Anda di halaman 1dari 7

BORANG PORTOFOLIO

Nama Peserta

: dr. Riri Permatasari

Nama Wahana

: RSU. H. Abdul Manan Simatupang Kisaran (Kabupaten Asahan)

Topik

: Asma Bronkial dalam Kehamilan

Tanggal (Kasus)

: 28 Maret 2016

No. RM

: -

Nama Pasien

: Ny.M

Umur Pasien

: 25 thn

Tanggal Presentasi

Pendamping

Tempat Presentasi

: Ruang Komite Medis RSU. H. Abdul Manan Simatupang Kisaran

Obyektif Presentasi

dr. Ratna M. Yap


dr. Lobiana Nadeak

Keilmuan

Keterampilan

Penyegaran

Tinjauan Pustaka

Diagnostik

Manajemen

Masalah

Istimewa

Neonatus Bayi

Anak

Dewasa

Remaja

Lansia

Bumil

Deskripsi
Perempuan (26 tahun) datang dengan keluhan sesak nafas dialami 1 hari ini secara tiba tiba
setelah terpapar debu saat menyapu karpet di rumahnya .Pasien juga mengeluhkan dadanya
terasa berat dan sempit. Batuk (+) , dahak (-) demam (-), keringat malam (-), penurunan berat
badan (-). Riwayat asma (+), riwayat HT (-), riwayat DM (-). Pasien sedang mengandung anak
ke-1 (G1P0A0) dengan usia kehamilan 22 24 minggu.
Mendiagnosis dan melakukan tatalaksana awal penyakit Asma

Tujuan

Bahan Bahasan

: Tinjauan Pustaka

Cara Membahas

: Diskusi

Bronkial Pada Kehamilan


Riset

Presentasi & diskusi

Kasus

Audit

Email

Pos

Data utama untuk bahan diskusi:


1. Diagnosis/GambaranKlinis:
Asma, Masuk dengan keluhan sesak nafas secara tiba tiba setelah terpapar debu saat
menyapu karpet di rumahnya . Pasien juga mengeluhkan dadanya terasa berat dan sempit
serta batuk, keadaan umum sakit sedang, TD : 110/70 mmHg, RR : 28x/i, HR : 90x/i
2. Riwayat Pengobatan:
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit:
Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (+), riwayat sering bersin-bersin ketika pagi hari /
ketika cuaca dingin (+), riwayat sakit gula (-), pasien sedang hamil usia 22 24 minggu
4. Riwayat Keluarga:
Ibu os juga menderita asma
5. Riwayat Pekerjaan:
Ibu Rumah Tangga
6. Pemeriksaan Fisik:
Kepala

: Simetris
Mata

: Konjungtiva palpebra inferior pucat (-), sklera ikterik (-), RC (+/


+), pupil isokor, 3mm

Telinga : dalam batas normal


Hidung : dalam batas normal
Mulut : dalam batas normal
Leher

: TVJ R-2 cmH2O, trakea medial, pembesaran KBG (-), struma (-)

Toraks

: Inspeksi

: simetrisfusiformis

Palpasi

: stem fremitus kiri = kanan

Perkusi

: sonor di kedua lapangan paru

Auskultasi : SP : bronkial
ST : wheezing (+/+)
Jantung

: Batas JantungRelatif : Atas : ICS III sinistra


Kanan: Linea sternalisdextra, ICS V

Kiri

: 1 cm medial LMCS, ICS V

Heart Rate : 90 x/menit, regular


Murmur (-)
Abdomen

: Inspeksi
Palpasi

: simetris
: soepel
Hepar/Lien/Renal : tidak teraba membesar
Teraba TFU 4 jari dibawah processus xiphoideus,letak tidak
teraba

Perkusi

: Timpani, pekak hati (+), pekak beralih (-)

Auskultasi : Peristaltik (+) normal


Pinggang

: Simetris, nyeri ketok sudut kosto vertebra (-)

Ekstremitas : Superior : dalam batas normal


Inferior : dalam batas normal
AlatKelamin: Tidak dilakukan pemeriksaan
Rektum

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Neurologi

: Refleks fisiologis (+) normal


Refleks patologis (-)

7. Diagnosis Sementara : Asma Bronkial serangan sedang dengan Gravida (G1P0A0) 22


24 minggu
8. Penatalaksanaan:

O2 2 3 l/i

IVFD RL 20 gtt/menit

Combivent nebul 1x/8 jam

Inj Dexamethasone 1 ampul/8 jam

Ambroxol Syr 3 x CI

Rencana Cek DLHA dan Foto thorax

Konsul ke Dokter Spesialis Paru

Follow Up (29 Maret 2016)


S : Sesak (+), batuk (-)

O : Sens : CM
TD : 110/70 mmHg
HR : 96 x/i
RR : 26 x/i
Temp : 36C
Hasil Laboratorium : Hb: 13 gr%, Leukosit: 4.200/mm3,KGD adr: 145 mg/dL
A : Asma Bronkialeksaserbasi Akut dengan Gravida (G1P0A0) 22 24 minggu
P:

O2 2 3 l/i
-

IVFD RL 20 gtt/menit

Inj. Dexamethasone 1 ampul /24 jam


Azitromisin 1x500 mg
Salbutamol 3 x 2 mg
Combivent nebule 1x / 8 jam
Berotec inhaler

Follow Up (30 Maret 2016)


S : Sesak (+) berkurang, batuk (-)
O : Sens: CM
TD : 140 / 80 mmHg
HR : 96 x /
RR : 22 x / i,
T : 37 C
A : Asma Bronkial eksaserbasi Akut dengan Gravida (G2P1A0) 22 24 minggu
P:

- O2 2 3 l/i
-

IVFD RL 20 gtt/menit

Inj. Dexamethasone 1 ampul /24 jam


Azitromisin 1x500 mg
Salbutamol 3x2 mg
Combivent nebule 1x / 8 jam
Berotec inhaler

Follow Up (31 Maret 2016) PBJ


S : Sesak (-) batuk (-)
O : Sens: CM
TD : 110 / 60 mmHg

HR : 96 x /
RR : 22 x / i,
T : 36,4 C
A : Asma Bronkialeksaserbasi Akut dengan Gravida (G1P0A0) 22 24 minggu
P:

Obat PBJ
-

Azitromisin 1 x 500 mg
Metylprednisolon 2 x 4 mg
Salbutamol 3x 2 mg
Antasida syr 3 x CII
Berotec inhaler

Rangkuman Hasil Pembelajaran


1. Subyektif:
Pasien mengeluh sesak nafas dialami 1 hari ini secara tiba tiba setelah terpapar debu saat
menyapu karpet di rumahnya .Pasien juga mengeluhkan dadanya terasa berat dan sempit.
Batuk (+),dahak(-) . Sesuai dengan kepustakaan bahwa gejala klinis ini merupakan asma
dengan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batukbatuk terutama pada malam dan/atau dini hari akibat penyumbatan saluran napas dan
dicetuskan oleh alergen dan bersifat individual.
2. Objektif
Hasil anamnesis, pemeriksaan jasmani dan pemeriksaan laboratorium digunakan
menegakkan diagnosis asma.
Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan:
Anamnesis (sesak nafas dialami 1 hari ini secara tiba tiba setelah terpapar debu saat
menyapu karpet di rumahnya . Pasien juga mengeluhkan dadanya terasa berat dan
sempit. Batuk (+) ,dahak(-) ,tidak dijumpai demam dan keringat malam serta penurnan

berat badan)
Hasil pemeriksaan fisik dijumpai mengi/wheezing (+) di seluruh lapangan paru sebagai
tanda adanya penyempitan saluran nafas.

3. Assessment (Penalaran Klinis)


Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran napas yang ditandai dengan

gejala

episodik

berulang

berupa

mengi,

sesak

napas,

dada

terasa

berat dan batuk-batuk terutama pada malam dan/atau dini hari akibat penyumbatan saluran
napas.Inflamasi

terdapat

pada

berbagai

derajat asma baik pada asma intermiten maupun asma persisten. Episodik tersebut berkaitan
dengan

sumbatan

saluran

napas

yang

luas,

bervariasi

dan

seringkali

bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan.Resiko berkembangnya asma karena


adanya interaksi antara faktor penjamu dan faktor lingkungan. Faktor penjamu berupa
adanya genetik asma, hipersensitivitas bronkus, riwayat alergi, dll. Sedangkan pengaruh
lingkungan adalah adanya paparan terhadap alergen, infeksi pernapasan, asap rokok, dan
diet. Pada kehamilan, kebutuhan oksigen akan meningkat dan pada beberapa penelitian dapat
memperburuk munculnya serangan asma pada 1/3 kasus, atau asma dapat tidak akan
mengalami eksaserbasi pada 1/3 kasus dan sisanya akan stabil. Pada wanita yang mempunyai
riwayat asma sebelum kehamilan, sangat penting untuk mengelola asma saat sedang
mengandung karena serangan asma yang tidak terkontrol akan menyebabkan berbagai
gangguan kepada janin. Janin akan mengalami hipoksia karena kekurangan oksigen dan akan
muncul berbagai komplikasi lain seperti berat bayi lahir rendah, prematuritas, meningkatnya
insidensi operasi caesar dan kematian pada janin.
4. Plan
Diagnosis :
Asma didiagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari hasil
anamnesisi didapati keluhan dapat berupa sesak nafas, batuk berdahak, atau terasa seperti
ditimpa beban dan sifatnya episodik serta di picu oleh alergen tertentu dan bisa dipengaruhi
oleh adanya riwayat keluarga. Pada pemeriksaan fisik dijumpai mengi yang khas yang bisa
muncul saat akhir ekspirasi ataupun inspirasi dan ekspirasi dalam kasus yang berat. Asma
dapat didiagnosis banding dengan PPOK, bronchitis kronik, gagal jantung kongestif, emboli
paru, dll
Pengobatan :
Pengobatan

asma

memiliki

beberapa

tujuan

yaitu

menghilangkan

dan

mengendalikan gejala asma, mencegah munculnya eksaserbasi akut, meningkatkan dan

mempertahankan faal paru secara optimal, mengupayakan aktivitas normal, menghindari


efek samping obat, mencegah airflow limitation yang permanen dan mencegah kematian
pada asma (dalam kasus kehamilan meliputi kematian pada ibu dan bayi). Program
penatalaksaan asma meliputi 7 komponen yaitu : edukasi, menilai dan monitor berat asma
secara berkala, identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus, merencanakan dan
memberikan pengobatan jangka panjang, menetapkan pengobatan serangan akut, kontrol
secara teraatur dan pola hidup sehat. Untuk menetapkan pengobatan jangka panjang, perlu
diperhatikan 3 poin penting yaitu : medikasi (obat obatan), tahapan pengobatan, dan
penanganan asma mandiri (pelangi asma). Medikasi terdiri dari 2 yaitu controllers dan
relievers. Pengobatan asma biasa aman digunakan pada penderita asma yang sedang hamil
dan saat melahirkan. Tujuan pengobatan asma pada kehamilan adalah mengurangi angka
kekambuhan asma pada ibu hamil dan menjaga kesehatan bayi.
Pengobatan asma pada ibu hamil tidak perlu berbeda karena penggunaan steroid
aman pada ibu hamil dalam jangka waktu tertentu dan apabila di gunakansecara inhalan
maka keamanan sangat terjamin. Hanya saja pada penderita asma yang bergantung pada
steroid atau yang menggunakan steroid lebih dari 2 minggu sebelum persalinan dianjurkan
untuk menggunakan kortikosteroid intravenous selama persalinan dan 24 jam setelahnya
(hidrokortison 100mg/8 jam) untuk mencegah krisis adrenal.
Pendidikan :
Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarganya agar dapat mencegah terjadinya asma
berulang yang tidak terkontrol dan mengurangi paparan terhadap alergen
Konsultasi:
Pada kasus ini diperlukan konsultasi kepada dokter spesialis paru untuk penanganan asma
jangka panjang

Anda mungkin juga menyukai