PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan masalah besar dalam pekerjaan tambang terbuka
maupun tambang bawah tanah, baik secara langsung maupun tidak
langsung berpengaruh terhadap produktivitas. Secara langsung air dapat
menghentikan seluruh aktifitas tambang terbuka. misalnya pada saat hujan
turun sangat deras. Secara tidak langsung air berpengaruh terhadap kondisi
tempat kerja. berpengaruh terhadap material bahan galian. dan juga
berpengaruh terhadap kemantapan lereng tambang.
Aliran air permukaan ke arah penggalian pada tambang terbuka dapat
menimbulkan bermacam masalah operasional dan maupun logistik pada
penambangan. Sistem penyaliran pada tambang terbuka terdapat dua
macam, yaitu pencegahan air yang akan masuk ke lokasi penambangan dan
penanganan air yang telah masuk ke lokasi penambangan.
Penyaliran tambang merupakan suatu aktivitas yang tak dapat
dipisahkan dalam kegiatan operasional penambangan baik itu tambang
terbuka
maupun
mempengaruhi
tambang
dalam
bawah
sistem
tanah.
Beberapa
penyaliran
yaitu
parameter
tingginya
yang
curah
untuk
kelancaran
kegiatan
operasional
penambangan
dan
yang
sangat
mendasar
dalam
membuat
suatu
yang sangat mempengaruhi adalah curah hujan dengan besaran diatas ratarata normal.
Penelitian dilakukan pada pit X PT. Megumy Inti Anugerah jobsite
PT. Rantaupanjang Utama Bhakti. Pit ini berlokasi di Desa Pegatbukur,
Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.
Kegiatan
Penambangan
Batubara
di
PT.
Megumy
Inti
Anugerah
analisis
data
curah
hujan
tahun
2004
2013,
sebagai berikut: DTH I = 1,61 m/detik, DTH II = 4,30 m/detik, DTH III
= 0,66 m/detik dan DTH IV = 2,41 m/detik.
Untuk mencegah supaya air tidak masuk ke area penambangan
maka di buat saluran terbuka di sekitar bukaan tambang. Kemudian
untuk air yang masuk kedalam bukaan tambang pit X di alirkan secara
alami kedalam sumuran. Dimensi saluran terbuka adalah sebagai berikut:
Saluran I : (barat Pit X): a = 1,32 m; b = 1,09 m; B = 2,2 m; h = 1,15 m; d
= 0,95 m.
1.2 Tujuan
Adapun maksud dalam penyusunan makalah ini agar mahasiswa dapat
lebih
aktif
dalam
mempelajari
materi
yang
didapatkan
di
kampus.
BAB II
SISTEM PENYALIRAN TAMBANG DAN KAJIAN TEKNIS SISTEM
PENYALIRAN TAMBANG TERBUKA DI PT MEGUMY INTI ANUGERAH
KABUPATEN BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
penyaliran
atau
drainage
akan
berbicara
tentang
pengontrolan air tanah dan air permukaan bumi yang biasanya mengganggu
aktifitas tambang batubara. Faktor-faktor yang diperlukan dalam sistem
pengontrolan penyaliran air tambang antara lain Sump terdiri dari sumur
dalam atau sumur pompa, curah hujan rata-rata, debit air minimummaksimum, kualitas air dan biaya.
Sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang diterapkan pada
daerah penambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau mengeluarkan
air yang masuk ke daerah penambangan. Upaya ini dimaksudkan untuk
mencegah terganggunya aktivitas penambangan akibat adanya air dalam
jumlah yang berlebihan, terutama pada musim hujan. Selain itu, sistem
penyaliran tambang ini juga dimaksudkan untuk memperlambat kerusakan
4
terbuka
sangat
berperan
besar
efeknya
terhadap
aktivitas
bijih menjadi
rendah,
atau
bahkan
dapat
kecelakaan tambang.
b) Efek air tak langsung terhadap penambangan
Mengurangi
efisiensi
kerja
karyawan,
menyebabkan
peralatan
dan
terbuka Open
Pit dengan
syarat
lokasi
penambangan
harus
mempunyai lembah tempat membuat sumuran dan adit agar air dapat
keluar.
Metode Siemens
2. Metode
Pemompaan
Dalam
(Deep
Well
Pump). Metode
ini
4. Metode Small Pipe With Vacuum Pump. Cara ini diterapkan pada
lapisan batuan yang impermeabel (jumlah air sedikit) dengan
membuat lubang bor. Kemudian dimasukkan pipa yang
ujung
B. Mine Dewatering
Merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke daerah
penambangan. Upaya ini terutama untuk menangani air yang berasal dari air
hujan. Beberapa metode penyaliran mine dewatering adalah sebagai
berikut :
1. Sistem Kolam Terbuka
Sistem ini diterapkan untuk membuang air yang telah masuk ke
daerah penambangan. Sistem ini diterapkan untuk membuang air
tambang dari lokasi kerja. Air tambang dikumpulkan pada sumuran
(sump),
kemudian
dipompa
keluar.
Pemasangan
jumlah
pompa
10
2. Sistem Paritan
Pembuatan
parit
sangat
ideal
diterapkan
pada
tambang
terbuka open cast atau quarry. Parit dibuat berawal dari sumber mata
air atau air limpasan menuju kolam penampungan, langsung ke
sungai atau diarahkan ke selokan (riool). Jumlah parit ini disesuaikan
dengan kebutuhan, sehingga bisa lebih dari satu. Apabila parit harus
dibuat melalui lalulintas tambang maka dapat dipasang gorong-gorong
yang
terbuat
dari
beton
atau
galvanis.
Dimensi
parit
diukur
memperhitungkan
kemiringan
lereng.
Bentuk
standar
parit ini bertujuan untuk menampung air limpasan yang menuju lokasi
penambangan. Air limpasan akan masuk ke saluran-saluran yang
kemudian di alirkan ke suatu kolam penampung atau dibuang langsung
ke tempat pembuangan dengan memanfaatkan gaya gravitasi.
Sistem Paritan
(http://mining-key.blogspot.co.id/2011/01/perawatan-tambang.html)
3. Sistem Adit
Cara ini biasanya digunakan untuk pembuangan air pada
tambang terbuka yang mempunyai banyak jenjang. Saluran horizontal
yang dibuat dari tempat kerja menembus ke shaft yang dibuat di sisi
bukit untuk pembuangan air yang masuk ke dalam tempat kerja.
Pembuangan dengan sistem ini biasanya mahal, disebabkan oleh biaya
pembuatan saluran horizontal tersebut dan shaft. Penyaliran dengan
sistem adit cocok diterapkan pada tambang Open Pit yang cukup
12
Sistem Adit
bawah
tanah.
Cara
ini
relatif
murah
dan
ekonomis
bila
bawah tanah yang sengaja dibuat untuk menampung air dari permukaan
maupun air rembesan air bawah tanah.
Secara
umum
permeabilitas
dapat
diartikan
sebagai
14
3. Curah Hujan
Sumber utama air yang masuk ke lokasi penambangan adalah air hujan,
sehingga besar kecilnya
mengambil
ada,
kemudian
ambil
curah
data
tersebut,
untuk
sampel
data
curah
hujan
bulanan
hujan maksimum
setiap
bulannya
dapat
dibatasi
yang
dari
jumlahnya sebanyak n
waktu
dimana
curah
hujan
rencana
tersebut
diperkirakan
Keterangan :
Xr = Hujan harian maksimum dengan periode ulang tertentu (mm)
X = Curah hujan rata-rata
x = Standar deviasi curah hujan
n = Reduced standart deviation, nilai tergantung dari banyaknya data
Yr = Reduced variate
15
Tabel 2.1
Periode ulang hujan untuk sarana penyaliran
Keterangan
Periode
ulang
hujan
(tahun)
Daerah terbuka
05
Sarana tambang
2- 5
Lereng-lereng
tambang
dan 5- 10
penimbunan
Sumuran utama
10 -25
25
100
Yt = (-ln(-ln(T-1))T
Keterangan:
Yt = Reduced variate (koreksi variasi)
T = Periode ulang (tahun)
Yn = ln(-ln(n+1-m))n+1
Rata-rata Yn, YN = YnN
Sn = (Yn-YN)2(n-1)
Keterangan:
Yn
= Koreksi rata-rata
YN
= Nilai rata-rata Yn
= Jumlah data
CHR = X + SSn(Yt-YN)
PR = 1-(1-1TR)
Keterangan:
PR = Resiko hidrologi
TR = Periode ulang
TL = Umur bangunan
17
TL
2/3
Keterangan :
R24 = Curah hujan rencana perhari (24jam)
I
Hubungan antara derajat curah hujan dan intensitas curah hujan dapat
dilihat pada table 2.2
Tabel 2.2
Hubungan Derajat dan Intensitas Curah Hujan
Derajat hujan
Intensitas
curah
Kondisi
hujan
(mm/menit)
Hujan lemah
0.02-0.05
Hujan normal
0.05-0.25
Hujan deras
0.25-1.00
Air
tergenang
permukaan
diseluruh
dan
terdengar
>1.00
Hujan
seperti
ditumpahkan,
tangkapan
hujan
merupakan
suatu
daerah
yang
dapat
tambang
arah
membentuk
mengalirnya
poligon
air,
tertutup,
maka
luas
dengan
melihat
dihitung
dengan
6. Air Limpasan
19
Air limpasan adalah bagian dari curah hujan yang mengalir diatas
permukaan tanah menuju sungai, danau atau laut. Aliran itu terjadi karena
curah hujan yang mencapai permukaan bumi tidak dapat terinfiltrasi, baik
yang disebabkan karena intensitas curah hujan atau faktor lain misalnya
kelerengan, bentuk dan kekompakan permukaan tanah serta vegetasi.
a. Aspek-aspek yang berpengaruh
- Curah hujan = curah hujan, intensitas curah hujan dan frekuensi hujan
- Tanah = jenis dan bentuk toprografi
- Tutupan = kepadatan, jenis dan macam vegetasi.
- Luas daerah aliran
b. Perkiraan debit Air Limpasan
Untuk memperkirakan debit air limpasan maksimal digunakan rumus
rasional, yaitu :
Q = 0,278. C . I .A
Keterangan :
Q = debit air limpasan maksimum (m3/detik)
C = koefisien limpasan
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
A = Luas daerah tangkapan hujan(km2)
Pengaruh rumus ini, mengasumsikan bahwa hujan merata diseluruh
daerah tangkapan hujan, dengan lama waktu (durasi) sama dengan waktu
konsentrasi (tc).
Tabel 2.3
Beberapa Harga Koefisien Limpasan
Kemiringan
Datar
Kegunaan Lahan
- Persawahan rawa-rawa
Koefisien
Limpasan
0,2
0,3
- Permukiman
0,4
- Hutan, perkebunan
0,4
- Pemukiman
0,5
- Vegetasi ringan
0,6
21
- Tanah gundul
0,7
- Hutan
Curam
0,6
- Pemukiman
0,7
Tanah
penambangan
0,8
gundul,
0,9
Tabel 2.4
Rencana Curah Hujan pada Periode Ulang Berbeda
22
23
Tabel 2.5
Luas Daerah Tangkapan Hujan dan Nilai Koefisien Limpasan
saluran
terbuka
dalam
kegiatan
dan
berbentuk trapesium.
terbuka
belum
mampu menangani
debit air limpasan yang masuk. Dimensi saluran terbuka aktual pada PT.
MIA dan saluran yang direkomendasikan dapat dilihat pada tabel 4.
2.7.5 Sumuran
Sumuran
di
lokasipenelitian belum
dapat
menampung
dengan
teori
Mononobe
versus
waktu,
dan
grafik
debit
288 yang
yang
debit
pompa
tersebut.
Sehingga
rekomendasi
yang
Saat
ini
kolam pengendapan
masih
mampu
untuk
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang diterapkan pada
daerah
penambangan
untuk
mencegah,
mengeringkan,
atau
dapat
agar
mampu menampung
air,
volume
Operating speed
m3/jam untuk
air
368568,98m
peningkatan
mempercepat
menjadi 22 hari.
8. Kondisi
kolam
perlu
pengeringan
pengendapan
cukup
sumuran
baik,
mampu
hari
DAFTAR PUSTAKA
Sarosa Sinatria. 2004. Analisa Perubahan Air Tanah dan Aplikasinya Dalam
Penyaliran Air Tanah Pada Tambang Bawah Tanah IOZ dan DOZ PT.FREEPORT
INDONESIA (Online) (https://www.scribd.com/doc/45561436/Skripsi-AnalisaPerubahan-Kimia-Air-Tanah Diakses pada Minggu 22 Mei 2016 21:00)
27
Gaol Alex Sander Lumban. 2013. Sistem Penyaliran Air Tambang (Online)
(http://alexsanderlgaol.blogspot.co.id/2013/02/sistem-penyaliran-airtambang.html Diakses pada Senin 23 Mei 2016 11:30)
LAMPIRAN TABEL
Tabel 1. Nilai Debit Air Limpasan
28
29