Pembahasan Sementara Acara 1 Praktikum Energi Dan Elektrifikasi
Pembahasan Sementara Acara 1 Praktikum Energi Dan Elektrifikasi
B. Pembahasan
Angin adalah adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi
bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin
bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Angin
dapat diukur dengan Anemometer. Angin seringkali digunakan sebagai
pembangkit listrik atau sumber daya alam yang dapat menghasilkan energi listrik.
Angin merupakan udara yang berhembus dari suhu tinggi ke suhu rendah
akibat adanya perbedaan temperatur atmosfer. Perbedaan temperatur pada lokasi
yang berbeda (garis lintang) dari bumi yang disebabkan penyinaran matahari
yang tidak merata. Faktanya, atmosfer merupakan suatu mesin termodinamika
yang besar dimana bagian dari energi yang datang dirubah menjadi energi kinetis
secara mekanis dari massa udara yang bergerak. Sekitar 2% dari sinar matahari
yang mengalir ke bumi diubah menjadi tenaga angin, yang mana hasil akhirnya
berubah menjadi panas dikarenakan gesekan dengan lapisan batas atmosfer.
Angin adalah aliran udara dalam jumlah yang besar diakibatkan oleh rotasi
bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin
bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila
dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan
sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya
berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah
tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara
menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya
udara dingin ini dinamanakan konveksi.
Adapun faktor terjadinya angin, yaitu:
1.
Gradien barometris
baling yang besar dapat dihasilkan energi listrik dengan potensi kapasitas 10-100
kW.
Pada tahun 2009, kapasitas terpasang dalam sistem konversi energi angin
di seluruh Indonesia mencapai 1,4 MW (WWEA 2010) yang tersebar di Pulau
Selayar (Sulawesi Utara), Nusa Penida (Bali), Yogyakarta, dan Bangka Belitung.
Melihat potensi wilayah pantai yang cukup luas, pemanfaatan tenaga angin
sebagai sumber energi terbarukan di Indonesia sangat mungkin untuk
dikembangkan lebih lanjut. PLTB memiliki beberapa keuntungan dalam
penggunaannya, yaitu :
1. Energi angin adalah sumber energi terbarukan dan bisa dikatakan sumber energi
yang tak pernah habis.
2. Energi dibangkitkan tanpa mencemari lingkungan.
3. Energi angin memiliki potensi yang sangat besar untuk dibuat dalam skala yang
besar
4. Seperti juga energi matahari dan energi air, energi angin memanfaatkan sumber
energi yang alami.
5. Listrik dihasilkan oleh energi angin tanpa menimbulkan emisi yang bisa
menyebabkan hujan asam atau gas rumah kaca.
6. Pada daerah remote, energi angin dapat digunakan sebagai sumber energi yang
besar.
7. Dengan kombinasi bersama energi matahari, maka energi angin dapat
menyediakan suplai listrik yang steady dan handal.
8. Turbin angin menggunakan space yang lebih kecil dibanding pembangkit pada
umumnya. Umumnya turbin angin hanya menggunakan beberapa meter persegi
untk pondasinya, hal ini menyebabkan tanah disekitar turbin masih dapat
digunakan untuk keperluan lainnya, misalnya untuk pertanian.
Sedangkan kekurangan dari penggunaan PLTB yaitu :
1. Energi angin memerlukan storage selama peak time untuk menampung energi,
jika akan digunakan untuk keperluan di luar peak time.
2. Sumber energi angin kurang dapat diandalkan untuk ada terus menerus dan
tidak mudah diprediksi.
3. Terdapat efek estetika dan permasalahan visual pada wilayah pembangunan
turbin angin.
4. Dibutuhkan area yang luas untuk membangun pusat pembangkit listrik tenaga
angin.
5. Adanya polusi suara yang dihasilkan oleh energi angin.
6. Energi angin hanya dapat di gunakan pada daerah yang anginnya cukup kuat
dan cuaca yang berangin pada sebagian besar waktu.
7. Biasanya,pembangkit listrik tenaga angin dibangun di tempat yang jauh dari
sumber beban sehingga memerlukan transmisi yang dengan biaya yang tinggi.
8. Efisiensi rata-rata daro turbin angin sangat kecil jika dibandingkan dengan
pembangkit fosil. Dibutuhkan turbin angin yang banyak untuk menghasilkan
listrik dengan impact yang sama dengan pembangkit fosil.
9. Turbin angin dapat menjadi ancaman bagi kehidupan liar. Burung dapat
terbunuh atau terluka jika terbang ke arah turbin.
10. Cost maintenance dari turbin angin cukup tinggi karena memiliki bagian yang
dapat rusak oleh waktu.
Pada dasarnya angin terjadi karena ada perbedaan suhu antara udara panas
dan udara dingin. Di daerah katulistiwa, udaranya menjadi panas mengembang
dan menjadi ringan, naik ke atas dan bergerak ke daerah yang lebih dingin.
Sebaliknya daerah kutub yang dingin, udaranya menjadi dingin dan turun
ke Bawah. Dengan demikian terjadi suatu perputaran udara berupa perpindahan
udara dari kutub utara ke garis katulistiwa menyusuri permukaan bumi dan
sebaliknya suatu perpindahan udara dari garis katulistiwa kembali ke kutub utara,
melalui lapisan udara yang lebih tinggi. Angin dapat bergerak secara horizontal
maupun vertikal dengan kecepatan yang dinamis dan fluktuatif.
Dalam sebuah presentasi yang diadakan sebuah perusahaan yang bernama
WhyPgen dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada tanggal
14 Mei 2013 , Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki potensi untuk
mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin. Potensi tenaga angin yang
tersedia di Indonesia mencapai 9.286 MW akan tetapi sampai saat ini energi angin
yang telah digunakan lebih kurang sebesar 2 MW (BMKG, 2013).
Berikut ini akan ditampilkan peta prakiraan aliran dan kecepatan angin
diseluruh Indonesia.