Pemuliaan tanaman merupakan cabang ilmu pertanian yang terfokus pada
memanipulasi hereditas tanaman guna mengembangkan dan meningkatkan
jenis tanaman baru untuk digunakan oleh masyarakat. Ilmu ini didasari atas kehendak manusia untuk meningkatkan beberapa aspek tanaman untuk melakukan peran baru atau meningkatkan yang sudah ada. Pemuliaan tanaman membahas seputar cara memanipulasi sifat atau ciri tanaman, struktur, dan komposisinya agar lebih bermanfaat bagi manusia. Terlepas dari tujuan utama pemuliaan tanaman untuk kebermanfaatan, terdapat pula beberapa hal yang dipandang kontroversial oleh masyarakat. Salah satunya ialah tanaman transgenik yang mana merupakan aplikasi bioteknologi dengan cara menyisipkan gen dari spesies biologi lain. Sebelum menginisiasi kegiatan pemuliaan tanaman, objek yang akan dimuliaakan harus jelas yang didasari pada beberapa faktor, seperti kebutuhan si pembuat, pilihan dan kebutuhan konsumen, dan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Pemulia tanaman dapat memodifikasi struktur tanaman sehingga dapat tahan inap dan dengan demikian memudahkan pemanenan secara mekanik. Mereka juga dapat mengembangkan tanaman yang tahan terhadap hama, sehingga para petani tidak perlu lagi menggunakan pestisida atau meminimalisir penggunaan bahan-bahan kimiawi tersebut. Pemulia tanaman juga dapat mengembangkan varietas atau kultivar tanaman dengan daya hasil tinggi, sehingga para petani dapat memproduksi lebih untuk memasok pasar yang memenuhi permintaan konsumen, selagi meningkatkan pendapatannya. Beberapa tujuaan penting dari pemuliaan tanaman ialah mengembangkan komoditas pangan yang memiliki nilai gizi lebih tinggi dan lebih bercita rasa. Nilai gizi yang lebih tinggi berarti dapat mengurangi penyakit di masyarakat yang disebabkan oleh konsumsi makanan tidak bergizi. Kemajuan terbaru dari teknologi rekayasa genetika sedang diterapkan untuk memungkinkan tanaman yang akan digunakan sebagai bioreaktor untuk memproduksi obat-obatan tertentu. Konsep Karya Gregor Mendel dan kemajuan lebih lanjut dalam ilmu yang mengikuti penemuannya menetapkan bahwa karakteristik tanaman dikendalikan oleh faktor keturunan atau gen yang terdiri dari DNA (asam nukleat deoksiribosa, materi herediter). gen ini diekspresikan dalam lingkungan untuk menghasilkan suatu sifat. Maka kemudian bahwa untuk mengubah sifat atau ekspresi, salah satu dapat mengubah sifat atau genotipe, dan / atau memodifikasi pemeliharaan (lingkungan di mana ia dinyatakan). Mengubah lingkungan dasarnya memerlukan memodifikasi kondisi pertumbuhan atau produksi. Hal ini dapat dicapai melalui pendekatan agronomi, misalnya, penerapan input produksi (misalnya, pupuk, irigasi). Sedangkan pendekatan ini efektif dalam meningkatkan sifat-sifat tertentu, kenyataannya tetap bahwa sekali faktor lingkungan tambahan ini dihapus, ekspresi sifat tanaman beralih ke status quo (keadaan semula). Di sisi lain, pemulia tanaman berusaha untuk memodifikasi tanaman sehubungan dengan ekspresi atribut tertentu dengan memodifikasi genotipe (dalam cara yang diinginkan dengan menargetkan gen tertentu).
Pendekatan seperti menghasilkan perubahan yang permanen (yaitu, dapat
dialihkan dari satu generasi ke generasi berikutnya). Why? Alasan untuk memanipulasi atribut tanaman atau merubah performa berdasarakan kebutuhan masyarakat antara lain karena tanaman dapat menyediakan makanan, pakan, serat, obat-obatan, dan tempat tinggal bagi manusia. Selain itu, tanaman juga digunakan untuk tujuan fungsional estetika pada lahan terbuka maupun ruangan. Pemuliaan tanaman dibutuhkan untuk meningkatkan nilai tambah tanaman budidaya pangan, dengan menaikkan hasil produksi dan kualitas gizi dari produk pangan yang dihasilkan, untuk kehidupan manusia yang lebih sehat. Pemuliaan diperlukan untuk meningkatkan kualitas gizi dari tanaman pangan. Pemuliaan juga dibutuhkan untuk membuat beberapa produk tanaman lebih mudah dicerna dan aman untuk dimakan dengan mengurangi komponen beracun dan meningkatkan tekstur serta kualitas lainnya. Pemulia tanaman juga dapat mengembangkan varietas unggul tanaman untuk dapat dibudidayakan di lahan sempit. Dengan bantuan dari pemuliaan tanaman, hasil panen utama telah berubah secara dramatis selama bertahun-tahun. Perhatian utama lainnya adalah kenyataan bahwa sebagian besar pertumbuhan penduduk akan terjadi di negara berkembang di mana kebutuhan pangan saat ini yang paling serius, dan di mana sumber daya untuk memberi makan orang-orang sudah mulai mencengangkan, karena bencana alam atau buatan manusia, atau sistem politik tidak efektif. Disiplin ilmu pemuliaan tanaman juga dibutuhkan untuk membudidayakan tanaman yang mudah beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang rusak sekalipun, kebutuhan untuk tanaman yang mudah beradaptasi dengan sistem produksi spesifik, pengembangan varietas baru tanaman hortikultura, serta memuaskan pasokan industri dan kegunaan akan kebutuhan lainnya. Pemuliaan Tanaman dari masa ke masa Kegiatan pemuliaan tanaman dimulai setelah penemuan pertanian. Selama periode ini, manusia juga menemukan waktu yang tepat untuk budidaya dan paling dasar dari teknik pemuliaan tanaman - seleksi, seni pembeda antara variasi biologis dalam populasi untuk mengidentifikasi dan memilih varian yang diinginkan. Di awal pemuliaan tanaman, variabilitas dieksploitasi adalah varian alami dan kerabat liar dari spesies tanaman. Belakangan ini, teknik ilmiah yang digunakan sebagai tambahan dari kualitas tersebut membuat proses seleksi lebih tepat dan efisien. Pre Mendelian Menimbang bahwa pemulia tanaman terdahulu tidak sengaja menciptakan varian baru, pemulia tanaman modern yang mampu menciptakan varian baru yang sebelumnya tidak pernah terjadi pada populasi alami. Sulit untuk mengidentifikasi permulaan sebenarnya dari pemuliaan tanaman modern. Pada era ini setidaknya terdapat tiga teknik dalam pemuliaan tanaman, yakni antara lain adalah penyilangan interspesifik (suatu penyilangan antara dua spesies), klasifikasi tumbuhan sistem binomial, serta progeny test atau uji keturunan
(menumbuhkan keturunan persilangan untuk tujuan mengevaluasi genotipe
induk) yang pertama kali digunakan untuk mengevaluasi nilai pemuliaan tanaman tunggal. Post Mendelian Studi Mendel melahirkan konsep gen (dan disiplin genetika), faktor-faktor yang mengkode sifat dan ditularkan melalui proses seksual kepada keturunannya. Lebih jauh lagi, karyanya menghasilkan perumusan aturan dasar hereditas yang disebut hukum Mendel. Pada periode ini dihasilkan beberapa teknologi rekayasa genetika modern, antara lain adalah pureline theory atau teknik seleksi yang dapat digunakan untuk memproduksi kultivar hasil rekayasa genetika secara seragam dengan memilih dari keturunan tanaman yang melakukan penyerbukan tunggal (melalui selfing diulang) untuk mendapatkan garis keturunan yang sangat homozigot (pemuliaan tepat), yang kemudian dipindah silang. Produkproduk dari persilangan (disebut hibrida) menghasilkan tanaman yang mengungguli salah satu orangtua sehubungan dengan sifat bunga (konsep kekuatan hibrida). Vigor hibrida (atau heterosis) adalah dasar dari program produksi tanaman hibrida modern. Konsep lain yakni mengenai single cross (penyilangan tunggal) dan double cross (penyilangan ganda) yang melibatkan silang antara dua persilangan tunggal. Teknik ini membuat produksi komersial benih jagung hibrida lebih ekonomis. Mutagenesis (induksi mutasi menggunakan agen mutagenik (mutagen) seperti radiasi atau bahan kimia) menjadi suatu teknik untuk pemuliaan tanaman pada tahun 1920 ketika para peneliti menemukan bahwa memaparkan tanaman pada Xrays meningkatkan variasi tanaman. Pemuliaan secara mutasi dipercepat setelah Perang Dunia II, ketika para ilmuwan melibatkan partikel nuklir (misalnya, alpha, proton, dan gamma) sebagai mutagen untuk menginduksi mutasi pada organisme. Meskipun sangat tidak terduga di hasil, mutagenesis telah berhasil digunakan untuk mengembangkan berbagai varietas mutan. Pada era ini juga mulai dikembangkan pemuliaan tanaman dengan cara rekombinasi genetika, tanaman transgenik, dan bioteknologi tanaman.
Keberhasilan dari pemulia tanaman sangat banyak, tetapi dapat dikelompokkan
menjadi beberapa bidang utama dampak yang ditimbulkan, antara lain meliputi peningkatan hasil, perbaikan sifat komposisi, adaptasi tanaman, dan dampak pada sistem produksi tanaman. Salah satu keberhailan yang paling signifikan adalah Revolusi Hijau untuk menyelamatkan dunia dari bencana kelaparan massal. Dalam hal ini digunakan teknologi rekayasa genetika dengan cara melakukan pindah silang antara satu spesies tanaman gandum kerdil dari Jepang disilangkan dengan varietas unggul murni gandum Meksiko yang tahan terhadap hama penyakit serta memiliki daya adaptasi yang tinggi. Strategi Revolusi Hijau ada tiga, yakni: 1 Perbaikan Tanaman. Revolusi Hijau berpusat pada pemuliaan tanaman dengan hasil yang tinggi, kultivar tahan penyakit, dan responsif terhadap lingkungan (mampu beradaptasi, responsif terhadap pupuk, irigasi, dll).
2 Pelengkap paket agronomi. Peningkatan kultivar sebaik dengan kondisi
lingkungan. Untuk mewujudkan potensi penuh dari genotipe yang baru dibuat, paket produksi tertentu dikembangkan untuk peningkatan genotipe. Paket agronomi ini meliputi persiapan lahan, pemupukan, pengairan, dan pengendalian hama. 3 Imbal hasil yang menguntungkan investasi dalam teknologi. Sebuah rasio yang menguntungkan antara biaya pupuk dan input lain dan harga petani diterima untuk menggunakan produk ini adalah insentif bagi petani untuk mengadopsi paket produksi. Selama populasi dunia diperkirakan terus meningkat, akan terus terjadi permintaan untuk lebih banyak makanan. Namun, dengan peningkatan jumlah penduduk datang peningkatan permintaan untuk lahan bagi penggunaan perumahan, komersial, dan rekreasi. Kadang-kadang, lahan pertanian yang dikonversi untuk penggunaan lain. Peningkatan produksi pangan dapat dicapai dengan meningkatkan produksi per satuan luas atau mengungkapkan lahan baru untuk kegiatan budidaya.