Anda di halaman 1dari 9

RANCANG

AN PEN
AMB
ANG
AN MARMER
RANCANGAN
PENAMB
AMBANG
ANGAN
DESA KEB
UTUHJURANG
TAN
KEBUTUHJURANG
UTUHJURANG,, KECAMA
KECAMAT
BANJ
ARNEG
ARA, KAB
UP
ATEN
ANJARNEG
ARNEGARA,
KABUP
UPA
BANJ
ARNEG
ARA, J
AWA TENG
AH
ANJARNEG
ARNEGARA,
JAWA
TENGAH
Fauzan dan Maman Surachman
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara
Jalan Jenderal Sudirman 623 Bandung 40211, Telp. (022) 6030483, Fax. (022) 6003373
ABSTRACT
Indonesian dependency on imported marble is a dilemma; however such a problem can be minimized by
increasing the local product. Marble mine at Kebutuhjurang of Banjarnegara Regency is one of marble mines
that can fulfill Indonesian marble market. Yet in terms of having proper products, it needs a good mine design
prior to mine the marble. Such a design should be based on several studies through primary and secondary data
analyses. Applying quarry method, the area of Kebutuhjurang mine that retains 1.819.740 cubic meter marble
deposit is 7 hectare. If production target is intended to be 20.160 m3/day, the life time of mine reaches 100
years.
Key words : marble, production, design, quary method.
SARI
Kebutuhan marmer yang selama ini kekurangannya dipenuhi melalui impor dapat dikurangi dengan cara
meningkatkan produksi marmer lokal. Salah satu penambangan marmer yang bisa memenuhi pasar Indonesia
adalah penambangan marmer Kebutuhjurang di Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah. Penambangannya
memerlukan suatu rancangan yang efisien melalui metode pengkajian analisis terhadap data penelitian primer
ataupun sekunder. Sistem penambangan marmer Kebutuhjurang menerapkan metode kuari sistem blok pada
area seluas 7 hektar. Jumlah cadangan marmer adalah 1.819.740 m3; bila target produksi 20.160 m3 per hari
maka perkiraan umur tambangnya mencapai 100 tahun.
Kata kunci : marmer, produksi, rancangan, metode kuari.

1.

PENDAHULUAN

Kebutuhan marmer sebagai salah satu material untuk


konstruksi bangunan terus meningkat seiring dengan
pembangunan di Indonesia yang dalam pemenuhan
kebutuhannya didatangkan dari luar negeri atau
impor (Muhammad A. dkk.). Untuk mengurangi
impor tersebut salah satunya dengan melakukan
peningkatan produksi dalam negeri berupa
penambangan yang berlokasi di Desa Kebutuhjurang,
Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara,
Propinsi Jawa Tengah berjarak 11 km arah selatan
kota Banjarnegara. Sebagai tindak lanjutnya, maka

perlu melakukan pengkajian dalam rangka persiapan


penambangan bahan galian tersebut yang sangat
membantu Pemerintah Daerah untuk memberikan
informasi baik dari segi investor atau peminat lainnya
untuk melakukan kegiatan pemanfaatan potensi
bahan galian marmer, sehingga dapat meningkatkan
perekonomian daerah tersebut.
Marmer terbentuk melalui proses metamorfosa pada
batukapur akibat tekanan dan panas yang tinggi
menjadikan mineral-mineral yang terkandung dalam
pembentukannya antara 30 60 juta tahun pada
zaman Tersier hingga Kuarter.

Rancangan Penambangan Marmer Desa Kebutuhjurang ... Fauzan dan Maman Surachman

Secara regional geologi daerah Kebutuhjurang ini


termasuk pada peta geologi lembar Banjarnegara dan
Pekalongan dengan tatanan geologi rumit; terdiri atas
batuan beku intermedier sampai basa, batuan
sedimen dan batuan metamorf tercampur akibat
proses tektonik membentuk struktur batuan campur
aduk (melange) (Camdan. dkk, 1979).

pengambilan conto batuan untuk dianalisis di


laboratorium, kemudian dilakukan analisis/
pengolahan data dan perancangan tambang serta
metoda penambangannya seperti terlihat pada
Gambar 1.
3.

Geologi lokal daerah pengkajian terdiri dari batuan


sedimen berupa lempung hitam, breksi andesit,
batuan metamorf berupa rijang merah, marmer, asbes
dan serpentin; dan batuan beku berupa andesit dan
diorit. Urutan batuan yang ada di lokasi secara
vertikal mulai dari atas ke bawah berurutan batuan
lempung (lapuk), marmer lapuk dan marmer segar.
2.

3.1 Keadaan Cadangan


Dari hasil pengamatan singkapan dan data
pemboran yang pernah dilakukan di beberapa tempat
di dapatkan urut-urutan endapan batumarmer di
Kebutuhjurang sebagai berikut :
a.

Tanah lempung
Merupakan lapisan tanah penutup ( overburden).
Sebagian besar areal dan lapisan ini berwarna
merah kecoklatan mempunyai ketebalan mulai
dari beberapa cm sampai 2,50 meter.

b.

Marmer lapuk
Merupakan lapisan batumarmer yang terletak
paling atas dan di beberapa tempat tersingkap
dipermukaan. Ketebalan lapisan ini bervariasi
antara 0,50 - 1,00 meter.

METODOLOGI

Dalam rangka pengkajian suatu rancangan


penambangan bahan galian marmer ini untuk
mendapatkan hasil yang memadai perlu penerapan
metode kajian yang tepat dan menyeluruh yaitu
pengumpulan data hasil penelitian terdahulu baik
berupa laporan, literatur, peta dan informasi lainnya
sebagai data sekunder. Adapun data primernya
berupa kegiatan di lokasi yaitu pemetaan topografi,
geologi lokal, hidrologi dan sosial budaya serta

Pengumpulan Data Sekunder


- Literatur
- Laporan
- Peta geologi regional
- Informasi lainnya

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengumpulan Data Primer


- Pemetaan topografi
- Pemetaan geologi lokal
- Hidrologi
- Sosial budaya
- Pemercontohan batuan

Analisis Laboratorium

Pengolahan Data /Analisis Data

- Analisis Data
- Rancangan Tambang
- Metode Penambangan
Gambar 1. Metodologi rancangan penambangan marmer Desa Kebutuhjurang

Jurnal Bahan Galian Industri Vol. 10 No. 27, April 2006 : 1 - 9

c.

Marmer segar
Merupakan lapisan batumarmer yang nantinya
akan ditambang. Lapisan ini mempunyai
ketebalan 15 - 45 meter dan merupakan jajaran
bukit marmer.

Tabel 1. Kualitas marmer Desa Kebutuhjurang,


KecamatanBanjarnegara,
Kabupaten Banjarnegara

Jenis
Pengujian

3.2 Kualitas Cadangan


Marmer di daerah Kebutuhjurang merupakan batuan
kristalin yang terbentuk atau terjadi dari hasil proses
ubahan (metamorfoses) batugamping dan termasuk
jenis marmer tipe Ordinario. Secara fisik
kenampakannya lebih kompak dan masif dari
batugamping itu sendiri dengan porositas lebih kecil
karena adanya proses rekristalisasi. Mineral utamanya
kalsit (CaCO 3 ), memiliki warna putih, putih
kehijauan dan tahan terhadap goresan. Marmer putih
dan marmer kehijauan memiliki kesamaan, baik kuat
tekan, derajat keausan maupun ketahanan terhadap
goresan. Marmer berwarna kecoklatan terbentuk
akibat adanya pengotor (impurities) mineral pirit (Fe
S2).
Deskripsi petrografis menunjukkan bahwa sebagian
cadangan batumarmer yang ada memiliki butir - butir
kristal CaCO3nya tidak homogen dan tidak sama
besar, ada lapisan butir kalsit yang halus dan ada
pula butir kalsit yang besar - besar dan merupakan
urat dalam batumarmer. Secara makroskopis,
marmer ini penuh dengan struktur urat - urat yang
berwarna hijau dan umumnya terdiri atas kristalkristal kuarsa, feldspar, klorit dan pirit yang berbutir
halus.

Kuat tekan
(kg/cm2)
Ketahanan aus
rata-rata
Penyerapan air
rata-rata
Kekekalan bentuk

Kualitas
marmer
Kebutuhjurang

SII
08779-80

885

800

0,11

0,13

0,64

0,75

Tidak cacat

Tidak cacat

Perhitungan jumlah marmer dan tanah penutup


dihitung dari level atau kontur 300 m sampai pada
260 m di mana pada level 260 m tersebut diperkirakan
merupakan batas akhir penambangan.
Dari hasil perhitungan diperoleh total jumlah
cadangan marmer sebanyak 1.819.740 m3 dan tanah
penutup sebanyak 8.776 m3 (Tabel 2).
Tabel 2. Perhitungan cadangan marmer
Desa Kebutuhjurang, Kabupaten
Banjarnegara

No

Penampang

Luas
(m2)

S1

8.712

S2

11.030

S3

10.088

S4

16.107

S5

9.707

Dari hasil pengujian contoh marmer, yang dilakukan


di laboratorium Puslitbang tekMIRA, diperoleh data
kualitas seperti pada Tabel 1.

S6

4.538

S7

960

3.3 Jumlah Cadangan

S8

400

Berdarkan hasil pengamatan singkapan yang ada,


pembuatan sumur-sumur uji (tes pit) dan data yang
ada pada bekas penggalian maka dapat ditentukan
perkiraan jumlah cadangan marmer dan jumlah tanah
penutup untuk daerah tersebut seluas 7 ha.

S9

1.506

10

S10

3.932

Persyaratan khusus untuk standar kualitas marmer


yang baik berdasarkan SII. 0379 - 80 tentang Mutu
dan Cara Uji Marmer menyangkut pengujian kuat
tekan, ketahanan aus, daya serap air dan kekekalan
bentuk (Departemen Perindustrian Republik
Indonesia, 1980)

Rancangan Penambangan Marmer Desa Kebutuhjurang ... Fauzan dan Maman Surachman

Jarak
(m)

Volume
(m 3)

30

296.130

30

316.770

30

392.925

30

387.210

30

213.675

30

82.470

30

20.400

30

28.590

30

81.570
1.819.740

3.4 Metode Penambangan

3.5.1 Pembuatan Jalan Tambang

Metode penambangan marmer yang direncanakan


adalah kuari dengan sistem berjenjang. Untuk
melaksanakan pembongkaran marmer dilakukan
dengan cara pemboran dan penggergajian; ukuran
jenjang sebagai berikut :

Pembuatan jalan tambang dimaksudkan untuk


membuat jalan yang menghubungkan lokasi front
penambangan dengan lokasi pengolahan serta jalan
keluar dari lokasi penambangan. Jalan tambang di
kuari marmer di desa Kebutuhjurang telah tersedia.
Pembersihan lahan atau Land Clearing merupakan
kegiatan pembersihan tempat kerja dari semak-semak,
pepohonan atau sisa pepohonan yang sudah ditebang
dan diperkirakan dapat mengganggu kegiatan
penambangan. Seluruh pekerjaan pembersihan lahan
dilakukan sebelum kegiatan pekerjaan pengupasan
lapisan tanah penutup; atau dilakukan bersamaan
artinya bagian daerah yang telah dilakukan
pembersihan dapat segera dilakukan pekerjaan
pengupasan tanah penutup, sementara pekerjaan
pembersihan lahan tetap harus dilaksanakan di
tempat lain. Vegetasi daerah perbukitan Karang
Gemantung yang akan ditambang hanya ditumbuhi
tanaman semak - semak dan ilalang serta beberapa
pohon kecil, bahkan di beberapa lokasi bekas
penggalian tidak dijumpai adanya pohon - pohon
kecuali semak dan rumput. Untuk membersihkan
daerah yang direncanakan akan ditambang 7 ha,
pembersihan lahan dapat dilaksanakan secara manual
(dengan menggunakan tenaga manusia) dan
diperlukan waktu selama 10 hari dengan jumlah
tenaga kerja 5 orang per hari.

Tinggi jenjang
Panjang jenjang min
Lebar jenjang
Kemiringan jenjang

= 1,50 meter
= 9,60 meter
= 5,60 meter
= 90

Tahapan kegiatan selanjutnya meliputi persiapan


penambangan, operasi penambangan dan
penggergajian. Kegiatan operasi penambangan akan
dimulai dari level 300 meter diatas permukaan laut
selanjutnya dipotong level demi level bergerak ke
arah bawah. Dalam kegiatan pembongkaran marmer
direncanakan secara kombinasi kerja antara kawat
gergaji dengan pemboran dan pemajian.
Sasaran atau target produksi yang diinginkan
disesuaikan dengan kemampuan dan jumlah
peralatan yang tersedia, yaitu direncanakan untuk
kuari lebih kurang 20,16 m3 atau 4 bongkah marmer
dengan ukuran 2,40 m x 1,40 m x 1,50 m setiap
hari; dimensi bongkah didapat sudah dalam batas
ukuran yang diperlukan oleh peralatan pengolahan.
Sasaran produksi tetap seperti tersebut di atas maka
daerah penambangan dengan luas 7 Ha dengan
jumlah cadangan sampai kontur 260 sebanyak
1.819.700 m3, mining recovery atau perolehan
70 %, umur tambang pada lokasi tersebut akan dapat
mencapai lebih dari 100 tahun.
Sistem penambangan berupa kuari berjenjang
(benching). Marmer ditambang dengan benching
teratur dan tidak mengikuti crack alam. Ini sangat
penting karena jenjang-jenjang harus dijaga agar
tetap bersih dan rata, serta semua level dapat diilalui
alat angkut.

3.5.2 Pengupasan Tanah Penutup


Pengupasan tanah penutup untuk mendapatkan
daerah kerja yang mendukung kelancaran dan
keamanan operasi penambangan. Pengupasan tanah
penutup tidak perlu dilakukan sekaligus untuk daerah
yang ditambang, cukup dilakukan per blok
disesuaikan dengan lokasi yang akan ditambang.
Ketebalan tanah penutup bervariasi antara beberapa
cm sampai 2,00 meter, maka jumlah tanah penutup
yang harus dipindahkan sebanyak 8.776 m 3 .
Pengupasan tanah penutup dilaksanakan secara
mekanis dengan menggunakan bulldozer Cat D7F.

3.5 Persiapan Penambangan


3.5.3 Pembongkaran Marmer Lapuk
Pekerjaan persiapan penambangan meliputi kegiatan
: pembebasan lahan, pembuatan jalan tambang,
pembersihan lahan, pengupasan tanah penutup,
pembuatan jenjang awal, persiapan sarana
penunjang, dan persiapan peralatan. Kepemilikan
lahan yang mengandung marmer di Desa
Kebutuhjurang masih dimiliki penduduk setempat,
karena itu untuk mendukung kelancaran kegiatan
penambangan diperlukan pembebasan tanah seluas
7 ha.

Kegiatan pembongkaran marmer lapuk tidak termasuk


dalam kegiatan produksi sebab marmer lapuk akan
langsung dibuang, sehingga didapatkan medan kerja
yang bersih, rata dan siap untuk operasi
penambangan. Pembongkaran dilakukan dengan
menggunakan mesin bor vertikal dan mesin bor
horisontal, dengan dimensi blok-blok tertentu untuk
memudahkan dalam pemisahan dari batu induknya.

Jurnal Bahan Galian Industri Vol. 10 No. 27, April 2006 : 1 - 9

3.5.4 Pembuatan Jenjang Awal


Awal medan penambangan direncanakan dimulai
dari kontur atau ketinggian 300 meter diatas
permukaan laut, dilaksanakan sebelum tahap
penambangan atau produksi dimulai. Kegiatan ini
dilakukan sebagai persiapan untuk membuat medan
kerja penambangan khususnya untuk menempatkan
peralatan mesin gergaji agar dapat bekerja secara
leluasa. Pembuatan jenjang awal menggunakan pola
pembongkaran dengan pemboran vertikal dan
pemboran horisontal berdimensi panjang 12 meter
dan lebar 6 meter (Gambar 2).

cukup memadai untuk peralatan dan ruang kerja dari


unit pengolahan. Letak bangunan pengolahan sekitar
350 m dari lokasi penambangan. Lokasi tersebut
dipilih dengan pertimbangan:
-

Lokasi tersebut merupakan dataran dan saat ini


belum dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu
hanya terbatas untuk perkebunan pisang dan
beberapa pohon kelapa.

Letaknya dekat dengan jalan raya sehingga


memudahkan dalam pengiriman produk
marmer hasil pengolahan.

Stock pile ditempatkan disebelah bangunan yang


juga merupakan dataran dengan area 30 m x 30 m.
c.

Gudang Alat alat

Gudang alat -alat berfungsi untuk menyimpan


peralatan baik peralatan untuk penambangan
maupun peralatan pengolahan. Gudang peralatan
berukuran panjang 6 meter dan lebar 4 meter.
d.

Gambar 2. Kuari marmer dengan jenjang


teratur

Bangunan perumahan berupa mess untuk


menampung karyawan dibuat dua buah mess dengan
ukuran 6 m x 8 m.
e.

Dimensi jenjang awal untuk penambangan marmer


dengan kawat gergaji sebagai berikut :

tinggi jenjang
lebar jenjang
panjang jenjang

: 1,50 meter
: 5,60 meter
: 9,60 meter

3.5.5 Bangunan dan Instalasi


Untuk memperlancar operasi penambangan dalam
persiapan penambangan harus dipersiapkan
bangunan dan instalasi antara lain :

Perumahan atau Mess

Rumah Generator

Rumah generator untuk menempatkan generator 100


KVA mempunyai ukuran 3m x 4 m.
f.

Kantor Tambang dan Rumah Jaga

Kantor tambang letaknya di lokasi tambang dan


dibuat tidak permanen. Ukuran kantor tambang 3 m
x 3 m, sedangkan rumah jaga yang ditempatkan di
bagian depan berukuran 2 m x 3,5 m.
g.

Persiapan lain-lain

Bangunan kantor dibuat semi permanen dengan


ukuran 6 m x 4 m yang disekat menjadi dua bagian

Persiapan lain -lain yang dimaksud disini adalah


segala persiapan yang tidak termasuk dalam
persiapan diatas antara lain : persiapan fasilitas
bengkel, tenaga kerja dan fasilitas keselamatan kerja.

b.

3.6

a.

Bangunan Kantor

Bangunan Pengolahan dan Stock pile

Bangunan untuk unit pengolahan dibuat semi


permanen dengan atap dari seng. Bangunan
pengolahan mempunyai ukuran 10 m x 12 m.
Diharapkan dengan luas 120 m2 tersebut sudah

Penambangan

3.6.1 Pembongkaran Marmer


Pembongkaran dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu cara pemboran rapat disertai pemajian serta

Rancangan Penambangan Marmer Desa Kebutuhjurang ... Fauzan dan Maman Surachman

cara pemotongan menggunakan kawat gergaji


(Electric Diamond Wire Sawing Plant).

PEMBORAN VERTIKAL
2,40 m

1,40 m

2,40 m

3.6.1.1 Pembongkaran dengan pemboran rapat

TAMPAK ATAS
* Jarak lubang bor 10 cm

PEMBORAN HORIZONTAL

Pemboran arah vertikal

1,50 m

a.

1,40 m

Cara ini meliputi tahapan : pembuatan pola,


perhitungan jumlah lubang bor dan pelaksanaan
pemboran. Pola pembuatan lubang bor dimaksudkan
menempatkan lubang bor pada jarak tertentu dan
kedalaman tertentu pula, untuk mendapatkan hasil
pembongkaran sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
Pemboran rapat ini meliputi arah vertikal (tegak) dan
arah horisontal (mendatar), pelaksanaannya dapat
bersama-sama atau secara bergantian.

Pemboran menggunakan peralatan bor Rock Drill


RH 571 - 5L dibuat dengan dimensi lubang bor:

2,40 m

2,40 m
TAMPAK DEPAN

kedalaman lubang bor


diameter lubang bor
jarak antar lubang bor

: 1,50 meter
: 3,50 meter
: 10 cm

Pembongkaran batuan dengan dimensi tersebut akan


menghasilkan jenjang penambangan dengan
ketinggian 1,50 meter. Jumlah alat bor yang
diperlukan untuk pemboran vertikal sesuai dengan
sasaran produksi yang diiginkan sebanyak 3 (tiga)
unit.
Pembuatan lubang bor vertikal ini untuk membuat
bidang pecah yang lurus pada batuan induk, sebagai
sarana pelepasan atau pemisahan batuan dengan cara
pemajian. Batuan dibongkar dalam bentuk blok blok marmer dengan ukuran 2,40 m x 1,40 m x 1,50
m sesuai dengan ukuran pada unit pengolahan
(Gambar 3).
b.

Pemboran arah horisontal

Pada pelaksanaan pemboran arah horisontal pola


pemboran yang digunakan adalah pemboran rapat
tanpa jarak antar lubang bor menggunakan peralatan
bor Rock Drill BBC 24 -10, dengan dimensi lubang
bor :
-

kedalaman lubang bor


diameter lubang bor
jarak antar lubang bor
jumlah alat bor

: 1,50 meter
: 3,50 centimeter
:0
: 7 unit

Pemboran horisontal ini bertujuan untuk memotong


bagian bawah (Under Cutting) batuan secara

* Lubang bor 35 mm

Gambar 3.

Pola pemboran pada blok


batumarmer

mendatar sehingga dalam pelaksanaan pemboran


dilakukan tanpa jarak (Gambar 3).
c.

Jumlah lubang bor

Jumlah lubang bor yang dibuat untuk pembongkaran


blok marmer berukuran tertentu dengan dua bidang
bebas (free face).
Persamaan yang digunakan untuk menentukan
jumlah lubang bor (Trisumarnadi, 1983) adalah:
n =L/S
dimana :
n = jumlah lubang bor, buah
L = panjang blok batuan, cm
S = jarak atau spasi antar lubang bor, cm
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan
persamaan tersebut di atas, maka untuk ukuran blok
marmer dengan ukuran 2,40 m x 1,40 m x 1,50 m
diperlukan lubang bor sebanyak 107 buah yang terdiri
dari lubang bor vertikal sebanyak 38 buah dan lubang
bor horisontal sebanyak 6 buah. Analogi dengan
perhitungan tersebut diatas maka untuk 4 blok
marmer dengan ukuran 2,40 m x 1,40 m x 1,50 m
atau ukuran total 9,60 m x 1,40 m x 1,50 m lubang
bor yang diperlukan seluruhnya sebanyak 412 buah

Jurnal Bahan Galian Industri Vol. 10 No. 27, April 2006 : 1 - 9

yang terdiri dari lubang bor vertikal sebanyak 138


buah dan lubang bor horisontal sebanyak 274 buah.
d.

Laju pemboran

jalan bagi kawat gergaji. Pengukuran untuk lubang


bor harus dilakukan dengan cermat sebab kesalahan
pengukuran akan menyebabkan tidak dapat
bertemunya lubang bor yang satu dengan lubang bor
lainnya (Gambar 4).

Laju pemboran adalah kecepatan atau laju rata - rata


dari pemboran termasuk hambatan - hambatan yang
terjadi selama rangkaian pengeboran berlangsung.
Di lapangan laju pemboran dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan (Trisumarnadi, 1983):
Alat bor

G dr = H / Ct
dimana :

A
A

G dr
H
Ct

= laju atau kecepatan pemboran (meter/


menit)
= kedalaman lubang bor (meter)
= cycle time atau waktu untuk satu kali
aktivitas pemboran dengan kedalaman
tertentu (menit)

Pada umumnya laju atau kecepatan pemboran


vertikal dengan menggunakan alat bor Rock Drill
RH 571 - 5L pada marmer lebih kurang ; 0.10 m/
menit, sedangkan laju pengeboran horisontal dengan
menggunakan alat bor rock drill BBc 24 - 10 lebih
kurang : 0.08 m/menit.
e.

Pemajian

Pemajian adalah kegiatan untuk memisahkan blok


marmer yang telah dilakukan pemboran dari batuan
induknya. Pemajian dilakukan dengan menggunakan
tenaga manusia untuk memecahkan blok marmer
menjadi blok - blok dengan ukuran yang lebih kecil
menurut ukuran yang diinginkan dalam proses
pengolahan. Dalam pelaksanaan pemajian peralatan
yang dipergunakan antara lain : palu besi, pasak besi
dengan ukuran 30 cm berdiameter 3 - 5 cm dan
batangan besi berbentuk pipih yang berfungsi sebagai
pengganjal. Proses pemajian dilakukan tiap dua
lubang bor dan dilakukan secara bersamaan.
3.6.1.2 Pembongkaran marmer dengan
penggergajian
Kegiatan pembongkaran blok marmer dengan cara
penggergajian meliputi tahapan sebagai berikut:
a.

Pemboran

Sebelum dilakukan penggergajian dengan


menggunakan kawat gergaji terlebih dahulu harus
dilakukan pemboran yang berfungsi untuk membuat

Keterangan :
A : Alat Bor
B : Pengendali

Gambar 4.

Pemboran untuk persiapan


penggergajian

Pengukuran dapat dilakukan dengan bantuan unting


- unting yang digantung pada tali yang
menghubungkan arah lubang bor vertikal dan arah
lubang bor horisontal. Untuk penentuan arah tegak
lurus lubang bor vertikal ditentukan dengan bantuan
alat ukur penyipat datar. Pemboran dilakukan dengan
ukuran :
-

panjang
lebar
tinggi

= 9,60 meter
= 5,60 meter
= 1,50 meter

b.

Penggergajian

Setelah lubang bor di kedua sisi batuan saling


berpotongan atau jalan untuk wire atau kawat telah
tersedia maka proses penggergajian dapat segera
dilaksanakan. Penggergajian dilakukan dengan kawat
gergaji yang disebut Electric Diamond Wire Sawing
Plant. Jenis gergaji yang dipakai adalah gergaji buatan
Italia merk Marini (MR 45). Sesuai dengan sasaran
produksi yang diinginkan jumlah gergaji yng
diperlukan sebanyak 1 (satu) unit. Kemampuan mesin
gergaji ini dapat digunakan untuk penggergajian arah
vertikal maupun horisontal bahkan dapat digunakan
penggergajian arah miring dengan cara mengubah
posisi alat. Sedangkan kawat gergaji dapat diatur
panjang pendeknya tergantung kebutuhan. Pada cara
penggergajian arah vertikal, letak fly wheel dan guide
wheel sejajar vertikal, demikian pula pada cara
penggergajian arah horisontal, letak fly wheel dan
guide wheel sejajar horisontal (Gambar 5).

Rancangan Penambangan Marmer Desa Kebutuhjurang ... Fauzan dan Maman Surachman

crane juga berfungsi untuk pemindahan peralatan


pembongkaran batuan.

PENGGERGAJIAN VERTIKAL

Gambar 5.

PENGGERGAJIAN HORISONTAL

Kemampuan gergaji arah vertikal


dan horisontal

Roda penggerak gergaji kawat Marini - MR45 dapat


berputar 360 derajat sehingga memungkinkan
pemotongan ke segala arah. Dengan kemampuan
tersebut maka gergaji kawat intan dapat memotong
dua bidang yang paralel tanpa harus mengubah posisi.
Penggergajian dilakukan secara bertahap, tahap
pertama untuk menghasiIkan blok batumarmer
dengan ukuran 9,60 m x 5,60 m x 1,50 m, tahap
kedua dengan memotong blok tersebut menjadi
ukuran 9,60 m x 1,40 m x 1,50 m dan pemotongan
terakhir dilakukan untuk mendapatkan potongan
dengan ukuran 2,40 m x 1,40 m x 1,50 m.
c.

Pendorongan

Setelah batuan terpotong dan terpisahkan dari batuan


induknya maka tahapan selanjutnya adalah melepas
bongkah batuan tersebut dengan mendorong. Alat
pendorong mekanis yang digunakan adalah 1 (satu)
unit Titano Jack dengan kemampuan dorong sampai
700 atm.
Untuk dapat merebahkan bongkah marmer tanpa
menyebabkan kehancuran dan keretakan maka
diusahakan untuk meredam tumbukan yang terjadi
seperti memasang balok atau tanah pada tempat
robohan bongkah batuan.
3.6.2

Pemuatan dan Pengangkutan

Pemuatan dan pengangkutan di kuari menggunakan


peralatan Derick Crane sebagai alat muat dan truk
sebagai alat angkut. Penggunaan crane sebagai alat
muat sangat diperlukan mengingat penambangan
dengan sistem berjenjang dan pengangkatan blok
marmer dari permukaan kerja ke atas alat angkut
lebih mudah dan lebih terjamin keamanannya. Selain
sebagai alat angkut blok marmer hasil pembongkaran

Jenis derick crane yang direncanakan dipakai untuk


adalah Pellegrini tipe D 20 T - 40 dengan daya
angkat sampai 30 ton dengan panjang boom 50 meter
sebanyak 2 (dua) unit. Berdasarkan kemampuan dari
alat tersebut luas daerah yang dapat dijangkau seluas
1.640m, sehingga diharapkan perpindahan crane
tersebut setiap 4 sampai 5 tahun.
Dengan sasaran produksi 4 blok marmer ukuran 2,40
m x 1,40 m x 1,50 m alat angkut yang akan dipakai
adalah 1 (satu) unit truk Nissan Diesel CW A 45
HDN dengan kapasitas 5,50 m sehingga setiap rit
dapat diangkut satu blok marmer atau setiap hari
diperlukan empat kali pengangkutan.
3.6.3

Reklamasi

Reklamasi pada lahan pasca penambangan marmer


terdiri atas : penataan lahan, penanaman ulang dan
perawatan.
Penataan lahan pascapenambangan meliputi :
-

Pembenahan lereng bekas tambang


pemindahan tanah penutup untuk dimanfaatkan
kembali pada saat reklamasi dilaksanakan
perataan tanah untuk memudahkan pengolahan
lahan berikutnya
pembuatan paritan

Kegiatan revegetasi meliputi kegiatan :


-

pembuatan lubang tanaman


pemilihan dan penyediaan jenis tanaman yang
mudah beradaptasi dengan kondisi setempat
seperti : pohon mangga, melinjo, sukun.

3.6.4

Tenaga Kerja

Sesuai dengan target produksi yang diinginkan,


jumlah personil pada operasi penambangan marmer
di Kebutuhjurang terdiri atas :
-

Manager
Kepala Bagian Tambang
Staf Bagian administrasi
Operator (2 gilir kerja)
Pengemudi
Lain-lain (pembantu)
Satuan Keamanan

:
:
:
:
:
:
:

1 orang
1 orang
1 orang
58 orang
2 orang
2 orang
2 orang

Jurnal Bahan Galian Industri Vol. 10 No. 27, April 2006 : 1 - 9

Dengan demikian jumlah personil yang diperlukan


sebanyak 67 orang.
4.

KESIMPULAN

intan digunakan alat bor Core Drill Spherical,


sedangkan penggergajian blok marmer
menggunakan gergaji Marini MR - 35. Ukuran
blok marmer yang diperoleh mempunyai
ukuran:

Rancangan penambangan marmer di Desa


Kebutuhjurang menerapkan metode
penambangan kuari pada area seluas 7 ha.

- panjang blok
- lebar blok
- tinggi blok

Cadangan marmer keseluruhan untuk daerah


seluas 7 ha pada level 260 sampai 300 meter
di atas permukaan laut diperkirakan sebanyak
1.819.700 m3. Penambangan dengan sasaran
produksi 4 blok marmer dengan ukuran 2,40 m
x 1,40 m x 1,50 m atau 20,160 m3 perhari
maka umur tambang akan mencapai lebih dari
100 tahun.

Pembongkaran marmer dengan metode


pemboran dan pemajian, kedalaman pemboran
vertikal dengan alat bor Rock Drill RH 571 - 5L
1,50 meter. Hal ini dilakukan agar blok batuan
yang terbongkar sesuai dengan ukuran yang
dikehendaki pengolahan. Demikian juga untuk
pemboran vertikal alat bor yang digunakan
adalah Rock Drill BBC 24 - W dengan
kedalaman 1,40 meter.

= 9,60 meter
= 5,60 meter
= 1,50 meter

Pengangkutan blok marmer dari lokasi


penambangan ke tempat penimbunan
sementara ataupun langsung ke alat angkut truk
menggunakan derick crane. Alat angkut yang
digunakan adalah truck Nissan Diesel CWA 4
HDN dengan kapasitas angkut 5,50 m3.

DAFTAR PUSTAKA

Pemajian perlu dilakukan untuk memisahkan


blok marmer dari batuan induknya, juga untuk
membentuk bidang retak sepanjang lubang bor
vertikal yang sudah dikerjakan
Pembongkaran dengan metode penggergajian
dengan pemboran, untuk jalan wire atau kawat

Candan. HW, dkk.1979. Peta Geologi Lembar


Banjarnegara Pekalongan, Direktorat Geologi,
Bandung.
Departemen Perindustrian Republik Indonesia. 1980.
Mutu dan Cara Uji Marmer, SII.0379 80,
pp. 1-2.
Muhammad. A, dkk. 2004. Mineral dan Batubara
Indonesia, Puslitbang Teknologi Mineral dan
Batubara, Bandung, pp. 61-63.
Trisumarnadi. ET. 1983. Studi Pemboran dan
Peledakan pada Penambangan Andesit di
Rumpin, Bogor, UPN Veteran Yogyakarta,
pp. 11-19.

Rancangan Penambangan Marmer Desa Kebutuhjurang ... Fauzan dan Maman Surachman

Anda mungkin juga menyukai