CA Karan
CA Karan
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
b)
c)
d)
e)
f)
Pengolahan limbah
Limbah padat
Limbah padat yang antara lain berasal dari packing material bahan baku, dan debu
hasil produksi ditanggulangi dengan cara melakukan pembakaran di incenator, sementara
gas yang terbentuk dari pembakaran tersebut disalurkan melalui lime water filter.
Pengendalian
selanjutnya
dilakukan
dengan dust
collector,
deduster, dan cyclone dengan water jet.
2.
Limbah gas
Limbah gas yang berasal dari mesin-mesin penunjang seperti diesel dan boiler
ditangani dengan cara dibuang melalui cerobong asap yang mempunyai ketinggian yang
cukup, sehingga gas tersebut terencerkan oleh udara.
3.
Limbah laboratorium
Limbah cair
Limbah cair yang berasal dari pencucian peralatan, mesin tangki, dan lain-lain
ditanggulangi dengan peralatan waste water treatment plane. Sebelum limbah tersebut
mengalir ke sungai maka limbahn diproses terlebih dahulu pada peralatan tersebut melalui
proses equalisasi, netralisasi, presipitasi, sedimentasi, kolam aerob-fakultatif, bak kontrol,
tempat lumpur, dissolved air flotation dan filtrasi.
a. Equalisasi
Air limbah sebelumnya dilakukan penyaringan untuk menghilangkan bendabenda kasar dan minyak, kemudian diendapkan sebentar agar partikel-partikel awal yang
kasar tidak ikut pada proses selanjutnya tetapi untuk limbah yang berasal dari antibiotik
dilakukan proses penghilangan racun(detoksikasi). Penyaringan ini juga berguna untuk
menyaring kandungan lemak pada air limbah. Setelah itu barulah air limbah masuk pada
tangki ekualisasi, pada proses ini dilakukan pengadukan agar air limbah yang berasal dari
berbagai sumber tersebut menjadi sama (homogen).
b. Netralisasi
Setelah air limbah sudah homogen karakteristiknya maka dilakukan neutralisasi. Neutralisasi
bertujuan agar pH air limbah berada pada kondisi netral sehingga mudah untuk diolah. pH yang diinginkan
sekitar 6,5-8,5 agar pada saat proses aerobik pH tersebut optimal bagi mikroorganisme. Netralisasi diberikan
larutan kimia tergantung pH awal limbah, jika asam maka ditambahkan NaOH dan jika basa ditambah H2SO4.
Namun pada proses ini terbentuk endapan yang akan langsung dialirkan pada bak sludge untuk kemudian
dikelola lebih lanjut.
c.
Presipitasi
Air limbah kemudian masuk kedalam bak presipitasi. Pada bak ini air limbah diberikan
penambahan bahan kimia lime(kombinasi dari kalsium klorida, magnesium klorida, alumunium klorida, dan
garam-garam besi). Hal ini bertujuan untuk mengurangi bahan-bahan terlarut organik dan kandungan logam
berat seperti sulfat, flourida dan fosfat dengan cara mengendapkan limbah. Kemudian dilanjutkan pada bak
sedimentasi.
d.
Sedimentasi
Proses pengendapan limbah setelah melalui proses presipitasi. Air limbah didiamkan minimal
delapan jam agar limbah bnar-benar terpisah dari lumpurnya. Pengendapan limbah dengan penambahan
koagulan dan flokulan. Kemudian lumpur tersebut dialirkan ke bak sludge dan air limbah dialirkan lagi untuk
proses selanjutnya, yaitu aerob-fakultatif.
e.
Aerob-Fakultatif
Pada kolam ini dibuat dengan kedalaman dengan massa penahanan 20 hari atau lebih. Kolam ini
diberikan mikroorganisme untuk merombak limbah tersebut. Sumber oksigen berasal dari ganggang yang
berada diatas perairan . Proses ini digunakan juga sebagai stabilisasi.
f. Bak Kontrol
Pada bak kontrol ini berfungsi sebagai pengecekan kualitas limbah sebelum dibuang ke sungai.
Pengecekan limbah dimaksudkan agar limbah cair tersebut memenuhi baku mutu limbah cair kegiatan industri
farmasi. Jika belum memenuhi maka limbah dikembalikan kepada proses IPAL.
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI FARMASI
PARAMETER
BOD5
COD
PROSES PEMBUA
TSS
TOTAL-N
FENOL
pH
g.
Pengolahan lumpur
Lumpur yang berasal dari bak lumpur kemudian dilakukan dissolved air flotation ,tahapan ini
bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan diolah dengan cara meningkatkan kandungan padatan.
Kemudian selanjutnya lumpu tersebut melewati tahapan filtration yang bertujuan untuk menghilangkan atau
mengurangi kandungan air dan sekaligus mengurangi volume lumpur. Setelah itu lumpur tersebut dibakar pada
insinerator.
6.
a)
Minimalisasi Limbah
Untuk meminimalisasi limbah dapat dilakukan dengan cara mengurangi sumber penghasil limbah
(source
reduction)
dan
daur
ulang
(recycling
and
reuse).
Pengurangan Sumber Limbah Daur Ulang
Penggantian/substitusi bahan baku untuk mengurangi jumlah, volume dan toksisitas limbah
b)
Limbah yang dikeluarkan digunakan kembali (re-use), di daur ulang (recycling), atau diambil kembali
(recovery).
c)
Modifikasi proses, bertujuan untuk efisiensi proses yang potensial mengeluarkan limbah dan sekaligus
mengganti
dan
memutakhirkan
proses
yang
ramah
lingkungan
Dalam hal ini limbah dihilangkan cemarannya dan diperoleh bahan yang relatif berharga
d)
Good Operating Practices, dapat membantu mengurangi limbah dan kehilangan bahan yang tumpah, tercecer,
dan bocor. Meliputi materials handling, waste management and plan management.