Pada Konvensi Hukum Laut 1982 atau yang lebih dikenal dengan United
Nations Convention on the Law of the Sea III (UNCLOS III), Pasal 76 angka 1
4
menyebutkan bahwa Landas Kontinen suatu Negara pantai meliputi dasar laut dan
tanah di bawahnya dari daerah di bawah permukaan laut yang terletak di luar laut
teritorialnya sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratannya hingga pinggiran luar
tepi kontinen, atau hingga suatu jarak 200 mil laut dari garis pangkal darimana lebar
laut territorial diukur, dalam hal pinggiran luar tepi kontinen tidak mencapai jarak
tersebut.
Di Indonesia sendiri Landas Kontinen mendapat perhatian lebih ialah sekitar
Tahun 1969, dimana Pemerintah Indonesia mengeluarkan Pengumuman tertanggal 17
Februari 1969 dengan memuat pokok-pokok sebagai berikut :
a. Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam Landas Kontinen
Indonesia adalah milik eksklusif Negara Indonesia;
b. Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis batas Landas
Kontinen dengan Negara tetangga melalui perundingan;
c. Jika tiada perjanjian garis batas, maka batas Landas Kontinen Indonesia
adalah suatu garis yang ditarik ditengah-tengah antara pulau terluar Indonesia
dengan titik terluar wilayah Negara tetangga;
d. Klaim di atas tidak mempengaruhi sifat serta status daripada perairan di
atas Landas Kontinen Indonesia, maupun ruang udara di atasnya.
Pengumuman tersebut dianggap sebagai dasar kebijakan untuk membuat perjanjianperjanjian bilateral dengan Negara-negara tetangga, hal tersebut ditunjukkan dengan
untuk pertama kalinya Indonesia melakukan perjanjian garis batas Landas Kontinen
dengan Malaysia di Tahun 1969, yang kemudian disusul oleh perjanjian-perjanjian
bilateral lainnya . Pengumuman yang disampaikan Indonesia di Tahun 1969 tersebut
dikukuhkan dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1973.
Yang disebut dengan Landas Kontinen Indonesia adalah meliputi dasar laut
dan tanah di bawahnya dari area di bawah permukaan laut yang terletak di luar laut
territorial, sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratan hingga pinggiran luar tepi
kontinen, atau hingga suatu jarak 200 mil laut dari garis pangkal dari mana lebar laut
territorial diukur, dalam hal pinggiran luar tepi kontinen tidak mencapai jarak
5
tersebut, hingga paling jauh 350 mil laut sampai dengan jarak 100 mil laut dari garis
kedalaman.
2. Dasar Hukum Laut Indonesia
Indonesia adalah negara kepulauan yang terbentang dari sabang hingga
merauke. Batas wilayah laut Indonesia pada awal kemerdekaan hanya selebar 3 mil
laut dari garis pantai (Coastal baseline) setiap pulau, yaitu perairan yang mengelilingi
Kepulauan Indonesia bekas wilayah Hindia Belanda (Territoriale Zee en Maritime
Kringen Ordonantie tahun 1939 dalamSoewito et al 2000).
garis dasar masing-masing. Kewajiban negara ini adalah tidak mengganggu lalu lintas
pelayaran damai di dalam batas landas kontinen.
c. Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Pada tanggal 13 Desember 1957 Pemerintah Indonesia mengeluarkan deklarasi yang
dikenal dengan nama Deklarasi Juanda yang melahirkan Wawasan Nusantara. Di
dalam deklarasi itu ditentukan bahwa batas perairan wilayah Indonesia adalah 12 mil
dari garis dasar pantai masing-masing pulau sampai titik terluar. Pemerintah
Indonesia telah mengeluarkan batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indoensia
sepanjang 200 mil, diukur dari garis pangkal wilayah laut Indonesia. Zona Ekonomi
Eksklusif (ZEE) adalah wilayah laut sejauh 200 mil dari pulau terluar saat air surut.
Pada zona ini Indonesia memiliki hak untuk segala kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi sumber daya alam permukaan laut, di dasar laut, dan di bawah laut serta
mengadakan penelitian sumber daya hayati maupun sumber daya laut lainnya.
(c) Diperluasnya pengertian landas kontinen ini pada pulau. Jadi secara
yuridis pulau memiliki landas kontinen sedangkan secara geologis pulau tidak
memiliki landas kontinen.
Di dalam landas kontinen inilah negara pantai memiliki hak eksklusif untuk
mengekplorasinya dan mengekploitasi sumber daya alam. Negara lain tidak boleh
melakukan eksplorasi dan eksploitasi atas sumber daya alamnya tanpa izin atau
persetujuan dari negara pantai. Negara pantai hanya memiliki hak eksklusif atas
sumber daya alamnya saja. Sedangkan terhadap dasar laut dan tanah dibawahnya itu
atau terhadap landas kontinen itu sendiri, negara pantai sama sekali tidak memiliki
kedaulatan. Dengan kata lain, landas kontinen itu tetap berada di luar wilayah atau di
luar kedaulatan negara.
3. Peran Geologist Dalam Penentuan Batas Kontinen
Geologi laut atau disebut juga geologi marine adalah salah satu cabang ilmu
geologi untuk mengetahui komposisinya, struktur dan proses pembentukan dasar laut.
Ilmu ini berguna untuk pembangunan struktur dibawah laut maupun pelayaran,
seperti pembangunan dermaga, anjungan pemboran minyak, kabel bawah laut,
jembatan antar dua pulau dsb.
Penelitian geologi kelautan menjadi sangat penting untuk memberikan bukti
mengenai pemekaran lantai samudera dan tektonik lempeng pada tahun-tahun setelah
Perang Dunia ke-2. Dasar samudera secara esensial merupakan daerah terakhir yang
belum diexplorasi dan dipetakan secara detail dengan dukungan tujuan militer (kapal
selam) dan tujuan ekonomi (penambangan logam dan minyak bumi) sebagai alasan
penelitian.
Geologi meupakan ilmu yang berhubungan erat dengan oseanografi. Karena
dengan geologi, para oahli oseanografi dapat mempelajari struktur pembentuk dari
lempeng dan mengetahui pergerakannya, pergerakan dari lempeng ini akan berakibat
10
11
12
batas wilayahnya, agar dapat diakui bahwa kekayaan alam tersebut adalah milik
negara tersebut.
Mengingat begitu pentingnya tinjauan geologi kelautan dalam penentuan
batas wilayah yang selanjutnya berimplikasi terhadap penguasaan sumberdaya
mineral. Maka, kita sebagai seorang ahli geologi tentunya berusaha untuk
mempelajari sebaik-baiknya, dan menerapkannya untuk kemakmuran bangsa
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://axlyanuar.blogspot.com/2012/05/letak-astronomis-geografis-geologis.html
http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/zona-laut-kepulauan.html
http://rakaraki.blogspot.com/2012/04/zonasi-pengukuran-laut-dalam-unclos.html
http://rusdyans.blogspot.com/2013/05/zona-laut-teritorial.html
http://campusnancy.blogspot.com/2013/04/batas-zona-ekonomi-eksklusif-laut.html
13