Anda di halaman 1dari 7

II.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

B. Pembahasan
Angin adalah adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi
bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin
bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Angin
dapat diukur dengan Anemometer. Angin seringkali digunakan sebagai
pembangkit listrik atau sumber daya alam yang dapat menghasilkan energi listrik.
Angin merupakan udara yang berhembus dari suhu tinggi ke suhu rendah
akibat adanya perbedaan temperatur atmosfer. Perbedaan temperatur pada lokasi
yang berbeda (garis lintang) dari bumi yang disebabkan penyinaran matahari
yang tidak merata. Faktanya, atmosfer merupakan suatu mesin termodinamika
yang besar dimana bagian dari energi yang datang dirubah menjadi energi kinetis
secara mekanis dari massa udara yang bergerak. Sekitar 2% dari sinar matahari
yang mengalir ke bumi diubah menjadi tenaga angin, yang mana hasil akhirnya
berubah menjadi panas dikarenakan gesekan dengan lapisan batas atmosfer.
Angin adalah aliran udara dalam jumlah yang besar diakibatkan oleh rotasi
bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin
bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila
dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan
sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya
berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah
tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara
menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya
udara dingin ini dinamanakan konveksi.
Adapun faktor terjadinya angin, yaitu:
1.
Gradien barometris

Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekananudara dari 2 isobar yang


jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan angin.
2. Letak tempat
Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis
khatulistiwa.
3. Tinggi tempat
Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini
disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di
permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya
memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan
ini semakin kecil.
4.
Waktu
Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari. Secara
klimatologi arah angin pada umumnya cukup diamati 8 arah saja : timur laut,
utara, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, barat laut. Satuan kecepatan
angin : m/det, mil/jam, km/jam, knot= 0,5 m/det.
Angin merupakan pergerakan udara yang disebabkan karena
adanya perbedaan tekanan udara di suatu tempat dengan tempat lain.
Dengan adanya pergerakan udara di atmosfer ini maka terjadilah
distribusi partikel-partikel di udara, baik partikel kering (debu, asap, dsb)
maupun partikel basah seperti uap air. Pengukuran angin permukaan
merupakan pengukuran arah dan kecepatan angin yang terjadi
dipermukaan bumi dengan ketinggian antara 0.5 sampai 10 meter.
Alat-alat yang paling baik untuk mengukur angin (permukaan)
adalah Wind Vane dan Anemometer. Alat-alat pengukur kecepatan angin di
bagi dalam 3 bagian :
1. Anemometer Cup dan Vane, alat ini mengukur banyaknya udara yang
melalui alat per satuan waktu.
2. Pressure Tube Anemometer, alat ini bekerja disebabkan oleh tekanan dari
aliran udara yang melalui pipa-pipanya.
3. Pressure Plate Anemometer, lembaran logam tertentu, ditempatkan tegak
lupus angin. Lembaran logam ini akan berputar pada salah satu sisinya
sebagai sumbu. Besar penyimpangan (sudut) menjadi kecepatan angin.

Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan


kecepatan angin. Satuan meteorologi dari kecepatan angin adalah Knots (Skala
Beaufort. Sedangkan satuan meteorologi dari arah angin adalah 0 o 360o dan arah
mata angin. Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka.
Pada saat tertiup angin, baling-baling yang terdapat pada anemometer akan
bergerak sesuai arah angin. Di dalam anemometer terdapat alat pencatat yang
akan menghitung kecepatan angin. Hasil yang diperoleh alat akan dicatat,
kemudian dicocokkan dengan Skala Beaufort.
Selain menggunakan anemometer, untuk mengetahui arah mata angin, kita
dapat menggunakan bendera angin. Anak panah pada baling-baling bendera angin
akan menunjukkan ke arahmana angin bertiup. Cara lainnya dengan membuat
kantong angin dan diletakkan di tempat terbuka.
Pergerakan udara atau angin umumnya diukur dengan alat cup counter
anemometer, yang didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cup - propeller sensor
untuk kecepatan angin dan vane/ weather cock sensor untuk arah angin. Untuk
pengamatan angin permukaan, Anemometer dipasang dengan ketinggian 10 meter
dan berada di tempat terbuka yang memiliki jarak dari penghalang sejauh 10 kali
dari tinggi penghalang (pohon, gedung atau sesuatu yang menjulang tinggi). Tiang
anemometer dipasang menggunakan 3 buah labrang/ kawat penahan tiang, dimana
salah satu kawat/labrang berada pada arah utara dari tiang anemometer dan antar
labrang membentuk sudut 1200. Pemasangan penangkal petir pada tiang
anemometer merupakan faktor terpenting terutama untuk daerah rawan petir. Hal
ini mengingat tiang anemometer memiliki ketinggian 10 meter dengan ujungujung runcing yang membuatnya rawan terhadap sambaran petir.
Altimeter adalah alat untuk mengetahui ketinggian suatu tempat terhadap
MSL (mean sea level = 1013,25 mb = 0 mdpl). Altimeter sebenarnya adalah
barometer aneroid yang skala penunjukkannya telah dikonversi terhadap
ketinggian. Sebagaimana kita ketahui bahwa 1 mb sebanding dengan 30 feet (9
meter) atau dapat dicari dengan pendekatan rumus:
H = 221.15 Tm log (Po / P)
PLTB atau lebih umum dikenal dengan Wind Turbin (Turbin Angin) adalah
pembangkit listrik yang memanfaatkan energi angin untuk memutar bilah rotor

dalam turbin/generator sehingga menghasilkan listrik. Kapasitas turbin angin yang


ada di dunia mulai dari 100W hingga 250kW. Salah satu energi alternatif untuk
menghasilkan listrik adalah energi angin. Secara sederhana angin didefinisikan
sebagai udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu
udara rendah ke suhu udara tinggi, yang terjadi akibat pemanasan matahari
terhadap atmosfir dan permukaan bumi. Angin merupakan salah satu bentuk
energi yang tersedia di alam yang diperoleh melalui konversi energi kinetik.
Energi dari angin diubah menjadi energi kinetik atau energi listrik. Energi angin
dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pengurangan emisi karena tidak
dihasilkan emisi CO2 selama produksi energi listrik oleh kincir angin.
Cara kerja pembangkit tenaga angin yang dikenal sebagai Pembangkit
Listrik Tenaga Bayu (PLTB) cukup sederhana. Energi angin yang memutar kincir
diteruskan untuk memutar baling-baling pada generator di bagian belakang kincir
angin, sehingga menghasilkan energi listrik.
Pemanfaatan angin sebagai energi terbarukan pada tahun 2009 telah
menghasilkan energi listrik sebesar 159 GW atau setara 2% konsumsi listrik dunia
(World Wind Energy Association Report/WWEA 2010). Angka tersebut
diharapkan akan meningkat menjadi 200 GW pada tahun 2010. Amerika, China,
Jerman dan Spanyol merupakan negara paling besar yang memanfaatkan energi
angin, baik onshore maupun offshore.
Kapasitas energi listrik yang di hasilkan dari satu kincir angin dengan
baling-baling berdiameter 127 meter di Belanda yang berada di offshore mencapai
sekitar 6 MW (ECN, Factsheet Wind Energy). Saat ini sedang dikembangkan
baling-baling dengan diameter 150 meter yang diharapkan dapat membangkitkan
listrik dengan kapasitas sekitar 10 MW.
Indonesia yang memiliki pantai sepanjang 80.791,42 km merupakan
wilayah potensial untuk pengembangan PLTB. Kecepatan angin di Indonesia
secara umum antara 4 m/detik hingga 5 m/detik. Namun di daerah-daerah tertentu
seperti di pantai kecepatan anginnya dapat mencapai 10 m/detik. Dengan
kecepatan tersebut, pembangunan pembangkit listrik tenaga angin masih kurang
ekonomis. Namun, jika dibangun dengan ketinggian tertentu dan diameter baling-

baling yang besar dapat dihasilkan energi listrik dengan potensi kapasitas 10-100
kW.
Pada tahun 2009, kapasitas terpasang dalam sistem konversi energi angin
di seluruh Indonesia mencapai 1,4 MW (WWEA 2010) yang tersebar di Pulau
Selayar (Sulawesi Utara), Nusa Penida (Bali), Yogyakarta, dan Bangka Belitung.
Melihat potensi wilayah pantai yang cukup luas, pemanfaatan tenaga angin
sebagai sumber energi terbarukan di Indonesia sangat mungkin untuk
dikembangkan lebih lanjut. PLTB memiliki beberapa keuntungan dalam
penggunaannya, yaitu :
1. Energi angin adalah sumber energi terbarukan dan bisa dikatakan sumber energi
yang tak pernah habis.
2. Energi dibangkitkan tanpa mencemari lingkungan.
3. Energi angin memiliki potensi yang sangat besar untuk dibuat dalam skala yang
besar
4. Seperti juga energi matahari dan energi air, energi angin memanfaatkan sumber
energi yang alami.
5. Listrik dihasilkan oleh energi angin tanpa menimbulkan emisi yang bisa
menyebabkan hujan asam atau gas rumah kaca.
6. Pada daerah remote, energi angin dapat digunakan sebagai sumber energi yang
besar.
7. Dengan kombinasi bersama energi matahari, maka energi angin dapat
menyediakan suplai listrik yang steady dan handal.
8. Turbin angin menggunakan space yang lebih kecil dibanding pembangkit pada
umumnya. Umumnya turbin angin hanya menggunakan beberapa meter persegi
untk pondasinya, hal ini menyebabkan tanah disekitar turbin masih dapat
digunakan untuk keperluan lainnya, misalnya untuk pertanian.
Sedangkan kekurangan dari penggunaan PLTB yaitu :
1. Energi angin memerlukan storage selama peak time untuk menampung energi,
jika akan digunakan untuk keperluan di luar peak time.
2. Sumber energi angin kurang dapat diandalkan untuk ada terus menerus dan
tidak mudah diprediksi.
3. Terdapat efek estetika dan permasalahan visual pada wilayah pembangunan
turbin angin.

4. Dibutuhkan area yang luas untuk membangun pusat pembangkit listrik tenaga
angin.
5. Adanya polusi suara yang dihasilkan oleh energi angin.
6. Energi angin hanya dapat di gunakan pada daerah yang anginnya cukup kuat
dan cuaca yang berangin pada sebagian besar waktu.
7. Biasanya,pembangkit listrik tenaga angin dibangun di tempat yang jauh dari
sumber beban sehingga memerlukan transmisi yang dengan biaya yang tinggi.
8. Efisiensi rata-rata daro turbin angin sangat kecil jika dibandingkan dengan
pembangkit fosil. Dibutuhkan turbin angin yang banyak untuk menghasilkan
listrik dengan impact yang sama dengan pembangkit fosil.
9. Turbin angin dapat menjadi ancaman bagi kehidupan liar. Burung dapat
terbunuh atau terluka jika terbang ke arah turbin.
10. Cost maintenance dari turbin angin cukup tinggi karena memiliki bagian yang
dapat rusak oleh waktu.
Pada dasarnya angin terjadi karena ada perbedaan suhu antara udara panas
dan udara dingin. Di daerah katulistiwa, udaranya menjadi panas mengembang
dan menjadi ringan, naik ke atas dan bergerak ke daerah yang lebih dingin.
Sebaliknya daerah kutub yang dingin, udaranya menjadi dingin dan turun
ke Bawah. Dengan demikian terjadi suatu perputaran udara berupa perpindahan
udara dari kutub utara ke garis katulistiwa menyusuri permukaan bumi dan
sebaliknya suatu perpindahan udara dari garis katulistiwa kembali ke kutub utara,
melalui lapisan udara yang lebih tinggi. Angin dapat bergerak secara horizontal
maupun vertikal dengan kecepatan yang dinamis dan fluktuatif.
Dalam sebuah presentasi yang diadakan sebuah perusahaan yang bernama
WhyPgen dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada tanggal
14 Mei 2013 , Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki potensi untuk
mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin. Potensi tenaga angin yang
tersedia di Indonesia mencapai 9.286 MW akan tetapi sampai saat ini energi angin
yang telah digunakan lebih kurang sebesar 2 MW (BMKG, 2013).
Berikut ini akan ditampilkan peta prakiraan aliran dan kecepatan angin
diseluruh Indonesia.

Gambar . Aliran angin di Indonesia


Angin di wilayah Indonesia pada umumnya bergerak dari arah timur
menuju arah barat daya dengan kecepatan angin antara 2.5 m/s sampai dengan 7.5
m/s. Kecepatan angin 7.5 m/s di Indonesia terdapat di daerah Samudera Hindia
Selatan Jawa hingga Selatan Nusa Tenggara Timur, Laut Jawa, Laut Bali, Laut
Banda, Laut Flores dan Perairan Selatan Merauke. Energi angin muncul sebagai
sumber energi alternatif sekaligus sumber energi terbarukan. Indonesia sebagai
negara kepulauan memiliki wilayah pesisir yang potensial untuk pengembangan
listrik tenaga angin. Potensi energi yang siap dibangun lebih dari 9290 MW, dan
kapasitas terpasang hingga tahun 2009 hanya mencapai 3 MW. Dilakukan studi
analisis mengenai potensi energi angin secara lebih mendetil, serta pemetaan
wilayah, dengan menggunakan metode distribusi probabilitas guna menghitung
jumlah energi berdasarkan kecepatan rata-rata angin per provinsi di seluruh
Indonesia dari tahun 2000 hingga tahun 2007. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar wilayah memiliki kecepatan angin rata-rata antara 2 m/s
hingga 3 m/s, dan menghasilkan energi spesifik hingga mencapai 321 kW.
Dari hasil praktikum yang penulis lakukan, didapat kecepatan angin
sebesar 2,0 m/s, ini menunjukkan bahwa kecepatan yang didapat rendah. Karena
banyaknya faktor yang ada disekitar tempat praktikum seperti pohon dan
pegunungan memungkinkan mempengaruhi pergerakan angin. Sedangkan daya
yang diperoleh adalah 2,74 x 10-5 J.

Anda mungkin juga menyukai