Anda di halaman 1dari 3

Pengolahan Air Limbah

Sumber-sumber Limbah Industri Farmasi Formulasi


Limbah industri farmasi formulasi dapat dari berbagai sumber dari kegiatan tersebut dan terbagi
menjadi tiga jenis limbah, yaitu padat, cair dan gas. Adapun komponen-komponen limbahnya sebagai berikut :
a)

Produk yang gagal dan terbuang.

b)

Tumpahan bahan-bahan, baik bahan baku maupun bahan-bahan pembantu.

c)

Debu ( dari pencampuran dan pencetakan tablet)

d)

Air buangan dari pencucian peralatan dan sterilisasi

e)

Buangan dari laboratorium

f)

Air buangan dari toilet, WC dan kamar mandi.

g)

Bahan kemasan yang tak terpakai.

h)

Limbah dari laboratorium

Karakterisasi limbah industri farmasi formulasi


a)

Mengandung sisa pencucian

b)

peralatan seperti desinfektan,

c)

bahan sterilisasi dan deter-gen.

d)

Memiliki nilai BOD yang tinggi

e)

Mengandung antibiotik, dan bahan kimia lainnya.

f)

Memiliki kandungan padatan yang tinggi.

Pengolahan limbah

Demi menghindari pencemaran terhadap lingkungan, maka industri farmasi perlu


melakukan pengolahan terhadap limbah yang dihasilkannya mulai dari limbah padat, cair
dan gas. Cara pengendalian limbah-limbah tersebut adalah sebagai berikut:
1.

Limbah padat

Limbah padat yang antara lain berasal dari packing material bahan baku, dan debu
hasil produksi ditanggulangi dengan cara melakukan pembakaran di incenator, sementara
gas yang terbentuk dari pembakaran tersebut disalurkan melalui lime water filter.
Pengendalian
selanjutnya
dilakukan
dengan dust
collector,
deduster, dan cyclone dengan water jet.
2.

Limbah gas

Limbah gas yang berasal dari mesin-mesin penunjang seperti diesel dan boiler
ditangani dengan cara dibuang melalui cerobong asap yang mempunyai ketinggian yang
cukup, sehingga gas tersebut terencerkan oleh udara.
3.

Limbah laboratorium

Limbah laboratorium yang berasal dari suatu pemeriksaan dengan menggunakan


pereaksi yang mengandung logam berat ditanggulangi dengan melalui suatu proses
pengendapan sebagai sulfida dan kemudian endapan tersebut ditanam dalam bak beton.
Sedangkan cairan yang sudah bebas logam berat disalurkan ke dalam waste water
treatment sebelum dialirkan ke sungai.
4.

Limbah cair

Limbah cair yang berasal dari pencucian peralatan, mesin tangki, dan lain-lain
ditanggulangi dengan peralatan waste water treatment plane. Sebelum limbah tersebut

mengalir ke sungai maka limbahn diproses terlebih dahulu pada peralatan tersebut melalui
proses equalisasi, netralisasi, presipitasi, sedimentasi, kolam aerob-fakultatif, bak kontrol,
tempat lumpur, dissolved air flotation dan filtrasi.

a. Equalisasi
Air limbah sebelumnya dilakukan penyaringan untuk menghilangkan bendabenda kasar dan minyak, kemudian diendapkan sebentar agar partikel-partikel awal yang
kasar tidak ikut pada proses selanjutnya tetapi untuk limbah yang berasal dari antibiotik
dilakukan proses penghilangan racun(detoksikasi). Penyaringan ini juga berguna untuk
menyaring kandungan lemak pada air limbah. Setelah itu barulah air limbah masuk pada
tangki ekualisasi, pada proses ini dilakukan pengadukan agar air limbah yang berasal dari
berbagai sumber tersebut menjadi sama (homogen).

b. Netralisasi
Setelah air limbah sudah homogen karakteristiknya maka dilakukan neutralisasi. Neutralisasi
bertujuan agar pH air limbah berada pada kondisi netral sehingga mudah untuk diolah. pH yang diinginkan
sekitar 6,5-8,5 agar pada saat proses aerobik pH tersebut optimal bagi mikroorganisme. Netralisasi diberikan
larutan kimia tergantung pH awal limbah, jika asam maka ditambahkan NaOH dan jika basa ditambah H2SO4.
Namun pada proses ini terbentuk endapan yang akan langsung dialirkan pada bak sludge untuk kemudian
dikelola lebih lanjut.

c.

Presipitasi

Air limbah kemudian masuk kedalam bak presipitasi. Pada bak ini air limbah diberikan
penambahan bahan kimia lime(kombinasi dari kalsium klorida, magnesium klorida, alumunium klorida, dan
garam-garam besi). Hal ini bertujuan untuk mengurangi bahan-bahan terlarut organik dan kandungan logam
berat seperti sulfat, flourida dan fosfat dengan cara mengendapkan limbah. Kemudian dilanjutkan pada bak
sedimentasi.

d.

Sedimentasi

Proses pengendapan limbah setelah melalui proses presipitasi. Air limbah didiamkan minimal
delapan jam agar limbah bnar-benar terpisah dari lumpurnya. Pengendapan limbah dengan penambahan
koagulan dan flokulan. Kemudian lumpur tersebut dialirkan ke bak sludge dan air limbah dialirkan lagi untuk
proses selanjutnya, yaitu aerob-fakultatif.

e.

Aerob-Fakultatif

Pada kolam ini dibuat dengan kedalaman dengan massa penahanan 20 hari atau lebih. Kolam ini
diberikan mikroorganisme untuk merombak limbah tersebut. Sumber oksigen berasal dari ganggang yang
berada diatas perairan . Proses ini digunakan juga sebagai stabilisasi.

f. Bak Kontrol
Pada bak kontrol ini berfungsi sebagai pengecekan kualitas limbah sebelum dibuang ke sungai.
Pengecekan limbah dimaksudkan agar limbah cair tersebut memenuhi baku mutu limbah cair kegiatan industri
farmasi. Jika belum memenuhi maka limbah dikembalikan kepada proses IPAL.
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI FARMASI
PARAMETER

BOD5
COD

PROSES PEMBUA

TSS
TOTAL-N
FENOL
pH

g.

Pengolahan lumpur

Lumpur yang berasal dari bak lumpur kemudian dilakukan dissolved air flotation ,tahapan ini
bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan diolah dengan cara meningkatkan kandungan padatan.
Kemudian selanjutnya lumpu tersebut melewati tahapan filtration yang bertujuan untuk menghilangkan atau
mengurangi kandungan air dan sekaligus mengurangi volume lumpur. Setelah itu lumpur tersebut dibakar pada
insinerator.

5. Limbah Bahan berbahaya dan beracun (B3) Industri Farmasi


Selain limbah yang dapat diolah sebenarnya sebagian besar yang dihasilkan oleh kegiatan industri farmasi
merupakan limbah berbahaya dan beracun yang pelu dikelola lebih lanjut agar tidak membahayakan
lingkungan.
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B-3), adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau Konsentrasinya dan/atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup Manusia serta Makhluk Hidup lainnya
(PP no. 18 tahun 1999 tentang Limbah B 3). Adapun sumber sumber dari limbah B3 tersebut berasal dari sludge
IPAl, oli bekas, bahan baku kadaluwarsa, Pengolahan limbah tersebut awalnya dibakar pada rotarkiln
merupakan salah satu jenis incinerator. Setelah itu baru abu dari sisa pembakaran pada insinerator dibawa ke
suatu perusahaan pengolahan limbah B3 untuk kemudian dikelola melalui penimbunan atau landfill.

6.

a)

Minimalisasi Limbah

Untuk meminimalisasi limbah dapat dilakukan dengan cara mengurangi sumber penghasil limbah
(source
reduction)
dan
daur
ulang
(recycling
and
reuse).
Pengurangan Sumber Limbah Daur Ulang
Penggantian/substitusi bahan baku untuk mengurangi jumlah, volume dan toksisitas limbah

b)

Limbah yang dikeluarkan digunakan kembali (re-use), di daur ulang (recycling), atau diambil kembali
(recovery).

c)

Modifikasi proses, bertujuan untuk efisiensi proses yang potensial mengeluarkan limbah dan sekaligus
mengganti
dan
memutakhirkan
proses
yang
ramah
lingkungan
Dalam hal ini limbah dihilangkan cemarannya dan diperoleh bahan yang relatif berharga

d)

Good Operating Practices, dapat membantu mengurangi limbah dan kehilangan bahan yang tumpah, tercecer,
dan bocor. Meliputi materials handling, waste management and plan management.

Read more: http://reseptor09.blogspot.com/2012/04/makalah-pengolahan-air-untukfarmasi.html#ixzz3sbvyTb5Q

Anda mungkin juga menyukai