam larutan dimana terdapat air sebagai katalisator
SEDIAAN SUSPENSI KERING
1. pengertian sediaan suspensi kering
FI IV
Suspensi kering adalah suatu campuran padat yang di tambahkan air pada saat di
gunakan. Agar campuran setelah di tambahkan air membentuk dispersi yang homogen
maka dalam bahan formulanya di tambahkan bahan pensuspensi.
BPC hal 38
Suspensi kering (dry powders and granules for reconstitution) adalah campuran serbuk
atau granul untuk kemudian direkonstitusi. Bentuk ini digunakan terutama bila stabilitas
obat dalam air terbatas.
Diktat praktikum resep
Suatu suspensi yang direkonstitusikan adalah campuran sirup dalam keadaan kering yang
akan didispersikan dengan air pada saat akan digunakan dan dalam USP tertera sebagai
for oral suspension. Bentuk suspensi ini digunakan terutama untuk obat yang
mempunyai stabilitas terbatas di dalam pelarut air, seperti golongan antibiotika.
Konsentrasi bahan padat sebuah suspensi padat terletak antara 0,5 dan 40 %.
2. alasan pembuatan sediaan suspensi kering
Umumnya, suatu sediaan suspensi kering dibuat karena stabilitas zat aktif di
dalam pelarut air terbatas, baik stabilitas kimia atau stabilitas fisik. Umumnya antibiotik
mempunyai stabilitas yang terbatas di dalam pelarut air.

3. komposisi sediaan suspensi kering


Komposisi suspensi kering biasanya terdiri dari :
1. bahan pensuspensi
Bahan suspen seharus ditambahkan untuk mengurangi terjadinya endapan.
Contoh : gom, peeturi, tragakan, selulosa, glays bahan aktif permukaan, PEG,
monostearat, tween. Karboksil metal selulosa, bentonit merupakan beberapa diantara
zat pensuspensi yang digunakan mengentalkan medium disperse dan membantu
terdispersi nya suspensoid.
2. Zat Pembasah (wetting agent)
Dalam pembuatansuspensi
penggunaanzatbasahsangatbergunadalampenurunanteganganantarmukapartikelpadatd
ancairanpembawa (Anief, 1994). Zatpembasah yang
seringdigunakandalampembuatansuspensiadalah air, alkohol, gliserin (Ansel, 1989).
Zat-zathidrofilik (sukarpelarut) dapatdibasahidenganmudaholeh air ataucairancairan polar lainnyasehinggadapatmeningkatkanviskositassuspensi-suspensi air
denganbesar. Sedangkanzat-zathidrofobik (tidaksukarpelarut) menolak air,
tetapidapatdibasahiolehcairan-cairan nonpolar.
Zatpadahidrofilikbiasanyadapatdigabungmenjadisuspensetanpazatpembasah (Patel dkk,
1994).
contoh : Alkohol, gliserin, dancairanhigroskopiklainnya, sebagaizatpembasah.
Yang biasadigunakan :Cicotyl sodium sulfacariateSodium lauryl sulfate (menurutAnsel)
3. pemanis
contoh : Sorbatmemberikanviskositasdanjuga rasa manis
4. pengawet
MenurutBoylan (1994) adatigacriteriapengawet yang ideal yaitu :
Pengawetharusefektifterhadapmikroorganismespektrumluas.
Pengawetharusstabilfisikakimia danmikribiologiselamamasaberlakuproduktersebut.
Pengawetharustidaktoksis, mensesitasi, larutdenganmemadai, dapatbercampurdengan
komponen-komponenformulasi

lain

dandapatditerimadilihatdari

danbaupadakonsentrasi yang digunakan (Boylan, 1994)

rasa

Adapunpengawet yang umumdigunakandalamsediaanfarmasiyaitu:asambenzoat 0,1%,


Natriumbenzoat 0,1%, ataukombinasidarimetilparaben (0,05%) danpropilparaben (0,03)
(Jenkins dkk, 1995).
Selain itu menurut ansel contoh nya adalah : Pengawetmetilparaben, danpropilparaben
5. ZatPenambah Rasa atau aroma
Tujuanpenambahanbauadalahuntukdapatmenutupibau
ditimbulkanolehzataktifatauobat.

yang

tidakenak

Bausangatmempengauhi

darisuatupreparatpadabahanmakanan

yang
rasa

(Ansel,

1989).

Dapatdigunakanpenambahbauberupaessencedaribuah-buahan yang disesuaikandengan


rasa danwarnasediaan yang akandibuat.
6. buffer (larutan dapar)
MenurutBoylan

(1994)

untukdapatmenjagakelarutanobat,

makasuatusystemharusdidaparsecaramemadai.
Pemilihansuatudaparharuskonsistendengancriteriasebagaiberikut:
Daparharusmempunyaikapasitasmemadaidalamkisaran pH yang diinginkan.
Daparharusamansecarabiologisuntukpenggunaan yang dimaksud.
Daparhanyamempunyaisedikitatautidakmempinyaiefekmerusakterhadapstabilitasproduka
khir.
Daparharusmemberikan rasa danwarna yang dapatditerimaproduk.
7. ZatPenambahWarna
Ada
beberapaalasanmengapafarmasiperluditambahkanzatpewarnayaitumenutupipenampilan
yang

tiadakenakdanuntukmenambahdayatarikpasien.

Zatpewarnaharusaman,

tidakberbahayadantidakmemilikiefekfarmakologi.
Selainitutidakbereaksidenganzataktifdandapatlarutbaikdalamsediaan (Ansel, 1989).
Pemilihanwarnabiasanyadibuatkonsistendengan
misalnyamerahuntukstrawberydanwarnakuninguntuk

rasa
rasa

jeruk

(Ansel,

Beberapacontoh yang bisadigunakanyaituTartazin (kuning), amaranth (merah),


patent blue V (biru). Clorofil (hijau) (Aulton, 1989).

1989).
dan

Obat yang biasanya dibuat dalam sediaan suspensi kering adalah obat yang tidak stabil
untuk di simpan dalam periode waktu tertentu dengan adanya pembawa air (sebagai contoh obat
obat antibiotik) sehingga lebih sering di berikan sebagai campuran kering untuk di buat suspensi
pada waktu akan di gunakan.
Biasanya suspensi kering hanya digunakan untuk pemakaian selama satu minggu, dengan
demikian maka penyimpanan dalam bentuk cairan tidak terlalu lama .
4. persyaratan sediaan supensi kering
1. Campuran serbuk atau granul haruslah merupakan campuran homogen, sehingga
konsentrasi atu dosis tetap untuk setip pemberian obat.
2. Selama rekonstitusi campuran serbuk harus terdispersi secara cepat dan sempurna
dalam medium pembawa.
3. Suspnsi yg sudah direkonstusi harus dengan mudah didispersikan kembali dan di tuang
oleh pasien untuk memperoleh dosis yg tepat dan serba sama.
4. Produk akhir haruslah menunjukan penampilan, rasa, dan aroma yg menarik
5. kriteria sediaan suspensi kering yg baik
1. Kadar air serbuk boleh melebihi batas maksimum. Selama penyimpanan serbuk harus
stabil secara fisik seperti tidak terjadi perubahan warna, bau, bentuk partikel dan stabil
secara kimia seperti tidak terjadi perubahan kadar zat aktif dan tidak terjadi perubahan
PH yg drastis.
2. Pada saat disuspensikan, serbuk harus ceoat terdispersi secara merata diseluruh cairan
pembawa dengan hanya memerlukan sedikit pengocokan atau pengadukan.
3. Bila suspensi kering telah dibuat suspensikering dapat diterima bila memiliki kriteria
dari suspensi.
6. keuntungan sediaan suspensi kering
1. mencegah agregasi campuran serbuk
2. beberapa bahan obat tidakstabil jka tersedia dalam bentuk larutan
7. kerugian sediaan suspensi kering
penambahan air murni dilakukan di akhir untuk menghindari kontaminasi yang dapat
merusak dan memberi efek keterbalikan dari efek stabilitas sediaan yang diinginkan ,

apabila penambahan air diawal umumnya obat obat antibiotika tidak stabil dalam air
dalam jangka waktu yang lama.
8. formula sediaan suspensi kering
FORMULA
Ampisilin

125mg/5ml

CMC Na

1,5%

Sorbitol

5%

PVP

1%

Natrium Benzoat

0,1%

Sunset yellow

0,025%

Orange Essens

0,025%

Aquadest

ad 60 ml

9. Tahapan pembuatan suspensi kering

Alat dan bahan disiapkan

Bahan bahan obat yang diperlukan ditimbang, botol 60ml dikalibrasi

Ampisilin trihidrat dimasukkan kedalam lumping digerus ad halus

Ditambahkan CMC Na digerus ad homogen

Ditambahkan natrium benzoate digerus ad homogen

Ditambahkan sunset yellow dan orange essens kedalam campuran serbuk.gerus ad


homogen. Tambahkan aerosol,gerus ad homogen,dicampur sampai terbntuk massa
yang kompak yang dapat digranulasi.

Ditimbang granul yang didapat

Dihitung dan dipisahkan granul yang akan dimasukkan ke dalam botol 60 ml

Sisa granul untuk uji evaluasi.

10. evaluasi sediaan suspensi kering


kecepatan alir
Volume sedimentasi
Waktu rekonstitusi
Ukuran partikel(metode pengayakan)

Penentuan viskositas dan sifat alir

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : UI Press
Anief, moh. 1997. Ilmu meracik obat teori dan praktek. yogyakarta: UGM Press
Martin, alfred dkk. 1990. Farmasi fisik. Penerjemah: yoshita. Jakarta: UI Press
Farmakope Indonesia Edisi IV, halaman 783. 1995. Jakarta : DepKes RI

Farmakope Indonesia Edisi III, halaman 597. 1995. Jakarta : DepKes RI

Anda mungkin juga menyukai