Anda di halaman 1dari 4

Akuntansi Perhotelan XIII

Menjalankan sebuah hotel, seperti halnya menjalankan setiap bisnis lain,


selalu berhubungan dengan pengelolaan keuangan. Tanpa pengelolaan uang
maka tidak akan ada satu bisnispun yang dapat berjalan dengan sukses.
Bisnis yang keuangannya tidak dikelola dengan baik akan mengalami
kegagalan.
Untuk menghasilkan dan mengelola uang, hotel harus mendapatkan laba
yang cukup agar dapat tetap bertahan sekaligus untuk memastikan bahwa
laba ini menghasilkan kas yang cukup untuk membayar semua kewajiban
yang jatuh tempo. Oleh karenanya perencanaan laba dan kas adalah sama
pentingnya meskipun laba dan kas merupakan dua hal yang berbeda.
Pengendalian Keuangan
Laba dan ketersediaan kas hanya akan dihasilkan apabila hotel memiliki dan
melaksanakan pengendalian keuangan yang baik. Pengendalian keuangan
tidak lain adalah memahami dimana posisi hotel pada setiap waktu ditinjau
dari sudut pandang laba dan kas; merencanakan akan kemana dengan
anggaran dan alat-alat yang tersedia; dan memastikan apakah hotel akan
dapat mencapai rencana melalui laporan keuangan reguler yang memantau
setiap kemajuan yang telah dicapai.
Pengetahuan Akuntansi
Dalam rangka melaksanakan pengendalian keuangan, setiap pengelola hotel
harus memahami akuntansi. Namun untuk dapat memahami akuntansi,
pengelola hotel tidak perlu harus menjadi akuntan. Pengelola hotel yang
memperkejakan akuntansi setiap saat harus melakukan pertemuan dan
diskusi dengan akuntan tersebut.
Meskipun hotel yang belum cukup besar untuk mempekerjakan seorang
akuntan secara penuh (full time), sehingga kemudian hotel menyewa
akuntan paruh waktu (part-time) untuk membantu menyelesaikan pekerjaan
akuntansi, pengelola hotel harus sering bertemu dengan akuntan tersebut
untuk mendiskusikan jalannya bisnis hotel.
Pentingnya catatan
Kebanyakan pengelola hotel berskala kecil tidak mampu menyelenggarakan
pencatatan yang cukup dan kurang memahami dasar-dasar akuntansi
sehingga mereka
seringkali
tidak
mengetahui
apakah
usahanya
menguntungkan atau tidak. Untuk memasuki industri perhotelan diperlukan
investasi yang tidak kecil dan setiap investasi seharusnya mampu
menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, pencatatan yang cukup
merupakan langkah yang sangat penting agar dapat memantau
perkembangan hasil investasi tersebut.
Pengambilan Keputusan
Para manajer hotel harus senantiasa melaksanakan proses pengambilan
keputusan. Kualitas keputusan yang diambil oleh para manajer tersebut akan
meningkat apabila ia didukung oleh informasi akuntansi yang relevan.
Informasi akuntansi yang tepat digunakan untuk:
1

a. Mengukur kinerja operasi berjalan yang berhasil dicapai dan kemudian


membandingkannya dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya,
seperti pencapaian persentase tertentu dari biaya tenaga kerja relatif
terhadap penghasilan.
b. Memberikan jawaban atas pertanyaan seperti ini: Berapakah jumlah uang
hotel yang saat ini disimpan di bank? Uang manakah yang perlu segera
dilunasi di tahun mendatang? Mampukah ekspansi usaha didanai dari
sumber yang berasal dari hasil operasi?
c. Menganalisis kecenderungan penjualan dan biaya sehingga dapat
digunakan untuk menyusun rencana yang efektif mengenai penjualan dan
biaya di masa mendatang.
d. Memberikan bantuan dalam rangka menunjang penyusunan anggaran
sebagai upaya implementasi strategi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Keputusan Rutin dan Non-Rutin
Keputusan yang dibuat oleh kebanyakan pengelola hotel pada dasarnya
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu keputusan rutin dan non-rutin.
Keputusan rutin harus diambil dari hari ke hari berkaitan dengan kegiatan
operasi berjalan, seperti berapa banyak pegawai housekeeping harus
bertugas pada setiap harinya untuk mengantisipasi suatu volume kegiatan.
Informasi historis tentang tingkat hunian yang dikombinasikan dengan
reservasi yang telah dibuat dapat membantu pengambilan keputusan
tersebut. Untuk keputusan rutin diperlukan suatu sistem yang
memungkinkan dihasilkannya informasi penting secara cepat dan akurat.
Jenis keputusan yang kedua adalah keputusan non-rutin, yaitu keputusan
yang biasanya berkaitan dengan pertanyaan seperti ini: Haruskah melakukan
investasi untuk mendekorasi kamar? Haruskah tarif kamar hotel direvisi?
Haruskah memulai operasi bisnis perhotelan yang berikutnya? Jenis
keputusan kedua ini umumnya lebih sulit untuk dibuat dan biasanya
melibatkan situasi yang lebih serius apabila keputusan tersebut salah.
Sistem Pelaporan
Jenis Laporan
Sistem pelaporan keuangan hotel didasarkan pada pendekatan perilaku
(behavioral approach), yaitu dengan memperhatikan tujuan dan motivasi
penggunaan laporan. Dengan demikian sistem pelaporan dibedakan menjadi:
1. Laporan akuntansi keuangan
2. Laporan akuntansi manajemen
Bagamanapun, dalam pelaksanaannya terdapat kaitan yang sangat erat
antara akuntansi manajemen dengan akuntansi keuangan terutama yang
menyangkut masalah sistem akuntansi keuangan, terutama yang
menyangkut bagan perkiraan serta prosedur akuntansi keuangan.
Laporan akuntansi manajemen dapat pula berbentuk analisa keuangan atas
laporan akuntansi keuangan khususnya yang berkaitan dengan neraca dan
laporan laba rugi. Analisa keuangan merupakan salah satu metode yang
2

dapat menunjukkan kekuatan dan kelemahan perusahaan dari berbagai


aspek keuangan. Hasil analisa ini diperlukan oleh berbagai pihak baik
eksternal maupun internal untuk mengevaluasi kondisi perusahaan serta
untuk dapat memprediksi kemampuan perusahaan di masa yang akan
datang.
Laporan Akuntansi Keuangan
Laporan akuntansi keuangan disususn berdasarkan SAK, sehingga secara
garis besar tidak banyak terdapat perbedaan dengan laporan akuntansi
keuangan yang disusun oleh industri lain. Hal yang menjadi ciri utama yang
membedakan dengan industri lainnya hanya menyangkut masalah
banyaknya jenis pendapatan (meliputi perusahaan dagang, perusahaan jasa,
perusahaan manufaktur, dan jasa broker). Demikian juga halnya dengan
perhitungan harga pokok yang disesuaikan dengan jenis penjualan tersebut.
Analisa laporan keuangan dapat dilakukan dengan berbagai metode antara
lain:
a. Analisis rasio
b. Analisis horisontal
c. Analisis vertikal
d. Analisis sumber dan penggunaan dana
e. Pengukuran kesehatan dan kinerja keuangan dari berbagai persepsi
Laporan Akuntansi Manajemen
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yang berkaitan dengan
penyusunan laporan akuntansi manajemen seperti:
a. Laporan akuntansi manajemen tidak terikat pada kaidah yang
ditentukan dalam SAK.
b. Laporan akuntansi manajemen lebih menekankan pada relevansi
informasi yang dihasilkan sebagai dasar pengambilan keputusan,
c. Laporan akuntansi manajemen tidak hanya didasarkan pada data
historis tapi juga meliputi penafsiran serta prediksi di masa yang akan
datang.
d. Laporan akuntansi manajemen tidak semata-mata melaporkan
informasi dalam satuan unit uang tetapi juga meliputi satuan ukur yang
lain.
Adapun yang menjadi tujuan pelaporan akuntansi manajemen meliputi halhal sebagai berikut:
a. Mengukur dan menilai kinerja suatu unit, departemen atau organisasi
secara keseluruhan.
b. Memberikan informasi kepada manajemen secara cepat dan akurat
dalam rangka pengambilan keputusan.
c. Membantu
manajemen
dalam
menentukan
atau
menyusun
perencanaan.
Bentuk Dan Kerangka Laporan Akutansi Manajemen
Laporan akuntansi manajemen pada dasarnya menunjukkan perbandingan
antara anggaran dan realisasi. Dengan bentuk seperti ini, pemakai
diharapkan mampu memantau secara lebih dini adanya penyimpangan yang
3

terjadi untuk segera mengambil keputusan serta tindakan perbaikan. Dengan


demikian laporan akuntansi manajemen memerlukan data proyeksi yang
objektif sehingga keputusan yang dihasilkan tidak bersifat bias. Perencanaan/
anggaran yang dibuat merupakan salah satu tolak ukur dalam melakukan
penilaian dan pengendalian. Proses pengendalian umumnya terdiri dari
beberapa tahap sebagai berikut:
a. Penentuan pelaksanaan pekerjaan serta tolak ukur keberhasilan suatu
pusat pertanggungjawaban.
b. Pendelegasian wewenang.
c. Supervisi pelaksanaan.
d. Pengukuran kerja.
e. Perbandingan antara anggaran dan realisasi. Selisih antara anggaran
dan realisasi diidentifikasi dan diuraikan lebih jauh dengan berbagai
metode yang dapat memberikan jalan keluar.
Tahap pengendalian di atas relatif sama dengan pengendalian di setiap
industri. Hal yang spesifik adalah terletak pada unit organisasi serta sifat
pertanggungjawaban serta tolak ukur keberhasilan yang sesuai dengan
struktur organisasi yang ada di hotel. Laporan yang disusun berdasarkan
responsibility centre yang ada di hotel diharapkan dapat dipakai untuk
mengevaluasi pencapaian target bagi setiap responsibility centre serta
mendorong terjadinya peningkatan prestasi.
Laporan Manajemen
Pihak manajemen memerlukan laporan hasil aktivitas dalam suatu periode, di
mana laporan ini digunakan sebagai dasar untuk membuat perencanaan
strategis dan sebagai tolak ukur dalam pengambilan keputusan. Adapun
laporan yang dihasilkan meliputi:
a. Laporan departemental, yang menjelaskan tentang hasil aktivasi dalam
suatu periode untuk masing-masing departemen operasi dan
departemen pendukung (overhead). Laporan ini digunakan sebagai
informasi pendukung laporan keuangan.
b. Statistik, yaitu laporan yang memberikan informasi tentang jumlah
kamar yang tersedia dijual (room avaliable), jumlah tingkat hunian
(room accupied), persentase tingkat hunian (% of occupancy), harga
jual kamar rata-rata (average room rate), jumlah tamu yang menginap
(number of guest), dan informasi lainnya. Informasi tentang statistik
hotel bisa dilihat padaDaily of sales.
c. Laporan keuangan, terdiri dari:
1. Laporan laba rugi (income statement), menjelaskan tentang
pendapatan dan beban dari hasil operasi dalam suatu periode.
2. Neraca (balance sheet), yang menjelaskan tentang hubungan
antara aktiva, kewajiban dan modal dalam laporan posisi keuangan
dari operasi dari operasi pada suatu periode keuangan.
3. Laporan arus kas (statement of cash flow), menjelaskan tentang
perubahan dalam posisi kas, baik pada pada sumber maupun
penggunaan kas.

Anda mungkin juga menyukai