Preeklamsia Eklamsia
Preeklamsia Eklamsia
PROSEDUR TETAP
PREEKLAMSIA / EKLAMSIA
: PT-PND-04
No. Revisi : 00
1. Tujuan
Prosedur tetap ini sebagai acuan dalam pelaksanaan ibu hamil yang disertai pre eklamsia dan
eklamsia.
2. Ruang Lingkup
Prosedur tetap ini berlaku di unit persalinan 24 jam di Puskesmas Labuhan Badas.
3. Definisi
3.1.
Pre eklamsia ringan adalah komplikasi dalam kehamilan yang mempunyai gejala dan
tanda yang selalu ada seperti:
3.1.1. Tekanan diastolic 90-110 mmHg (2 pengukuran berjarak 4 jam) pada
3.2.
kehamilan
3.1.2. Proteinuria sampai ++
Pre eklamsia berat adalah komplikasi dalam kehamilan yang mempunyai gejala dan
tanda yang selalu ada seperti:
3.2.1. Tekanan diastolic 110 mmHg pada kehamilan > 20 minggu
3.2.2. Proteinuria ++
serta gejala dan tanda yang kadang-kadang ada seperti:
3.3.
Hiperrefleksia
Nyeri kepala (tidak hilang dengan analgetik biasa)
Penglihatan kabur
Oliguria (< 400 ml/ 24 jam)
Nyeri abdomen atas (epigastrium)
Edema paru
Eklamsia adalah komplikasi pada kehamilan yang mempunyai gejala dan tanda:
3.3.1. Kejang
3.3.2. Tekanan diastolic 90 mmHg pada kehamilan > 20 minggu
3.3.3. Proteinuria ++
serta gejala dan tanda yang kadang-kadang ada seperti:
Koma
Sama seperti pre eklamsia berat
4. Ketentuan Umum
4.1.
Petugas pelayanan persalinan dalam melakukan kegiatan diharuskan memakai APD
4.2.
4.3.
4.4.
Hal : 1 / 4
PROSEDUR TETAP
PREEKLAMSIA / EKLAMSIA
4.5.
: PT-PND-04
No. Revisi : 00
5. Petugas
5.1.
Bidan terlatih
6. Alat dan Bahan
6.1.
Alat
6.1.1. Tensimeter
6.1.2. Stetoscope
6.1.3. Set alat suntik disposable (20 cc miniml 2)
6.1.4. Meja gynekologi
6.1.5. Korentang dan tempatnya
6.1.6. Cawan/ mangkuk ginjal
6.1.7. Bengkok
6.1.8. Infus set (abocat no 16 dan 18)
6.1.9. Transfusi set
6.1.10. Tempat sampah medis/ nonmedis
6.1.11. Wastafel tempat mencuci tangan
6.1.12. Wadah larutan chlorine
6.1.13. Sabun pencuci tangan
6.1.14. Handuk kecil/ tissue
6.1.15. Oksigen
6.1.16. Thang Sfatel
6.1.17. Dower kateter
6.1.18. Urine Bag
6.1.19. Reflek Hammer
6.1.20. Timer
6.2.
Bahan
6.2.1. Stik Urine Test
6.2.2. Antibiotik (ampisilin 1 gr/ 500 mg)
6.2.3. Handscone steril/ DTT
6.2.4. Kassa steril
6.2.5. Jelly
6.2.6. MgSO4 40 %
6.2.7. Nifidifin 10 mg
6.2.8. Aquadest
6.2.9. Ca Glukonas 10 %
6.2.10. RL/ RA
6.2.11. Diazepam 10 mg
7. Prosedur Tetap
7.1.
Sikap dan perilaku
7.1.1. Menyambut pasien dengan sopan dan ramah
7.1.2. Memberi salam dan memperkenalkan diri
7.1.3. Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
7.1.4. Teruji memposisikan pasien dengan baik
Hal : 2 / 4
PROSEDUR TETAP
PREEKLAMSIA / EKLAMSIA
7.2.
7.3.
7.4.
7.5.
: PT-PND-04
No. Revisi : 00
7.6.
7.7.
menit
Dosis Pemeliharaan Magnesium Sulfat
7.7.1. Masukkan 6 g MgSO4 40 % (15 ml) melalui infus Ringer Asetat/ Ringer
Laktat untuk 6 jamm, yang diberikan sampai 24 jam post partum
7.7.2. Awasi:
Kesadaran (tiap 30 menit)
Tensi (tiap 30 menit)
Nadi (tiap 30 menit)
Nafas (tiap 30 menit)
Produksi urin ( tiap 2 jam)
Denyut jantung (tiap 30 menit)
7.7.3. Bila terjadi henti nafas:
Bebaskan jalan nafas
Berikan Kalsium Glukonas 1 g (10 ml dari larutan 10 %) melalui
suntikan intravena perlahan-lahan sampai terjadi pernafasan spontan
7.8.
kembali
Pengobatan Diazepam Untuk Mencegah Kejang
Hal : 3 / 4
PROSEDUR TETAP
PREEKLAMSIA / EKLAMSIA
: PT-PND-04
No. Revisi : 00
7.8.1. Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir dan keringkan dengan
handuk kering
7.8.2. Ambil 10 mg Diazepam dan berikan injeksi intravena secara perlahan-lahan
selama 2 menit
7.8.3. Bila digunakan alat suntik sekali pakai, buang dalam tempat sampah yang
7.9.
tahan tusukan
7.8.4. Apabila kejang berulang, berikan suntikan ulangan dosis awal dizepam
Pemberian Dosis Pemeliharaan Untuk Diazepam
7.9.1. Beri diazepam injeksi 40 mg dalam 500 ml cairan infuse dengan 15 tetesan/
menit
7.9.2. Bila terjadi depresi pernafasan, bebaskan jalan nafas, bila diperlukan.
Hal : 4 / 4