lONGMALAP
lONGMALAP
adalah langkah medis pertama darurat yang di lakukan di lapangan atau medan
Pertolongan Pertama pada Perdarahan
Ada 2 tipe perdarahan, yaitu perdarahan
yang berasal dari pembuluh darah vena dan perdarahan yang berasal dari pembuluh darah arteri.
Perdarahan pada pembuluh darah vena berwarna agak gelap dan mengalir secara spontan.
Sedangkan perdarahan dari pembuluh darah arteri warnanya lebih terang dan alirannya
memancar dari tubuh yang terluka. Perdarahan pada arteri dapat menyebabkan kondisi kritis,
sebab darah yang terpompa keluar dengan kecepatan melebihi rata-rata. Akibatnya, korban akan
banyak kehilangan darah. Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul
'First Aid, Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', menekan langsung pada
daerah yang terluka adalah salah tindakan yang dapat dilakukan untuk menghentikan perdarahan,
walaupun menyebabkan rasa sakit pada bagian tersebut. Cara penekanan yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut: 1. Letakkan kain tebal yang bersih atau steril seperti saputangan,
potongan handuk atau lembaran
kain langsung pada area yang terluka. Kemudian tekan perlahan dengan telapak tangan Anda.
Apabila tidak ada kain, gunakan tangan atau jari untuk menekan. 2. Teruskan menekan dengan
tekanan konstan. 3. Jangan melepaskan kain yang digunakan untuk menekan luka. 4. Apabila
darah telah memenuhi kain, jangan dilepas, tetapi tambahkan dengan kain baru dan
letakkan di atasnya. Kemudian lanjutkan lagi menahannya dengan tangan Anda. 5. Apabila
perdarahan terhenti atau berkurang, gunakan perban untuk diikatkan pada kain penutup
luka. 6. Tali perban jangan terlalu kencang untuk menghindari aliran darah arteri terhenti. 7.
Usahakan luka pada posisi di atas organ jantung.
Pertolongan Pertama pada Perdarahan Dalam
Berbeda dengan perdarahan luar, perdarahan dalam seringkali tidak kelihatan. Bila seseorang
terkena pukulan, terjatuh atau kecelakaan lain, sebaiknya kemungkinan ini perlu diantisipasi.
Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul 'First Aid, Cara Benar
Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', gejala-gejala perdarahan dalam adalah: - Korban
muntah berwarna gelap seperti kopi atau merah pekat - Batuk darah berwarna merah segar dan
atau berbusa - Tinja berwarna hitam bercampur darah merah - Muka terlihat pucat - Tubuh
kedinginan atau kulit terasa lembab - Mata berkunang-kunang - Perut membesar - Gelisah Kehausan - Ketakutan - Kebingungan
Apabila menemukan kondisi seperti ini, penanganan yang dapat dilakukan adalah: - Jaga korban
agar tetap lancar bernapas - Usahakan korban tenang untuk menghindari syok - Jangan
pindahkan korban jika mengalami luka di bagian kepala, leher dan tulang belakang - Jika tidak
ada indikasi luka dan tidak mengalami syok, pindahkan dengan posisi tidur - Jangan memberi
minum pada korban - Periksa kembali dan tangani bila ada luka lain seperti patah tulang Panggil paramedis atau bawa segera ke dokter atau unit gawat darurat.
Pertolongan
Pertama
pada
Mimisan
Hidung berdarah atau mimisan dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya pukulan yang
mengenai hidung, iritasi pada membran mukosa hidung karena berusaha mengeluarkan sesuatu
secara berulang dari rongga hidung, atau karena infeksi. Menurut Stanley M. Zildo seperti
dikutip dari bukunya yang berjudul 'First Aid, Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan
Darurat', Kebanyakan perdarahan hidung yang terjadi pada anak-anak tidak berbahaya. Namun
bila terjadi pada orang tua atau dewasa, hal ini dapat menjadi masalah serius dan membutuhkan
penanganan medis. Apabila menemui hidung berdarah atau mimisan, lakukanlah hal-hal sebagai
berikut: 1. Mintalah korban untuk duduk dengan badan condong ke depan. Jaga mulut supaya
tetap terbuka
supaya darah tidak menutup jalan napas. 2. Pencet hidung selama 15 menit. Tekan di bawah
tulang hidung pada bagian ujungnya, lepaskan
perlahan. 3. Jangan biarkan korban melesitkan ingus. Apabila perdarahan terus berlangsung,
pencet hidungnya
lagi selama 5 menit dan pastikan korban tidak menelan darah yang keluar. 4. Ambil kain basah
atau es yang dibungkus dengan kain. Tempelkan pada hidung dan muka korban
untuk mempersempit pembuluh darah. 5. Bila perdarahan berlanjut dan ada indikasi patah
tulang, segera bawa ke unit penanganan gawat
darurat.
leher atau tulang belakang tanpa memakai tandu. Jaga kepala tetap lurus dengan badan. 9. Bila
pertolongan medis belum datang sementara korban harus dibawa ke rumah sakit,
gunakan splint di atas dan di bawah luka sebelum korban dipindah. 10. Jangan memberi
minuman atau makanan pada korban.
tergantikan. Tetapi bila penderita tidak mau minum dan sering muntah, maka cairan tubuhnya
akan cepat hilang dan terjadilah gejala dehidrasi. Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari
bukunya yang berjudul 'First Aid, Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat',
diare berkepanjangan bisa berakibat fatal, terutama apabila dialami bayi. Untuk menangani diare,
dapat dilakukan pertolongan pertama sebagai berikut: 1. Berikan banyak air minum untuk
mengganti cairan dan zat kimia tubuh yang hilang. Minumlah
cairan setiap 2 jam sekali sebanyak kurang lebih 2 ons atau 60 mL. 2. Bila diare berlangsung
lama, misalnya 1 -2 hari dan kencing berkurang jumlah dan frekuensinya,
segera bawa penderita ke rumah sakit karena ada kemungkinan terkena dehidrasi. 3. Hindari
makanan padat.
pun akan mati. Oleh karena itu, luka bakar perlu mendapat penanganan cepat. Luka bakar sedang
atau luka bakar tingkat II adalah luka bakar yang menyebabkan kerusakan pada lapisan di bawah
kulit. Contohnya adalah sengatan sinar matahari yang berlebihan, cairan panas dan percikan api
dari bensin atau bahan lain. Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul
'First Aid,Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', gejala luka bakar tingkat II
ini berupa kulit kemerahan, melepuh, bengkak yang tak hilang selama beberapa hari dan kulit
terlihat lembab atau becek. Apabila terjadi luka bakar seperti ini, segera lakukan hal berikut: 1.
Siram air dingin atau air es pada daerah luka atau beri kompres dengan menggunakan handuk
kecil. Bisa juga menggunakan saputangan yang sebelumnya dicelupkan ke dalam air. 2.
Keringkan luka menggunakan handuk besih atau bahan lain yang lembut. 3. Tutup dengan
perban steril untuk menghindari infeksi. 4. Angkat bagian tangan atau kaki yang terluka lebih
tinggi dari organ juantung. 5. Segera cari pertolongan medis jika korban mengalami luka bakar di
sekitar bibir atau kesulitan
bernapas. 6. Jangan coba mengempiskan luka yang melepuh atau mengoleskan minyak,
semprotan atau
ramuan lain tanpa sepengetahuan dokter.
Tujuan pertolongan pertama pada luka bakar adalah untuk mengurangi rasa sakit, mencegah
terjadinya infeksi, serta mengatasi peristiwa syok yang mungkin dialami korban. Caranya adalah
dengan menurunkan suhu di sekitar luka bakar sehingga dapat mencegah luka pada jaringan di
bawahnya berkembang lebih parah lagi. Berdasarkan keparahannya, ada 3 tingkatan luka bakar.
Luka bakar tingkat I adalah luka bakar ringan dengan tingkat kerusakan jaringan hanya di bagian
luar lapisan kulit. Contohnya adalah kulit terkena sengatan sinar matahari atau kontak langsung
dengan objek yang panas seperti air mendidih. Luka bakar seperti ini umumnya tidak disertai
kelepuhan pada kulit. Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul 'First
Aid, Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', gejala luka bakar ringan ini
berupa kulit kemerahan pada bagian yang terbakar, bengkak ringan, nyeri namun kulit tidk
terkoyak karena melepuh. Ketika mengalami atau melihat korban luka bakar tingkat I,
pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah: 1. Siram bagian luka yang terbakar dengan air
mengalir atau kompres dengan air dingin. Lakukan
sampai rasa sakit menghilang. 2. Tutup luka bakar dengan kain perban steril untuk mencegah
infeksi. 3. Jangan memberi mentega atau minyak pada luka bakar. 4. Jangan memberikan obatobatan lain atau ramuan tanpa persetujuan dokter.
Keseleo adalah istilah yang sering digunakan untuk luka pada bagian ligamen atau otot sendi.
Otot sendi yang berfungsi menyokong sambungan kedua bagian tulang tubuh mengalami
peregangan atau sobek. Gejala keseleo adalah sakit dan bengkak pada bagian sambungan tulang,
apabila diraba terasa empuk dan warna kulit menghitam atau membiru pada sekitar luka.
Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul 'First Aid, Cara Benar
Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', bila belum diketahui pasti apakah korban terluka
karena patah tulang atau keseleo, bisa dilakukan pertolongan untuk patah tulang. Berikut adalah
pertolongan pertama untuk keseleo:
- Pakai kantung berisi air dingin atau es dan tempatkan pada daerah yang terluka. - Gunakan
splint untuk menyokong daerah luka dengan memakai selimut, kain tebal atau bantal.
Lepaskan jika terjadi pembengkakan. - Usahakan daerah luka pada posisi lebih tinggi dari organ
jantung. - Jangan biarkan korban berjalan sendiri - Jangan merendam luka dengan air hangat
pada awal terjadi luka. Boleh merendamnya setelah 24
jam kemudian. - Bawa ke pertolongan medis untk mengetahui ada tidaknya patah tulang.
Keracunan makanan sangat mudah terjadi apabila tidak cermat dalam menyimpan ataupun
memasak makanan. Selain itu, bahan-bahan rumah tangga seperti pembersih atau deterjen juga
mengandung bahan kimia yang berbahaya apabila tertelan. Untuk itu, korban keracunan perlu
mendapatkan penanganan segera. Segera hubungi paramedis atau bawa korban ke rumah sakit
terdekat. Sertakan pula informasi mengenai usia, jenis racun yang tertelan, berapa banyak racun
yang tertelan, kapan peristiwanya terjadi, korban mengalami muntah atau tidak dan berapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk membawa korban ke rumah sakit. Penanganan darurat yang bisa
diberikan kepada korban keracunan antara lain: 1. Kurangi kadar racun yang masih ada di dalam
lambung dengan memberi korban minum air putih
atau susu sesegera mungkin. Jangan beri jus buah atau asam cuka untuk menetralkan racun. 2.
Usahakan untuk mengeluarkan racun dengan merangsang korban untuk muntah. 3. Usahakan
korban untuk muntah dengan wajah menghadap ke bawah dengan kepala menunduk
lebih rendah dari badannya agar tak tersedak. 4. Bawa segera ke ruang gawat darurat rumah sakit
terdekat. 5. Jangan memberi minuman atau berusaha memuntahkan isi perut korban bila ia dalam
keadaan
pingsan. Jangan berusaha memuntahkannya jika tidak tahu racun apa yang ditelan. 6. Jangan
berusaha memuntahkan korban bila menelan bahan-bahan seperti pembersih toilet,
cairan antikarat, cairan pemutih, sabun cuci, bensin, minyak tanah, tiner serta cairan pemantik
api. Zat asam akan menyebabkan kerusakan lebih parah pada lambung atau esofagusnya jika
dimuntahkan. Sedangkan produk BBM yang dimuntahkan dapat masuk ke paru-paru dan
menyebabkan pneumonia.
posisi kepala membungkuk menyentuh kedua lutut. Namun apabila pingsan sudah terjadi, maka
bisa dilakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Rebahkan korban, angkat kaki setinggi 15 - 25 cm
meskipun ada kemungkinan kepalanya terluka. 2. Buka jalan pernapasan, lakukan penapasan
buatan jika perlu. 3. Buka baju, khususnya di sekitar leher korban. 4. Bila korban muntah,
miringkan atau balikkan kepalanya untuk mencegah tersedak. 5. Secara pelan-pelan, usap
wajahnya dengan menggunakan air dingin dan jangan disiramkan ke
muka korban. 6. Periksa kembali seluruh tubuh untuk melihat apakah terdapat bengkak atau
perubahan bentuk
yang disebabkan karena jatuh. 7. Jangan diberi minum meskipun korban sudah pulih kembali. 8.
Bila pertolongan tidak berhasil dalam beberapa menit, bawa korban ke dokter atau paramedis.
Tengadahkan kepala korban dengan meletakkan telapak tangan pada dahi dan jari tangan lain
mendorong ke atas bagian dagu korban
Pencet hidung korban dengan menggunakan ibu jari, kemudian ambil napas dalam-dalam.
Letakkan mulut pada mulut korban yang terbuka, tiup dengan cepat 2 kali.
Hentikan tiupan bila dada korban sudah mengembang. Lepaskan mulut dari mulut korban,
kemudian dekatkan telinga ke hidung korban untuk mendengarkan embusan napasnya.
Perhatikan dada korban, apakah ada gerakan naik turun pertanda ia bernapas.
Ulangi prosedur napas buatan ini sampai korban benar-benar dapat bernapas sendiri.
Serangan jantung sampai saat ini masih menjadi penyakit yang menakutkan. Banyak orang
berpikir akan sulit selamat jika terkena serangan jantung karena penanganan detik demi detik
begitu berharga. Ada beberapa hal yang bisa digunakan untuk memberikan pertolongan pertama
pada orang yang terkena serangan jantung. Jika seseorang mengalami gejala serangan jantung,
maka bisa lakukan hal berikut ini: 1. Duduklah atau berbaring. Hentikan segala aktifitas dan
jangan lakukan banyak gerakan. Banyak
bergerak dapat memperburuk kerusakan tubuh akibat serangan jantung. 2. Telepon nomor darurat
untuk meminta pertolongan. Segera hubungi rumah sakit terdekat atau
minta orang lain untuk menghubungi ambulans. Jangan buang waktu untuk segera telepon dokter
pribadi, teman atau anggota keluarga lainnya.
3. Jika dokter telah memberikan tablet nitroglyserin, segera minum obat tersebut. Obat tersebut
bisa dikonsumsi setiap 5 menit sekali satu tablet sampai rasa sakitnya hilang. Jangan
mengkonsumsi tablet nitroglyserin jika tidak diberikan dokter. 4. Mengunyah aspirin asal tidak
mengalami alergi. Aspirin akan menghambat penggumpalan darah
dan membantu darah tetap mengalir ke arteri. Mengunyah aspirin selama serangan jantung bisa
menurunkan risiko kematian hingga 25 persen. 5. Kenali tanda-tanda serangan jantung dan bawa
selalu obat-obatan yang iberikan dokter.
Pertolongan yang cepat bisa mencegah kerusakan serius pada jantung dan memungkinkan pasien
untuk bertahan hidup.
menggigit adalah spesies ular berbisa. 2. Kurangi gerak. Setiap gerakan yang tidak perlu hanya
akan menyebabkan bisa ular menyebar lebih
luas melalui peredaran darah. Usahakan untuk tetap diam, sebisa mungkin gunakan alat
transportasi dan jangan berjalan kaki untuk mencapai lokasi yang menyediakan pertolongan
pertama. 3. Cuci bekas gigitan. Jika ada, gunakan sabun dan air matang untuk membersihkan
luka sesegera
mungkin. 4. Cuci mata jika kena semburan bisa. Beberapa spesies ular kobra yang hidup di Asia
dan Afrika
mampu menyemburkan bisa mematikan tanpa harus menggigit korban. Jika semburan ini
mengenai mata atau lapisan mukosa tipis lainnya, segera cuci dengan air bersih. 5. Ikat kuat-kuat
daerah di sekitar luka. Ikatan yang kuat di sekitar bekas gigitan dapat menghambat
penyebaran racun sampai mendapatkan pertolongan lebih lanjut. Namun untuk gigitan Ular
Derik
yang racun atau bisanya sangat kuat, risiko kerusakan jaringan pada lokasi gigitan justru akan
meningkat jika diikat. 6. Bawa ke dokter secepat mungkin. Serum anti bisa ular bisa didapatkan
di Puskesmas atau tempat
praktik dokter. Jika dalam perjalanan korban muntah-muntah, tempatkan dalam posisi duduk
atau
berbaring untuk memastikan muntahannya tidak menyumbat saluran napas. 7. Jangan suntikkan
antiracun sendiri. Injeksi antiracun memang dibutuhkan dengan segera, namun
sebagiknya tetap dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan yang terampil. Adanya pengotor
pada alat suntik terkadang malah dapat membahayakan pasien.
Pertolongan Pertama Jika Tubuh Kurang Oksigen Saat Naik Gunung
Berada di ketinggian dengan oksigen yang sedikit bisa memicu kondisi hipoksia, yakni ketika
tubuh kekurangan pasokan oksigen. Para pendaki gunung harus mengenali tanda-tandanya, serta
cara mengatasi jika mengalami kondisi tersebut, yaitu pandangan kabur, pernapasan makin cepat
atau tersengal-sengal, serta tubuh menjadi lemas. Selain dari gejala fisik, kondisi hipoksia juga
bisa dikenali dari perubahan perilaku. Dalam kondisi hipoksia, otak juga akan kekurangan
oksigen sehingga pola pikir seorang pendaki berubah menjadi kacau dan sulit membuat
keputusan yang tepat. Pertolongan pertama ketika menghadapi kondisi ini antara lain: 1.
Memberikan oksigen. Tabung oksigen berukuran kecil yang bisa dibawa ke mana-mana sangat
mudah diperoleh di apotek dengan harga terjangkau, sehingga tidak ada salahnya para pendaki
melengkapi diri dengan alat ini. 2. Longgarkan pakaian agar pernapasan menjadi lebih lancar.
Kerah baju dibuka dan ikat pinggang
dilepas supaya saluran napas tidak sesak. 3. Bawa ke lokasi yang lebih rendah sesegera mungkin
supaya mendapat oksigen lebih banyak dari
udara pernapasan. Makin lama berada dalam kondisi hipoksia, makin besar risiko kerusakan
organ karena tidak mendapat suplai oksigen.
Pertolongan Pertama Saat Mengalami Sakit Kepala Vertigo
Saat mengalami serangan vertigo, seseorang akan merasa sakit kepala luar biasa hingga dunia
tampak berputar alias pusing tujuh keliling. Sebelum mendapatkan pertolongan dokter, ada
beberapa pertolongan pertama yang bisa Anda lakukan di rumah. Penderita vertigo biasanya
kesulitan berdiri dan bergerak karena merasa sakit kepala luar biasa, bahkan kerap kali disertai
mual dan muntah. Ada orang yang berkali-kali vertigonya kambuh bahkan
ketika sudah minum obat. Gejala vertigo memang bisa hilang, namun bila dibiarkan tanpa dicari
jelas penyebabnya maka vertigo bisa semakin parah. Apabila terserang vertigo, lakukan hal-hal
berikut: 1. Beri minuman manis hangat 2. Jika serangannya parah, boleh diberi obat penenang
atau obat anti muntah 3. Cari diagnosa dan penyebab pastinya. Gejala vertigo bisa hilang, namun
bila dibiarkan bisa
semakin parah.
Home
Contac
Fitur
RSS
Cara Membuat Search Engine sendiri (sesuka hati)
1. I.
Pendahuluan
Lahirnya organisasi SAR di Indonesia yang saat ini bernama BASARNAS diawali dengan
adanya penyebutan Black Area, bagi suatu negara yang tidak memiliki organisasi SAR.
Dengan berbekal kemerdekaan, maka tahun 1950Indonesiamasuk menjadi anggota organisasi
penerbangan internasional ICAO (International Civil Aviation Organization). Sejak saat
ituIndonesiadiharapkan mampu menangani musibah penerbangan dan pelayaran yang terjadi
diIndonesia.
Sebagai konsekuensi logis atas masuknya Indonesia menjadi anggota ICAO tersebut, maka
pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 1955 tentang Penetapan Dewan
Penerbangan untuk membentuk panitia SAR. Panitia teknis mempunyai tugas pokok untuk
membentuk Badan Gabungan SAR, menentukan pusat-pusat regional serta anggaran pembiayaan
dan materil.
Sebagai negara yang merdeka, tahun 1959Indonesiamenjadi anggota International Maritime
Organization (IMO). Dengan masuknyaIndonesiasebagai anggota ICAO dan IMO tersebut, tugas
dan tanggung jawab SAR semakin mendapat perhatian. Sebagai negara yang besar dan dengan
Unsur Pimpinan
Unsur-unsur SAR
Pusarnas merupakan unit Basari yang bertanggungjawab sebagai pelaksana operasional kegiatan
SAR di Indonesia. Walaupun dengan personil dan peralatan yang terbatas, kegiatan penanganan
musibah penerbangan dan pelayaran telah dilaksanakan dengan hasil yang cukup memuaskan,
antara lain Boeing 727-PANAM tahun 1974 di Bali dan operasi pesawat Twinotter di Sulawesi
yang dikenal dengan operasi Tinombala.
Secara perlahan Pusarnas terus berkembang dibawah pimpinan (alm) Marsma S. Dono Indarto.
Dalam rangka pengembangan ini pada tahun 1975 Pusarnas resmi menjadi anggota NASAR
(National Association of SAR) yang bermarkas di Amerika, sehingga Pusarnas secara resmi telah
terlibat dalam kegiatan SAR secara internasional. Tahun berikutnya Pusarnas turut serta dalam
kelompok kerja yang melakukan penelitian tentang penggunaan satelit untuk kepentingan
kemanusiaan (Working Group On Satelitte Aided SAR) dari International Aeronautical
Federation.
Bersamaan dengan pengembangan Pusarnas tersebut, dirintis kerjasama dengan negara-negara
tetangga yaituSingapura,Malaysia, danAustralia.
Untuk lebih mengefektifkan kegiatan SAR, maka pada tahun 1978 Menteri Perhubungan selaku
kuasa Ketua Basari mengeluarkan Keputusan Nomor 5/K.104/Pb-78 tentang penunjukkan
Kepala Pusarnas sebagai Ketua Basari pada kegiatan operasi SAR di lapangan. Sedangkan untuk
penanganan SAR di daerah dikeluarkan Instruksi Menteri Perhubungan IM 4/KP/Phb-78 untuk
membentuk Satuan Tugas SAR di KKR (Kantor Koordinasi Rescue).
Untuk efisiensi pelaksanaan tugas SAR di Indonesia, pada tahun 1979 melalui Keputusan
Presiden Nomor 47 tahun 1979, Pusarnas yang semula berada dibawah Basari, dimasukkan
kedalam struktur organisasi Departemen Perhubungan dan namanya diubah menjadi Badan SAR
Nasional (BASARNAS).
1. II.
Hakekat Search And Rescue (SAR) adalah suatu kegiatan kemanusiaan yang dijiwai oleh
falsafah pancasila dan merupakan kewajiban bagi setiap warga negara. Kegiatan tersebut
meliputi segala upaya pencarian, pemberian pertolongan dan penyelamatan jiwa manusia dan
harta benda yang bernilai dari berbagai musibah baik dalam perlindungan, pelayanan, bencana
alam, maupun bencana yang lainnya.
Sebagai salah satu komponen masyarakat yang memiliki rasa kemanusiaan, maka SAR
merupakan perwujudan rasa tanggungjawab akan keselamatan sesama. Oleh karena itu, materi
SAR diberikan untuk membekali anggota sendiri akan ilmu dan teknik serta keorganisasian SAR
yang ada, juga memberikan wawasan dan bekal ketrampilan untuk memberikan pertolongan
SAR gunung hutan.
Sebagai salah satu konsekuensi kegiatan yang digelutinya, dimana resiko akan selalu ada, maka
SAR merupakan sebuah materi yang tidak mungkin terpisahkan. Memberikan bekal seoptimal
mungkin merupakan tujuan dan kegunaan dari pendidikan ini.
III. Pendekatan Sistem SAR
Keseluruhan sistem pendekatan adalah digunakan untuk mengatasi masalah SAR. Kehadiran
bentuk gambaran SAR secara menyeluruh yaitu :
1. Dengan segera dapat cepat dimengerti oleh seseorang yang masih awam
dalam bidang SAR.
2. Secara logis dapat dilaksanakan oleh pasukan operasi selama dituntut
adanya misi SAR.
Tahapan SAR
Dapat ditambahkan pula antara lain meliputi posisi yang paling mungkin dari korban, luas areal
SAR, tipe pola pencarian, perencanaan pencarian optimum, perencanaan pencarian yang telah
dicapai, memilih metode pertolongan terbaik, memilih titik pembebasan yang paling aman bagi
korban, memilih fasilitas kesehatan yang baik bagi korban yang mengalami cedera atau
penderitaan.
yang berhak serta mengembalikan SRU pada instansi induk masing-masing dan pada kelompok
masyarakat.
1. VI.
Komponen SAR
1. Organisasi
Merupakan struktur organisasi SAR, meliputi aspek pengerahan unsur koordinasi, komando dan
pengendalian, kewenangan, lingkup penegasan dan tanggung jawab untuk penanganan suatu
musibah.
2. Fasilitas
Adalah komponen berupa unsur, peralatan, perlengkapan, serta fasilitas pendukung lainnya
yang dapat digunakan dalam operasi SAR.
3. Komunikasi
Adalah komponen penyelenggaraan komunikasi sebagai sarana untuk melakukan fungsi deteksi
terjadinya musibah, fungsi komando dan pengendalian operasi, membina kerjasama/ koordinasi
selama operasi SAR berlangsung.
5. Dokumentasi
Adalah komponen pendataan laporan dari kegiatan, analisa serta data-data kemampuan yang
akan menunjang efisiensi pelaksanaan operasi SAR serta untuk perbaikan atau pengembangan
kegiatan-kegiatan misi SAR yang akan datang.
1. VII.
2. 1.
Basarnas
Kantor SAR
Kantor SAR adalah UPT Basarnas di wilayah yang mempunyai tugas melaksanakan tindak
awal, koordinasi, dan pengerahan potensi SAR dalam rangka operasi SAR terhadap musibah
pelayaran, penerbangan, dan bencana lainya, serta pelaksanaan latihan SAR di wilayah
tanggungjawabnya (Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 81 tahun 1998 tentang Organisasi
Tata Kerja Kantor SAR, yang dahulu kita kenal dengan istilah adalah KKR dan SKR dan
sekarang berubah menjadi Kantor SAR (Type A dan B).
a. Kantor type A
Kantor SAR ini mempunyai tugas mengerahkan potensi SAR, koordinasi dalam rangka operasi
SAR terhadap musibah pelayaran, penerbangan, dan bencana lainnya, serta pelaksanaan latihan
SAR di wilayah tanggungjawabnya
b. Kantor Type B
Kantor SAR ini Mempunyai Tugas Melaksanakan tindakan koordinasi dan pengerahan potensi
SAR dalam rangka operasi SAR terhadap musibah di wilayahnya.
Umum
Diperluas
1. 1.
SC (SAR Coordinator)
Seseorang yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan tinggi dalam menentukan MPP (Most
Probable Position), menentukan area pencarian,strategi pencarian (berapa unit, teknik, dan
fasilitasnya).
1. 3.
Seseorang yang ditunjuk oleh SMC untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan SRU di
lapangan. OSC ini tidak mutlak ada, tapi juga bisa lebih dari satu, tergantung wilayah
komunikasi dan kesulitan jangkauannya.
1. 4.
Adalah unsur SAR yang digerakkan di lapangan pada operasi SAR dan mengikuti pentahapan
penyelenggaran operasi, SRU ini dapat dari instansi, potensi SAR, masyarakat yang ingin
berpartisipasi dalam operasi SAR.
a. Tugas Utama SRU (Seacrh and Rescue Unit) :
1. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh SMC atau OSC.
SRU wajib patuh terhadap tugas yang diberikan oleh SMC atau OSC. Apabila keadaan
menghendaki adanya perubahan, maka hanya dapat dilakukan setelah konsultasi dan disetujui
oleh SMC atau OSC. Penyimpangan atau melawan wewenang dari SMC atau OSC sama sekali
tidak dibenarkan dan SMC atau OSC wajib menarik kembali SRU yang tidak disiplin.
1. Melaksanakan prosedur pencarian secara benar
Berbagai petunjuk pelaksanaan tugas harus dikerjakan secara seksama dengan kewaspadaan dan
ketelitian yang baik.
1. Melapor segala kegiatan secara berkala kepada SMC atau OSC pada waktu
yang ditetapkan sambil konsultasi mengenai berbagai keperluan dan
kepentingan guna kelancaran operasi pencarian.
2. Memasang rambu-rambu (Marker) pada daerah pencarian guna membantu
kelancaran serta ketepatan usaha dalam sistem pencarian. Dapat berupa :
Rambu tanda :
Rambu tertulis
SAR
1000 m
1500 m
v
Catatan
Petunjuk
Lapangan
atau
CPL
yang berisi :
Keterangan tugas
Keterangan tambahan pada CPL oleh regu berikutnya yang melewati tempat terdapatnya
CPL. Keterangan ini dapat ditambahkan bila dianggap perlu oleh SRU guna melengkapi
keterangan yang sudah ada.
1. Memberikan pertolongan pertama pada korban bila diperlukan. Pertolongan
harus diberikan dengan pengetahuan serta kesadaran kemanusiaan yang
tinggi .
2. Melaksanakan evakuasi korban, baik dalam keadaan sehat, sakit ataupun
sudah meninggal.
3. Dapat melakukan hubungan komunikasi radio dengan baik dan jelas sesuai
prosedur standar operasi radio yaitu dengan menggunakan HT. Juga mengerti
kode yang telah disepakati bersama untuk keadaan darurat.
4. Membuat laporan kerja secara tertulis bila diminta oleh SMC atau OSC.
Golok tebas
Peluit
Tempat air
2. Regu
o
Tenda
Jerigen air 5 lt
Pengetahuan
1.
Locate
korban)
(menentukan
2.
3.
Stabilize
korban)
4.
Evacuate
korban)
kembali Sama
dengan
penguasaan P3K.
reach
serta
Teknik pencarian disini merupakan teknik pencarian yang dilakukan di darat. Walaupun tidak
secara khusus untuk di darat, teknik ini juga yang membedakan antara SAR dan ESAR. Teknik
pencarian ini bertumpu padalimatahap.
1. 1.
Yaitu mengumpulkan informasi-informasi awal, saat dari mulai tim-tim pencari diminta
bantuannya sampai kedatangannya di lokasi. Melakukan perencanaan pencarian awal,
perhitungan-perhitungan, mengkoordinasikan regu pencari, memebentuk pos pengendali
perencanaan, mencari identitas subjek, perencanaan operasi dan evakuasi.
1. 2.
Yaitu memantapkan garis batas untuk mengurung orang yang dinyatakan atau dikhawatirkan
hilang agar berada di dalam areal pencarian (search area). Untuk lebih jelasnya akan dibahas
dalam bagian tersendiri.
1. 3.
1. 4.
Yaitu mengikuti dan melacak jejak yang ditinggalkan oleh survivor atau pelacakan terhadap
barang-barang yang tercecer dari survivor. Tracking bisa benar-benar dilakukan oleh orang-orang
yang terlatih dan berpengalaman serta mempunyai kemampuan melacak yang tinggi antara lain
membaca jejak,medan peta kompas, mengerti maksud dan tujuan korban, makna dari bendabenda yang terjatuh dan sengaja ditinggal korban atau dengan menggunakan anjing pelacak. Dari
beberapa pengalaman, pelacakan dengan anjing pelacak masih belum bisa dilakukan secara baik
untuk kondisi alamIndonesia. Hal ini dikarenakan faktor alam yang sulit dan ekstrim serta cepat
berubah.
1. 5.
Yaitu memberikan pertolongan pertama dan membawa survivor ke titik penyerahan untuk
perawatan lebih lanjut. Tiga hal pokok yang harus dilakukan pencari apabila berhasil
menemukan Survivor dalam keadaan hidup:
1. Memberikan pertolongan pertama bila diperlukan. Dalam hal ini personil
harus benar-benar memiliki kemampuan pertolongan pertama, karena kalau
salah menangani akan mengakibatkan korban bertambah parah bahkan bisa
meninggal.
2. Meyakinkan pada survivor bahwa Ia akan selamat
3. Mengabarkan ke pangkalan
ditemukannya survivor.
pengendali
tentang
kondisi
dan
lokasi
Sebagai petunjuk bagi survivor untuk menuju tempat yang dapat diketahui
tim pencari.
Kerja awal dari tahap ini adalah memagari kemungkinan gerak dari pencarian yang padat yang
mungkin diperlukan bila areal pencarian menjadi terlalu luas.
Metode Confinement :
1. 1.
Yaitu menempatkan tim kecil pada jalan masuk ke areal pencarian untuk menjaga kemungkinan
korban melalui daerah tersebut. Mencatat nama-nama yang keluar masuk areal pencarian
tersebut.
1. 2.
Pada dasarnya sama dengan trail blocks, hanya saja disini masyarakat, pamong desa dapat
diminta bantuan untuk melakukan pengawasan kemungkinan korban keluar melalui desa mereka
atau dengan meminta bantuan petugas keamanan atau tenaga yang lainnya.
1. 3.
Look Outs
Camp In
Yaitu mendirikan pos-pos di lokasi yang strategis, misalnya saja persimpangan jalan atau
pertemuan aliran sungai. Dari Camp In ini tim pencari dapat bergerak melakukan pencarian di
daerah sekitar.
1. 5.
Yaitu jalur setapak atau tempat-tempat tertentu yang kemungkinan besar akan dilalui oleh korban
karena tempat tersebut secara alamiah dan naluri, besar kemungkinannya akan dipilih atau
dilewati korban, misal jalur air, mata air, gua, tempat datar dsb. Tim pencari dapat membuat
jebakan buatan, misal dengan menggemburkan tanah disekitar jalur. Periksalah secara berulang
area itu secara berkala untuk melihat jejak korban.
1. 6.
String Lines
Yaitu pembatas buatan berupa jalur benang atau tali yang ditarik mengikuti jalur tertentu yang
diharapkan akan membatasi ruang gerak korban. Bila string line tersebut diketemukan oleh
korban, ia akan dituntun menuju tempat tertentu misal jalan setapak, camp in dsb (lihat gambar).
Secara khusus akan efektif bila dilakukan pada daerah-daerah terbuka dimana cara pandangnya
baik.
Bila daerahnya berpohon dan bersemak lebat, dapat lebih sempurna dengan menggunakan
Tagged String Lines (bentangan tali yang bertanda). Tags (tanda-tanda) pada string lines akan
menarik perhatian survivor untuk bergerak mengikuti tali itu dan keluar menuju tempat yang
ditunjukkan oleh tanda-tanda itu. (lihat gambar)
Tujuan menggunakan string line adalah menjadikan ruang-ruang atau kotak-kotak search area
menjadi sektor yang terkuasai untuk pencarian tim pencari. Setelah Initial Confinement
(pemagaran awal), tambahan string line dapat digunakan untuk membagi-bagi area itu. String
line dapat digunakan untuk pemagaran dan untuk menandai sektor pencarian. Pemisahan lebih
lanjut ini bertujuan untk mempersempit areal pencarian yang dilakukan oleh tim pencari.
Tipe I Search
Yaitu pemeriksaan tidak resmi yang segera dilakukukan terhadap areal yang dianggap paling
memungkinkan. Penamaan lain untuk tipe ini adalah Reconnaisance atau Hayt
Searching/pencarian terburu-buru.
1. Metode ini digunakan pada :
Pemeriksaan yang segera atas area yang spesifik dimana survivor diduga berada
Memperoleh informasi mengenai areal pencarian
1. Teknik yang digunakan
Sebuah tim kecil yang terdiri dari 3-6 orang yang mampu bergerak cepat untuk memeriksa
daerah pencarian. Bila menemukan barang yang tercecer dan bila SMC (SAR Mission
Coordinator) menghendaki barang tersebut dibawa, maka sebuah marker akan dipasang dan
ditempatkan di lokasi penemuan.
1. 2.
Tipe II Search
Kriterianya adalah efisiensi, pemeriksaan yang cepat dan sistematis atas area yang luas, dengan
metode penyapuan yang akan menghasilkan hasil akhir yang tinggi dari setiap pencari per jam
kerjanya. Nama lain dari tipe ini adalah open grids (pencarian grid renggang/penyapuan
renggang).
1. Metode ini digunakan pada :
Tahap awal operasi pencarian, terutama bila jangka waktu orang yang bertahan hidup
diperkirakan sangat pendek
Bila areal pencarian luas dan tidak ada areal tertentu yang dapat dicurigai dan tidak tersedia
cukup tenaga pencari yang dapat mengcover keseluruhan area.
1. Sasaran metode ini adalah pencarian yang tepat dan cepat pada areal yang
luas.
2. Teknik yang digunakan
Sebuah tim kecil yang terdiri dari 3-6 orang, yang sejajar dengan jarak yang cukup lebar antara
10 sampai 20 meter dengan arah yang telah ditentukan.Adabaiknya ada seorang pemimpin tim
yang bergerak mengawasi penyapuan, tugasnya :
Memperhatikan apakah penegang kompas dapat menjaga sudut kompas yang sejajar
Mengatasi hal-hal yang muncul mendadak
Memeriksa penemuan-penemuan yang ditemukan oleh tim
Adacara umum untuk mencegah regu pencari saling tumpang tindih satu sama lain atau tidak
bisa menjaga jarak yang telah ditentukan diantara mereka yaitu dengan memakai pita atau ribbon
dan menggunakan kompas.
Pada metode I dan II pada selang waktu tertentu regu berhenti untuk memperhatikan sekilas
sekitarnya serta memanggil survivor sambil menanti kemungkinan jawaban. Contoh pencarian
dan penyapuan pada metode tipe II (lihat gambar).
Keterangan:
1. Tim terdiri dari 6 orang memeriksa kedua tepi sungai kecil.
2. A & B, personil ujung kiri dan kanan memasang marker (catatan petunjuk
lapangan), dan string line/ribbon.
3. C adalah petugas kompas/kompas man yang selalu memeriksa bahwa
pencarian sesuai arah kompas.
4. X adalah pimpinan SRU yang mondar-mandir sekitar barisan sambil
memeriksa dan memastikan jarak personil terjaga dan juga melihat situasi
sekitar medan, apakah perlu ada perubahan arah atau sistem pencarian.
5. Z adalah navigator, yang bertugas membantu
memastikan agar sudut pencarian tidak melenceng.
kompas
man
Bila alat komunikasi cukup, maka idealnya X, A, dan B masing-masing membawa HT.
1. 3.
untuk
Kriterianya adalah kecermatan, pencarian dengan sistematika yang ketat atas area yang lebih
kecil menggunakan metode penyapuan yang cermat. Dinamakan juga close grids (pencarian grid
rapat/ penyapuan rapat).
1. Metode ini digunakan pada :
Besarnya kemungkinan objek yang ditemukan dalam areal pencarian pada metode tipe II,
lebih rendah dari apa yang diharapkan
Bila areal pencarian terbatas dan tenaga yang tersedia mencukupi
1. Sasaran metode ini adalah pencarian yang cermat atas areal yang spesifik
2. Teknik yang digunakan
Penyapuan dengan jarak yang sempit. Jumlah anggota tim 3-9 orang dengan jarak kira-kira antar
personil 3 sampai 5 meter. Pita-pita atau sring line banyak digunakan untuk mengontrol dalam
memberi tanda yang jelas antara areal yang sudah dicari dan yang belum. Contoh pencarian dan
penyapuan pada metode tipe III (lihat gambar).
C = Kompas man
C = Kompas man
MANAJEMEN BENCANA
(DISASTER MANAGEMENT)
1. A.
2. a.
Pengertian
Bencana (Disaster)
Suatu kejadian (baik alami maupun tidak alami) yang menyebabkan kerusakan fisik dalam skala
besar, baik terhadap lingkungan hidup maupun infrastruktur dan mengancam jiwa banyak
manusia di dalam suatu komunitas atau lokasi.
1. b.
Ancaman (Hazard)
Fenomena, bahaya, atau resiko, baik alami maupun tidak alami yang dapat (tetapi belum tentu)
menimbulkan bencana. Contoh : gempa bumi, banjir, tanah longsor, kekeringan, wabah penyakit
dan sebagainya.
Kerentanan(Vulnerability)
Keadaan di dalam suatu komunitas yang membuat mereka mudah terkena akibat buruk dari suatu
ancaman. Jenis kerentanan dapat digolongkan menjadi kerentanan fisik, sosial dan psikologi.
1. B.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untk mengendalikan bencana dan keadaan darurat, sekaligus
memberikan kerangka kerja untuk menolong masyarakat dalam keadaan beresiko tinggi agar
dapat menghindari ataupun pulih dari dampak suatu bencana.
Tujuan :
1. Mengurangi atau menghindari kerugian secara fisik, ekonomi, maupun jiwa
yang dialami oleh orang, masyarakat dan Negara.
2. Mengurangi penderitaan
3. Mempercepat pemulihan
4. Memberi perlindungan kepada pengungsi atau masyarakat yang kehilangan
tempat ketika kehidupannya terancam.
Bencana
Pencegahan
Rehabilitasi
Rekonstruksi
Keterangan :
1. Penanganan Darurat/Tanggap Darurat (Emergency Response)
Upaya untuk menyelamatkan jiwa dan melindungi harta serta menangani gangguan, kerusakan
dan dampak lain dari suatu bencana.
Keadaan darurat :
Kondisi yang diakibatkan oleh suatu kejadian luar biasa yang berada di luar kemampuan
masyarakat untuk menghadapinya dengan sumber daya atau kapasitas yang ada. Dalam kondisi
tersebut mengakibatkan masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok dan
terjadi penurunan drastis terhadap kualitas hidup, kesehatan atau ancaman secara langsung
terhadap keamanan banyak orang di dalam suatu komunitas/lokasi.
2. Pemulihan (Recovery)
Suatu proses yang dilalui agar kebutuhan pokok terpenuhi. Proses recovery terdiri dari :
1. Rehabilitasi
Perbaikan yang dibutuhkan secara langsung yang sifatnya sementara atau jangka pendek
2. Rekonstruksi
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak buruk dari suatu ancaman. Misalnya, penataan
kembali lahan desa agar terjadinya banjir tidak menimbulkan kerugian besar.
5. Kesiap-siagaan (Preparedness)
Persiapan rencana untuk bertindak ketika terjadi (atau kemungkinan akan terjadi) bencana.
Perencanaan terdiri dari perkiraan terhadap kebutuhan-kebutuhan dalam keadaan darurat dan
identifikasi atas sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Perencanaan dapat
mengurangi dampak buruk dari suatu ancaman.
Beberapa bentuk kesiap-siagaan :
persiapan
stok
kebutuhan
pokok
(suplai
Nomor peta; selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, kita bisa
menggunakannya sebagai petunjuk jika kelak kita akan mencari sebuah peta
Kontur; adalah merupakan garis khayal yang menghubungkan titik titik yang
berketinggian sama diatas permukaan laut.
Skala peta; adalah perbandingan antara jarak peta dan jarak horizontal dilapangan. Ada
dua macam skala yakni skala angka (ditunjukkan dalam angka, misalkan 1:25.000, satu
senti dipeta sama dengan 25.000 cm atau 250 meter di keadaan yang sebenarnya), dan
skala garis (biasanya di peta skala garis berada dibawah skala angka).
Legenda peta ; adalah simbol-simbol yang dipakai dalam peta tersebut, dibuat untuk
memudahkan pembaca menganalisa peta.
Di Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, lalu
peta dari Jawatan Topologi, yang sering disebut sebagai peta AMS (American Map Service)
dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960.
Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain
itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang
lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5 m). Peta keluaran
Bakosurtanal biasanya berwarna.
Koordinat
Peta Topografi selalu dibagi dalam kotak-kotak untuk membantu menentukan posisi dipeta
dalam hitungan koordinat. Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Secara teori,
koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan
menggunakan sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama
lain. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :
1. Koordinat Geografis (Geographical Coordinate) ; Sumbu yang digunakan adalah garis
bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis
lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis khatulistiwa.
Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik. Pada peta
Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai koordinat utama. Pada
peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak) lebarnya adalah 3.7 cm. Pada skala
1:25.000, satu karvak sama dengan 30 detik (30), dan pada peta skala 1:50.000, satu
karvak sama dengan 1 menit (60).
2. Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM) ; Dalam koordinat grid, kedudukan suatu
titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik
acuan berada disebelah barat Jakarta (60 LU, 980 BT). Garis vertikal diberi nomor urut
dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke timur. Sistem koordinat
mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya
menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena itu untuk
penentuan koordinat koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan. Penentuan
koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per 2 mm).
Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi menjadi sepuluh bagian (per 1 mm).
Analisa Peta
Salah satu faktor yang sangat penting dalam navigasi darat adalah analisa peta. Dengan satu peta,
kita diharapkan dapat memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang keadaan medan
sebenarnya, meskipun kita belum pernah mendatangi daerah di peta tersebut.
1. Unsur dasar peta ; Untuk dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya, pertama kali
kita harus cek informasi dasar di peta tersebut, seperti judul peta, tahun peta itu dibuat,
legenda peta dan sebagainya. Disamping itu juga bisa dianalisa ketinggian suatu titik
(berdasarkan pemahaman tentang kontur), sehingga bisa diperkirakan cuaca, dan
vegetasinya.
2. Mengenal tanda medan ; Disamping tanda pengenal yang terdapat dalam legenda peta,
kita dapat menganalisa peta topografi berdasarkan bentuk kontur. Beberapa ciri kontur
yang perlu dipahami sebelum menganalisa tanda medan :
o Antara garis kontur satu dengan yang lainnya tidak pernah saling berpotongan
o Garis yang berketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis yang
berketinggian lebih tinggi, kecuali diberi keterangan secara khusus, misalnya
kawah
o Beda ketinggian antar kontur adalah tetap meskipun kerapatan berubah-ubah
o Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedangkan daerah terjal
mempunyai kontur rapat.
o Beberapa tanda medan yang dapat dikenal dalam peta topografi:
1. Puncak bukit atau gunung biasanya berbentuk lingkaran kecil, tertelak ditengahtengah lingkaran kontur lainnya.
2. Punggungan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk U yang ujungnya
melengkung menjauhi puncak
3. Lembahan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk V yang ujungnya tajam
menjorok kepuncak. Kontur lembahan biasanya rapat.
4. Saddle, daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian
5. Pass, merupakan celah memanjang yang membelah suatu ketinggian
6. Sungai, terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian kontur, biasanya
ada di lembahan, dan namanya tertera mengikuti alur sungai. Dalam membaca
alur sungai ini harap diperhatikan lembahan curam, kelokan-kelokan dan arah
aliran.
7. Bila peta daerah pantai, muara sungai merupakan tanda medan yang sangat jelas,
begitu pula pulau-pulau kecil, tanjung dan teluk
8. Pengertian akan tanda medan ini mutlak diperlukan, sebagai asumsi awal dalam
menyusun perencanaan perjalanan
Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah, dan karena sifat magnetnya, jarumnya akan selalu menunjuk
arah utara-selatan (meskipun utara yang dimaksud disini bukan utara yang sebenarnya, tapi utara
magnetis). Secara fisik, kompas terdiri dari :
Jarum, selalu menunjuk arah utara selatan, dengan catatan tidak dekat dengan megnet
lain/tidak dipengaruhi medan magnet, dan pergerakan jarum tidak terganggu/peta dalam
posisi horizontal.
Jenis kompas yang biasa digunakan dalam navigasi darat ada dua macam yakni kompas bidik
(misal kompas prisma) dan kompas orienteering (misal kompas silva, suunto dll). Untuk
membidik suatu titik, kompas bidik jika digunakan secara benar lebih akurat dari kompas silva.
Namun untuk pergerakan dan kemudahan ploting peta, kompas orienteering lebih handal dan
efisien.
Dalam memilih kompas, harus berdasarkan penggunaannya. Namun secara umum, kompas yang
baik adalah kompas yang jarumnya dapat menunjukkan arah utara secara konsisten dan tidak
bergoyang-goyang dalam waktu lama. Bahan dari badan kompas pun perlu diperhatikan harus
dari bahan yang kuat/tahan banting mengingat kompas merupakan salah satu unsur vital dalam
navigasi darat
Cttn: saat ini sudah banyak digunakan GPS [global positioning system] dengan tehnologi satelite untuk
mengantikan beberapa fungsi kompas.
Orientasi Peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (atau dengan kata
lain menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Sebelum anda mulai orientasi peta,
usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta.
Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncakan, nama sungai, desa dll. Jadi minimal
anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan
anda bahwa perkiraan posisi anda dipeta adalah benar. Langkah-langkah orientasi peta:
1. Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tandatanda medan yang menyolok.
2. Siapkan kompas dan peta anda, letakkan pada bidang datar
3. Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah
medan sebenarnya
4. Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-tanda
medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan
5. Ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya. Ingat hal-hal
khas dari tanda medan.
Jika anda sudah lakukan itu semua, maka anda sudah mempunyai perkiraan secara kasar, dimana
posisi anda di peta. Untuk memastikan posisi anda secara akurat, dipakailah metode resection.
Resection
Prinsip resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda
medan yang dikenali. Teknik ini paling tidak membutuhkan dua tanda medan yang terlihat jelas
dalam peta dan dapat dibidik pada medan sebenarnya (untuk latihan resection biasanya dilakukan
dimedan terbuka seperti kebun teh misalnya, agar tanda medan yang ekstrim terlihat dengan
jelas).
Tidak setiap tanda medan harus dibidik, minimal dua, tapi posisinya sudah pasti.
Langkah-langkah melakukan resection:
1. Lakukan orientasi peta
2. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah
3. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut (untuk
alat tulis paling ideal menggunakan pensil mekanik-B2).
4. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik.
Kompas orienteering dapat digunakan, namun kurang akurat.
5. Pindahkan sudut back azimuth bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya.
Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.
6. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta.
Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan
dua atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui
atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi sukar untuk dicapai atau tidak
diketahui posisinya di peta. Syaratnya, sebelum intersection kita sudah harus yakin terlebih
dahulu posisi kita dipeta. Biasanya sebelum intersection, kita sudah melakukan resection terlebih
dahulu.
Langkah-langkah melakukan intersection adalah:
1. Lakukan orientasi peta
Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180 maka back azimuth adalah azimuth
dikurangi 180. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200. Back
azimuthnya adalah 200- 180 = 20
Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180, maka back azimuthnya adalah 180
ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, diperoleh azimuth
160, maka back azimuthnya adalah 180+160 = 340
Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan
ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas
dan back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man-biasa
digunakan untuk Kompas Bintang). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus
dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang
menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal.
Sudut ini dinamakan back azimuth.
2. Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda
medan lain pada lintasan yang dilalui.
3. Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di
ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.
4. Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk
mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).
5. Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran.
Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam
ini sering disebut sebagai sistem man to man.
Merencanakan Jalur Lintasan
Dalam navigasi darat tingkat lanjut, kita diharapkan dapat menyusun perencanaan jalur lintasan
dalam sebuah medan perjalanan. Sebagai contoh anda misalnya ingin pergi ke suatu gunung, tapi
dengan menggunakan jalur sendiri.
Penyusunan jalur ini dibutuhkan kepekaan yang tinggi, dalam menafsirkan sebuah peta
topografi, mengumpulkan data dan informasi dan mengolahnya sehingga anda dapat menyusun
sebuah perencanaan perjalanan yang matang. Dalam proses perjalanan secara keseluruhan, mulai
dari transportasi sampai pembiayaan, disini kita akan membahas khusus tentang perencanaan
pembuatan medan lintasan. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum
anda memplot jalur lintasan.
Pertama, anda harus membekali dulu kemampuan untuk membaca peta, kemampuan untuk
menafsirkan tanda-tanda medan yang tertera di peta, dan kemampuan dasar navigasi darat lain
seperti resection, intersection, azimuth back azimuth, pengetahuan tentang peta kompas, dan
sebagainya, minimal sebagaimana yang tercantum dalam bagian sebelum ini.
Kedua, selain informasi yang tertera dipeta, akan lebih membantu dalam perencanaan jika anda
punya informasi tambahan lain tentang medan lintasan yang akan anda plot. Misalnya
keterangan rekan yang pernah melewati medan tersebut, kondisi medan, vegetasi dan airnya.
Semakin banyak informasi awal yang anda dapat, semakin matang rencana anda.
Tentang jalurnya sendiri, ada beberapa macam jalur lintasan yang akan kita buat. Pertama adalah
tipe garis lurus, yakni jalur lintasan berupa garis yang ditarik lurus antara titik awal dan titik
akhir. Kedua, tipe garis lurus dengan titik belok, yakni jalur lintasan masih berupa garis lurus,
tapi lebih fleksibel karena pada titik-titik tertentu kita berbelok dengan menyesuaian kondisi
medan. Yang ketiga dengan guide/patokan tanda medan tertentu, misalnya guide
punggungan/guide lembahan/guide sungai. Jalur ini lebih fleksibel karena tidak lurus benar, tapi
menyesuaikan kondisi medan, dengan tetap berpatokan tanda medan tertentu sebagai petokan
pergerakannya.
Untuk membuat jalur lintasan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Usahakan titik awal dan titik akhir adalah tanda medan yang ekstrim, dan memungkinkan
untuk resection dari titik-titik tersebut.
2. Titik awal harus mudah dicapai/gampang aksesnya
3. Disepanjang jalur lintasan harus ada tanda medan yang memadai untuk dijadikan sebagai
patokan, sehingga dalam perjalanan nanti anda dapat menentukan posisi anda di peta
sesering mungkin.
4. Dalam menentukan jalur lintasan, perhatikan kebutuhan air, kecepatan pergerakan
vegetasi yang berada dijalur lintasan, serta kondisi medan lintasan. Anda harus bisa
memperkirakan hari ke berapa akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa
tanjakan terjal dan sebagainya.
5. Mengingat banyaknya faktor yang perlu diperhatikan, usahakan untuk selalu berdiskusi
dengan regu atau dengan orang yang sudah pernah melewati jalur tersebut sehingga
resiko bisa diminimalkan.
Penampang Lintasan
Penampang lintasan adalah penggambaran secara proporsional bentuk jalur lintasan jika dilihat
dari samping, dengan menggunakan garis kontur sebagai acuan. Sebagaimana kita ketahui bahwa
peta topografi yang dua dimensi, dan sudut pendangnya dari atas, agak sulit bagi kita untuk
membayangkan bagaimana bentuk medan lintasan yang sebenarnya, terutama menyangkut
ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya sedemikian rupa, bagaimana kira-kira bentuk di
medan sebenarnya. Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan dari peta topografi
yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan.
Beberapa manfaat penampang lintasan :
1. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan
2. Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan
3. Dapat mengetahui titik-titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu
4. Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter block,
guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang.
Langkah-langkah membuat penampang lintasan:
1. Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang
runcing, penggaris dan penghapus
2. Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari
lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian,
dengan satuan mdpl (meter diatas permukaan laut). Angkanya bisa dimulai dari titik
terendah atau dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.
3. Tempatkan titik awal di sumbu x=0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut.
Lalu peda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan
ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang sudah anda buat. Demikian
seterusnya hingga titik akhir.
4. Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik-titik tersebut dihubungkan sat sama
lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.
5. Tembahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai,
puncakan dan titik-titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak dan titik istirahat),
ataupun tanda medan lainnya. Tambahan informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan,
dan skala penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan penampang
yang telah dibuat.
Ingatlah hai engkau penjelahan alam :
1. Take nothing, but pictures [jangan ambil sesuatu kecuali gambar]
2. Kill nothing, but times [jangan bunuh sesuatu kecuali waktu]
3. Leave nothing, but foot-print [jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak kaki]
dan senantiasa ;
1. Percaya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
2. Percaya kepada kawan [dalam hal ini kawan adalah rekan pegiat dan peralatan serta
perlengkapan, tentu saja juga harus dibarengi bahwa diri kita sendiri juga dapat dipercaya
oleh teman tersebut dengan menjaga, memelihara dan melindunginya]
3. Percaya kepada diri sendiri, yaitu percaya bahwa kita mampu melakukan segala
sesuatunya dengan baik.
T : Thingking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan
- Demam
- Disentri
- Typus
- Malaria
4. Kemerosotan mental
Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris
Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah, Keadaan lingkungan mencekam
Pencegahan : Usahakan tenang, sering berlatih
5. Bahaya binatang beracun dan berbisa Keracunan
Gejala : Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadang-kadang
mencret, kejang-kejang seluruh badan, bisa pingsan.
Penyebab : Makanan dan minuman beracun
Pencegahan : Air garam di minum
Minum air sabun mandi panas
Minum teh pekat
Di tohok anak tekaknya
6. Keletihan amat sangat
Pencegahan : Makan makanan berkalori
Membatasi kegiatan
7. Kelaparan
8. Lecet
9. Kedinginan
Untuk penurunan suhu tubuh < style="font-weight: bold; font-style:
italic;">Membuat Bivak (Shelter)
Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin
Jenis-jenis Shelter :
a. Shelter asli alam
Gua : Bukan tempat persembunyian binatang
Tidak ada gas beracun
Tidak mudah longsor
b. Shelter buatan dari alam
c. Shelter buatan
Syarat Shelter :
- Hindari daerah aliran air
- Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh
- Bukan sarang nyamuk/serangga
- Bahan kuat
- Jangan terlalu merusak alam sekitar
- Terlindung langsung dari angin
Membaca Jejak
Jenis :
Jejak buatan : dibuat oleh manusia
Jejak alami : tanda jejak sebagai tanda keadaan lingkungan
Jejak alami biasanya menyatakan tentang :
Jenis binatang yang lewat
Arah gerak binatang
Besar kecilnya binatang
Cepat lambatnya gerak binatang
Membaca jejak alami dapat diketahui dari :
Kotoran yang tersisa
Pohon atau ranting yang patah
Lumpur atau tanah yang tercecer di atas rumput
Air
Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20
30 hari tanpa makan, tapi orang tsb hanya dapat bertahan hidup 3 - 5 hari
saja tanpa air.
Air yang tidak perlu dimurnikan :
1. Hujan
Tampung dengan ponco atau-daun yang lebar dan alirkan ke tempat
penampungan
2. Dari tanaman rambat/rotan
Potong setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang
menetes dapat langsung ditampung atau diteteskan ke dalam mulut
3. Dari tanaman
Air yang terdapat pada bunga (kantung semar) dan lumut
Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :
1. Air sungai besar
Api
Bila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan
adalah jangan membuat api terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil
beberapa buah, hal ini lebih baik dan panas yang dihasilkan merata.
1. Dengan lensa / Kaca pembesar
Fokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah
terbakar.
2. Gesekan kayu dengan kayu.
Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya dengan menggesekgesekkan dua buah batang kayu sehingga panas dan kemudian dekatkan
bahan penyala, sehingga terbakar
Survival kit
Ialah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam perjalanan :
Perlengkapan memancing
Pisau
Tali kecil
Senter
Cermin suryakanta, cermin kecil
Peluit
Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air
Tablet garam, norit
Obat-obatan pribadi
Jarum + benang + peniti
Pecinta Alam
Pecinta alam sebutan untuk sekelompok orang yang memberikan pertian
lebih untuk alam dan lingkungan. Namun, saat ini pecinta alam menjadi
kegiatan yang lebih menampilkan suatu gaya hidup. Nilai utama dari kata
pecinta alam, orang yang mencintai alam, memelihara dan melestarikan
alam berubah fungsi penikmat alam, orang yang sekedar menikmati
keindahan dan pemandangan alam demi kepuasan pribadi tanpa
memperhatikan kondisi alam itu sendiri
Seperti seorang pendaki gunung yang begitu puas ketika tiba di puncak
gunung tertinggi.Tapi ada etika-etika yang mestinya diperhatikan oleh
orang-orang yang menyebut dirinya pecinta alam.
Seorang yang berada di alam liar, seperti hutan, gunung, harusnya sadar
betapa kecilnya diri ini dibandingkan dengan begitu besarnya kuasa Sang
Pencipta, sehingga seharusnya seorang pecinta alam yang biasa bergelut
dengan alam bebas yang begitu luas dan amat buas sadar betul betapa
pentingnya kerendahan hati dan kesadaran atas kekuasaan Illahi.
Kondisi alam yagn kadang tidak terduga, seperti badai, angin puting
beliung, tanah longsor mestinya menyadarkan seorang pecinta alam untuk
selalu "prepare", selalu mempersiapkan diri sebelum terjun ke alam liar.
Seorang pendaki gunung paling tidak harus melakukan jogging minimal 3
kali satu minggu selama 1-2 jam sehari untuk melatih kekuatan tubuh dan
HUTAN
Jika kita berencana untuk melakukan perjalanan kehutan, tentu saja kita
membawa perlengkapan yang menunjang aktivitas kita tersebut. Seperti
membawa kompas, alat-alat P3K, makanan darurat seperti cokelat dan
makanan energi lainnya, tali, pisau, pemantik api, tenda, dan
perlengkapan standar lain-lainnya. Akan tetapi, bagaimana kita akan
dapat survival jika tidak dilengkapi oleh peralatan tersebut? (orang
begomana sih yang pergi kehutan ga bawa perlengkapan apa-apa) tapi ini
just in case aja. Siapa tau rencananya cuma piknik eh malah nyasar
hehehehe...
1. Jika ga ada pisau, maka carilah bebatuan yang berbentuk lonjong pipih.
Asah-asah salah satu sisi batu tersebut agar tajam dengan bantuan batu
lainnya. Memang sih perlu waktu yang luamayan lama. Tapi namanya juga
perlu, so berusahalah. Demi bertahan.
2. Jika ingin membuat tombak (untuk berburu binatang seperti kelinci,
ikan, atau burung) carilah kayu panjang yang cukup kuat, dengan 'pisau'
batu buatan tadi, runcingkanlah ujung-ujung kayu tersebut. Jika misalkan
kayu tersebut susah diruncingkan dengan 'pisau' batu tadi karena
seratnya alot, maka gunakan pisau buatan kita tadi sebagai mata tombak.
Ikat batu yang telah tajam tadi dengan serabut atau akar-akar pohon atau
dari kulit kayu dengan kuat.
3. Untuk membuat api (untuk keperluan memasak, membuat tanda SOS
atau untuk emnghangatkan diri) bisa di buat dengan bantuan korek api
atau menggunakan bantuan kaca dengan cara memanfaatkan titik cahaya
atau titik api dengan bantuan matahari. Jika ga ada korek api, bisa
membuat api dengan cara menggosok-gosokkan kayu dengan kayu (rada
susah) atau menggesekkan batu dengan batu dengan cepat agar tercipat
percikan api. Jangan lupa kumpulkan ranting-ranting kering atau
dedaunan dibawahnya. agar percikan apinya 'melompat' di atas dedaunan
tersebut.
4. Tidurlah didekat api unggun, karena hewan liar umumnya takut dengan
api. Jika anda kebetulan membawa garam, taburkanlah garam tersebut
disekeliling anda tidur. Gunanya agar makhluk melata seperti kaki seribu
atau kelabang, semut dan sejenisnya tidak menganggu anda. Garam
biasanya akan membuat tubuh mereka pedih jadi mereka tidak akan
melewati daerah yang sudah ditaburi garam.
5. Jika anda tidak berhasil membuat api unggun, dirikanlah shelter untuk
anda tidur. Shelter adalah tempat perlindungan sementara yang dapat
memberikan kenyamanan dan melindungi dari keadaan panas, dingin,
hujan dan angin. Shelter dapat menggunakan alam yang ada seperti gua,
lubang pohon dan celah di batu besar. Selain itu dapat dibuat dari tenda,
plastik atau menggunakan bahan dari alam seperti daun-daunan atau
ranting.
6. Carilah air untu bertahan hidup. Tapi tidak semua air yang bisa
diminum. Syarat-syarat fisik air bersih yang layak untuk diminum adalah
tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Sumber air antara lain
mata air, sungai, air hujan, embun, tumbuhan (rotan, pisang, lumut, akar
gantung, kantung semar), dan hasil kondensasi tumbuhan dan air galian
tanah.
7. Jika tidak ada hewan yang anda temukan untuk dimakan (atau ga bisa
nangkapnya), maka makanlah tumbuh-tumbuhan, seperti jamur, buahbuahan, akar tanaman, batang tanaman bahkan jika perlu, dedaunan.
Mang ga enak sih, tapi daripada kelaparan dan lemes. Tapi ga semua
tumbuhan itu aman untuk dimakan. Karena terkadang tanaman ada yang
bersifat racun yang dapat berakibat fatal bagi yang memakannya. Berikut
ciri-ciri tanaman yang tidak layak dimakan:
- Hindari tumbuhan berwarna mencolok. Biasanya ini terdapat dijenis
jamur.
- Hindari tumbuhan bergetah putih, kecuali yang sudah dikenal aman
dimakan
- Mencoba mencicipi sedikit atau mengoleskan ke kulit. Biasanya
tumbuhan yang berbahaya akan menimbulkan efek gatal, merah dan
panas pada tubuh.
- Variasikan makanan yang dimakan untuk menghindari akumulasi zat
yang mungkin buruk bagi kesehatan
- Jangan memakan tumbuhan yang meragukan untuk dimakan.Jangan lupa
berdoa dan terus berusaha kirimkan sinyal SOS dalam bentuk sinyal api
atau cahaya senter, bendera (dari plastik, sobekan kain, atau kumpulan
dedaunan) dan lain-lain tergantung kreativitas masing-masing
hehehehe...apalagi yaaaa udah dulu deh sigitu dulu dari saya...mungkin
ada yang bisa menambahkan hehehe. SALAM LESTARI UNTUK SEMUA
PENDAKI SEJATI
TEKNIK SURVIVAL HUTAN
Teknik survival adalah bagian dari THAB yang mempunyai pokok bahasan :
1. PERSIAPAN PERJALANAN DAN KESEHATAN PERJALANAN.
2. BOTANI DAN ZOOLOGI PRAKTIS.
3. PIONEERING, meliputi : navigasi, mountaineering, tali temali/jerat,
pengetahuan medan, bivak, mencari air, membuat api, komunikasi
lapangan, membaca jejak, manaksir jarak dan ketinggian.
Namun penerapannya dipengaruhi oleh faktor-faktor :
1. Subyektif (jasmani rohani).
2. Proses pelaksanaannya.
3. Obyektif (kondisi lingkungan/medan).
4. Faktor pendukung (sarana danprasarana kegiatan).
Definisi umum :
Survival itu apa yach? Ada yang tau ga? yup betul survival adalah suatu
usaha dalam keadaan darurat alias kepepet untuk mempertahankan diri
dari ancaman lingkungan agar terus dapat mempertahankan hidup dan
melanjutkan kegiatan/tugas yang sedang dilaksanakannya. Intinya
berusaha untuk hidup dengan kondisi apa adanya.
Definisi khusus :
Bagi para petugas SAR, survival adalah usaha dalam keadaan terbatas
untuk mengolah kebutuhan pendukung SAR secara maksimal dengan
memanfaatkan factor alam yang ada disekitarnya sehingga kegiatan
operasi SAR masih terlaksana.
Keadaan darurat/terbatas ini meliputi :
1. Kesehatan jasmani dan rohani
contoh : tegangan emosi, ketakutan, kesepian, tertekan, putus asa, putus
cinta (yee.) dan terasing, kecelakaan, luka.
2. Tersesat.
3. Kondisi medan yang berat.
4. Terbatasnya perlengkapan.
5. Bahan makanan terbatas.
Jadi memang teknik survival hutan perlu disegarkan kembali agar
permasalahan yang kurang dalam hal kemampuan, pengetahuan dan
perlengkapan bisa diatasi dengan perencanaan, persiapan dan latihan
sehingga dalam praktek yang sesungguhnya tidak menjadi persoalan baru
yang lain selain operasi SAR itu sendiri.
Pembahasan ruang lingkup dibatasi, meliputi pemahaman :
1. Mampu mempraktekkan pengetahuan yang sesuai untuk kegiatan/tugas
yang dikerjakan.
2. Pengembangan teknis dan system pengelolaan survival.
3. Peralatan survival yang tepat.
Pada prakteknya semua keadaan darurat yang terjadi dalam
mengatasinya melalui tahap/tindakan :
1. Menilai kesehatan secara keseluruhan dari tim.
2. Melakukan komunakasi bila mungkin, agar keadaan darurat tidak
berlarut-larut dan yang sakit dapat segera ditolong.
3. Membuat perlindungan sementara dan perlengkapannya.
4. Istirahat untuk mengembalikan kondisi.
5. Evaluasi : - menilai permasalahan yang sudah, sedang dan akan terjadi
- mencari sebab timbulnya keadaan darurat
- penentuan lokasi untuk pengelolaan keadaan darurat
- menyusun daftar makanan, air dan alat yang masih tersisa
- membagi tugas
AIR
Kebutuhan Air
Untuk kondisi manusia dapat hidup tanpa air dalam keadaan tubuh sehat
maksimal selama empat hari. Akan mati 8-12 hari. Apa benar?kalau ga
percaya buktikan sendiri.OK!. Bila ada air tetapi tak ada makanan, orang
akan bertahan selama 3 minggu. Sedang kebutuhan dasar air pada
manusia minimal 2,5 liter perhari. Naik turunnya kebutuhan air
tergantung pada aktivitas kegiatan dan makanan yang dimakan, juga
dipengaruhi oleh kondisi cuaca atau alam.
Syarat Mutu Air
Air yang dikonsumsi manusia ideal harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
1. Syarat Fisik
Tak berbau, tak berasa, tak berwarna dan sejuk (dibawah suhu sekitar),
jernih (kekeruhan 1mg/liter SiO2.
2. Syarat Bakteriologi
- Angka kuman 1 cc kurang dari 100 cc air.
- Bakteri coli tak ada dalam 100 cc air.
3. Syarat Chemis
- Zat yang ada kurang dari 100 mg/liter
- Zat organic kurang dari 10 mg/liter
- Mengandung fluor dan yodium
- Tak boleh mengandung gas H2S, NH4, NO3 kurang dari 20 mg/liter, NO2
Dalam praktek, persyaratan diatas yang paling mudah dipenuhi adalah
syarat fisik, kemudian air dimasak (melalui proses penjernihan dan
sterilisasi dengan obat), air langsung dapat diminum.
Macam Air
Mutu tingkat air dimulai dari kandungan zat-zat didalamnya
1. Air terkontaminasi (CONTAMINATED WATER)
yaitu air yang mengandung racun, unsur kimia biologi, radiology (kibira)
atau jasad renik yang dapat menimbulkan sakit.
2. Air kotor terpolusi (POLLUTED WATER)
yaitu air yang mengandung bahan sampah, Lumpur atau limbah. Tak bisa
dipakai karena tidak memenuhi syarat fisik.
3. Air yang dapat dipakai (PORTABLE WATER)
yaitu air yang bebas kibira, racun dan organisme. Walau rasa kurang
enak, sesudah dimasak bisa diminum
4. Air nyaman (PALATABLE WATER)
yaitu air yang enak dan segar diminum.
Penjernihan Air
Supaya air menjadi palatable water tahap-tahapnya :
1. Sedimentasi
yaitu air didiamkan sampai kotoran mengendap sendiri atau dicampur
AlOH.
2. Koagulasi
yaitu pengendapan melalui zat kimia. Untuk bahan alkali sama dengan
FCl2, NH4. non alkali sama dengan Na2SO4.
3. Filtrasi
yaitu untuk menjernihkan air dengan pasir atau saringan diatomis.
4. Sterilisasi
yaitu untuk membunuh organisme penyebab penyakit, cara :
- Delapan tetes yodium tinetur 2,5%/liter air selama 10 menit
- KMnO4 (kalium permanganate)
- Tablet halozone (untuk penjernih air)
- Dicampur serbuk biji kelor 200mg/liter lalu diendapkan selama jam.
5. Untuk penghilang bau, warna, racun, adalh dengan karbon aktif
seperti : norit, aqua nuchar, hidro darco
Sumber Air
1. Air yang tidak perlu dimurnikan/palatable water
- Air bron/mata air
- Air sumur, waduk, sungai, telaga, air hujan, mata air
- Air dari tanaman : * kelapa, kaktus dipotong diperas
* liana/rotan dengan memotong dekat tanah ditampung
* palmae diambil niranya
* ruas bambu, bonggol pisang, lumut
- Air tampungan dari embun
2. Air yang dimurnikan
- Air berlumpur
- Air yang tidak memenuhi syarat fisik.
Pencarian Air
1. Pada tanah berbatu
- Cari mata air pada daerah karst
- Dari saluran air pada dinding lembah yang memotong lapisan berpori.
- Pada daerah granit cari pinggir bukit berumput paling hijau.
2. Pada tanah gembur
- Cari pada daerah lembah atau lereng.
- Kadang terdapat genangan kecil, air harus disterilkan.
3. Di pegunungan
- Digali bekas aliran sungai pada kelokan sebelah luar.
- Pada hutan lumut, ambil lumut lalu peras.
4. Dari tumbuh-tumbuhan.
5. Menampung embun.
Inti dari hal-hal di atas adalah bagaimana kita dapat mengikuti alur situasi
yang sedang berlangsung, tanpa dikendalikan oleh situasi tersebut.
Tindakan Dalam Menghadapi Kondisi SurvivalUsaha yang perlu kita
lakukan agar dapat keluar dari kondisi survival dapat kita ketahui dari
kata kunci survival itu sendiri. setiap huruf dari kata survival
merupakan singkatan dari langkah-langkah yang harus kita lakukan bila
kita berhadapan dengan kondisi survival antara lain :
V : Vanquish fear and panicKuasailah rasa takut dan panik. Merasa takut
adalah normal dan perlu. Tekut merupakan reaksi tubuh yang normal dan
berfungsi menyiapkan tubuh dalam menghadapi kondisi. Namun rasa
takut harus dikuasai dan dikontrol. Bila tidak maka rasa takut akan
meningkat menjadi panik. Panik akan mengakibatkan orang bertindak
terburu-buru dan membuang energi. Panik juga dapat diakibatkan oleh
rasa sepi, yang mengakibatkan putus asa.
1. Air
2. Api
3. Makanan
4. Perlindungan
Pencarian air
1. Pada daerah berbatuBila daerah ini bekas aliran lava, carilah rembesan
air pada dinding lembah yang memotong aliran lava. Pada daerah berbatu
kapur dapat dijumpai banyak mata air, sebab permukaannya mudah larut
sehingga mudah dilalui air. Pada daerah berbatu granit air ada di pinggir,
pada bagian rumput yang paling hijau, galilah kemudian tunggu sampai
air merembes keluar. Pada daerah berbatu campur pasir, carilah saluran
air yang biasanya terdapat di sepanjang dinding lembah yang memotong
lapisan pasir yang berpori.
2. Daerah PantaiGali bagian pasir yang lembab. Bila airnya payau dapat
disaring dengan pasir. Gali lubang kecil beberapa meter dari garis pantai
saat pasang nail, setelah air keluar hentikan penggalian. ambillah bagian
atas dari air tersebut, sebab bagian bawah merupakan endapan air asin.
1. Syarat KesehatanAda sumber air untuk makan dan minum pada jarak
yang dekat, mudah mengalirkan air yang kotor, tanah mudah menyerap
air/cepat kering, Tanah tidak berbau atau beruap, contoh : kuburan.
2. sementara- dengan ponco , bisa bentuk miring atau tenda, atap yang
rendah biasanya membuat suhu di dalamnya lebih hangat.- dengan
menggunakan bahan-bahan yang tersedia di alam, contohnya daun
palmae, ranting, dahan ,daun, dan lain-lain- semi permanen,
menggunakan kerangka, mempunyai dinding, dan pintu, contohnya
gubug, tenda.