organisme
piogenik,
nanah
merupakan
suatu
campuran
dari jaringan nekrotik, bakteri, dan sel darah putih yang sudah mati yang
dicairkan olehenzim autolitik. (Morison, 2003)Abses (misalnya bisul)
biasanya merupakan titik mata, yang kemudian pecah, rongga abses kolaps
dan terjadi obliterasi karena fibrosis, meninggalkan jaringan parut yang kecil.
(Underwood, 2000)Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa abses
adalah terbentuknyakantong berisi nanah pada jaringan kutis dan subkutis
akibat infeksi kulit yangdisebabkan oleh bakteri/parasit atau karena adanya
benda asing.
B. Anatomi dan Fisiologi
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar
tubuh,merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit
beratnya sekitar16% berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 3,6kg dan
luasnya sekitar 1,5 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 6 mm tergantung dari letak,umur dan jenis kelamin. Kulit tipis seperti :
kelopak mata, penis, labium minus dankulit bagian medial lengan atas.
Sedangkan kulit tebal seperti pada telapak tangan,telapak kaki, punggung,
bahu dan bokong.Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang
berbeda, yaitu :
dariectoderm
Lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium
yangmerupakan suatu lapisan jaringan ikat.Epidermis terdiri atas lima
kumparan
yang
mengandung
butir-butir
di
dalam
setiap 28 hari untuk migrasi kepermukaan, hal ini tergantung letak, usia
dan
faktor
lain.
Merupakansatu
lapis
sel
yg
mengandung
Terdiri
atas jaringan
ikat
yang
menyokong
epidermis
dan
membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler dan retikuler dermis dan
C. Etiologi
Menurut Siregar (2004) suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses
melaluibeberapa cara :
1. Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan
jarum yang tidak steril
2. Bakteri menyebar dari suatu infeksi di bagian tubuh yang lain
3. Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan
tidak menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya
abses.
Peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika :
a. Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi
b. Daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang
c. Terdapat gangguan sistem kekebalan
Bakteri tersering penyebab abses adalah Staphylococus Aureus
D. Patofisiologi
- Infeksi bakteri
- Benda asing
menyebabkan luka
- Reaksi hypersensitive
- Agen fisik
-
Factor
predisposisi
Resiko infeksi
Bakteri
mengadakan
multiplikasi dan
merusak jaringan
yang ditempati
Tubuh bereaksi
untuk
perlindungan
terrhadap
Terjadi
proses
penyebaran
perdangan
Nyeri akut
Abses
berbentuk dan
terlokasi (dari
matinya
jaringan
nekrotik,
Penyebab infiksi
Operasi
Kurasankan
integrias
jaringan resiko
perdarahan
Di lepasnya zat
pirogen leukosit
pada jaringan
panas
Hipertermi
Kurang
informasi
Defisiensi
pengeahuan
Nyeri
Nyeri tekan
Teraba hangat
Pembengkakan
Kemerahan
Demam
Suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak
sebagaibenjolan. Adapun lokasi abses antara lain ketiak, telinga, dan tungkai
bawah. Jikaabses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih
karena kulitdiatasnya menipis. Suatu abses di dalam tubuh, sebelum
menimbulkan gejalaseringkali terlebih tumbuh lebih besar. Paling sering,
aureus,
buruk bila letak dan jumlah abses, prognosis lebih buruk bila abses di lobus
kiri atau multiple. Sejak di gunakan pemberian obat seperti emetine,
metronidazole, dan kloquin, mortalitas menurun secara tajam. Sebab
kematian biasanya karena sepsis atau sindrom hepatorenal.
BAB II
KONSEP ASKEP
Aktifitas / istirahat
Gejala : Malaise
2.
Sirkulasi
Tanda :
elektrolit.
Kulit
hangat,
Eliminasi
Gejala : Diare
4.
Makanan/cairan
Gejala
kering,
bercahaya
Tanda
Neurosensori
Gejala
Tanda
6.
Nyeri I/kenyamanan
Gejala
pruritus umum.
7.
Tanda
Pemafasan
:
normal pada lansia mengganggu pasien, kadang sub normal (dibawah 36,5C),
menggigil, luka yang sulit/lama sembuh, drainase purulen, lokalisasi eritema,
ruam eritema makuler.
8.
Sexualitas
Gejala
Tanda
9.
Penyuluhan / pembelajaran
Gejala
perawatan/alat dan bahan untuk luka, perawatan, perawatan diri, dan tugas-tugas
rumah tangga
Prioritas Keperawatan :
a. Menghilangkan infeksi.
b. Mendukung perfusi jaringan/volume sirkulasi.
c. Mencegah komplikasi.
d. Memberikan informasi mengenai proses penyakit, prognosa dan kebutuhan
pengobatan.
(Doenges,2000:240)
4.2 Diagnosa Keperawatan
Secara teori pada kasus abses dapat ditarik beberapa diagnose keperawatan antara
lain :
1.
2.
darah.
6.
interpretasi informasi.
7.
8.
neuromuskular).
9.
J.
Fokus Intervensi
1.
Kriteria Hasil
No
a.
Intervensi
Berikan isolasi / pantau pengunjung sesuai
b.
indikasi.
Rasionalisasi
Isolasi luka / linen dan mencuci tangan adalah
untuk
melindungi
Mengurangi
pasien
resiko
kemungkinan infeksi.
b. Mengurangi kontaminasi silang.
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan
aktifitas
walaupun
penggantian balutan
f.
waktu
merawat
luka
yang
Mengurangi
area
kotor
membatasi
h.
hipotalamus
dan
endorphin
yang
genting
yang
merefleksikan
Amati
adanya
menggigil
seringkali
mendahului
diaphoresis
umum.
j.
j.
Menggigil
Inspeksi
k.
rongga mulut
Depresi sistem
imun
dan penggunaan
l.
Berikan obat anti infeksi sesuai sementara untuk infeksi umum atau penyakit
petunjuk.
khusus.
Bantu / siapkan insisi dan drainase material purulen / jaringan nekrotik dan
meningkatkan penyembuhan.
Tujuan
kedinginan.
Kriteria Hasil
Intervensi
(Doenges,2000 : 874 )
No
a.
Intervensi
Pantau suhu pasien (derajad dan pola);
a.
Pantau
suhu
Rasionalisasi
Suhu 38,9C menunjukan proses infeksius
lingkungan, diagnosis.
untuk
mempertahankan
suhu
mendekati
penggunaan alcohol.
d.
c.
Berikan antipiretik.
d.
e.
e.
kering, tingkat kesadaran umum, haluaran urine individu yang sesuai dan bising
usus aktif
Intervensi
No
a.
Intervensi
Pertahankan tirah baring; bantu dalam
a.
Rasionalisasi
Menurunkan beban kerja miokard dan
b.
Hipotensi
akan
berkembang
bersamaan
Perhatikan disritmia.
d.
darah.
c.
denyut perifer.
jantung,
nadi
lemah
menunjukan
f.
pusat pemafasan.
g.
suhu, kelembaban.
i.
j.
j.
resiko
erosi
perdarahan
untuk
pembengkaan
jaringan
situasi
perdarahan
yang
petunjuk.
O2.
Kreteria Hasil
urine adekuat.
No.
a.
Intervensi
Catat haluaran urine dan berat jenis.
a.
Rasional
Keseimbangan cairan positif lanjut
perlunya
mengubah
terapi/komponen pengganti
b.
c.
d.
memperkuat
tanda-tanda
e.
e.
f.
b.
Tujuan
batas normal
Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
a.
Pertahankanjalan
nafas
paten
a.
Hipoventilasi
dan
dipsnea
c.
adventisius
merupakan
indikator.
d.
d.
Catat
munculnya
sianosis adekuat/hipoksemia.
`sirkumoral.
e.
e.
f.
Fungsi
serebral
sangat
sensitif
i.
Perubahan
perkembangan
menunjukan
dan
komplikasi
pulmonal.
b.
Keterbatasan Kognitif
Ditandai
1)
2)
dicegah
Tujuan
prognosis
Kreteria Hasil
gaya hidup yang diperlukan dengan dapat penunjukkan prosedur yang diperlukan
dan menjelaskan rasional dan tindakan.
(Doenges, 2000 : 880 - 881)
No.
a.
Tinjau
Intervensi
proses penyakit
dan
a.
Rasional
Memberikan pengetahuan
dasar
merencanakan/melakukan
tindakan protektif.
c.
Meningkatkan
meningkatkan
c.
pemahaman
kerja
sama
dan
dalam
resiko
kambuhnya
komplikasi.
d. Perlu untuk penyembuhan optimal dan
d.
e.
e.
f.
dan
meningkatkan
penyembuhan.
Membantu pemajanan lingkungan
dengan mengurangi jumlah bakteri
potensial
bagi
infeksi
h.
i.
7.
(gangguan neuromuskular).
a. Gangguan neuromuskuler, nyeri/tidak nyaman, penurunan kekuatan dan
tahanan.
b. Terapi pembatasan, imobilisasi tungkai, kontraktur.
Ditandai:
a.
aktifitas.
Kriteria Hasil :
a. Mempertahankan posisi fungsi dibuktikan oleh tak adanya kontraktur.
b. Mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi yang sakit dan atau
kompensasi tubuh.
c. Menunjukan teknik/perilaku yang memampukan melakukan aktifitas.
No.
Intervensi
Rasional
a.
tidak mampu.
b.
inginkan.
aktivitas
dapat
meningkat
jika
yang cukup.
pasien.
c.
Tujuan
Kriteria Hasil
No.
a.
Intervensi
Kaji/ ukuran, wama, kedalaman
a.
Rasional
Memberikan informasi dasar tentang
penambahan
kulit
dan
c.
Pertahankan
penutupan
luka
b. Menurunkan resiko infeksi.
sesuai indikasi.
d. Siapkan/bantu prosedur bedah.
c.
Kriteria Hasil
Intervensi
Tutup luka sesegera mungkin
a.
kecuali
perawatan
luka
Rasional
Suhu berubah dan gerakan udara dapat
bakar menyebabkan
nyeri
hebat
pada
b.
c.
menurunkan
serta
resiko
c.
(menghindari
sendi
yang
posisi
d.
sakit) kontraktur
dan
meningkatkan
e.
ini
dapat
mengakibatkan