Susu
Oleh kelompok 4:
Elco M. Nainggolan
5143331003
Fadillah Harahap
5142131002
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan Terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat yang telah
diberikan sehingga penulis dapat menyusun Laporan Observasi di PLTU Pangkalan Susu
untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Sistem
Tenaga Listrik.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak
yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu penulis menerima segala saran dan kritik yang bersifat membangun guna
terciptanya penyusunan makalah yang lebih baik di kemudian hari.
Semoga makalah ini bermanfaat. Terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................................iii
1.1. Latar Belakang...................................................................................................iii
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................iii
1.2. Tujuan Penyusuan Laporan................................................................................iii
BAB II
KAJIAN TEORI.............................................................................................................1
2.1.
Pengertian.....................................................................................................1
2.2.
2.3.
Pengoperasian PLTU....................................................................................2
2.4.
BAB III
HASIL LAPORAN........................................................................................................4
3.1. Informasi Kegiatan Observasi.............................................................................4
3.2. Profil PLTU Pangkalan Susu...............................................................................4
3.3. Proses kerja PLTU Pangkalan Susu....................................................................9
BAB IV
PENUTUP....................................................................................................................15
4.1. Kesimpulan.......................................................................................................15
DAFTAR RUJUKAN..................................................................................................15
LAMPIRAN.................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Observasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan mahasiswa dalam proses perkuliahan. Materi yang berupa teori
yang didapatkan dari dosen dan sumber lain tidaklah cukup untuk mewujudkan pemahaman
tentang suatu kajian ilmu pengetahuan. Maka dari itu dibutuhkan suatu kegiatan yang
membuat mahasiswa turun langsung ke lapangan dan melihat secara nyata wujud dari ilmu
yang seselumnya telah dipelajari secara teori dalam perkuliahan.
Dalam hal ini kami selaku mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro melakukan
observasi atau studi lapangan di PLTU Pangkalan Susu untuk memenuhi tugas. Adapun
kegiatan ini dilakukan guna memenuhi salah satu tugas akhir dari mata kuliah Perencanaan
Sistem Tenaga Listrik.. Dengan adanya observasi ini diharapkan kita dapat mengetahui
bagaimana gambaran dan prinsip kerja sebuah PLTU, khususnya PLTU Pangkalan Susu.
Penyusunan Laporan Observasi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kami penulis menerima segala saran dan kritikan yang bersifat membangun guna terciptanya
penyusunan Laporan Observasi yang lebih baik di kemudian hari.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1.
Pengertian
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan
energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama dari pembangkit
listrik jenis ini adalah Generator yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga
kinetik dari uap panas/kering. Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai macam
bahan bakar terutama batu bara. PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi
secara tertutup. Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang.
2.2.
Turbine & generator bisa dibilang sebagai the heart of the plant, karena dari bagian
inilah energi listrik dihasilkan. Generator yang berputar dengan kecepatan tetap,
menghasilkan energi listrik yang disalurkan ke jaringan interkoneksi dan selanjutnya
didistribusikan ke konsumen.
Boiler (steam generator) berfungsi untuk mengubah air menjadi uap. Uap bertekanan
sangat tinggi yang dihasilkan boiler dipergunakan untuk memutar turbine. Boiler terbagi
menjadi beberapa sub system, yaitu :
2.3.
Pengoperasian PLTU
Langkah-langkah pengoperasian PLTU
2.4.
Prinsip Kerja
Proses Start Steam Turbine
Proses Pengaturan Beban
Mengahadapi gangguan dan Mengtasi Gangguan
Konversi energi
Siklus air dan uap
Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk
uap bertekanan dan temperatur tinggi.
Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya
secara singkat adalah sebagai berikut :
dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah
menjadi uap.
medan magnet dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari
terminal output generator
2
disebut air kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai
air pengisi boiler.
Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.
BAB III
HASIL LAPORAN
3.1. Informasi Kegiatan Observasi
Waktu
Tempat
Peserta
Untuk memenuhi kebutuhan akan energi listrik yang semakin meningkat pada
f. Proyek Landscape
g. Spesifikasi umum
Daya Ouput
: 2 X 200 MW
Boiler Type
: Pulverized Coal
: 275 Ton/h
: 275 KV
h. Spesifikasi data
TURBIN
Type
= N220-12.75/535/535
Inlet Temp
Standard
Serial No
Manuf Date
= Juni 2009
= 535C
= IEC45-1
BOILER
Merk
Cert Class
B-MCR
= 693 t/h
= 13,43 MPa
= 254 C
= 323/540 C
= 2,6/2,4 MPa
Manufacture Date
= 2009-06 Unit 1
= 2009-08 Unit 2
GENERATOR
Merk
Rated Power
Rated Capacity
Rated Voltage
= 15,75 KV
Rated Current
= 9487 A
Power Factor
Ferquency
= 50 Hz
Mode of Excitation
= SELF-SHUNT STATIC
= 220 MW
= 258,8 MVA
GT (Generator Transformator)
Type
= SFP10
Rate Capacity
= 260 MVA
Rate Voltage
= 300 KV
Rate Current
= 500.4 A
= 3002X2.5%/15.75
Cooling
= ODAF
1. Jalur utama pengisian ke Coal Silo / Bunker adalah dengan menggunakan kapal atau
tongkang. Alat bongkar yang digunakan di dermaga ini berupa Ship Unloader berbentuk
chain bucket sebanyak 2 unit dengan kapasitas 600 t/h.
2. Jalur ke-2 melalui stock area menggunakan stecker recklemer sebanyak 2 unit dengan
masing masing kapasitas stecking 1500 t/h dan reacklem 450 t/h dan panjang lengan
sepanjang 35 meter.
3. Kapasitas dari Coal Yard adalah 15 hari B-MCR untuk 1 unit.
4. Jalur Penyaluran Batubara untuk Coal Bunker
Penyaluran batubara untuk PLTU Pangkalan Susu dilakukan dengan cara :
a. Jika pengisian melalui Ship Unloader
1. Jalur utama pengisian adalah dari Ship Unloader 1 & 2 dengan pengisian
langsung via C1A /C1B ke Transfer Tower 1
2. Melalui transfer tower 1 ke C2A/C2B mnuju Tranfer tower 2 melewati
C3A/C3B menuju Crusher House melewati C4A/C4B menuju transfer tower 3
3. Dari transfer tower 3 kemudian disalurkan ke bunker bunker unit 1 & 2
melalui C5A/C5B
b. Jika pengisian melalui Stacker Reclaimer
1. Batubara dari coal area disalurkan melalui C6 menuju transfer tower 1 atau C2
menuju transfer tower 2.
2. Melalui transfer tower 2 - C3A/C3B Crusher house C4A/C4B transfer
tower 3 bunker unit
c. Untuk penyaluran batubara ke Coal Yard
10
11
Karena butir batu bara relatif mempunyai ukuran yang sama dan dengan jarak yang
berdekatan akibatnya lapisan mengambang itu menjadi penghantar panas yang baik. Karena
proses pembakaran suhunya rendah sehingga NOx yang dihasilkan kadarnya menjadi rendah,
dengan demikian sistim pembakaran ini bisa mengurangi polutan. Bila ke dalam tungku
boiler dimasukkan kapur (Ca) dan dari dasar tungku yang bersuhu 750 950 C dimasukkan
udara akibatnya terbentuk lapisan mengambang yang membakar.
Pada lapisan itu terjadi reaksi kimia yang menyebabkan sulfur terikat dengan kapur
sehingga dihasilkan CaSO4 yang berupa debu sehingga mudah jatuh bersama abu sisa
pembakaran. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya pengurangan emisi sampai 98 persen
dan abu CaSO4-nya bisa dimanfaatkan. Keuntungan sistim pembakaran ini adalah bisa
menggunakan batu bara bermutu rendah dengan kadar belerang yang tinggi dan batu bara
seperti ini banyak terdapat di Indonesia.
ini dilengkapi dengan presipitator elektro static yaitu suatu alat untuk mengendalikan partikel
yang akan keluar cerobong dan alat pengolahan abu batu bara. Sedang uap yang sudah
dipakai kemudian didinginkan dalam kondensor sehingga dihasilkan air yang dialirkan ke
dalam boiler. Pada waktu PLTU batubara beroperasi suhu pada kondensor naiknya begitu
cepat, sehingga mengakibatkan kondensor menjadi panas. Sedang untuk mendinginkan
kondensor bisa digunakan air, tapi harus dalam jumlah besar, hal inilah yang menyebabkan
PLTU dibangun dekat dengan sumber air yang banyak seperti di tepi sungai atau tepi pantai.
Efisiensi
Bila pada PLTU batu bara tekanan kondensornya turun, maka daya gunanya
meningkat. Biasanya tekanan kondensor berhubungan langsung atau berbanding lurus dengan
besarnya suhu air pendingin yang berasal dari uap pada kondensor. Jadi bila suhu itu rendah,
maka tahanannya juga rendah dan pada suhu terendah akan dihasilkan/terjadi tekanan jenuh.
Karena air pendingin itu biasanya terdiri dari air yang berasal dari uap turbin dan air berasal
dari laut dan sungai. Akibatnya suhu terendah besarnya sesuai dengan air yang digunakan
sehingga tekanan jenuh sulit diperoleh. Peningkatan daya guna bisa dilakukan dengan
pemanasan ulang dan pembakaran batu bara yang kurang bermutu.
1. Pemanasan Ulang
Hal ini bisa dilakukan dengan membagi turbin menjadi dua bagian yaitu
bagian tekanan tinggi (TT) dan bagian tekanan rendah (TR) yang berada pada satu
poros. Dengan demikian pembangkit ini mempunyai susunan sebagai berikut : Boiler
TT TR Generator.
Cara kerjanya :
Uap dari boiler dimasukan/dialirkan ke bagian TT, setela h uap itu dipakai dialirkan kembali
ke boiler untuk pemanasan ulang. Kemudian uap dari boiler itu dialirkan lagi ke turbin TR
untuk dipakai sebagai penggerak generator. Dengan demikian jumlah energi yang bisa
dimanfaatkan menjadi besar akibatnya daya guna atau efiseinsi menjadi besar pula. Dari sini
bisa disimpulkan bila turbin dibagi menjadi tiga bagian yaitu TT, TM, dan TR maka energi
yang diperoleh juga besar, hal ini biasanya digunakan pada mesin dengan ukuran besar.
Meningkatnya suhu (hingga mencapai 560 C) dan tekanan (hingga mancapai
250 kg/cm2) uap tentunya menyebabkan pertumbuhan PLTU menjadi lebih pesat. Hal
ini ditunjukkan dengan meningkatnya efisiensi dan keandalan. Dengan meningkatnya
daya berarti desain boiler juga harus diperbaiki yaitu dilengkapi dengan peralatan
pengendalian NOx, peralatan untuk mengeluarkan sulfur dari gas buang dan peralatan
13
untuk mencegah berbagai partikel keluar dari cerobong. Peningkatan efisiensi pada
PLTU bisa juga dilakukan dengan cara menambah panjang sudu. Hal ini karena
dengan sudu-sudu yang panjang berarti rugi-ruginya akan berkurang.
2. Pembakaran Lapisan Mengambang Bertekanan
Proses pembakarannya menggunakan udara bertekanan atau dikompres berarti
perpindahan panasnya meningkat akibatnya suhu uap dan gas buang juga meningkat.
Gas buang yang panas ini setelah dibersihkan bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan
turbin gas yang digandeng dengan generator sehingga dihasilkan energi listrik. Jadi
energi listrik pada proses pembakaran ini dihasilkan oleh uap dan gas buang, hal
inilah yang menyebabkan efisiensi pada pembakaran seperti ini meningkat. Selain
dari itu turbin gas juga menghasilkan gas buang yang cukup panas yang bisa
digunakan untuk memanaskan air yang keluar dari kondensor turbin uap yang
selanjutnya dimasukkan ke boiler sedang gas yang sudah dingin di buang ke udara
melalui cerobong. Dengan menggunakan pembakaran lapisan mengambang
bertekanan, maka batu bara yang bermutu rendah bisa dimanfaatkan untuk menjadi
energi listrik yang ramah lingkungan.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.1.1. Kesimpulan tentang observasi
Untuk mewujudkan pemahaman tentang suatu kajian ilmu pengetahuan, maka
dibutuhkan suatu kegiatan yang membuat mahasiswa turun langsung ke lapangan dan melihat
secara nyata wujud dari ilmu yang seselumnya telah dipelajari secara teori dalam
perkuliahan, yaitu observasi. Observasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa dalam proses perkuliahan.
4.1.2. Kesimpulan tentang PLTU
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :
Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk
uap bertekanan dan temperatur tinggi.
Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya
secara singkat adalah sebagai berikut :
DAFTAR RUJUKAN
Dokumentasi selama observasi
Softcopy PowerPoint: Profil UJP PANGKALAN SUSU PT INDONESIA POWER
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_uap
http://nob565.blogspot.co.id/
http://pltupangkalansusu.blogspot.co.id/
https://agussalimdaeng.wordpress.com/
15
LAMPIRAN
16
untuk
menggerakkan
turbin
dan
memutar
generator.
Turbo Generator, berputar dengan kecepatan yang tetap akan
menghasilkan energi listrik yang disalurkan ke jaringan
interkoneksi dan selanjutnya didistribusikan ke konsumen.
17
Foto bersama Mahasiswa dan Dosen Pendidikan Teknik Elektro dengan Supervisor PLTU Pangkalan Susu
18